You are on page 1of 165

PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public Relations PT.


Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan
Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009)

Oleh:
UJANG RUSDIANTO
D 0206023

SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pembimbing

Dra. Christina Tri H, M.Si


NIP. 19620117 198601 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret

Pada Hari : Selasa


Tanggal : 20 Juli 2010

PANITIA UJIAN SKRIPSI


1. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D ( )

NIP. 19530726 197903 2 001 Ketua

2. Dra. Indah Budi Rahayu, SE ( )

NIP. 19580317 199010 2 001 Sekretaris

3. Dra. Christina Tri Hendriyani, M.Si ( )

NIP. 19620117 198601 2 001 Penguji

Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta,
Dekan
Drs. H. Supriyadi S.N, SU
NIP. 19530128 198103 1 001

MOTTO HIDUP

“Dilahirkan untuk hidup,

senantiasa tetap berusaha dan berdo’a,

untuk meraih kesuksesan di usia muda.”

Ujang Rusdianto, 2010


PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT, Sang Maha Penghendak atas

segala sesuatu, serta pemilik segala

rahasia.

2. Almh. Mama, karenamu aku ada, karena

aku tetap bertahan dan karenamu ingin

kugapai kebahagiaan untuk kini, esok

dan masa depan.

3. Ayah dan Adik tercinta, atas segala

kasih sayang dan do’a yang senantiasa

diberikan.

4. Bapak/Ibu Dosen di Prodi Ilmu

Komunikasi, terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan.
5. Untuk sahabat dan temanku, yang telah

memberiku banyak inspirasi dan

wacana.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puja puji syukur yang tiada terkira bagi Allah SWT, yang senantiasa

tetap melimpahkan rahmat, hidayah dan innayah-Nya. Sholawat serta salam

semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul “PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi

Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara Dalam Menjalankan CSR Bidang

Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun

2009), sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian skripsi ini tidak dapat penulis laksanakan sendiri tanpa

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:


1. Bapak Tata Setiawan, Ibu Wagini, dan Adik Mellin Hdianti, terima kasih atas

segala kasih sayang dan do’a yang senantiasa kalian berikan.

2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi yang

telah banyak membantu dan mendidik saya hingga bisa menyelesaikan kuliah

tepat pada waktunya.

3. Dra. Christina Tri H, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

dan memberi banyak masukan pada saya dalam penyusunan skripsi ini.

4. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D, selaku pembimbing akademis saya di Prodi Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D dan Dra. Indah Budi Rahayu, SE,

selaku tim penguji skripsi.

6. Wagimin Sastrahady, Faozan Maolad, Andika Wijaya, serta seluruh karyawan

PT. Newmont Nusa tenggara di External Relations Department yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. Saya mengucapkan terimakasih atas segala

masukan dan dampingannya selama saya melaksanakan Kuliah Kerja

Komunikasi (K3).

7. Tati Mulyawati, Glenny Franciska, dan Komang Kariani, terima kasih saya

ucapkan untuk motivasinya selama ini.

8. Sahabat Anak Rantau saya di Solo; Anas, Yoga, Windri, Rezy, Pijon, Chitra,

dan Bembenk. Sekarang, besok, dan seterusnya, kita akan tetap seperti ini,

tetap jadi keluarga selamanya.

9. Sahabat saya Hafidz Novalsyah, Akmal Fachmiansyah, Henricus Hans, M.

Aziz, Yoan Sivika, M. Rois, Yestha Pahlevi, Nurul Huda Zus, Dian Kukuh,
Shella Pradipta, Mbak Annisa, Noviana Rahmawati, dan Siti Aminah. Kalian

adalah sahabat sekaligus My 2Familiy untukku.

10. Teman saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2006, Tetap semanagat teman!!!

jadilah teman sekaligus sahabat terbaikku, karena aku juga akan melakukan

itu untuk kalian.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih dan

mengharapkan berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun

kritik yang sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.

Harapan penulis, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 21 Juli 2010

Penulis

Ujang Rusdianto
D0206023
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL…………………………………………………………………….. i

PERSETUJUAN………………………………………………………....... ii

PENGESAHAN………………………………………………………........ iii

MOTTO HIDUP…………………………………………………………... iv

PERSEMBAHAN………………………………………………………..... v

KATA PENGANTAR……………………………………………………... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………............ ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………..... xiii

DAFTAR BAGAN……………………………………………………….... xiv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xv

ABSTRAK………………………………………………………............... xvi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 10

E. Teori dan Kerangka Pemikiran............................................................... 11

1. Strategi Komunikasi.......................................................................... 11

2. Public Relations/Humas.................................................................... 18

3. Corporate Social Responsibility (CSR)............................................. 30

4. Masyarakat......................................................................................... 46

5. Kerangka Berpikir............................................................................ 47

F. Metodologi Penelitian............................................................................. 48

1. Jenis Penelitian.................................................................................. 48

2. Lokasi Penelitian............................................................................... 48

3. Jenis Data.......................................................................................... 49

4. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 50

5. Teknik Sampling............................................................................... 51

6. Validitas Data.................................................................................... 52

7. Analisis Data..................................................................................... 53

BAB II : DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum PT. Newmont Nusa Tenggara................................... 55

1. Sejarah Perusahaan............................................................................ 55

2. Visi dan Misi PT. Newmont Nusa Tenggara..................................... 60


3. Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara................................. 60

4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 62

5. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 62

6. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 64

B. Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara............. 65

1. Kedudukan Divisi Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara dalam struktur organisasi perusahaan............................... 65

2. Fungsi Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 66

3. Tugas Pokok Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 66

4. Visi dan Misi Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 67

5. Program Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 68

C. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara............ 69

D. Desa Maluk sebagai lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara............. 72

BAB III : PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A. Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT.


Newmont Nusa Tenggara........................................................................ 74

1. Fact Finding CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara............................................................................................ 82

2. Keterlibatan Stakeholder dalam Perencanaan Strategi Komunikasi

CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara.................... 90

B. Penetapan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara......................................................................................... 98

1. Tujuan CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara........ 101

2. Penetapan Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara........................................................................................... 106

C. Pelaksanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan dalam

Meraih Keterlibatan Masyarakat Desa Maluk…………………………. 109

1. Pesan dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara pada Masyarakat Maluk………………………………… 112

2. Pola Komunikasi Dalam Penyampaian Program CSR Bidang

Kesehatan pada Masyarakat Maluk……………………………….. 118

D. Evaluasi Terhadap Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara………………………………………………………… 126

1. Pemantauan dan Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan Oleh

Divisi Community Development…………………………………… 127

2. Respon Masyarakat Terhadap Program CSR Bidang Kesehatan

PT. Newmont Nusa Tenggara…………………………………….. 134


BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................. 145

B. Saran....................................................................................................... 147

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 149

LAMPIRAN.................................................................................................. 153

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 : Pembagian Karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara........... 58

Tabel II.2 : Mitra Kerja PT. Newmont Nusa Tenggara........................... 59


DAFTAR BAGAN

Bagan I.1 : Konsep Triple Bottom Line (BTL)....................................... 33

Bagan I.2 : Kerangka Berpikir................................................................. 47

Bagan I.3 : Skema Model Analisa Data................................................... 54

Bagan II.1 : Kepemilikan Saham PT. Newmont Nusa Tenggara.............. 57

Bagan II.2 : Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara.................... 60

Bagan II.3 : Kedudukan Comdev Dalam Struktur Organisasi.................. 65


DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 : Model Idel Perpaduan Keuntungan Ekonomis dan

Keuntungan Teoritis.............................................................. 38

Gambar II.1 : Logo Perusahaan................................................................... 55

Gambar II.2 : Lokasi PT. Newmont Nusa Tenggara................................... 56


ABSTRAK

UJANG RUSDIANTO, D0206023, PUBLIC RELATIONS DAN CORPORATE SOCIAL


RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi Public
Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang
Kesehatan untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat di Desa Maluk Tahun
2009), Skripsi, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, 152 halaman.
PT. Newmont Nusa Tenggara saat ini telah memiliki divisi Public Relations
yang berfungsi untuk mengembangkan masyarakat sekitar dan potensi alam,
yaitu Divisi Community Development yang merupakan unit kerja dibawah
External Relations Department. Untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat
lingkar tambang, salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR)
kemudian di fokuskan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, yaitu melalui
program CSR Bidang Kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi
Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang
Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Di Desa Maluk Tahun
2009). Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui bagaimana tanggapan
atau respon masyarakat di Desa Maluk terhadap program CSR Bidang Kesehatan
PT. Newmont Nusa Tenggara.
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk
menggambarkan, memaparkan, menuturkan dan menganalisa data yang ada
secara mendalam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Sedangkan penarikan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Metode analisa data yang
digunakan yaitu analisis analisis data kualitatif dan untuk menguji validitas data
dilakukan dengan triangulasi sumber data.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui strategi komunikasi yang dilakukan
Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara untuk merumuskan program CSR
Bidang Kesehatan, dilakukan dengan menggunakan pendekatan Participatory
Rural Appraisal (PRA). Caranya yaitu dengan melakukan perencanaan program
pengembangan masyarakat melalui kegiatan lokakarya di desa-desa lingkar
tambang dan menggunakan pola pendekatan multistakeholder, seperti dengan
melibatkan pihak Puskesmas, kader-kader kesehatan, International SOS, dan
elemen masyarakat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya respon positif dari masyarakat
Desa Maluk, ditunjukkan dengan terpeliharanya hubungan komunitas yang baik.
Perusahaan juga berupaya untuk menjaga sikap dan kontrol mereka terhadap
masyarakat. Hampir dipastikan tidak ada masalah dalam lingkup kehidupan
bermasyarakat dan perusahaan sendiri. Dukungan dan empati masyarakat juga
sangat besar, hal ini dapat dilihat dari antusias masyarakat dalam setiap kegiatan
yang dilakukan perusahaan dan adanya komunikasi yang terjalin dengan baik
antara masyarakat Desa Maluk dengan PT. Newmont Nusa Tenggara.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi

dengan prinsip kebersamaan, efisisensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan

kesatuan ekonomi nasional, pada akhirnya untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat. Salah satu pilar pembangunan perekonomian di Indonesia yang dapat

diharapkan untuk membantu terwujudnya kesejahteraan rakyat adalah perusahaan.

Keberadaan perusahaan sangat berperan dalam memajukan suatu

masyarakat, daerah dan negara. Sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan

masyarakat. Perusahaan dalam menjalankan usahanya tidak hanya mempunyai

kewajiban secara ekonomis saja, tetapi juga mempunyai kewajiban yang bersifat

etis. Adanya suatu etika bisnis yang merupakan tuntunan perilaku bagi perusahaan

untuk bisa membedakan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh

dilakukan. Dalam pemenuhan etika dalam berbinis tersebut, memang tidak hanya

profit (keuntungan) yang menjadi tujuan utama, tetapi pengembangan masyarakat

sekitar juga harus menjadi tujuan utama suatu perusahaan.

Pada perkembangannya, komitmen perusahaan dalam melakukan program

pengembangan masyarakat telah menjadi salah satu indikator penilaian bagi

kinerja perusahaan. Kegiatan ini dianggap tidak lagi menjadi beban keuangan,
tetapi lebih sebagai investasi modal sosial perusahaan. Tumbuhnya modal sosial

dalam masyarakat, akan selaras dengan penciptaan kepercayaan terhadap

perusahaan. Kepercayaan merupakan modal sosial yang berarti untuk membangun

kemitraan berbasis nilai kekeluargaan yang pada akhirnya akan menumbuhkan

rasa ikut memiliki masyarakat terhadap perusahaan. Bila semua tanggung jawab

sosial kepada masyarakat dapat terpenuhi, maka efek positif nya dapat

menimbulkan citra yang baik (good image) dikalangan masyarakat.

Pada dasarnya “akar rumput” dari sebuah perusahaan adalah citra. Citra

mutlak dan wajib hukumnya bagi setiap perusahaan, tidak peduli baik atau buruk,

tetap akan menyertai suatu perusahaan hingga kapan pun. Semua perusahaan

berlomba-lomba agar mendapat citra yang baik di tengah masyarakat. Sedemikian

pentingnya arti citra, sampai-sampai perusahaan bersedia mengeluarkan tenaga

dan biaya ekstra untuk memperoleh citra yang baik. Untuk itu Rhenald Kasali

berpendapat bahwa “Citra yang baik juga dimaksudkan agar perusahaan tetap

hidup, dan orang-orang yang berada di dalamnya dapat terus mengembangkan

kreativitasnya, bahkan dapat memberi manfaat dengan lebih berarti bagi orang

lain” (Kasali, 1995 : 30).

Semakin besar perusahaan tentu akan semakin kompleks pekerjaan dan

tanggung jawab yang harus dihadapi, begitupun dengan PT. Newmont Nusa

Tenggara. Sebagai salah satu dari bagian perusahaan terkemuka di Indonesia,

tentu akan lebih banyak mendapatkan sorotan dari publik. Segala hal yang berada

di dalam atau di luar perusahaan, tentu selalu menjadi pusat perhatian. Sehingga
penting dilakukan berbagai tindakan atau aktivitas yang sekiranya dapat

mengangkat citra baik ke dalam ataupun ke luar lingkungan perusahaan.

Untuk itu pada suatu perusahaan diperlukan bagian atau divisi Public

Relations yang berorientasi pada peningkatan pembangunan dan citra perusahaan.

Istilah Public Relations menurut Rosady Ruslan, dapat diartikan sebagai fungsi

manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata

cara seseorang atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan

melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan

dukungan serta penilaian yang baik dari publiknya (Ruslan 2005 : 10).

Public Relations merupakan kegiatan komunikasi yang berhubungan

dengan hal-hal yang berkaitan dengan strategi, yakni mengamankan arah dan

tujuan perusahaan atau organisasi menuju sasarannya. Untuk itu Public Relations

perlu melibatkan diri dalam perumusan rencana strategis dan memahami posisi

perusahaan berada dan menyatu dalam konsensus. Disamping itu, Public

Relations juga perlu memahami konflik yang ada diantara pihak-pihak dalam

perusahaan dan rencana yang dimiliki oleh setiap bagian dalam organisasi serta

turut membentuk arah perusahaan dengan memberikan pandangannya tentang

masa depan dan opini dari publik masyarakat (Rhenal Khasali, 1995 : 67).

Menjaga hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan

keharusan yang mutlak. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang

harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah

satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif

dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna
berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan

atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa

tertarik (Abdurachman, 2001 : 39).

Kegiatan utama dari Public Relations dalam mewakili top manajemen

suatu lembaga atau organisasi, merupakan kegiatan two ways communication

(komunikasi dua arah) yang merupakan ciri khas dari peran Public Relations

(PR), karena salah satu tugas PR ialah ”apa dan bagaimana” bertindak sebagai

nara sumber informasi (source of informations), dan saluran informasi (channel of

informations) (Ruslan, 2005 : 15).

Komunikasi dalam hal ini memegang peranan yang sangat esensial bagi

perkembangan usaha. Survive tidaknya sebuah perusahaan, tergantung bagaimana

cara menyampaikan pesan-pesan kepada publiknya. Melalui pesan-pesan tersebut

berbagai informasi penting tentang perusahaan bisa tersalurkan, termasuk upaya-

upaya persuasif untuk membangun serta mempertahankan citra perusahaan.

Dalam hal ini Public Relations dapat berperan aktif ke dalam dan luar perusahaan,

karena Public Relations telah diberikan wewenang menjaga hubungan antara

banyak pihak sehingga terjadi harmonisasi dalam bekerja.

Pada PT. Newmont Nusa Tenggara, saat ini telah memiliki suatu divisi

sendiri yang berfungsi untuk mengembangkan potensi alam dan masyarakat

sekitar serta menjebatani hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dalam

menjalin suatu hubungan yang harmonis dan berkesinambungan, baik itu secara

personal maupun interpersonal melalui suatu media tertentu demi kelancaran


jalannya perusahaan dan operasi tambang, yaitu Divisi Community Development

yang merupakan unit kerja dibawah External Relations Department.

Setiap perusahaan di Indonesia akan melakukan berbagai kegiatan

terencana untuk dapat menjaga eksistensinya dan menjadi Good Bussiness. Salah

satunya adalah dengan menerapkan CSR. Magnan & Farel (2004) mendefinisikan

CSR sebagai, “A business acts in socially responsible manner when its decision

and occunt for and balance diverse stakeholder interest”. Definisi ini

menekankan kepada perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap

kepentingan berbagai stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan

tindakan yang diambil oleh pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial

bertanggung jawab. (AB. Susanto, 2007: 1)

Pelaksanaan CSR di Indonesia, merupakan salah satu kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh setiap perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 ayat 1

Undang-undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang meyebutkan

bahwa; ”Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lingkungan.” Dengan adanya Undang-undang ini, perusahaan wajib untuk

melaksanakannya, sehingga industri dan korporasi berperan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi yang sehat dengan mempertimbangkan pula faktor

lingkungan hidup (Siregar, 2007 : 285).

Menjalankan kegiatan pertambangan di wilayah publik, membuat PT.

Newmont Nusa Tenggara melalui Divisi Community Development memberi

perhatian kepada masyarakat sekitar. Perhatian yang dilakukan perusahaan dalam


melakukan pengembangan masyarakat sekitar bisa dikatakan cukup besar. Hal ini

terlihat dari komitmen dan kebijakan Social Lisence To Operate (SLTO) dan

Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Newmont Nusa Tenggara yang

memandang penting kedudukan masyarakat dalam kegiatan perusahaan. Di

samping itu, mekanisme pengelolaan lingkungan sosial juga telah berjalan secara

sistematis, berdasarkan konsep dan strategi pengembangan masyarakat yang

cukup jelas, melalui perencanaan jangka panjang dan secara relatif telah

melibatkan partisipasi masyarakat serta dukungan sumberdaya yang cukup besar

dari perusahaan, baik dukungan dalam bentuk organisasi maupun anggaran untuk

biaya kegiatan pengembangan masyarakat.

Hal ini dapat dilihat pada upaya perusahaan untuk merespon kondisi

kesehatan masyarakat sekitar (lingkar tambang), yang kemudian diwujudkan

melalui program CSR Bidang Kesehatan. Dalam program tersebut perusahaan

melakukan pembangunan Puskesmas dengan fasilitas pendukungnya, pelatihan

kader-kader kesehatan, menyediakan sarana air bersih, mengoptimalisasi

Posyandu, dan melakukan pemeriksaan serta pengobatan gratis bagi masyarakat.

Program-program yang dilakukan ini bertujuan untuk meningkatkan standar

kesehatan masyarakat demi terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif

(Renstra PTNNT, 2009).

Sasaran dari CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara adalah

masyarakat lingkar tambang (sekitar perusahaan), termasuk juga di dalamnya

adalah Desa Maluk. Desa Maluk merupakan komunitas terdekat perusahaan dan

sebagai bagian dari kebijakan perusahaan pada bidang external relations. Di


samping itu, dilaksanakannya CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara di Desa Maluk ini, tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan

masyarakat itu sendiri.

Desa Maluk sebagai lingkungan perusahaan PT. Newmont Nusa Tenggara,

memiliki profil kesehatan yang masih rendah kualitas kesehatannya. Pada tahun

1999, desa ini merupakan daerah hiper-endemis dengan angka serangan kasus

malaria mencapai 47%, dan angka kasus gizi buruk balita (balita BGM = bawah

garis merah) yang mencapai 10.11%. Kondisi kesehatan yang memprihatinkan ini,

ditambah lagi dengan lingkungan perumahan yang masih kurang mendukung

kualitas kesehatannya. Hal ini selain kemampuan ekonomi masyarakat yang bisa

dikatakan masih rendah, juga disebabkan lokasi pemukiman masyarakat yang

memang jauh dari akses ke kota sehingga sulit untuk memperoleh layanan

kesehatan yang memadai (Sinoel, 2005 : 104).

Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, sudah barang tentu

perusahaan melalui Public Relations wajib memiliki kepedulian dan tanggung

jawab sosialnya untuk membantu masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.

Permasalahan yang terjadi di masyarakat sekitar PT. Newmont Nusa Tenggara

seperti yang dialami masayarakat Desa Maluk, mau tidak mau menjadi tanggung

jawab bersama, yang harus dipikul pula oleh PT. Newmont Nusa Tenggara.

Dalam hal ini, perlu penyesuaian dan perencanaan komunikasi yang baik dari

perusahaan dalam rangka menjaga eksistensi dan kepercayaan masyarakat.

Kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan merupakan komponen

yang jelas terlihat siapa pun, karena komunikasi memang ditujukan untuk
masyarakat. Komunikasi berfungsi sebagai katalisator untuk mempresentasikan

dan mendukung strategi tindakan. Untuk itu dibutuhkan strategi komunikasi agar

pesan/informasi yang dimaksudkan atau ditujukan untuk merubah sikap, pendapat

atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang dapat mengahasilkan efek

tertentu sesuai dengan yang diharapkan (Morrisan, 2006 : 191).

Perusahaan melalui Public Relations harus mampu memiliki strategi yang

tepat untuk membuat sebuah program bagi masyarakat dan tanggung jawab sosial

perusahaan. Di dalam strategi tersebut, perlu pula mencakup strategi komunikasi

yang baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat

didukung dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Salah satu usaha yang

dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab sosial,

yaitu dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).

Program CSR yang dikomunikasikan dan mampu dikelola dengan baik

oleh perusahaan, pada akahirnya akan mendatangkan berbagai manfaat bagi

perusahaan dan masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut

Wibisono (2007) manfaat bagi perusahaan yang berupaya menerapkan CSR, yaitu

dapat mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan,

layak mendapatkan social licence to operate, mereduksi risiko bisnis perusahaan,

melebarkan akses sumberdaya, membentangkan akses menuju market, mereduksi

biaya, memperbaiki hubungan dengan stakeholders, memperbaiki hubungan

dengan regulator, meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan serta

berpeluang mendapatkan penghargaan. Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat,


yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan, tabungan,

konsumsi dan investasi dari rumah tangga warga masyarakat.

Kepentingan-kepentingan bersama tentunya akan tercapai bila terdapat

hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat dengan terjalinnya

komunikasi timbal balik diantara mereka. Hal ini dimaksudkan untuk melakukan

penyesuaian kepentingan perusahaan dengan masyarakat. Hidup mati,

berkembang atau tidaknya suatu perusahaan tergantung kepada sejauh mana

perusahaan tersebut mampu membangun hubungan yang harmonis dengan

publiknya, baik itu internal maupun eksternal perusahaan.

Dengan melihat latar belakang yang ada, penelitian ini akan melihat

bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations PT. Newmont

Nusa Tenggara selaku komunikator dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan

untuk meningkatakan kesehatan masyarakat di Desa Maluk sebagai komunikan.

Program CSR tersebut, dipandang sebagai proses komunikasi yang membawa

pesan untuk mencapai satu tujuan bersama. Menjadi daya tarik tersendiri

manakala dalam hal ini, Divisi Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara mempunyai strategi komunikasi yang mereka jalankan untuk

berjalannya program tersebut.

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul : PUBLIC RELATIONS DAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) (Studi Deskriptif Kualitatif

Strategi Komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam

menjalankan CSR Bidang Kesehatan Untuk Meningkatkan Kesehatan

Masyarakat Di Desa Maluk Tahun 2009).


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

Bagaimana strategi komunikasi Public Relations PT. Newmont Nusa

Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat di Desa Maluk Tahun 2009 ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui secara mendalam tentang strategi komunikasi Public

Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR Bidang

Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk

Tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti :

Dengan melakukan penelitian ini, penulis mendapatkan wawasan dan

pengetahuan tentang bidang kehumasan secara langsung bagaimana

kinerja seorang Public Relations di dalam sebuah perusahaan dalam

menjalankan sebuah program Corporate Social Responsibility (CSR).


2. Bagi Perusahaan

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran

jelas tentang arti pentingnya masyarakat bagi PT Newmont Nusa Tenggara

dalam menjaga eksistensi perusahaan melalui kegiatan Corporate Social

Responsibility (CSR).

3. Bagi Masyarakat

Dengan melakukan penelitian ini, diharapkan masyarakat sekitar PT.

Newmont Nusa Tenggara dapat mengerti dan memahami tentang

keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara di tengah-tengah mereka.

E. Teori dan Kerangka Pemikiran

1. Strategi Komunikasi

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk

mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi

tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,

melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana titik operasionalnya

(Effendy, 2005 : 32). Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1985), strategi

adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh

suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu

memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi.

Setiap strategi dalam bidang apa pun harus didukung oleh teori,

demikian juga dalam strategi komunikasi. Teori merupakan pengetahuan


yang didasarkan pada pengalaman yang telah diuji kebenarannya. Untuk

strategi komunikasi, teori yang barangkali tepat untuk dijadikan sebagai

”pisau analisis” adalah paradigma yang dikemukakan oleh Harold D.

Lasswell. Untuk mantapnya strategi komunikasi, Lasswel mengatakan bahwa

cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan mendasar : Who Says what In which channel To whom With what

effect? (Effendy, 2000 : 10). Laswell ingin menyebut komunikasi adalah

proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan yang

menimbulkan efek tertentu.

Formulasi Lasswel tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh,

pertanyaan ”efek apa yang diharapkan” secara implisit mengandung

pertanyaan lain yang perlu dijawab dengan seksama, yaitu :

1. When ( Kapan dilaksanakannya)

2. How ( Bagaimana melaksanakannya)

3. Why ( Mengapa dilaksanakan demikian)

Tambahan pertanyaan tersebut dalam strategi komunikasi sangat penting,

karena pendekatan (approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu

kegiatan komunikasi (Ruslan, 2003 : 99).

Komunikasi adalah suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Komunikasi juga memegang peranan yang sangat

esensial bagi perkembangan usaha. Survive tidaknya sebuah perusahaan

tergantung bagaimana cara menyampaikan pesan-pesan kepada publiknya.

Melalui pesan-pesan tersebut berbagai informasi penting tentang perusahaan


bisa tersalurkan, termasuk upaya-upaya persuasif untuk membangun serta

mempertahankan citra perusahaan.

Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

“communicatio” dan bersumber dari kata “communis” yang berarti “sama”,

dalam arti “sama makna”. Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah

proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan

rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku

orang lain (komunikan). Berdasarkan pernyataan tersebut komunikasi

mengandung unsur psikologis yakni mempengaruhi tingkah laku

individu/kelompok. Dengan adanya perubahan tingkah laku yang dikarenakan

proses komunikasi, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi tersebut

mengandung unsur-unsur persuasif (Siahaan, 2000 : 3).

Menurut Joseph A. Devito (1997), komunikasi adalah sebuah tindakan

untuk berbagi informasi, gagasan, atau pendapat dari setiap partisipan

komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna.

Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita mampu

menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dangan apa yang kita

butuhkan. Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat

menyampaikan informasi sampai dipahaminya informasi oleh komunikan.

Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan yang berlangsung secara

kontinyu.

Tujuan komunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek dalam kampanye

dan propaganda. Untuk itu diperlukan strategi yang pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu dalam praktek

operasionalnya. Dari definisi tersebut terdapat kesepakatan bahwa strategi

komunikasi memberikan fokus terhadap usaha komunikasi yang dilakukan

karena dengan perencanaan dan manajemen membantu melihat hasil dan

melihat jauh ke depan (Ruslan, 2005 : 36).

Kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan merupakan

komponen yang jelas terlihat siapa pun karena komunikasi memang ditujukan

untuk masyarakat. Misalnya komunikasi yang dilakukan melalui kegiatan

promosi atau iklan di media massa adalah sesuatu yang terlihat. Komunikasi

berfungsi sebagai katalisator untuk mempresentasikan dan mendukung

strategi tindakan. Dalam situasi tertentu komunikasi menggunakan media

tertentu untuk mencapai sasaran yang jauh atau banyak jumlahnya. Untuk itu

dibutuhkan strategi komunikasi agar pesan/informasi yang dimaksudkan atau

ditujukan untuk merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau

sejumlah orang dapat mengahasilkan efek tertentu sesuai dengan yang

diharapkan (Morrisan, 2006 : 191).

Strategi komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi

(Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication

Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi

komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara

praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa

berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy, 2004 :

32).
Dari pendapat para ahli di atas, dapat di tarik kesimpulan bahwa

strategi komunikasi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang

menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah

organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan

memiliki sebuah paduan perencanaan komunikasi (communication planning)

dengan manajemen komunikasi (management communication) untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan sentral dari strategi komunikasi itu, menurut R.Wayne

Pace, Brent D. Peterson, dan M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques

for Effective Communication, menyatakan bahwa tujuan sentral kegiatan

komunikasi terdiri dari atas tiga tujuan utama, yaitu: 1) to secure

understanding, memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang

diterimanya. 2) andaikata ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka

penerimanya itu harus dibina (to establish acceptance). 3) pada akhirnya

kegiatan dimotivasikan (to motive action) (Effendy, 2004 : 32).

Dalam strategi komunikasi mengenai isi pesan tentu sangat

menentukan efektivitas komunikasi. Menurut Wilbur Schramm (1964), agar

komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang

disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat

menarik perhatian sasaran dimaksud.


2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat

dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi,

yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia

gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki (Sitompul, 2002

: 3).

Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa

menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang

tidak menginginkan efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak

bertujuan. Efek dalam komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri

penerima (komunikan atau khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima

baik langsung maupun tidak langsung atau menggunakan media massa jika

perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator, maka komunikasi itu

disebut efektif.

Menurut Onong Uchjana Effendy (1981 : 44), efek komunikasi yang

timbul pada komunikan sering kali di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Efek Kognifit : adalah yang terkait dengan pikiran nalar atau rasio,

misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi

mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.


2. Efek Afektif : adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya

komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih

menjadi gembira.

3. Efek Konatif : adalah efek yang berkaitan timbulnya keyakinan dalam diri

komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki

oleh komunikator berdasarkan pesan (massage) yang ditransmisikan, sikap

dan prilaku komunikan pasca proses komunikasi juga tercermin dalam

efek konatif.

Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seorang

komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut biasanya dapat dipahami bila

diketahui pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanya

disebut situasi sosial.

Jika kita sudah tahu sifat-sifat komunikan, dan mengetahui pula efek

seperti apa yang kita kehendaki dari mereka, memilih cara mana yang kita

ambil untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya

dengan media yang harus kita gunakan. Cara bagaimana kita berkomunikasi

(how to communicate), kita bisa mengambil salah satu dari dua tatanan berikut

ini:

1. Komunikasi Tatap Muka (Face To Face Communication)

Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek

perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan. Mengapa

demikian, karena kita sewaktu berkomunikasi memerlukan umpan balik

langsung (immediate feedback). Dengan saling melihat, kita sebagai


komunikator bisa mengetahui pada saat kita berkomunikasi apakah

komunikan memperhatikan kita dan mengerti apa yang kita

komunikasikan. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan

cara komunikasi yang kita pergunakan dan memeliharanya supaya umpan

balik tetap menyenangkan kita. Bila sebaliknya, kita akan mengubah

teknik komunikasi kita sehingga komunikasi kita berhasil.

2. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication)

Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya

banyak digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu

ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai

hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali

keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun

demikian, tetap ada untung ruginya. Kelemahan komunikasi bermedia

ialah tidak persuasive, sebaliknya kekuatannya dapat mencapai komunikan

dalam jumlah yang besar. Komunikasi tatap muka kekuatannya ialah

dalam hal mengubah tingkah laku komunikan, tetapi kelemahannya ialah

bahwa komunikan yang dapat diubah tingkah lakunya itu relatif hanya

sedikit saja, sejauh bisa berdialog dengannya (Effendy, 2003 : 301-303).

2. Public Relations

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat,

sebuah perusahaan perlu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat

sekitarnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut, perusahaan perlu


menempatkan satu bagian yang bertugas menjalankan fungsi komunikasi

perusahaan kepada stakeholders (publik perusahaan) baik internal maupun

eksternal. Pihak yang ditunjuk perusahaan untuk menjembatani hubungan

komunikasi perusahaan tersebut adalah Public Relations atau sering disebut

dengan Humas (Hubungan Masyarakat).

Public Relations sebenarnya terdiri dari semua bentuk komunikasi

yang terselenggara antara perusahaan yang bersangkutan dengan publiknya.

Baskin, Aronof dan Lattimore mendefinisikan arti publik sebagai:

“A public is a group of people with certain common characteristics. A


public can be very large-college student, republicans, blue-collar
worker, even the entire populations of the United States. A public can
also be quiete small-the city council, the budget committee, news
paper editors or even a single person” (Baskin, Aronof dan
Lattimore, 1997 : 105).

Istilah publik dalam PR disebut juga dengan stakeholder atau khalayak

sasaran. Khalayak sasaran ini merupakan kumpulan orang-orang yang

mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Adapun publik dari PR terbagi

dua, yaitu publik internal dan eksternal. Publik internal meliputi karyawan

perusahaan dan juga dewan direksi. Sedangkan publik eksternal meliputi

masyarakat sekitar perusahaan, pemerintah, pers, konsumen, pesaing, agen,

dan juga distributor. Kedua publik ini sangat member pengaruh yang sama

besar kepada perusahaan. PR dalam hal ini ditempatkan untuk menjalin tugas

komunikasi korporat. Komunikasi korporat merupakan bentuk komunikasi

yang terjadi di perusahaan baik secara internal maupun eksternal perusahaan.

Komunikasi ini merupakan bagian penting yang mendukung terciptanya


tujuan perusahaan melalui informasi yang disampaikan kepada publik

perusahaan.

Dari sebab itu, Public Relations menurut Rusady Ruslan diartikan

sebagai fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi

kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau orang demi kepentingan publik

serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih

pengertian, pemahaman, dan dukungan publiknya. Para praktisi PR atau

Humas berkomunikasi dengan seluruh publiknya, baik internal maupun

eksternal terkait upaya untuk menciptakan konsistensi antara tujuan-tujuan

organisasi atau perusahaan dan harapan-harapan masyarakat (social

expectation) (Ruslan, 2005 : 22).

Sedangkan menurut The International Public Relations (IPRA), Public

Relations adalah:

“Public Relations is a management function of a continuing and


planned character, through which public and private organizations and
institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and
support of those with whom there are or may be concerned by
evaluating public opinon about themselves, in order to correlate, as far
as possible their own policies and procedure, to achieve by planned
and widespread information more productive corporation and more
efficient fulfillment of their common interest.”

Definisi tersebut diterjemahkan sebagai berikut, Public Realtions merupakan

fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara

berkesinambungan yang oleh organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga

umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling

pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya dan

yang diduga akan ada kaitanya, dengan cara menilai opini publik mereka,
dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan

ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk

memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan kegiatan

penerangan yang terencana dan tersebar luas (Herimanto, 2007 : 9).

Dari definisi yang dikemukakan para ahli di atas, dapat ditarik

kesimpulan mengenai pokok-pokok dari Public Relations, yaitu Public

Relations merupakan fungsi manajemen yang menggunakan penelitian dan

upaya yang terencana dengan mengikuti standar-standar etis dalam mencapai

tujuan organisasi/perusahaan serta untuk menciptakan hubungan yang

harmonis anatara organisasi/perusahaan yang bersangkutan dengan

masyarakat melalui suatu proses timbal balik atau dua arah.

Public Relations sebagai kepanjangan tangan perusahaan kepada

publiknya, harus mampu mengkomunikasikan dengan baik siapa dan

bagaimana perusahaan atau organisasi tempat ia bernaung. Dengan demikan

stakeholder dapat mengetahui bagaimana eksistensi, visi, misi dan tujuan

yang dimiliki oleh perusahaan atau organisasi tersebut. Praktek yang

dilakukan Public Relations merupakan suatu upaya untuk membuat

pemahaman dan penerimaan bagi lingkungan mengenai “dirinya”, yaitu

perusahaan atau tempat ia bernaung.

Menurut Josep R. Dominick (2000), dalam buku berjudul

“Manajemen Public Relations” karya Morrisan M.A, pekerjaan Humas

mencakup hal-hal sebagai berikut :


1. Humas memiliki kaitan erat dengan opini publik

Praktisi Humas berupaya untuk memengaruhi opini publik agar

memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun

pada sisi lain Humas harus berupaya mengumpulkan informasi dari

khalayak, menginterpretasi informasi itu dan melaporkannya kepada

manajemen jika informasi itu bisa mempengaruhi keputusan manajemen.

2. Humas memiliki kaitan erat dengan komunikasi

Humas bertanggung jawab menjelaskan tindakan perusahaan kepada

khalayak yang berkepentingan dengan organisasi atau perusahaan.

Khalayak yang berkepentingan akan selalu tertarik dengan apa saja yang

dilakukan perusahaan. Praktisi Humas harus memberikan perhatian

terhadap pikiran dan perasaan khalayak. Sehingga Humas harus menjadi

saluran arus komunikasi bolak-balik antara organisasi dan khalayaknya.

3. Humas merupakan fungsi manajemen

Humas berfungsi membantu manajemen dalam menetapkan tujuan yang

hendak dicapai serta menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang

berubah. Humas juga harus secara rutin memberikan saran kepada

manajemen. Bagian Humas harus mampu mengorganisir atau

mengarahkan dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Morrisan,

2006 : 8-9).

Selain dapat dilihat dari kompleksitas kegiatannya, Public Relations

secara khusus juga memiliki ciri-ciri hakiki sebagaimana dijelaskan secara

eksplisit oleh Effendy sebagai berikut :


1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi yang

berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh

manajemen suatu organisasi.

3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan humas adalah publik eksternal dan

publik internal.

4. Operasionalisasi Humas adalah membina hubungan yang harmonis antara

organisasi dengan publik dan mencegah terjadinya rintangan psikologi,

baik yang timbul dari pihak organisasi maupun pihak publik (Effendy,

1995 : 31).

Komunikasi sebagai inti dari Public Relations, merupakan tools bagi

perusahaan untuk mencitrakan dirinya dan menyesuaikan diri dengan

kepentingan lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Sebagai tools, Public

Relations harus mampu mengitegrasikan usaha-usaha, sikap dan perbuatan

organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Hal

tersebut, bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi

perusahaan agar dapat diterima di lingkungan tempat perusahaan berada, serta

menumbuhkan nilai kepercayaan stakeholder perusahaan melalui partisipasi

mereka (Hamdan, 1996 : 16).

Sebagai “alat komunikasi”, atau komunikator perusahaan, Public

Relations harus dapat mempersuasi komunikannya dan dari proses itulah

terdapat aspek relasi yang sangat membantu dalam aktivitas perusahaan atau
organisasi. Dalam hal ini, Public Relations secara professional dan operasional

memiliki kemampuan khusus, yaitu:

· Ability to communicate

· Ability to organize

· Ability to crises handling

· Ability to get on with people

· Good personal integrity

Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, kegiatan-

kegiatan Public Relations sangat berperan penting dalam membentuk sebuah

pola komunikasi dan sebagai penghubung bagi terlaksananya komunikasi

tersebut. Sam Black mengatakan bahwa: “Public Relations must be concerned

with managing the relationship between an organization and its environment

or more specifically its relationship with both internal and external key

strategic constituencies.” Perwujudan relationship tesebut dituangkan melalui

kegiatan-kegiatan Public Relations, yaitu:

1. Kegiatan Internal Relations

Salah satu usaha internal Public Relations adalah untuk dapat lebih

mengeratkan hubungan antara para karyawan, agar mereka dapat lebih

mengenal satu sama lainnya”. Target dari kegiatan Public Relations dalam

konteks ini, adalah menjaga suasana diantara para karyawan di dalam

badan atau perusahaan. Bagaimana menciptakan komunikasi efektif,

keserasian hubungan antara pimpinan dan bawahan, baik secara horisontal


maupun vertikal, sehingga dapat memperkuat tim kerja di perusahaan

(Abdurachman, 2001 : 37).

2. Kegiatan External Relations

Publik eksternal sebagai sasaran kegiatan Public Relations terdiri atas

orang-orang yang berada diluar perusahaan atau organisasi, baik yang ada

kaitannya dengan perusahaan maupun yang diharapkan atau diduga

kaitannya dengan organisasi. Public eksternal tersebut terdiri atas berbagai

orang yang berbeda-beda kepentingannya, oleh karena itu teknik

pembinaan hubungan dengan mereka berbeda-beda (Abdurachman, 2001 :

38).

Menjaga hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan

keharusan yang mutlak. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan

yang harmonis dengan publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya.

Salah satunya dengan melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara

informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti

dan sempurna berdasarkan fakta yang sebenarnya. Secara persuasif,

komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan

(publik) sehingga timbul rasa tertarik (Abdurachman, 2001 : 39).

Dalam melaksanakan kegiatan external relations, pihak perusahaan

ataupun organisasi turun langsung dan membaur dengan masyarakat dalam

kegiatan mereka. Dengan demikian, empati dan simpati masyarakat

setidaknya dapat tampak dan pada akhirnya tumbuh mengeratkan hubungan

dengan masyarakat di lingkungan perusahaan sesuai dengan tujuan dari


kegiatan external relations ini. Inti dari kegiatan tersebut adalah bagaimana

perusahaan mampu untuk peduli dan peka terhadap lingkungan di sekitarnya

sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan. Untuk

mengimplementasikan tanggung jawab sosial tersebut, perusahaan melalui

public relations harus memiliki strategi yang tepat. Dalam strategi tersebut,

perlu juga mencakup strategi komunikasi yang baik agar informasi mengenai

program dan pelaksanaan program dapat didukung dan mendapat tanggapan

yang positif dari masyarakat.

Perusahaan melalui Public Relations harus mampu memiliki strategi

yang tepat untuk membuat sebuah program bagi masyarakat dalam

meningkatkan kesehatannya dan tanggung jawab sosial perusahaan tersebut.

Di dalam strategi tersebut, perlu pula mencakup strategi komunikasi yang

baik agar informasi mengenai program dan pelaksanaan program dapat

didukung dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Salah satu usaha

yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai wujud tanggung jawab

sosial, yaitu dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR).

CSR merupakan satu langkah yang sesuai dengan fungsi public

relations. Menurut Rosadi Ruslan, fungsi dari public relations menunjukkan

suatu tahap pekerjaan yang jelas dan dapat dibedakan bahkan terpisah dari

tahapan pekerjaan lain. Oleh karena itu public relations/humas dikatakan

fungsi dalam suatu organisasi atau perusahaan apabila public relations

tersebut telah menunjukkan suatu kegiatan yang jelas dan dapat dibedakan

dari kegiatan lainnya.


Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk

mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan tingkah laku publik. Sebagai abdi

masyarakat, Public Relations harus selalu mengutamakan kepentingan publik

atau masyarakat umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik,

guna terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat.

Komunikasi yang didasarkan atas strategi dan teknik berinteraksi yang

mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara badan

perusahaan dengan publiknya.

Dalam kaitannya dengan pelaksanaan program Corporate Social

Resonsibility (CSR), Public Relations perlu melakukan serangkaian proses

agar memperoleh sumber-sumber data yang mendukung sehingga program

yang dijalankan dapat tepat sasaran. Sesuai yang dikatakan Sam Black,

bahwa “Public Relations is about reputation, perception, credibility,

confidence, harmony, and seeking mutual understanding, basedon truth and

full informations.”

Public Relations yang efektif adalah sebuah proses yang diawali

dengan sebuah masalah melalui penelitian dan diakhiri penelitian dengan

penelitian. Kegiatan penelitian kehumasan dalam penyusunan progess

kehumasan menurut Broom & Dozler ada 5 pendekatan (Abdurachman, 2001

: 53) :

· Pendekatan tanpa penelitian

Organisasi menyusun program-program penelitian tanpa penelitian.


· Pendekatan informal

Organisasi hanya menggunakan penelitian secara informal dalam

menyusun program-program kehumasan.

· Pendekatan peristiwa media

Organisasi melakukan penelitian hanya untuk memperoleh publikasi

media.

· Pendekatan untuk evaluasi

Organisasi hanya melakukan penelitian untuk evaluasi program

· Pendekatan manajemen ilmiah

Organisasi selalu menggunakan penelitian baik untuk menentukan masalah

yang berkembang, memantau pelaksanaan program maupun untuk

mengevaluasi program.

Penelitian yang dilakukan di atas, pada akhirnya akan membantu

Public Relations dalam melaksanakan tugas-tugasnya agar terbentuk suatu

strategi komunikasi untuk dapat menggapai tujuan organisasi yang diharapkan

bersama. Adapun untuk bisa melaksanakan tugasnya, menurut Prof. Drs.

Onong Uchjana Effendy, seorang public relations perlu melalui 4 tahap agar

program-program yang dijalankan tepat sasaran, yaitu:

1. Penelitian (Research)

Tahap ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta (fact finding)

yang erat sangkut-pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala

keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap penelitian

ini, Public Relations berusaha mencari keterangan yang merupakan data


faktual. Untuk itu PRO (Public Relations Officer) harus mampu

mengadakan perbandingan, pertimbangan, dan penilaian, sehingga

akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai dimana derajat kebenaran

dari data yang diperoleh.

2. Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini Public Relations melakukan penyusunan daftar masalah

(problem). Dengan adanya daftar masalah tersebut akan dapat dilakukan

pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan sekaligus menentukan

orang-orangnya yang akan mungkin dihadapi kelak ditulis dan disusun

dengan rapih dan jelas. Demikian pula pemikiran-pemikiran yang mungkin

dapat memecahkan masalah tadi. Kegiatan perencanaan merupakan salah

satu tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan Public Relations

secara keseluruhannya.

3. Penggiatan (Action)

Pada tahap ini, penggiatan (action) dari kegiatan Public Relations

merupakan kegiatan komunikasi. Bahkan ahli purel Cutlip dan Center

menanamkan tahap penggiatan: “Communicating” (pentahapan proses

purel menurut Cutlip dan Center adalah fact finding – planning -

communicating - evaluation).

4. Evaluasi (Evaluation)

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan

kehumasan benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil atau

tidak. Tanpa diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai


dimana kelancaran kegiatan Public Relations yang telah berlangsung

(Effendy, 1995 : 124).

3. Corporate Social Responsibility (CSR)

Perubahan sosial ekonomi masyarakat dan kompetisi bisnis saat ini

menuntut adanya inovasi pengelolaan perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya. Perusahaan tidak lagi cukup hanya berorientasi pada keuntungan

(single bottom line) semata, melainkan juga pada kontribusinya terhadap

pengembangan masyarakat. Aktivitas perusahaan untuk berpartisipasi dalam

proses pengembangan masyarakat inilah yang sekarang dikenal sebagai

tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).

Dilihat dari asal katanya, CSR berasal dari literatur etika bisnis di

Amerika Serikat yang dikenal sebagai corporate social responsibility atau

social responsibility of corporation. Kata “corporation” atau perusahaan

telah dipakai dalam bahasa Indonesia yang diartikan sebagai perusahaan,

khususnya perusahaan besar. Dilihat dari asal katanya, ”perusahaan” berasal

dari bahasa Latin ”corpus/corpora” yang berarti badan. Dalam sejarah

perusahaan dijelaskan bahwa perusahaan itu merupakan suatu badan hukum

yang didirikan untuk melayani kepentingan umum (not for profit), namun

dalam perkembangannya justru menumpuk keuntungan (for profit)

(Sosiloadi, 2008 : 124).

Perbedaan perspektif di dalam memandang Corporate Social

Responsibility (CSR) telah mengakibatkan munculnya berbagai rumusan CSR


saat ini dan berbagai elemen atau program yang terkandung dalam aktivitas

CSR. Lebih luasnya cakupan yang terkandung dalam terminologi CSR ini

dapat dilihat dari beberapa pihak yang mendefinisikan konsep CSR.

The World Business Council for Sustainaible Development (WBCSD,

2000), mendefinisikan CSR sebagai :

“Corporate social responsibility is the continuing commitment by


business to behave ethical and contribute to economic development
while improving the quality of life of the the workforce and their
families as well as of local community and society at large.”

Definisi tersebut diterjemahkan sebagai berikut CSR merupakan suatu

komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan

memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas

setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup

pekerjanya, keluarganya dan juga masyarakat luas” (Wibisono, 2007 : 7).

Pengertian CSR yang telah diusung oleh Direktorat Jenderal

Pemberdayaan, Departemen Sosial RI melalui buku yang berjudul ‘Acuan

Klasifikasi Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha’ yaitu, tanggung jawab

sosial adalah komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan

kewajiban sosial terhadap lingkungannya dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan menjaga keseimbangan kehidupan ekosistem

disekililingnya, berdasarkan prinsip-prinsip dasar, strategi dan lingkup

program yang dapat dijadikan sebagai acuan pelaporan pelaksanaan program

dan penilaian tanggung jawab sosial dunia usaha (Ruslan, 2005 : 6).

Sedangkan The Commision for European Communities yang

disampaikan dalam dokumen The Green Paper (1993), merumuskan CSR


sebagai “essentially a concept where by companies decide voluntary to

contribute to a better society and a cleaner environment.” Selanjutnya

organisasi ini juga menilai bahwa perusahaan yang bertanggung jawab secara

sosial, bukanlah perusahaan yang semata-mata memenuhi kewajiban yang

dibebankan kepadanya menurut aturan hukum melainkan perusahaan yang

melaksanakan kepatuhan melampaui ketentuan hukum serta melakukan

investasi lebih di bidang human capital, lingkungan hidup dan hubungan

dengan stakeholder (Kartini, 2009 : 3).

Beberapa definisi yang dikemukan para ahli di atas, mengandung arti

bahwa CSR idealnya adalah sebuah win-win solution dalam arti bahwa

pelaksanaan CSR tidak hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga dapat

mensejahterakan masyarakat dan lingkungan, tempat perusahaan tersebut

beroperasi, kemudian CSR tidak hanya bagi stakeholder eksternal akan tetapi

juga bagi stakeholder internal perusahaan itu sendiri. Karena keragamannya

CSR tidak dapat secara ketat didefinisikan namun lebih baik jika diberikan

kerangka kerja yang lebih fleksibel.

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-

an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With

Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John

Elkington. Elkington mengemas CSR dalam fokus 3P, merupakan singkatan

dari profit, planet dan people dimana perusahaan yang baik tidak hanya

memburu keuntungan ekonomi (profit) belaka melainkan memiliki pula


kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan

masyarakat (people) (Soemanto, 2007 : 13).

Bagan I.1 :

Konsep Triple Bottom Line (TBL)

Profit

Planet People

Berkembangnya konsep Triple Buttom Line (TBL) yang dikemukakan

oleh Elkington (1998), menandai berakhirnya dominasi ekonomi dalam tata

kelola perusahaan. Perhitungan ekonomi tidak lagi menjadi satu-satunya

variabel yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan.

Ekonomi penting, namun ekonomi semata tidak cukup bagi perusahaan yang

ingin mencapai sukses dalam waktu lama. Perusahaan perlu menempatkan

aspek sosial dan lingkungan sejajar dengan aspek ekonomi.

Penerapan kegiatan CSR, perlu disadari perusahaan merupakan salah

satu bentuk komunikasi yang sifatnya luas kepada masyarakat mengenai

komitmen dan eksistensi perusahaan. Komunikasi di sini karena melalui

kegiatan CSR tersebut, masyarakat serta perusahaan diajak, didorong, dan

diikutsertakan untuk saling berbagi aspirasi apa yang menjadi harapan dan

tujuan masing-masing. Adanya kegiatan sosial yang sifatnya bersama ini

menggali informasi-informasi yang menjadi kebutuhan masing-masing pihak.


Sebagai bentuk komunikasi, pelaksanaan CSR berada dibawah

tanggung jawab satu bagian/divisi perusahaan, yaitu Public Relations. Public

Relations seperti yang sudah dijelaskan di dalam teori sebelumnya,

merupakan tools perusahaan atau tepatnya komunikator yang mencitrakan

perusahaan. Citra positif yang muncul dari kegiatan yang dibawa Public

Relations sangat mendukung untuk mempersuasif keterlibatan dan partisipasi

publik perusahaan, terutama masyarakat sekitar perusahaan, yang menjadi

sasaran program CSR. Namun, ada juga perusahaan yang menempatkan CSR

sebagai divisi yang berdiri sendiri, semua tergantung pada kebijakan

perusahaan masing-masing dalam menjalankan bisnisnya.

Program Corporate Social Responsibility merupakan suatu bentuk

solidaritas sosial perusahaan bagi masyarakat, sekaligus bermanfaat dalam

membentuk citra perusahaan melalui publikasi yang tepat akan sangat

membantu membangun menggalang kerjasama antara masyarakat dengan

perusahaan. Misi untuk mencapai profitabilitas dan kesinambungan

pertumbuhan dapat ditempatkan sejalan dengan tanggung jawab sosial

perusahaan sehingga ada keselarasan antara kebutuhan masyarakat dan

perusahaan untuk tumbuh bersama.

Kegiatan CSR yang dapat dilakukan dan dipraktekkan perusahaan

dengan melibatkan komunitas di sekitar perusahaan, dapat dilakukan salah

satunya melalui kegiatan Community Development (pengembangan

masyarakat). Community development dapat didefinisikan sebagai kegiatan

pengembangan masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses


masyarakat untuk mencapai kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik

apabila dibandingkan dengan sebelum adanya kegiatan pembangunan.

Sehingga masyarakat di tempat tersebut diharapkan menjadi lebih mandiri

dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih baik (Budhiarta,

2009 : 12).

Antara CSR dan community development terdapat keterkaitan, bahkan

dapat dikatakan bahwa community development merupakan bagian atau

instrumen dari CSR. Namun jika ditelaah lebih jauh, keberlanjutan ekonomi,

sosial dan keberlanjutan lingkungan untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan, baru dapat efektif jika dilakukan melalui instrumen community

development. Hal ini terkait pendapat tentang pembangunan berkelanjutan

yang dipaparkan World Commission on Environment and Development

(WCED), bahwa sustainable development as “development that met the

needs of present generations without compromising the ability of future

generations to meet their needs”, it is “a process of change in which the

exploitation of resources, the direction of investments, the orientation of

technological development, and institutional change are all in harmony and

enhance both current and future potential to meet human needs and

aspirations” (Popa, Blidisel, dan Bogdan, 2009 : 176).

Definisi di atas dapat diartikan bahwa, pembangunan berkelanjutan

adalah suatu gagasan yang berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan masa

kini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi

kebutuhannya. Strategi pembangunan berkelanjutan dilakukan dengan


mengintegrasikan dimensi ekonomi, ekologi dan sosial yang menghargai

kemajemukan ekologi dan sosial budaya. Hal ini berarti bahwa pembangunan

berkelanjutan memiliki beberapa dimensi yang meliputi keberlanjutan di

bidang sosial, lingkungan hidup dan ekonomi, di samping keberlanjutan

manusia.

Dalam kaitannya dengan dunia bisnis, maka konsep pembangunan

berkelanjutan dapat dimaknai sebagai suatu komitmen untuk melaksanakan

bisnis yang berkelanjutan. Untuk itu maka perusahaan harus melakukan

aktivitas dengan memperhatikan keberlanjutan komunitas di sekitarnya (yang

juga merupakan bagian dari stakeholders), tidak hanya untuk masa sekarang

tapi juga untuk masa generasi selanjutnya. Dalam hal ini suatu perusahaan

dapat melakukannya melalui program community development.

Comunnity development merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari kesadaran dan tanggung jawab sosial korporasi. Selain menjadi jembatan

antara komunitas dengan korporasi, community development juga berfungsi

sebagai komunikator dan merupakan bagian dari transformasi sosial yang

harus dilaksanakan secara integratif dan berkelanjutan. Keberhasilan dalam

program community development merupakan salah satu bentuk keberhasilan

penerapan konsep CSR. Salah satu indikator bahwa program tersebut berhasil

adalah berjalannya roda kehidupan masyarakat dengan segala perubahan

sosial dan lingkungan yang dapat diterima dan diatur oleh pranata sosial yang

ada yang bersumber dari budaya masyarakat yang bersangkutan. Hal ini dapat
dilihat pada partisipasi seluruh komunitas yang ada dan keberlanjutan pola

kehidupan masyarakat yang bersangkutan (Budimanta, 2004 : 36).

Pembebanan kewajiban bagi perusahaan untuk mensejahterakan

komunitas lokal di sekitar wilayah usahanya ini dicapai dalam pertemuan

antar korporasi dunia (ISO/COPULCO) yang dilaksanakan di Port of Spain,

Trinidad tanggal 10 Juni 2002. Dalam pokok bahasan mengenai ’Corporate

Social Responsibility, Concepts and Solutions’ dicapai kesepakatan bahwa

perusahaan yang tergabung dalam ISO secara global harus melakukan

aktivitas berkenaan dengan kewajiban setiap korporasi untuk

mensejahterakan komuniti lokal di sekitar wilayah usahanya sesuai dengan

perkembangan ekonomi, politik dan sosial budaya komunitas lokal setempat

(Ibrahim, 2006 : 4).

Secara ideal, perusahaan harus dapat memadukan antara keuntungan

ekonomis dengan keuntungan sosial dalam praktik bisnisnya. Secara

ekonomis, perusahaan berusaha meraih keuntungan sebagai bagian dari

motivasi alamiahnya dengan jumlah pengorbanan (biaya) yang telah

dikeluarkan karena memang inilah esensi bisnis. Sementara itu secara sosial,

perusahaan juga harus memberikan dampak yang menguntungkan kepada

masyarakat dengan berbagai sumberdaya sehingga keberadaannya mendapat

legitimasi secara sosial. Bentuk ideal dari perpaduan keuntungan ekonomis

dan keuntungan secara teoritik nampak dari model yang dikembangkan oleh

Porter dan Kramer (2003 : 45) berikut ini:


Gambar I.1
Model Ideal Perpaduan Keuntungan Ekonomis dan Keuntungan Teoritis

Menurut model yang dikembangkan oleh Porter dan Kramer (2003)

di atas, aktivitas filantopis sebagai salah satu wujud dari pertanggung jawaban

perusahaan, pada dasarnya merupakan kombinasi antara kepentingan bisnis

dan tujuan sosial sekaligus. Dalam penyelenggaraan bisnisnya, perusahaan

harus dapat “memadukan” antara kepentingan bisnis dengan tujuan sosial.

Program-program sosial dilakukan, disamping bertujuan untuk membantu dan

mengembangkan masyarakat sebagai wujud “timbal balik” antara

pengorbanan masyarakat di sekitar perusahaan, juga bertujuan untuk

meningkatkan citra perusahaan, yang pada akhirnya dapat mengamankan

bisnis perusahaan itu sendiri terutama untuk mengurangi hambatan-hambatan

operasi perusahaan yang ditimbulkan oleh hubungan yang kurang harmonis

antara perusahaan dengan masyarakat (Nursahid, 2008 : 100).


Program CSR tidak hanya mencakup kewajiban perusahaan menurut

perundang-undangan yang berlaku pada korporasi pada umumnya, tetapi juga

mencakup kewajiban-kewajiban “moralnya”, seperti :

a. Perlindungan dan Pelestarian lingkungan;

b. Hak-hak asasi manusia;

c. Hak-hak tenaga kerja;

d. Kesejahteraan masyarakat;

e. Pendidikan;

f. Kesehatan;

g. Dan lain-lain, (Watni, 2007 : 11-12).

Perusahaan berkepentingan untuk menyelenggarakan program sosial

karena dengan sendirinya akan pula menaikkan nilai ekonomis bagi

perusahaan yang bersangkutan. Untuk itu, dalam menyelenggarakan program

sosialnya, perusahaan disarankan untuk: menentukan grantess (penerima

bantuan) secara tepat, saling memberi “isyarat” di antara perusahaan pemberi

bantuan, berusaha untuk meningkatkan perfoma individu atau institusi

penerima bantuan, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

penerima bantuan (masyarakat).

Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan diharapkan

tidak hanya mengejar keuntungan jangka pendek, namun juga harus turut

berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat

dan lingkungan jangka panjang. Menurut A.B Susanto, bersumber dari The
Jakarta Consulting Group, dari sisi perusahaan terdapat berbagai manfaat

yang dapat diperoleh dari aktivitas CSR, antara lain:

1. Mengurangi resiko dan tuduhan terhadap perlakuan tidak pantas yang

diterima perusahaan. Perusahaan yang melakukan tanggung jawab

sosialnya secara konsisten akan mendapat dukungan yang luas dari

komunitas lokal yang merasakan manfaat dari aktivitas yang dijalankan.

2. CSR dapat befungsi sebagai pelindung dan membantu perusahaan

meminimalkan dampak buruk yang diakibatkan suatu krisis. Demikian

pula ketika perusahaan melakukan kesalahan, masyarakat lebih mudah

memahami dan memaafkannya.

3. Munculnya keterlibatan dan kebanggaan karyawan pada perusahaan

karena karyawan merasa bangga bekerja pada perusahaan yang memiliki

reputasi baik, yang secara konsisten melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat dan

lingkungan sekitarnya. Kebanggaan ini pada akhirnya akan menghasilkan

loyalitas, sehingga mereka lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras

demi kemajuan perusahaan.

4. CSR yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan

mempererat hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya.

Kepedulian perusahaan pada pihak-pihak yang memberi kontibusi pada

mereka dalam meraih tujuan perusahaan, menumbuhkan kepercayaan,

dukungan, dan rasa senang dari para stakeholder untuk menjalin hubungan

baik dengan perusahaan.


5. Meningkatnya penjualan sepeti terungkap dalam riset Roper Search

Worldwide, konsumen akan lebih menyukai produk-produk yang

dihasilkan oleh perusahaan yang konsisten menjalankan tanggung jawab

sosialnya sehingga memiliki reputasi yang baik.

6. Insentif-insentif lainnya, seperti insentif pajak berbagai perlakuan khusus

lainnya. Hal ini perlu dipikirkan guna mendorong perusahaan agar lebih

giat lagi dalam menjalankan tanggung jawab sosialnya (A.B Susanto, 2007

: 28).

Menurut Hens dan Siciliano, ada dua pendekatan yang berbeda

mengenai pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dilakukan, yaitu :

1. Pendekatan The Classical Economy Approach

Pendekatan ini melihat bahwa CSR, dilakukan dengan mematuhi peraturan

dan kode etik yang berlaku dalam masyarakat, yaitu tidak menyebabkan

kerugian konsumen, pekerja, atau lingkungan sekitar, dengan tetap

mengupayakan keuntungan perusahaan. Dukungan terhadap program

sosial dilakukan seminimal mungkin sejauh kegiatan tersebut

menguntungkan perusahaan.

2. Pendekatan Activity Approach

Perusahaan memiliki tanggung jawab tidak hanya kepada pemilik

perusahaan, tetapi kepada semua pihak yang memiliki kepentingan atas

perusahaan. Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat memiliki

kewajiban merespon semua elemen masyarakat, sejalan dengan usaha

perusahaan dalam mencari keuntungan.


Dua pendekatan tersebut merupakan gambaran pelaksanaan CSR yang ada di

Indonesia. Pada intinya pelaksanaan CSR perusahaan-perusahaan yang ada di

Indonesia, disamping sebagai bentuk kepedulian, mereka tetap mengukur

sejauh mana kegiatan dalam program tersebut memberi keuntungan bagi

mereka. Meski kesadaran penerapan CSR sudah ada, namun upaya yang

sesungguhnya untuk keuntungan masyarakat dalam jangka panjang, masih

belum banyak dilakukan dalam program CSR (Soemanto, 2007 : 27).

Untuk meningkatkan kesadaran perusahaan terhadap kepedulian

lingkungan memacu pemerintah untuk pembentukan regulasi baru, yaitu UU

No. 40 tahun 2007 mengenai penerapan tanggung jawab sosial di setiap

perusahaan. Bahkan di Indonesia penghargaan-penghargaan sengaja di helat

oleh pemerintah melalui Departemen Sosial (Depsos), Kementerian

Lingkungan Hidup (KLH) dan juga Program Peringkat Kinerja Perusahaan

(Proper) melalui seleksi ketat bagi perusahaan yang telah melaksanakan CSR

dengan sangat baik. Bentuk penghargaan tersebut antara lain CSR Award,

Padma (Pandu Daya Masyarakat) Award.

Untuk mendukung kegiatan di atas, keterlibatan semua stakeholder

perusahaan sangat dibutuhkan. Terutama elemen-elemen masyarakat atau

stakeholder lainnya, yang berpengaruh untuk mensosialisasikan kepada

masyarakat mengenai program-program CSR yang akan dilakukan

perusahaan. Melalui opinion leader, masyarakat sebagai sasaran program

dapat mengetahui program-program yang dijalankan. Sedangkan adanya

keterlibatan media dapat menambah kepercayaan publik atau rekanan


perusahaan atas reputasi yang dimiliki perusahaan. Jangka panjangnya

stakeholder perusahaan akan mendukung dan bahkan ikut serta menjadi

bagian dari program CSR perusahaan.

Kebutuhan akan sebuah komunikasi yang harmonis antara perusahaan

dengan para stakeholder, telah meningkatkan perhatian terhadap Public

Relations. Penggunaan konsep dan kegiatan Public Relations modern telah

sangat luas di berbagai bidang dan perusahaan. Meski fokusnya tetap pada

pembentukan opini dan citra yang baik, namun untuk mencapai hubungan

yang efektif antara semua pihak, maka hubungan itu harus dapat diterima oleh

semua pihak dan dilaksanakan secara timbal balik, baik ke atas, ke bawah, ke

luar maupun ke dalam.

Komunitas atau masyarakat merupakan pihak-pihak yang selalu

diinginkan untuk mendukung perusahaan. Melalui kegiatan yang berhubungan

dengan komunitas diharapkan tercipta harmonisasi hubungan yang baik.

Hubungan mesra dengan komunitas lokal akan memberi keuntungan jangka

panjang bagi perusahaan (Khasali, 1995 : 144). Menurut John E. Marston

dalam Modern Public Relations, komunitas lokal mempunyai harapan-harapan

kepada industri, yaitu :

a. Pendapatan (Income)

Komunitas mengharapkan adanya perputaran uang dari perusahaan ke

masyarakat, baik melalui gaji, pemasok lokal, maupun pajak.


b. Penampilan (Performance)

Komunitas mengharapkan perusahaan membangun fisik yang mampu

berperan sebagai pemerintah atau bahkan sebagai simbol dari daerah itu.

c. Partisipasi

Komunitas mengharapkan perusahaan dapat berperan dalam

pengembangan kemasyarakatan, misalnya sarana olahraga, public space,

sarana pendidikan, dan lain-lain.

d. Stabilitas

Masyarakat mengharapkan adanya kesinambungan dan pertumbuhan yang

stabil.

e. Kebanggaan (Pride)

Keberaaan perusahaan yang bisa menjadi kebanggan komunitas lokal

bahkan sebagai trade mark (ciri khas).

Sebaliknya perusahaan juga mempunyai keinginan kepada publiknya,

antara lain:

· Perlakuan yang wajar sebagai anggota masyarakat

· Perlindungan dari kekerasan

· Pemerasan dan pengrusakan oleh massa

· Pengenaan pajak yang wajar

· Lingkungan yang baik bagi karyawan

· Tenaga kerja yang sehat, jujur dan terampil


· Terlindung terjadinya kejadian yang tidak terduga seperti kebakaran, dan

lain-lain (Wibisono, 2007 : 84).

Strategi kebijakan hubungan masyarakat atau rencana strategi harus

menetapkan tanggung jawab yang jelas dan spesifik dalam

mengimplementasikan serta mengelola interaksi perusahaan dengan publik

serta masyarakat umum. Tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan

harus mencakup hubungan dengan stakeholder yang ada dan potensial. Bentuk

program CSR dalam hal ini sangat penting artinya sebagai bentuk gerakan

pengembangan masyarakat, khususnya bagi perusahaan untuk turut

berpartisipasi dalam penangulangan berbagai masalah sosial yang terjadi di

masyarakat.

Pelaksanaan program CSR dapat dilaksanakan menurut prioritas yang

didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

Meskipun tidak terdapat standar atau praktik-praktik tertentu yang dianggap

terbaik dalam melaksanakan CSR, namun kerangka kerja (framework) yang

luas dalam pengimplemantasian CSR masih dapat dirumuskan. Kerangka

kerja yang disodorkan oleh industri Kanada dapat dijadikan panduan.

Kerangka kerja ini mengikuti model ”plan, do, check, improve” dan bersifat

fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh

masing-masing perusahaan (A.B. Susanto, 2007).

Strategi dalam pelaksanaan CSR perlu menerapkan prosedur yang

dilaksanakan oleh Public Relations/Humas perusahaan masing-masing. Untuk

dapat menjalankan program CSR dengan sukses, dibutuhkan pula keterlibatan


dan kepemimpinan dari manajemen tingkat atas dan penyesuaian sistem

manajemen yang digunakan. Sementara untuk menghindari kesimpangsiuran

tujuan program CSR, perusahaan harus mendistribusikan informasi mengenai

komitmen sosial ini melalui berbagai sarana kehumasan dan secara efektif

mengkomunikasikannya kepada masyarakat sekitar.

4. Masyarakat

Masyarakat merupakan manusia yang memiliki keinginan untuk

menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan

menggunakan keinginan tersebut masyarakat memberi reaksi dan melakukan

interaksi dengan lingkungannya (Soebandi, 2008 : 21).

Belakangan ini berbagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia,

baik di tingkat lokal, daerah dan global semakin kompleks. Kondisi ini dapat

dilihat dari terjadinya berbagai kasus penyakit seperti gizi buruk, malaria dan

penyakit menular endemis lainnya yang masih tinggi angka kejadiannya.

Untuk melakukan penanganan penyakit tersebut, diperlukan adanya partisipasi

masyarakat dan dukungan kalangan dunia usaha sebagai bentuk kepedulian

sosial di bidang kesehatan.

Adapun masyarakat yang masuk dalam penelitian ini adalah

masyarakat yang berada di Desa Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa

Tenggara Barat. Desa Maluk sebagai bagian dari lingkungan PT. Newmont

Nusa Tenggara, memiliki profil kesehatan yang masih rendah. Kondisi


tersebut membuat PT. Newmont Nusa Tenggara menaruh perhatian lebih

terhadap masalah kesehatan melalui program CSR Bidang Kesehatan.

5. Kerangka Berpikir

Kerangka pikir ini akan menjelaskan bagaimana strategi komunikasi

Public Relations PT. Newmont Nusa Tenggara dalam menjalankan CSR

Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di Desa Maluk

tahun 2009. Adapun untuk lebih jelasnya kerangka pikir ini akan disajikan

dalam bentuk bagan berikut ini :

Bagan I.2
Kerangka Berpikir

Citra Public Implementasi


Perusahaan Relations Corporate Social
Responsibility

Masyarakat Strategi
Komunikasi

Dari tampilan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pada dasarnya

“akar rumput” dari sebuah perusahaan adalah citra. Citra mutlak dan wajib

hukumnya bagi setiap perusahaan, tidak peduli baik atau buruk, tetap akan

menyertai suatu perusahaan hingga kapan pun. Semua perusahaan berlomba-

lomba agar mendapat citra yang baik di tengah masyarakat. Untuk mendapatkan

citra yang baik itu, maka dibutuhkan Public Relations. Pada PT. Newmont Nusa

Tenggara, salah satu upaya yang dilakukan Divisi Community Development untuk
memperoleh citra yang baik dari masyarakat yaitu dengan melakukan program

CSR Bidang Kesehatan. Adapun sasaran program tersebut yang diambil dalam

penelitian ini adalah Desa Maluk, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat. Agar

program tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang pada

akhirnya dapat pula meningkatkan citra perusahaan, tentu dibutuhkan strategi

komunikasi. Strategi komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi

(Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication

Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam mengamati program CSR Bidang Kesehatan PT.

Newmont Nusa Tenggara ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk

mendapatkan analisis data yang cermat terhadap suatu fenomenal tertentu.

Penelitian kualitatif merupakan usaha untuk mengungkapkan suatu masalah,

keadaan, atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya bersifat sekedar

mengungkap fakta. Hasil penelitian ditekankan untuk memberikan gambaran

obyektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Moleong, 1989 :

3). Karenanya, laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk

memberi gambaran penyajian laporan yang berasal dari naskah wawancara,

catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya.

2. Lokasi Penelitian
Penilitian ini mengambil lokasi di PT. Newmont Nusa Tenggara,

Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Alasan penulis memilih PT

Newmont Nusa Tenggara, karena ;

a. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan pertambangan

terbesar di Indonesia, selain itu juga memiliki komitmen yang baik

khususnya pada program CSR Bidang Kesehatan.

b. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan tempat kerja praktek ketika

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi (K3) tahun 2009, yang

dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009 sampai dengan 13 Agustus 2009.

Dalam K3 tersebut, penulis ditempatkan pada Divisi Community

Development PT. Newmont Nusa Tenggara.

c. Adanya kesediaan dan keterbukaan dari pihak perusahaan untuk

memberikan data, informasi dan keterangan-keterangan yang penulis

butuhkan guna keperluan penelitian ini.

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber

yang mengetahui dan berkompeten terhadap bidang penelitian kali ini.

Adapun data primer ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan

pihak Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara, masyarakat Desa

Maluk serta Kepala Puskesmas Maluk.


b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengutip serta

mengumpulkan keterangan dari sumber informasi lain dengan tujuan untuk

melengkapi data-data primer. Data sekunder biasanya berbentuk sebuah

dokumentasi, catatan-catatan, internet atau arsip.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan

secara langsung mengenai situasi dan kondisi yang ada di lokasi penelitian

di Desa Maluk, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat selama

melaksanakan Kuliah Kerja Komunikasi (K3).

b. Wawancara/Interview

Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan

peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui

komunikasi langsung dan berhadapan muka dengan responden yang dapat

memberikan keterangan. Untuk memudahkan wawancara tersebut penulis

membuat panduan wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan

tersusun dalam bentuk Interview Guide.

c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mempelajari

dokumen-dokumen terkait dengan judul penelitian ini, arsip-arsip dan

literatur lainnya.

5. Teknik Sampling

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling, dimana kecenderungan peneliti untuk memilih informan

yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan

dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (H.B Sutopo, 2002 :

56).

Untuk lebih mendapat informasi yang dalam dan lengkap secara lebih

jauh, maka peneliti akan mencari informasi lain sesuai petunjuk informan

utama atau pertama, yakni publik internal PT. Newmont Nusa Tenggara yang

meliputi Manager Community Development dan Senior Supervisor Social

Development yang digunakan penulis sebagai informan. Sedangkan untuk

perwakilan dari publik eksternal, penulis memilih informan dari beberapa

masyarakat penerima dan pernah ikut terlibat dalam CSR Bidang Kesehatan

PT. Newmont Nusa Tenggara serta Kepala Puskesmas Maluk.

Adapun narasumber atau informan yang digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

a. Pejabat Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

Pejabat Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara yakni

terdiri dari; Manager Community Development dan Senior Supervisor


Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara. Kedua orang ini

dipilih, karena merekalah yang paling mengetahui tentang program CSR

Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk.

b. Masyarakat

Masyarakat Desa Maluk dipilih untuk menjadi narasumber dalam

penelitian ini, mereka merupakan sasaran program CSR Bidang Kesehatan

yang dilaksanakan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara, mereka terdiri dari

Kepala Desa Maluk, dan Warga Maluk yang terdiri dari perwakilan RT 1

sampai RT 5.

c. Pihak Puskesmas

Narasumber dari pihak Puskesmas dalam penelitian ini, adalah Kepala

Puskesmas Maluk. Sebagai Kepala Puskesmas, tentunya narasumber ini

lebih mengetahui kondisi kesehatan yang ada di Desa Maluk serta

program-program yang dijalankan PT. Newmont Nusa Tenggara,

mengingat pihak-pihak Puskesmas Maluk juga merupakan stakeholder

yang turut dilibatkan perusahaan dalam program CSR Bidang Kesehatan.

Dengan alasan ini, Kepala Puskesmas Maluk bisa menjadi infoman yang

kompeten dalam memberikan data untuk penelitian ini.

6. Validitas Data

Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang

dikumpulkan dalam penlitian ini, teknik validitas data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik triangulasi data (sumber). Triangulasi data yaitu

mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang berbeda-beda (H.B

Sutopo, 2002 : 186). Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan

data yang berkaitan dengan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara yang dilakukan di Desa Maluk.

7. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif ini dimulai dengan dari analisis data yang

dikumpulkan di lapangan, kemudian dikategorikan dengan memperhatikan

kompetensi subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan

triangulasi data. Data dipilih yang sesuai dengan fokus penelitian, lalu

dilakukan interpretasi data atau pemaknaan. Interpretasi data perlu

dibandingkan dengan konteks-konteks sosial dan masyarakat, serta

lingkungan yang melatarbelakangi program yang dilaksanakan di tempat

penelitian.

Data penelitian kualitatif memuat penjelasan mengenai proses-proses

yang terjadi dalam lingkungan. Teknik analisa ini meliputi tiga bagian yang

terdiri dari : (Huberman, 2008 : 54).

a. Reduksi Data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi

data kasar yang dilaksanakan selama proses penelitian.

b. Penyajian Data
Merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset

dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data.

c. Penarikan Kesimpulan

Melalui data yang telah disusun, oleh peneliti data tersebut kemudian

ditarik kesimpulan.

Ketiga komponen tersebut merupakan serangkaian proses yang saling

berinteraksi dengan pengumpulan data sebagai pegangan utama. Apabila data

yang dihasilkan belum mencukupi dalam ketiga bagian tersebut, peneliti akan

mengumpulkan data kembali dengan menyusun pertanyaan penggalian data yang

baru, sehingga diperoleh hasil yang mantap.

Bagan I.3
Skema Model Analisis Data

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan
BAB II
DESKRIPSI LOKASI

A. Gambaran Umum PT. Newmont Nusa Tenggara

1. Sejarah Perusahaan

PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan pertambangan

yang terletak di sebelah barat daya pulau Sumbawa, Kabupaten Sumbawa

Barat, Nusa Tenggara Barat. PT. Newmont Nusa Tenggara menandatangani

Kontrak Karya dengan Pemerintah Indonesia pada tanggal 2 Desember 1986.

Kontrak tersebut mengukuhkan posisi PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai

kontraktor bagi Pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi dan

ekploitasi mineral yang bernilai ekonomis di dalam area kontrak karya yang

berlokasi di provinsi Nusa Tenggara Barat.

Gambar II.1
Logo Perusahaan

Setelah melakukan eksplorasi selama empat tahun, pada tahun 1990

PT. Newmont Nusa Tenggara menemukan cebakan tembaga porfiri dalam


jumlah besar di daerah kawasan hutan yang kemudian diberi nama Batu Hijau.

Sejak itu PT. Newmont Nusa Tenggara mulai secara intensif melakukan

persiapan-persiapan untuk menuju pertambangan komersial. Sebelum

dikeluarkannya izin melakukan kegiatan pertambangan, PT. Newmont Nusa

Tenggara harus menyediakan suatu kajian tentang dampak-dampak yang

diperkirakan muncul pada masa konstruksi dan masa operasi. Kajian, yang

secara umum disebut Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

yang disediakan PT. Newmont Nusa Tenggara telah disetujui Pemerintah

Indonesia pada tahun 1996, dengan Keputusan Menteri LH : Kep.

41/MENLH/10/1996.

Gambar II.2
Lokasi PT. Newmont Nusa Tenggara

Setelah memperoleh persetujuan studi kelayakan dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), konstruksi proyek pun dimulai awal 1997 dengan biaya investasi sebesar US$ 1,8 miliar dan

selesai pada 1999. Produksi komersial dimulai pada 1 Maret 2000. Berdasarkan studi kelayakan, cadangan

bijih tambang Batu Hijau sebesar 1,1 miliar ton dengan kandungan 0.525% tembaga dan 0.37 gram emas per

ton batuan. Mengacu tingkat produksi saat ini, usia tambang Batu Hijau diperkirakan berlanjut hingga 2023.
PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan patungan

Indonesia yang sahamnya dimiliki 80% oleh Nusa Tenggara Partnership dan

20% oleh PT. Pukuafu Indah (Indonesia). Saham sebesar 45% pada Nusa

Tenggara Partnership dimiliki oleh Newmont Indonesia Limited, sementara

35% dimiliki oleh Nusa Tenggara Mining Corporation. Sebagai tambang terbuka,

proyek Batu Hijau dilengkapi dengan sarana pengolahan dan pendukung. Produk

berupa konsentrat tembaga yang mengandung sejumlah kecil emas, dikirim ke

berbagai pabrik peleburan di Indonesia maupun di luar negeri untuk

pengolahan selanjutnya. Berikut bagan kepemilikan saham PT. Newmont

Nusa Tenggara :

Bagan II.1
Kepemilikan Saham PT Newmont Nusa Tenggara

Sebagai kontraktor Pemerintah Indonesia, PT. Newmont Nusa

Tenggara memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian bangsa

melalui penciptaan lapangan kerja, pembayaran royalti dan pajak. PT.

Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan terbesar yang memberikan


peluang kerja secara langsung maupun tidak langsung di provinsi NTB. Sejak

masa awal operasi, PT. Newmont Nusa Tenggara dan kontraktornya telah

menciptakan perluang kerja bagi 7.000 orang. Persentase untuk karyawan

yakni, 98% dari jumlah karyawan tersebut adalah orang Indonesia, serta lebih

dari 60% tenaga kerja berasal dari desa-desa setempat dan provinsi NTB.

Tabel II.1
Pembagian Karyawan PT. Newmont Nusa Tenggara

Jumlah
Keterangan Persentase
Karyawan
Nasional Lokal NTB 2664 Orang 63%
Nasional Non-NTB 1528 Orang 35%
Tenaga Kerja Asing (TKA) 68 Orang 2%
TOTAL 4260 Orang 100%
Jumlah Kontraktor 145 Orang
Jumlah Karyawan Kontraktor 4745 Orang

Pada tahun 2007 PT. Newmont Nusa memberikan kontribusi lebih dari

$248 juta berupa pajak, non-pajak dan royalti kepada Pemerintah Indonesia.

Selain itu, setiap tahun PT. Newmont Nusa membeli barang dan jasa dari

dalam negeri sebesar lebih dari US$154 juta, membayar sebesar US$58 juta

bagi upah karyawan nasional dan mengeluarkan dana sebesar US$4 juta per

tahun bagi kegiatan pengembangan masyarakat.

Dalam aktivitas pertambangannya, PT. Newmont Nusa Tenggara

merangkul masyarakat sekitar, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat dan

sejumlah rekanan sebagai mitra kerja mereka. Adapun sejumlah perusahaan

yang dijadikan mitra kerja adalah sebagai berikut:

Tabel II.2
Mitra Kerja PT. Newmont Nusa Tenggara

No Perusahaan Bentuk Kerjasama


1. International SOS Mengelola rumah sakit dan klinik serta
menyediakan jasa pengobatan
2. Travira Air Mengelola jasa penerbangan menyediakan
helikopter dan jasa penerbangan lainnya.
3. Trakindo Utama Pengadaan dan perawatan alat-alat berat
untuk Caterpillar.
4. Prasmanindo Boga Utama Mengelola jasa catering dan mini market.
(PBU)
5. PT. Orica Mining Services Menyediakan bahan-bahan explosive untuk
kegiatan blasting.
6. PT. Fluidcon Jaya Pemasok suku cadang alat berat dan LV,
specialist hose.
7. PT. Atlas Copco Penjualan barang-barang untuk alat berat
8. PT. Chakra Jawara Pemasok suku cadang dan alat berat.
9. PT. SLS Bearindo Penyedia alat-alat kendaraan yang
Specialist Bearing berhubungan dengan bearing (penjualan
segala jenis dan tipe bearing).
10. PT. Sanggar Sarana Baja Spesialis las untuk berbagai jenis baja dan
(SSB) besi.
11. PT. Meratus Menangani masalah kapal-kapal yang
mengangkut barang-barang dari luar dan
dalam negeri.
12. PT. Harnischfeger Penjualan alat-alat shovel.
Indonesia (P&H)
13. PT. Interek Jasa laboratorium untuk batuan hasil
explorasi.
14. PT. Inamco supplier jasa dan tenaga kerja.
15. PT. Kirana Pemasok jasa tenaga kerja untuk bersih-
bersih workshop di trakindo.
16. PT. Eka Mandiri Pratama Pemasok tenaga kerja di Departemen
Maintenance.

2. Visi dan Misi PT Newmont Nusa Tenggara


Dalam melaksanakan usahanya, PT. Newmont Nusa Tenggara

memiliki visi dan misi sebagai kebijakan usahanya. Adapun visi dan misi

tersebut adalah:

Visi :

Kita akan menjadi perusahaan tambang yang paling dihargai dan dihormati

melalui pencapaian kinerja terdepan dalam industri tambang.

Misi :

Kita akan membangun perusahaan tambang yang berkelanjutan, yang mampu

memberikan laba tertinggi kepada pemegang saham dan menjadi yang

terdepan di bidang keselamatan kerja, perlindungan lingkungan dan tanggung

jawab sosial.

3. Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara

Adapun struktur puncak PT. Newmont Nusa Tenggara, dapat dilihat

dari bagan berikut ini:

Bagan II.2
Struktur Puncak PT. Newmont Nusa Tenggara

President
Director

Senior Director Senior Manager Senior Senior General


Manager Finance Organizational Manager Corporate Manager
External Development Partner Council Operations
Relations
Berdasarkan bagan di atas, masing-masing jabatan mamiliki fungsi

sebagai berikut:
a. Senior Manager External Relations;

bertugas untuk menjaga hubungan baik serta membangun relasi dengan

seluruh stakeholder PT. Newmont Nusa Tenggara

b. Director Finance;

mengurusi segala urusan keuangan perusahaan, seperti membayar gaji

karyawan, melaksanakan pembayaran alat-alat produksi, dan lain

sebagainya.

c. Senior Manager Organizational Development;

menitik beratkan pada masalah kepegawaian atau biasa dikenal dengan

Human Resources Development (HRD).

d. Senior Manager Partner;

bertugas yang berkaitan dengan Saham. Saham PT. Newmont Nusa

Tenggara dimiliki oleh beberapa perusahaan, sehingga para pemegang

saham pun memiliki hak untuk mengawasi segala macam produksi dan

kinerja PT. Newmont Nusa Tenggara.

e. Senior Corporate Council;

lebih menitikberatkan tugasnya pada komunikasi korporat (corporate

communication).

f. General Manager Operations;

menitikberatkan tugasnya pada setiap operasi perusahaan, seperti

mengawasi jalannya pengoperasian alat-alat pertambangan.

4. Komitmen Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara


Adapun komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara dalam melakukan

tanggung jawab sosial, yaitu:

· Berkomunikasi secara terbuka dengan pemerintah, masyarakat, karyawan

dan para pemangku kepentingan terkait lainnya, serta menyediakan

informasi faktual dan terbaru mengenai operasi Batu Hijau bagi mereka.

· Menjalin kerjasama dalam kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah

untuk memastikan agar semua program tanggungjawab sosial

dilaksanakan melalui proses konsultatif dan partisipatif, dengan

menerapkan praktek terbaik, dan sejalan dengan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan.

· Menekankan agar program-program yang berkelanjutan didasarkan pada

empat pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu: kesehatan, pendidikan,

kesejahteraan masyarakat, dan prasarana yang memadai.

5. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara

Untuk mewujudkan komitmen dalam tanggung jawab sosial, PT.

Newmont Nusa Tenggara memiliki kebijakan, yaitu :

· Mematuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku yang

menjadi kewajiban kita sebagai standar minimal;

· Menerapkan dan menjalankan Sistem Manajemen Terpadu (IMS) dan

Standar Hubungan Eksternal dan Masyarakat serta Lingkungan guna

meminimalkan risiko bahaya, memberi nilai tambah bagi masyarakat dan


mendorong peningkatan kinerja yang kontinu. IMS menyediakan kerangka

kerja untuk menetapkan dan mengkaji tujuan dan sasaran;

· Memprakarsai audit berkala dan program penilaian serta menindaklanjuti

rekomendasi untuk peningkatan dengan segera mengambil keputusan dan

langkah tindak lanjut;

· Mengidentifikasi dampak sosial dengan melakukan Penilaian Dampak

Sosial independen, serta penilaian peluang dan risiko, dan

mengembangkan serta mengimpelementasikan rencana peningkatan

kontinu dalam mengelola dampak signifikan, risiko dan peluang;

· Berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan berkenaan dengan

permasalahan, aspirasi dan nilai mereka mengenai aspek pengembangan,

operasional dan penutupan proyek tambang, dan mengakui adanya kaitan

yang erat antara aspek ekonomi, sosial dan budaya;

· Memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat melalui

maksimalisasi pengembangan usaha dan pengadaan barang lokal, peluang

kerja, pelatihan dan pengembangan masyarakat setempat;

· Menyertakan pertimbangan sosial ke dalam semua aspek kegiatan

perusahaan, termasuk eksplorasi, pengembangan proyek, operasi tambang,

perluasan tambang, akuisisi, divestasi dan penutupan guna menghindari

atau meminimalisasi dampak sosial yang negatif dan meningkatkan

manfaat sosial;
· Mengidentifikasi hak adat, hak budaya serta hak asasi lainnya yang terkait

dengan operasi kita dan memastikan agar semua tingkatan karyawan

mendapat pelatihan untuk memahami dan menghormati hak-hak tersebut.

6. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT. Newmont Nusa Tenggara

Dalam melaksanakan kegiatan Tanggung Jawab Sosial, PT. Newmont

Nusa Tenggara mendapatkan beberapa penghagaan, penghargaan tersebut

antara lain:

1. Pada tahun 2003, PT. Newmont Nusa Tenggara memperoleh Pandu Daya

Masyarakat (PADMA) AWARD dari Departemen Energi & Sumber Daya

Mineral.

2. Pada tahun 2007, PT. Newmont Nusa Tenggara mendapatkan penghargaan

Pemberdayaan Sosial dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

3. Pada tahun 2008, PT. Newmont Nusa Tenggara mendapatkan penghargaan

PADMA dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral atas kinerja

di bidang pengembangan masyarakat terutama dalam program peningkatan

pertanian dengan penerapan System of Rice Intensification (SRI).

4. Pada tahun 2009, sertifikasi Environmental Management System ISO

14001 dan Occupational Health & Safety Managament System OHSAS

18001 Proper Hijau.

5. Tahun 2003 sampai 2009, Proper Hijau dari Menteri Negara Lingkungan

Hidup karena telah menerapkan sistem pengolahan lingkungan hidup

termasuk melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).


B. Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

1. Kedudukan Divisi Community Development PT. Newmont Nusa

Tenggara dalam Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam menjalankan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan, PT.

Newmont Nusa Tenggara membentuk Divisi Community Development

(Comdev) di bawah External Relations Department. Saat ini kedudukan

Comdev sendiri dianggap penting, hal ini bisa dilihat dari kedudukan Comdev

yang berada langsung dibawah External Relations Department. Tujuannya

adalah agar dapat ikut serta dalam merumuskan kebijaksanaan serta tindakan-

tindakan lembaga yang bersangkutan serta memudahkan manajemen untuk

dapat memberikan pengarahan. Adapun kedudukan Comdev PT. Newmont

Nusa Tenggara dalam Struktur Organisasi Perusahaan, dapat dilihat pada

bagan berikut ini:

Bagan II.3
Kedudukan Community Development
dalam Struktur Organisasi
2. Fungsi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

Dalam menjalankan fungsinya sebagai Humas PT Newmont Nusa

Tenggara, Divisi Community Development PT Newmont Nusa Tenggara

berfungsi:

· Menangani dan menjebatani hubungan antara parusahaan dengan pihak

luar (masyarakat) dalam menjalin suatu hubungan yang harmonis dan

berkesinambungan, baik itu secara personal maupun interpersonal melalui

suatu media tertentu demi kelancaran jalannya perusahaan dan operasi

tambang.

· Mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mendukung strategi pemerintah

serta mengembangkan program pengembangan masyarakat yang dapat

sinergis dan sinkron dengan kebijakan dan program pemerintah.

· Mengembangkan masyarakat agar memiliki keseimbangan, antara

dukungan kapasitas manusia (capacity building), dengan dukungan

infrastruktur yang memadai.

· Menyiapkan masyarakat yang mandiri, yang mampu mengelola dan

mengembangkan sumber daya berkelanjutan, untuk mengantisipasi

perubahan dan tantangan ke depan.

3. Tugas Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

Adapun tugas pokok Community Development PT Newmont Nusa

Tenggara, yaitu:

· Menjalin kontak dengan individu, kelompok ataupun organisasi.


· Mengembangkan profit komuniti, mengkaji kebutuhan dan sumber daya

komuniti tersebut.

· Mengembangkan analisis strategis, merencanakan sasaran, tujuan jangka

pendek maupun tujuan jangka panjang.

· Melakukan kerja kolaborasi dan negosiasi dengan berbagai lembaga

ataupun profesi.

· Mengembangkan komunikasi yang baik dengan berbagai individu,

kelompok maupun organisasi.

· Mengelola sumber daya yang ada dengan baik, termasuk didalamnya

mengenai pendanaan dan sumber daya manusia.

· Memonitor dan mengevaluasi perkembangan program atau kegiatan.

4. Visi dan Misi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

Dalam melaksanakan usahanya Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara

memiliki visi dan misi sebagai kebijakan usahanya. Adapun visi dan misi

tersebut adalah:

Visi :

Masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan mampu mengembangkan potensi-

potensi sumber daya yang ada secara mandiri dan berkelanjutan.

Misi :

· Menggalang kemitraan di dalam mengidentifikasi, mengembangkan, serta

memberdayakan potensi dan sumber-sumber daya yang ada.


· Melaksanakan program-program pengembangan masyarakat secara

akomodatif, partisipatif, dan proaktif.

· Menciptakan lingkungan yang kondusif yang mendukung keberhasilan

dari semua pemangku kepentingan.

5. Program Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

Pengembangan masyarakat PT. Newmont Nusa Tenggara memiliki

fokus terhadap upaya menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan

minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian

melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Program

pengembangan masyarakat PT. Newmont Nusa Tenggara dipusatkan pada

pengembangan dasar-dasar sumber daya manusia dan pemanfaat sumber daya

alam yang sejalan dengan perencanaan pembangunan berkelanjutan. Program

pengembangan masyarakat ini dicapai melalui:

1. Kesehatan Masyarakat

Kegiatan kesehatan yang bersifat preventif seperti pengendalian malaria,

kesehatan ibu dan anak, air dan sanitasi, tuberkolosis (TBC) dan

pencegahan penyakit menular seksual (PMS) serta program pelatihan

kesehatan.

2. Pengembangan Pendidikan

Kegiatan pengembangan pendidikan diutamakan pada peningkatan mutu

pendidikan melalui pelatihan guru, upaya penerapan kurikulum tingkat


satuan pendidikan, pendekatan manajemen berbasis sekolah, pelatihan

kejuruan (perbengkelan, otomotif, pengelasan, kelistrikan).

3. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

Program ini terdiri dari pogram pertanian dan usaha lokal. Pada program

pertanian perhatian utama diberikan pada sistem intensifikasi pertanian

dan pertanian terpadu, dengan memadukan teknik pertanian yang sudah

ditingkatkan, diversifikasi tanaman, pupuk organik, pengendalian hama

terpadu dan jaringan pemasaran. Sedangkan untuk meningkatkan usaha

lokal sebagai motor pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, area

bantuan meliputi usaha penjahitan, pabrik paving block, perbaikan

kontainer, sawmill, jute blanket, pertanian dan produk akua-kultur meliputi

berbagai buah-buahan, sayur-mayur, madu dan lain-lain, dan jasa kontrak

termasuk pelatihan keterampilan mikro-finansial dan usaha.

4. Pengembangan Program Pembangunan (Infrstruktur)

Peningkatan prasarana meliputi perbaikan jalan dan saluran air,

pembangunan dan rehabilitasi gedung sekolah, pembangunan klinik,

pengadaan sarana air bersih, irigasi, pembangunan tempat ibadah, tempat

penimbunan sampah, sarana pariwisata dan pasar tradisional.

C. Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

PT. Newmont Nusa Tenggara memandang perannya sebagai katalisator

dalam upaya mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mendukung strategi

pemerintah setempat. Semua kegiatan dirancang sedemikian rupa untuk


mengalihkan kepemilikan kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Hal ini

membutuhkan partisipasi masyarakat pada tahap awal program dan penguatan

masyarakat untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah.

Program CSR Bidang Kesehatan sudah dilakukan PT. Newmont Nusa

Tenggara sejak tahun 2000. Fokus dari program tersebut adalah mengembangkan

sumber daya manusia dan sumber daya alam. Bentuk program CSR Bidang

Kesehatan yang dilaksanakan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat di Desa Maluk, antara lain dilakukan melalui program-

program berikut ini:

1. Pembangunan Puskesmas Maluk

Pengembangan sarana prasarana kesehatan/medis ditujukan guna

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Desa Maluk. Pembangunan

Puskesmas yang dibangun oleh PT. Newmont Nusa Tenggara di Desa Maluk,

memiliki luas bangunan sekitar 500 M2 dengan besar anggaran kurang lebih

Rp. 1,1 miliar. Pembangunan tersebut merupakan bentuk kongkrit dari

kontribusi PT. Newmont Nusa Tenggara sebagai salah satu upaya untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan dengan harapan masyarakat menjadi

sejahtera, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi eksplorasi.

2. Pembangunan dan Peningkatan Posyandu

Pembangunan dan Peningkatan Posyandu, dirasakan mampu menjangkau

masyarakat secara lebih luas. Sasaran pokoknya tidak hanya memantau status

gizi balita, tetapi juga ibu-ibu hamil dan kesehatan balita secara umum.

Melalui kerjasama dengan Puskesmas Maluk, dilakukan berbagai penyuluhan


dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama ibu-ibu hamil dan

Balita. Selain pembangunan Posyandu, PT. Newmont Nusa Tenggara juga

memberikan bantuan makanan tambahan untuk anak balita, dan kartu sehat.

3. Pemeriksaan dan Pengobatan Intensif

PT. Newmont Nusa Tenggara bersama International SOS, dan Klinik Batu

Hijau melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan intensif kepada

masyarakat yang ada di Desa Maluk. Kegiatan ini ditujukan untuk

menanggulangi penyakit menular, seperti Malaria, HIV Aids, dan TBC.

Selain itu juga dilakukan pemantauan dan pencatatan rutin kesehatan

penduduk setiap bulan.

4. Optimalisasi Peran Kader Kesehatan

Optimalisasi peran kader kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa

Tenggara yaitu dengan melakukan pembinaan kepada para kader kesehatan,

seperti pelatihan kader poyandu, penyuluhan tentang kesehatan, kesempatan

belajar bagi tenaga medis, penambahan jumlah tenaga medis, Diklat, TOT

dan simulasi serta diadakannya Rapat evaluasi kader kesehatan setiap tiga

bulan. Adanya kegiatan ini membawa dampak yang signifikan, dimana

jumlah kader di sekitar tambang bertambah menjadi 142 orang dari target

pembinaan 126 orang kader.

5. Penyediaaan Sarana Air Bersih

Sesuai dengan komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara untuk membangun

sarana air bersih yang dapat diandalkan, pada November 2003 PT. Newmont

Nusa Tenggara menyelesaikan pembangunan dan pengoperasian sarana air


bersih senilai Rp 4,9 miliar untuk 4 desa, termasuk yang mencakup Desa

Maluk.

D. Desa Maluk sebagai lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara

Desa Maluk termasuk kedalam Kecamatan Sekongkang, Kabupaten

Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat. Luas kelurahan ini sekitar ± 143.64 hektar

dengan jumlah penduduk ± 2781 orang. Desa Maluk merupakan desa yang

lokasinya berdekatan dengan PT. Newmont Nusa Tenggara. Mayoritas penduduk

di Desa Maluk bermata pencaharian sebagai petani. Bawang merah merupakan

komoditi utama desa ini, dengan luas lahan ujicoba di laboratorium pertanian

sekitar 70 are dari 80 are yang tersedia. Warga di kelurahan ini selain bertanam

bawang merah, juga menanam kacang hijau, dan padi.

Pada bidang kesehatan, nampaknya Desa Maluk mendapat perhatian. PT.

Newmont Nusa Tenggara melakukan pembangunan puskesmas, posyandu, dan

Puskesmas Pembantu (Pustu). Program ini dapat dikatakan efektif karena penyakit

malaria yang pernah menjadikan Maluk sebagai daerah hiper-endemis kini

menjadikan angka penderita dan angka kematian menjadi berkurang. Di Desa

Maluk terdapat 1 puskesmas pembangunan pemerintah, serta pembangunan

puskesmas yang dibangun PT. Newmont Nusa Tenggara dengan jumlah pasien

yang berobat di Puskesmas sekitar 348 orang (per Juni 2009).

Sedangkan pada bidang pendidikan, sebelum beroperasinya PT. Newmont

Nusa Tenggara, dulu anak-anak Maluk boleh dikatakan tidak begitu serius untuk

sekolah karena keterbatasan sarana, prasarana dan fasilitas lain termasuk


kurangnya kemampuan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Kini,

untuk tingkat pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pada

tahun 2000 sekitar 23%, pada tahun 2009 sedah meningkat menjadi 83%.

Desa Maluk memiliki potensi pariwisata yang bisa dikembangkan, yaitu

adanya Pantai Maluk. Potensi daerah yang memadai, membuat pemerintahan desa

bekerja sama dengan PT. Newmont Nusa Tenggara sudah mulai mempersiapkan

kegiatan yang dapat mendukung pembangunan kepariwisataan. Dengan jumlah

penduduk yang cukup besar jika dibandingkan dengan daerah sekitar tambang

yang lain, Desa Maluk merupakan kelurahan yang mempunyai potensi untuk

menciptakan citra positif bagi PT. Newmont Nusa Tenggara, untuk itu PT.

Newmont Nusa Tenggara bisa lebih lagi mengembangkan program Community

Development kepada Desa Maluk.


BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A. Perencanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakat, sebuah

perusahaan perlu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitarnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut, perusahaan perlu menempatkan Public

Relations untuk bertugas menjalankan fungsi komunikasi perusahaan kepada

masyarakat yang merupakan bagian dari stakeholders perusahaan. Istilah Public

Relations menurut Rosady Ruslan, dapat diartikan sebagai fungsi manajemen

yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang

atau orang demi kepentingan publik serta merencanakan dan melakukan suatu

program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari

publiknya (Ruslan 2005).

Perusahaan dalam bentuknya yang lebih maju, sudah menggunakan Public

Relations dalam hal perusahaan bersangkutan untuk melaksanakan Corporate

Social Responsibility (CSR) kepada stakeholder perusahaan. Untuk melaksanakan

program CSR tersebut, perlu adanya perencanaan yang tepat terutama pada

strategi komunikasi yang dilakukan, sehingga ada keterlibatan dan dukungan dari

pihak stakeholder dalam pelaksanaan program. Praktek pelaksanaan CSR yang

dilakukan perusahaan ini, merupakan upaya yang digalakkan agar tercipta suatu

jalinan harmonisasi dan keseimbangan antara perusahaan dengan lingkungannya.


Pada PT. Newmont Nusa Tenggara, pelaksanaan program CSR telah

menemukan bentuknya yang lebih maju dengan dibentuknya sebuah unit yang

menangani program-program pengembangan masyarakat secara khusus yakni

Divisi Community Development. Divisi ini merupakan unit kerja dibawah

External Relations Department. Pembentukan divisi ini merupakan suatu

perwujudan rasa tanggung jawab PT. Newmont Nusa Tenggara dalam memajukan

sumber daya yang ada di Sumbawa Barat, baik sumber daya alam maupun sumber

daya manusia.

Satu prinsip dalam melaksanakan program CSR PT. Newmont Nusa

Tenggara, masyarakat menjadi subjek, bukan objek pembangunan, seperti yang

dilakukan pada program CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kesehatan

masyarakat di Desa Maluk. Segala perencanaan program disusun dengan

menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA). Sejak tahun

2000, PT. Newmont Nusa Tenggara telah melakukan perencanaan program

pengembangan masyarakat melalui kegiatan lokakarya di desa-desa lingkar

tambang. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara

dengan peneliti berikut ini:

“Perencanaan program CSR PTNNT, itu dilakukan terintegrasi dengan


perencanaan program CSR lainnya, termasuk di dalamnya CSR Bidang
Kesehatan. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan menerapkan PRA,
caranya dengan memfasilitasi kegiatan lokakarya selama 3 hari pada
masing-masing gugus, kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2000.
Untuk Desa Maluk, itu pada gugus 3 bersama dengan Desa Benete.” (H.
Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont
Nusa Tenggara)

Terdapat empat gugus yang merupakan wilayah kerja dalam melakukan

pengembagan masyarakat di desa-desa lingkar tambang. Keempat gugus tersebut


terdiri dari; Gugus 1 (meliputi Desa Tongo dan Desa Aik Kangkung-Tatar),

Gugus 2 (meliputi Desa Sekongkang Atas dan Desa Sekongkang Bawah), Gugus

3 (meliputi Desa Maluk dan Desa Benete) serta Gugus 4 (yang meliputi Desa Goa

dan Belo-Beru). Kegiatan lokakarya yang difasilitasi PT. Newmont Nusa

Tenggara di masing-masing gugus ini, merupakan upaya untuk mempercepat

pengembangan daya saing ekonomi lokal serta pengembangan sosial.

Salah satu alasan ditempuhnya cara dengan melakukan kegiatan lokakarya,

agar masyarakat dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Sehingga

masyarakat juga dapat menyampaikan secara terbuka tentang berbagai

permasalahan, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan dan harapan

masyarakat terhadap perusahaan. Berikut penuturan Manager Community

Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

”Dengan diadakannya lokakarya ini, kami ingin memberikan ruang seluas-


luasnya kepada warga, untuk ikut berpartisipasi dan menyampaikan secara
terbuka tentang berbagai permasalahan, termasuk juga kebutuhan dan
harapan warga, yang tentunya sesuai dengan karakteristik desa masing-
masing.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Kegiatan lokakarya yang difasilitasi PT. Newmont Nusa Tenggara ini,

merupakan faktor kunci berkaitan dengan penyusunan perencanaan yang

partisipatif dan melibatkan stakeholder perusahaan. Dengan perencanaaan

partisipatif tersebut, program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara dapat secara tepat dirumuskan dan sesuai dengan kebutuhan stakeholder

yang menjadi sasaran program, utamanya adalah masyarakat di Desa Maluk. Hal

ini mengingat masyarakat merupakan salah satu pihak yang cukup berpengaruh

dalam menjaga eksistensi suatu perusahaan.


Public Relations dalam melaksanakan CSR perusahaan, memiliki peran

yang besar dalam rangka mewujudkan program-program yang tepat untuk publik

eksternal perusahaan. Melalui kegiatan lokakarya yang dilakukan, dapat diketahui

bahwa Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara senantiasa

berupaya untuk mengidentifikasi publiknya dengan memberikan ruang kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dan menyampaikan secara terbuka berbagai

pendapat kepada perusahaan terkait program yang akan dilaksanakan nantinya.

Begitu juga sebaliknya, perusahaan dalam hal ini dapat mengetahui kebutuhan

utama masyarakat dan mendengar aspirasi warga yang disampaikan dalam

kegiatan lokakarya.

Perencanaan program melalui lokakarya, dinilai cukup efektif untuk

menganalisa kebutuhan pembangunan dan penyusunan rencana aksi. Strategi

perencanaan seperti ini pun kemudian menjadi acuan bagi PT. Newmont Nusa

Tenggara dalam melaksanakan program CSR Bidang Kesehatan di desa-desa

lingkar tambang. Berdasarkan rencana yang telah diusulkan dan dibuat sendiri

oleh masyarakat, dengan demikian menjadi komitmen PT. Newmont Nusa

Tenggara untuk mendukung perencanaan yang telah disusun oleh masyarakat

tersebut. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara

dengan peneliti berikut ini:

“Kegiatan lokakarya sejauh ini cukup efektif untuk menganalisa


kebutuhan pembangunan dan penyusunan rencana aksi. Hasil dari
lokakarya ini, menjadi komitmen kami untuk mendukung program yang
telah disusun oleh masyarakat. Selama ini kami juga berupaya masuk
menjadi bagian sebagai pihak yang membantu masyarakat, dan juga
mendukung program-program kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah.”
(H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)
PT. Newmont Nusa Tenggara memandang perannya sebagai katalisator

dalam upaya mewujudkan aspirasi masyarakat dan mendukung strategi yang

dilakukan oleh pemerintah. Semua kegiatan pengembangan masyarakat kemudian

dirancang sedemikian rupa untuk mengalihkan kepemilikan program

pengembangan kepada masyarakat dan pemerintah. Melalui kegiatan lokakarya

ini pula, perusahaan bersama para partisipan dapat mengadakan dialog terbuka

untuk bersama-sama membahas apa saja yang dibutuhkan untuk pengembangan

program. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara

dengan peneliti berikut ini:

”Partisipan dalam lokakarya di Gugus 3, perharinya itu diikuti ada sampai


70 orang. Para partisipan ini dari berbagai elemen masyarakat, pemerintah,
dan juga lembaga masyarakat yang memang kami undang. Dengan adanya
pihak-pihak ini, kami bisa mengadakan dialog terbuka dengan mereka,
tentu saja untuk bersama-sama membahas apa saja yang dibutuhkan dalam
pengembangan program-program nantinya.” (H. Wagimin Sastrahady,
Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Dengan adanya keterlibatan dari banyak pihak ini, perusahaan dapat

mengetahui opini publik utamanya dari masyarakat yang ada di Gugus 3 yang

juga meliputi Desa Maluk. Hal ini merupakan suatu yang penting untuk

melakukan tindakan, serta menetapkan strategi dengan pemahaman secara rinci

atau berempati terhadap mereka sebagai stakeholder perusahaan. Di samping juga

bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan pemetaan kondisi serta

merumuskan tujuan dari program-program CSR Bidang Kesehatan. Sehingga

dalam pelaksanaan program tersebut, nantinya bisa tetap berorientasi kepada

tujuan perusahaan.
Adanya komunikasi yang terjalin antara PT. Newmont Nusa Tenggara

dengan masyarakat Desa Maluk, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Joseph A. Devito (1997), bahwa komunikasi adalah sebuah tindakan untuk

berbagi informasi, gagasan, atau pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang

terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. Komunikasi sebagai inti

dari Public Relations, merupakan tools bagi perusahaan untuk mencitrakan

dirinya dan menyesuaikan diri dengan kepentingan lingkungan dan masyarakat

sekitarnya. Sebagai tools, Public Relations harus mampu mengitegrasikan usaha-

usaha, sikap dan perbuatan organisasi dengan sikap dan perbuatan masyarakat

atau sebaliknya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang

kondusif bagi perusahaan agar dapat diterima di lingkungan tempat perusahaan

berada, serta menumbuhkan nilai kepercayaan stakeholder perusahaan, utamanya

masyarakat melalui partisipasi mereka.

PT. Newmont Nusa Tenggara menyadari bahwa, sebagai anggota

masyarakat dan tetangga yang baik perlu bekerja sama dengan masyarakat

setempat dan pemerintah, termasuk dalam mendukung suksesnya penanganan

masalah-masalah kesehatan. Masyarakat Desa Maluk sebagai bagian dari

lingkungan perusahaan, merupakan partisipan utama yang kemudian diberi hak

suara dalam penentuan isi program-program CSR Bidang Kesehatan. Namun

meskipun demikian, bentuk dan metode pelaksanaan program tetap dicanangkan

oleh perusahaan sendiri. Berikut penuturan Manager Community Development

hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Dari hasil lokakarya di Gugus 3, banyak warga yang menilai keberadaan


Posyandu mampu menjangkau kesehatan masyarakat desa secara lebih
luas. Untuk mewujudkan hal ini, kami pun kemudian berinisiatif dan
berkoordinasi dengan pihak Puskesmas untuk menempatkan CO di
Puskesmas. CO inilah, yang nantinya akan mendampingi keberadaan
Posyandu dari segi-segi non-teknis.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Community Organizer (CO) yang terdapat di setiap Puskesmas, berfungsi

untuk menguatkan peran Posyandu di setiap desa-desa lingkar tambang. Dalam

menjalankan tugasnya, CO inilah yang nantinya mendampingi Posyandu dari segi

non teknis, seperti menginformasikan jadwal kegiatan Posyandu kepada

masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat baik kehadiran Ibu-ibu hamil

serta membantu fasilitas kerja Posyandu dan Puskesmas. Sementara itu, untuk

tenaga kesehatannya dilakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas setempat.

Perusahaan berupaya dengan menggali aspirasi atau keinginan masyarakat

dalam program perusahaan pada mereka, dapat membuat program tersebut

berguna bagi masyarakat. Strategi komunikasi yang dilakukan pada akhirnya

dapat terbentuk komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat yang dianggap

memiliki potensi lebih untuk meningkatkan kesadaran dan membantu masyarakat

untuk mengatasi masalah kesehatan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh

Morrisan (2006) bahwa, untuk menjalankan kegiatan Public Relations dibutuhkan

strategi komunikasi agar informasi yang dimaksudkan atau ditujukan untuk

merubah sikap, pendapat atau tingkah laku, seseorang atau sejumlah orang dapat

mengahasilkan efek tertentu sesuai dengan yang diharapkan.

Selain dalam upaya meningkatkan peran Posyandu, kehadiran warga dan

pihak-pihak terkait dalam kegiatan lokakarya juga dapat membantu kebutuhan

warga masyarakat bersama seperti yang dilakukan perusahaan untuk


meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Hal

ini dapat dilihat dari program pembangunan Puskesmas Maluk. Adanya

keterlibatan masyarakat, ditujukan agar program nantinya sesuai dengan

kebutuhan masyarakat serta bisa membantu mengatasi masalah kesehatan yang

ada. Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara

dengan peneliti berikut ini:

“Pembangunan Puskesmas Maluk, pada perencanaanya sudah


dikoordinasikan dengan sektor kesehatan, dan kami juga membangun
jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait, termasuk juga dengan
masyarakat. Keterlibatan mereka memang kami tujukan agar program-
program nantinya sesuai dengan kebutuhan warga dan yang utama bisa
membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada di desa mereka.” (H.
Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont
Nusa Tenggara)

Dalam pembangunannya Puskesmas Maluk dilengkapi satu ruang tata

usaha, ruang pimpinan, ruang rapat, ruang rawat inap, ruang jaga dan ruang

laboratorium, 5 ruang poly, ruang apotek, UGD, ruang loket, ruang tunggu, serta

gudang. Dengan adanya komunikasi antara perusahaan dengan para stakeholder

yang ditunjukkan dalam merencanakan program pembangunan Puskesmas

tersebut, diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk

menciptakan harmonisasi hubungan antar komunitas.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Omnie (2001), bahwa menjaga

hubungan dengan publik diluar perusahaan, merupakan keharusan yang mutlak.

Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan

publik-publik khususnya dan masyarakat umumnya. Salah satunya dengan

melakukan komunikasi dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif.

Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan


fakta yang sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar

membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, sangat

penting artinya sebagai bentuk gerakan pengembangan masyarakat untuk turut

berpartispasi dalam penangulangan berbagai masalah kesehatan yang ada di

masyarakat. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Payne (1995), bahwa program

pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya menolong anggota

masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, mengidentifikasi

kebutuhan bersama dan kemudian melakukan kegiatan bersama untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Keberadaan sebuah perusahaan yang memiliki komitmen terhadap

pemberdayaan masyarakat melalui program CSR, memiliki nilai positif yang

mampu merancang dan mensukseskan sebuah perencaan dengan baik sehingga

dapat dijadikan sandaran dan harapan semua lapisan masyarakat. Perencanaan

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat sekitar dimasa yang akan datang

adalah sesuatu yang harus diprioritaskan perusahaan mengingat bahwa komunitas

sosial yang ada di Desa Maluk khususnya dan wilayah lingkar tambang pada

umumnya, akan mendapatkan dampak dari aktifitas perusahaan pertambangan PT.

Newmont Nusa Tenggara.

1. Fact Finding CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

Setiap program kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan, tentunya

memiliki konsep tujuan dan latar belakang yang dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi yang terjadi di lapangan. Ketepatan pelaksanaan sebuah program juga tak

lepas dari adanya observasi dan penelitian yang dilakukan perusahaan terhadap

peristiwa, situasi dan kondisi yang menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan

kebijakan programnya agar produktivitas tetap berjalan. Sebagai bagian dari

lingkungan masyarakat, sudah barang tentu perusahaan wajib memiliki kepedulian

dan tanggung jawab sosialnya untuk membantu masalah kesehatan yang dihadapi

masyarakat.

Begitu juga dengan kebijakan program CSR Bidang Kesehatan PT.

Newmont NusaTenggara, tak lepas dari situasi dan kondisi yang ada di

lingkungan masyarakat di Desa Maluk. Kepedulian PT. Newmont Nusa Tenggara

terhadap kesehatan masyarakat antara lain ditunjukkan dalam pembangunan

Puskesmas Maluk dan bantuan peralatan medis. Adanya kegiatan ini tidak terlepas

dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat khususnya di Desa Maluk untuk

memperoleh fasilitas dan pelayanan kesehatan baik tenaga dokter, maupun obat-

obatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Berikut penuturan Kepala Desa

Maluk hasil wawancara dengan peneliti :

“Dulu di Kecamatan Sekongkang ini, memang sudah ada Puskesmas


Jereweh. Namun, warga juga masih kesulitan untuk memperoleh fasilitas
dan pelayanan kesehatan seperti; tenaga dokter, maupun obat-obatan.
Selain lokasi Puskesmas yang jauh, juga belum banyak tersedianya sarana
transportasi di daerah ini seperti di Kota Mataram. Fasilitas yang dimiliki
Puskesmas juga belum lengkap. Jadi, mungkin ini menjadi kendala bagi
tenaga medis untuk menjangkau desa ini.” (H. Amaq Mahrip, Kepala Desa
Maluk)

Beliau juga menambahkan bahwa pada tahun 1999, pada Desa Maluk

sempat ada istilah “endak pulang pengkalik”, dimana alat-alat untuk menggali

makam terpaksa ditinggalkan di kuburan, karena mungkin besoknya ada warga


yang meninggal akibat penyakit malaria. Akibat ganasnya penyakit Malaria di di

Desa Maluk tersebut, menyebabkan banyak dari warga pendatang yang kemudian

kembali ke kampung halaman mereka masing-masing.

Pernyataan tersebut dipertegas oleh dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala

Puskemas Maluk, yang mengatakan bahwa :

“Maluk sempat sebagai daerah endemis, bahkan diatas hiper-endemis di


tahun 1999 sampai 2001. Angka serangan kasus malaria hampir mencapai
47%. Lokasi desa ini kan dulunya hutan, jadi lingkungan perumahan
masih kurang mendukung untuk kualitas kesehatannya. Pemerintah
sebenarnya sudah memberikan bantuan untuk fogging (pengasapan), dan
pembagian kelambu gratis, tapi memang belum sepenuhnya bisa
mengatasi, ya paling hanya sebatas mengurangilah.” (dr. Adib Ahmad
Syammakh, Kepala Puskesmas Maluk)

Sementara itu, konsep dasar dari dilaksanakannya program CSR Bidang

Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, dilatarbelakangi keprihatinan

perusahaan terhadap masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat.

Karena itu, PT. Newmont Nusa Tenggara mulai melakukan pembangunan dan

pengembangan kesehatan masyarakat yang berada di sekitar tambang melalui

CSR Bidang Kesehatan. Berikut penuturan Manager Community Development

dalam wawancara dengan peneliti:

“Keprihatinan kami terhadap kesehatan warga inilah, yang membuat kami


kemudian melakukan program CSR Bidang Kesehatan. Sejak awal
beroperasi, PTNNT memang telah berkomitmen untuk melaksanakan
CSR. Untuk itu kemudian diwujudkan dengan banyak kegiatan, antara lain
melalui Pembangunan Puskesmas dan bantuan peralatan medis. Hal ini
juga untuk mendukung terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.” (H.
Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont
Nusa Tenggara)

Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mendukung

terciptanya pembangunan berkelanjutan yang ditunjukkan dengan melakukan


pembangunan Puskesmas Maluk, hal ini seperti yang dikemukakan oleh World

Business Council for Sustainaible Development (WBCSD) yang memandang CSR

sebagai komitmen berkelanjutan dari sektor bisnis untuk turut berpartisipasi

meningkatkan pembangunan ekonomi dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan

pekerja, keluarganya, dan juga masyarakat luas (Soemanto 2007). Program CSR

seperti ini, memang sebagai komitmen sektor bisnis untuk mendukung terciptanya

pembangunan berkelanjutan. Karena pembangunan berkelanjutan jelas memiliki

aspek yang lebih luas dari sekedar isu lingkungan.

Selain melakukan pembangunan Puskesmas, harapan masyarakat lingkar

tambang akan keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara agar mampu memberi

kontribusi pada masalah kesehatan masyarakat, juga diwujudkan dengan

memfasilitasi Puskesmas tersebut dengan satu unit ambulans. Fasilitas ini

ditujukan agar pelayanan kesehatan mampu menjangkau kawasan-kawasan yang

lokasinya relatif jauh, disamping juga dapat difungsikan sebagai Puskesmas

Keliling (Pusling). Berikut penuturan Manager Community Development dalam

wawancara dengan peneliti :

“Guna mendukung operasional Puskesmas, PTNNT memfasilitasi 1 unit


ambulans. Program ini bukan hanya untuk Puskemas Maluk saja, tapi juga
di Puskesmas lain, seperti Puskesmas Jereweh dan Mayo. Adanya
ambulans ini nantinya dapat difungsikan sebagai Puskesmas Keliling
(Pusling), untuk menjangkau kawasan yang relatif jauh dan bisa menjadi
sarana untuk melakukan berbagai kegiatan sosialisasi kesehatan kepada
masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development
PT. Newmont Nusa Tenggara)

Beliau juga menambahkan bahwa, selain memfasilitasi 1 unit Ambulans,

PT. Newmont Nusa Tenggara juga memberikan bantuan peralatan medis terutama

berkaitan dengan perawatan gigi, tabung oksigen dan peralatan untuk ibu
melahirkan serta obat-obatan disamping sarana dan prasarana nonmedis, seperti

tempat tidur untuk rawat inap. Selain itu, PT. Newmont Nusa Tenggara juga

memberikan bantuan dana kepada tiap-tiap Puskesmas untuk memenuhi

kebutuhan obat-obatan.

Dengan tersedianya Puskesmas Maluk dan bantuan peralatan medis serta

obat-obatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program CSR

Bidang Kesehatan, hal ini akan memudahkan masyarakat khususnya yang di Desa

Maluk untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik. Di samping

itu, juga dapat membawa dampak yang luas terhadap upaya dalam menanggulangi

penyakit malaria yang selama bertahun-tahun meresahkan kehidupan warga di

Desa Maluk.

Pada program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

lainnya, untuk meningkatkan kesehatan lingkungan perusahaan juga membantu

kebutuhan masyarakat dengan menyediakan sarana air bersih. Pelaksanaan

program ini tak lepas dari kondisi masyarakat sekitar, dimana akibat musim

kemarau yang berkepanjangan banyak sumur-sumur warga yang kering. Sumber

air yang memadai tentu saja sangat diperlukan bagi kesejahteraan dan kualitas

hidup masyarakat di sekitar tambang. Berikut penuturan warga Maluk hasil

wawancara dengan peneliti :

“Sumur-sumur penduduk disini kering kalau pas musim kemarau, karena


tanah disini kan berpasir, jadi meski kedalaman sumur sudah dalam, tapi
tetap saja kering kalau musim kemarau tiba. Ini masalah yang sering kami
hadapi. Apalagi air kan juga kebutuhan utama warga, untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Makanya, ketika ada program dari Newmont, kami
mengajukan proposal untuk pembuatan sarana air bagi warga di sini.” (H.
Awaludin, warga RT 1 Desa Maluk)
Pendapat lain juga disampaikan oleh Dewi Sumarti, warga RT 3 Desa

Maluk ini, yang mengatakan bahwa :

“Kalau musim kemarau, air disini kering Beli (Red, Mas). Di sini warga
memang sudah punya sumur sendiri, tapi kalau musim kemarau dan tak
ada air sumur, terpaksalah kita mengambil air dari masjid. Masjid itu
bantuan dari Newmont, dan airnya sudah menggunakan sumur bor. Jadi
bisa sedikit membantu kami memenuhi kebutuhan air, kalau musim
kemarau tiba.” (Dewi Sumarti, warga RT 3 Desa Maluk)

Sesuai dengan komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara, situasi dan

kondisi yang dialami oleh warga pada akhirnya membuat perusahaan mengambil

kebijakan untuk membangun sarana air bersih yang dapat diandalkan. Comdev

PT. Newmont Nusa Tenggara bekerjasama dengan warga Maluk serta adanya

dukungan dari Pemerintah Sumbawa, bersama-sama merencanakan pembangunan

dan pengoperasian sarana air bersih. Berikut penuturan Senior Supervisor Social

Development dalam wawancara dengan peneliti :

“Sumber air yang memadai, memang sangat diperlukan. Dari hasil


pemantauan kami, banyak sumur-sumur warga di sekitar tambang memang
biasanya kering, dan ini terjadi kalau sudah musim kemarau. Untuk itu
kemudian kami bekerjasama dengan pemerintah dan aparat desa,
merencanakan pembangunan 4 tangki air yang dapat diandalkan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi warga.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor
Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara)

Beliau juga menambahkan bahwa pembangunan tangki air ini dilakukan

dengan anggaran kurang lebih Rp 4,175 miliar untuk empat proyek yang terletak

di wilayah Maluk, Benete, Sekongkang Atas dan Sekongkang Bawah. Sarana air

yang dibangun ini bisa memenuhi kebutuhan air kurang lebih untuk 10.000

penduduk. Keempat sarana air tersebut terdiri dari empat pompa sumur dalam,

tangki dan juga dilengkapi dengan pipa distribusi ke rumah-rumah penduduk.


Kegiatan terencana yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara ini,

merupakan upaya untuk dapat menjaga eksistensinya di masyarakat dan menjadi

Good Bussiness. Penerapan program CSR Bidang Kesehatan ini, merupakan

komitmen PT. Newmont Nusa Tenggara untuk terus bertindak etis, beroperasi

secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan

peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Seperti konsep

CSR yang dikemukakan Direktorat Jenderal Pemberdayaan, Departemen Sosial

Republik Indonesia (2005), bahwa tanggung jawab sosial adalah komitmen dan

kemampuan dunia usaha untuk melaksanakan kewajiban sosial terhadap

lingkungannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

menjaga keseimbangan kehidupan ekosistem disekililingnya.

Program-program yang telah dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara

melalui CSR Bidang Kesehatan, merupakan kerangka mempersiapkan life after

mining/operation bagi daerah maupun masyarakat sekitarnya. Berikut penuturan

Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Program CSR yang dilaksanakan PTNNT, selain merupakan bagian dari


CSR seperti yang talah diamanatkan dalam Undang-undang, juga dalam
kerangka untuk mempersiapkan life after mining/operation bagi
masyarakat di daerah sekitar tambang. Sehingga manfaat dari program-
program ini, nantinya bisa tetap dirasakan oleh warga meskipun tambang
Batu Hijau ini telah berakhir.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Konsep CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini,

merupakan bentuk implementasi dari UU No. 40 tahun 2007. Sebagai perusahaan

yang bergerak pada pengolahan sumber daya alam, yaitu pertambangan tembaga

dan emas, PT. Newmont Nusa Tenggara berdasar UU Perseroan Terbatas (PT)
wajib melaksanakan kegiatan CSR sebagai wujud tanggung jawab sosial

perusahaan kepada stakeholder-nya. Dalam perencanaan CSR Bidang Kesehatan

ini, PT. Newmont Nusa Tenggara telah melibatkan partisipasi masyarakat. Hal ini

dikarenakan masyarakat adalah salah satu pihak yang cukup berpengaruh dalam

menjaga eksistensi suatu perusahaan.

Melalui program CSR Bidang Kesehatan, perusahaan berupaya untuk

bersikap terbuka dan mengajak masyarakat dalam mengatasi masalah terkait

kepentingan bersama. Adanya kegiatan lokakarya yang dilakukan PT. Newmont

Nusa Tenggara, dapat menjadi media komunikasi agar apa yang menjadi

keinginan masyarakat dan perusahaan dapat tersampaikan. Upaya ini tentunya

membutuhkan simpati dan dukungan banyak pihak, baik dari masyarakat maupun

pihak dari perusahaan, sehingga munculnya resistensi atau gejolak dapat diredam

melalui adanya komunikasi yang baik antara masyarakat dengan perusahaan.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Baskin (1997:2), para praktisi

Public Relations harus berkomunikasi dengan seluruh publiknya, baik internal

maupun eksternal terkait upaya untuk menciptakan consistency antara tujuan

perusahaan dan harapan-harapan masyarakat (social expectation). Melalui strategi

komunikasi yang lebih bersifat “jemput bola” dengan mengadakan Lokakarya di

Desa Maluk, selain perusahaan bisa lebih mendekatkan diri dengan masyarakat,

melalui Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara, perusahaan juga dapat

melihat kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap perusahaan secara lebih

dekat dan mengena. Dengan mau mendengarkan dan turut terlibat, perusahaan

juga akan mendapat posisi yang lebih baik untuk dapat sejak dini mengetahui
masalah masyarakat yang mulai muncul, sehingga dapat mengatasinya secara

proaktif, dari pada reaktif.

2. Keterlibatan Stakeholder dalam Perencanaan Strategi Komunikasi

CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

Pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berhasil

dapat dinilai dari sejauhmana pelibatan stakeholder perusahaan. Untuk itu CSR

dapat dikatakan berhasil, jika di dalamnya terdapat mekanisme koordinasi regular

dengan para stakeholder, utamanya masyarakat. Selain itu, juga terdapat

mekanisme yang menjamin partisipasi masyarakat untuk dapat terlibat dalam

siklus program tersebut (Nursahid 2008).

Menanggapi berbagai tantangan yang dihadapai perusahaan, PT. Newmont

Nusa Tenggara menyadari bahwa keberhasilan program tidak akan terjadi tanpa

adanya keterlibatan atau partisipasi aktif para pemangku kepentingan. Perusahaan

berusaha keras untuk memperkuat kemitraan dan kerjasama dengan melibatkan

sejumlah pihak yang dianggap memiliki kompetensi pada bidang kesehatan dan di

dalam komunitas masyarakat. Berikut penuturan Manager Community

Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Dalam program-program CSR yang dilakukan, kami juga turut


melibatkan pihak-pihak lain, ada unsur pemerintah, pihak Puskesmas,
LSM, dan juga utamanya masyarakat. Masyarakat Maluk merupakan
kunci dalam keberhasilan program ini. Masyarakat adalah last people yang
penting dalam siklus program, baik dalam proses perencanaan maupun
sampai evaluasi program, karena itu merupakan prasyarat untuk program-
program CSR yang berkelanjutan.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Beliau juga menambahkan bahwa para stakeholder perusahaan tersebut

memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam perencanaan CSR Bidang

Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara. Pemerintah berperan dalam

menyediakan data dan informasi, memberi dukungan untuk infrastruktur publik

serta menginisiasi kebijakan intensif fiskal. Adanya keterlibatan Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), berperan dalam memfasilitasi masyarakat, memberi

advokasi dan edukasi kepada masyarakat sebagai sasaran program CSR.

Sedangkan adanya keterlibatan masyarakat, akan memberi nilai positif dalam

mencapai keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan.

Pada program CSR Bidang Kesehatan, disamping melibatkan pihak-pihak

seperti yang sudah disebutkan di atas, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa

Tenggara juga melibatkan Kepala Desa Maluk. Hal ini mengingat kesibukan

masyarakat Desa Maluk yang beraneka ragam. Sehingga dengan berkoordinasi

dengan aparat desa, bisa didapat kesepakatan dalam menentukan waktu khusus

untuk melaksanakan kegiatan lokakarya. Berikut penuturan Manager Community

Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Kepala Desa Maluk merupakan elemen masyarakat, yang juga turut kami
libatkan dalam melaksanakan lokakarya di suatu desa. Mereka ini juga kan
yang lebih mengetahui kondisi dan potensi desa masing-masing. Untuk itu
dengan kami bekerjasama dengan pihak kelurahan, mereka bisa membantu
kami untuk menginformasikan kepada warga.” (H. Wagimin Sastrahady,
Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Pendapat diatas didukung oleh Kepala Desa Maluk, H. Amaq Mahrip,

yang mengatakan bahwa :

“Untuk mengikuti lokakarya, warga disini memang diundang. Biasanya


saya diinformasikan oleh karyawan Newmont yang tinggal disini. Dengan
Newmont mau mengadakan kegiatan itu, kami akan selalu membantu dan
juga menginformasikan kepada semua warga di Desa Maluk. Karena
kegiatan seperti itu juga sangat baik untuk kepentingan bersama.” (H.
Amaq Mahrip, Kepala Desa Maluk)

Adanya komunikasi yang terjalin antara perusahaan dengan Kepala Desa

Maluk, diharapkan mampu mendukung terciptanya komunikasi yang baik untuk

menciptakan harmonisasi hubungan antar komunitas. Sehingga lokakarya yang

dilaksanakan dapat menjadi forum komunikasi yang mampu menjembatani

sebuah persoalan kesehatan dan harapan masyarakat kapada perusahaan. Selain

itu, dengan adanya partisipasi yang tinggi dari warga Desa Maluk, nantinya akan

dapat memunculkan sense of belonging (rasa memiliki) dan tanggung jawab untuk

mensukseskan program-program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT.

Newmont Nusa Tenggara.

Adanya partispasi dari masyarakat Maluk, diharapkan perusahaan agar

masyarakat mau menerima dan menjalankan program tersebut, karena program-

program yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan usulan dari warga

masyarakat, yang diwujudkan oleh perusahaan untuk membantu kebutuhan warga

dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan. Berikut penuturan Manager

Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Dengan masyarakat ikut berpartisipasi dalam perencanaan program, agar


program-program bisa diterima dan juga dijalankan. Program inikan
usulan masyarakat juga. Jadi, dengan adanya partisipasi dari masyarakat,
akan memberikan nilai positif guna mencapai keberhasilan program CSR
yang dijalankan bersama-sama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Mendorong partisipasi masyarakat secara aktif, memang dapat dinilai jauh

lebih efektif karena berkaitan dengan kesadaran fundamental masyarakat

menyangkut pentingnya kesehatan itu sendiri. Adanya keterlibatan masyarakat


Maluk dalam perencanaan program CSR Bidang Kesehatan, memungkinkan

perusahaan untuk menyerap aspirasi yang berguna bagi kepentingan bersama. Hal

ini mengingat semakin kompleksnya permasalahan kesehatan, baik di tingkat

lokal, daerah dan global, di Indonesia pada umumnya membutuhkan pembiayaan

kesehatan yang semakin besar. Dengan diwujudkannya aspirasi dari masyarakat,

setidaknya dapat menumbuhkan empati dan simpati di masyarakat terhadap suatu

perusahaan.

Sementara itu, untuk melibatkan masyarakat pada tahapan perencanaan

melalui kegiatan lokakarya, tampaknya mulai menurun belakangan ini. Kepala

Desa Maluk, H. Amaq Mahrip mengatakan, penurunan tingkat keikutsertaan

masyarakat dalam proses perencanaan ini dilatarbelakangi oleh keinginan warga

yang masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan oleh perusahaan disamping

adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, beliau juga

mengatakan apa yang telah dilakukan perusahaan melalui kegiatan CSR Bidang

Kesehatan ini, manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh warga Maluk.

“Lokakarya yang terakhir ini, nampaknya mengalami penurunan peserta


jika dibandingkan dengan lokakarya sebelumnya. Disamping karena
kesibukan warga, memang sejauh ini belum sepenuhnya keinginan warga
Maluk itu bisa terpenuhi oleh Newmont. Ya, kami tidak menyalahkan
Newmont sepenuhnya juga, mungkin ada pertimbangan lain dari
perusahaan dalam memenuhi semua harapan warga.” (H. Amaq Mahrip,
Kepala Desa Maluk)

Penurunan tingkat keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan lokakarya

pada akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya perbedaan kepentingan antara

perusahaan dan masyarakat, serta dapat meningkatkan potensi terjadinya konflik.

Anggota masyarakat mungkin saja belum menyadari bahwa ada kemungkinan


bagi mereka untuk menjadi lebih terlibat dalam perencanaan dan pemantauan dan

mereka belum meminta secara spesifik untuk ikut terlibat. Untuk itu setidaknya

hal ini menjadi perhatian bagi PT. Newmont Nusa Tenggara untuk lebih

meningkatkan keterlibatan masyarakat bukan hanya pada perencanaan program

tetapi juga pada siklus program lainnya.

Menanggapi hal tersebut, perusahaan mengakui memang belum

sepenuhnya harapan warga bisa terpenuhi semua. Hal ini dilatarbelakangi adanya

kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan dalam melaksanakan suatu program

Corporate Social Responsibility (CSR) pada suatu tempat. Akan tetapi bukan

berarti harapan warga tersebut tidak diupayakan oleh perusahaan, perusahaan

dalam hal ini juga mewujudkan harapan tersebut meski memang belum

sepenuhnya sesuai dengan apa yang diharapkan warga. Berikut penuturan

Manager Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Memang ada harapan warga yang belum bisa kami penuhi sepenuhnya,
misalnya bantuan biaya kesehatan yang bersifat cash money bagi warga,
karena orientasi kami lebih kepada pihak Puskesmas, jadi bantuan dana
tersebut dikelola oleh Puskesmas untuk pemenuhan kebutuhan obat-
obatan, peralatan medis maupun bantuan dana bagi warga yang kurang
mampu.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara pada masyarakat,

agar masyarakat mengerti maksud, tujuan dan mekanisme dari program

perusahaan. Meskipun terdapat penurunan keterlibatan Masyarakat Maluk, namun

perusahaan telah berupaya untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan

program. Hal ini dapat dilihat dari adanya pembentukan Department Malaria

Contol (DMC). Masyarakat dan pihak Puskesmas dalam kegiatan lokakarya


meminta penanganan penyakit malaria difokuskan untuk mengurangi jumlah

angka kesakitan dan angka kematian. Melalui forum komunikasi seperti ini,

perusahaan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Maluk kemudian membentuk

DMC. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam

wawancara dengan peneliti :

“Dibentuknya DMC ini, merupakan usulan warga dan pihak Puskesmas


terkait dengan adanya penyakit malaria. Pengambilan kebijakan tersebut,
juga telah kami koordinasikan dengan pihak Puskesmas. DMC yang
dibentuk ini nantinya akan bertugas menangkap jentik nyamuk, melakukan
observasi lokasi yang rawan berkembangnya malaria, sampai melakukan
kegiatan fogging pada lingkungan warga di area kawasannya.” (Faozan
Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa
Tenggara)

Untuk lebih menjangkau keinginan warga Maluk, selain melibatkan pihak

Puskesmas, perusahaan juga melibatkan pihak ketiga lainnya yang dapat

menjembatani komunikasi diantara masyarakat dengan perusahaan. Setelah ada

kesepakatan dengan warga, perusahaan kemudian mendatangkan ahli medis dari

International SOS. Lembaga ini merupakan mitra kerjasama PT Newmont Nusa

Tenggara yang mengelola klinik perusahaan. Melalui lembaga ini pula,

masyarakat dan kader-kader kesehatan diberikan penyuluhan tentang kesehatan.

Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara

dengan peneliti :

“Tujuan kami bekerjasama dengan International SOS, selain untuk


mendukung kegiatan yang dilakukan oleh DMC, mereka ini juga akan
bertugas memberikan penyuluhan kesehatan, melakukan deteksi malaria
secara aktif, sampai penanganan kepada penderita hingga sembuh. Jadi,
apa yang kami lakukan harus benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh
warga.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT.
Newmont Nusa Tenggara)
Pernyataan di atas diperkuat oleh H. Wagimin Sastrahady, Manager

Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara, yang mengatakan bahwa:

“Adanya keterlibatan International SOS, mereka bisa menjembatani


komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat. Lembaga ini juga
merupakan unit mitra PTNNT, yang mengelola Klinik Batu Hijau. Kami
sebagai pihak yang mewakili perusahaan tentu mengharapkan, apa yang
kami lakukan ini nantinya bisa berjalan maksimal dengan adanya
dukungan dari International SOS ini.”

Alasan PT. Newmont Nusa Tenggara melibatkan International SOS dalam

program CSR Bidang Kesehatan ini, merupakan salah satu langkah perusahaan

untuk lebih memaksimalkan program-program yang di jalankan dalam membantu

masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Selain itu, adanya petugas

kesehatan dari International SOS, dianggap mengerti situasi dan kondisi kesehatan

yang terjadi di masyarakat, sehingga mampu lebih mengarahkan keinginan

perusahaan dan masyarakat sendiri.

Dapat dimengerti bahwa dengan adanya keterlibatan stakeholder dalam

program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, masyarakat

Maluk akan mendapatkan manfaat karena terjadi penguatan kelembagaan yang

bersangkutan. Dalam konteks ini pengorganisasian seperti itu bisa saja dilakukan

perusahaan sendiri. Namun, sebaiknya keterlibatan stakeholder juga perlu

diperhatikan dan diberi kesempatan untuk mengelola program sehingga terjadi

pemberdayaan, bukan saja kepada masyarakat tetapi juga pada lembaga-lembaga

yang mengelola program itu sendiri.

Hal ini seperti definisi CSR yang dirumuskan oleh Maignan & Ferrel

(2004), yang mendefinisikan CSR sebagai “A business acts in a socially

responsible manner when its decision and actions account for and balance diverse
stakeholder interest” (Susanto 2007). Dari definisi tersebut dapat diketahui

perlunya memberikan perhatian secara seimbang terhadap kepentingan berbagai

stakeholders yang beragam dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil

oleh para pelaku bisnis melalui perilaku secara sosial bertanggungjawab.

Sebagai salah satu stakeholder pembangunan negara, PT. Newmont Nusa

Tenggara melakukan kegiatan terencana untuk sampai kepada tujuan khusus

maupun tujuan umum yang telah mereka tentukan. Dalam pencapaian tujuan

tersebut, pada proses perencanaan perusahaan tidak hanya mengikutsertakan satu

pihak saja (dalam hal ini perusahaan itu sendiri), tetapi juga secara langsung juga

melibatkan pihak luar seperti yang ditunjukkan dalam perencanaan program CSR

Bidang Kesehatan. Berbagai mekanisme pelibatan masyarakat juga digunakan

melalui kegiatan lokakarya, konsultasi publik, menjalin kerjasama dengan

Puskesmas dan kader-kader kesehatan, yang semua ini sangat berguna untuk

melakukan penakaran kebutuhan (need assessment) masyarakat, khususnya yang

berkaitan dengan peningkatan kesehatan masyarakat di Desa Maluk.

Adanya pelibatan stakeholder dalam program CSR Bidang Kesehatan PT.

Newmont Nusa Tenggara, dapat diartikan sebagai suatu instrumen yang bernilai

untuk mengelola peluang atau resiko yang akan juga menghindari atau

meminimalisir biaya dan optimalisasi penciptaan nilai. Berkaitan dengan masalah

kesehatan yang semakin kompleks dimasa mendatang, tentu tidak dapat

diselesaikan hanya dengan melibatkan satu orang atau satu aktor saja. Dalam hal

ini dibutuhkan juga upaya koordinasi dan komunikasi dengan beragam


stakeholders dalam memberikan kontribusi untuk menyelesaikan permasalahan

tersebut.

B. Penetapan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara

Penetapan strategi program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara, tertuang ke dalam Rencana Strategis (Renstra). Renstra merupakan

instrumen penting sebagai pedoman bagi Divisi Comdev PT. Newmont Nusa

Tenggara untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu

tertentu. Dengan adanya Renstra, maka kegiatan dapat menjadi lebih terarah dan

terfokus, sehingga hasilnya juga dapat lebih terukur, seberapa besar program dan

kegiatan yang telah dilaksanakan memberikan manfaat dan dampak bagi sasaran

atau masyarakat.

PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mewujudkan visi pembangunan

untuk masyarakat khususnya di lingkar tambang, memiliki Renstra yang

dirumuskan untuk masa berlaku lima tahun. Renstra tersebut merupakan hasil dari

kegiatan lokakarya yang dipaduserasikan dengan Renstra Comdev periode

sebelumnya (2005-2009). Dalam implementasinya Renstra tersebut akan

dijabarkan lebih rinci dan detail ke dalam perencanaan tahunan (action plan).

Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan

peneliti berikut ini:

“Hasil dari PRA desa, akan dirangkum ke dalam satu logframe yang
menggambarkan alur secara sistematis mulai dari tujuan program dan
bentuk-bentuk program. Renstra dibuat agar semua kegiatan dapat menjadi
lebih terarah dan terfokus, sehingga hasilnya dapat terukur. Untuk menjaga
keberlanjutan dan efektivitas pelaksanaan program pada kurun waktu lima
tahun mendatang, dilakukan refleksi dan sekaligus revisi atas Renstra yang
sudah ada untuk menjadi bahan penyusunan Renstra periode berikutnya.”
(H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Dalam rumusan Renstra PT. Newmont Nusa Tenggara untuk tahun 2009-

2013, visi pengembangan masyarakat ditujukan untuk mewujudkan masyarakat

yang sehat, cerdas, mandiri, sejahtera dan religius. Untuk mendukung tercapainya

visi tersebut, misi program CSR Bidang Kesehatan kemudian dirumuskan dengan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang sehat. Dalam hal ini perusahaan

menjalin kemitraan dan konsultasi dengan pihak-pihak yang kompeten dalam

bidang kesehatan. Berikut penuturan Manager Community Development hasil

wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Punya duit banyak, apa gunanya kalau badan tidak sehat?, pepatah seperti
ini, jadi motivasi tersendiri bagi kami untuk melaksanakan CSR Bidang
Kesehatan. Untuk mendukung visi Renstra PTNNT, maka misi program
kami rumuskan dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang
sehat. Dalam menjalankan misi ini, cara kerja yang kami lakukan yaitu,
dengan menjalin kemitraan dan konsultasi dengan banyak pihak yang
kompeten dalam bidang ini.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Pernyataan misi mencerminkan sikap perusahaan terhadap peraturan

pemerintah atau sikap perusahaan terhadap isu-isu lingkungan perusahaan. Suatu

pernyataan visi dan misi seperti yang telah dirumuskan dalam Renstra PT.

Newmont Nusa Tenggara, memiliki karakteristik untuk menunjukkan kepedulian

perusahaan kepada kesehatan masyarakat. Melalui pernyataan misi tersebut dapat

diketahui PT. Newmont Nusa Tenggara ingin menunjukkan tanggung jawab

sosialnya kepada masyarakat. Singkatnya pernyataan misi ini merupakan sesuatu

yang ideal yang ingin dicapai PT. Newmont Nusa Tenggara yang dibuat untuk
memberikan arah dan tujuan program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan

kepada masyarakat di Desa Maluk.

Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan harapan publik sebagaimana yang

telah dilakukan dalam perencanaan, maka tahap selanjutnya yang harus dilakukan

Public Relations adalah menetapkan strategi. Penetapan strategi kedalam Rensta,

merupakan langkah-langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah

yang ditemui di masyarakat, dalam hal ini khususnya masyarakat yang ada di

Desa Maluk. Hal ini seperti yang di kemukan oleh Morrisan, bahwa penetapan

strategi program merupakan bagian yang penting dalam pekerjaan Humas.

Kampanye Humas mencakup hal-hal seperti penetapan tujuan yang hendak

dicapai (framing the objective), mempertimbangkan alternatif, menilai resiko dan

manfaat masing-masing alternatif, memutuskan arah tindakan, menetapkan

anggaran serta mendapatkan persetujuan dan dukungan yang dibutuhkan dari

manejemen perusahaan (Morrisan 2006).

Oleh karena melakukan pengembangan masyarakat merupakan aktivitas

yang berjangka panjang, maka pilihan terhadap program-program yang

berorientasi jangka panjang perlu dilakukan. Memang dampaknya tidak bisa

dirasakan seketika, tetapi harus ada kesadaran dari perusahaan untuk melihat

pengembangan masyarakat ini sebagai investasi yang buahnya dapat dipetik di

kemudian hari. Manajemen perusahaan juga hendaknya tidak hanya memilih

program-program jangka pendek yang bersifat “one stop” saja. Tetapi aspek

sustainable (keberlanjutan) sebagai faktor kunci dalam melakukan pengembangan

masyarakat penting di tekankan oleh manajemen perusahaan.


1. Tujuan CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

Banyak perusahaan di Indonesia saat ini yang telah memiliki tujuan yang

dinyatakan secara tertulis baik bersifat jangka pendek, menengah maupun jangka

panjang dalam melakukan program CSR, tak terkecuali PT. Newmont Nusa

Tenggara. Mendasarkan pada kondisi, kebutuhan dan kemungkinan perubahan ke

depan, maka sasaran jangka panjang dari program CSR Bidang Kesehatan PT.

Newmont Nusa Tenggara ditujukan untuk meningkatkan kesehatan demi

terciptanya masyarakat yang sehat dan produktif, melalui program pendidikan

kesehatan masyarakat dengan fokus pemberantasan penyakit menular dan

pemberian bantuan bagi anak-anak kurang gizi.

Dalam mencapai sasaran jangka panjang dari program CSR Bidang

Kesehatan, tujuan lima tahun dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara kemudian difokuskan pada empat tujuan utama, yaitu: (1) untuk

meningkatkan kesehatan angka partisipasi Ibu dan Balita dalam program

kesehatan Ibu dan Anak, (2) untuk meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan,

(3) untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat, dan (4) untuk meningkatkan status Posyandu dari Pratama ke Mandiri

(Renstra 2009).

Sesuai tujuan lima tahun untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat, melalui program CSR Bidang Kesehatan,

perusahaan telah melaksanakan pembangunan infrastruktur kesehatan di Desa

Maluk. Kondisi kesehatan Desa Maluk yang perlu ditingkatkan, membuat Divisi

Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bersama-sama dukungan banyak pihak


melakukan pembangunan Puskesmas, Posyandu dan Puskesmas Pembantu

(Pustu). Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam

wawancara dengan peneliti:

“Infrastruktur kesehatan yang kami sediakan bersama dukungan dari


banyak pihak, semua ini untuk mencapai tujuan lima tahun dalam
meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan serta fasilitas
kesehatan yang berkualitas. Fokus kami kedepan adalah mengatasi
pemberantasan penyakit malaria, gizi buruk, dan masalah kesehatan lain
yang ada di Desa Maluk.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social
Development, PT. Newmont Nusa Tenggara)

Dari tujuan program CSR Bidang Kesehatan untuk meningkatkan kualitas

dan jangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, sasaran yang ingin dicapai

adalah terwujudnya kehidupan masyarakat yang sehat yang antara lain telah

ditandai dengan pengendalian malaria yang berhasil menurunkan 2.5% kasus pada

2004 menjadi 1.94% per Juni 2009. Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa

Tenggara melalui program tersebut, merupakan sumbangsih yang sangat

membantu dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di

desa ini. Hal ini karena keberadaan Puskesmas Maluk cukup mampu

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Desa Maluk. Berikut penuturan

Kepala Puskesmas Maluk dalam wawancara dengan peneliti:

“Kasus malaria per Juni 2009, yang terjadi di Maluk saat ini hanya sekitar
1.94%. Kami akui, memang upaya ini tak lepas dari kerjasama kami
dengan Newmont. Dengan adanya Puskesmas Maluk, penyediaan obat-
obatan dan peralatan medis bisa semakin terpenuhi. Upaya-upaya seperti
ini cukup mampu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Desa Maluk.” (dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala Puskesmas Maluk)

Sementara itu, dalam penetapan tujuan pogram CSR Bidang Kesehatan,

PT. Newmont Nusa Tenggara tidak hanya memiliki tujuan yang bersifat jangka

panjang maupun menengah, tetapi juga memiliki tujuan yang bersifat jangka
pendek. Tujuan jangka pendek tersebut, yaitu: (1) meningkatkan tersedianya

sarana dan prasarana kesehatan, (2) meningkatkan jumlah dan kapasitas petugas

kesehatan, (3) mempermudah akses informasi dan prosedur pelayanan kesehatan,

(4) meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, (5) memperbaiki kualitas gizi

masyarakat, dan (6) meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak (Renstra 2009).

Tujuan jangka pendek merupakan prioritas bagi Divisi Comdev PT. Newmont

Nusa Tenggara dalam melaksanakan program CSR Bidang Kesehatan kepada

masayarakat, terutama dalam hal ini adalah masyarakat di Desa Maluk. Berikut

penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan

peneliti:

“Dalam Renstra sudah di rumuskan tujuan jangka panjang, menengah atau


lima tahun maupun tujuan jangka pendek dari program tersebut. Tujuan
jangka pendek yang telah dirumuskan ini, akan menjadi prioritas kami
dalam pelaksanaan program yang memang harus segera kami laksanakan
di Desa Maluk.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development
PT. Newmont Nusa Tenggara)

Untuk mencapai tujuan jangka pendek, PT. Newmont Nusa Tenggara telah

melakukan beberapa kegiatan antara lain dengan mengoptimalisasi peran

Posyandu untuk meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak. Alasan perusahaan

meningkatkan Posyandu di Desa Maluk, karena pada Posyandu banyak kegiatan

pelayanan kesehatan yang bisa dilakukan, baik kepada Balita dan Ibu hamil,

maupun kepada masyarakat secara luas. Berikut penuturan Senior Supervisor

Social Development dalam wawancara dengan peneliti:

“Newmont akan tetap memperkuat Posyandu sambil melakukan


pembangunan infrastruktur dan jangkauan layanan kesehatan. Banyak
kegiatan yang bisa dilakukan di Posyandu ini, baik penyuluhan kesehatan
bagi Ibu dan Anak, juga masalah kesehatan lain yang dialami masyarakat
Maluk. Karena kami juga percaya, bahwa membangun anak yang cerdas
dan sehat, nantinya juga bisa menjadi sumber daya masa depan.” (Faozan
Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa
Tenggara)

Beliau juga menambahkan upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa

Tenggara untuk mengoptimalisasi peran Posyandu di Desa Maluk antara lain

dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan setempat,

melakukan penyuluhan kesehatan, dan kesempatan belajar bagi tenaga medis.

Kegiatan ini sebagai suatu langkah perusahaan untuk menyiapkan sumber daya

manusia, sembari melakukan perbaikan dan pembangunan infrastruktur kesehatan

di Desa Maluk.

Sesuai dengan tujuan Jangka Pendek untuk mempermudah akses informasi

dan prosedur pelayanan kesehatan di Desa Maluk, melalui program CSR Bidang

Kesehatan, perusahaan juga memberikan pelatihan dan pengembangan sistem

pelayanan terpadu kepada pihak Puskesmas dan Kader-kader kesehatan. Dalam

kegiatan ini, perusahaan mendatangkan pihak yang ditunjuk perusahaan untuk

memberikan materi pelatihan dalam pengoperasian Sistem Informasi dan

Manajemen Puskesmas (SIMP). Berikut penuturan Senior Supervisor Social

Development dalam wawancara dengan peneliti:

“Untuk peningkatan pelayanan kesehatan, kita bekerjasama dengan pihak


IT dan Klinik Batu Hijau untuk memberikan pelatihan penyegaran dengan
mengadakan pelatihan SIMP. SIMP ini merupakan software yang
berfungsi, untuk men-tracking data penyakit, maupun database
puskesmas. Pelatihan pada bulan maret kemaren, untuk Desa Maluk
kurang lebih ada 20 partisipan, diantaranya dari pihak puskesmas dan
kader-kader kesehatan. Program seperti ini juga kita adakan secara
roadshow ke desa-desa lainnya.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor
Social Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan ke dalam Rencana Strategis

(Renstra) PT. Newmont Nusa Tenggara, merupakan bentuk upaya perusahaan

untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat, khususnya di Desa

Maluk. Dapat diketahui bahwa penetapan tujuan program CSR sama pentingnya

dengan menciptakan suatu fondasi yang kuat untuk sebuah bangunan. Dalam hal

ini program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, hadir sebagai

jalan tengah untuk tetap mempertahankan nilai kebermanfaatan perusahaan dan

mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dalam menciptakan

kebermanfaatan tersebut.

Dalam hal ini penerapan kegiatan CSR, merupakan salah satu bentuk

komunikasi yang sifatnya luas kepada masyarakat mengenai komitmen dan

eksistensi perusahaan. Komunikasi di sini karena melalui kegiatan CSR Bidang

Kesehatan, masyarakat diajak, didorong, dan juga diikutsertakan untuk saling

berbagi aspirasi apa yang menjadi harapan dan tujuan masing-masing. Adanya

kegiatan sosial yang sifatnya bersama ini menggali informasi-informasi yang

menjadi kebutuhan masing-masing pihak.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Rosady Ruslan (2005),

bahwa pada dasarnya tujuan umum dari berbagai program yang dilaksanakan oleh

public relations adalah cara untuk menciptakan hubungan harmonis antara

perusahaan atau organisasi yang diwakilinya dengan stakeholder yang terkait.

Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra positif (good image), kemauan baik

(good will), saling menghargai (mutual appreciation), saling timbul pengertian

(mutual understanding), dan toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak.


2. Penetapan Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan

bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia yang sehat. Dalam merumuskan program tersebut

terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan Divisi Comdev PT. Newmont Nusa

Tenggara. Serangkaian kegiatan ini merupakan proses atau langkah sebelum

program CSR Bidang Kesehatan dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan sebagai

bentuk fungsi Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mengorganisir

program agar upaya-upaya yang dilakukan dapat menjawab kebutuhan

masyarakat serta dalam pelaksanaannya tidak tumpang tindih dengan program

kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Berikut penuturan Manager

Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Ada beberapa tahapan dalam penetapan program CSR yang kami


lakukan. Melalui sebuah pertemuan dilakukan penyusunan draft Renstra,
baru kemudian dilakukan kegiatan konsultasi publik bersamaan dengan
finalisasi Renstra. Dalam kegiatan ini juga terdapat keterlibatan internal
perusahaan dan pihak eksternal lainnya. Hal ini dilakukan agar program
yang dijalankan nantinya dapat menjawab kebutuhan masyarakat, dan
yang paling utama tidak tumpang tindih dengan progam-program
pemerintah.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community Development
PT. Newmont Nusa Tenggara)

Beliau juga menambahkan bahwa dalam pelaksanaannya kegiatan

konsultasi publik tersebut dilakukan di Visitor Room PT. Newmont Nusa

Tenggara dengan melibatkan berbagai unsur perwakilan, seperti: manajemen

perusahaan, unsur pemerintah, LSM, pelaksana program dan masyarakat.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menelaah Draft Renstra bersama-sama serta


merupakan penyempurnaan Draft Renstra terutama dalam kaitan dengan

penetapan indikator pencapaian jangka panjang dan jangka pendek. Sehingga dari

hasil kegiatan ini diperoleh Dokumen Renstra yang akan menjadi panduan

program pengembangan masyarakat untuk tahun 2009-2013.

Dapat dimengerti memang bahwa dengan adanya konsultasi publik ini

memungkinkan adanya ruang dialog antara perusahaan dengan para stakeholder

perusahaan. Sehingga konsultasi publik ini bisa dinyatakan sebagai sebuah

tindakan preventif PT. Newmont Nusa Tenggara manakala semua atau sebagian

detail rencana kerja projek tidak disetujui, serta sebagai sebuah komunikasi dua

arah antara kepentingan stakeholder utamanya masyarakat dengan perusahaan.

Dokumen Renstra yang dihasilkan dari kegiatan konsultasi publik

merupakan referensi pertama dari tiga rencana pengembangan lima tahunan yang

akan dikaji ulang secara bersama-sama setiap tahunnya. Terlepas dari berlangsung

atau tidaknya upaya bersama antara masyarakat, pemerintah dan PT. Newmont

Nusa Tenggara, kegiatan pengembangan masyarakat akan tetap dilakukan dalam

beberapa tahun ke depan. Berikut penuturan Manager Community Development

hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Renstra ini akan menjadi referensi pertama, dari tiga rencana


pengembangan lima tahunan yang akan dikaji ulang secara bersama-sama
setiap tahunnya. Hal ini untuk menjaga relevansi serta peningkatan yang
dilakukan terus-menerus. Jadi, selama asumsi bisnis PTNNT tetap
berlanjut, dokumen ini akan tetap dirujuk sebagai pedoman dalam
melakukan pengembangan masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady,
Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Untuk melakukan pemantauan terhadap tujuan-tujuan Rencana Strategis

(Renstra) dalam kurun waktu lima tahun, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa
Tenggara memiliki indikator pemantauan. Indikator pemantauan ini dianggap

penting untuk mengetahui sejauh mana program CSR Bidang Kesehatan yang

dijalankan bisa berorientasi kepada tujuan. Hal ini dapat dilihat melalui penetapan

program untuk meningkatkan angka partisipasi ibu dan balita dalam kegiatan

Posyandu. Perusahaan menggunakan indikator pemantauan pada imunisasi untuk

bayi dan balita, pemeliharaan kesehatan ibu, pemeliharaan pasca melahirkan,

pengobatan penyakit diare bagi bayi dan balita pemeliharaan infeksi saluran

pernapasan akut bagi bayi dan balita. Berikut penuturan Senior Supervisor Social

Development dalam wawancara dengan peneliti:

“Indikator kinerja yang penting untuk pemantauan Posyandu, yaitu dengan


melihat bagaimana kegiatan imunisasi untuk bayi dan balita serta
pemeliharaan kesehatan ibu. Sejauh ini dari pemantauan hasil renstra
sebelumnya, imunisasi untuk bayi dan balita mengalami peningkatan dari
38,6 % tahun 2005, dan tahun 2009 ini meningkat menjadi 85 %. Begitu
juga dengan pemeliharaan kesehatan ibu, untuk tahun 2009 ini juga
meningkat 15 % dari tahun 2005. Hal seperti ini tentu perlu dijaga
kedepannya.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Pendapat di atas didukung oleh Wagimin Sastrahady, Manager

Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara yang mengatakan bahwa :

“Kalau berkaitan dengan indikator keberhasilan program CSR, mungkin


secara umum bisa saya katakan, program CSR PT. Newmont dikatakan
berhasil jika terdapat hasil nyata yang dapat ditunjukkan dari pelaksanaan
program. Dalam bidang kesehatan misalnya, terdapat dokumentasi hasil
yang menunjukkan berkurangnya angka kesakitan dan kematian, dan lebih
jauh program tersebut mampu menghasilkan perubahan pola pikir
masyarakat tentang kesehatan.“

Upaya PT. Newmont Nusa Tenggara dalam mengimplementasikan

program CSR Bidang Kesehatan di Desa Maluk, dilakukan dengan mencanangkan

pola-pola pengembangan masyarakat dan memperhatikan nilai-nilai serta prinsip


dasar seperti yang dituangkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra). Hal ini

sesuai dengan pekerjaan Public Relations yang dikemukakan oleh Josep R.

Dominick, bahwa pekerjaan Public Relations pada dasarnya berkaitan dengan

opini publik. Public Relations harus berupaya untuk memengaruhi opini publik

agar memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan, namun pada

sisi lain Public Relations juga harus berupaya mengumpulkan informasi dari

khalayak, menginterpretasi informasi itu dan melaporkannya kepada manajemen

jika informasi itu memiliki pengaruh terhadap keputusan manajemen (Morrisan

2006).

Bagaimanapun juga melalui Dokumen Renstra ini, PT. Newmont Nusa

tenggara mengaharapkan setiap program-program yang dijalankan dapat menjadi

lebih terarah dan terfokus, serta komunikasi yang dilakukan dapat menambah efek

yang positif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan

efektivitas, sesungguhnya adalah komunikasi yang tidak bertujuan. Efek dalam

komunikasi adalah perubahan yang terjadi pada diri penerima (komunikan atau

khalayak), sebagai akibat pesan yang diterima baik langsung maupun tidak

langsung atau menggunakan media massa jika perubahan itu sesuai dengan

keinginan komunikator, maka komunikasi itu disebut efektif.

C. Pelaksanaan Strategi Komunikasi CSR Bidang Kesehatan dalam Meraih

Keterlibatan Masyarakat Desa Maluk

Setelah mengumpulkan fakta di lapangan dan menetapkan program,

beberapa keputusan harus dibuat pada tahapan pelaksanaan yang mencakup antara
lain tindakan apa yang akan dilakukan atau pesan apa yang ingin disampaikan dan

bagaimana pola-pola komunikasi yang terjadi antara perusahaan dengan

masyarakat. Melalui program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara ini, ada serangkaian proses komunikasi yang tujuannya adalah

penyampaian informasi dari perusahaan kepada masyarakat bahwa mereka

memiliki tujuan untuk membantu upaya-upaya masyarakat dalam meningkatkan

kualitas pelayanan dan fasilitas kesehatan yang ada di Desa Maluk.

Sebagai proses komunikasi, CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara mengandung komponen-komponen komunikasi dimana pesan sebagai

unsur utama menjadi “ujung tombak” bagi terlaksananya program. Masyarakat

Maluk sebagai bagian dari lingkungan PT. Newmont Nusa Tenggara menyambut

positif atas maksud dari upaya perusahaan untuk memberdayakan masyarakat.

Sebaliknya, perusahaan berusaha untuk selalu merespon apa yang terjadi di sekitar

perusahaan karena perusahaan juga menyadari masyarakat merupakan bagian dari

perusahaan yang perlu diperhatikan. Adanya siklus yang berputar ini, telah

membuat program CSR Bidang Kesehatan yang dilaksanakan perusahaan tetap

berjalan hingga saat ini. Berikut penuturan Manager Community Development

hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Program kesehatan yang dijalankan sampai saat ini, telah mampu


mengatasi masalah kesehatan yang ada. Meski belum sepenuhnya
terpenuhi, namun apa yang menjadi masukan dan harapan warga, sudah
banyak juga yang dapat kami wujudkan. Upaya kami untuk mencari solusi
terhadap dampak sosial, tentunya sangat membutuhkan keterlibatan
masyarakat dan pihak lainnya, karena upaya ini memerlukan visi dan
komitmen jangka panjang bersama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager
Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Perhatian yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara dalam upayanya

untuk meningkatkan kesehatan di Desa Maluk melalui program-program CSR

Bidang Kesehatan juga bisa dikatakan cukup besar. Hal ini terlihat dari komitmen

dan kebijakan perusahaan yang memandang penting kedudukan masyarakat dalam

kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan. Berikut penuturan Manager

Community Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Ketika pembangunan sebuah industri berskala besar, seperti Batu Hijau


dilaksanakan di wilayah yang belum pernah mengalami hal tersebut
sebelumnya, adanya dampak sosial seperti dampak positif maupun negatif,
tentu hal ini tidak dapat dihindari. Dengan pertimbangan inilah, kami pun
berupaya untuk besikap terbuka kepada masyarakat, pemerintah, dan juga
pihak terkait lainnya. Sudah menjadi komitemen PTNNT untuk terus
menjalin kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah, untuk memastikan
agar semua program tanggungjawab sosial ini dilaksanakan melalui proses
yang konsultatif dan partisipatif. Dan semua itu telah kami tunjukkan
dalam melakukan program CSR Bidang Kesehatan ini.” (H. Wagimin
Sastrahady, Manager Community Development PT. Newmont Nusa
Tenggara)

Mekanisme pengelolaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara telah berjalan secara sistematis, berdasarkan konsep dan strategi

pengembangan masyarakat yang cukup jelas, melalui perencanaan jangka panjang

dan secara relatif telah melibatkan partisipasi masyarakat serta dukungan

sumberdaya yang cukup besar dari perusahaan, baik dukungan dalam bentuk

organisasi maupun anggaran untuk biaya kegiatan pengembangan masyarakat.

Berikut penuturan Manager Community Development hasil wawancara dengan

peneliti berikut ini:

“Bentuk dukungan untuk melakukan pengembangan masyarakat di sekitar


tambang ini, kami wujudkan bukan hanya pada infrastruktur saja, tetapi
juga dalam bentuk organisasi maupun anggaran. Karena kerangka dasar
dalam CSR PTNNT ini ada tiga prioritas, yaitu: menyerap harapan warga
dan pemerintah agar sesuai dengan komitmen perusahaan, memperluas
hubungan dan kerjasama dengan banyak pihak, serta memberikan
perhatian khusus bagi masyarakat, terutama warga miskin yang ada di
lingkar tambang.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community
Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Untuk mencari solusi terhadap dampak sosial dengan melibatkan

masyarakat dan pemerintah maupun pihak-pihak terkait, dengan harapan agar

program-program CSR yang dilaksanakan dapat berjalan secara berkelanjutan, hal

ini tentu saja dibutuhkan strategi komunikasi. Strategi komunikasi merupakan

paduan perancanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen

komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Hal ini seperti yang dikatakan oleh Effendy, bahwa strategi komunikasi

harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus

dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu-

waktu bergantung pada situasi dan kondisi (Effendy 2004). Dari definisi tersebut

dapat di ketahui bahwa, strategi komunikasi adalah suatu cara atau taktik rencana

dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh

sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan

memiliki sebuah paduan communication planning dengan management

communication untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pesan dari CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

pada Masyarakat Desa Maluk

Menjalankan kegiatan pertambangan di wilayah publik, membuat PT.

Newmont Nusa Tenggara memberi perhatian terhadap masalah kesehatan yang


terjadi di masyarakat melalui program CSR Bidang Kesehatan. Salah satu sasaran

dari program tersebut adalah Desa Maluk. Desa ini merupakan komunitas terdekat

perusahaan dan sebagai bagian dari kebijakan perusahaan di bidang external

relations. Program-program pengembangan masyarakat yang mengarah pada

peningkatan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh PT. Newmont Nusa

Tenggara di Desa Maluk, merupakan sumbangsih yang sangat membantu dalam

meningkatkan kualitas dan pelayanan kesehatan masyarakat di desa ini.

Program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan melalui kegiatan untuk

penguatan peran Posyandu, pada intinya perusahaan ingin mendukung program

pemerintah dalam mengatasi Angka Kematian Bayi (AKB) dan mengajak

masyarakat Desa Maluk untuk memiliki kepedulian terhadap kesehatan Ibu dan

Anak. Kondisi kesehatan Ibu dan Anak di Desa Maluk yang masih perlu

ditingkatkan ini pula yang mendorong perusahaan untuk memberikan perhatian

melalui program ini. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development

dalam wawancara dengan peneliti:

“Persoalan kematian bayi dan balita, ini merupakan masalah kesehatan


yang cukup menonjol khususnya seperti di NTB. Faktor yang cukup besar
peranannya dalam mempengaruhi AKB ini, antara lain status gizi,
perawatan kesehatan, maupun imunisasi yang diberikan. Jadi melalui
program ini, kami ingin membantu pemerintah dalam mengatasi hal
tersebut, sedangkan bagi masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap
pentingnya kesehatan, terutama kesehatan bagi Ibu dan Anak. Salah satu
caranya dengan mengikuti kegiatan posyandu ini secara rutin.” (Faozan
Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa
Tenggara)

Setelah diadakan program peningkatan Posyandu, kegiatan Posyandu di

Desa Maluk semakin berkembang dan orientasi kegiatannya tidak hanya untuk

balita, namun telah mencakup kesehatan Ibu dan Anak. Melalui kerjasama dengan
banyak pihak dilakukan berbagai penyuluhan dan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat terutama Ibu-ibu hamil dan Balita yang ada di Desa Maluk. Program

ini dilakukan untuk menjawab akar permasalahan dengan meningkatnya kasus

gizi buruk dan kematian Ibu melahirkan yang terjadi di Nusa Tenggara Barat pada

khususnya. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam

wawancara dengan peneliti:

“Kegiatan Posyandu ini, secara rutin dilakukan seminggu sekali. Melalui


kerjasama dengan banyak pihak, kami telah melakukan berbagai
penyuluhan dan pelayanan kesehatan bagi Ibu-ibu hamil, dan Balita yang
ada di Desa Maluk. Termasuk juga pemberian makanan tambahan bagi
Balita. Karena kehamilan sehat akan sangat membantu untuk mengurangi
angka kematian ibu melahirkan, dan balita yang terpantau gizi serta
kondisi kesehatannya dengan baik, juga dapat menekan AKB yang masih
tinggi di NTB.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development
PT. Newmont Nusa Tenggara)

Untuk mendukung program Posyandu dalam kaitannya untuk

meningkatkan kesehatan Ibu dan Anak, PT. Newmont Nusa Tenggara

menggerakkan kader-kader kesehatan untuk secara proaktif mendatangi ibu‐ibu

yang sedang hamil, maupun baru melahirkan. Selain itu, perusahaan juga

mengajak partisipasi tokoh masyarakat untuk menghimbau keluarga agar

memberikan imunisasi kepada Balitanya. Berikut penuturan Senior Supervisor

Social Development dalam wawancara dengan peneliti:


“Untuk mendukung pengoptimalisasian Posyandu, kader-kader kesehatan

juga kami arahkan untuk secara proaktif mendatangi ibu‐ibu yang sedang

hamil, maupun baru melahirkan. Disamping kami juga mengajak


partisipasi tokoh masyarakat untuk menghimbau keluarga agar
memberikan imunisasi kepada balitanya, dan itu bisa didapatkan di
Posyandu. Pendekatan yang dilakukan oleh mereka ini, diharapkan bisa
lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara bukanlah

menjadi solusi utama untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Desa Maluk.

Namun, dalam hal ini apa yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara

merupakan upaya untuk menjembatani masalah-masalah kesehatan masyarakat,

meskipun kondisi dilapangan menunjukkan masyarakat Desa Maluk bisa

menikmati bentuk lain dari implementasi CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan

PT. Newmont Nusa Tenggara. Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa intisari

dari program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini adalah

upaya untuk bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai

kesehatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki perilaku

hidup sehat.

Dalam upayanya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Desa

Maluk, PT. Newmont Nusa Tenggara juga melakukan kegiatan lain untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Melalui Program CSR Bidang

Kesehatan ini pula, perusahaan juga melakukan pemeriksaan dan pengobatan

intensif terhadap penderita penyakit menular, seperti malaria, TBC, dan HIV
AIDS. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development PT. Newmont

Nusa Tenggara wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Dalam program CSR ini, kami juga melakukan upaya untuk mengatasi
masalah penyakit menular, ada malaria, TBC dan penyakit HIV/AIDS.
Upaya ini kami wujudkan dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan
intensif kepada warga Maluk. Di samping kami juga melakukan
pemantauan dan pencatatan rutin kesehatan setiap bulan. Hal ini untuk
mengetahui bagaimana kondisi kesehatan di masing-masing desa pada saat
sekarang.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT.
Newmont Nusa Tenggara)

Beliau juga menambahkan bahwa dengan adanya program pemeriksaan

dan pengobatan secara intensif kepada warga Maluk, perusahaan menginginkan

agar masyarakat yang menderita penyakit menular, seperti malaria, TBC dan

penyakit menular lainnya ini, mau memeriksakan penyakitnya sehingga dapat

dilakukan penanganan lebih lanjut terhadap penderita penyakit tersebut. Untuk itu

dalam pelaksanaanya dibutuhkan pendekatan khusus untuk memberikan perhatian

kepada warga Maluk yang menderita penyakit menular tersebut.

Eksistensi suatu perusahaan memang tidak bisa dipisahkan dengan

masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Dalam hal ini terdapat adanya

hubungan resiprokal (timbal balik) antara perusahaan dengan masyarakat.

Perusahaan dan masyarakat adalah pasangan hidup yang saling memberi dan

membutuhkan. Kontribusi dan harmonisasi keduanya akan menentukan

keberhasilan pembangunan bangsa. Sehingga dapat diketahui bahwa sebagai

bagian dari masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara melalui Program CSR

Bidang Kesehatan ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan

juga membantu masyarakat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi di

Desa Maluk.
Upaya-upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui

program-program untuk meningkatkan dan mengatasi masalah kesehatan, secara

lebih dalam dapat dilihat sebagai upaya dalam mendukung pembangunan

kesehatan nasional. Seperti yang tertuang pada pasal 3 Undang Undang No. 23

tahun 1992 tentang kesehatan yang menyebutkan : “Pembangunan kesehatan

diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajad kesehatan yang optimal”.

Secara ideal sebagai bagian dari masyarakat, perusahaan harus dapat

memadukan antara keuntungan ekonomis dengan keuntungan sosial dalam praktik

bisnisnya. Secara ekonomis, perusahaan berusaha meraih keuntungan sebagai

bagian dari motivasi alamiahnya dengan jumlah pengorbanan (biaya) yang telah

dikeluarkan karena memang inilah esensi bisnis. Sementara itu secara sosial,

perusahaan juga harus memberikan dampak yang menguntungkan kepada

masyarakat dengan berbagai sumberdaya sehingga keberadaannya mendapat

legitimasi secara sosial.

Menurut model yang dikembangkan oleh Porter dan Kramer (2003),

aktivitas filantopis sebagai salah satu wujud dari pertanggung jawaban

perusahaan, pada dasarnya merupakan kombinasi antara kepentingan bisnis dan

tujuan sosial sekaligus. Dalam penyelenggaraan bisnisnya, perusahaan harus dapat

“memadukan”antara kepentingan bisnis dengan tujuan sosial. Program-program

CSR yang dilakukan, disamping bertujuan untuk membantu dan mengembangkan

masyarakat sebagai wujud “timbal balik” antara pengorbanan masyarakat di

sekitar perusahaan, juga bertujuan untuk meningkatkan citra perusahaan, yang


pada akhirnya dapat mengamankan bisnis perusahaan itu sendiri terutama untuk

mengurangi hambatan-hambatan operasi perusahaan yang ditimbulkan oleh

hubungan yang kurang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat (Nursahid

2008).

4. Pola Komunikasi Dalam Penyampaian CSR Bidang Kesehatan pada

Masyarakat Maluk

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, berintikan

pada kegiatan untuk meningkatkan standar kesehatan demi terciptanya masyarakat

yang sehat dan produktif. Program ini dilakukan perusahaan dengan melibatkan

masyarakat dan juga pihak ketiga lainnya untuk menjembatani antara keinginan

perusahaan kepada masyarakat. Pola komunikasi yang terjalin antara masyarakat

dengan perusahaan, dilakukan secara terbuka melalui kegiatan lokakarya.

Lokakarya ini menjadi wadah bagi forum komunikasi antara perusahaan dengan

masyarakat. Hal ini dilakukan perusahaan agar lebih dapat mendekati masyarakat

dengan istilah “jemput bola”. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan perusahaan

pada masyarakat secara lebih aktif, merupakan jalan yang lebih efektif bagi

perusahaan agar komunikasi dan hubungan dengan masyarakat dapat terjalin

dengan baik.

Pada program CSR Bidang Kesehatan, PT. Newmont Nusa Tenggara

berusaha untuk memposisikan diri sebagai mitra dan tetangga yang baik, sehingga

kebijakan-kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan program benar-benar

berdasarkan pada kebutuhan masyarakat sekitar. Hal ini agar nantinya program-
progam yang dijalankan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development PT. Newmont Nusa

Tenggara wawancara dengan peneliti berikut ini:

“PTNNT berupaya memposisikan diri sebagai mitra dan tetangga yang


baik. Keberadaan karyawan pun juga diarahkan agar menjadi bagian dari
masyarakat. Dengan menjadi mitra dan tetangga yang baik, program-
program yang dilakukan PTNNT disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat sebagai sasaran program, ini dimaksudkan agar masyarakat
dapat merasakan manfaat dari adanya program itu.” (Faozan Maulad,
Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara)

Pernyataan di atas diperkuat oleh H. Wagimin Sastrahady, Manager

Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara, yang mengatakan bahwa:

“Upaya untuk mencari solusi terhadap dampak sosial itu, kami lakukan
dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah setempat dalam setiap
kebijakan program yang akan kami lakukan. Utamanya bagi masyarakat,
agar program ini juga bisa dirasakan manfaatnya, dan tentunya harapan
kami juga dapat membantu masalah kesehatan yang ada di desa-desa
mereka.”

Media komunikasi melalui program CSR Bidang Kesehatan ini, memberi

manfaat yang luas bagi kedua belah pihak. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar cukup terbuka, dan hal ini secara

tidak langsung terdapat suatu bentuk harmonisasi masyarakat. Masyarakat di Desa

Maluk menilai upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR

Bidang Kesehatan dapat memberikan manfaat bagi mereka. Selain itu, masyarakat

juga beranggapan bahwa program-program yang telah dilakukan merupakan

bentuk pertanggung jawaban masa depan perusahaan kepada lingkungan sekitar.

Berikut penuturan warga Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Keberadaan Newmont, bisa dirinci dari manfaatnya satu per satu.


Setidaknya ini bisa menjadi pemikiran saya, bahwa kita harus membangun
daerah, membangun desa kita, dan upaya ini pasti memerlukan kerjasama
banyak pihak. Saya melihat apa yang dilakukan Newmont untuk
membantu masyarakat Maluk dalam mengatasi masalah kesehatan, seperti
melakukan pembangunan puskesmas dan memberikan pelatihan kepada
kader-kader kesehatan, merupakan bentuk pertanggung jawaban masa
depan. Program-program yang akan dijalankan juga selalu diinformasikan
kepada warga melalui Tabloid mereka” (Drs. Ibnu Rizal, warga RT 3,
Desa Maluk)

Pernyataan di atas juga didukung oleh Drs. Khusni, warga RT 5, Desa

Maluk, yang mengatakan bahwa:

“Newmont telah membantu warga Maluk, untuk meningkatkan kesehatan.


Seperti adanya bantuan dana operasi atau biaya perawatan di rumah sakit
bila ada warga di sini yang tidak mampu. Sebagai warga Maluk, tentu
kami akan tetap mendukung program-program mereka, dan seterusnya
kami juga menginginkan ada perhatian dari Newmont, meski porsinya itu
tidak sama.”

Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui program

CSR Bidang Kesehatan, merupakan upaya yang dapat menimbulkan adanya

dukungan dan kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada perusahaan.

Namun dalam hal ini, ada baiknya jika perusahaan terus berbenah agar mampu

memberi kontribusi yang bermanfaat bagi masyarakat dengan program periodik

dan berbeda-beda sesuai kondisi yang terjadi di masyarakat, dengan demikian

masyarakat sebagai bagian kecil yang melingkupi perusahaan, senantiasa

mendapat tempat yang baik dimata perusahaan.

Kedekatan antara masyarakat sekitar dengan perusahaan, merupakan

tujuan yang diharapkan kedua belah pihak sebagai satu bagian. Menyadari

pentingnya hubungan baik dengan masyarakat Maluk, PT Newmont Nusa

Tenggara pun berupaya untuk terus dekat dengan masyarakat melalui beragam

bentuk program kepedulian dan pengembangan masyarakat sebagai bentuk

tanggung jawab sosial dan komitmen mereka. Selain melakukan pembangunan


infrastruktur, perusahaan juga melakukan upaya lain untuk memberdayakan

masyarakat melalui program CSR Bidang Kesehatan.

Upaya-upaya lain yang dilakukan perusahaan, dapat dilihat pada kegiatan

pemantauan dan pengobatan intensif untuk pengendalian penyakit Tuberkolosis

(TBC). Hal yang menarik dari kegiatan ini, adalah menjadikan masyarakat

sebagai aktor utama, mengingat jumlah tenaga medis dan jangkauan perusahaan

ke masyarakat yang masih terbatas. Lebih dari itu, program pencegahan penyakit

dengan mendorong partisipasi masyarakat secara aktif dinilai jauh lebih efektif

karena berkaitan dengan kesadaran fundamental masyarakat menyangkut

pentingnya kesehatan itu sendiri.

Dalam pencegahan penyakit untuk penderita TBC, orang sakit biasanya

tidak tahu kalau mereka mengidap penyakit tersebut. Oleh karena itu, perusahaan

bersama dengan International SOS dan Puskesmas Maluk memberikan sosialisasi

dan pengetahuan jika ada orang yang sakit dengan gejala-gejala TBC, seperti

batuk lebih dari seminggu, agar segera diajak memeriksakan ke dokter atau pos

kesehatan yang ada di daerah mereka. Berikut penuturan Senior Supervisor Social

Development PT. Newmont Nusa Tenggara hasil wawancara dengan peneliti

berikut ini :

“Kegiatan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat, seperti TBC, Malaria,


maupun HIV AIDS, ini rutin kami adakan setiap bulan. Apalagi penderita
penyakit menular seperti ini, kadang suka bersikap masa bodoh atau
bahkan putus asa, nah kalau sudah begitu kan bisa fatal akibatnya. Untuk
itu, program sosialisasi ini sebenarnya sangat penting untuk kami lakukan,
agar masayarakat mendapatkan tambahan wawasan atau informasi
kesehatan.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT.
Newmont Nusa Tenggara)
Beliau juga menambahkan, dalam mendukung program ini PT. Newmont

Nusa Tenggara memberikan pelatihan kepada kader-kader kesehatan. Ada hasil

yang positif yang cukup signifikan dengan perusahaan memberikan pelatihan

kepada mereka. Jumlah kader di lingkar tambang PT. Newmont Nusa Tenggara,

saat ini tercatat ada 126 orang. Tingkat kehadiran mereka yang pada beberapa

bulan lalu (Januari 2009) mencapai 96,8 %, sekarang sudah mencapai 107,9 %

(Juli 2009), artinya jumlah kader sudah bertambah menjadi 142 dari target

pembinaan 126 kader.

Upaya yang dilakukan perusahaan, selain disambut baik oleh masyarakat,

terutama warga yang menderita penyakit TBC di Maluk juga disambut baik oleh

para pelaksana progam. Program tersebut tidak saja memberikan dampak terhadap

perubahan kualitas hidup masyarakat secara luas. Tetapi dalam pelaksanaanya,

program tersebut juga membawa dampak positif bagi para kader-kader kesehatan

yang bertugas. Bagi para pelaksana program itu sendiri terdapat dampak berupa

peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang berharga. Seperti penuturan

waga Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Manfaat dari program yang telah dilakukan Newmont, yang jelas dapat
mengurangi beban warga untuk berobat. Buat kami selaku kader kesehatan
di Desa Maluk, kami mendapatkan tambahan wawasan dari adanya
pelatihan yang diberikan perusahaan, seperti penanganan darurat, dan juga
penggunaan peralatan medis. Perusahaan juga selalu terbuka dengan kami,
sehingga kami juga selalu berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan
perusahaan.” (Yuli Agustini, warga RT 3 dan Kader Kesehatan, Desa
Maluk)

Bagi perusahaan, juga tak henti-hentinya melakukan upaya-upaya untuk

meningkatkan kualitas layanan, karena dalam program ini mereka juga

memberikan bantuan kepada pasien yang kurang mampu, obat-obatan dan sarana
transportasi bila harus dirujuk ke rumah sakit. Benar-benar kerja yang tidak

sederhana. Untuk itu, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara selalu berkaca

kepada pengalaman yang sudah berjalan, karena program ini telah berjalan tak

kurang dari 9 tahun. Berikut penuturan Manager Community Development hasil

wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Sejak tahun 2000, kita sudah menjalankan program ini. Adanya


partisipasi dari masyarakat luas, terutama kader-kader kesehatan yang
telah menjalankan fungsinya, sangat membantu kami untuk menjangkau
masyarakat. Untuk itu, kami selalu berkaca kepada pengalaman, yang
memang sudah kita jalankan hampir 9 tahun untuk terus meningkatkan
program kesehatan ini kepada masyarakat.” (H. Wagimin Sastrahady,
Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Dalam mendukung kegiatan CSR Bidang Kesehatan, PT. Newmont Nusa

Tenggara mendidik kader-kader kesehatan dan terus berusaha agar kader-kader

tersebut jumlahnya tidak sampai berkurang, bahkan perusahaan berupaya agar

jumlah kader terus mengalami peningkatan. Program yang dilakukan untuk

meningkatkan jumlah kader, antara lain dengan mengadakan pelatihan

penyegaran. Namun, dalam pelaksanaanya pelatihan penyegaran ini tidak hanya

diikuti oleh kader-kader kesehatan saja, namun juga dikuti oleh pihak puskesmas.

Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara

dengan peneliti:

“Upaya yang kami lakukan ini, dimulai dari pintu pelayanan kesehatan
terdepan yakni, Puskesmas. Untuk mendukung kegiatan puskesmas, kami
mengoptimalisasi kader-kader kesehatan. Hal ini untuk mempercepat
pencapaian program pokok puskesmas. Kader-kader ini kami berikan
pelatihan penyegaran seperti pelatihan SIMP. Kegiatan seperti ini bukan
hanya diikuti kader-kader kesehatan saja, tetapi juga diikuti oleh pihak
Puskesmas.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development, PT.
Newmont Nusa Tenggara).
Kegiatan pelatihan Sistem Informasi & Manajemen Puskemas (SIMP)

yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara, dalam pelaksanaanya disambut

positif utamanya oleh pihak Puskesmas Maluk. Manfaat dari kegiatan tersebut

sangat membantu pihak Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

kepada warga. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini pihak Puskesmas Maluk

juga dapat meningkatkan wawasan teknologi dalam menyusun database dan men-

tracking data dari suatu penyakit dengan cepat. Berikut penuturan Kepala

Puskesmas Maluk hasil wawancara dengan peneliti:

“Kegiatan yang dilakukan Newmont dalam memberikan pelatihan


penyegaran kepada tenaga medis disini, cukup signifikan hasilnya, dan ini
sangat membantu kami dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
warga. Selain meningkatnya wawasan teknologi, kami juga bisa menyusun
database Puskesmas dengan lebih baik, dan juga men-tracking data dari
suatu penyakit dengan cepat.” (dr. Adib Ahmad Syammakh, Kepala
Puskesmas Maluk)

Program-program yang telah dilakukan untuk peningkatan mutu

Puskesmas Maluk, diharapkan dapat terlaksananya peran utama Puskesmas dan

kader-kader kesehatan sebagai pusat penggerak partisipasi masyarakat di bidang

kesehatan dan pembangunan berwawasan kesehatan. Dengan begitu, dapat

dimengerti bahwa dengan adanya program-program tersebut nantinya juga dapat

memberikan manfaat tersendiri bagi masyarakat dalam memperoleh pelayanan

dan fasilitas kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara yang

diwujudkan dengan pembangunan Puskesmas, termasuk didalamnya diberikan

juga pelatihan dan bantuan operasional ini, ditanggapi positif oleh warga Maluk.

Salah seorang warga juga mengatakan bahwa, masyarakat menyambut baik


dengan adanya pembangunan Puskesmas Maluk dalam meningkatkan kesehatan

di desa mereka. Selain karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman mereka,

warga juga bisa mendapatkan pelayanan yang cukup memadai. Berikut penuturan

waga Desa Maluk hasil wawancara dengan peneliti berikut ini :

"Dulu, sebelum ada perusahaan Newmont, memang sudah ada Puskesmas


di Jereweh. Tenaga bidan dan dukun juga sudah ada. Tapi pelayanan yang
diberikan memang masih sederhana sekali dan waktu pelayanan juga
tertentu. Kadang sebulan sekali, bisa juga lebih. Tapi dengan adanya
Puskesmas Maluk, kami sangat terbantu. Selain dekat, pelayanan
kesehatan disana juga cepat, dan fasilitasnya juga sudah cukup memadai
bila dibandingkan dengan Puskesmas yang ada di Jereweh.” (Ibu Mindarti,
Warga RT 2 Desa Maluk)

Pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara, mencakup kategori CSR seperti yang telah dirumuskan The Commision

for European Communities yang disampaikan dalam dokumen The Green Paper

(1993), yaitu External Dimmension of CSR. Dalam kategori ini, CSR perlu

mencakup pemberdayaan komunitas lokal, partner usaha, hak azazi manusia, dan

permasalahan lingkungan global. Upaya ini setidaknya digalakkan dalam CSR

Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara untuk meningkatkan kualitas

kesehatan di Desa Maluk, dengan melibatkan unsur pemerintah, masyarakat,

organisasi kemasyarakatan, dan unit kesehatan serta kader-kader kesehatan untuk

bersama-sama meningkatkan dan mengatasi masalah kesehatan.

Secara lebih dalam, melalui program CSR Bidang Kesehatan perusahaan

berupaya untuk menjadi institusi “lebah madu” yang juga merupakan impian

semua perusahaan, tak terkecuali PT. Newmont Nusa Tenggara. Institusi “lebah

madu” merupakan suatu kiasan bahwa perusahaan tidak hanya berjuang mencari

keuntungan sebanyak mungkin demi kepentingan perusahaan sendiri, tetapi juga


memikirkan mereka yang di luar perusahaan agar dapat ikut menikmati suatu

manfaat. Dengan istilah lain, tujuan tersebut terangkum dalam konsep Triple

Buttom Line (TBL). Konsep TBL dicetuskan oleh John Elkington (1998) dalam

karyanya yang berjudul Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st

Century. Dalam karya tersebut, Elkington memaparkan tiga tujuan yang sama

penting untuk dicapai oleh perusahaan, yakni economic prosperity, environmental

quality, dan social justice.

Berkembangnya konsep Triple Buttom Line (TBL) yang dikemukakan

oleh Elkington (1998), menandai berakhirnya dominasi ekonomi dalam tata kelola

perusahaan. Perhitungan ekonomi tidak lagi menjadi satu-satunya variabel yang

menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dalam hal ini, PT.

Newmont Nusa Tenggara telah memahami bahwa sebagai perusahaan yang hadir

di tengah komunitas, perusahaan harus memperhatikan aspek sosial dengan

memberi perhatian terhadap masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sejak awal

beroperasi, PT. Newmont Nusa Tenggara telah berkomitmen untuk melakukan

pengembangan masyarakat, yang kemudian salah satunya diwujudkan melalui

program CSR Bidang Kesehatan.

D. Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan PT Newmont Nusa Tenggara

Keberhasilan sebuah program CSR ditentukan oleh perencanaan yang

baik. Untuk memastikan perencanaan yang telah ditentukan dapat berjalan

sebagaimana mestinya, manajemen perlu menerapkan mekanisme monitoring dan

evaluasi (Monev) secara teratur dan berkala. Dengan demikian penerapan


monitoring dan evaluasi secara teratur dan berkala merupakan salah satu indikator

yang menentukan keberhasilan program.

Tujuan dari monitoring dan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah

kegiatan kehumasan benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil

atau tidak. Tanpa diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai

dimana kelancaran kegiatan public relations yang telah berlangsung. Jadi evaluasi

sangat penting, tanpa adanya penilaian maka tidak akan diketahui sampai di mana

kelancaran program kehumasan yang telah berlangsung (Effendy 1995).

Pada CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara, manfaat

program diharapkan mampu memberi kontribusi dan solusi bagi masyarakat

dalam mengatasi masalah kesehatan. Hal ini seperti tujuan program CSR Bidang

Kesehatan untuk meningkatkan standar kesehatan demi terciptanya masyarakat

yang sehat dan produktif. Program CSR Bidang Kesehatan ini bahkan dapat

membantu masyarakat Maluk untuk mendapatkan sarana air bersih, pemeriksaan

dan pengobatan secara intensif, pelatihan, dan juga penyuluhan tentang kesehatan.

Untuk melihat evaluasi yang dilakukan pada program CSR Bidang

Kesehatan, maka peneliti akan melihat bagaimana pemantauan dan evaluasi yang

dilakukan oleh Divisi Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara

serta bagaimana tanggapan masyarakat di Desa Maluk sebagai penerima program

dari CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara

tersebut.
3. Pemantauan dan Evaluasi Terhadap CSR Bidang Kesehatan Oleh

Divisi Community Development

Evaluasi yang signifikan terhadap suatu program kehumasan haruslah

dilakukan berdasarkan pengukuran secara ilmiah mengenai peningkatan kesadaran

atau perubahan pendapat, sikap dan tingkah laku khalayak mengenai organisasi

atau perusahaan. Namun pihak lainnya bahkan memberikan penilaian yang lebih

ekstrem lagi, bahwa keberhasilan pogram kehumasan haruslah dinilai berdasarkan

evaluasi apakah telah terjadi perubahan ekonomi, politik, atau perubahan sosial

pada masyarakat. Hal ini mencakup masyarakat yang sangat luas.

Pada PT. Newmont Nusa Tenggara untuk mengetahui perkembangan

jalannya program CSR Bidang Kesehatan, Divisi Comdev PT. Newmont Nusa

Tenggara melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev). Monev diadakan

setiap tiga bulan sekali, evaluasi tahunan dan evaluasi lima tahunan. Kegiatan

evaluasi lima tahunan ditujukan untuk mengevaluasi bagaimana Rencana Strategis

(Renstra) selama lima tahun. Berikut penuturan Manager Community

Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Untuk mengetahui perkembangan jalannya program CSR, kami telah


melakukan monev. Monev ini ada yang dilakukan secara internal dan
eksternal. Untuk tahapannya, kita adakan pemantauan setiap tiga bulan
sekali, dan untuk evaluasi tahunan kita lakukan di akhir tahun. Lalu,
setelah masa berakhirnya Renstra, kita adakan juga evaluasi untuk menilai
renstra yang telah berjalan selama lima tahun.” (H. Wagimin Sastrahady,
Manager Community Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Beliau juga menambahkan bahwa, Monev yang dilakukan dalam menilai

keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan dilakukan dengan mengadakan

pertemuan dengan berbagai pihak yang terlibat dalam siklus program. Upaya ini
dilakukan, karena program ini pada dasarnya juga sesuai dengan kesepakatan

besama, antara pihak PT. Newmont Nusa Tenggara, petugas kesehatan dan juga

masyarakat sebagai sasaran program. Untuk itu, dalam pelaksanaan Monev

perusahaan juga melibatkan semua unsur tadi.

Proses Monev internal untuk melihat secara obyektif perkembangan

pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan, dilakukan dengan menggunakan

metode monitoring partisipatif. Dengan metode ini perusahaan berupaya untuk

melibatkan semua pihak yang terlibat dalam progam sehingga terdapat mekanisme

yang menjamin partisipasi stakeholder untuk dapat terlibat dalam siklus program,

termasuk pada tahap evaluasi program. Berikut penuturan Manager Community

Development hasil wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Untuk melakukan evaluasi internal, kami gunakan metode monitoring


partisipatif. Kami mengundang pelaksana program, unsur Pemerintah dan
perwakilan masyarakat dari masing-masing gugus. Dengan metode ini,
kami bisa bersama-sama mengetahui, apakah program ini sesuai dengan
kebutuhan atau tidak, dan bagaimana dengan pelaksanaannya. Jika belum
sesuai, tentu bisa diambil tindakan untuk keberlanjutan program sesuai
kesepakatan bersama.” (H. Wagimin Sastrahady, Manager Community
Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara yang

dilakukan di Desa Maluk, sejauh ini dinilai perusahaan telah membawa dampak

positif dalam upayanya meningkatkan kesehatan masyarakat. Dari kegiatan

Monev internal yang dilakukan selama ini, diperoleh catatan dan pelajaran penting

yang kemudian menjadi landasan untuk merumuskan rekomendasi. Kesehatan

masyarakat di Desa Maluk diketahui telah terjadi perubahan antara lain

pengendalian malaria yang berhasil menurunkan 47% kasus (1999), menjadi

1.94% per Juni 2009 serta sarana air bersih dan sanitasi yang telah tersedia.
Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam wawancara

dengan peneliti:

“Ada perubahan baik yang terjadi di Desa Maluk, menurunnya penderita


malaria yang berhasil menurunkan 47% kasus (1999) menjadi 1.94% per
Juni 2009, sekarang juga sudah tersedianya sarana air bersih dan
lingkungan yang sehat. Hal ini tentu merupakan efek yang positif dari
pelaksanaan program. Kedepannya kami akan memberikan pelatihan
kepada Juru Pemantau Kesehatan Masyarakat (Jumantara), karena target
kedepannya, kader kesehatan ini diupayakan bisa mencapai 197 orang.”
(Faozan Maulad, Senior Supervisor Social Development PT. Newmont
Nusa Tenggara)

Monev yang dilakukan terhadap program peningkatan pelayanan

Posyandu dan optimalisasi peran kader kesehatan, juga menunjukkan hal yang

sama. Hasil Monev yang dilakukan Divisi Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara

menunjukkan adanya peningkatan kunjungan balita ke posyandu yang meningkat

dari 35% (1998) menjadi 63.84% dari 2636 balita (2008), Balita gizi buruk (balita

BGM = bawah garis merah) menurun dari sekitar 10.11% (2004) menjadi 0.7%

pada akhir Desember 2008 dan juga terdapat peningkatan jumlah kader-kader

kesehatan di Desa Maluk. Berikut penuturan Senior Supervisor Social

Development dalam wawancara dengan peneliti:

“Pemulihan balita gizi buruk melalui pemberian paket makanan tambahan


(PMT) selama 90 hari (Rp.10,000.- per hari per balita) dengan monitoring
intensif oleh kader posyandu, dari hasil Monev Internal yang kita lakukan
bersama pihak-pihak terkait, menunjukkan tingkat balita gizi buruk
menurun dari 10.11% pada Januari 2004 menjadi 0.7% pada akhir
Desember 2008. Dan untuk kader-kader kesehatan, di Desa Maluk saat ini
sudah ada 55 Orang, berarti terjadi peningkatan dari tahun 2007 yang
hanya berjumlah 37 Orang.” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social
Development PT. Newmont Nusa Tenggara)

Adanya Monev internal yang dilakukan, dapat diketahui sebagai upaya

untuk mengetahui hasil program CSR Bidang Kesehatan dari beberapa aspek,
yaitu: pelaksana program, respon dan sikap masyarakat, prasarana pendukung

serta merumuskan gagasan strategis untuk keberlangsungan program CSR Bidang

Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara. Dengan adanya kerjasama semua pihak

dalam siklus program seperti pada program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont

Nusa Tenggara, diharapkan integrasi perusahaan, pemerintah dan pihak lainnya

untuk menjadikan CSR sebagai driver untuk penanggulangan masalah kesehatan

dapat berjalan optimal.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rhenald Khasali (1995), bahwa

para stakeholder perusahaan utamanya Komunitas atau masyarakat, merupakan

pihak-pihak yang selalu diinginkan untuk mendukung perusahaan. Melalui

kegiatan yang berhubungan dengan komunitas diharapkan tercipta harmonisasi

hubungan yang baik. Hubungan mesra dengan komunitas lokal akan memberi

keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Selain bersifat internal, terdapat pula kegiatan Monev yang dilakukan

secara eksternal. Dalam pelaksanaannya perusahaan bekerjasama dengan lembaga

yang bernama Lembaga Transform. Nilai-nilai dasar vang dikembangkan dan

dijadikan tradisi Tranform untuk mengevaluasi program dan sistem manajemen

adalah profesionalisme, partisipatif, akuntabel dan inovatif. Dalam hal ini

Transform berfungsi untuk melakukan evaluasi program mulai dari tahap

perencanaan sampai dengan evaluasi program. Hasil laporan evaluasi eksternal ini

akan menjadi pertimbangan perusahaan dalam pengembangan dan pelaksanaan

program. Berikut penuturan Senior Supervisor Social Development dalam

wawancara dengan peneliti:


“Pada kesempatan evaluasi program tahun 2008, kami percayakan pada
Lembaga Transform. Monev eksternal ini dilangsungkan untuk program
kami di 6 desa, Benete, Maluk, Goa, Dasan Anyar, Beru dan Belo. Selain
melakukan evaluasi yang langsung pada masyarakat, mereka juga
berfungsi mengevaluasi siklus program, mulai dari perencanaan sampai
evaluasi. Hasil evaluasi yang mereka lakukan, tentu akan menjadi
pertimbangan kami dalam pengembangan program.” (Faozan Maulad,
Senior Supervisor Social Development, PT. Newmont Nusa Tenggara)
Monev eksternal yang dilakukan dengan bekerjasama dengan Lembaga

Transform, merupakan upaya yang dilakukan Comdev PT. Newmont Nusa

Tenggara untuk mengetahui proses dari siklus program yang selama ini

dijalankan, mulai dari perencanaan sampai evaluasi terhadap program serta

mengetahui bagaimana respon masyarakat yang lebih luas. Melalui evaluasi

eksternal diketahui strategi komunikasi yang selama ini dijalankan pada program

CSR Bidang Kesehatan, dinilai telah berjalan cukup efektif karena PT. Newmont

Nusa Tenggara telah melakukannya dengan pendekatan yang berkarakter

partisipatoris (Participatory Rural Appraisal). Hal ini dapat dilihat pada setiap

siklus program dengan adanya keterlibatan multistakeholder. Sehingga adanya

keterlibatan multistakeholder baik dalam perencanaan sampai evaluasi ini, agar

program CSR Bidang Kesehatan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan

dapat membantu masalah-masalah kesehatan masyarakat. Berikut penuturan

Senior Supervisor Social Development dalam wawancara dengan peneliti :

“Hasil Monev eksternal yang dilakukan Transform, sejauh ini memang


menunjukkan penilaian positif bagi program-program CSR kami. Baik dari
proses perencanaan sampai tahapan evaluasinya. Data dari hasil evaluasi
yang mereka tunjukkan, juga hampir sama dengan Monev Internal yang
kami lakukan. Dari situ kami bisa menilai, bahwa pendekatan dengan PRA
yang kami gunakan, hasilnya mampu membangkitkan rasa kepemilikan
masyarakat terhadap pembangunan. Hal ini tentu bisa menciptakan
integrasi dengan rencana pembangunan kesehatan di KSB (Kabupaten
Sumbawa Barat).” (Faozan Maulad, Senior Supervisor Social
Development PT. Newmont Nusa Tenggara)
Kegiatan yang dilakukan Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara baik yang

bersifat internal maupun eksternal dengan adanya melibatkan banyak pihak dalam

proses evaluasi, merupakan upaya perusahaan untuk mengetahui tingkat

keberhasilan program CSR Bidang Kesehatan yang dijalankan. Program CSR

Bidang Kesehatan yang diberdayakan oleh perusahaan untuk meningkatkan

kesehatan di Desa Maluk, dalam perencanaannya telah dikoordinasikan dan

dikemas bersama-sama dengan semua pihak yang terkait. Dalam pelaksanaannya

juga telah dilakukan melalui program kemitraan dengan sektor kesehatan dan

membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Selain itu dalam

evaluasi program juga terdapat keterlibatan stakeholder, seperti kader-kader

kesehatan, unit Puskesmas, Pemerintah serta lembaga-lembaga masyarakat.

Bentuk program CSR Bidang Kesehatan, akan sangat penting artinya

sebagai bentuk gerakan pemberdayaan masyarakat, khususnya kalangan dunia

usaha seperti PT. Newmont Nusa Tenggara, untuk turut berpartispasi dalam

penangulangan berbagai penyakit yang timbul di masyarakat. Untuk itu ada

baiknya jika program CSR di bidang kesehatan yang diberdayakan oleh kalangan

dunia usaha terus dilaksankan dan dikoordinasikan serta dikemas bersama-sama,

tidak hanya melalui program kemitraan dengan sektor kesehatan, tetapi juga

dengan membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak yang terkait,

termasuk dengan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang peduli terhadap

masalah kesehatan.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh A.B Susanto (2007), bahwa CSR

yang dilaksanakan secara konsisten akan mampu memperbaiki dan mempererat


hubungan antara perusahaan dengan para stakeholdernya. Kepedulian perusahaan

pada pihak-pihak yang memberi kontibusi pada mereka dalam meraih tujuan

perusahaan, menumbuhkan kepercayaan, dukungan, dan rasa senang dari para

stakeholder untuk menjalin hubungan baik dengan perusahaan.

4. Respon Masyarakat Desa Maluk Terhadap Program CSR Bidang

Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara

Dalam situasi global saat ini, PT. Newmont Nusa Tenggara dan mitra

kerjanya menyadari bahwa keberhasilan proyek Batu Hijau sebagian besar

ditentukan oleh penerimaan masyarakat setempat. PT. Newmont Nusa Tenggara

menyebutnya sebagai "lisensi sosial" untuk melakukan operasi. PT. Newmont

Nusa Tenggara menyadari bahwa upaya pengembangan masyarakat ini hanya

dapat berhasil dengan dukungan partisipasi aktif dan kemitraan masyarakat serta

pemerintah setempat.

Harapan masyarakat Desa Maluk terhadap perusahaan untuk lebih

memperoleh manfaat dari program CSR Bidang Kesehatan, sedikit banyak telah

dapat dirasakan. Dari segi fisik, perusahaan telah berupaya untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dengan melakukan pembangunan infrastruktur kesehatan.

Sedangkan dari segi non-fisik (capacity), perusahaan telah berupaya untuk

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat melalui kegiatan

penyuluhan maupun pelatihan penyegaran.

Upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR Bidang

Kesehatan, merupakan program dalam rangka turut memberdayakan potensi dan

mengembangkan komunitas (Community Development). Kepedulian yang


ditunjukkan perusahaan dalam menjalankan program tersebut, memberikan suatu

nilai kepercayaan yang diberikan pada masyarakat terhadap perusahaan.

Kepercayaan masyarakat tersebut merupakan dukungan terbesar bagi perusahaan

untuk mempertahankan eksistensinya. Berikut penuturan warga Desa Maluk

dalam wawancara dengan peneliti berikut ini:

“Apa yang dilakukan PT. Newmont selama ini, sudah menumbuhkan


kepercayaan kami kepada perusahaan. Newmont telah menunjukkan kalau
mereka peduli dengan kebutuhan warga. Program yang dilakukan selama
ini, juga sedikit banyak sudah sangat membantu kami. Manfaatnya bisa
kami rasakan sampai sekarang kok. Jadi, kami selalu menyambut baik
program-program yang mereka jalankan, dan harapan kami program-
program itu bisa terus dilakukan.” (Ibu Fitria, warga RT 1, Desa Maluk)

Dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara,

selain dilakukan pembangunan infrastruktur kesehatan, perusahaan juga selalu

berupaya untuk membekali masyarakat dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan

kesehatan tersebut dilakukan perusahaan dengan membekali mereka pengetahuan,

ilmu, dan bantuan lain yang mendorong ke arah hidup sehat. Pelatihan dan

sosialisasi kesehatan yang dilakukan, merupakan upaya perusahaan untuk

membekali masyarakat dan kader-kader kesehatan tentang pengetahuan suatu

penyakit dengan tanda-tandanya dan meningkatkan pemahaman akan pentingnya

hidup sehat. Dengan begitu, bisa menimbulkan kesadaran fundamental pada

masyarakat untuk memiliki perilaku hidup sehat.

Kegiatan pelatihan dan sosialisasi kesehatan yang dilakukan PT. Newmont

Nusa Tenggara ini, disambut positif oleh masyarakat. Terlebih lagi mengingat

pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah, banyaknya kesibukan warga,

dan minimnya sosialisasi kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah setempat,


membuat masyarakat mengaku kesulitan mendapatkan infomasi tentang

kesehatan. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan

peneliti berikut ini :

“Dulu, kami begitu mudah kalau ada orang sakit malaria, menyebutnya
berarti “Oh ini ketemuk” (disapa orang meninggal), wah kalau sudah
begitu, kami hanya percaya sama dukun, bukan sama dokter lagi. Tapi
adanya sosialisasi, pemeriksaan dan pengobatan gratis dari Newmont,
kami sekarang jadi tahu, oh ternyata orang itu kena’ malaria, jadi kalau
ada keluarga yang sakit kami bisa mengobatinya di pengobatan gratis itu
juga.” (Ibu Sahariah, warga RT 5, Desa Maluk)

Pernyataan di atas didukung oleh Awaludin, warga RT 1 Desa Maluk yang

mengatakan bahwa:

“Kegiatan sehari-hari warga banyak yang bekerja di sawah, jadi kadang


sulit untuk mendapatkan informasi kesehatan. Apalagi sosialisasi
kesehatan juga jarang dilakukan pemerintah. Kalau sosialisasi yang
dilakukan Newmont, kan kami sebelumnya sudah diberitahu oleh Kades.
Jadi kalau mau ikut, ya kita libur dulu kerjanya. Dengan adanya
pengobatan gratis yang dilakukan Newmont, sangat membantu saya
karena bisa mengurangi biaya berobat, apalagi di jaman sekarang,
kebutuhan untuk berobat kan juga sangat mahal.

Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan yang

hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari lingkungan sosial

tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak boleh cuek terhadap

masyarakat di sekelilingnya. Itulah sebabnya, perusahaan seharusnya menyadari

dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan

cara mengusahakan kurangnya dampak negatif atau imbas psikologis, ekonomi

dan budaya terhadap masyarakat di sekitarnya. Perhatian tersebut harus terus

ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala

besar.
Dalam program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara,

perusahaan berupaya agar dalam melaksanakan program bukan hanya kualitas

kesehatan yang bisa menjadi baik, tetapi juga timbulnya kesadaran masyarakat

akan hidup sehat. Berbekal dari pengalaman masyarakat yang masih memiliki

kesadaran yang rendah terhadap kesehatan, program CSR Bidang Kesehatan ini

berupaya memberikan pemahaman akan pentingnya kesehatan dan meningkatkan

kualitas kesehatan masyarakat.

Adanya dukungan masyarakat pun ditunjukkan dengan terpeliharanya

hubungan komunitas yang baik. Hampir dipastikan tidak ada masalah dalam

lingkup kehidupan bermasyarakat dan perusahaan sendiri. Perusahaan berupaya

untuk menjaga sikap dan kontrol mereka terhadap masyarakat. Dukungan dan

empati masyarakat Maluk juga sangat besar, hal ini dapat dilihat dari antusias

masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan. Bagi masyarakat

kehadiran perusahaan dirasa sangat memberi kontribusi besar bagi kemajuan

kehidupan masyarakat. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara

dengan peneliti berikut ini:

“Sejak program kesehatan mulai dijalankan PT. Newmont dengan banyak


bantuan yang diberikan, kami sebagai warga Maluk menyambut baik dan
sangat terbantu bila ada keluarga kami yang sakit dan harus di rawat di
rumah sakit. Untuk prosesnya juga tidak ribet. Selain itu Newmont juga
mengundang kami ke Townsite, bila ada hal yang akan di bicarakan
bersama warga, atau mereka mengadakan kegiatan untuk istri-istri
karyawan, seperti kegiatan Fatique Management, kami juga di undang
untuk mengikuti kegiatan itu.” (Rita Yulianti, warga RT 4, Desa Maluk)

Pernyataan di atas juga didukung oleh Hasni Suhratun, warga RT 1 Desa

Maluk yang mengatakan bahwa:


“Newmont Batu Hijau selama ini menunjukkan kepedulian terhadap
kesehatan masyarakat Desa Maluk. Newmont juga menginformasikan
kepada warga, kalau ada informasi tentang kesehatan, seperti isu penyakit
SARS dan Flu Burung yang kemaren banyak diberitakan, di RT 1 ini,
mereka mengadakan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan secara gratis
juga. Banyak warga juga yang mengikutinya, karena takut kan kalau tau-
tau ternyata kenak juga.” (Hasni Suhratun, warga RT 1 Desa Maluk)

Masyarakat mandiri adalah sasaran PT. Newmont Nusa Tenggara dalam

program pengembangan masyarakat yang sampai sekarang masih terus dijalankan

bersama masyarakat di desa-desa lingkar tambang. Sementara kebersamaan

masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara dan pemerintah menjadi kata kunci

untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian itu, untuk sekarang, masa depan,

ataupun pasca tambang. Jadi, bisa dikatakan tepat jika paradigma pertambangan

dalam program pengembangan masyarakat, PT. Newmont Nusa Tenggara

mengedepankan tujuan utama membentuk “Masyarakat yang sejahtera dan

mandiri di masa pasca tambang.” Pilar yang akan menjadi penopang bangunan

sejahtera dan mandiri tersebut telah dimulai salah satunya melalui program CSR

Bidang Kesehatan, yang akan terus dilakukan oleh perusahaan pertambangan

tembaga dan emas ini.

Apa yang diungkapkan masyarakat di Desa Maluk tentang mudahnya

menjangkau dan mendapatkan pelayanan kesehatan, tentang penyakit malaria dan

penyakit menular lainnya yang berkurang, tentang perilaku masyarakat yang jika

sakit akan bergegas pergi ke pusat-pusat pelayanan kesehatan atau langsung ke

dokter, merupakan cermin kesadaran warga desa untuk hidup sehat. Dan ini

menjadi indikasi semakin meningkatnya perekonomian masyarakat. Dengan

adanya dukungan infrastruktur kesehatan, bantuan obat-obatan, dan pelatihan


maupun penyuluhan yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara setiap dua kali

dalam sebulan, selain masyarakat mendapatkan tambahan pengetahuan, mereka

juga dapat meningkatkan kegiatan Posyandu di desa mereka. Berikut penuturan

warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti berikut ini :

“Dengan adanya Newmont, sekarang fasilitas Posyandu sudah ada,


Puskesmas jadi lebih dekat. Tenaga kader kesehatan juga sudah banyak
dan Obat-obatan juga bagus. Dengan fasilitas itu, sekarang kami bisa rutin
mengadakan kegiatan Posyandu dan diskusi mengenai masalah kesehatan
yang rutin dilakukan setiap dua kali dalam sebulan melalui penyuluhan
yang diadakan pihak Puskesmas bekerjasama dengan Comdev Newmont.
Ya, jadi bisa dapat ilmu dan pengalaman lah untuk tahu banyak soal
kesehatan." (Kamila Anwar, warga RT 1, Desa Maluk)

Di mata masyarakat, kehadiran PT. Newmont Nusa Tenggara juga

memberi penghargaan tersendiri bagi mereka. Kota Sumbawa yang memiliki

potensi daerah, mampu menghasilkan produk-produk lokal yang terkenal dan

diakui secara nasional, antara lain: susu kuda liar dan minuman kesehatan lidah

buaya. Keberadaan PT. Newmont Nusa Tenggara di Kabupaten Sumbawa Barat

ini, memberikan manfaat terhadap pengembangan produk tersebut. PT. Newmont

Nusa Tenggara bekerjasama dengan Pemerintah Sumbawa mendukung program-

program usaha lokal untuk menjadi obat tradisional yang diakui secara nasional.

Melalui Comdev PT. Newmont Nusa Tenggara bekerjasama dengan Dinas

Kesehatan, mereka mengadakan penelitian kesehatan untuk pengembangan

produk-produk tersebut. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara

dengan peneliti berikut ini:

“Kami sebagai warga Sumbawa, merasa senang adanya PT. Newmont.


Selain potensi daerah kami dapat dikembangkan, usaha lokal disini juga
menjadi berkembang. Warga Maluk kan banyak yang mengandalkan usaha
dari susu kuda liar, rumput laut dan lidah buaya. Newmont telah
membantu kami, dengan melakukan penelitian produk ini. Hasil penelitian
juga di sampaikan kepada warga melalui pertemuan di Balai Desa.
Produk-produk ini kan memang baik untuk kesehatan, dan juga memang
asli obat tradisional Sumbawa yang harus tetap dikembangkan.”
(Ansyarullah, warga RT 4, Desa Maluk)

Disamping memberikan kebanggaan bagi masyarakat, PT. Newmont Nusa

Tenggara juga memberi kontibusi dalam mendukung penanggulangan Angka

kematian bayi dan balita khususnya di Desa Maluk. Dalam hal ini, upaya

perusahaan dilakukan melalui pemberian paket makanan tambahan (PMT) selama

90 hari (Rp.10,000.- per hari per balita) dengan monitoring intensif oleh kader-

oleh kader posyandu. Tujuan program yang dilakukan PT. Newmont Nusa

Tenggara ini adalah untuk meningkatkan angka partisipasi Ibu dan Balita dalam

program kesehatan Ibu dan Anak. Tujuan perusahaan melalui program tersebut,

manfaatnya juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang berada di RT 2 di Desa

Maluk. Berikut penuturan warga Desa Maluk dalam wawancara dengan peneliti

berikut ini:

“Jangankan untuk mengurusi kesehatan anak, untuk kebutuhan sehari-hari


juga masih sulit Mas. Jika kami gagal panen, ya apa boleh buat, terpaksa
makan gadung seperti juga transmigran lain. Anak Balita disini juga masih
banyak yang sering sakit, ada yang kena step, kaligato. Ya, dengan adanya
program Posyandu setiap minggu, dan Surat Sehat dari Newmont untuk
berobat ke Puskesmas Maluk, kami jadi sangat terbantu untuk biaya
berobat.”(Ibu Rohanah, warga RT 2, Desa Maluk)

Selain upaya dalam meningkatkan kesehatan melalui Posyandu, Comdev

PT. Newmont Nusa Tenggara bersama unit kesehatan juga melakukan sosialisasi

menuju masyarakat sehat. Program pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada

masyarakat lebih luas kerap juga diadakan dalam bentuk sosialisasi di sekolah-

sekolah maupun tempat umum, maupun pada peringatan hari HIV/AIDS sedunia.

Program ini mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat Maluk, respon


masyarakat dapat dilihat dari peningkatan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas

Maluk maupun Puskesmas Jereweh yang dibangun pemerintah.

Sosialisasi terhadap masyarakat juga dilakukan terkait dengan penyakit

lain seperti Malaria dan Tuberkolosis (TBC). Selain masyarakat, respon positif

dari kegiatan ini juga dapat terlihat dengan adanya permohonan dari berbagai

Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun kelompok Guru untuk

menyelenggarakan kelas tambahan untuk pendidikan mengenai HIV/AIDS, Virus

SARS dan Flu Burung. Berikut penuturan warga dalam wawancara dengan

peneliti berikut ini:

“Kegiatan sosialisasi seperti itu sangat baik, terutama buat pendidikan.


Dengan adanya sosialisasi seperti HIV/Aids, murid-murid kan jadi tau
tentang bahaya dari penyakit tersebut. Lebih jauh, bisa mengurangi
pergaulan yang menjurus ke pergaulan bebas. Kegiatan untuk sosialisasi
kesehatan seperti ini sering kami minta juga, untuk murid ajaran baru
maupun untuk para guru. Baru Juli kemaren, kita bekerjasama dengan
Newmont untuk mengadakan sosialisasi tentang Virus SARS dan Flu
Burung di sekolah kami.” (Aulia Esty Wijianti, warga RT 4 sekaligus
Guru di SMA Negeri 1 Maluk)

Pernyataan di atas juga didukung oleh Baiq Ade Mayasari, warga RT 3

Desa Maluk, yang mengatakan bahwa :

“Mereka rutin juga ngadainnnya, setiap tiga bulan sekali pasti ada di
adakan kegiatan sosialisasi kesehatan. Ada sosialisasi tentang HIV,
Malaria dan juga penyakit TBC. Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat,
apalagi kan penyakit itu menular. Warga juga cukup tertarik untuk
mengikuti, kalau lagi ada kegiatan itu di Puskesmas Maluk atau Jereweh
banyak warga yang datang. Harapan kami ke depannya, kegiatan ini bisa
terus dilaksanakan, karena membawa manfat bagi masyarakat khususnya
di Maluk ini.”

Berbagai tanggapan yang disampaikan warga di Desa Maluk, merupakan

tanggapan masyarakat terhadap program CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan

PT. Newmont Nusa Tenggara. Berkembangnya program tersebut yang berbasis


nilai-nilai pemberdayaan, partisipasi, dan kemandirian (self reliance) dalam

masyarakat, memang tidak terlepas dari kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat

di Desa Maluk. Tidak pula dapat dipungkiri bahwa program CSR Bidang

Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, bisa menjadi salah satu metode yang

tepat untuk menjawab issue-issue dan masalah-masalah kesehatan yang ada di

Desa Maluk pada saat ini maupun masa yang akan datang. Sebagai pihak yang

diharapkan dapat berperan dalam mengatasi masalah-masalah sosial dalam

masyarakat, perusahaan menempati kedudukan yang strategis dengan segala

kemampuan dan sumber yang dimilikinya.

Sementara itu, harus diakui bahwa dari sekian banyak manfaat yang telah

diberikan perusahaan kepada masyarakat ini bukannya tanpa celah. Pelaksanaan

program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara juga masih

memiliki banyak hambatan. Setidaknya hal ini tercermin dari ungkapan warga

yang mengatakan bahwa, selain waktu yang disediakan terbatas juga masih

kurangnya tenaga medis dalam melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis

pada warga. Berikut penuturan warga Desa Maluk hasil wawancara dengan

peneliti.

“Adanya program pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga disini,


sebenarnya suatu yang sangat baik. Karena juga bisa membantu
mengurangi biaya pengobatan. Hanya saja, tenaga medis yang disediakan
biasanya cukup terbatas. Untuk 1 Desa ini hanya sekitar 2-5 Orang, dan itu
juga dibantu pihak Puskesmas, sehingga warga harus berantrian panjang
dan ini terkadang juga tidak lama, paling hanya 1-2 hari. Kadang ada juga
warga yang tidak mendapatkan manfaat dari program itu.” (Drs. Khusni,
warga RT 5 Desa Maluk)

Sekiranya perusahaan juga perlu melihat tanggapan masyarakat terhadap

program-program yang mereka jalankan, sehingga kedepannya mereka bisa


membuat program-program yang lebih baik lagi. Tanggapan masyarakat terhadap

adanya kendala dalam pelaksanaan program, seperti kurangnya tenaga medis yang

disediakan pada saat melaksanakan program pemeriksaan dan pengobatan gratis

bagi warga, hendaknya lebih membuka wawasan dan memberi masukan pada

perusahaan untuk bisa menjadi perusahaan yang benar-benar memiliki tanggung

jawab sosial sebagai bukti perusahaan telah memiliki Good Coprorate

Governance (GCG).

Tentu, filosofi the triple bottom line seperti yang telah dikemukakan oleh

Elkington tidak akan pernah bisa diimplementasikan jika tidak ada perubahan

sikap yang revolusioner dalam perusahaan, yakni dalam rangka mendudukkan

perusahaan ditengah masyarakat dan pemerintah. Untuk itu perusahaan harus

membuka telinga-hati (wise ear) dan melihat realitas dengan mata-hati (wise eyes)

untuk memahami tuntutan masyarakat dan permintaan pemerintah. Dengan

demikian, kerjasama antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat harus

terus digalang. Dari titik inilah baru dicapai Good Corporate Governance (GCG).

Ringkas kata, CSR, triple bottom line dan GCG diikat dengan benang merah

(Soemanto 2007: 96).

Secara umum jika dilihat dari tanggapan yang dilontarkan masyarakat

Desa Maluk, upaya yang dilakukan PT. Newmont Nusa Tenggara melalui CSR

Bidang Kesehatan bisa dibilang baik. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan

masyarakat yang pada intinya, mendukung dan menunjukkan rasa kepercayaan

dan hubungan yang baik dengan perusahaan. Meski masih terdapat kekurangan
dengan belum sepenuhnya usulan warga pada lokakarya bisa terpenuhi oleh

perusahaan, namun hubungan antar komunitas di sini terbilang cukup harmonis.

Hubungan harmonis yang terjalin antara perusahaan dengan komunitas

yang dibina oleh Divisi Comdev ini, mengandung makna luas, yaitu adanya sikap

menyenangkan (favourable), itikad baik (goodwill), toleransi (tolerance), saling

pengertian (mutual understanding), dan citra perusahaan (good imae). Ability to

communicate seperti yang telah diungkapakan Frank Jefkins sebagai kemampuan

khusus, tampaknya juga sangat berperan dalam hubungan dengan komunitas ini.

Maka peran komunikasi pada kegiatan ini terbilang cukup menonjol, bukan hanya

pada tahap perencanaan saja, namun pada setiap siklus program yang juga

melibatkan para stakeholder.


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari serangkaian data yang diperoleh di lapangan, baik itu melalui

wawancara dengan responden maupun dari hasil pengamatan selama penelitian,

maka di sini peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi komunikasi yang dilakukan Public Relations PT. Newmont Nusa

Tenggara untuk merumuskan program CSR Bidang Kesehatan dilakukan

dengan menggunakan pendekatan Participatory Rural Appraisal (PRA), yaitu

dengan melakukan perencanaan program pengembangan masyarakat melalui

kegiatan lokakarya di desa-desa sekitar. Dengan kegiatan ini, masyarakat Desa

Maluk dapat menyampaikan secara terbuka tentang berbagai permasalahan,

termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap

perusahaan.

2. Dalam menjamin keterlibatan masyarakat secara lebih intensif dan agar

praktik pelaksanaan program CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa

Tenggara ini dapat memberikan manfaat yang maksimal serta berkelanjutan,

perusahaan menggunakan pola pendekatan multistakeholder, seperti dengan


melibatkan pihak Puskesmas, kader-kader kesehatan, International SOS, dan

elemen masyarakat. Dengan adanya pengelolaan program melalui kemitraan

seperti ini, masyarakat mendapatkan manfaat karena terjadi penguatan

kelembagaan yang bersangkutan.

3. Dilihat dari sasaran penerima manfaat (beneficiaries), CSR Bidang Kesehatan

yang dilakukan oleh perusahaan ditujukan bagi masyarakat di desa-desa

lingkar tambang. Adapun yang termasuk dalam penelitian ini adalah

masyarakat di Desa Maluk. Sementara itu berdasarkan jenisnya, CSR Bidang

Kesehatan diimplementasikan melalui berbagai kegiatan; seperti

pembangunan Puskemas, peneyediaan sarana air bersih, mengoptimalisasi

Posyandu, dan memberikan pelatihan pada kader-kader kesehatan.

4. CSR Bidang Kesehatan PT. Newmont Nusa Tenggara ini, ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat akan hidup sehat dan jangka panjangnya

dapat terciptanya masyarakat lingkar tambang yang sehat dan produktif di

masa mendatang. Dengan perusahaan mau peduli terhadap kondisi kesehatan

masyarakat sekitar, tentu saja dalam hal ini akan dapat meningkatkan citra

perusahaan dikalangan stakeholder-nya, yang secara tidak langsung juga akan

membawa dampak ekonomis bagi perusahaan.

5. Media komunikasi melalui CSR Bidang Kesehatan ini, memberi manfaat yang

luas bagi perusahaan dan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan untuk

menjalin komunikasi dengan masyarakat sekitar juga cukup terbuka, dan hal

ini terdapat suatu bentuk harmonisasi masyarakat. Masyarakat di Desa Maluk

beranggapan, CSR Bidang Kesehatan yang dilakukan perusahaan mampu


memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dalam meningkatkan

kesehatan. Hal ini memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak antara

perusahaan dan masyarakat, yaitu kepercayaan dan dukungan dari masing-

masing pihak untuk menjalankan kepentingan bersama.

B. SARAN

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilaksanakan oleh penulis,

maka penulis ingin memberikan beberapa saran pada PT. Newmont Nusa

Tenggara, yaitu :

1. Ada baiknya bila perusahaan lebih meningkatkan komunikasi atau

berkoordinasi dengan tokoh kunci masyarakat dalam melaksanakan lokakarya

pada suatu tempat serta mencari bentuk lain dalam menginformasikan

penetapan program dengan segala pertimbangannya, seperti pada arisan RT

atau pengajian RW yang biasanya sering diadakan oleh warga Maluk setiap

satu bulan sekali. Hal ini mengingat penurunan tingkat keikutsertaan

masyarakat Desa Maluk dalam kegiatan lokakrya, yang pada akhirnya dapat

menyebabkan terjadinya perbedaan kepentingan antara perusahaan dan

masyarakat, sehingga berpotensi menimbulkan terjadinya konflik.

2. Perusahaan sebaiknya menginformasikan gambaran umum program, waktu

pelaksanaan program, serta infomasi yang berkaitan dengan kesehatan kepada

masyarakat melalui media eksternal yang dimiliki PT. Newmont Nusa

Tenggara, seperti Suara Batu Hijau (edisi masyarakat). Meski tidak secara

detail program itu harus diinformasikan, namun informasi itu dapat

bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui program dan kapan program


tersebut akan dilaksanakan. Bagi perusahaan, juga dapat menjadi media dalam

menginformasikan program CSR Bidang Kesehatan kepada masyarakat, agar

program yang akan dijalankan dapat berjalan lebih maksimal.

3. Adanya ungkapan warga yang mengatakan bahwa, selain waktu yang

disediakan terbatas juga masih kurangnya tenaga medis dalam pelaksanaanya

(utamanya pada program pemeriksaan dan pengobatan gratis pada warga), ada

baiknya jika perusahaan mengevaluasi program tersebut dengan

memperhatikan jumlah tenaga medis dan waktu yang disediakan dengan

memperkirakan target sasaran program pada suatu tempat. Hal ini agar

program yang dijalankan dapat lebih efektif untuk meraih keterlibatan dan

partisipasi masyarakat.

4. Perusahaan perlu memperhatikan keberlangsungan program dengan terus

mengembangkan model pengembangan masyarakat dalam meningkatkan

kesehatan di Desa Maluk. Misalnya dapat dilakukan dengan mengintrodusir

pengenalan kesadaran kesehatan masyarakat melalui pendekatan kurikulum,

sehingga memberikan dampak yang luas dan mendasar karena menyentuh

aspek sistem. Dengan melakukan pendekatan secara sistemik ini, diharapkan

memungkinkan program memberikan dampak perubahan secara menyeluruh.

You might also like