You are on page 1of 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Recky Febryansyah Herlambang

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 048302334

Tanggal Lahir : 09 Februari 2004

Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130 / Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI

Kode/Nama Program Studi : 311 / Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 71 / Surabaya

Hari/Tanggal UAS THE : Selasa / 27 Des 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Recky Febryansyah Herlambang


NIM : 048302334
Kode/Nama Mata Kuliah : ISIP4130 / Pengantar Ilmu Hukum/ PTHI
Fakultas : FHISIP
Program Studi : 311 / Ilmu Hukum
UPBJJ-UT : 71 / Surabaya

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
27 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Recky Febryansyah Herlambang


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Bagaimana analisis saudara terhadap RKUHP ini bila dikaitkan dengan Tujuan Hukum menurut
Lili Rasjidi
Jawaban :
RKUHP (Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) adalah rancangan undang-undang
yang kemudian disahkan oleh DPR menjadi KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana).
Tujuan hukum menurut Lili Rasjidi :
 Tujuan tradisional hukum untuk ketertiban dan keadilan
 Tujuan modern hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
Bila dikaitkan dengan RKUHP, maka tujuan hukum dapat terwujud dengan penerapan prinsip-
Prinsip dasar hukum pidana di RKUHP. Dalam hal ini RKUHP diharapkan dapat mewujudkan dan
Memberikan keadilan hukum bagi pelaku tindak pidana untuk memberikan sanksi yang sesuai
Serta melalui RKUHP diharapkan dapat menjamin hak dan kewajiban tiap orang yang tercantum
Dalam hukum pidana tanpa terkecuali.

2a. Bagaimana analisis Saudara mengenai keberlakuan Hukum Tertulis dan Hukum Tidak Tertulis
di Indonesia
Jawaban :
Hukum Tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundangan, yang
dimaksud dengan hukum tertulis dimana hukum tertulis dapat dibedakan menurut bentuknya yaitu
hukum tertulis yang dikodifikasikan seperti halnya hukum pidana, yang tercantum dalam Kitab
undang-undang pidana dan Kitab Undang-Undang Acara Pidana. Kitab Undang-Undang tersebut
diberlakukan diseluruh Indonesia yang artinya semua bentuk dari Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana mencakup luas dan wajib dipatuhi di seluruh wilayah Republik Indonesia. Hukum tertulis
yang tidak dikodifikasikan misalkan kitab undangundang Hukum Perdata, ini disebabkan adanya
sedikit perbedaan dimana bangsa Indonesia mempunyai beberapa pulau yang berbeda-beda adat
istiadatnya. Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan ini menimbulkan suatu konsepsi tersendiri,
dengan demikian timbulah peraturan tersendiri dari hukum tertulis, Munculnya beberapa agama di
Indonesia dalam · menangani hal perkawinan membuat beberapa keputusan yang tidak dapat
langsung dijalankan oleh semua kalan·gan, karena sumber dari pada hukum untuk mengatasi hal
yang menyangkut perkawinan tersebut tidak berdasarkan dari Kitab Undang-undang Hukum Perd
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Perdata. Hal ini timbul karena dari masyarakat yang beragama Islam mengikuti dasar hukum yang
ditetapkan oleh dasar dari hukum Islam tersebut. Sedangkan Hukum Tidak Tertulis Dimana hukum
tersebut tidak dicantumkan ke dalam suatu peraturan tertentu akan tetapi dilaksanakan oleh
sebagian masyarakat karena terdapat unsur kepercayaan yang mana berlandaskan pada moral
dari masing-masing orang. Masyarakat lebih mengenal pada hukum adat atau hukum kebiasaan,
hukum memang tidak ada dalam perundang-undangan tetapi masih diyakini oleh sebagian lapisan
masyarakat karena hukum tersebut berlandaskan pada norma-norma atau kaidah-kaidah di dalam
masyarakat. Mereka percaya pada hukum adat atau kebiasaan tersebut karena juga dapat
mengatur atau menjadi landasan bagi kehidupan mereka sehari-hari. Kepercayaan mereka
menimbulkan suatu tradisi dan sampai sekarang ini masih berlaku pada sebagian lapisan
masyarakat kita. Meskipun hukum kebiasaan tidak tercantum didalam peraturan tersendiri akan
tetapi pemerintah tetap menjalankan hukum tersebut karena dilihat secara tidak langsung
menimbulkan suatu kebudayaan yang tidak dapat dimiliki oleh negara lain, hal ini dibuktikan
dengan adanya berbagai persoalan atau masalah yang menyangkut tradisi atau budaya dari
daerah masing-masing dimana tradisi tersebut sangat berbeda-beda. Menurut saya, Hukum
Tertulis dan Hukum Tidak Tertulis yang sudah dibeberlakukan di Indonesia sama-sama pentingnya
dan telah menjadi bagian integral dalam sistem hukum indonesia.

2b. Bagaimana analisis Saudara tentang Pasal 5 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman.
Jawaban :
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman Pasal 5 ayat (1) menegaskan:
“Hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat.” Undang-undang tersebut memberikan arahan bahwa
hakim haruslah memahami nilai-nilai adat budaya yang ada dalam masyarakat agar mampu
memberikan putusan yang adil. Di indonesia yang terdiri dari beberapa ras, suku, adat, budaya
tentunya membuat hakim harus mempunyai pengetahuan yang luas. Sehingga nantinya hakim
dapat memberi putusan yang mengandung keadilan, kepastian dan kemanfaatan bagi masyarakat.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Bagaimana analisis Saudara tentang penerapan aliran Positivisme Hukum di Indonesia beserta
ciri-cirinya.
Jawaban :
Hukum positif dalam penerapan hukum di Indonesia sangat berkaitan dengan pandangan aliran
hukum positivisme yang mengedepankan pada prinsip hukum itu ada apabila di wujudkan dalam
undang-undang, hukum itu dibuat dalam oleh penguasa, dan selain itu hukum bersifat memaksa.
Dalam aliran hukum di Indonesia dimana positivisme yang memandang hukum dari sudut legal
atau perundang-undangan dianggap hanya menempatkan penegak hukum sebagai corong
undang-undang dengan kaca mata kudanya, atau bahkan ada yang menyimpulkan positivisme
hanya bertumpu pada ruang hampa kedap suara yang berwujud rumusan atau kata dalam undang-
undang. Ciri-ciri Positivisme Hukum Menurut HLA Hart :
 Hukum Merupakan perintah dari manusia
 Tidak ada hubungan mutlak/penting antara hukum di satu sisi dengan moral di pihak
lain,
atau antara hukum yang berlaku dengan hukum yang sesungguhnya.
Analisis terhadap konsepsi hukum dinilai penting untuk dilakukan dan harus dibedakan
dari studi yang historis maupun sosiologis, dan harus dibefakan pula dari penilaian yang
bersifat kritis.
 Pengertian bahwa sistem hukum merupakan sistem yang logis dan bersifat tertutup,
dan didalamnya keputusan-keputusan hukum yang tepat/benar biasanya dapat
diperoleh dengan alat-alat logika dari peraturan-peraturan hukum yang telah ditentukan
sebelumnya tanpa memperhatikan tujuan-tujuan sosial, politik, dan ukuran-ukuran
moral.
 Bahwa pertimbangan-pertimbangan moral tidak dapat dibuat atau dipertahankan sebagai
pernyataan kenyataan yang harus dibuktikkan dengan argumen rasional,
4. Berikanlah analisis Saudara mengenai perbedaan pengaturan pekerja outsourcing di dalam UU
Ketenagakerjaan dengan UU Cipta Kerja (Omnibuslaw).
Jawaban :
UU Cipta Kerja mengatur hak dan kewajiban perusahaan alih daya dengan pekerjanya. Intinya,
perusahaan alih daya bertanggung jawab penuh terhadap semua yang timbul akibat hubungan
kerja. Pelindungan buruh, upah, kesejahteraan, syarat kerja, dan perselisihan yang muncul
dilaksanakan sesuai peraturan dan menjadi tanggung jawab perusahaan alih daya. Berbagai hal itu
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Selain itu,
hubungan kerja antara perusahaan alih daya dengan buruh yang dipekerjakan didasarkan pada
PKWT atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT).

Sebelumnya, dalam UU Ketenagakerjaan mengatur batasan jenis kegiatan yang dapat dikerjakan
oleh buruh outsourcing. Misalnya, tidak boleh melaksanakan kegiatan pokok atau berhubungan
langsung dengan proses produksi; buruh outsourcing hanya mengerjakan kegiatan penunjang atau
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Tapi, dalam UU Cipta Kerja menghapus
batasan tersebut. Sekarang tidak ada lagi pembatasan kegiatan usaha utama dan penunjang.
Pekerja alih daya bisa dilibatkan untuk pekerjaan inti (utama) atau produksi perusahaan

You might also like