Professional Documents
Culture Documents
Taking Ownership
Taking Ownership
Disusun oleh:
1
A. PENDAHULUAN
Sebagai upaya menjaring profil sederhana yang menggambarkan aspek
sikap dan perilaku kepemimpinan (manajerial) peserta pelatihan khususnya Pelatihan
Kepemimpinan Pengawas (PKP) maka diperlukan pemetaan yang sifatnya praktis dan
mudah dipahami dalam operasionalnya. Adanya profil karakter kepemimpinan yang
ditujukan sebagai salah satu basis data dalam menetapkan pendekatan (intervensi)
pengembangan kompetensi, tentu harus tetap mengacu pada standar kompetensi yang
selaras dengan aspek-aspek kompetensi dalam proses pengembangan kompetensi.
Kompetensi-kompetensi yang terangkum dalam PermenPAN & RB No.38 Tahun
2017 dijadikan refrensi utama, disamping pengalaman mengenai aspek penilaian sikap
dan perilaku yang selama ini diterapkan proses pelatihan kepemimpinan. Terdapat 8
(delapan) kompetensi manajerial yang menjadi kompetensi generik PNS, yakni
integritas kerjasama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik,
pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan dan pengambilan keputusan.
Tiga kompetensi yang merepresentasikan aspek sikap dan perilaku peserta
pelatihan kepemimpinan yakni :
1. Integritas
Integritas adalah konsistensi berperilaku selaras dengan nilai, norma dan/atau
etika organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan manajemen, rekan kerja,
bawahan langsung, dan pemangku kepentingan, menciptakan budaya etika tinggi,
bertanggungjawab atas tindakan atau keputusan berisiko yang menyertainya.
Pendalaman terhadap 8 kompetensi lainnya serta aspek penilaian sikap dan
perilaku yang relevan dengan proses pelatihan maka didapatkan 6 aspek sub
komponen sebagai berikut :
a. Tanggung jawab
b. Komitmen
c. Kedisiplinan
d. Kejujuran
e. Konsistensi
f. Pengambilan keputusan dilematis
2. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan menjalin, membina, mempertahankan hubungan
kerja efektif, memiliki komitmen saling membantu dalam penyelesaian tugas dan
mengoptimalkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan strategis organisasi.
Didapatkan 5 sub komponen sebagai berikut :
a. Kerjasama internal
b. Kerjasama eksternal
c. Komunikasi
d. Fleksibilitas
e. Komitmen dalam tim
2
3. Mengelola perubahan
Mengelola perubahan adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan
situasi yang baru atau berubah dan tidak bergantung secara berlebihan pada
metode dan proses lama, mengambil tindakan untuk mendukung dan
melaksanakan inisiatif perubahan, memimpin usaha perubahan, mengambil
tanggung jawab pribadi untuk memastikan perubahan berhasil diimplementasikan
secara efektif.didapatkan 5 sub komponen sebagai berikut :
a. Orientasi pelayanan
b. Adaptabilitas
c. Pengembangan diri dan orang lain
d. Orientasi pada hasil
e. Inisiatif
3
C. TUGAS MENTOR/ATASAN LANGSUNG
Mentor/atasan langsung melakukan pembimbingan langsung dengan
peserta Diklat di tempat kerja. Dalam melaksanakan tugasnya selaku mentor, atasan
langsung:
1. Memberikan otorisasi kepada peserta untuk menyusun rencana aksi perubahan;
2. Mempelajari dan mendalami rencana aksi perubahan peserta diklat;
3. Memberi masukan penyempurnaan terhadap rencana aksi perubahan peserta
diklat;
4. Memastikan rencana perubahan tersebut membantu peningkatan pelayanan
organisasi;
5. Menjadi sumber inspirasi bagi peserta diklat;
6. Memonitor progres pelaksanaan tahap Taking Ownership;
7. Melakukan intervensi bisa peserta mengalami permasalahan dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan selama tahap Taking Ownership;
8. Menyetujui rencana aksi perubahan.
E. PENUTUP
Pemimpin perubahan perlu mengkomunikasikan rencana aksi perubahan
yang akan dilakukan kepada seluruh stakeholder agar mendapat dukungan optimal.
Tahap Taking Ownership ini merupakan tahap yang mewadahi peserta diklat
menerapkan salah satu dari kompetensi pemimpin perubahan. Untuk berhasil dalam
tahap ini, peserta dibantu oleh mentor/atasan langsung dan coach/pembimbing
4
KESEPAKATAN AREA PERUBAHAN
PESERTA DIKLAT PKP ANGKATAN XII
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, UPTD
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan tugas teknis Badan dalam bidang pelayanan pajak daerah;
b. Evaluasi tugas teknis Badan dalam bidang pelayanan pajak daerah;dan
c. Pelaporan hasil tugas teknis Badan dalam bidang pelayanan pajak
daerah.
5
e. Menyusun laporan kepegawaian, daftar urutan kepegawaian (DUK),
bahan pembuatan SKP setiap pegawai dan usulan kebutuhan pegawai,
kenaikan pangkat, gajih berkala, bahan pemberhentian, teguran
pelanggaran disiplin, pensiun dan surat cuti serta data pegawai yang
akan mengikuti diklat ke sub bagian umum dan kepegawaian pada
badan;
f. Melaksanakan kegiatan pembuatan daftar gaji dan membantu
melaksanakan penggajian;
g. Melaksanakan kegiatan penyiapan bahan dan penyusunan RKA/DPA;
h. Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
i. Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan lingkup UPTD;
j. Menganalisis dokumen-dokumen atau naskah dinas yang berhubungan
dengan urusan kedinasan;
k. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan lingkup UPTD;
l. Menyusun laporan tahunan lingkup UPTD;
m. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
dengan tugas dan fungsinya
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Tata Usaha
menyelenggaran fungsi:
a. Perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan administrasi UPTD sesuai dengan lingkup tugasnya;dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala UPTD terkait
dengan tugas dan fungsinya.
6
a
4. Latar Belakang
Pelayanan publik sudah menjadi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan
sosial di negara modern. Kebutuhan pelayanan publik akan melibatkan dua pemain,
yaitu negara sebagai penyedia pelayanan publik dan individu warga negara sebagai
penerima yang menikmati pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik
memberikan cerminan hubungan antara sebuah negara dengan warga negaranya.
Tuntutan publik pun akhirnya mewajibkan pemerintah untuk melakukan reformasi
pelayanan publik. Caranya dengan meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan
publik serta pemberian pelayanan secara komprehensif sehingga dapat memberikan
kepuasan terhadap semua pihak tanpa adanya diskriminasi. Dalam meningkatkan
mutu pelayanan publik, perlu melakukan usaha pengembangan yang berbasis
teknologi dan informasi ke dalam aspek pemerintahan. Salah satunya dengan
menghadirkan suatu alat yang biasa dikenal dengan istilah electronic government atau
biasa disingkat E-government.
7
sugih, Kepuh, Randakari, Tegal Ratu, Banjar Negara, dan Kubangsari. Dengan Jumlah
DHKP (daftar himpunan ketetapan dan pembayaran) di wilayah UPT II Kota Cilegon
sebanyak 50.163 Objek Pajak, dimana DHKP tersebut dibagi menjadi 5 bagian buku 1
Rp. 1 S/d Rp. 100.000, Buku 2 Rp. 100.001 S/d Rp. 500.000, Buku 3 Rp. 500.001 S/d
1.000.000, Buku 4 Rp. 1.000.001 S/d Rp. 5.000.000 dan Buku 5 Rp. 5.000.000 ≥
dengan nilai target PAD wilayah UPT 2 Kota Cilegon pada tahun 2023 sebesar Rp.
85.000.000.000 (Delapan Puluh Lima Milyar)
Kantor UPT wilayah II Kota Cilegon yang berlokasi di Jl. Buyut Arman
No.84 Rt001/001 Kel. Citangkil Kec. Citangkil berada di pusat Kota Cilegon.
Sehingga Jarak/jangkauan dan transportasi menjadi kendala besar dalam
keterjangkauan Wajib Pajak yang berada di wilayah Kecamatan Ciwandan.
Sedangkan akses internet sudah cukup memuaskan, dimana program pemerintah kota
cilegon menyelenggarakan akses bagi warga di tiap-tiap kelurahan terdapat 11 titik
akses point.
8
digital. Inovasi ini tentu sejalan dengan kebijakan E-government dan pelayanan publik
digital, sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pedoman Evaluasi
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Dimana dalam evaluasi RB terdapat delapan area
perubahan yang mewakili setiap program perubahan. Salah satu yang berkaitan SPBE
adalah Penataan Tatalaksana. Dalam tatalaksana, penerapan SPBE diharapkan dapat
meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
manajemen pemerintah untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat.
Walaupun inovasi ini masih bersifat sederhana namun tidak menutup kemungkinan
bahwa inovasi ini dapat dikembangkan menggunakan teknologi lebih maju.
9
BAB II
PROFIL KINERJA PELAYANAN
10
11. Melaksanakan kegiatan pelayanan validasi BPHTB dengan melakukan
pemeriksaan berkas permohonan dan pemeriksaan lapangan dan diteruskan
hingga proses Mutasi SPPT PBB-P2;
12. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Sruktur Organisasi
UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon
Tugas Pokok yang diamanatkan dalam Peraturan Wali Kota Cilegon Nomor 6
Tahun 2019 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi,
Uraian Tugas dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Badan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah tersebut diatas dijabarkan kedalam peta proses
bisnis/kegiatan utama UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon sebagai berikut :
1. kegiatan penyebaran SPPT PBB-P2 Pajak Bumi dan Bangungan Perdesaan dan
Perkotaan (PBB-P2);
2. kegiatan pelayanan Pemberian Informasi PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
3. kegiatan pelayanan pendaftaran Objek Pajak Baru PBB-P2 (Penerbitan
SKNJOP);
4. kegiatan pelayanan Mutasi objek/subjek PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
5. kegiatan pelayanan pembetulan PBB-P2 (Penerbitan SKNJOP);
6. kegiatan pelayanan dan melaksanakan pemeriksaan berkas permohonan dan
pemeriksaan lapangan terkait dengan permohonan salinan, permohonan
11
keberatan, permohonan penghapusan/pembatalan dan permohonan pengurangan
dan permohonan restitusi/kompensasi terkait PBB-P2
7. verifikasi piutang PBB-P2 (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
8. kegiatan pendataan dan pendaftaran Objek Pajak Baru (ekstensifikasi) Pajak
Daerah lainnya selain Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2) (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
9. kegiatan pelayanan validasi BPHTB dengan melakukan pemeriksaan berkas
permohonan dan pemeriksaan lapangan dan diteruskan hingga proses Mutasi
SPPT PBB-P2 (Nota Dinas ke Bidang Pajak);
10. Pengendalian Sistem Manajemen (Manajemen Internal, Manajemen Mutu,
Manajemen Perubahan)
12
e. Efisiensi anggaran dan rasionalisasi anggaran (anggaran yang minim atau
tidak memadai yang bersifat non generik berdampak kepada fasilitas
pelayanan yang tidak memadai contoh banyak BMD yang sudah tidak laiak
pakai bahkan rusak sperti pc 6 unit rusak, ac pada ruang pelayanan yang
sudah rusak sehingga masyarakat yang datang di ruang pelayanan kurang
nyaman dikarenakan suhu ruangan yang tidak memadai)
f. Minimnya pemanfaatan teknologi guna membantu kerja organisasi (tingkat
kinerja organisasi kurang optimal semua pelayanan masih berbasis
tradisional)
g. Waktu yang dibutuhkan untuk memproses permohonan terbilang lama
(kemampuan dari mulai inbound logistics sampai dengan outbond logistics
secara Peraruturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah terbilang
lama maksimal 3 (tiga) bulan)
h. Kurang optimalnya unit pelayanan konsultasi dalam memberikan layanan
informasi, pengaduan dan konsultasi (metode layanan informasi, pengaduan
dan konsultasi masih menggunakan metode konvensional yaitu layanan tatap
muka langsung)
i. Tidak adanya mesin antrian (kurangnya sarana dan prasarana pada mesin
antrian, lonjakan masyarakat yang datang ke kantor UPT pelayanan Pajak
Wilayah II Kota Cilegon pada saat mendekati jatuh tempo sangat padat
sehingga pernah terjadi keributan dikarenakan kelalaian petugas dalam
menyebutkan nomor antrian)
2. Eksternal
a. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat/ terhadap regulasi atau ketentuan-
ketentuan di bidang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
(PBB-P2) (karena tidak mendapat informasi, informasi yang disampaikan
tidak jelas atau sulit dipahami, ragam latar belakang tingkat pendidikan)
b. Ketidakpedulian masyarakat/ dalam mencari informasi terkait PBB-P2
(karena keterbatasan waktu, jarak tempuh dan biaya)
c. Ketidaktahuan Masyarakat/ tentang tata cara/prosedur dan persyaratan
pelayanan PBB-P2
13
d. Masih ada ketakutan atau ketidakpedulian masyarakat untuk melaporkan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh petugas lapangan.
Kondisi ideal dari pelaksanaan tugas dan fungsi UPT Pelayanan Pajak
Wilayah II Kota Cilegon adalah berjalannya proses pelayanan informasi, Konsultasi,
dan pengaduan masyarakat ditambah layanan lainnya yang menjadi tanggung jawab
UPT Pelayanan Pajak Wilayah II Kota Cilegon menjadi satu layanan berbasis digital
secara efektif dan efisien. Hal ini dapat terlaksana dengan perbaikan beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Masyarakat tahu dan paham tentang tata cara/prosedur dan persyaratan pelayanan
PBB-P2;
2. Unit pelayanan konsultasi dapat berfungsi optimal dalam memberikan layanan
informasi dan pengaduan serta layanan terkait penerbitan SKNJOP;
3. Masyarakat dapat berkontribusi dalam pemberantasan kejahatan Korupsi, Kolusi
dan Nepotismen di Bidang PBB-P2 dengan melaporkan pelanggaran hukum yang
terjadi disekitarnya tanpa khawatir identitas tersebar;
4. Diturutsertakan Pendidikan dan Pelatihan terkait PBB-P2 agar petugas pelayanan
memiliki kompetensi/pengetahuan terkait proses pendaftaran OP Baru, Mutasi
Objek/Subjek, dan Pembetulan;
5. Terakomodirnya anggaran, agar penunjang sarana dan prasarana memadai
sehingga akan tercapainya pelayanan publik yang prima;
6. Revisi Peraturan Walikota Cilegon Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Uraian Tugas, dan Tata Cara
Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah dikarenakan sudah tidak sesuai dengan nomenklatur baru yaitu Peraturan
Wali Kota Cilegon Nomor 26 Tahun 2022 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan,
Pendapatan dan Aset Daerah.
14
Dengan peningkatan pada keenam faktor diatas, tugas dan fungsi UPT
Pelayanan Pajak Daerah Wilayah II Kota Cilegon dapat berjalan lebih baik, efektif
dan efisien yang pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai
stakeholder.
BAB III
PROSES, STRATEGI, PERENCANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN, DAN TATA
KELOLA PENJAMINAN MUTU, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
15
pelayanan, pemberian informasi secara tatap muka, pembayaran PBB pada
teller BJB;
b. Memberikan tampilan Audio dan Visual daftar antrian pada monitor layanan/
TV LED;
c. Mendownload formulir peryaratan pada LINK yang sudah di siapkan;
d. Pemberian informasi persyaratan dalam bentuk teks;
e. Upload Dokumen Persyaratan oleh masyarakat;
f. Proses interaksi antara petugas dengan masyarakat;
g. Sistem Whatsapp dapat digunakan dengan mudah (user friendly)
h. Pemberian penjelasan dalam bentuk teks ataupun call center;
2. Akses mudah :
a. Melalui Komputer WA WEB maupun smartphone Whatsapp Android/IOS
b. Hampir seluruh masyarakat sudah tidak menggunakan pulsa dalam hal
komunikasi sudah beralih ke Whatsapp
c. Tidak memerlukan orang IT dalam hal settingan Auto Respond
WAKTU
OUTPUT
NO TAHAPAN TAHUN 2023
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
16
3 Rapat dengan Tim Efektif 1. Undangan rapat
2. Notulensi rapat
4 Pengumpulan data informasi terkait 1. Persyaratan dan formulir
persyaratan pelayanan permohonan, LSPOP dan
SPOP
2. Prosedur Pelayanan
5 Penyusunan daftar FAQ 1. Daftar FAQ dan Jawaban
2. Jangka Menengah
WAKTU
OUTPUT
NO TAHAPAN TAHUN 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
17
7 Sosialisasi dan Uji Coba (SIPENA) 1. Uji coba pemanfaatan
SIPENA (Sistem Informasi
dan Pendaftaran Nomor
Antrian) dalam Website
8 Penyempurnaan Layanan (SIPENA) 1. Menyempurnaan website
dari analisis masukan/saran
yang didapat) dalam
9 Launching Layanan SIPENA Layanan SIPENA dalam Website
18
berjalan sesuai dengan tujuan yang ditentukan. Perannya terhadap aksi perubahan
dapat digolongkan menjadi empat bagian yaitu, promoters, defenders, latents, dan
apathetics dengan uraian sebagai berikut :
1. Promoters merupakan stakeholder yang memiliki kepentingan besar terhadap
terlaksananya aksi perubahan sekaligus pengaruh kuat dalam menentukan
keberhasilan ataupun kegagalannya.
2. Defenders memiliki kepentingan yang besar, dapat menyuarakan dukungannya
dalam komunitas, namun kekuatannya kecil untuk mempengaruhi aksi perubahan.
3. Latents tidak memiliki kepentingan khusus (kepentingannya kecil) dalam aksi
perubahan, tetapi memiliki kekuatan besar untuk mempengaruhi aksi perubahan
jika mereka menjadi tertarik.
4. Apathetics memiliki kepentingan maupun pengaruh kecil terhadap pelaksanaan
aksi perubahan, bahkan mungkin tidak mengetahui adanya aksi perubahan.
Pengaruh Kepentingan
No Stakeholder Jenis
Besar Kecil Besar Kecil
1 Kepala Badan Pengelolaan Keuangan
√ √ Promoters
Pendapatan, dan Aset Daerah Kota Cilegon
19
9 Seluruh Kepala UPT Pelayanan Pajak Badan
Pengelolaan Keuangan Pendapatan, dan Aset √ √ Defender
Daerah Kota Cilegon
INFLUENCE
LATENS PROMOTER
Sekretaris BPKPAD Kepala BPKPAD
KABID PAJAK BPKPAD
Kepala UPT Wil II BPKPAD
INTEREST
APATHETICS DEFENDERS
20
menjadi salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan aksi perubahan. Tujuannya adalah
memperoleh dukungan dan kontribusi terhadap aksi perubahan. Strategi komunikasi
terkait aksi perubahan ini dapat dilihat pada table di bawah.
21
- Sosialisasi dan penjelasan yang reguler
Table 5. Identifikasi Stakeholder
Manajemen mutu adalah proses manajemen yang bertujuan menjaga mutu dari
suatu layanan. Dalam aksi perubahan ini mutu dari setiap proses/kegiatan harus dapat dijaga
atau dikendalikan demi tercapainya kepuasan dari semua pihak yang terlibat dalam suatu
proses/kegiatan. Pengendalian mutu dalam aksi perubahan ini dapat dilihat pada table di
bawah ini.
22
Metode
Tahapan Sasaran Output PIC
Pengendalian
Konsultasi Mentor Laporan Komunikasi Project leader
dengan Mentor mendukung aksi konsultasi
perubahan
Pembentukan Terbentuknya Surat Keputusan Melaksanakan, Project Leader
Tim Efektif Tim Efektif yang Tim Efektif mengawasi dan
solid otentifikasi
Rapat Tim Dihasilkannya Gambaran awal Mengawasi - Project leader
Efektif fitur aplikasi desain aplikasi tahapan - Tim efektif
yang akan dibuat monitoring
Pengumpulan Tersusunannya Data informasi Mengawasi - Project leader
data informasi data informasi tahapan - Tim efektif
yang akan monitoring
dimasukan pada
fitur media
Layanan SIPENA
Pembangunan Terbangunnya Layanan SIPENA Mengawasi, - Project leader
media Layanan media Layanan monitoring - Tim efektif
SIPENA SIPENA berkala
Sosialisasi dan Dikenalnya Peningkatan - Menyusun - Project leader
uji coba Layanan layanan SIPENA pengenalan kuisioner - Tim efektif
SIPENA di lingkungan Layanan SIPENA melalui
internal UPT google form
Pajak dan kepada - Menerima
sebagian feedback
stakeholders
eksternal
Penyempurnaan Perbaikan atas Layanan SIPENA - Monitoring - Project leader
layanan SIPENA kekurangan yang siap proses - Tim efektif
Layanan SIPENA digunakan
atas hasil
feedback
sosialisasi
Launching Peresmian Layanan SIPENA - Monitoring - Project leader
Layanan SIPENA layanan SIPENA diluncurkan proses - Tim efektif
secara resmi
Implementasi Layanan SIPENA Layanan SIPENA - Pemantauan - Project leader
layanan SIPENA diluncurkan dimanfaatkan oleh admin - Tim efektif
kepada pengguna oleh masyarakat - Feedback dari
pengguna
23