You are on page 1of 17

MAKALAH ETIKA PROFESI ARSITEK

DISUSUN OLEH:

NURUL AMRI YAQIN


(220211502016)
KELAS 02 (B)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang mana atas ridho dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah materi kuliah Etika Profesi yang berjudul “Etika Profesi Arsitek” dengan
tepat waktu. Makalah ini berisi uraian tentang bagaimana beretika dalam profesi.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen pengampu. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para
pembaca. Khususnya dalam hal manfaat pelaksanaan bimbingan kelompok sebagai upaya meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa. Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.techn. Andi Abidah, S.T., M.T, dan Bpk. Andi Muhammad Ichsan Djainuddin, S.T., M. Ars. selaku
dosen pengampu.

Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya sempurna. Maka dari itu saya terbuka
terhadap kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis
makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita dan para pembaca.

Makassar, 25 Agustus 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi
BAB I ........................................................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang ......................................................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................................................................5
C. Tujuan.......................................................................................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .....................................................................................................................................................................................6
A.Etika Profesi Arsitektur ..........................................................................................................................................................6
B. Nilai-Nilai Dalam Arsitektur ................................................................................................................................................8
C. Norma Dalam Arsitektur ....................................................................................................................................................11
D. Moral Dalam Arsitektur......................................................................................................................................................12
BAB III..................................................................................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN ..........................................................................................................................................................................15
B. DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia arsitektur, etika adalah pilar fundamental yang menjadi pondasi integritas dan
kualitas profesional. Etika tidak sekadar menjadi panduan dalam menghasilkan desain yang indah
dan fungsional, tetapi juga mendasari hubungan yang solid antara arsitek, klien, dan masyarakat.
Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai Etika Profesi Arsitektur, yang meliputi
konsep etika, nilai-nilai, norma, moral, tanggung jawab, hak, dan kewajiban yang relevan dalam
praktik arsitektur.
Etika, sebagai landasan moral dan perilaku dalam profesi arsitektur, membentuk struktur
prinsip-prinsip yang mengarahkan arsitek dalam mengambil keputusan dan bertindak. Hal ini tidak
hanya melibatkan pemahaman tentang apa yang benar dan salah, tetapi juga mencakup aspek-aspek
seperti kejujuran, integritas, dan rasa tanggung jawab terhadap dampak sosial dan lingkungan dari
karya arsitektur.
Dalam konteks arsitektur, nilai-nilai menjadi komponen penting yang memandu proses desain
dan konstruksi. Nilai estetika, yang melibatkan keindahan visual dan harmoni, berdampingan
dengan nilai fungsionalitas yang menjamin bahwa desain tidak hanya indah, tetapi juga memenuhi
kebutuhan praktis penggunanya. Selain itu, nilai keberlanjutan juga semakin menjadi fokus dalam
etika arsitektur, mengingat perlunya mempertimbangkan dampak lingkungan dalam setiap langkah
perancangan.
Norma-norma teknis menjadi fondasi bagi kualitas dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek
arsitektur. Norma ini mencakup standar mutu, keselamatan, dan kelayakan yang harus dipatuhi oleh
arsitek dalam setiap tahap pembangunan. Namun, etika tidak hanya berhubungan dengan aspek
teknis, tetapi juga berurusan dengan pertimbangan moral dalam mengambil keputusan desain. Hal
ini melibatkan pemikiran kritis tentang bagaimana desain akan berdampak pada penghuni,
lingkungan sekitar, serta konteks budaya dan sejarah.
Kewajiban moral dan tanggung jawab arsitek membentuk dasar dari hubungan profesional
yang saling menghormati antara arsitek, klien, dan masyarakat. Arsitek memiliki kewajiban untuk
melindungi kepentingan klien dengan menjaga kerahasiaan informasi dan mengutamakan
kebutuhan klien dalam setiap keputusan desain. Selain itu, arsitek juga memiliki tanggung jawab
terhadap masyarakat secara keseluruhan, dengan memastikan bahwa desain dan proyek yang
dihasilkan tidak hanya aman dan fungsional, tetapi juga memiliki dampak positif pada lingkungan
sekitar.
Hak dan kewajiban arsitek dalam konteks etika menggarisbawahi pentingnya rasa saling
menghormati dan bekerja sama dalam profesi ini. Hak atas karya dan ide desain perlu diakui dan
dihormati oleh semua pihak yang terlibat. Di sisi lain, arsitek juga memiliki kewajiban untuk
berkomunikasi dengan jelas kepada klien dan pihak terkait lainnya, serta mematuhi standar etika
dan norma profesi dalam setiap langkah pekerjaan

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini mencakup pertanyaan-pertanyaan esensial seperti bagaimana
etika mempengaruhi praktik arsitektur, apa konsep serta komponen etika dalam arsitektur, mengapa
etika memiliki peran sentral dalam menjaga integritas, kejujuran, dan hubungan profesional,
bagaimana nilai-nilai seperti estetika, fungsionalitas, keberlanjutan, dan nilai historis serta budaya
berperan dalam desain, bagaimana norma teknis dan moral berinteraksi dalam proses perancangan,
mengapa tanggung jawab moral terhadap klien, masyarakat, dan lingkungan menjadi krusial,
bagaimana keseimbangan antara hak dan kewajiban arsitek tercermin dalam etika, serta bagaimana
contoh kasus nyata menggambarkan dampak pentingnya etika dalam pengambilan keputusan
desain dan proyek arsitektur.

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai Etika
Profesi Arsitektur, termasuk konsep etika, nilai-nilai, norma, moral, tanggung jawab, hak, dan
kewajiban yang terkait. Melalui analisis yang komprehensif dan penggunaan contoh kasus nyata,
makalah ini bertujuan untuk mengilustrasikan bagaimana etika membentuk dasar integritas dan
kualitas dalam praktik arsitektur, serta bagaimana hal ini mempengaruhi hubungan antara arsitek,
klien, dan masyarakat secara keseluruhan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Etika Profesi Arsitektur


1. Pengertian Etika Profesi Arsitektur
Pengertian etika profesi arsitektur merujuk pada seperangkat prinsip, norma, dan nilai-nilai
moral yang mengatur perilaku dan tindakan para arsitek dalam konteks pekerjaan mereka. Etika
profesi arsitektur mencakup pedoman tentang apa yang dianggap benar dan salah dalam praktek
perancangan, pembangunan, dan interaksi dengan klien, masyarakat, dan lingkungan. Ini mencakup
tanggung jawab terhadap keselamatan publik, penghormatan terhadap nilai-nilai budaya, pemikiran
tentang dampak lingkungan, serta integritas dalam menjaga kepercayaan klien dan rekan seprofesi.
Etika arsitektur bukan hanya tentang memenuhi persyaratan teknis, tetapi juga mempertimbangkan
dampak sosial, lingkungan, dan moral dari keputusan dan tindakan arsitek dalam menjalankan tugas
profesional mereka.
Etika profesi adalah kesepakatan tentang prinsip akhlak dan tata laku yang mengacu pada
sistem nilai tertentu, dan meliputi standar tata laku perorangan maupun kelompok. Etika profesi
sangat penting bagi arsitek karena dapat membantu mereka dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab mereka dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa etika profesi penting bagi arsitek:
● Menjamin kualitas layanan: Etika profesi membantu arsitek dalam memastikan bahwa
mereka memberikan layanan yang berkualitas dan memenuhi standar tata laku yang berlaku.
Hal ini melibatkan memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan, dan lingkungan dalam
merancang dan membangun bangunan.
● Meningkatkan reputasi: Etika profesi membantu arsitek dalam meningkatkan reputasi
mereka sebagai profesional yang berkualitas dan dapat diandalkan. Dengan mematuhi kode
etik dan kaidah tata laku, arsitek menunjukkan bahwa mereka memiliki standar tinggi dalam
menjalankan tugas mereka.
● Membangun kepercayaan: Etika profesi membantu arsitek dalam membangun kepercayaan
antara arsitek dan klien, serta antara arsitek dan rekan kerja. Dengan mematuhi standar etika
yang tinggi, arsitek menunjukkan bahwa mereka dapat diandalkan dan dapat dipercaya
dalam menjalankan tugas mereka.
● Meningkatkan kolaborasi: Etika profesi membantu arsitek dalam meningkatkan kolaborasi
antara arsitek dan rekan kerja, serta antara arsitek dan klien. Dengan memperhatikan
kepentingan semua pihak yang terlibat, arsitek dapat membangun hubungan yang baik dan
saling menguntungkan.

2. Tujuan Etika Dalam Profesi Arsitektur


Tujuan etika dalam profesi arsitektur adalah untuk mengatur dan memandu perilaku arsitek
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka. Berikut adalah beberapa tujuan etika dalam
profesi arsitektur:
● Menjamin keahlian dan profesionalisme: Etika profesi arsitektur bertujuan untuk
memastikan bahwa arsitek memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka dengan kompeten dan profesional
● Melindungi kepentingan klien dan masyarakat: Etika profesi arsitektur bertujuan untuk
memastikan bahwa arsitek memprioritaskan kepentingan klien dan masyarakat dalam
merancang dan membangun bangunan. Hal ini melibatkan memperhatikan aspek
keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
● Mempromosikan integritas dan independensi: Etika profesi arsitektur bertujuan untuk
menjaga integritas dan independensi arsitek dalam menjalankan tugas mereka. Arsitek
diharapkan untuk tidak menerima suap atau hadiah yang dapat mempengaruhi keputusan
profesional mereka
● Menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual: Etika profesi arsitektur bertujuan untuk
memastikan bahwa arsitek menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual orang lain.
Mereka tidak boleh menjiplak atau meniru karya orang lain tanpa izin.
● Mencegah diskriminasi: Etika profesi arsitektur bertujuan untuk mencegah diskriminasi
dalam praktek arsitektur. Arsitek diharapkan untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap
siapapun dan memperhatikan kepentingan semua pihak yang terlibat.
Dengan mematuhi etika profesi arsitektur, arsitek dapat menjalankan tugas mereka dengan
integritas, profesionalisme, dan memperhatikan kepentingan klien dan masyarakat. Hal ini penting
untuk memastikan bahwa bangunan yang dirancang dan dibangun oleh arsitek memenuhi standar
kualitas dan tata laku yang berlaku.

3. Peran Etika Dalam Membangun Hubungan Profesional Yang Baik


Etika memainkan peran penting dalam membentuk hubungan profesional yang baik dalam
profesi arsitektur. Berikut adalah beberapa peran etika dalam membentuk hubungan profesional
yang baik:
● Membangun kepercayaan: Etika membantu membangun kepercayaan antara arsitek dan
klien, serta antara arsitek dan rekan kerja. Dengan mematuhi standar etika yang tinggi,
arsitek menunjukkan bahwa mereka dapat diandalkan dan dapat dipercaya dalam
menjalankan tugas mereka.
● Meningkatkan reputasi: Etika membantu meningkatkan reputasi arsitek sebagai profesional
yang berkualitas dan dapat diandalkan. Dengan mematuhi kode etik dan kaidah tata laku,
arsitek menunjukkan bahwa mereka memiliki standar tinggi dalam menjalankan tugas
mereka.
● Meningkatkan kolaborasi: Etika membantu meningkatkan kolaborasi antara arsitek dan
rekan kerja, serta antara arsitek dan klien. Dengan memperhatikan kepentingan semua pihak
yang terlibat, arsitek dapat membangun hubungan yang baik dan saling menguntungkan
● Meningkatkan kualitas layanan: Etika membantu meningkatkan kualitas layanan yang
diberikan oleh arsitek kepada klien. Dengan memperhatikan aspek keselamatan, kesehatan,
dan lingkungan, arsitek dapat memberikan layanan yang berkualitas dan memenuhi standar
tata laku yang berlaku.
Dalam profesi arsitektur, etika memainkan peran penting dalam membentuk hubungan
profesional yang baik antara arsitek, klien, dan rekan kerja. Dengan mematuhi standar etika yang
tinggi, arsitek dapat membangun kepercayaan, meningkatkan reputasi, meningkatkan kolaborasi,
dan meningkatkan kualitas layanan yang diberikan.
4. Mengapa Etika Sangat Relevan Dalam Dunia Arsitektur?
Etika memiliki peran sentral dalam dunia arsitektur karena tanggung jawab arsitek yang
merancang bangunan yang berdampak langsung pada kehidupan manusia. Ini tercermin dalam
beberapa alasan mendasar mengapa etika sangat relevan dalam praktik arsitektur. Pertama, arsitek
harus menghormati hak asasi manusia dengan memastikan bahwa desain bangunan memenuhi hak-
hak seperti privasi, keamanan, dan aksesibilitas. Selanjutnya, aspek lingkungan juga menjadi
prioritas, di mana arsitek perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari penggunaan energi
dan material yang ramah lingkungan. Selain itu, arsitek harus menghindari pelanggaran etika,
mengikuti standar moral dalam pekerjaan mereka, dan tidak melakukan tindakan merugikan
terhadap klien atau rekan sesama arsitek. Meningkatkan kualitas hidup melalui desain juga
merupakan aspek penting, termasuk kenyamanan, keamanan, dan aksesibilitas bagi penghuni
bangunan. Terakhir, dalam rangka meningkatkan keselamatan, arsitek perlu memperhitungkan
faktor keamanan struktural dan bencana alam dalam desain mereka.

Organisasi profesi arsitektur umumnya memiliki kode etik yang mengikat anggotanya untuk
memastikan kepatuhan terhadap standar moral dan etika. Kode etik ini berisi prinsip-prinsip yang
membimbing arsitek dalam menjalankan pekerjaan mereka dengan integritas. Dengan mematuhi
etika dalam praktiknya, arsitek tidak hanya menjaga reputasi profesi mereka, tetapi juga mendorong
perkembangan pembangunan yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan secara sosial,
lingkungan, dan moral.

B. Nilai-Nilai Dalam Arsitektur


Dalam konteks arsitektur, nilai-nilai memiliki peran penting sebagai pedoman yang
membimbing proses perancangan dan konstruksi. Nilai-nilai ini dapat membentuk karakteristik dan
ciri khas dari suatu bangunan atau karya arsitektur. Nilai-nilai ini juga dapat membantu arsitek dalam
merancang bangunan yang memenuhi standar tata laku dan etika profesi arsitektur.
1. Nilai Estetika
Estetika dalam arsitektur berkaitan dengan keindahan bentuk dan ruang yang terdapat pada
bangunan. Estetika didefinisikan sebagai keindahan visual, harmoni, dan ekspresi kreatif dalam
desain arsitektur. Nilai ini mencakup elemen seperti proporsi, simetri, dan penempatan elemen yang
memberikan daya tarik estetis. Berikut adalah beberapa nilai estetika dalam arsitektur:
● Kesatuan: Kesatuan merupakan tersusunnya beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang
utuh dan serasi.
● Keseimbangan: Keseimbangan merupakan penyeimbangan antara unsur-unsur yang ada
pada bangunan agar terlihat seimbang dan harmonis.
● Proporsi: Proporsi merupakan perbandingan antara ukuran dan bentuk dari setiap unsur
yang ada pada bangunan.
● Harmoni: Harmoni merupakan keselarasan antara unsur-unsur yang ada pada bangunan
sehingga terlihat serasi dan indah
● Simetri: Simetri merupakan kesamaan bentuk dan ukuran antara bagian kiri dan kanan, atas
dan bawah, atau depan dan belakang pada bangunan
● Kontras: Kontras merupakan perbedaan antara unsur-unsur yang ada pada bangunan, baik
dalam bentuk, warna, maupun tekstur.
Dalam arsitektur, nilai estetika sangat penting karena dapat mempengaruhi kesan visual dan
kesan estetika yang diberikan oleh bangunan. Dengan memperhatikan nilai estetika, arsitek dapat
merancang bangunan yang indah, seimbang, dan harmonis sehingga dapat memberikan pengalaman
visual yang menyenangkan bagi pengguna bangunan.

2. Nilai Fungsionalitas
Fungsionalitas arsitektur merujuk pada kemampuan bangunan untuk memenuhi kebutuhan dan
tujuannya. Fungsionalitas merupakan salah satu unsur penting dalam desain arsitektur modern, dan
sering menjadi titik pertikaian antara desainer dan klien atau antara arsitek itu sendiri. Fungsionalitas
arsitektur dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti fungsi pewadahan, modifikasi atau kontrol iklim,
dan fungsi bentuk arsitektur. Arsitektur vernakular, misalnya, didasarkan pada prinsip fungsionalitas
yang kuat, di mana bangunan-bangunan dirancang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
penghuninya, seperti perlindungan dari cuaca, keamanan, dan kenyamanan. Fungsionalitas
arsitektur juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, karena desainnya dapat
menyeimbangkan lingkungan di sekitar, termasuk pada alam, manusia, dan faktor sosialnya. Oleh
karena itu, fungsionalitas arsitektur memiliki nilai yang penting dalam menciptakan bangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan dan tujuannya, serta berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

3. Nilai Keberlanjutan
Arsitektur berkelanjutan adalah pendekatan dalam desain lingkungan binaan yang menggunakan
prinsip-prinsip ramah lingkungan untuk konservasi energi dan ekologi. Nilai keberlanjutan dalam
arsitektur berkelanjutan mencakup tiga aspek utama: lingkungan, ekonomi, dan sosial. Beberapa
nilai keberlanjutan yang penting dalam arsitektur berkelanjutan meliputi:
● Konservasi energi: Arsitek menggunakan teknik pasif dan aktif untuk mengurangi
kebutuhan energi bangunan dan meningkatkan kemampuan bangunan untuk menangkap
atau menghasilkan energi sendiri.
● Konservasi sumber daya: Arsitektur berkelanjutan memanfaatkan sumber daya lingkungan
lokal dan mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak terbarukan.
● Kualitas lingkungan: Arsitektur berkelanjutan memperhatikan dampak bangunan pada
lingkungan sekitar, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengelolaan limbah.
● Kesehatan dan kenyamanan: Arsitektur berkelanjutan menciptakan lingkungan yang sehat
dan nyaman bagi penghuninya, dengan memperhatikan pencahayaan alami, ventilasi yang
baik, dan penggunaan bahan yang tidak berbahaya.
● Estetika: Arsitektur berkelanjutan juga memperhatikan aspek estetika dalam desain
bangunan, dengan menggabungkan nilai-nilai keberlanjutan dengan keindahan visual.
Dalam arsitektur berkelanjutan, nilai-nilai keberlanjutan ini diintegrasikan dalam setiap tahap
desain, mulai dari perencanaan hingga pembangunan dan pemeliharaan bangunan. Tujuannya
adalah untuk menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, efisien secara energi, dan
berkelanjutan dalam jangka panjang.
Dalam upaya mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan, arsitektur
berkelanjutan mengikuti prinsip-prinsip yang memiliki tujuan ramah lingkungan. Pertama, efisiensi
energi diwujudkan melalui desain yang mengurangi kebutuhan energi dengan pemanfaatan
pencahayaan alami, isolasi termal optimal, dan penerapan sumber energi terbarukan. Penggunaan
bahan berkelanjutan menjadi prinsip kedua, di mana prioritas diberikan pada bahan ramah
lingkungan, seperti daur ulang, bahan terbarukan, dan bahan dengan dampak siklus hidup yang
rendah. Prinsip ketiga melibatkan pengelolaan limbah yang baik, dengan fokus pada pengurangan,
daur ulang, dan penanganan limbah konstruksi serta operasional secara aman dan berkelanjutan.
Desain yang menghargai lingkungan juga menjadi aspek penting, dengan memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya alam, seperti pencahayaan alami, ventilasi yang optimal, dan tata letak
yang mempertimbangkan aspek lingkungan. Kualitas udara dalam ruangan, pencahayaan alami, dan
pemilihan bahan yang aman mewujudkan prinsip keempat, menciptakan lingkungan sehat dan
nyaman bagi penghuni. Prinsip kelima, efisiensi penggunaan air, diwujudkan melalui desain yang
mengurangi konsumsi air, termasuk pengumpulan air hujan dan pengolahan air limbah yang cermat.
Prinsip terakhir adalah pertimbangan ekologi, dengan memperhatikan dampak bangunan terhadap
ekosistem sekitar melalui pelestarian habitat, penggunaan tanaman lokal, dan pengurangan polusi
cahaya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, arsitektur berkelanjutan memiliki potensi untuk
mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan secara signifikan, sekaligus
menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua pihak.
4. Nilai Historis & Budaya
Nilai historis dan budaya dalam arsitektur merujuk pada pentingnya menghormati warisan sejarah
dan budaya suatu tempat dalam proses perancangan dan pembangunan bangunan. Nilai ini
melibatkan pemahaman dan penghargaan terhadap konteks budaya, nilai-nilai tradisional, dan
sejarah suatu lokasi. Dalam konteks ini, beberapa aspek yang penting meliputi:
● Pemertahanan Warisan: Memahami dan mempertahankan elemen-elemen bersejarah dalam
desain. Ini bisa melibatkan restorasi bangunan-bangunan bersejarah, pemeliharaan ciri-ciri
budaya, atau integrasi elemen-elemen tradisional dalam desain modern.
● Adaptasi Konteks Budaya: Mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan budaya dalam desain. Ini
mencakup penggunaan bentuk, pola, dan bahan yang terkait dengan warisan budaya
setempat, sehingga menciptakan bangunan yang menerapkan identitas lokal.
● Penghargaan Terhadap Tradisi: Memahami makna simbolik dan spiritual dari elemen-
elemen arsitektur tradisional. Ini dapat mencakup penggunaan simbol-simbol budaya,
arsitektur yang menghormati ritus, atau bentuk-bentuk yang telah menjadi ciri khas suatu
daerah.
● Keseimbangan Antara Masa Lalu dan Masa Kini: Menggabungkan elemen tradisional
dengan inovasi kontemporer. Dengan menjaga keseimbangan ini, arsitektur tidak hanya
menghormati sejarah, tetapi juga mencerminkan perkembangan zaman.
● Ketahanan Budaya: Membangun sesuai dengan prinsip-prinsip budaya lokal yang memiliki
nilai ketahanan dan keterkaitan dengan lingkungan.
Pentingnya nilai historis dan budaya dalam arsitektur tidak hanya memperkaya estetika dan
identitas suatu tempat, tetapi juga memastikan bahwa desain memenuhi kebutuhan dan aspirasi
masyarakat yang hidup di dalamnya.

5. Bagaimana Nilai-nilai Ini Membentuk Dasar Desain Dan Pengambilan Keputusan Arsitek
Nilai-nilai yang mendasari etika dalam arsitektur memiliki peran penting dalam membentuk dasar
desain dan pengambilan keputusan arsitek. Nilai-nilai ini memberikan landasan moral dan filosofis
yang membimbing arsitek dalam menciptakan solusi yang memenuhi tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Berikut adalah bagaimana nilai-nilai tersebut membentuk dasar desain dan pengambilan
keputusan arsitek:
● Estetika: Nilai estetika menjadi dasar penting dalam desain arsitektur karena mencakup
aspek visual yang menarik dan memikat. Arsitek menggunakan prinsip-prinsip desain
seperti proporsi, simetri, ritme, dan harmoni untuk menciptakan bangunan yang indah dan
memuaskan secara visual. Estetika juga bisa mencerminkan karakteristik budaya lokal atau
inovasi kontemporer dalam desain, memberikan identitas yang unik pada bangunan
tersebut.
● Fungsionalitas: Nilai fungsionalitas menjadi panduan dalam menciptakan bangunan yang
memenuhi tujuan utamanya dengan efektif. Arsitek mempertimbangkan kebutuhan
pengguna bangunan, bagaimana ruang tersebut akan digunakan, serta bagaimana aliran dan
interaksi pengguna di dalamnya. Fungsionalitas mencakup efisiensi penggunaan ruang, tata
letak yang praktis, dan penempatan elemen-elemen yang mendukung aktivitas yang
diinginkan.
● Keberlanjutan: Nilai keberlanjutan semakin penting dalam era modern, di mana arsitek
harus mempertimbangkan dampak lingkungan dari desain mereka. Ini melibatkan
penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan, penghematan energi, manajemen air yang
efisien, dan penerapan teknologi terbarukan. Keberlanjutan juga bisa berarti
mempertimbangkan fleksibilitas dan daya tahan desain agar bangunan tetap relevan dalam
jangka panjang.
● Historis dan Budaya: Nilai-nilai historis dan budaya menghormati konteks sejarah dan
tradisi budaya suatu tempat. Arsitek dapat memasukkan elemen-elemen yang
mencerminkan nilai-nilai budaya lokal dalam desain mereka. Ini bisa berupa penggunaan
bahan tradisional, adaptasi bentuk-bentuk arsitektur tradisional, atau penghormatan
terhadap nilai-nilai sejarah suatu wilayah dalam bentuk desain yang kontemporer.
Dalam pengambilan keputusan, arsitek harus menimbangkan ketiga nilai-nilai tersebut secara
bersamaan. Mereka tidak hanya harus menghasilkan desain yang indah secara estetika, tetapi juga
berfungsi secara efektif untuk pengguna dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Pengintegrasian
nilai-nilai historis dan budaya membantu menghormati warisan lokal dan memberikan kedalaman
pada desain.
Dalam keseluruhan, nilai-nilai estetika, fungsionalitas, keberlanjutan, historis, dan budaya menjadi
panduan yang saling terkait dalam mengarahkan arsitek dalam proses desain dan pengambilan
keputusan. Penggabungan nilai-nilai ini memungkinkan penciptaan bangunan yang tidak hanya
indah dan fungsional, tetapi juga mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan, dan budaya yang
lebih luas
C. Norma Dalam Arsitektur
1. Pengertian Norma Dalam Arsitektur
Norma dalam arsitektur Merujuk pada standar atau aturan yang harus diikuti dalam desain dan
pembangunan bangunan. Norma ini mencakup aspek teknis, estetika, dan budaya. Beberapa contoh
norma di arsitektur yang diikuti secara umum adalah:
● Norma teknis: standar teknis yang harus dipenuhi dalam perancangan dan pembangunan
bangunan, seperti ketebalan dinding, kekuatan struktur, dan sistem instalasi.
● Norma estetika: aturan tentang penampilan visual bangunan, seperti proporsi, warna, dan
tekstur.
● Norma budaya: aturan tentang penggunaan bangunan yang sesuai dengan budaya dan adat
istiadat setempat, seperti penggunaan bahan bangunan tradisional dan penghormatan
terhadap lingkungan sekitar.
Norma dalam arsitektur penting untuk memastikan bahwa bangunan yang dibangun aman,
fungsional, dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta lingkungan sekitar. Norma ini juga
membantu mempertahankan identitas budaya dan estetika setempat dalam merancang bangunan.

2. Menggali Norma-norma Yang Mengatur Praktik Arsitektur Dalam Hal Keamanan, Kesehatan,
Dan Kesejahteraan Masyarakat
Terdapat beberapa norma dan peraturan yang mengatur praktik arsitektur dalam hal keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Berikut beberapa hasil pencarian yang relevan:
● Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek : Undang-undang ini
bertujuan untuk memajukan praktik arsitektur yang handal dan profesional yang dapat
meningkatkan nilai tambah, kegunaan, dan mutu estetika bangunan.
● Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 : Peraturan ini menekankan pentingnya pemenuhan
norma, standar, prosedur, dan kriteria terkait kesehatan, termasuk kesejahteraan kelompok rentan
sosial dan kesehatan reproduksi.
● Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Konstruksi Berkelanjutan :
Peraturan ini memberikan pedoman teknis untuk menjamin keselamatan, kesehatan, dan
kesejahteraan pekerja di industri konstruksi, serta kelestarian lingkungan.
● Review dan Reformulasi Sistem Kesehatan Nasional Indonesia : Dokumen ini menguraikan
kebijakan reformasi sistem kesehatan nasional Indonesia, yang mencakup peningkatan ketahanan
dan ketahanan kesehatan, menjamin akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, dan mendorong
gaya hidup sehat.
● Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar :
Program akademik bagi mahasiswa arsitektur ini mencakup kompetensi terkait pemahaman prinsip
pengendalian lingkungan, sistem selubung bangunan, dan sistem pelayanan bangunan
Norma dan peraturan ini bertujuan untuk memastikan bahwa praktik arsitektur di Indonesia
mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

3. Pentingnya Pemahaman Dan penegakan Norma-norma Ini Dalam Proyek Arsitektur


Pemahaman dan penegakan norma-norma dalam proyek arsitektur memiliki peran krusial dalam menjaga
integritas, keselamatan, dan kualitas bangunan yang dibangun. Berikut adalah beberapa alasan mengapa hal
ini sangat penting:
● Integritas Profesional: Norma-norma arsitektur menetapkan standar etika dan moral yang harus
diikuti oleh para arsitek. Memahami dan mematuhi norma-norma ini menjaga integritas profesi
arsitek dan membantu mencegah tindakan yang tidak etis, seperti plagiarisme, pelanggaran hak cipta,
atau konflik kepentingan. Hal ini membantu membangun kepercayaan klien dan masyarakat
terhadap para arsitek.
● Kualitas dan Keamanan Bangunan: Norma-norma teknis dan konstruksi dalam arsitektur bertujuan
untuk memastikan kualitas dan keamanan bangunan. Pemahaman yang mendalam tentang norma-
norma ini membantu arsitek merancang bangunan yang tahan lama, fungsional, dan aman bagi
pengguna. Penegakan norma-norma ini juga mengurangi risiko cacat struktural atau bahaya yang
dapat timbul akibat kelalaian dalam desain.
● Kepatuhan Regulasi: Norma-norma arsitektur sering kali berhubungan dengan peraturan
pemerintah dan regulasi lokal terkait pembangunan. Memahami dan mematuhi regulasi ini
membantu arsitek menghindari pelanggaran hukum yang dapat berakibat pada konsekuensi serius,
seperti denda atau pembatalan proyek. Selain itu, kepatuhan terhadap regulasi juga memastikan
bahwa bangunan memenuhi standar keselamatan dan kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah.
● Perlindungan Masyarakat: Penegakan norma-norma arsitektur berkontribusi pada perlindungan
masyarakat secara umum. Dengan memastikan bahwa bangunan memenuhi standar keamanan dan
aksesibilitas, arsitek ikut berperan dalam mencegah risiko kecelakaan atau bahaya bagi penghuni dan
pengguna bangunan.
● Reputasi Profesi: Penegakan norma-norma arsitektur membantu menjaga reputasi profesi arsitek
secara keseluruhan. Bangunan yang dirancang sesuai dengan norma-norma yang berlaku akan
mencerminkan profesionalisme dan komitmen arsitek terhadap kualitas dan tanggung jawab.
Dengan memahami dan menerapkan norma-norma arsitektur, para profesional tidak hanya menghormati
kode etik profesi mereka, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang aman, berkelanjutan,
dan berkualitas. Pemahaman yang baik tentang norma-norma ini membantu arsitek membuat keputusan
yang tepat dalam setiap tahap proyek, dari perencanaan hingga konstruksi, sehingga menghasilkan hasil yang
memuaskan bagi semua pihak yang terlibat.

D. Moral Dalam Arsitektur


1. Pengertian Moral Dalam Arsitektur
Moral dalam arsitektur merujuk pada pertimbangan etika dan nilai-nilai moral yang mempengaruhi
pengambilan keputusan arsitek dalam merancang dan membangun bangunan. Nilai-nilai moral ini
mencakup pertimbangan terhadap aspek sosial, budaya, lingkungan, dan kemanusiaan dalam desain
dan pembangunan. Berikut adalah beberapa aspek tentang bagaimana moral memainkan peran
penting dalam arsitektur:
● Pertimbangan Sosial: Moral dalam arsitektur melibatkan memahami bagaimana desain dan
bangunan akan berinteraksi dengan masyarakat. Ini termasuk pertimbangan seperti inklusi
sosial, aksesibilitas bagi semua orang, dan dampak bangunan terhadap komunitas di
sekitarnya. Arsitek yang mempertimbangkan faktor sosial dalam desainnya berkontribusi
pada pembangunan yang berkelanjutan secara sosial.
● Tanggung Jawab Lingkungan: Moral dalam arsitektur mengharuskan arsitek
mempertimbangkan dampak lingkungan dari desain mereka. Ini mencakup pemilihan
bahan yang ramah lingkungan, perencanaan penggunaan energi yang efisien, dan
manajemen limbah konstruksi. Arsitek yang memprioritaskan keberlanjutan lingkungan
dalam desainnya membantu melindungi planet dan mewujudkan tanggung jawab terhadap
alam.
● Penghargaan Budaya dan Identitas: Moral dalam arsitektur juga mencakup penghargaan
terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah suatu tempat. Arsitek harus mempertimbangkan cara
untuk menghormati identitas budaya lokal dan menerjemahkan nilai-nilai ini dalam desain
bangunan. Ini membantu mencegah homogenisasi arsitektur global dan memelihara
keragaman budaya.
● Keberlanjutan dan Dampak Jangka Panjang: Moral dalam arsitektur mendorong arsitek
untuk melihat dampak jangka panjang dari desain dan pembangunan. Mereka harus
mempertimbangkan bagaimana bangunan akan berfungsi dalam jangka waktu yang
panjang, memenuhi kebutuhan masa depan, dan tidak memberikan dampak negatif yang
tidak terduga.
● Kualitas Hidup dan Kemanusiaan: Moral dalam arsitektur melibatkan kepentingan pada
kualitas hidup manusia. Arsitek harus mempertimbangkan kenyamanan, keselamatan, dan
kesejahteraan penghuni bangunan dalam desainnya. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti
pencahayaan alami, ventilasi yang baik, dan penciptaan ruang yang mendukung
kesejahteraan.
Dalam esensi, moral dalam arsitektur melibatkan mempertimbangkan dampak sosial, lingkungan,
budaya, dan kemanusiaan dalam setiap keputusan desain yang diambil. Arsitek yang mempraktikkan
moral dalam kerjanya berkontribusi pada pembangunan yang lebih berwawasan, berkelanjutan, dan
beretika.

2. Membahas Dimensi Moral Dalam Desain Yang Melibatkan Pertimbangan Sosial, Budaya,
Dan Lingkungan
Dalam dunia desain, khususnya dalam konteks yang melibatkan pertimbangan sosial, budaya,
dan lingkungan, dimensi moral menjadi unsur penting yang harus dipertimbangkan. Lima dimensi
moral yang muncul di era informasi, dihubungkan oleh sistem informasi, mencakup hak dan
kewajiban informasi, kepemilikan hak dan kewajiban, integritas sistem, sistem politik, dan hak cipta.
Dimensi-dimensi ini memainkan peran dalam membimbing praktik desain yang beretika dan
mempertimbangkan implikasi etis yang berkaitan dengan informasi, kepemilikan, dan interaksi
sistem.
Di sisi lain, pertimbangan lingkungan dalam desain arsitektur telah menjadi topik penting yang
semakin mendapat perhatian dalam beberapa dekade terakhir. Mengintegrasi aspek-aspek
lingkungan ke dalam setiap tahap proses desain dan konstruksi bangunan memastikan bahwa
dampak lingkungan dipertimbangkan secara holistik. Ini mencakup penggunaan bahan ramah
lingkungan, desain yang memaksimalkan penggunaan sumber daya alami seperti cahaya dan
ventilasi, serta meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem lokal.
Tidak hanya dalam arsitektur, tetapi juga dalam desain grafis, pertimbangan moral dan etika
memainkan peran penting. Misalnya, dalam pemilihan warna yang tepat, desainer perlu
mempertimbangkan bagaimana warna tersebut bisa memengaruhi emosi dan persepsi audiens.
Selain itu, mengikuti tren desain dan mempertimbangkan perbedaan budaya dalam memilih warna
juga merupakan pertimbangan etis yang penting dalam memastikan pesan yang disampaikan melalui
desain tidak disalahartikan.
Dalam semua aspek desain, kesadaran terhadap dimensi moral dan etika merupakan langkah
penting dalam menciptakan solusi yang lebih berkelanjutan, bermakna, dan sesuai dengan nilai-nilai
sosial dan budaya yang dijunjung tinggi.

3. Bagaimana Arsitek Harus Mengambil Tanggung Jawab Moral Terhadap Dampak Proyek
Terhadap Masyarakat?
Arsitek memiliki tanggung jawab moral terhadap dampak proyek terhadap masyarakat. Berikut
adalah beberapa cara mana arsitek dapat mengambil tanggung jawab moral terhadap dampak
proyek terhadap masyarakat:
● Integritas dan Objektivitas : Arsitek harus menjaga dan memperluas kepercayaan
masyarakat umum dengan menunjukkan tanggung jawab mereka.
● Kepentingan Masyarakat : Arsitek memiliki kewajiban untuk mendalami hukum dan
peraturan terkait serta mendahulukan kepentingan masyarakat umum.
● Pelayanan untuk Kepentingan Masyarakat Umum : Arsitek sebaiknya terlibat dalam
berbagai kegiatan masyarakat sebagai bentuk pengabdian profesinya, terutama dalam
membangun pemahaman masyarakat tentang arsitektur, fungsi, dan tanggung jawab arsitek.
● Moralitas Seumur Hidup : Seorang arsitek juga memiliki tanggung jawab moral seumur
hidup terhadap karya-karyanya.
● Menjaga Moral : moral sebagai seorang arsitek agar tetap diakui oleh masyarakat adalah
bagian dari etika yang harus dipertahankan
Dengan mengambil tanggung jawab moral ini, arsitek dapat memastikan bahwa proyek-proyek
mereka memberikan dampak positif bagi masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.

4. Tanggung Jawab Profesional Arsitek


Tanggung jawab profesional arsitek sangat penting dalam memastikan keselamatan, kualitas, dan
kepuasan klien dalam proyek konstruksi. Mereka juga berperan dalam bentuk kepatuhan terhadap
peraturan dan regulasi yang bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat.

 Tanggung jawab profesional arsitek adalah kewajiban dan komitmen arsitek dalam
melaksanakan tugas-tugasnya secara profesional. Tanggung jawab ini meliputi berbagai
aspek, termasuk keahlian teknis, etika profesi, dan keterlibatan dalam proyek konstruksi.

 Keahlian teknis: Arsitek bertanggung jawab untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan dalam memahami dan merencanakan ruang serta bangunan. Mereka harus
memahami peraturan dan standar yang berlaku sehubungan dengan desain bangunan dan
keamanan. Arsitek juga harus dapat mengelola proyek secara tepat waktu dan
mengendalikan kualitas pekerjaan.

 Etika profesi: Arsitek memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan meningkatkan integritas
profesi mereka. Mereka harus bertindak dengan jujur, adil, dan profesional dalam hubungan
bisnis dan komunikasi dengan klien, mitra proyek, pekerja, dan masyarakat umum. Arsitek
harus mengutamakan kepentingan klien dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan
oleh klien.

 Keterlibatan dalam proyek konstruksi: Arsitek bertanggung jawab untuk bekerja sama
dengan klien dalam merencanakan dan merancang bangunan yang memenuhi kebutuhan
dan keinginan mereka. Mereka harus memberikan layanan konsultasi yang berkualitas
kepada klien dan melibatkan mereka dalam setiap tahap proses desain. Arsitek juga
bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan persyaratan
hukum yang ada.

Selain itu, arsitek juga memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan. Mereka harus
mempertimbangkan aspek lingkungan dalam desain bangunan dan mendorong praktik kelestarian
lingkungan seperti penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan pemanfaatan energi
terbarukan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Etika profesi arsitektur adalah bahwa profesional arsitektur harus mengikuti prinsip-prinsip moral dan
etika dalam menjalankan tugas mereka. Mereka harus bertanggung jawab atas hasil karya mereka,
memprioritaskan kepentingan masyarakat dan lingkungan, serta menghargai hak-hak dan kebutuhan klien
mereka. Selain itu, mereka juga harus menjaga integritas dan profesionalisme dalam semua aspek
pekerjaan mereka. Etika merupakan landasan untuk memastikan bahwa arsitek melakukan pekerjaan
mereka dengan kejujuran, kecerdasan, dan integritas.
B. DAFTAR PUSTAKA

https://prezi.com/fu8f-mxidbn3/etika-profesi-arsitektur/?fallback=1

http://www.iaibali.org/assets/content_upload/files/kode%20etik.pdf

https://id.scribd.com/doc/311132324/ETIKA-PROFESI-ARSITEKTUR

http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/anala/article/view/1050

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/article/download/3461/2617

http://e-journal.uajy.ac.id/16293/4/TA153463.pdf

https://www.academia.edu/6497440/IDENTIFIKASI_ASPEK_SIMBOL_DAN_NORMA_KULTUR
AL_PADA_ARSITEKTUR_RUMAH_TRADISIONAL_DI_MINAHASA

http://sipil.ft.unm.ac.id/profil/kompetensi-lulusan/cpl-arsi/

http://repository.uin-
malang.ac.id/5549/1/Pembelajaran%20Moral%20dan%20Desain%20Pembelajaran%20Moral.pdf

You might also like