You are on page 1of 13

LAPORAN TUGAS INDIVIDUAL DISKUSI KELOMPOK

PEMICU 5
“Berdebat dan berargumen”
BLOK 2
KETERAMPILAN BELAJAR

DISUSUN OLEH :
Yessica Simangunsong
210600039

FASILITATOR :
Dr. Alemina Perangin-angin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN
Berargumen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ber.ar.gu.men [v]
berdebat dengan saling mempertahankan atau menolak alasan masing-masing. debat
adalah aktivitas untuk membahas sesuatu dan mempertahankan pendapat. Dengan
memberikan alasan atau bukti, bahkan meyakinkan orang lain akan kebenaran
pendapatnya. Dan kemampuan menggiring orang lain untuk memahami pemikiran
mereka. Menurut KBBI, debat diartikan sebagai pembahasan dan pertukaran pendapat
mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat
masing-masing.

2. DESKRIPSI TOPIK
Nama Pemicu: Berdebat dan berargumen

Penyusun: Dr. Dwi Widayati, M.Hum, Prof Sondang Pintauli., PhD, Roy Fachraby,
SH., M.Kn

Hari/Tanggal: Senin, 25 Oktober 2021

Pukul: 07.30-09.30 Wib

Anda pernah membaca artikel ilmiah? Ternyata artikel ilmiah ditata menurut konvensi
yang berlaku di lingkungan akademik secara internasional. Konvensi itu harus diikuti.
Kalau tidak, Anda sebagai insan akademik tidak akan dapat menyesuaikan diri dan
tidak dapat mengambil bagian secara penuh dalam percaturan keilmuan. Dengan
artikel ilmiah Anda dapat mengomunikasikan kompetensi keilmuan Anda kepada
pihak lain. Artikel ilmiah merupakan salah satu jenis teks akademik.

Artikel ilmiah biasanya diterbitkan pada jurnal ilmiah, yaitu terbitan berkala yang
berisi kajian-kajian ilmiah di bidang tertentu (Rifai, 1995:57-95). Jenis-jenis teks
akademik yang lain adalah buku, laporan penelitian, tesis, disertasi, ulasan, dan
sebagainya. Artikel ilmiah dapat digolongkan menjadi artikel penelitian dan artikel
nonpenelitian (serta artikel ilmiah populer, sebagai subjenis yang lain). Pada dasarnya,
artikel penelitian adalah laporan penelitian yang disajikan dalam bentuk artikel.
Artikel nonpenelitian tidak didasarkan pada penelitian, dan biasanya merupakan
ulasan konsep. Karena itu, artikel nonpenelitian juga disebut artikel konseptual
(Wiratno, 2012). Artikel konseptual pada umumnya berisi pemikiran teoretis
mengenai sesuatu yang disajikan melalui analisis secara kritis.

ciri-ciri keilmiahan pada teks akademik menjadi penting karena teks akademik
merupakan dimensi tersendiri apabila dibandingkan dengan jenis-jenis teks yang lain
(Bazerman, 1998:15-27), dan teks akademik cenderung membutuhkan pendekatan
yang berbeda untuk memahamkan isinya kepada target pembaca (Martin & Veel,
Eds., 1998:31). Secara umum teks akademik ditandai oleh sifat-sifat baku, logis,
lugas, dan objektif. Namun demikian, definisi teks akademik dengan ciri-ciri di atas
belum memadai, karena sebuah teks yang dikatakan tidak akademik pun, dalam hal
tertentu, menunjukkan ciri-ciri akademik, dan sebaliknya, teks yang dikatakan
akademik masih menampakkan ciri-ciri nonakademik. Jika demikian halnya, sebuah
teks (apa pun jenisnya) memiliki kedua ciri tersebut dalam beberapa aspeknya.

Perbedaan antara teks akademik dan teks nonakademik tidak dilihat sebagai
perbedaan antara hitam dan putih. Perbedaan tersebut dilihat dari kecenderungan ciri-
ciri yang dikandung oleh teks tersebut. Teks akademik diasosiasikan dengan teks tulis,
dan teks nonakademik diasosiasikan dengan teks lisan. Teks tulis bukan teks yang
dimediakan dengan tulisan. Sebaliknya, teks lisan bukan teks yang dituturkan secara
lisan. Sebagai contoh, teks berita yang didengarkan di radio adalah teks tulis yang
dimediakan secara lisan, dan naskah drama dalam bentuk dialog adalah teks lisan
yang dimediakan dengan tulisan.

Pertanyaan

1. Apa yang dimaksud dengan artikel ilmiah?


2. Bagaimana artikel ilmiah disusun? Adakah konvensi yang harus diikuti?
3. Jelaskan ciri-ciri teks akademik!
4. Jelaskan mengapa teks 1 lebih panjang daripada teks 2
Teks 1
Pada buku ini kita bertujuan untuk menelaah bagaimana menerapkan metode empiris
agar kita dapat menganalisis cara orang bercakap-cakap. Kita berharap dapat
menguak sesuatu yang diasumsikan orang ketika mereka berkomunikasi dengan cara
bercakap-cakap. Kita akan memusatkan perhatian kepada bagaimana penutur
menggunakan tuturan untuk berinteraksi, yaitu bagaimana mereka menciptakan dan
mempertahankan apa yang mereka definisikan sebagai “makna situasi sosial”.
Kita berpegang pada gagasan teoretis dasar yang berbeda dengan para ahli yang
bergerak di bidang sosiolinguistik. Teori dasar ini menunjukkan bahwa ketika kita
menganalisis tuturan orang yang berbicara empat mata, kita memperlakukan istilah-
istilah yang digunakan oleh antropolog dan sosiolog seperti “peran”, “status”,
“identitas sosial”, dan “hubungan sosial” sebagai “simbol” yang digunakan oleh
orang untuk saling berkomunikasi.

Teks 2
Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk menerapkan metode empiris analisis
percakapan yang dapat menguak asumsi sosial yang mendasari proses komunikasi
verbal dengan memusatkan perhatian kepada penggunaan tuturan oleh penutur untuk
berinteraksi, yaitu menciptakan dan mempertahankan definisi “situasi sosial” secara
khusus.
Posisi teori dasar yang membuat karya ini berbeda dengan karya ahli lain di bidang
sosiolinguistik adalah bahwa pada analisis terhadap tuturan empat mata, istilah-
istilah di bidang antropologi dan sosiologi seperti “peran”, “status”, “identitas
sosial”, dan “hubungan sosial” akan diperlakukan sebagai “simbol komunikasi”.
(Diterjemahkan dengan adaptasi dari Style: Text analysis and linguistic criticism,
Freeborn, 1996:44)

5. Jelaskan jenis artikel ilmiah yang ada kaitannya dengan bidang ilmu anda!
6. Coba anda jelaskan hubungan antara Artikel Ilmiah dengan logika berfikir dan
ciri ciri berfikir ilmiah serta Pengetahuan dan kebenaran serta prinsip prinsip
kebenaran sesuai dengan Ilmu Filsafat !
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa yang dimaksud dengan artikel ilmiah?

Artikel ilmiah merupakan tulisan yang ilmiah dapat berbentuk artikel ulasan (review
article) maupun artikel penelitian (research article) yang berisi laporan sistematis
mengenai hasil penelitian yang disajikan bagi masyarakat ilmiah tertentu, yang
merupakan audiens khusus dengan tujuan menyampaikan hasil kajian dan kontribusi
penulis artikel kepada mereka untuk dipikirkan, dikaji kembali, dan didiskusikan, baik
secara lisan maupun tertulis. Yang dimaksud dengan audien khusus antara lain seperti
mahasiswa, dosen, peneliti, dan ilmuwan. Dengan demikian dapat disimpulkan artikel
ilmiah merupakan sebuah media komunikasi yang digunakan oleh dosen, mahasiswa,
peneliti, dan ilmuwan untuk menyampaikan hasil kajian ilmu atau penelitian. 

2. Bagaimana artikel ilmiah disusun? Adakah konvensi yang harus diikuti?

Artikel ilmiah merupakan salah satu jenis artikel yang dibuat berdasarkan hasil dari
riset atau penelitian berupa fakta atau temuan di lapangan. Cara membuat artikel
ilmiah tidak jauh berbeda dengan cara membuat jurnal atau karya ilmiah lainnya yang
disusun berdasarkan hasil temuan fakta lapangan. Berikut ini adalah tahapan dan cara
membuat artikel ilmiah dengan mudah, yaitu:
1) Tentukan tema artikel
Tema merupakan pikiran utama yang akan menentukan artikel yang akan anda
buat. Tema juga akan menjadi kerangka pemikiran penulis kedepannya untuk
membuat sebuah artikel ilmiah. Pilih dan gunakan tema yang ringan sesuai
dengan target pembaca artikel ilmiah yang akan dibuat.
2) Buat kerangka artikel
Dengan membuat kerangka artikel, maka penulis dapat membuat artikel secara
sistematis. Dalam kerangka artikel juga terdapat gambaran kasar dari artikel
yang akan dibuat.
3) Pilih bahasa penulisan artikel
Artikel ilmiah lebih bersifat universal sehingga bahasa yang digunakan juga
lebih santai. Berbeda dengan karya ilmiah yang ditulis dengan menggunakan
bahasa baku. Jika penulis berencana untuk mengirimkan artikel ilmiah ke
media tertentu, maka penulis harus pelajari bahasa penulisannya terlebih
dahulu.
4) Buat kalimat pembuka yang menarik
Dalam membuat artikel ilmiah, buatlah pembuka artikel yang menarik bagi
para pembaca untuk menarik perhatian para pembaca yang dapat
meningkatkan minat mereka untuk membaca artikel hingga usai.
5) Tulis isi artikel ilmiah
Tulis dan uraikan isi artikel ilmiah dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami. Hindari penulisan artikel yang menggunakan bahasa kaki yang
terkesan kaku dan tidak menarik.
6) Tulis penutup yang bagus
Dalam penulisan penutup artikel ilmiah, penulis harus menulisnya dengan
baik. Bukan hanya bahasanya saja yang bagus, melainkan isi dari penutup
artikel ilmiah juga harus meyakinkan. 
7) Cek kembali artikel
Setelah penulis selesai menulis artikel ilmiah sebaiknya penulis menyunting
kembali artikel tersebut. Penyuntingan artikel ilmiah ini perlu dilakukan untuk
memastikan kualitas artikel yang ditulis.

Beberapa konvensi dalam penulisan karya ilmiah mencakup hal-hal berikut:


a. Masalah diungkapkan dan dipecahkan secara ilmiah atau dengan metode-
metode keilmuan. Metode keilmuan tampak pada penyajian karya ilmiah yang
mengutamakan kelogisan, fakta, atau bukti yang terpercaya disertai analisis
yang objektif.
b. Pendapat-pendapat yang dikemukakan berdasarkan fakta dan tidak
berdasarkan imajinasi, perasaan, ataupun pendapat yang bersifat subjektif
(impersonal).
c. Karya ilmiah harus disusun secara sistematis dan logis yang ditandai oleh
hubungan antarbagian-bagian tulisan yang membentuk suatu kesatuan
(kohesif) dan kepaduan (koheren). Adapun ragam bahasa yang digunakan
bersifat lugas, menggunakan kalimat efektif, menghindari kalimat yang
bermakna ganda, dan menghindari pemakaian kata yang bersifat konotasi.
Sistematika penulisan artikel ilmiah yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Judul (maksimum 12 kata)
 Identitas penulis
 Abstrak Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
 Kata kunci
 Pendahuluan
 Metode
 Hasil 
 Pembahasan
 Simpulan 
 Ucapan terima kasih (optional)
 Daftar pustaka

3. Jelaskan ciri-ciri teks akademik!


Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.
Wujud teks akademik antara lain, seperti: buku, ulasan buku, proposal penelitian,
laporan penelitian, dan artikel ilmiah.
Secara umum, teks akademik memiliki ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif,
dan logis. Wiratno (2012:5) mengurai keempat ciri keilmiahan teks akademik ke
dalam empat belas pilar. Empat di antaranya dijadikan landasan dan acuan dalam teori
penelitian ini. Berikut dijelaskan ciri keilmiahan teks akademik.
1. sederhana dalam hal struktur kalimat,
2. padat informasi,
3. padat akan kata-kata leksikal,
4. banyak memanfaatkan nominalisasi,
5. banyak memanfaatkan metafora gramatika,
6. banyak memanfaatkan istilah teknis,
7. bersifat taksonomik dan abstrak,
8. banyak memanfaatkan sistem pengacuan esfora,
9. banyak memanfaatkan proses relasional atributif untuk membuat deskripsi,
10. bersifat monolog dan untuk itu lebih banyak mendayagunakan jenis kalimat
indikatif-deklaratif,
11. memanfaatkan bentuk pasif untuk memberikan tekanan kepada pokok
persolan yang dikemukakan, bukan kepada pelaku; dan akibatnya, teks
akademik menjadi objektif, bukan subjektif,
12. biasanya mengambil genre faktual, seperti deskripsi, prosedur, eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi, bukan penceritaan fiktif,
13. tidak mengandung kalimat minor,
14. dan tidak mengandung kalimat takgramatikal.

4. Jelaskan mengapa teks 1 lebih panjang daripada teks 2


Teks 1
Pada buku ini kita bertujuan untuk menelaah bagaimana menerapkan metode empiris
agar kita dapat menganalisis cara orang bercakap-cakap. Kita berharap dapat
menguak sesuatu yang diasumsikan orang ketika mereka berkomunikasi dengan cara
bercakap-cakap. Kita akan memusatkan perhatian kepada bagaimana penutur
menggunakan tuturan untuk berinteraksi, yaitu bagaimana mereka menciptakan dan
mempertahankan apa yang mereka definisikan sebagai “makna situasi sosial”.
Kita berpegang pada gagasan teoretis dasar yang berbeda dengan para ahli yang
bergerak di bidang sosiolinguistik. Teori dasar ini menunjukkan bahwa ketika kita
menganalisis tuturan orang yang berbicara empat mata, kita memperlakukan istilah-
istilah yang digunakan oleh antropolog dan sosiolog seperti “peran”, “status”,
“identitas sosial”, dan “hubungan sosial” sebagai “simbol” yang digunakan oleh orang
untuk saling berkomunikasi.

Teks 2
Tujuan telaah pada buku ini adalah untuk menerapkan metode empiris analisis
percakapan yang dapat menguak asumsi sosial yang mendasari proses komunikasi
verbal dengan memusatkan perhatian kepada penggunaan tuturan oleh penutur untuk
berinteraksi, yaitu menciptakan dan mempertahankan definisi “situasi sosial” secara
khusus.
Posisi teori dasar yang membuat karya ini berbeda dengan karya ahli lain di bidang
sosiolinguistik adalah bahwa pada analisis terhadap tuturan empat mata, istilah-istilah
di bidang antropologi dan sosiologi seperti “peran”, “status”, “identitas sosial”, dan
“hubungan sosial” akan diperlakukan sebagai “simbol komunikasi”.
(Diterjemahkan dengan adaptasi dari Style: Text analysis and linguistic criticism,
Freeborn, 1996:44)

Ciri lisan pada Teks 1a dan ciri tulis pada Teks 1b yang segera dapat diidentifikasi
adalah penggunaan kata kita (dicetak tebal-miring) sebagai subjek kalimat pada Teks
1a dan ketiadaan kata tersebut pada Teks 1b.
Keadaan ini menunjukkan bahwa seakan-akan penulis Teks 1a mengajak berdialog
dengan pembaca.
Kata kita pada teks tersebut juga digunakan oleh penulis untuk mengajak pembaca
berada pada satu titik pandang.
Dari sini diketahui, bahwa jarak antara penulis dan pembaca pada Teks 1a terasa
dekat.
Diketahui pula bahwa kebersamaan antara “siapa (penulis) berbicara kepada siapa
(pembaca)” menjadi sesuatu yang dipentingkan.
Di pihak lain, Teks 1b tidak mengandung kata kita sebagai subjek kalimat, dan
sebagai gantinya, subjek itu diisi dengan pokok persoalan yang disajikan di dalam
teks tersebut.
Keadaan ini menunjukkan bahwa Teks 1b lebih mementingkan “objek yang
dibicarakan” daripada “pelaku yang berbicara”.
Hal itu menunjukkan makna bahwa teks 1b lebih objektif daripada Teks 1a.
Ciri lisan atau tulis lain yang menonjol yang dapat dieksplorasi dari Teks 1a dan Teks
1b adalah bahwa untuk mengungkapkan peristiwa, Teks 1a menggunakan verba,
sedangkan Teks 1b mengubah verba itu menjadi nomina.

5. Jelaskan jenis artikel ilmiah yang ada kaitannya dengan bidang ilmu anda!

Artikel yang terdapat dalam jurnal ilmiah memiliki banyak jenis, di antaranya adalah
(1) artikel hasil penelitian, (2) artikel non-penelitian, (3) tinjauan buku (books
review), dan (4) obituari (obituary), (5) laporan kasus, (6) ceramah, dan (7) editorial.
Biasanya jurnal-jurnal bidang kedokteran dan kesehatan relatif memuat hampir
seluruh jenis artikel yang telah disebutkan di atas, namun umumnya jurnal ilmiah
yang ada, biasa memuat dua atau empat jenis dari tujuh artikel yang ada. Empat jenis
artikel yang dimaksud adalah artikel hasil penelitian, artikel non-penelitian, artikel
tinjauan pustaka buku, dan artikel obituari.
1. Artikel hasil penelitian
Artikel hasil penelitian (research article) adalah artikel yang diterbitkan dalam
jurnal-jurnal ilmiah . Artikel jenis ini berisi pelaksanaan dan hasil penelitian.
Pemuatan artikel jenis ini bertujuan untuk membuka wacana diskusi dan
kemungkinan penelitian baru, sekaligus untuk mengetahui apakah teori-teori
atau pandangan-pandangan yang terkait dengan masalah yang diteliti layak
untuk untuk tetap diikuti atau hams ditinjau kembali. Nama lain dari artikel
hasil penelitian adalah "artikel asli," biasanya merupakan artikel ilmiah hasil
penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari
artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Biasanya bentuk atau format
penyajiannya setidaknya terdiri dari (a) judul dan nama penulis, (b) abstrak,
(c) kata kunci, (d) pendahuluan, (e) metode, (f) hasil, (g) diskusi, (h) simpulan,
dan (i) daftar pustaka.
2. Artikel non-penelitian
Artikel non penelitian atau sering disebut juga dengan artikel tinjauan (review
papers) biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah
pustaka atau kajian teori. Artikel jenis ini beragam, berisi telaah teori, konsep,
prinsip, pengembangan suatu model, mendeskripsikan fakta atau fenomena
tertentu, menilai suatu produk, dan lain-lain. Karena jenisnya beragam maka
bentuk penyajiannya pun sangat variatif tidak seperti artikel penelitian yang
memiliki bentuk baku. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas
permintaan editor. Penulisan artikel jenis ini biasanya penulis terlebih dulu
mengkaji tulisan-tulisan yang relevan dengan permasalahannya, baik yang
sejalan atau yang bertentangan dengan apa yang oleh penulis artikel dianggap
benar (Suhadi Ibnu). Artikel non-penelitian merniliki banyak nama, di
antaranya adalah artikel tinjuan (review article) dan artikel hasil pemikiran
konseptual. Disebut demikian karena artikel tinjauan berkaitan dengan
tinjauan teoritikal yang cenderung berlanciaskan pada argumentasi logikal
(Kalijernih, 20 10, p.62).
3. Artikel tinjauan pustaka buku
Telaah buku (books review) atau sering disebut resensi buku merupakan
tinjauan analitik dan kritis atas sebuah buku yang baru diterbitkan (1-3 tahun).
Telaah dimaksudkan untuk memberikan garnbaran ringkas bagi calon
pembaca buku yang bersangkutan. Paparan penulis telaah bersifat analitik,
kritis dan jika mungkin komparatif dengan acuan buku-buku sejenis yang telah
diterbitkan lebih dulu. Yang perlu diperhatikan dalam menelaah buku adalah
penelaah buku hams bersifat objektif dalam mengulas kelebihan-kelebihan .
dan kelemahan-kelemahan buku yang ditelaahnya secara proposional.
4. Obituari (obitary)
Obituari (obitary) adalah artikel yang mengulas berita kematian seorang tokoh
ilmuwan yang disertai biografi singkat tokoh tersebut. Tujuan pemuatan
obituari adalah untuk memberikan penghormatan kepada ilmuwan yang
bersangkutan atas jasa-jasa semasa hidupnya di dalam pengembangan bidang
ilmu yang ditekuninya.

6. Coba anda jelaskan hubungan antara Artikel Ilmiah dengan logika berfikir dan
ciri ciri berfikir ilmiah serta Pengetahuan dan kebenaran serta prinsip prinsip
kebenaran sesuai dengan Ilmu Filsafat !
Pengertian logika berpikir:
Jika didefinisikan secara umum logika adalah hasil pertimbangan dari akal pikiran
manusia yang diutarakan melalui kata-kata dan dinyatakan dalam bahasa. Secara
etimologis, istilah "logika" berasal dari bahasa Yunani yaitu Logos yang kemudian
membentuk kata Logikos dimana artinya adalah suatu pertimbangan akal (pikiran)
yang diungkapkan dengan kata-kata atau bahasa. Menurut Aristoteles, Pengertian
logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran
itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran.
Ciri-ciri berpikir ilmiah :
1. Objektif
2. Rasional/masuk akal
3. Terbuka dan menerima masukan
4. Berorientasi kebenaran
Hubungan dengan artikel ilmiah:
Logika memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pengetahuan serta
pengkajian-pengkajian pengetahuan tertentu termasuk pembuatan artikel ilmiah.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan ia menjadi dasar yang menentukan pemikiran agar
lurus, tepat dan sehat. Sebab fungsi logika menyelidiki, merumuskan serta
menerapkan hukum-hukum yang ditepati. Logika merupakan ilmu yang memberikan
prinsip-prinsip yang harus diikuti agar dapat berfikir valid menurut aturan yang
berlaku. Ini dikarenakan, artikel ilmiah menghendaki pembuktian kebenaran secara
terpadu.
Hubungan dengan ilmu filsafat :
Dalam perkembangannya filsafat sering dikatakan sebagai kakak kandung dari logika,
maka dari itu ia harus lebih “pintar” dari logika itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahwa
inti dari filsafat adalah membentuk sebuah pola pikir, bukan sekedar mengisi kepada
dengan fakta-fakta. Sehingga kelebihan filsafat itu sendiri dapat dikatakan mampu
melengkapi manusia dalam banyak bidang non akademis, bahkan ia juga diplot
mampu membawa perubahan kemandirian intelektual, dan dogmatis. Maka dari itu,
berfilsafat berarti menyusun dan mempertanyakan keyakinan-keyakinan seseorang
dengan menggunakan argumentasi rasional. Maka jika dikatakan bahwa filsafat
merupakan penyempurnaan dari logika, lantas perlu diketahui beberapa faktor minus
dari logika yang dilengkapi, atau ditambal oleh filsafat,
BAB III

PENUTUP

Dalam berargumen dan berpendapat penting memakai logika berpikir. Logika


memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan pengetahuan serta
pengkajian-pengkajian pengetahuan tertentu termasuk pembuatan artikel ilmiah.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan ia menjadi dasar yang menentukan pemikiran agar
lurus, tepat dan sehat. Sebab fungsi logika menyelidiki, merumuskan serta
menerapkan hukum-hukum yang ditepati. Logika merupakan ilmu yang memberikan
prinsip-prinsip yang harus diikuti agar dapat berfikir valid menurut aturan yang
berlaku. Ini dikarenakan, artikel ilmiah menghendaki pembuktian kebenaran secara
terpadu. Hubungan dengan filsafat adalah bahwa inti dari filsafat adalah membentuk
sebuah pola pikir, bukan sekedar mengisi kepada dengan fakta-fakta yang artinya
berpikir ilmiah atau memakai logika berpikir.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mustakim I D. Membuat artikel ilmiah. 10 November 2019.


https://www.hallokim.com/cara-membuat-artikel-ilmiah/. 17 November 2020.
2. Widiastuti. Analisis Ciri Keilmiahan Teks Akademik Pada Teks Laporan. Artikel
Universitas Negeri Malang 2019: 1(1); 15.
3. Suryoputro G, Riadi S, Ali Sya'ba. Menulis Artikel Untuk Jurnal Ilmiah. Jakarta:
Uhamka Press. 2012: 5-7.
4. Agsta AA. Logika Berpikir. Kompasiana. Agustus 2019:1.
5. Mustofa I. Jendela Logika dalam Berfikir: Deduksi dan Induksi sebagai Dasar
Penalaran Ilmiah. Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam 2016:6(2); 122-123

You might also like