You are on page 1of 11

LAPORAN MINI REVIEW

BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)

Diajukan Untuk Mememuhi Salah Satu Tugas Patofisiologi Kasus Kebidanan

Disusun Oleh:

Kelompok 11

1. Dwi Andi Rani


2. Fitri Nur’aisah
3. Fadila Putri
4. Gefi Nursetiawanti

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA

PROFESI KEBIDANAN

2023
Abstrak

Latar belakang: Seorang bayi yang baru lahir memerlukan masa untuk beradaptasi
dilingkungannya, masa ini ialah masa pertama pada fase kehidupan. Bayi Berat Lahir Rendah
adalah bayi baru lahir yang memiliki berat saat lahir kurang dari 2500 gram. Prevalensi
diperkirakan 15,5% dari atau sekitar 20 juta bayi yang lahir setiap tahun. Hal ini akan
berisiko dimasa mendatang pada orang dewasa yang memiliki riwayat BBLR yakni mereka
berisiko menderita penyakit degeneratif yang dapat menyebabkan beban ekonomi individu
dan masyarakat.

Tujuan: Mengetahui faktor yang berhubungan dengan BBLR dan tatalaksana BBLR

Methoda: Menggunakan literature review, dilakukan melalui tahapan pencarian sumber data
dan ektraksi serta seleksi artikel. Pencarian artikel menggunakan data base elektronik yaitu
google scholar, Springer, Apha, Biomed central, BKKBN, Dinkes, Kemenkes dengan kata
kunci yang digunakan dalam bahasa Indonesia dan bahasa inggris adalah “BBLR” atau “Low
birth weight”. Kriteria inklusi artikel yang diambil yaitu yang diplubikasikan full text, dalam
rentang waktu 2018-2023, jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif, kriteria peneliti minimal
S1 dalam bidang kesehatan, artikel yang memiliki konten utama pencegahan serta
pengendalian berat badan lahir rendah. Hasil pencarian ditemukan 15 artikel pada Google
Scholar, 3 artikel pada Springer, Apha 4 artikel, Biomed central 1 artikel, BKKBN 1 artikel,
Dinkes 1 artikel, Kemenkes 1 artikel. Setelah disesuaikan dengan kriteria inklusi maka artikel
yang tersisa sebanyak 5 artikel.

Hasil dan kesimpulan: Pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengatasi
BBLR ialah pendidikan kesehatan, pengawasan dan pemantauan, pencegahan hipotermia
pada bayi, melakukan terapi tanpa biaya yang dapat dilakukan, mengukur status gizi ibu
hamil, melakukan perhitungan dan persiapan langkah–langkah dalam kesehatan. Upaya-
upaya tersebut disarankan untuk dapat dilakukan oleh ibu secara langsung, ataupun para
kader-kader kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Jurnal 1

Judul : Faktor Ibu terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah

Penulis : Aprillya Wibowo Putri, Ayu Pratitis, Lulu Luthfiya, Sri


Wahyuni, Auly Tarmali
Jurnal : HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH
AND DEVELOPMENT
Tahun : 2019
Volume & Nomor : Vol 3, No 1
Desain Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan menggunakan desain deskriptif. Desain deskriptif
adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
memperoleh gambaran tentang faktor ibu yang mempengaruhi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Klinik Bersalin Harmoni
Ambarawa dimana dilakukan dengan cara melihat data rekam
medik yang ada di Klinik Bersalin Harmoni Ambarawa.
Sampel : Sejumlah 175 ibu bersalin. Teknik pengambilan sampel yang
dipakai adalah accidental sampling.

Pembahasan : Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu


bersalin di Klinik Bersalin Harmoni tidak mengalami kejadian
BBLR sejumlah 167 orang (93,14 %) sedangkan yang
mengalami kejadian BBLR sejumlah 12 orang (6,86 %).
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa umum nya ibu
yang melahirkan di Klinik Bersalin Harmoni Ambarawa
mempunyai umur yang tidak berisiko untuk melahirkan yaitu
sebanyak 144 orang (82,29 %).
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa ada 55 ibu
(31,43%) dengan primipara, 101 ibu (57,71%) dengan
multipara dan 19 ibu (10,86%) dengan multipara yang
melahirkan di Klinik Bersalin Harmoni Ambarawa. Kejadian
Bayi Berat Lahir Rendah di Klinik Bersalin Harmoni
didapatkan data bahwa ibu yang tidak mengalami kejadian
BBLR sejumlah 167 orang (93,14 %), sedangkan yang
mengalami kejadian BBLR sejumlah 12 orang (6,86 %).
Untuk mengeahui kualitas dari bayi yang baru lahir, berat
badan bayi ketika dilahirkan sangatlah penting. Untuk
mengukur berat badan bayi yang baru lahir dapat
menggunakan timbangan yang harganya cukup terjangkau,
mudah dilakukan, dan dapat dilakukan dalam waktu singkat.
Berat badan bayi yang baru lahir dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan Bayi Berat Lahir
Normal (BBLN).
Berdasarkan tabel 1, frekuensi ibu yang berisiko melahirkan
Bayi Berat Lahir Rendah sebanyak 31 ibu. Ibu yang berisiko
melahirkan bayi dengan BBLR sebagian besar adalah ibu yang
berumur <20 tahun dan >35 tahun dalam penelitian tersebut
presentasenya adalah sebanyak 17,71%. Dapat disimpulkan
bahwa ibu hamil baik di usia reproduktif (20-35 tahun) atau di
usia resiko tinggi (>35 tahun) memiliki peluang yang sama
melahirkan bayi BBLR namun bila ibu hamil di usia kurang
dari 20 tahun secara teoretis memiliki peluang yang lebih
besar melahirkan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah.
Penelitian ini juga menemukan riwayat kehamilan atau gravida
tidak berisiko secara signifikan terhadap kejadian BBLR, baik
ibu yang hamil pertama kali maupun ibu hamil kesekian kali
memiliki peluang yang sama melahirkan bayi dengan Bayi
Berat Lahir Rendah. Secara teoretis menurut Mahmudah
(2011) grande multipara dapat menyebabkan terjadinya
BBLR, karena ibu yang sering melahirkan lebih dari 5 kali
lebih rentan mengalami anemia yang berakibat pada
pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam kandungan dan
ibu dengan grande multipara lebihrentan melahirkan bayi
kurang bulan yang pasti memiliki berat badan bayi rendah.
Dalam penelitian ini tidak ada responden yang pernah
melahirkan ataupun hamil lebih dari 5 kali sehingga hasil yang
di temukan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kejadian
BBLR pada ibu yang baru pertama hamil dengan ibu yang
hamil kesekian kalinya dalam hal ini tidak lebih dari 5x. Hasil
penelitian ini pun memberikan gambaran, semen gencar di
canangkan keluarga berencana. Berdasarkan hasil penelitian
dan teori yang telah dipaparkan diatas maka dapat diketahui
bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR.
Paritas 1 dan umur muda berisiko karena ibu belum siap secara
medis (organ reproduksi) maupun secara mental, sedangkan
paritas di atas 4 dan umur tua, secara fisik ibu mengalami
kemunduran untuk menjalani kehamilan.

Jurnal 2

Judul PENGARUH PENERAPAN METODE KANGGURU PADA


BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN
MASALAH HIPOTERMIA

Penulis Arly Febrianti , Aisyatar Rohmah STIKES Hesti Wira


Sriwijaya

Jurnal Jurnal Kesehatan Akper Kesdam II Sriwijaya Palembang

Volume & Nomor Vol 12 , No 2

Desain Penelitian Penelitian Analitik dengan metode deskriptif

Sample Orang tua bayi dengan berat badan di bawah rentang normal.

Pembahasaan Berdasarkan hasil studi kasus yang dilakukan pada bulan


April hingga Mei 2023 tentang pengaruh penerapan metode
kangguru pada bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan
masalah hipotermia maka penulis menyimpulkan berdasarkan
hasil studi kasus yang dilakukan bahwa penerapan terapi
metode kangguru dengan kedua pasien menunjukkan
peningkatan suhu tubuh yang dibuktikan oleh hasil
pengukuran thermometer. Dimana bayi Ny. H sebelum
dilakukan terapi metode kangguru hasil suhunya S: 35,7°C
dan setelah dilakukan terapi selama 3 hari hasil suhunya S:
36,7°C. Begitu pula dengan bayi Ny. R sebelum dilakukan
terapi metode kangguru hasil suhunya S: 35,5°C dan setelah
diberikan terapi selama 3 hari hasil suhunya S: 36,5°C. Hal
ini menunjukkan bahwa dengan memakai pendekatan kanguru
berhasil menaikkan suhu inti BBLR. Bayi yang hipotermia
dapat pulih dari kondisinya melalui mekanisme konduksi,
yang melibatkan perpindahan panas dari ibu ke bayi. Dari
hasil studi kasus diatas, setelah diberikan penerapan terapi
metode kangguru bisa menstabilkan suhu tubuh dari kedua
pasien.

Jurnal 3

Judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR (Bayi


Berat Lahir Rendah) Di Rumah Sakit Umum Daerah
Haji Abdoel Madjid Batoe Muara Bulian
Penulis Suroso, Melda Yenni
Jurnal Jurnal Inovasi Penelitian
Tahun 2023
Volume & Nomor Vol. 4 No. 3
Desain Penelitian Observasional Analitik dengan case control study
Sampel 220 responden
Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 220 responden
24.55% termasuk dalam kelompok umur berisiko, 53.18%
termasuk dalam kelompok Hb responden berisiko dan 57.27%
termasuk dalam kelompok paritas responden berisiko.
Terdapat hubungan yang signifikan antara umur responden
(p-value = 0.008), kadar Hb responden (p-value= 0.015),
paritas responden (p-value= 0.010) dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Dari tiga variabel yang paling berpengaruh
adalah umur (dilihat dari angka Odds Ratio terbesar yaitu
2,345).
Disarankan diberikan pemahaman kepada ibu-ibu dan remaja
puteri (usia produktif) dalam hal umur yang paling baik untuk
hamil dan akibat yang akan terjadi bila kehamilan terjadi < 20
tahun atau >35 tahun.
Tidak dianjurkan untuk hamil dan pemahaman tentang
kehamilan yang paling baik adalah 2 dan 3 kehamilan dan
persalian lebih dari 3 kali akan mempunyai dampak yang
buruk terhadap kesehatan ibu dan janin.
Melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC secara berkala,
minimal 4 kali selama masa kehamilan, mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan menjaga kondisi kesehatan dan
aktivitas sehari-hari.

Jurnal 4

Judul Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Meningkatnya


Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Penulis Tresia Pitriani, Rezka Nurvinanda, Indri Puji Lestari
Jurnal Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Tahun 2023
Volume & Nomor Volume 5 Nomor 4
Desain Penelitian case control
Sampel 88 responden sebagai kasus dan 88 responden sebagai control
Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia ibu
(p-value=0,005), usia kehamilan (p-value=0,000), paritas (p-
value=0,016), jarak kehamilan (p-value=0,002) dan kadar Hb
(p-value=0,010) dengan kejadian BBLR di RSUD Drs.H.Abu
Hanifah tahun 2022.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian maka peneliti berasumsi
bahwa BBLR disebabkan karena usia ibu < 20 tahun dimana
perkembangan sistem reproduksi yang belum optimal dan
kesiapan psikologis yang belum baik dapat berpengaruh
dalam perkembangan janin. Usia ibu ≥ 35 tahun juga
menyebabkan kejadian BBLR karena fungsi sistem reproduksi
mengalami penurunan sehingga dapat mempengaruhi
pertumbuhan berat badan bayi.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian maka peneliti berasumsi
bahwa kejadian BBLR disebabkan kelahiran prematur (kurang
bulan) yaitu kehamilan < 37 minggu dikarenakan
pertumbuhan bayi belum sempurna. Bayi yang berada di
rahim ibunya sebelum usia kehamilan 37 minggu tidak bisa
berkembang secara normal, meningkatkan kemungkinan
mereka lahir dengan berat < 2500 gram. Pertumbuhan organ-
organ tubuh membaik pada bayi yang menghabiskan waktu 37
minggu atau lebih di dalam rahim ibu menghasilkan berat
badan normal saat lahir.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian maka peneliti berasumsi
bahwa paritas berisiko khususnya primipara dan
grandemultipara menyebabkan kejadian BBLR. Primipara
ditandai dengan ketidaksiapan organ untuk mendukung
kehamilan dan kehadiran janin, ketidakmampuan ibu merawat
dirinya dan janin dengan baik dan keadaan psikologis ibu
yang masih labil. Sebaliknya pada grandemultipara, fungsi
rahim terutama pembuluh darah terganggu oleh ibu yang
memiliki anak lebih dari sama dengan lima atau paritas tinggi.
Kehamilan berulang dapat mengakibatkan kerusakan pada
dinding pembuluh darah rahim yang mengganggu nutrisi janin
dan menyebabkan hambatan pertumbuhan yang
mengakibatkan anak BBLR.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian maka peneliti berasumsi
bahwa jarak kehamilan berisiko < 2 tahun inilah yang
menyebabkan kejadian BBLR. Hal ini karena jika jarak
kehamilan berdekatan, tubuh ibu tidak akan memiliki cukup
waktu untuk memulihkan diri dari kehamilan dan persalinan
sebelumnya yang akan melemahkan kondisinya dan
memengaruhi kesehatan janin serta perkembangan berat
badan lahirnya. Jarak kehamilan yang pendek berisiko tinggi
bagi ibu mengalami anemia dan preeklampsia yang dapat
membahayakan kesehatan ibu dan janin. Selain membutuhkan
pemulihan secara fisik, ibu juga membutuhkan pemulihan
secara emosional. Jarak kehamilan ideal adalah ≥ 2 tahun
karena tubuh diberikan waktu untuk memperbaiki organ-organ
reproduksi dan psikologis ibu untuk siap saat kehamilan
selanjutnya.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian maka peneliti berasumsi
bahwa BBLR terjadi pada ibu hamil dengan kadar Hb < 11
g/dL disebabkan oleh anemia. Anemia selama kehamilan
adalah anemia yang disebabkan kekurangan zat besi.
Diharapkan bagi institusi kesehatan untuk memberikan
pendidikan kesehatan tentang faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian BBLR.

Jurnal 5

Judul Faktor Risiko Maternal Bayi Berat Lahir Rendah (Bblr): Studi
Systematic Review
Penulis Jianti fina Lestari, Risa Etika Pudji lestari
Jurnal Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal
Tahun 2020
Volume & Nomor Vol. 4 No. 1
Desain Penelitian Studi Systematic Review
Sampel 11 artikel
Pembahasan Didapatkan hasil total 818 artikel, setelah dilakukan proses
screening didapatkan hasil akhir 11 artikel. Artikel yang
didapat mewakili berbagai negara antara lain: 8 artikel
dilakukan di benua Afrika (Ethiopia, Ghana), dan 3 Artikel di
benua Asia (Nepal, Kamboja, dan Malaysia)
Hasil penilaian kuaitas literatur menggunakan Quality
Assessment Tool for Quantitative Studies dari Effective Public
Health Practice Project (EPHPP). Di dapatkan 1 artikel
dengan nilai strong, 4 artikel dengan nilai moderate, dan 6
artikel dengan nilai weak

KESIMPULAN

Terdapat faktor-faktor risiko maternal yang berperan secara signifikan pada terjadinya
kelahiran bayi dengan BBLR antara lain, usia ibu, paritas, lingkar lengan atas yang rendah,
kadar hemoglobin kurang dari 11gr/dL, usia kehamilan <37 minggu, komplikasi selama
kehamilan. Pendekatan kanguru berhasil menaikkan suhu inti BBLR. Bayi yang hipotermia
dapat pulih dari kondisinya melalui mekanisme konduksi, yang melibatkan perpindahan
panas dari ibu ke bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Febrianti, A & Rohmah, A. (2023). PENGARUH PENERAPAN METODE KANGGURU
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN MASALAH
HIPOTERMIA. Jurnal Kesehatan Akper Kesdam II Sriwijaya Palembang. Vol 12 (2)

Lestari, J. Etika, R & Lestari, P. (2020). FAKTOR RISIKO MATERNAL BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR). Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal. Vol 4
(1)

Pitriani, T. Nurvinanda, R & Lestari, I. (2023). FAKTOR-FAKTOR YANG


BERHUBUNGAN DENGAN MENINGKATNYA KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR
RENDAH (BBLR). Jurnal Penelitian Perawat Profesional. Vol 5 (4) : 1597 – 160.

Putri, A. Pratitis, A & Luthfiya, L. (2019). Faktor Ibu terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir
Rendah. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH RESEARCH AND
DEVELOPMENT. Vol 3 (1) : 55-62.

Suroso & Yenni, M. (2023). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
HAJI ABDOEL MADJID BATOE MUARA BULIAN. Jurnal Inovasi Penelitian. Vol
4 (3) : 631 - 638

You might also like