You are on page 1of 18

Analisa bhan ajar profesi

KB1

5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.


1. Kompetensi, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
dan telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif,
afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Fachrudin, 2011: 30). Sementara itu, Finch dan
Crunkilton dalam Fachrudin (2011: 31) menjelaskan, bahwa kompetensi adalah penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
2. Profesional. Kata ini menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi,
misalnya ”Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaannya
yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, profesional dikontraskan dengan ”non-
profesional” atau ”amatir”. Suatu pekerjaan profesional memerlukan persyaratan khusus, yaitu
menuntut adanya keterampilan berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam,
menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya, menuntut
adanya tingkat pendidikan yang memadai, adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari
pekerjaan yang dilaksanakannya,dan memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika
kehidupan (Ali, 1985).
3. Pengelolaan Pembelajaran, yaitu suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
4. Kompetensi Guru, yaitu kemampuan seorang guru untuk melakukan tugas dan kewajibannya
dengan layak dan bertanggung jawab. Atau bisa diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap,
atau kemampuan yang memungkinkan bagi guru untuk secara efektif melakukan fungsi beberapa
standar.  Dengan demikian, kompetensi dapat dimaknai kumpulan pengetahuan, perilaku, dan
ketrampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan
5. Kompetensi Profesional Guru, yaitu seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Atau bisa diartikan
"kemampuan penguasaan materi pelajaran secara mendalam dan luas” (Undang - Undang Guru dan
Dosen, 2005). Untuk menerapkan kompetensi ini ke dalam pembelajaran, ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru menurut Janawi (2012), yaitu:
1. Memahami tujuan pelajaran; 2. Mengenali karakteristik peserta didik; 3. Membuat tujuan
pengajaran;  4. Mengenali subyek dan isi setiap materi; 5. Mengembangkan alat ukur awal; 6.
Menyaring kegiatan-kegiatan belajar beserta sumber-sumbernya.; 7. Mengerahkan layanan-layanan
yang mampu mendukung (dana, alat, jadwal), dan mengembangkan alat evaluasi belajar. 
Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.
Menjadi guru hendaknya dapat dipahami tidak sekedar sebagai sebuah profesi/pekerjaan, namun
juga sebagai wujud pengabdian (ibadah). Ketika pelaksanaan ibadah menuntut adanya pemenuhan
syarat & rukun agar menjadi sempurna, maka demikianlah semestinya proses pendidikan
dilaksanakan. 
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat
menjadi guru profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mengaktualisasikan diri
sesuai dengan kemampuan dan kaidah-kaidah profesional. Mengomentari rendahnya kualitas
pendidikan saat ini, merupakan indikasi perlunya keberadaan guru profesional. Untuk itu guru
diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi  guru harus memiliki interest yang
kuat untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah profesionalisme guru yang
dipersyaratkan. Suatu lembaga pendidikan tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa guru yang
cakap dan profesional. Sebagai pelaksana dan pengembang program kegiatan pembelajaran, guru
secara implisit telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul dipundak orang tua. Oleh karena itu, guru harus senantiasa berkembang dan
menyempurnakan penguasaan terhadap berbagai kompetensi keguruannya sehingga dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
Kelebihan/kekurangan terkait dengan penjelasan materi
Penjelasan materi bagus, diperkuat dengan data dan dalil, sangat informatif, dan kaya referensi,
mampu memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang guru yang
profesional.
Kaitan materi dengan nilai moderasi beragama
Guru (khususnya guru agama) mempunyai peran penting dalam mengarahkan dan menanamkan nilai
moderasi beragama di sekolah, sebab guru agama berperan untuk memberikan pengetahuan,
pemahaman, dan pengertian yang luas tentang Islam yang damai, Islam rahmatan lil alamin, yang
dapat menghargai perbedaan, menghormati keyakinan masing-masing, dan menjunjung tinggi
tenggang rasa. Dengan didukung kompetensi-kompetensi yang dimiliknya, guru agama diharapkan
bisa menggunakan peran strategisnya untuk membina aktivitas keagamaan dan menguatkan
moderasi beragama bagi peserta didik. 

KB2
5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.
1. Abad ke-21, dinilai sebagai abad yang sangat berbeda dengan abad-abad sebelumnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang luar biasa disegala bidang.pada abad ini, terutama bidang
Information and Communication Technology (ICT) yang serba canggih (sophisticated) membuat dunia
ini semakin sempit, karena kecanggihan teknologi ICT ini beragam informasi dari berbagai sudut
dunia mampu diakses dengan instant dan cepat oleh siapapun dan dari manapun, komunikasi
antar personal dapat dilakukan dengan mudah, murah kapan saja dan di mana saja. Perubahan-
perubahan tersebut semakin terasa, termasuk di dalamnya pada dunia pendidikan.
2. Tujuh tantangan guru di abad 21, yaitu :
a. Teaching in multicultural society, mengajar di masyarakat yang memiliki beragam budaya dengan
kompetensi multi bahasa.
b. Teaching for the construction of meaning, mengajar untuk mengkonstruksi makna (konsep).
c. Teaching for active learning, mengajar untuk pembelajaran aktif. 
d. Teaching and technology, mengajar dan teknologi.
e. Teaching with new view about abilities, mengajar dengan pandangan baru mengenai kemampuan.
f. Teaching and choice, mengajar dan pilihan.
g. Teaching and accountability, mengajar dan akuntabilitas.
3. Hard skill dan soft skill. Hard skill adalah kemampuan yang spesifik, yaitu kemampuan yang
dapat dipelajari, dan diperoleh dan ditingkatkan melalui latihan, pengulangan, dan pendidikan. Contoh
hard skills yang dibutuhkan banyak orang adalah keterampilan teknis, keterampilan berbahasa asing,
keterampilan manajemen, keterampilan analisis data, dan masih banyak lagi. Sementara soft
skill sifatnya lebih general. Maksudnya, soft skill adalah kemampuan yang dibutuhkan oleh pekerjaan
apapun. Misalnya, komunikasi, manajemen waktu, motivasi, kecerdasan emosional, dan lainnya.
4. Pembimbingan, merupakan bantuan dari seorang individu terhadap individu yang
lain. Pembimbingan biasanya dilakukan oleh atasan atau individu yang dipandang lebih senior
dalam jabatan. Namun, seringkali terjadi, pembimbingan terjadi antar teman sebaya atau bahkan
dari yang lebih junior kepada yang lebih senior dari sisi usia. Dengan demikian pembimbingan
tidaklah selalu terjadi antara atasan dengan bawahan. Di sekoiah, pembimbingan mungkin diberikan
oleh guru, kepala sekoiah, supervisor, dan atau akademisi perguruan tinggi kepada mahasiswa calon
guru, kepala sekoiah, guru, baik secara individual ataupun kelompok. Pembimbingan berbasis
sekolah berpotensi mengembangkan komunitas pembelajaran di sekolah.
5. Uji Kompetensi Guru. UKG (Uji Kompetensi Guru) merupakan sebuah kegiatan berupa ujian yang
berfungsi untuk mengukur kompetensi dasar mengenai bidang studi atau subject matter dan juga
pedagogik dalam domain seorang pengajar, dalam hal ini guru di sekolah. UKG memiliki tujuan untuk
memperkuat peran guru dalam melaksanakan pendidikan. Sehingga guru mampu memberikan dan
juga meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. UKG juga dapat digunakan untuk memetakan
kondisi objektif setiap guru sehingga dapat dijadikan sebagai informasi penting bagi pemerintah ketika
akan mengambil sebuah kebijakan yang terkait dengan materi dan juga strategi dalam memberikan
pembinaan yang dibutuhkan oleh guru.

Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.


Keadaan murid di era yang disebut dengan Era Revolusi Industri 4.0 ini tentu berbeda dengan murid
pada era-era sebelumnya, hal ini berdampak pada metode/pendekatan yang harus digunakan dalam
proses pendidikan/pembelajaran. Cara-cara yang biasa digunakan oleh guru dahulu mungkin akan
tidak cocok lagi jika diterapkan di era ini. 
Pembelajaran Revolusi Industri 4.0 menuntut siswa untuk menguasai keterampilan, pengetahuan,
dan kemampuan di bidang teknologi. Jika guru mampu menguasai pengetahuan dan punya
kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global, maka guru tersebut akan
dapat memberikan pengaruh keterampilan dan pengetahuan kepada siswa. Saat ini sangat
dibutuhkan guru-guru terbaik yang memahami dinamika kelas dan memanfaatkan teknologi guna
mengedukasi siswa. Guru di dalam perkembangan pendidikan abad 21 sekarang ini memiliki
tantangan lebih berat dan tugasnya pun lebih kompleks. , Maka dibutuhkan peningkatan kompetensi
dan kreativitas guru, sehingga para guru mampu menguasai pengetahuan, dan punya kemampuan
beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global, serta mampu merumuskan solusi bagi
setiap problematika pendidikan di era ini.

Kelebihan/kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.


Penjelasan materi bagus, sangat informatif, dan kaya referensi, dengan jelas memberikan gambaran
tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang guru yang memiliki keterampilan yang
dibutuhkan di abad 21
Kaitan materi dengan nilai moderasi beragama
Dalam era yang diwarnai dengan derasnya arus informasi seperti sekarang ini, dan tantangan global
yang lebih kompleks, para guru (khususnya guru agama) mempunyai peran yang sangat penting
dalam mengarahkan dan menanamkan nilai moderasi beragama di sekolah, sebab guru agama
berperan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengertian yang luas tentang Islam
yang damai, Islam rahmatan lil alamin, yang dapat menghargai perbedaan, menghormati keyakinan
masing-masing, dan menjunjung tinggi tenggang rasa. Dengan didukung kompetensi-kompetensi
yang dimiliknya, guru agama diharapkan bisa menggunakan peran strategisnya untuk membina
aktivitas keagamaan dan menguatkan moderasi beragama bagi peserta didik. 

KB3
Analisa Bahan Ajar berupa artikel berjudul : Pembinaan Dan Pengembangan Profesi Guru
5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar:
1. Pengembangan Profesi Guru : adalah dasar dari praktek profesi guru untuk memastikan bahwa
para siswa bermanfaat secara dinamis dan berorientasi pada pengalaman profesi masa depan.
Dukungan pengembangan profesi guru yang berkelanjutan adalah terpusat pada kualitas sekolah dan
mempromosikan profesi serta pemberian penghargaan dalam lingkungan mengajar. Bentuk
pengembangan profesi berperan penting dalam meningkatkan kapasitas organisasi sekolah dalam
meningkatkan kualitas guru.
2. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) : adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan
untuk memelihara dan meningkatkan standar kompetensi secara keseluruhan, mencakup bidang-
bidang yang berkaitan dengan profesi guru.
Dengan demikian, guru secara profesional dapat memelihara, meningkatkan, dan memperluas
pengetahuan dan keterampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu.
Pembelajaran yang bermutu diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik.
3. Pengembangan diri : adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang guna membentuk potensi,
bakat, sikap, perilaku, dan kepribadian seseorang demi memenuhi kebutuhan aktualisasi diri agar
dapat berkompetisi dan memiliki kualitas yang lebih baik. Pengembangan diri juga dikenal dengan
personal development.
4. Publikasi ilmiah : .sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan peer review dalam rangka untuk
mencapai tingkat obyektivitas setinggi mungkin. "Sistem" ini, bervariasi tergantung bidang masing-
masing, dan selalu berubah, meskipun sering kali secara perlahan. Publikasi karya ilmiah memiliki
beberapa tujuan, antara lain memperoleh saran penulisan ilmiah yang lebih baik, memiliki jaringan
yang lebih luas, dan berkontribusi dalam pemecahan masalah. 
5. Karya inovatif : adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru.
Sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan
pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup : Penemuan
teknologi tepat guna kategori kompleks dan/atau sederhana. Penemuan/peciptaan atau
pengembangan karya seni kategori kompleks dan/atau sederhana. Pembuatan/pemodifikasian alat
pelajaran/peraga/-praktikum kategori kompleks dan/ atau sederhana.

Analisa Bahan Ajar berupa artikel berjudul : IMPLEMENTASI KODE ETIK GURU DALAM
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 SUKODADI LAMONGAN

5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.


1. Kode etik : adalah suatu sistem norma, nilai & juga aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar & baik & apa yang tidak benar & tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa saja yang benar/salah, perbuatan apa yang harus dilakukan & perbuatan
apa yang harus dihindari.
2. Kode etik guru : adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia
sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara. Atau bisa diartikan aturan asusila tata-susila keguruan. Aturan-aturan
tentang keguruan (yang menyangkut pekerjaan-pekerjaan guru) melibatkan dari segi usaha.
Maksud dari kode etik guru disini adalah norma-norma yang mengatur hubungan
kemanusiaan (relationship) antar guru dengan lembaga pendidikan (sekolah), guru dengan sesama
guru, guru dengan peserta didik, dan guru dengan lingkungannya. Sebagai sebuah
jabatan pekerjaan, profesi guru memerlukan kode etik khusus untuk mengatur hubungan-
hubungan tersebut.
3. Tujuan Kode Etik Guru : Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi
adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Adapun maksud
dan tujuan pokok diadakannya kode etik adalah menjamin agar tugas pekerjaan keprofesian
itu terwujud sebagaimana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya.
4. Fungsi kode etik guru : sebagai, perlindungan dan pengembangan bagi profesi itu, dan sebagai
pelindung bagi masyarakat pengguna jasa pelayanan suatu profesi. Kode etik guru dirancang untuk
dijadikan pedoman berperilaku bagi guru dimana dan dalam arena apapun ia berada.  
5. Pendidikan agama Islam : adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, mengimani, bertakwa, berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.


Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat, guru tidak lagi hanya bertindak
sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan
pembimbing yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan
mengolah informasi. Dengan demikian keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak hanya
terbatas pada penguasaan prinsip mengajar dengan cara konvensional.
Terkait dengan kode etik guru,  implementasi kode etik guru sangat diperlukan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab sebagai seorang pendidik, apalagi guru merupakan salah satu faktor
penting dalam proses pendidikan. Guru menjadi salah satu pemain yang paling menentukan dalam
proses pembelajaran, khususnya guru Pendidikan Agama Islam 

Kelebihan/kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar


Kedua artikel di atas membahas tentang proses menjadi guru profesional, dan implementasi kode etik
guru. Tentunya hal ini sangat membantu para pendidik yang selalu berupaya untuk meningkatkan
kompetensinya.

Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.


Profesionalisme dan Implementasi Kode Etik menjadi dua hal yang sangat penting dimiliki oleh guru
(khususnya guru agama), khususnya terkait dengan penerapan nilai moderasi beragama. Guru
agama mempunyai peran penting dalam mengarahkan dan menanamkan nilai moderasi beragama di
sekolah, sebab guru agama berperan untuk memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengertian
yang luas tentang Islam yang damai, Islam rahmatan lil alamin, yang dapat menghargai perbedaan,
menghormati keyakinan masing-masing, dan menjunjung tinggi tenggang rasa. Dengan didukung
kompetensi-kompetensi yang dimiliknya, guru agama diharapkan bisa menggunakan peran
strategisnya untuk membina aktivitas keagamaan dan menguatkan moderasi beragama bagi peserta
didik.
KB4
Analisa Bahan Ajar berupa artikel berjudul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU MADRASAH
SWASTA  DI KOTA SERANG (Apud) 
5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.
1. Pengamatan pelajaran:
Pengawasan adalah kegiatan pengawas yang secara langsung atau tidak langsung membimbing
guru dalam melaksanakan tugasnya dengan mencatat tindakan-tindakan tersebut. Pengamatan kelas
adalah salah satu cara mengajar yang terbaik karena memungkinkan Anda untuk melihat apa yang
guru dan siswa lakukan dan masalah yang muncul.
2. Pengembangan:
Pengembangan adalah pembelajaran yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu untuk
memperbesar peluang peningkatan kinerja. adalah upaya untuk meningkatkan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral melalui pendidikan sesuai kebutuhan. Menurut Nadler (Hardjana,
2011:11)
2. Magang:
merupakan tugas profesional yang tugas utamanya adalah belajar. Uraian tugas pokok mencakup
semua unsur proses pendidikan dan peserta didik. Tugas utama hanya dapat dilakukan secara
profesional jika persyaratan teknis terpenuhi.
4. Madrasah Swasta:
Madrasah adalah bahasa Arab dan berarti sekolah. Asal katanya darasa, artinya belajar. In
Indonesia, madrasah didefinisikan sebagai sekolah yang kurikulumnya mencakup pengajaran tentang
Islam. Swasta bersifat mandiri, artinya dalam prakteknya sekolah-sekolah ini tidak dikelola oleh
pemerintah daerah atau nasional seperti sekolah negeri. Sekolah swasta, juga dikenal sebagai
sekolah swasta, tidak dijalankan oleh pemerintah lokal, negara bagian, atau nasional.
5. Masalah dalam pelatihan guru:
Pertanyaan pokok terkait kompetensi dan profesionalisme guru Indonesia adalah:
a) kualifikasi guru yang rendah; b) rendahnya motivasi untuk melatih guru luar biasa; c)
distribusi gurutidak merata; d) rendahnya kesadaran dan semangat untuk berbagi ilmu dan
pengalaman; e) mutasi dan lain-lain. Adapun faktor-faktor yang menghambat pengembangan
profesi dan peningkatan karir guru di madrasah
Analisa Bahan Ajar berupa artikel PTK (Meningkatkan Hasil Belajar Matematika - Sukamti,
S.Pd)
5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.
1. PTK : Bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik pembelajaran yang
dilakukan. 
2. Hasil belajar : Menurut Rusmono (2017) bahwa Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu
yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah
siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar
dan lingkungan belajar. 
3. Pembelajaran matematika : adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan
pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja
diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan
berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien
(Rusyanti, 2014). Pembelajaran Matematika dimaknai juga sebagai proses pemberian pengalaman
belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Sudiati, 2014).
4. Latihan mandiri : adalah tahapan dimana siswa atau mahasiswa secara mandiri melakukan
perbaikan pembelajaran di kelasnya sendiri yang didampingi oleh teman sejawat dengan
mengunakan pola berlapis berulang sebanyak 8 (delapan) kali.
5. Tujuan pembelajaran matematika : 1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik
kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi; 2).Mengembangkan berbagai aktifitas kreatif
yang melibatkan imajinasi,intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen,
orisinil, rasa ingin tahu , membuat prediksi dan dugaan serta mencoba-coba; 3). Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah; 4) Mengembangkan kemampuan siswa agar dapat
mengkomunikasikan gagasan atau menyampaikan informasi antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram.

Evaluasi dan refleksi atas pemaparan materi pada Bahan Ajar.


Melihat fenomena dunia pendidikan di zaman sekarang, maka program pengembangan profesi guru
menjadi hal yang urgen. Umumnya dengan mudah orang menyetujui bahwa tugas sebagai seorang
guru baiknya dipandang sebagai tugas profesional. Tetapi tidak semua menyadari bahwa
profesionalisasi tenaga pelaksana itu bukan hanya terletak dalam masa-masa persiapan (pendidikan
pendahuluan), tetapi juga di dalam pembinaan dan cara-cara pelaksanaan tugas sehari-hari. Dengan
perkataan lain, profesionalisasi guru tidak selesai dengan diberikannya lisensi mengajar kepada
mereka yang berhasil menamatkan pendidikannya. Untuk menjadi guru ini baru mencakup aspeknya
yang formal. Kualifikasi yang formal ini masih perlu dijiwai dengan kualifikasi riil dan hanya mungkin
diwujudkan dalam praktek. 

Kelebihan/kekurangan terkait dengan penjelasan materi pada Bahan Ajar.


Kedua tulisan di atas sangat informatif, dan tentunya membantu para pendidik yang selalu berupaya
untuk meningkatkan kompetensinya sehingga menjadi guru profesional

Kaitan isi Bahan Ajar dengan nilai moderasi beragama.


Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang menitikberatkan peran guru dalam
mentransformasikan pengetahuan untuk peserta didiknya, bergeser kepada paradigma pembelajaran
yang memberikan peran lebih banyak kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi akal dan
kreativitas dirinya dalam rangka membentuk manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
berakhlak mulia, berkepribadian tinggi, memiliki kecerdasan, estetika, sehat jasmani dan
rohani. Maka guru (khususnya guru agama) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk 
akhlak mulia yang sedang berkembang terhadap peserta didik pada masing-masing sekolah. Di sini
peran guru agama dalam kegiatan proses pembelajaran  menentukan hasil akhir dari peserta didik
menjadi pribadi yang paripurna sesuai tujuan pendidikan Nasional. Penanaman nilai-nilai dalam
moderasi beragama kepada peserta didik harus terus ditumbuhkembangkan  sebagai pembiasaan
baik dalam beragama dan merawat keberagamaan untuk kehidupannya.

KB1
Untuk lebih memahami modul KB 1 silakan Bapak/Ibu membaca artikel berjudul “Guru
Sebagai Jabatan Karir dan Profesi dalam Perspektif Pendidikan Islam” kemudian kerjakan
tugas berikut:
1.Tulislah konsep-konsep penting yang Bapak/Ibu temukan dalam artikel terseut! Beri
penjelasan singkat
2.Dalam perpektif Islam seorang guru harus memiliki sifat IKHLAS. Artinya, seorang guru
tidak selayaknya memungut tarif, meminta gaji, mengahrap tunjangan atau pemberian lainnya
dari siswa, lembaga, ataupun pemerintah. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap
pernyataan tersebut.
3.Bapak/Ibu telah lama menjadi guru, selama ini apakah Bapak/Ibu sudah layak disebut
sebagai guru professional? Jelaskan alasan jawaban Bapak/Ibu! Lakukan refleksi diri.
Silakan Kerjakan di kolom komentar
Selamat Mengerjakan!

Dalam jabatan karir seorang guru, Islam telah membentangkan


dan merentangkan pola hidup yang ideal dan praktis. Allah tidak akan merubah keadaan seorang
guru apabila guru tersebut tidak mau merubahnya. Dalam upaya merubah keadaannya itu, seorang
guru harus berorientasi ke depan, artinya semua kegiatan harus di rencanakan dan di perhitungkan
untuk menciptakan masa depan yang maju, lebih sejahtera, dan lebih bahagia daripada keadaan
sekarang. Fungsi perencanaan dan pengembangan dalam karir guru pada dasarnya adalah
memuaskan kebutuhan guru dengan adanya kesempatan pada guru untuk tumbuh dan berkembang
serta terpenuhinya kebutuhan individu akan harga dirinya baik kebutuhan 1.Tulislah konsep-konsep
penting yang Bapak/Ibu temukan dalam artikel tersebut! Beri penjelasan singkat
                      1.      Karir Guru Dalam Islam
moril (dalam hal ini kepuasan itu sendiri) maupun kebutuhan materil (gaji).
                      2.      Profesi Guru
Dalam profesinya, seorang guru harus menjadi seorang yang ahli dibidangnya. Pendidik yang
profesional amat berarti bagi pembentukan sekolah unggulan. Figur ideal guru agama Islam adalah
Nabi. Sebab, Nabi merupakan teladan bagi umatnya, sekaligus sosok guru yang ideal, karena Nabi
membina aspek materil-spiritual manusia. Selain berkepribadian terpadu, cakap, bertangung jawab,
teladan, dan kompeten di bidangnya.
                      3.      Karakteristik Guru Yang Ideal
Guru agama Islam yang profesional dituntut untuk beriman, bertaqwa, ikhlas, dan berakhlak mulia.
Ciri guru profesional berdasarkan karakteristik yang dicontohkan Nabi adalah: a) Menerima segala
problem anak didik dengan hati dan sikap yang terbuka lagi tabah, bersikap penyantun dan
penyayang; b) Tidak angkuh terhadap sesama; c) Tawadhu; d) Taqarrub; e) Menghindari akivitas
yang sia-sia; f) Lemah lembut pada anak; g) Tidak pemarah; h) Tidak menakutkan bagi anak; i)
Memperhatikan Pertanyaan dan Menerima kebenaran dari anak yang membantahnya; j) Mencegah
anak mempelajari ilmu berbahaya; dan k) Mengaktualisasikan ilmu yang dipelajari.

2.Dalam perpektif Islam seorang guru harus memiliki sifat IKHLAS. Artinya, seorang guru tidak
selayaknya memungut tarif, meminta gaji, mengahrap tunjangan atau pemberian lainnya dari siswa,
lembaga, ataupun pemerintah. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap pernyataan tersebut.
1.      Pendapat saya kurang setuju.
Penjelasannya :
 
Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia daripada pekerjaan sebagai guru atau pengajar. Semakin tinggi
dan bermanfaat materi ilmu yang diajarkan, maka yang mengajarkannya juga semakin mulia dan
tinggi derajatnya. Jika guru atau pengajar mengikhlaskan amalnya karena Allah, maka akan memberi
manfaat kepada manusia dengan amalnya itu karena mengajarkan kebaikan kepada mereka. Akan
tetapi, banyak orang yang belajar dan berilmu tanpa beramal. Padahal, menuntut ilmu harus
disempurnakan dengan menyibukkan diri beramal yang disertai dengan keikhlasan.
Dengan demikian, maka keikhlasan seorang guru dalam mengajar harus senantiasa terjaga. Adapun
yang dimaksud dengan guru yang ikhlas disini ialah mengajar dengan niat semata-mata
mengamalkan ilmunya karena Allah dan untuk mendapatkan ridho dari-Nya. Ia selalu membawa
hatinya dalam mengajar, sehingga ia benar-benar menikmati tugasnya sebagai pengajar dan murid
pun bisa menerima dengan baik ilmu yang diajarkan gurunya. Dengan demikian, maka akan
terciptalah lingkungan belajar yang kondusif. Sehingga tujuan pembelajaran pun bisa tercapai dengan
baik, yakni menciptakan generasi penerus yang cerdas, beriman dan bertaqwa serta mempunyai
akhlakul karimah.
Jadi, dalam hal ini seorang guru hanya pantas menggerakkan hidupnya untuk Allah semata, inilah
yang disebut ikhlas. Tapi, hal ini bukan berarti bahwa kreativitas dalam hidup ini tidak perlu dihargai
secara material. Sebagian orang memahami ikhlas dengan melakukan kebajikan tanpa penghargaan
secara material. Misalnya mengajar baca tulis al-Qur’an gratis, menjadi pembicara di pengajian tanpa
bayaran. Gratis bukanlah identik dengan sikap ikhlas, karena ikhlas adalah urusan sikap hati.
Demikian juga apabila guru meminta upah (gaji) setelah memberikan pelajaran. Sejauh guru
menuntut upah itu karena tahu bahwa Allah dan Rasulnya menyuruh untuk menuntut haknya, maka ia
masih tergolong ikhlas. Justru  menjadi tidak ikhlas ketika seorang guru menolak upah, sementara ia
sangat memerlukannya. Apalagi jika penolakan tersebut lantaran ia tidak ingin disebut orang yang
tidak ikhlas.
Arti ikhlas adalah bersih, murni, dan tidak bercampur dengan yang lain. Sedangkan ikhlas menurut
istilah adalah ketulusan hati dalam melaksanakan suatu amal yang baik, yang semata-mata karena
Allah. Apabila pekerjaan dilakukan dengan ikhlas (tulus hati), maka pekerjaan itu tidak akan terasa
berat, betapa pun pekerjaan itu sangat sulit. Dengan demikian, keikhlasan guru dalam mengajar
sangat penting. Sehingga guru tidak merasa terbebani dengan tugasnya, para muridpun akan merasa
nyaman dalam belajar sehingga proses pembelajaran akan berjalan lancar.
Jadi Ikhlas dalam hal ini menurut sayaketika guru mengajar tidak harus menuntut upah tapi hanya
sebagai meminta haknya supaya guru tersebut ikhlas dalam mengajarkan ilmunya
3.Bapak/Ibu telah lama menjadi guru, selama ini apakah Bapak/Ibu sudah layak disebut sebagai guru
professional? Jelaskan alasan jawaban Bapak/Ibu! Lakukan refleksi diri.
Silakan Kerjakan di kolom komentar
Selamat Mengerjakan!
Belu Profesinal, karena guru profesional iyu :
Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu memberikan contoh yang baik pada
anak didik,mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik dan
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akandiajarkan dalam interaksi belajar mengajar.
Ciri-ciri guru profesional antara lain: memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki
kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan
komitmen .
Dalam UU Guru dan Dosen di sebutkan :
Kualifikasi minimal seorang guru, sebagaimana ditegaskan pada pasal 8 dan 9 UU No. 14 tahun
2005, bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Saya belum semuanya masuk ciri-ciri guru profesional tersebut.

 Tapi saya berkomitmen untuk menjadi guru yang .profesional, salah satunya mengikuti PPG saat ini.

KB2

Sebagai pendukung dari KB 2, silahkan simak dengan teliti video berikut: 


Kompetensi Guru: https://youtu.be/541uR45cVIM
Selanjutnya kerjakan tugas berikut:
1. Tulislah konsep-konsep penting yang Bapak/Ibu tangkap dari video tersebut!
2. Para kiai, guru, dan ustadz kita dulu telah terbukti efektif dalam mendidik santri dan
siswanya meskipun dengan metode  dan media yang sangat sederhana. Menurut Bapak/Ibu
masih efektifkan metode dan media konvensional diterapkan dalam pembelajaran saat ini?
Jelaskan pula mengapa guru harus memiliki keterampilan mengajar Abad 21?
3. Silahkan berikan TANGGAPAN tentang permasalahan bahwa "Terdapat guru PAI yang
secara kompetensi sebenarnya menguasai, tapi tidak memiliki kualifikasi akademik
yangsesuai. Sebaliknya, memiliki kualifikasi akademik yang tinggi bahkan berijazah S1 atau
S2 Prodi PAI dan serumpunnya, tapi secara kompetensi keagamaan masih lemah." 

Tulislah konsep-konsep penting yang Bapak/Ibu tangkap dari video tersebut!


1. Kompetensi Paedagogik
   Diantaranya guru harus mempunyai ciri :
   - Menguasai karakteristik peserta didik dari semua aspek
   - Menguasai teori belajar dan pembelajaran
   - Mengembangkan kurikulum sendiri
   - Menyelenggarakan kegiatan yang mendidik
   - Memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
   - Memanfasilitasi pengembanan peserta didik
   - Berkomunikasi secara baik
   - Mnyelenggarakan evaluasi hasil belajar
   - Memanfaatkan hasil evaluasi belajar
   - Melakukan tindakan reflektif hingga mncapai paikem
2.Kompetensi Profesional
    - Merupakan kemampuan penguasaan pembelajaran secara mendalam yang meliputi :
      - Menguasai SK/KI dan KD
      - Menguasai materi pembelajaran dan pola pikir keilmuan
      - Mengembangkan materi secara kreatif
      - Mengembangkan keprofesionalan secara bekelanjutan dan dengan melakukan reflektif
      - Mengembangkan tekhnologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
4. Kompetensi Kepribadian 
    - Beriman dan Bertaqwa, mantab dan dewasa, arif dan bijaksan, berwibawa, berakhlak mulia ,
menjadi teladan peserta              didik dan masyarakat, mengevaluasi kinerja
sendiri,mengembangkan didi secara berkelanjutan
3. Kompetensi Sosial 
      - Berkomumunikasi lisan dan tulisan
      - Menggunakan tekhnologi komunikasi dan insformasi secara fungsional
      - Bergauk secara efektif dengan peserta didik,sesam,pendidik,tenaga kependidikan,ortu/wali
      - Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
      
2. Para kiai, guru, dan ustadz kita dulu telah terbukti efektif dalam mendidik santri dan siswanya
meskipun dengan metode  dan media yang sangat sederhana. Menurut Bapak/Ibu masih efektifkan
metode dan media konvensional diterapkan dalam pembelajaran saat ini? Jelaskan pula mengapa
guru harus memiliki keterampilan mengajar Abad 21?
Jawab :
Metode pengajaran konvesional yang diberikan seorang guru pada saat sekarang ini di abad 21
kurang tepat karena masih menggunakan pendekatan konvensional dengan metode pengajaran
repetisi atau  pengulangan. Metode ini alhasil menyebabkan pendidikan dan penguasaan materi yang
diajarkan kurang maksimal dan siswa juga kurang bisa berfikir kritis.
Juga metode konvensional yang dimaksud adalah metode dimana guru tidak melakukan penyaluran
pengetahuan (transfer of knowledge) tetapi lebih kepada repetisi atau pengulangan. Otak siswa
diminta untuk menghafal tetapi bukan menganalisis secara kritis,
 Metode pengajaran konvensional memosisikan guru sebagai pemilik ilmu atau otoritas pengetahuan.
Guru dianggap sebagai orang yang memberi ilmu atau pengetahuan. Sedangkan siswa menjadi
obyek pasif, hanya sebagai penerima ilmu sehingga siswa menjadi tidak kritis.
Kelemahan metode konvensional, pada konteks pengetahuan, ilmu yang diberikan juga bersifat
sudah baku. Biasanya dituangkan dalam buku teks dan materinya hanya itu-itu saja. Metode
pengajarannya hanya seputar listening atau mendengarkan, mencatat dan menghafal teks. Pada
saat assessment atau penilaian biasanya hanya melalui ujian dengan soal pilihan ganda. Oleh
karenanya, siswa tidak memiliki kebebasaan untuk menuangkan pikirannya terkait soal yang
diberikan. Serta tidak ada metode penilaian yang lain. Padahal di era abad 21 ini siswa tidak hanya di
tuntuk berpengatuahan saja tetapi juga dituntut punya keterampilan sesuai tuntutan zaman.
3. Silahkan berikan TANGGAPAN tentang permasalahan bahwa "Terdapat guru PAI yang secara
kompetensi sebenarnya menguasai, tapi tidak memiliki kualifikasi akademik yangsesuai. Sebaliknya,
memiliki kualifikasi akademik yang tinggi bahkan berijazah S1 atau S2 Prodi PAI dan serumpunnya,
tapi secara kompetensi keagamaan masih lemah." 
Jawab :
Pernyataan itu memamng ada benarnya,namun sekarang seiring waktu guru PAI sekarang sudah
ada pembenahan baik dari segi kualifikasi pendidikan dan kompetensi yang baik dalam mengajar.
Karena bagaimanapun juga seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah pendidik yang
mengajarkan kepada peserta didik bidang studi pendidikan agama Islam. Dalam undang-undang
ditegaskan bahwa seorang pendidik haruslah profesional melaksanakan tugasnya yakni memiliki
kemampuan untuk mengajar, mendidik, membimbing, melatih dan menilai peserta didik. Apabila
endidik dinyatakan profesional, maka pendidik wajib memenuhi indikator-idikator yang di nyatakan
dalam Undang-undang bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi
pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.

KB3 Selanjutnya kerjakan tugas:

1. Tulis Konsep-konsep yang Anda temukan pada video di atas


2. Berikan tanggapan Anda pada kasus berikut:
Kegiatan PKB yang berupa Pengembangan Diri, Karya Inovatif, dan Publikasi Ilmiah. Ketika
pengurusan kepangkatan, ditemukan masih banyak guru  yang secara instan "membeli" Karya
Tulis Ilmiah (publikasi ilmiah), padahal sebenarnya mereka seringkali diikutkan pelatihan
tentang penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 
3. Buatlah rencana/target pengembangan karir Bapak/Ibu sebagai guru profesional selama 5
tahun mendatang? sertakan langkah-langkah konkret dalam mencapai target tersebut!
1. Tulis Konsep-konsep yang Anda temukan pada video di atas.
     a. Konsep Pengembangan PKB
         -PKB merupakan pembaharuan secara sadar akan pengetahuan danpeningkatan kompetensi
guru sepanjangkehidupan           kerjanya.
     -PKB berkaitan dengan pengembangan diri dalam rangka peningkatan kinerja dan karir guru
     -PKB dilakukan terus menerus
b. Tujuan PKB, yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan disekolah/madrasah dalam
rangka meningkatkan         pendidikan.
c. Komponen PKB
    Menurut Permeneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009,pasal 11 ayat c disebutkan komponen PKB
adalah : Pengembangan Diri,       Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif.
d.Macam Dan Jenis PKB
  -Pengembangan diri meliputi : Diklat Fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru
  -Publikasi Ilmiah meliputi : Presentasi pada forum ilmiah, Publikasi ilmiah atas penelitian, Publikasi
Buku Pelajaran.
  -Karya Inovatif meliputi : Menemukan teknologi tepat guna, Menemukan karya seni, Memodifikasi
alat pekajaran
  -Mengikuti pengembangan penyusunan soal.
e. Tahapan Pelaksanaan PKB
    - Guru mengevaluasi diri menjelang akhir tahun pelajaran
    - Guru memulai proses Penilaian Kinerja
    - Koordinator PKB dan Guru membuat perencanaan PKB
    - Guru menyetujui rencana PKB
    - Guru menerima rencana final PKB
    - Guru menjalankan PKB sepanjang btahun
    - Koordinator PKB melaksanan monev kegiaan PKB
    - Guru menerima perkiraan angka kredit dari kegiatan PKB
    - Guru melakukan refleksi legiartan PKB

2. Berikan tanggapan Anda pada kasus berikut:


Kegiatan PKB yang berupa Pengembangan Diri, Karya Inovatif, dan Publikasi Ilmiah. Ketika
pengurusan kepangkatan, ditemukan masih banyak guru  yang secara instan "membeli" Karya Tulis
Ilmiah (publikasi ilmiah), padahal sebenarnya mereka seringkali diikutkan pelatihan tentang
penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 
Tanggapan Saya :
       Ya…..realita ini dialami oleh hampir semua orang yang bekerja dalam bidang pendidikan,
misalnya guru. Seiring tugasnya sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk mampu menghasilkan
karya-karya ilmiah mulai tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Kalau sebuah pertanyaan
diangkat "berapa banyak guru-guru Indonesia yang sudah menghasilkan karya ilmiah atau menulis
artikel di surat kabar atau jurnal?" Jawabannya adalah tidak banyak.
            Pertanyaan lain adalah "berapa banyak guru-guru Indonesia yang sudah mempresentasikan
hasil karyanya di seminar-seminar tingkat local atau nasional?" Sebuah pertanyaan lagi adalah
"berapa banyak karya ilmiah yang sudah dihasilkan oleh guru-guru Sekolah Dasar?" Pertanyaan-
pertanyaan diatas bersifat 'open to answer' oleh siapa pun. Paper ini mendiskusikan perspektif guru
dalam menulis karya ilmiah, karya ilmiah apa saja yang sudah pernah dihasilkan oleh guru, dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam menulis karya ilmiah.
            Masih sedikit guru-guru yang mampu menghasilkan karya tulis ilmiah, atau menulis artikel.
Kenyataan ini membuat para guru mengalami kesulitan untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih
tinggi, karena salah satu syarat untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi adalah mampu menulis
karya ilmiah. Dilain pihak kesulitan kepangkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh kesulitan
guru dalam menulis karya ilmiah. Ada anggapan bahwa menulis itu mudah, kesulitannya terletak
pada penuangan gagasan, yang memerlukan (a) ketekunan, (b) kerajinan, (c) kecermatan, dan (d)
kehati-hatian. Anggapan tersebut tidak seratus persen salah. Oleh karena itu, ke-empat hal itulah.
            Dengan demikian tidak jarang ditemui di lapangan ada guru yang ketika kepengurusan
kepangkatannya memilih "meMbeli" secara instan yang penting punya karya ilmiah.Namun demikian
ada juga guru yang membuat dengan susah payah karya ilmiahnya.
3. Buatlah rencana/target pengembangan karir Bapak/Ibu sebagai guru profesional selama 5 tahun
mendatang? sertakan langkah-langkah konkret dalam mencapai target tersebut!
Jawab  :
a. Tahun Pertama, meningkatkan kompetensi guru yang prfesional, langkah saya yaitu mengikuti
diklat termasuk PPG tahun ini.
b.Tahun Kedua , Membuat karya imiah berupa makalah dengan car mengikuti pelatihan.
c.Tahun Ketiga , Membuat PTK dengan cara mengikuti pelatihan juga penelitian sebagai bahan utk
PTK
d.Tahun Keempat,Publikasi ilmiah PTK ataupun Karya Ilmiah lainnya dengan cara membuat karya
ilmiah untuk di publikasikan.
e.Tahun Kelima, Kenaikan Pangkat dengan melengkapi perangkat pembelajaran  dan administrasi
yang menunjan.

KB4
Silakan baca artikel berjudul PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN
KARYA TULIS ILMIAH BAGI GURU PROFESIONAL DI SMA NEGERI 1 KAUMAN KABUPATEN
TULUNGAGUNG. Selanjutnya kerjakan tugas berikut:
1. Tuliskan informasi-informasi penting yang Bapak/Ibu peroleh dari artikel tersebut!
2. Menurut Bapak/Ibu apakah benar hasil temuan yang ditulis dalam artikel tersebut? khususnya hasil
penelitian yang mengidentifikasikan kesulitan yang dialami guru dalam menulis karya ilmiah.
3. Dari pengalaman Bapak/Ibu, jelaskan tiga kesulitan utama apa yang dialami dalam menulis karya
ilmiah?
4. Jelaskan apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang "LITERASI"? Menurut pendapat Bapak/Ibu
bagaimana upaya yang tepat untuk penguatan literasi kepada peserta didik?
Selamat Mengerjakan!

Silakan baca artikel berjudul PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN


KARYA TULIS ILMIAH BAGI GURU PROFESIONAL DI SMA NEGERI 1 KAUMAN KABUPATEN
TULUNGAGUNG. Selanjutnya kerjakan tugas berikut:
1. Tuliskan informasi-informasi penting yang Bapak/Ibu peroleh dari artikel tersebut!
JAWAB :
a.      Peyebab Kurang Minatnya Menulis Oleh Guru
Kurangnya motivasi/minat untuk menulis disebabkan oleh berbagai permaslahan yang dihadapi para
guru antara lain adalah : (a) motivasi guru dalam menulis masih rendah, (b) tidak memiliki cukup
waktu luang, (c) kurangnya pemahaman tentang teknik penulisan, (d) kesulitan dalam pengumpulan
data, (e) kurang melek teknologi, (f) kurangnya buku referensi, (g) maraknya jasa pembuatan karya
tulis, (h) kurang berfungsinya kegiatan MGMP dalam menyosialisasikan penulisan karya tulis, (i)
kurangnya sosialisasi dari sekolah/Lembaga.
b.      Usia Dan Jenis Kelamin
Dari segi usia, guru SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung yang berusia 51-58 tahun lebih mengalami
kesulitan menulis dibandingkan dengan guru yang berusia 39-47 tahun. - Dari jenis kelamin, kesulitan
guru dalam menulis karya tulis ilmiah tidak terdapat perbedaan yang mencolok antara guru laki-laki
dan guru perempuan. Keduanya memiliki kesulitan yang hampir sama.
c.       Peningkatan Kualitas Guru Di SMA N 1 Tulungagung
(a) mengikuti kegiatan workshop baik mandiri maupun dari lembaga,
(b) belajar sendiri melalui internet, dan
(c) sebagian kecil saja dari guru SMAN 1 Kauman yang berupaya untuk mengembangkan
profesionalisme guru dengan jalan mengikuti tes yang mensyaratkan adanya hasil karya tulis ilmiah.
2. Menurut Bapak/Ibu apakah benar hasil temuan yang ditulis dalam artikel tersebut? khususnya hasil
penelitian yang mengidentifikasikan kesulitan yang dialami guru dalam menulis karya ilmiah.
JAWAB :
Ya benar, tidak hanya terjadi di SMA N 1 Tulungagung, sebab di sekolah lain masih kita jumpai kasus
seperti hal tersebut di atas,seperti guru malas menulis,faktor usia,dan kadang ada guru mengikuti
diklat hanya untuk mendapatkan “sertifikat” sedangkan praktiknya belum maksimal
3. Dari pengalaman Bapak/Ibu, jelaskan tiga kesulitan utama apa yang dialami dalam menulis karya
ilmiah?
JAWAb
a. Lemahnya kemampuan dalam menulis 
Lemahnya kemampuan dalam menulis bahan ajar dapat disebabkan karena memang masih
belum mantapnya diri sendiri, kurangnya pelatihan workshop/training yang berorientasi pada
tujuan agar setelah workshop/training tersebut, guru memiliki bekal kemampuan
untuk menulis bahan ajar.
b. Kesulitan memulai
Memulai sesuatu pekerjaan biasanya tidak semudah pada saat pekerjaan itu sudah berjalan. Sama
halnya dengan menulis, banyak orang yang sudah menyusun ide atau gagasan di kepalanya tetapi
belum mampu untuk menuangkannya karena tidak tahu harus memulai darimana.
Kondisi kurang fokus juga menyebabkan saya tidak bisa menulis dengan optimal. Sebaiknya
saat menulis Anda benar-benar dalam keadaan rileks, santai, dan fokus. Bisa dibilang kurang fokus
juga merupakan salah satu dampak dari banyaknya pikiran yang mewarnai kepala.
kondisi kurang fokus juga menyebabkan saya tidak bisa menulis dengan optimal.
c. Kesulitan menemukan ide
Faktor penghambat penulisan karya ilmiah saya ialah tidak berkembangnya ide/ gagasan dalam
penulisan karya ilmiah. Sebagai akibat dari kurangnya membaca dan mencari referensi yang
dilakukan maka guru akan merasa kesulitan dalam menemukan ide yang akan dituliskannya. Ide
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan apa yang akan dituliskan.
Dan juga faktor berupa terbatasnya wawasan mengenai PKB dan kurangnya
pengetahuan saya akan karya tulis ilmiah.
4. Jelaskan apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang "LITERASI"? Menurut pendapat Bapak/Ibu
bagaimana upaya yang tepat untuk penguatan literasi kepada peserta didik?
Jawab :
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan
proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai
dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi adalah kemampuan membaca dan
menulis. Membaca buku selain buku pelajaran seperti buku novel, filsafat, dan artikel di internet yang
menyajikan ilmu positif untuk menambah wawasan. Membuat sticky note atau poster yang diletakkan
di dinding berisi kata-kata mutiara atau pembangkit semangat sebagai sumber motivasi.
Upaya Guru Untuk Penguatan Literasi Kepada Peserta Didik :
1. Menentukan target membaca ,mintalah siswa untuk membuat sebuah target membaca. Hal
ini dapat membantu mereka dalam menciptakan kebiasaan membaca dan keterampilan
literasi. Melalui target yang siswa buat sendiri, mereka akan lebih paham bagaimana cara
untuk meningkatkan kemampuan dan mencapai target tersebut.

2. Tentukan porsi membaca ,membaca teks yang panjang dan kompleks akan menyulitkan
siswa dalam memahami makna dan informasi yang ada di dalam bacaan. Bapak dan Ibu
Guru bisa bantu untuk memecah teks panjang ke dalam beberapa bagian yang lebih pendek
agar siswa bisa melatih kemampuan literasi mereka secara bertahap. Hal ini juga bisa
membangun kepercayaan diri siswa dalam memahami materi yang kompleks.

3. Bantu meningkatkan pemahaman, gabungkan aktivitas-aktivitas yang bisa memperkuat


pembelajaran dan pemahaman siswa saat mereka membaca. Bapak dan Ibu Guru bisa
mengingatkan siswa untuk mencatat atau memberikan keterangan pada teks tertentu yang
dianggap sulit, atau minta siswa untuk bergiliran membaca teks dengan suara keras.

4. Personalisasi konten bacaan ,siswa dapat meningkatkan pemahaman dengan melihat


hubungan antara materi yang disajikan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Bapak dan Ibu
Guru bisa meminta siswa untuk menuliskan bagaimana suatu materi pembelajaran bisa
terhubung dengan kehidupan mereka. Hal ini bisa dilihat dari peristiwa atau kegiatan yang
dekat dengan siswa. Contohnya dalam menyampaikan materi ilmu sosial, Bapak dan Ibu
Guru bisa memberikan teks bacaan yang berkaitan dengan interaksi siswa dengan orang tua.
Hal tersebut memiliki kaitan dengan materi yang dibahas dan kehidupan sehari-hari mereka.

5. Menggunakan kosakata baru dalam pembelajaran Bapak dan Ibu Guru bisa menyampaikan
pembelajaran dengan menambahkan kosakata baru secara eksplisit. Dengan kosakata yang
diberikan, Bapak dan Ibu Guru membantu siswa untuk mempelajari arti kata-kata baru dan
memperkuat keterampilan mereka untuk memahami penjelasan yang diberikan secara
mandiri. Selain saat menjelaskan materi, kosakata baru juga bisa diberikan dalam berbagai
kegiatan seperti diskusi, menulis, atau membaca.
Dosen abad 21 harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik, sosial dan budaya),
mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah.
Dosen tidak boleh hanya datang ke kampus melulu untuk mengajar saja. Kemampuan untuk
mengelola kelas saja tidak cukup lagi. Dosen diharapkan bisa menjadi pemimpin dan agen
perubahan, yang mampu mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar
kampus. Selain orang tua peran dosen dalam mengarahkan masa depan anak didiknya sangat
signifikan. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau dosen tidak siap menghadapi semua tantangan
dinamika pendidikan abad 21 ini, yang nota-bene masih terus akan berubah.

Dalam konteks dosen profesional dengan semangat tinggi, ia akan selalu memiliki inisiatif, gigih, tidak
putus asah dan tidak gampang menyerah. Sebaliknya, ia akan jarang mengeluh. Dan hatinya akan
senantiasa berbunga kata ―There are two kinds of days:good days and great days‖ atau hanya ada
dua macam hari: hari baik dan hari sangat baik. Dosen dalam dimensi kekinian digambarkan sebagai
sosok manusia yang berakhlak mulia, arif, bijaksana, berkepribadian stabil, mantap, disiplin, santun,
jujur, obyektif, bertanggung jawab, menarik, mantap, empatik, berwibawa, dan patut diteladani.

Dengan sosok kekiniannya, seorang dosen harus manjadi manusia yang dinamis dan berfikir ke
depan(futuristic) dengan tanda-tanda dimilikinya sifat informatif, modern, bersemangat, dan komitmen
untuk pengembangan individu maupun bersama-sama. Dan yang tak kalah penting, dosen
diharuskan mampu menguasai IT, atau setidak-tidaknya mampu mengoperasionalkan. Dosen
diharapkan benar- benar mampu mengajak mahasiswanya siap dalam menghadapi tantangan
zaman.

Sebagai dosen profesional juga wajib tumbuh dalam dirinya jiwa semangat dan sebagai
penyemangat. Untuk yang satu ini, hal mendasar yang harus dimiliki dosen adalah kekayaan
pengetahuan dan kompetensi materi yang akan diajarkan. Tanpa itu, mustahil dosen akan dapat
mengajar dengan baik, lugas dan lancar. Keminiman penguasaan materi dan wawasan
pendukungnya akan mendosenng dosen pada keminderan dan bahkan merasa takut berhadapan
dengan mahasiswa.

Dalam Jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998) dijelaskan bahwa untuk menjadi
profesional seorang dosen dituntut untuk memiliki lima hal: (1) Dosen mempunyai komitmen pada
mahasiswa dan proses belajarnya, (2) Dosen menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran
yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada mahasiswa, (3) Dosen bertanggung jawab
memantau hasil belajar mahasiswa melalui berbagai cara evaluasi, (4) Dosen mampu berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, (5) Dosen seyogyanya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Gambar 17. Peran dan fungsi dosen dalam proses pembelajaran abad 21
Dengan adanya persyaratan profesionalisme dosen ini, perlu adanya paradigma baru untuk
melahirkan profil dosen Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu; (1) memiliki kepribadian yang
matang dan berkembang; (2) penguasaan ilmu yang kuat; (3) keterampilan untuk membangkitkan
peserta didik kepada sains dan teknologi; dan (4) pengembangan profesi secara berkesinambungan.
Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah
dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi dosen yang profesional. Apabila
syarat-syarat profesionalisme dosen di atas itu terpenuhi akan mengubah peran dosen yang tadinya
pasif menjadi dosen yang kreatif dan dinamis.

Pemenuhan persyaratan dosen profesional akan mengubah peran dosen yang semula sebagai orator
yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan
belajar yang invitation learning environment. Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, dosen
memiliki multi fungsi yaitu sebagai fasilitator, motivator, informator, komunikator, transformator,
change agent, inovator, konselor, evaluator, dan administrator.

Pengembangan profesionalisme dosen menjadi perhatian secara global, karena dosen memiliki tugas
dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan
juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas dosen
adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan
kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi
aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas
mulia itu menjadi berat karena bukan saja dosen harus mempersiapkan generasi muda memasuki
abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu
maupun sebagai profesional.
1. Tulis Konsep-konsep yang Anda temukan pada video di atas.
a. Konsep Pengembangan PK
- PKB merupakan pembaharuan secara sadar akan pengetahuan danpeningkatan koMPetensi guru
sepanjang kehidupan kerjanya.
-PKB berkaitan dengan pengembangan diri dalam rangka peningkatan kinerja dan karir guru
-PKB dilakukan terus menerus
b. Tujuan PKB, yaitu untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan disekolah/madrasah dalam
rangka meningkatkan pendidikan.
c. Komponen PKB
Menurut Permeneg PAN dan RB No.16 Tahun 2009,pasal 11 ayat c disebutkan komponen PKB
adalah : Pengembangan Diri, Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif.
d.Macam Dan Jenis PKB
-Pengembangan diri meliputi : Diklat Fungsional dan Kegiatan Kolektif Guru
-Publikasi Ilmiah meliputi : Presentasi pada forum ilmiah, Publikasi ilmiah atas penelitian, Publikasi
Buku Pelajaran.
-Karya Inovatif meliputi : Menemukan teknologi tepat guna, Menemukan karya seni, Memodifikasi
alat pekajaran
-Mengikuti pengembangan penyusunan soal.
e. Tahapan Pelaksanaan PKB
- Guru menjalankan PKB sepanjang btahun
Guru melakukan refleksi legiartan PKB
- Guru mengevaluasi diri menjelang akhir tahun pelajaran
- Guru memulai proses Penilaian Kinerja
- Koordinator PKB dan Guru membuat perencanaan PKB
2. Berikan tanggapan Anda pada kasus berikut:
Kegiatan PKB yang berupa Pengembangan Diri, Karya Inovatif, dan Publikasi Ilmiah. Ketika
pengurusan kepangkatan, ditemukan masih banyak guru yang secara instan "membeli" Karya Tulis
Ilmiah (publikasi ilmiah), padahal sebenarnya mereka seringkali diikutkan pelatihan tentang
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Tanggapan Saya :
Ya…..realita ini dialami oleh hampir semua orang yang bekerja dalam bidang pendidikan,
misalnya guru. Seiring tugasnya sebagai seorang pendidik, guru dituntut untuk mampu menghasilkan
karya-karya ilmiah mulai tingkat lokal, nasional, bahkan internasional. Kalau sebuah pertanyaan
diangkat "berapa banyak guru-guru Indonesia yang sudah menghasilkan karya ilmiah atau menulis
artikel di surat kabar atau jurnal?" Jawabannya adalah tidak banyak.

Masih sedikit guru-guru yang mampu menghasilkan karya tulis ilmiah, atau menulis artikel.
Kenyataan ini membuat para guru mengalami kesulitan untuk naik pangkat ke jenjang yang lebih
tinggi, karena salah satu syarat untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi adalah mampu menulis
karya ilmiah. Dilain pihak kesulitan kepangkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh kesulitan
guru dalam menulis karya ilmiah. Ada anggapan bahwa menulis itu mudah, kesulitannya terletak
pada penuangan gagasan, yang memerlukan (a) ketekunan, (b) kerajinan, (c) kecermatan, dan (d)
kehati-hatian. Anggapan tersebut tidak seratus persen salah. Oleh karena itu, ke-empat hal itulah.
Dengan demikian tidak jarang ditemui di lapangan ada guru yang ketika kepengurusan
kepangkatannya memilih "meMbeli" secara instan yang penting punya karya ilmiah.Namun demikian
ada juga guru yang membuat dengan susah payah karya ilmiahnya.
3. Buatlah rencana/target pengembangan karir Bapak/Ibu sebagai guru profesional selama 5 tahun
mendatang? sertakan langkah-langkah konkret dalam mencapai target tersebut!
Jawab :
a. Tahun Pertama, meningkatkan kompetensi guru yang prfesional, langkah saya yaitu mengikuti
diklat termasuk PPG tahun ini.
b.Tahun Kedua , Membuat karya imiah berupa makalah dengan car mengikuti pelatihan.
2 Analisa Bahan Ajar berupa artikel berjudul : PENGEMBANGAN PROFESI GURU MADRASAH
SWASTA DI KOTA SERANG (Apud)
5 konsep dan deskripsinya yang ditemukan di dalam Bahan Ajar.
1. Pengamatan pelajaran:
Pengawasan adalah kegiatan pengawas yang secara langsung atau tidak langsung
membimbing guru dalam melaksanakan tugasnya dengan mencatat tindakan-tindakan
tersebut. Pengamatan kelas adalah salah satu cara mengajar yang terbaik karena
memungkinkan Anda untuk melihat apa yang guru dan siswa lakukan dan masalah yang
muncul.
2. Pengembangan:
Pengembangan adalah pembelajaran yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu
untuk memperbesar peluang peningkatan kinerja. adalah upaya untuk meningkatkan
keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral melalui pendidikan sesuai kebutuhan.
Menurut Nadler (Hardjana, 2011:11)
2. Magang:
merupakan tugas profesional yang tugas utamanya adalah belajar. Uraian tugas pokok
mencakup semua unsur proses pendidikan dan peserta didik. Tugas utama hanya dapat
dilakukan secara profesional jika persyaratan teknis terpenuhi.
4. Madrasah Swasta:
Madrasah adalah bahasa Arab dan berarti sekolah. Asal katanya darasa, artinya belajar. In
Indonesia, madrasah didefinisikan sebagai sekolah yang kurikulumnya mencakup
pengajaran tentang Islam. Swasta bersifat mandiri, artinya dalam prakteknya sekolah-
sekolah ini tidak dikelola oleh pemerintah daerah atau nasional seperti sekolah negeri.
Sekolah swasta, juga dikenal sebagai sekolah swasta, tidak dijalankan oleh pemerintah lokal,
negara bagian, atau nasional.

You might also like