You are on page 1of 102

1

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI


MELALUI TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT
UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA NY F.D DI DESA MANUSAK
DUSUN 3 RT 07

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

OLEH

NAMA : MITHA APLONIA LAY DAY


NIM : 77102822

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA
KUPANG
2023
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja

baik tua maupun muda.Penyakit ini dikenal sebagai the silent killer, karena

banyak kasus tidak timbul gejala dan tanda yang khas hingga terjadi

komplikasi yang serius dan secara tiba-tiba membawa kematian. Hal ini dapat

terjadi akibat dari salah satu masalah yang sering muncul dari perubahan gaya

hidup seorang penderita hipertensi seperti mengkonsumsi makanan yang

kadar garamnya tinggi, penyakit hipertensi diperkirakan sebagai penyebab

berbagai penyakit berat beserta komplikasinya seperti gagal ginjal dan stroke

( Nugraha et al., 2021).

Hipertensi disebut juga “the silent killer” karena hipertensi terjadi

tanpa tanda dan gejala yang jelas (Andari et al., 2020; Cao et al., 2019; Andri

et al., 2018). Hipertensi merupakan gangguan kardiovaskular paling umum

yang merupakan tantangan kesehatan utama bagi orang yang mengalami

hipertensi, yang merupakan salah satu faktor risiko utama kematian akibat

gangguan kardiovaskular, yang menyebabkan 20-50% dari semua kematian

(Permata et al., 2021; Hanssen et al., 2022; Sartika et al., 2020). Hipertensi

dapat disebabkan oleh peningkatan curah jantung akibat peningkatan denyut

jantung (denyut nadi), volume dan peningkatan peregangan serabut otot

jantung dan bagian otot jantung yang tiba-tiba tidak mendapat aliran darah

(Sartika et al., 2022; Ulfiana et al., 2018).


3

Menurut WHO ada sekitar 1,13 Miliar penduduk di seluruh dunia

mengidam hipertensi, yang berarti 1 dari 3 penduduk di dunia terdiagnosis

hipertensi. Jumlah orang yang terdiagnosis hipertensi (Andri et al., 2021;

Harsismanto et al., 2020). Ini terus meningkat setiap tahunnya, dan 2025

diperkirakan akan ada 1,5 Miliar orang yang akan hipertensi. Dan 10,44 juta

orang adalah jumlah orang meninggal yang diperkirakan untuk setiap

tahunnya yang diakibatkan oleh hipertensi dan komplikasinya (Hidayat et al.,

2021; Sartika et al., 2020).

Prevalensi Hipertensi nasional berdasarakan Riskesdas 2018 sebanyak

25,8%, tertinggi di kepulauan Bangka Belitung (30,9%) Sedangkan terendah

di Papua (16,8%). Berdasarkan data tersebut dari 25,8% orang yang

mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis, sisanya 2/3 tidak

terdiagnosis. Data menunjukan hanya 0,7% orang yang rediagnosa tekanan

darah tinggi minum obat hipetensi. Hal ini menunjukan bahwa sebagianbesar

penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi atau pun

mendapatkan pengobatan.

Di Provinsi Nusa Tenggara Timur berdasarkan hasilpengukuran tekanan

darah ditemukan prevalensi sebesar 32,2% dengan urutan pertama pada

Kabupaten Ngada dengan total presentase 29,8% yang menempatkan posisi

terendah pada Kabupaten Sumba Barat Daya dengan presentase 16,4%. Data

tahun 2017 kabupaten Kupang merupakan salah satu kabupaten dengan kasus

hipertensi tertinggi di NTT (Nusa Tenggara Timur) dengan 1.582 kasus.

Data dari Puskesmas Naibonat dalam profil keluarga sehat Nusa Tenggara
4

Timur pada tahun 2018 menunjukan angka kejadian hipertensi sebanyak

24%. Daerah ini memiki populasi suku timor yang pada umumnya menderita

(Riskesdas,2018).

Berdasarkan laporan profil kesehatan kabupaten Kupang 2015 yang

dibuat DinasKesehatan kabupaten Kupang angka kejadian hipertensi di

kabupaten Kupang pada tahun 2015 tercatat sebanyak 13.111 (8,7%). Angka

ini kemudian meningkat pada tahun 2016 14.535 (8,8%). Kejadian Hipertensi

di kabupaten Kupang kemudian terus meningkat pada tahun 2017 yakni

sebanyak 21.856 kasus (9,9%) hingga pada tahun 2018 data kasus hipertensi

menjadi 19.353 kasus (11,1%) (Dep Kes RI, 2018).

Hasil Musyawarah Masyarakat Desa manusak yang dilakukan oleh mahasiswa

praktik Profesi Ners Stikes Maranatha Kupang tahun 2023, penduduk Desa

Manusak berjumlah 4.026 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 2.047

jiwa dan perempuan berjumlah 1.979 jiwa dengan jumlah KK sebanyaka

839, penderita hipertensi di Desa Manusak berjumlah 126 jiwa.

Kabupaten kupang mencapai angka 1.842 kasus hipertensi pertahun

2018 dan hasil ini lebih tinggi dibandingkan beberapa kabupaten di provinsi

NTT (Riskesdas, 2018). Berdasarkan hasil pengkajian Desa Manusak yang

terdiri dari empat dusun mempunyai 228 kasus hipertensi dihuni 907 KK

dengan total Penduduk sebanyak 4.317 jiwa.Desa Manusak tepatnya di

wilayah Dusun III terdapat 05 Rt yang mengalami penyakit Hipertensi 43

orang dengan presentase sebanyak 23 % kasus hipertensi yang terdiri dari

jumlah 31 KK dan dihuni oleh sekitar 130 Jiwa didusun III. Berdasarkan
5

hasil pengkajian terdapat kasus hipertensi dalam keluarga hanya satu orang

yaitu Ny. F.D (Sumber Data Primer, 2023).

Hipertensi merupakan penyakit keturunan yang diturunkan dari orang

tua ke anaknya, riwayat keluarga merupakan faktor dominan terjadinya

penyakit hipertensi. Dari hasil penelitian yang dilakukan Annisa Nursita

Angesti1, Triyanti1, Ratu Ayu Dewi Sartika 2017 riwayat keluarga menjadi

faktor yang mendominan terjadinya hipertensi Faktor genetik yang berperan

pada kejadian hipertensi, memberikan dua bentuk hipertensi yaitu hipertensi

yang diturunkan secara hipertensi monogenik (monogenic hypertension)

dan hipertensi yang dipengaruhi oleh banyak gen (polygenic hypertension).

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menular tetapi bila di

biarkan akan menyebabkan kematian bagi penderita. Hipertensi merupakan

faktor utama terjadinya penyakit kardiovaskuler, jika tidak di tangani

dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam penyakit yaitu gagal

ginjal, stroke, infark miokard, gagal jantung, demensia, gagal ginjal, dan

gangguan pengelihatan. Terdapat dua macam pengobatan guna

menyembuhkan penyakit hipertensi yaitu dengan cara farmakologis dan non

farmakologis. Pengobtana dengan cara farmakologis yaitu dengan

pemberian obat-obatan seperti catopril dan amlodipin kedua obat ini

merupakan obat penurun tekanan darah tinggi. Sedangkan terapi non

farmakologi yaitu dengan cara memberikan pengobatan secara herbal tanpa

mengunakan obat-obatan dari rumah sakit.


6

Berdasarkan pengkajian yang sudah di lakukan di pasien di desa

manusak, didapatkan keluarga jarang untuk ke fasilitas kesehatan terdekat

untuk memeriksa kesehatan terutama tekanan darah. Keluarga takut pergi ke

rumah sakit atau puskesmas terdekat. Keluarga juga belum mengetahui

tentang apa itu hipertensi, bagaimana tanda dan gejala saat mengalami

hipertensi dan cara mencegah hipertensi

Terdapat dua jenis terapi hipertensi yaitu dengan farmakologis (medis)

dan non farmakologis (herbal). Terapi non farmakologis adalah suatu

pengobatan dengan tidak diberikan obat, yaitu dengan olahraga, mengurangi

konsumsi rokok dan alkohol, dan diet sayuran atau buah, salah satunya

dengan terapi rendam kaki air hangat. Terapi rendam kaki ini di anjurkan

untu asien hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah terjadinya

hipertensi berat yang berakibatan stroke. (Harnani & Axmalia, 2017).

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 21 Juni pukul 13:00

WIB keluarga Ny.F.D (50 tahun) adalah tipe keluarga inti yang terdiri dari

kepala keluarga, istri dan anak, Ny.F.D. merupakan penduduk Rote dan

Ny.F.D.merupakan penduduk asal Rote menikah dan tinggal di Desa

Manusak. Ny.F.D.menderita penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan

terkadang melakukan pemeriksaan di puskesmas jika anaknya datang untuk

mengantarnya, Didalam keluarga Ny.F.D.tidak ada anggota keluarga yang

mengalami penyakit hipertensi atau penyakit kronis lainnya. Dari hasil

pemeriksaan pada Ny.F.D Tekanan Darah: 150/100 mmHg, BB badan 55

Kg, dan tidak ada kelainan atau kecacatan fisik.


7

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa efektivitas terapi

rendam kaki air hangat sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.terapi ini sangat efektif dalam menurunkan tekana

darah karena memiliki peran dalam menurunkan tekanan darah. Rendam

kaki air hangat yaitu akan menvasodilatasi pembuluh darah sehingga

peredaran darah lancar pada Ny. F.D dengan masalah keperawatan

pemeliharaan kesehatan yang tidak efektif. (Prianto, 2019).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk

menganalisis penerapan Terapi redam kaki air hangat pada Ny.F.D. dengan

masalah kesehatan hipertensi di Desa Manusak

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Tentang Konsep Keluarga

2. Mengetahui Tentang Konsep Hipertensi

3. Mengetahui Tentang Konsep Rendam kaki air hangat

4. Melakukan pengkajian pada klien dengan Hipertensi.

5. Menegakan diagnosa keperawatan pada klien dengan Hipertensi.

6. Merencanakan intervensi untuk menurunkan tekanan darah pada klien

Hipertensi dengan aplikasi pemberian terapi rendam kaki air hangat pada

pasien Hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.


8

7. Melakukan Implementasi Pada Klien Hipertensi Menggunakan Aplikasi

Pemberian terapi rendam kaki air hangat Pada Pasien Hipertensi Untuk

Menurunkan Tekanan Darah.

8. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien Hipertensi setelah diberikan

aplikasi pemberian terapi rendam kaki air hangat.

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Teoritis

Diharapkan agar Karya Ilmiah Akhir NERS ini dapat membantu

memberikan tambahan informasi tentang tindakan yang dilakukan pada

pasien hipertensi dengan diagnosa keperawatan keluarga

1.3.2 Praktik

1. Institusi Pendidikan

Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan dalam program belajar

mengajar selain fokus pada manajemen farmakologi juga melaksanakan

tindakan manajemen nonfarmakologi selama perawatan klien.

2. Klien

Penulisan ini dapat memberikan informasi kepada klien sehingga

diharapkan klien juga dapat menerapkan tindakan pengobatan

nonfarmakologi sehari-hari.

3. Bagi Desa Manusak

Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan

masukan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan melalui penyuluhan

kepada masyarakat tentang penyakit hipertensi dan cara perawatannya.


9

1.4 Metode

Metode yang digunakan dalam penulisan KIAN dengan menggunakan

metode Deskriptif dalam hal ini adalah studi kasus analisis praktik

keperawatan keluarga pada klien dengan masalah keperawatan Hipertensi

dengan mengaplikasikan terapi pemberian terapi rendam kaki air hangat


10

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-

ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan mengidentifikasi diri

mereka sebagai bagian dari keluarga (Zakaria, 2017). Sedangkan

menurut Depkes RI tahun 2000, keluarga adalah unit terkecil dari

masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang

terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam

keadaan saling kebergantungan. Duval dan Logan (1986 dalam

Zakaria,2017) mengatakan keluarga adalah sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan,kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan pertumbuhan fisik,

mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarganya.Dari hasil

analisaWalls, 1986 (dalam Zakaria, 2017) keluarga sebagai unit yang

perludirawat, boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum,

tetapiberfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri

merekasebagaisuatu keluarga.

8
11

2.1.2. Tipe Keluarga

Menurut Nadirawati M (2018) pembagian tipe keluarga adalah:

1. Keluarga Tradisional

Keluarga Inti (The Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri

dari suami,istri,dan anak baik dari sebab biologis maupun adopsi

yang tinggal bersama dalam satu rumah. Tipe keluarga inti

diantaranya:

1. Keluarga Tanpa Anak (The Dyad Family) yaitu keluarga

dengan suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama

dalam satu rumah.

2. The Childless Family yaitu keluarga tanpa anak dikarenakan

terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat

waktunya disebab kan mengejarkarir/ pendidikan yang terjadi

pada wanita.

3. Keluarga Adopsi yaitu keluarga yang mengambil tanggung

jawab secara sah dari orang tua kandung ke keluarga yang

menginginkan anak.

b. Keluarga Besar (The Extended Family) yaitu keluarga yang

terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,

contohnya seperti nuclear family disertai paman, tante,kakek dan

nenek.

c. Keluarga Orang Tua Tunggal (TheSingle-Parent Family) yaitu

keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan
12

anak. Hal ini biasanya terjadi karena perceraian ,kematian atau

karena ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan).

d. Commuter Family yaitu kedua orang tua (suami-istri) bekerjadi

kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagaitempat

tinggal dan yang bekerja di luar kota bisa berkumpuldengan

anggota keluarga pada saat akhir minggu, bulan ataupada waktu-

waktu tertentu.

e. Multigeneration Family yaitu kelurga dengan beberapa generasi

atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.

f. Kin-Network Family yaitu beberapa keluarga inti yang tinggal

dalam satu tumah atau berdekatan dan saling menggunakan

barang-barang dan pelayanan yang sama. Contohnya seperti

kamar mandi, dapur, televise dan lain-lain.

g. Keluarga Campuran (Blended Family) yaitu duda atau janda

(karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan

anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.

h. Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri (The Single Adult Living

Alone), yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup

sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),seperti

perceraian atau ditinggalmati.

i. Foster Family yaitu pelayanan untuk suatu keluarga dimanaanak

ditempatkan di rumah terpisah dari orang tua aslinya jikaorang

tua dinyatakan tidak merawat anak-anak mereka denganbaik.


13

Anak tersebut akan dikembalikan kepada orang tuanyajika

orangtuanya sudah mampuuntuk merawat.

j. Keluarga Binuklir yaitu bentuk keluarga setela cerai di mana

anak menjadi anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua

rumah tangga inti.

2. KeluargaNon-tradisional

a. The Unmarried Teenage Mother yaitu keluarga yang terdiridari

orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungantanpa nikah.

b. The Step Parent Familyyaitu keluarga dengan orang

tuatiri.

c. Commune Familyyaitu beberapa keluarga (dengan anak) yang

tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu

rumah, sumber, dan fasilitas yang sama,pengalaman yang sama

serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan

anak bersama.

d. Keluarga Kumpul Kebo Hetero seksual (The Nonmarital

Heterosexual Cohabiting Family),keluarga yang hidup bersama

berganti-ganti pasangan tanpa melakukan pernikahan.

e. Gayand Lesbian Families, yaitu seseorang yang mempunyai

persamaan seks hidup bersama sebagaimana‘marital partners

f. Cohabitating Family yaitu orang dewasa yang tinggal bersama

diluar hubungan perkawinan melainkan dengan alasan tertentu.

g. Group-Marriage Family, yaitu beberapa orang dewasa


14

yangmenggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling

merasa menikah satu dengan lainnya,berbagi sesuatu termasuk

seksual dan membesarkan anak.

h. Group Network Family,keluarga inti yang dibatasi aturan/nilai-

nilai,hidup berdekatan satu sama lain,dan saling menggunakan

alat-alat rumah tangga bersama,pelayanan,dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya.

i. FosterFamily,keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga aslinya.

j. Homeless Family, yaitu keluarga yang terbentuk dan tidak

mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal

yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau masalah

kesehatan mental.

k. Gang,bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga mempunyai

perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal

dalam kehidupannya.
15

2.1.3. Struktur Keluarga

Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentu/tipe keluarga,namun

ada juga yang menggambarkan subsitem-subsistem nya sebagai dimensi

struktural. Struktur keluarga menurut Friedman (2009) dalam Nadirawati

(2018) sebagai berikut :

1. Pola Dan Proses Komunikasi

Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik,transaksional

untuk menciptakan mengungkapkan pengertian dalamkeluarga.

2. StrukturKekuatan

Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung pada

kemampuan keluarga untuk merespon stressor yang ada dalam

keluarga.Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial/

aktual) dari individu untuk mengontrol atau memengaruhi perilaku

anggota keluarga. Beberapa macam struktur keluarga:

a. Legimatepower/authority (hakuntuk mengontrol) seperti orang tua

terhadap anak.

b. Referent power (seseorang yang ditiru) dalam hal ini orangtua

adalah sesorang yang dapat ditiruoleh anak.

c. Resourceorexpertpower(pendapat,ahli,danlain).

d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang

akan diterima).

e. Coercive power (pengaruh yang dipaksa sesuai dengan

keinginannya).
16

f. Informational power (pengaruh yangdilalui melalui pesuasi)

g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi cinta

kasih, misalnya hubungan seksual).

Sedangkan sifat structural didalam keluarga sebagai berikut:


a. Strukturegilasi(demokrasi),yaitudimanamasing-

masinganggotakeluargamemilikihakyangsamadalammenyampaikan

pendapat.

b. Strukturyanghangat,menerima,dantoleransi.

c. Struktur yang terbuka dan anggota yang terbuka (honesty dan

authenticity), struktur keluarga ini mendorong kejujuran

dankebenaran.

d. Struktur yang kaku, yaitu suka melawan dan bergantun pada

peraturan.

e. Struktur yang bebas (permissiveness), pada struktur ini tidakadanya

peraturan yangmemaksa.

f. Struktur yang kasar (abuse);penyiksaan,kejam dan kasar.

g. Suasana emosi yang dingin;isolasi dan sukar berteman.

h. Disorganisasi keluarga;disfungsiindividu,stress emosional.

3. Struktur Peran

Peran biasanya meyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status

atau tempat sementara dalam suatu system social tertentu.

a. Peran-peran formal dalam keluarga

Peran formal dalam keluarg adalah posisi formal pada keluarga,

seperti ayah, ibu dan anak Setiap anggota keluarga memiliki peran
17

masing-masing.Ayah sebagai pemimpin keluarga memiliki peran

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, pemberi rasa aman

bagi seluruh anggota keluarga, dan sebagai anggota masyarakat

atau kelompok social tertentu. Ibu berperan sebagai pengurus

rumah tangga, pengasuh dan pendidikan, pelidung keluarga,

sebagai pencari nafkah tambahan keluarga,serta sebagai anggota

masyarakat atau kelompok social tertentu.Sedangkan anak berperan

sebagai pelaku psiko soal sesuai dengan perkembangan fisik,

mental, social dan spiritual.

b. Peran Informal kelauarga

Peran informal atau peran tertutup biasanya bersifat implisit,tidak

tampak ke permukaan, dan dimainkan untuk memenuhi kebutuhan

emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga.

4. Struktur Nilai

Sistem nilai dalam keluarga sangat memengaruhi nilai-nilai masyarakat.

Nilai keluarga akan membentuk pola dan tingkah lakudalam

menghadapi masalah yang dialami keluarga. Nilai keluarga ini akan

menentukan bagaimana keluarga menghadapi masalah kesehatandan

stressor-stressor lain.
18

2.1.4. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018)

sebagai berikut:

1. Fungsi afektif dan koping di mana keluarga memberikan

kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam

membentuk identitas, dan mempertahankan saat terjadi stres.

2. Fungsi sosialisasi keluarga sebagai guru, menanamkan

kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping, memberikan

feedback dan sarandalam penyelesaian masalah.

3. Fungsi reproduksi di mana keluarga melanjutkan garis

keturunannya dengan melahirkan anak.

4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan financial untuk anggota

keluarga dan kepentingan dimasyarakat.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga memberikan keamanan

dan kenyamanan lingkungan yang di butuhkan untuk

pertumbuhan, Perkembangan dan istirahat juga penyembuhan

dari sakit.

2.1.5. Tahap dan Perkembangan Keluarga

Menurut Menurut Dion & Betan (2017) Tahapan dan tugas

perkembangan keluarga yaitu :

a. Tahap pertama pasangan baru atau keluarga baru (beginning family)

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami

dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan


19

meninggalkan keluarga masing-masing,secara psikologi keluarga

tersebut membentuk keluarga baru.Suami istri yang membentuk

keluarga baru tersebut perlu mempersiapkan kehidupan yang baru

karena keduanya membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi sehari-

hari.Masing-masing pasangan menghadapi perpisahan dengan

keluarga orangtuanya dan mulai membina hubungan baru dengan

keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing.

Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan

kebiasaan sendiri dan pasangan nya. Misalnya kebiasaan makan, tidur,

bangun pagi, bekerja dan sebagainya. Hal ini yang perlu diputuskan

adalah kapan waktu yang tepat untuk mempunyai anak dan berapa

jumlah anak yang diharapkan.Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini antaralain :

1. Membina hubungan intim dan kepuasan bersama.

2. Menetap kan tujuan bersama

3. Membina hubungan dengan keluarga lain;teman,dan kelompok

social

4. Merencanakan anak (KB)

5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan

6. Mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua

b. Tahap kedua keluarga dengan kelahiran anak pertama (childbearing

family)
20

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama

berusia 30 bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu

disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas

perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberi

perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus

beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan

merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada

bayi.

Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.Tugas

perkembangan pada masa ini antara lain:

1. Persiapan menjadi orang tua

2. Membagi peran dan tanggung jawab

3. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah

yang menyenangan

4. Mempersiapkan biaya atau dan achild bearing

5. Memfasilitasi rolelearning anggotak eluarga

6. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita

7. Mangadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Tahap ketiga keluarga dengan anak pra sekolah (families with

preschool)
21

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5

tahundanberakhir saat anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orangtua

beradaptasi terhadap kebutuhan kebutuhan dan minat dari anak

prasekolah dalam meningatkan pertumbuhannya. Kehidupan keluarga

pada tahap ini sangat sibuk dan anak sangat bergantung pada

orangtua.Kedua orang tua harus mengatur waktunya sedemikian

rupa,sehingga kebutuhan anak,suami/istri,dan pekerjaan

(punyawaktu/paruh waktu) dapat terpenuhi.Orang tua menjadi arsitek

keluarga dalam merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga

dala mmerancang dan mengarah kan perkembangan keluarga agar

kehidupan perkawinan tetap utuh dan langgeng dengan cara

menguatkan kerjasama antara suami istri.

Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi

perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar

tugas perkembangan anak pada fase ini tercapai. Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini antara lain sebagai berikut:

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti: kebutuhan tempat

tinggal,privasi,danrasa aman.

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,sementara kebutuhan anak

yanglain juga harus terpenuhi

4. Mempertahakan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di

luar keluarga ( keluarga lain dan lingkungan sekitar)


22

5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling

repot)

6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Tahap keempat keluarga dengan anak usia sekolah (families with

children)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki

sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase

ini keluarga mencapai jumlah anggota keluarga

maksimal,sehingga keluarga sangat sibuk.Selain aktifitas

disekolah,masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri

demikian pula orangtua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan

anak. Untuk itu, keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas

perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orangtua) perlu belajar

berpisah dengan anak,member kesempatan pada anak untuk

bersosialisasi, baik aktifitas disekolah maupun di luar sekolah.Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Memberikan perhatian tentang kegiatan Social anak,pendidikan

dan semangat belajar

2. Tetap mempertahanan hubungan yang harmonis dalam

perkawinan

3. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual


23

4. Menyediakan aktifitas untuk anak

5. Manyesuaikan pada aktifitas komunitas dengan mengikut serta

kan anak.

e. Tahap kelima keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 13 tahundan

biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak

meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan nya keluarga

Melepas anak remaja dan member tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadilebih dewasa.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain sebagai

berikut :

1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat remaja yang sudah bertambah dan meningkat

otonominya.

2. Mempertahan kan hubungan yang intim dengan keluarga.

3. Mempertahakan komunikasi terbuka antara anak dan orang

tua,hindari perdebatan,kecurigaan dan permusuhan.

4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga.

f. Tahap keenam keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

(lounching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan

rumah.Lamanya tahap ini bergantung pada banyaknya anak dalam


24

keluarga atau jika anak yang belumberkeluarga dan tetap tinggal

bersama orang tua.Tujuan utamapada tahap ini adalah mengorganisasi

kembali keluarga untuktetap berperan dalam melepas anaknya untuk

hidup sendiri.Keluarga mempersiapkan anak nya yang tertua untuk

membentuk keluarga sendiri dan tetap membantu anak terakhir untuk

lebih mandiri.Saat semua anak meninggalkan rumah,pasangan perlu

menata ulang dan membina hubungan suamiistri seperti pada fase

awal. Orang tua akan merasa kehilangan peran dalam merawat anak

dan merasa kosong karena anak-anaknya sudah tidak tinggal serumah

lagi.Guna mengatasi keadaan ini orangtua perlu melakukan aktifitas

kerja,meningkatkan peran sebagai pasangan, dan tetap memelihara

hubungan dengan anak.Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini

adalah :

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

4. Mempersiapkan untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anak

5. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga

6. Berperan sebagai suami istri,kakek,dan nenek

7. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi

anak-anaknya.

g. Tahap ketujuh keluarga usia pertengahan (middleage families)


25

Tahapan ini dimulai saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.Tahap

ini semua anak meninggalkan rumah,maka pasangan berfokus untuk

mempertahankan kesehatan dengan berbagai aktifitas. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini atara lain adalah :

1. Mempertahankan kesehatan

2. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam arti

mengolah minatsosial dan waktu santai

3. Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan generasi tua

4. Keakrabandenganpasangan

5. Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga

6. Persiapan masa tua atau pension dengan meningkatkan keakraban

pasangan.

h. Tahap kedelapan keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal. Proses

usia lanjut dan pensiun merupakan realitas yang tidak dapat dihindari

karena berbagai proses stresor dan kehilangan yang harus dialami

keluarga. Stresor tersebut adalah berkurangnya pendapatan,

kehilangan berbagai hubungan sosial,kehilangan pekerjaan serta

perasaan menurunnya produktifitas dan fungsi kesehatan.

Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan merupakan

tugas utama keluarga pada tahap ini.Usialanjut umumnya lebih dapat


26

beradaptasi tinggal di rumah sendiri dari pada tinggal bersama

anaknnya. Tugas perkembangan tahap ini adalah:


26

1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan teman, kekuatan

fisik, dan pendapatan.

3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

4. Mempertahakan hubungan anak dan social masyarakat.

5. Melakukan life review

6. Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan

kematian (Harmoko, 2017).

2.1.6. Tugas keluarga

Tugas kesehatan keluarga menurut Bsilon dan Maglalaya (2009) :

1. Mengenal masalah kesehatan

Orangtua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga.Dan sejauh mana keluarga

mengenal dan mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang

meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang

mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah

kesehatan.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Hal ini meliputi sejauh mana kemampuan keluarga mengenal sifat dan

luasnya masalah.Apakah keluarga merasakan adanya masalah

kesehatan, menyerah terhadap masalah yang dialami,adakah perasaan

takut akan akibat penyakit, adalah sikap negative terhadap masalah

kesehatan, apakah keluarga dapat  menjangkau fasilitas kesehatan


27

yang ada, kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan, dan

apakah keluarga mendapat informasi yang benar atau salah dalam

tindakan mengatasi masalah kesehatan.

3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yangsakit,

keluarga harus mengetahui beberapa hal seperti keadaan penyakit,sifat

dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan,keberadaan fasilitas

yang diperlukan,sumber-sumber yang ada

2.2 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan

kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan

gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan

penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal keperawatan volume

4 nomor 1, Mei 2016)

2.1.2 Klasifikasi

Menurut penyebabnya hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua

golongan (WHO, 2018):

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi

sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan

diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan

menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2019) :


28

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer.

Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak

diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan

hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan

resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan

stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi

jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan

faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,

konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder.

Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah

diketahui, yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal,

penyakit pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan.Kasus

yang sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur

akan memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

NO Kategori Sistolik MmHg Diastolik MmHg

1 Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

2 Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg

3 Stadium 1 (Hipertensi Ringan) 90-99 mmHg


29

140-159 mmHg

4 Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 100-109 mmHg

160-179 mmHg

5 Stadium 3 (Hipertensi Berat) 110-119 mmHg

180-209 mmHg

6 Stadium 4 (Hipertensi Sangat Berat 120 mmHg atau lebih


atau Maligna) 201 mmHg atau lebih

Sumber : Heniwati, 2008

2.1.3 Etiologi

Menurut Aspiani (2016), penyebab hipertensi diantaranya karena

faktor keturunan/genetik, ciri dari perseorangan (umur, jenis kelamin dan

ras) serta kebiasaan hidup/gaya hidup seseorang (seperti konsumsi garam

tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres atau ketegangan jiwa,

kebiasaan merokok, minum alkohol dan obat-obatan).

Faktor faktor yang menyebabkan hipertensi:

a. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol

1) Umur

Disebabkan semakin bertambahnya usia akan mengalami

hilangnya kelenturan arteri menyebabkan arteri menjadi kaku.

Sehingga arteri tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa

darah melalui arteri karena itu setiap denyut jantungdipaksakan untuk

melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya sehingga

menyebabkan peningkatan tekanan darah.Insiden hipertensi makin

meningkat dengan bertambanya usia. Ini sering disebabkan oleh


30

perubahan alamiah didalam tubuh yang mempengaruhi jantung,

pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada orang yang berusia 35

tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri coroner dan kematian

premature (Tambayong, 2012 dalam Sari, 2014).

2) Jenis kelamin

Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi dari pada wanita,

namun pada usia pertengahan dan lebih tua. Insiden pada wanita akan

meningkat sehingga pada usia di atas 65 tahun. Insiden pada wanita

lebih tinggi (Tambayong, 2012 dalam Sari, 2014).

3) Riwayat keluarga

Menurut penelitian oleh Henulili et al 2014, tentang pola

pewarisan penyakit hipertensi dalam keluarga mengemukakan bahwa

gen hipertensi bersifat dominan.Walaupun begitu menurut hukum

Mendel, jika hanya salah satu orang tua menderita hipertensi, maka

kemungkinan anaknya untuk tidak menderita hipertensi yaitu

50%.Pada penelitian ini, hampir semua anak hanya mempunyai satu

orangtua yang hipertensi.Maka dari teori tersebut, diambil kesimpulan

kebanyakan dari anak-anak dengan salah satu orangtuanya hipertensi

yang tidak hipertensi, alel dominan hipertensi tidak diwariskan kepada

mereka.

Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa banyak sekali gen

yang dapat mempengaruhi tekanan darah, namun pada pembahasan

kali ini gen-gen tersebut dikelompokkan menjadi: gen yang


31

mengenkode sistem renin-angiotensin (poilmorfisme I/D gen

Angiotensin converting enzyme), gen yang berperan dalam

homeostasis natrium ginjal dan gen yang mengatur metabolisme

steroid.Gen-gen yang berperan dalam homeostasis natrium di ginjal

yaitu WNK-1 (gen lysine- deficient protein kinase 1), SNNN1B

(amilorid-sensitive sodium channel), SCNN1G (gen subunit beta dan

gamma yang mengenkode 2 subunit ENaC channel sodium).Gen-gen

tersebut mempengaruhi pompa Na+ - K+ pada tubulus ginjal sehingga

meningkatkan retensi natrium dan air pada ginjal.Dengan

meningkatnya reabsorpsi natrium pada ginjal maka volume plasma

dan cairan ekstrasel meningkat.Dengan begitu, volume ekstrasel

meningkat dan menyebabkan peningkatan aliran darah balik vena ke

jantung.Terjadilah peningkatan curah jantung dan selanjutnya

peningkatan tekanan arteri.Gen-gen yang diduga berpengaruh pada

metabolisme hormon steroid yaitu CYP11B2 (gen aldosteron

synthase) dan NR3C2 (gen reseptor mineralokortikoid). Gen-gen

tersebut meningkatkan produksi aldosteron sehingga nantinya akan

meningkatkan retensi natrium di ginjal. Terjadi peningkatan curah

jantung dan selanjutnya tejadi peningkatan tekanan arteri.

Polimorfisme insersi/delesi dari gen ACE (angiotensin – converting

enzyme) dikarakteristikan dengan adanya atau hilangnya repeat

sequence 28bp pada intron 16 dan merupakan gen yang juga diduga

berperan kuat dalam mekanisme hipertensi. Polimorfisme gen tersebut


32

menghasilkan 3 genotipe : II Homozigot, ID heterozigot, dan DD

homozigot. Studi menyatakan individu homozigot dengan alel D

mempunyai konsentrasi ACE yang lebih tinggi dibandingkan dengan

individu heterozigot ID atau homozigot II. Dengan bertambahnya

kadar ACE dalam darah dan jaringan, maka kadar Ang II (angiotensin

II) juga meningkat. Dua pengaruh utama Angiotensin II dalam

meningkatkan tekanan arteri yaitu vasokonstriksi di berbagai daerah

di tubuh dan penurunan ekskresi garam dan ginjal oleh air. Dengan

adanya vasokonstriksi di berbagai tempat, maka terjadi peningkatan

tahanan perifer total yang selanjutnya meningkatkan tekanan arteri.

Angiotensin II juga berperan dalam reabsorpsi natrium dan air dari

urin. Mekanisme terjadinya hipertensi sama dengan mekanisme

hipertensi oleh gen yang berperan dalam homeostasis natrium di

ginjal.

b. Faktor yang dapat diubah atau dikontrol

1) Kebiasaan merokok
Merokok dapat menyebabkan hipertensi akibat zat-zat kimia yang

terkandung di dalam tembakau yang dapat merusak lapisan dalam

dinding arteri, sehingga arteri lebih rentan terjadi penumpukan plak

(arterosklerosis).Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat

merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras

dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta peran

karbonmonoksida yang dapat menggantikan oksigen dalam darah dan

memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.


33

Tiap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia, dan

hampir 200 diantaranya beracun dan jenis yang dapat menyebabkan

kanker bagi tubuh. Racun utama pada rokok adalah sebagai berikut :

1.) Nikotin.

Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok.

Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan pada

dosis tinggi beracun.Nikotin bekerja secara sentral di otak dengan

mempengaruhi neuron dopaminergik yang akan memberikan efek

fisiologis seperti rasa nikmat, tenang dan nyaman dalam sesaat.

Karbonmonoksida (CO). Gas CO mempunyai kemampuan

mengikat hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah, lebih

kuat dibandingkan oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau,

disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah

lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen karena

yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen (Anonymus,2013).

2.) Tar.
Tar merupakan komponen padat asap rokok yang bersifat

karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga

mulut dalam bentuk uap padat. Setelahdingin, tar akan menjadi

padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan

gigi, saluran pernafasan dan paru(Adiningsih,2012).

2) Konsumsi nutrium atau/garam

Mengkonsumsi asupan tinggi sodium dapat menjadi faktor

penting terjadinya hipertensi.Garam menyebabkan penumpukan


34

cairan didalam tubuh karena menarik cairan luar sehingga tidak

keluar, meningkatnya volume cairan tersebut menyebabkan terjadinya

peningkatan tekanan darah sehingga berdampak terhadap timbulnya

hipertensi (Petter, 2018).

3) Konsumsi lemak

Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menimbulkan risiko

hipertensi yang akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Kolesterol tersebut akan melekat pada dinding pembuluh darah yang

lama kelamaan pembuluh darah akan tersumbat di akibatkan adanya

plaque dalam darah yang di sebut dengan aterosklerosis.

4) Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol


Alkohol dapat mempersempit pembuluh darah, yang dapat

berujung pada kerusakan pembuluh darah dan organ dalam tubuh.

5) Obesitas

Memiliki berat badan yang melebihi batas normal (Obesitas)

akan mengakibatkan penyakit darah tinggi. Penyebab terjadinya

hipertensi pada kasus obesitas karena terjadi peningkatan volume

plasma dan curah jantung akan meningkatkan tekanan darah

(Sari,2014). Indeks masa tubuh (IMT) yang adalah 18, 5-24, 9

kg/m2.Penurunan berat badan 10 kg dapat menurunkan tekanan darah

sistolik 5-20 mmHg.Maka dari itu dengan melakukan program diet

sehat diharapkan dapat mengurangi faktor resiko hipertensi karena

obesitas.
35

6) Olahraga

Olahraga lebih aman dan dapat membantu mengontrol tekanan

darah tinggi. Olahraga jenis kardio nyatanya baik untuk melatih

kemampuan jantung, paru-paru, dan pembuluh darah agar dapat

berfungsi optimal.

7) Stress

Seseorang yang sering mengalami stres secara terus menerus

tekanan darahnya akan naik lebih tinggi diatas normalnya. Hal ini

disebabkan karena saat stres terjadi peningkatan tahanan vaskuler

perifer, cardiac output dan merangsang aktivitas sistem saraf simpatis.

Bila stres berlangsung lama, dapat menyebabkan peningkatan tekanan

darah yang menetap. Stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk

sementara waktu dan jika stres sudah hilang, maka tekanan darah

akan kembali normal (Windani et al., 2019)

2.1.4 Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak.Dari pusat vasomotor ini

bermulajaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah kekordaspinalis dan

keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan

abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus

yang bergerakkebawahmelalui system saraf simpatis ke ganglia

simpatis.Pada titik ini, neuron pregang lion melepaskana setilkolin, yang


36

merangsang serabut saraf pasca ganglion kepembuluh darah, dimana dengan

dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah.Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vaso

konstriktor.Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepin eprin,

meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.Medula

adrenal menyekresi epineprin, yang menyebabkan vaso konstriksi.Korteks

adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respons vaso konstriktor pembuluh darah.Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan

renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II ,vasokontriktor kuat, yang pada

akhir nya merangsang sekresial dosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini

menyebabkan retensina trium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume instra vaskuler.Semua factor tersebut cenderung

menyebabkan hipertensi (Aspiani, 2016)


37

2.1.5 Patway / WOC

Penyebap Primer : Genetic , Penyebap Sekumder :


usisa , JK , diet , BB gaya Gangguan ginjal , kelainan
hidup. hormonal , obat – obatan
]

Kurang informasi Kurang


Hipertensi pengetahuan
MRS tentang penyakit

B1 B2 B3 B4 B5 B6
Kebutuhan o2
jantung
Tekanan Perfusigi Aliran darah Aliran darah
Penyempitan pada
Sesak pembuluh darah njal ke usus ke usus
pembuluh darah
otak

Ketidakefektifan
Kelemahan
pola napas Kerja vertical kiri GFR Paristalti kusus
Rangsangankep otot
arafparifer
Distensi
Beban kerja jantung Intoleransi
bertambah Pelepasan Reabsorbsivolume
Kelebihan Na Disfungsiu
Reflek mualsus aktifitas
Dilatasidanpayahj Serabut
mediatorsaraf
kimia dan H20
cairan muntah
antung
PK :Gagaljantung parifer
Medulla spinalis Resiko ketidakseimbangan
Hipertrofifentrike nutrisi kurang dari kebutuhan
Batang otak
Merangsang Oliguria
lkiri
talamus
Korteks sensoriks
nociceptor
emotik

2.1.6 Pemeriksaan penunjang


Gangguan rasa
nyaman :Nyeri
Menurut Aspiani (2016) pemeriksaan penunjang sebaiknya dilakukan

adalah :

1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh

2. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti

ginjal dan jantung

3. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri


38

4. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urine, darah, glukosa,

5. Pemeriksaan: renjogram, pielogram, intrevena anterior renal,

pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urine

2.1.7 Pencegahan Hipertensi

Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil tindakan

pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain menurut

(Crea, 2015), dengan cara sebagai berikut:

1) Mengurangi Konsumsi Garam

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 g garam

dapur untuk diet setiap hari.

2) Menghindari Kegemukan (Obesitas)

Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga berat badan normal

atau tidak berlebihan.Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih

10% dari berat badan normal.

3) Membatasi Konsumsi Lemak

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak

terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan

terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama

kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat

pembuluh nadi dan menggangu peredaran darah. Dengan demikian,

akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung

memperparah hipertensi.

4) Olahraga Teratur
39

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat meyerap atau

menghilangkan endapan kolesterol dan pembuluh nadi.Olahraga yang

dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh

(latihan isotonik atau dinamik), seperti gerak jalan, berenang, naik

sepeda.Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan

seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan

dapat menimbulkanhipertensi.

5) Makan Banyak Buah dan Sayuran Segar

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral.

Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu

menurunkan tekanan darah.

6) Tidak Merokok dan Minum Alkohol

7) Latihan Relaksasi dan Meditasi

Relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stress atau

ketegangan jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan

mengendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai,

indah, dan menyenangkan.Relaksasi dapat pula dilakukan dengan

mendengarkan musik, atau bernyanyi.

8) Berusaha Membina Hidup yang Positif

Dalam kehidupan dunia modern yang penuh dengan persaingan,

tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban

stress (ketegangan) bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau

besar sehingga melampaui daya tahan individu, akan menimbulkan


40

sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, ataupun timbul hipertensi.

Agar terhindar dari efek negative tersebut, orang harus berusaha

membina hidup yang positif.

Beberapa cara untuk membina hidup yang positif adalah sebagaiberikut:

a. Mengeluargan isi hati dan memecahkan masalah

b. Membuat jadwal kerja, menyediakan waktu istirahat atau waktu

untuk kegiatan santai.

c. Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja, biarkan orang lain

menyelesaikanbagiannya.

d. Sekali-sekali mengalah, belajar berdamai.

e. Cobalah menolong orang lain

f. Menghilangkan perasaan iri dan dengki.

2.1.8 Penatalaksanaan Non Farmakologis

Tujuan dari penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko

penyakit kardiovaskuler dan morbilitas yang berkaitan.Sedangkan tujuan

terapi pada penderita hipertensi adalah mencapai dan mempertahankan

tekanan sistolik dibawah 140 mmHg tekanan diastolic dibawah 90 mmHg

dan mengontrol adanya resiko. Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi

gaya hidup saja atau dengan obat antihipertensi ( Mansjoer A, dkk, 2017).

Sedangkan Menurut penelitian (Mohanis, 2015) Pencegahan

hipertensi bisa diatasi dengan 2 cara yaitu dengan farmakologis atau dengan

obat-obatan anti hipertensi dengan jangka panjang bahkan seumur hidup,

seperti diuretik, (Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide).


41

Pengobatan nonfarmakologis yaitu dapat menurunkan tekanan darah

sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau setidaknya

ditunda, adapun obat nonfarmakologis atau obat tradisional adalah

mengkudu, daun salam, rumput laut, umbi bawang putih, labu siam dan

tumbuhan herbal lainnya (Depkes RI, 2018).Menurut penelitian (Mohanis,

2015) mengatakan bahwa bawang putih mempunyai jumlah khasiat yang

sangat bermanfaat bagi tubuh. Salah satu khasiat bawang putih adalah dapat

menurunkan tekanan darah tinggi.Bawang putih merupakan obat alami

penurun tekanan darah karena memiliki senyawa aktif yang diketahui

berpengaruh terhadap ketersedian ionuntuk kontraksi otot polos

pembuluhdarah.

Modifikasi gaya hidup cukup efektif, dapat menurunkan resiko

kardiovaskuler dengan biaya sedikit dan resiko minimal. Tatalaksana ini

tetap di anjurkan meski harus disertai obat anti hipertensi karena dapat

menurunkan jumlah dan dosis, langkah-langkah yang dianjurkan:

1. Menurungkan BB bila terdapat kelebihan ( indeks masa tubuh > 27)

2. Membatasialcohol

3. Meningkatkan aktifitas fisik aerobic, ( 30-45 menit perhari)

4. mempertahankan asupan kalsium yangadekuat

5. mempertahankan asupan kalsium dan mengurangi asupan lemak jenuh

dan kolesterol dalam makanan ( Masjoer, dkk, 2014).

2.1.9 Komplikasi

Kompikasi hipertensi menurut (Trianto, 2014):


42

1. Penyakit jantung

Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal jantung.

2. Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus,

darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal dan nefron akan

terganggu sehingga menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya membrane

glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik

koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.

3. Otak
Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi

pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak

mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke daerah-

daerah yang diperdarahi berkurang.

4. Mata

Komplikasi berupa perdarahan retina ,gangguan penglihatan, hingga

kebutaan.

5. Kerusakan pada pembuluh darah arteri

Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan penyempitan

arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis dan arterosklerosis

(pengerasan pembuluh darah). Komplikasi berupa kasus perdarahan

meluas sampai ke intraventrikuler (Intra Ventriculer Haemorrhage) atau

IVH yang menimbulkan hidrosefalus obstruktif sehingga memperburuk

luaran. 1-4 Lebih dari 85% ICH timbul primer dari pecahnya pembuluh
43

darah otak yang sebagian besar akibat hipertensi kronik (65-70%) dan

angiopathy amyloid.

2.3 Konsep rendam kaki air hangat

Pada jurnal penelititian (Daniel akbar wibowo & laila purnamasari,

2017) tentang terapi rendam kaki air hangat adalah terapi dengan cara

merendam kaki hingga batas 10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air

hangat secara ilmiah terapi rendam kaki air hangat dapat memperbaiki

mikrosirkulasi pembuluh darah dan vasodilatasi. Efek dari redam kaki

menggunakan air hangat menghasilkan enegri kalor yang bersifat

mendilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah juga

merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf

parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah.

Pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat

dimanfaatkan sebagai tindakan kemandirian untuk menurunkan tekanaan

darah pada penderita hipertensi disamping pengobataan farmakologi. Terapi

rendam kaki ini dianjurkan untuk pasien hipertensi atau hipertensi ringan

untuk mencegah terjadinya hipertensi berat yang berakibatakan stroke.

(Harnani & Axmalia, 2017).

1. Prosedur melakukan terapi rendam kaki air hangat

Menurut (Daulay & simamora 2017) melakukan redam kaki air

hangat sebanyak 5x pertemuan selama 5 hari setiap sesi dilakukan 15

menit pengukuran tekanan darah di lakukan pre-post .

No Tahap Kegiatan Waktu


44

1. Orientasi 1. Mengucapkan salam 5 Menit


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan Tujuan, Prosedur, dan
lamanya tindakan pada klien
2. Tahap kerja 1. Dekatkan peralatan 15 Menit
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang
3. Mengukur tekanan darah sebelum
dilakukan tindakan
4. Mencampurkan air dingian dan air
pana,isi baskom/ember stengah penuh
5. Meletakan baskom di dekat pasien
6. Memposisikan pasien untuk duduk
dengan kaki mengantung kebawah dan
pastikan disekeliling aman
7. Jika kaki Nampak kotor pasien harus
mencuci kaki terlebih dahulu
8. Celupkan dan rendam kaki kedalam air
hangat yang di berikan
9. Menganjurkan pasien tetap rileks
selama rendam kaki

10. Menarik nafas dalam dalam dan


mengisi paru dengan udara dalam tiga
hitungan (satu,dua,tiga)
11. Minta pasien untuk menghembuskan
perlahan-lahan melalui mulut
membiarkan tubuh menjadi rilex dan
nyaman
12. Anjurkan bernafas 3x dengan irama
normal
45

3. Terminasi 1. Mengevaluasi respon pasien 5 Menit


2. Membuat kontrak selanjutnya

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

Proses keperawatan keluarga merupakan suatu proses yang

kompleks bersifat dinamis, menggunakan pendekatan yang sistematis pada

keluarga dan anggota keluarga dengan menggunakan metode ilmiah.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam

praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga

pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan,

berpedoman pada standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta

tanggung jawab keperawatan (WHO,2014).

2.4.1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,

agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuaidengan keadaan

keluarga. Sumber informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan

metode wawancara keluarga, observasi fasilitasrumah, pemeriksaan fisik

pada anggota keluarga dan data lainyangada seperti hasil pemeriksaan

kesehatan KMS. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi nama kepala

keluarga, alamat dan telepon,pekerjaan kepala keluarga,pendidikan


46

kepala keluarga, komposisi keluarga dan genogram,tipe keluarga, suku

bangsa, agama, status sosial ekonomi keluarga dan aktifitas rekreasi

keluarga.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga meliputi:

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini ditentukan dengan anak tertua

dari keluarga inti.

2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi yaitu menjelaskan mengenai

tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta

kendala menga patugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti yaitu menjelaskan mengenai riwayatkesehatan

pada keluarga inti yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan mmasing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit, sumber pelayanan kesehatan yang biasa

digunakan keluarga serta pengalaman pengalaman terhadap

pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya yaitu dijelaskan mengenai riwayat

kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.

c. Pengkajian Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

4) Sistem pendukung keluarga


47

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga yaitu menjelaskan mengenai cara komunikasi

antar anggota keluarga.

b. Struktur kekuatan keluarga yaitu kemampuan anggota keluarga

mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

c. Struktur peran yaitu menjelaskan peran dari masing-masinganggota

keluarga baik secara formal maupun informal.

d. Nilai atau norma keluarga yaitu menjelaskan mengenai nilai dan norma

yang dianut oleh keluarga yang berhubungan dengaan kesehatan.

5. Fungsi-fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Kaji gambaran dari anggota keluarga,perasaan memiliki dan dimiliki

dalam keluarga,dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,

kehangatan yang diciptakan keluarga dan bagaimana mengembangkan

sikap salingmeng hargai diantara anggota keluarga

b. Fungsi sosialisasi

Kaji bagaimana interaksi atau hubungannya dalam keluarga,sejauh

mana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku

c. Fungsi perawatan kesehatan:


Kaji sejauh mana keluarga menyediakan makanan (kaji berapa kali

anggota keluarga makan dalam sehari, menu makanannya,cara

mempersiapkan,mengolah dan menyimpan makanan, adakah makanan

pantang atau yang dilarang agamadan makanan yang disukai masing-

masing anggota keluarga),pakaian (kaji penampilan keluarga saat


48

dikunjungi dan aksesoris yang digunakan) Perawatan anggota keluarga

yang sakit (kaji kebiasaan keluarga tentang cara pengobatan bila ada

anggota keluarga yang sakit, apakah menggunakan sarana kesehatan

yang tersedia, dan apa yang dilakukan bila ada yangsakit.

Sejauhmana pengetahuan keluarga mengenal sehat-sakit, dan

kesanggupan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas kesehatan anggota

keluarga (keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga, keluarga

membuat keputusan tindakan yang tepat,keluarga member perawatan

pada anggota keluarga yang sakit, keluarga mempertahankan atau

mengusahakan suasanac rumah yang sehat,keluarga menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat)

d. Fungsi reproduksi: kaji berapa anak yang diinginkan, pengetahuan

keluarga tentang Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi yang

digunakan

e. Fungsi ekonomi: kaji sejauh mana keluarga memenuhi sandang,

pangan, papan, kesehatan dan sejauh mana keluarga memanfaat kan

barang kesejahteraan keluarga dan sumber-sumber yang tersedia

dimasyarakat.

6. Koping Keluarga

a. Kaji stresor keluarga jangka panjang (Stressor jangka panjang yaitu

stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam

waktu lebih dari 6 bulan) dan jangka pendek (Stressor jangka pendek

yaitu stressor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian


49

dalam waktu kurang dari 5 bulan).

b. Kemampuankeluargaberesponterhadapsituasi/stressor

c. Strategi koping  yang  digunakan  keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d. Strategi adaptasi fungsional yang digunakan bila menghadapi

permasalah

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga.

Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.Harapan keluarga yang dilakukan pada akhir

pengkajian, menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan

yang ada.

2.4.2 Diagnosis Keperawatan


50

Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon

klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan ini

bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Herdman,

2017).

Berdasarkan pengakajian asuhan keperawatan keluarga maka diagnosa

yang mungkin muncul adalah :

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif, yaitu pola penanganan

masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan

kondisi kesehatan anggota keluarga

2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif, yaitu ketidakmampuan

mengidentifikasi, mengelola dan atau menemukan bantuan untuk

mempertahankan kesehatan

3. Ketidakpatuhan yaitu perilaku individu yang tidak mengikuti rencana

perawatan/pengobatan yang sepakati dengan tenaga kesehatan sehingga

menyebabkan hasil perawatan tidak efektif.


2.4.3 Intervensi Keperawatan

Kode SDKI Kode SLKI Kode SIKI


D.01115 Manajemen L.12105 Manajemen I.13477 Dukungan keluarga
keluarga kesehatan keluarga Merencanakan
tidak efektif Setelah dilakukan Perawatan
tindakan intervensi Tindakan
selama 30 menit, Observasi:
maka manajemen  Identifikasi kebutuhan
kesehatan keluarga dan harapan keluarga
diharapkan tentang kesehatan
meningkat dengan  Identifiksi konsekuensi
kriteria hasil : tidak melakukan
 Kemampuan tindakan bersama
menjelaskan keluarga
masalah kesehatan  Identifikasi sumber –
yang dialami (5) sumber yang dimiliki
 Aktivitas keluarga keluarga
mengatasi masalah  Idntifikasi tindakan
kesehatan tepat (5) yang dapat dilakukan
 Tindakan untuk keluarga
mengurangi faktor Terapeutik :
risiko(5)  Motivasi
pengembangan sikap
dan emosi yang
mendukung upaya
kesehatan
 Gunakan sarana dan
fasilitas yang ada
dalam keluarga
 Ciptakan perubahan
lingkungan rumah
secara optimal
Edukasi:
 Informasi fasilitas
kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga
 Anjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
 Ajarkn cara perawatan
yang bisa dilakukan
keluarga.

1
2

D.01116 Manajemen L.12104 Manajemen I.09265


Dukungan Pengambilan
kesehatan kesehatan Keputusan
tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan
tindakan intervensi Observasi :
selama 30 menit,  Identifikasi persepsi
maka manajemen mengenai masalah dan
kesehatan diharapkan informasi yang memicu
meningkat dengan konflik
kriteria hasil : Teraeutik :
 Melakukan tindakan  Fasilitasi
untuk mengurangi mengklarifkasi niai dan
faktor resiko (5) harapan yang
 Menerapkan membantu membuat
program perawatan pilihan
(5)  Diskusi kelebihan dan
 Aktivitas hidup kekurangan dari setiap
sehari hari efektif solusi
memenuhi tujuan  Fasiitasi melihat situasi
kesehatan (5) secara realistik
 Motivasi mengukapkan
tujuan perawatan yang
diharapkan
 Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaborasi
 Hormati hak pasien
untuk menerima ayau
menolak informasi
 Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada
orang lain, Jika perlu
 Fasilitas hubungan
antara pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan
lainnya.
Edukasi :
 Informasi alternatif
solusi secara jelas
 Berikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan.
D.01116 Manajemen L.12104 Manajemen I.09265 Dukungan Pengambilan
kesehatan kesehatan Keputusan
tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan
tindakan intervensi Observasi :
3

selama 30 menit,  Identifikasi persepsi


maka manajemen mengenai masalah dan
kesehatan informasi yang memicu
diharapkan konflik
meningkat dengan Teraeutik :
kriteria hasil :  Fasilitasi
 Melakukan mengklarifkasi niai dan
tindakan untuk harapan yang
mengurangi faktor membantu membuat
resiko (5) pilihan
 Menerapkan  Diskusi kelebihan dan
program kekurangan dari setiap
perawatan (5) solusi
 Aktivitas hidup  Fasiitasi melihat situasi
sehari- hari efektif secara realistik
memenuhi tujuan  Motivasi mengukapkan
kesehatan (5) tujuan perawatan yang
diharapkan
 Fasilitasi pengambilan
keputusan secara
kolaborasi
 Hormati hak pasien
untuk menerima ayau
menolak informasi
 Fasilitasi menjelaskan
keputusan kepada
orang lain, Jika perlu
 Fasilitas hubungan
antara pasien, keluarga,
dan tenaga kesehatan
lainnya.
Edukasi :
 Informasi alternatif
solusi secara jelas
 Berikan informasi yang
diminta pasien
Kolaborasi :
 Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain
dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan.
D.0090 Kesiapan L.09088 Status Koping I.09260 Dukungan Koping
peningkatan Keluarga Keluarga
koping Setelah dilakukan Tindakan
keluarga tindakan intervensi Observasi :
selama 30 menit,  Identifikasi respon
maka status koping emosional terhadap
keluarga kondisi saat ini
diharapkan  Identifikasi beban
4

membaik dengan prognosis secara


kriteria hasil : psiklogis
 Toleransi (5)  Identifikasi pemahaman
 Perilaku tentang keputusan
bertujuan (5) perawatan setelah
 Perilaku sehat pulang
(5)  Identifikasi kesesuaian
antara harapan pasien,
keluarga, dan tenaga
kesehatan
Terapeutik :
 Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga
 Terima nilai-nilai
keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi
 Diskusikan rencana
medis dan perawatan
 Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien
dan keluarga atau antara
anggota keluarga
 Fasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
nilai
 Fasilitasi memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan perawatan
pasien

 Hargai dan dukungan


mekanisme koping
adaptif yang digunakan
 Berikan kesempatan
berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi :
 Informasikan kemajuan
pasien secara berkala
 Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia
5

Kolaborasi :
 Rujuk untuk terapi
keluarga, Jika perlu
D.0097 Penurunan L.09088 Status Koping I.09265 Dukungan Koping
koping Keluarga Keluarga
keluarga Setelah dilakukan Tindakan
tindakan intervensi Observasi :
selama 30 menit,  Identifikasi respon
maka status koping emosional terhadap
keluarga kondisi saat ini
diharapkan  Identifikasi beban
membaik dengan prognosis secara psiklogis
kriteria hasil :  Identifikasi pemahaman
 Toleransi (5) tentang keputusan
 Perilaku perawatan setelah
bertujuan (5) pulang
 Perilaku sehat  Identifikasi kesesuaian
(5) antara harapan pasien,
keluarga, dan tenaga
kesehatan
Terapeutik :
 Dengarkan masalah,
perasaan, dan
pertanyaan keluarga
 Terima nilai-nilai
keluarga dengan cara
yang tidak menghakimi
 Diskusikan rencana
medis dan perawatan
 Fasilitasi pengungkapan
perasaan antara pasien
dan keluarga atau antara
anggota keluarga
 Fasilitasi anggota
keluarga dalam
mengidentifikasi dan
menyelesaikan konflik
nilai
 Fasilitasi memperoleh
pengetahuan,
keterampilan, dan
peralatan yang
diperlukan untuk
mempertahankan
keputusan perawatan
pasien
 Hargai dan dukungan
mekanisme koping
adaptif yang digunakan
6

 Berikan kesempatan
berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi :
 Informasikan kemajuan
pasien secara berkala
 Informasikan fasilitas
perawatan kesehatan
yang tersedia
Kolaborasi :
 Rujuk untuk terapi
keluarga, Jika perlu
D.0092 Ketidakberda L.09071 Keberdayaan I.09307 Promosi Harapan
yaan Setelah dilakukan Tindakan
tindakan intervensi Observasi :
selama 30 menit,  Identifikasi haraan
maka keberdayaan pasien dan keluarga
diharapkan dalam pencapaian hidup
meningkatkan Terapeutik :
dengan kriteria hasil:  Sadarkan bahwa kondisi
 Verbalisasi mampu yang dialami memiliki
melaksanakan nilai penting
aktivitas (5)  Pandu mengingkatkan
 Verbalisasi kembali kenangan yang
keyakinan tentang menyenangkan
kinerja peran (5)  Libatkan pasien secara
 Berpartisipasi dalam aktif dalam perawatan
perawatan (5)  Kembangkan rencana
perawatan yang
melibatkan tingkat
pencapaian tujuh
sederhana sampai
dengan kompleks
 Berikan kesempatan
kepada dan keluarga
terlibat dengan dukungan
kelompok
 Ciptakan lingkungan
yang memudahkan
mempraktekkan
kebutuhan spiritual
Edukasi :
 Anjurkan
menggungkapkan
perasaan terhadap
kondisi terhadap realistis
 Anjurkan mempertahan
kan hubungan (mis.
menyebutkan nama
7

orang yang dicintai)


 Anjurkan
mempertahankan
hubungan terapeutik
dengan orang lain
 Latih menyusun tujuan
yang sesuai dengan
harapan
 Latih cara mengembang
kan spirtual diri
 Latih cara mengenang
dan menikmati masa
lalu (mis. prestasi,
pengalaman)

2.4.4 Implementasi

Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat

dan pasien (Riyadi, 2017).Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan

( Setiadi, 2017).

2.4.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk

menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan

dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung,

2011).

2.5 Konsep rendam kaki air hangat


8

Pada jurnal penelititian (Daniel akbar wibowo & laila purnamasari, 2017) tentang

terapi rendam kaki air hangat adalah terapi dengan cara merendam kaki hingga batas

10-15 cm diatas mata kaki menggunakan air hangat secara ilmiah terapi rendam kaki air

hangat dapat memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah dan vasodilatasi. Efek dari

redam kaki menggunakan air hangat menghasilkan enegri kalor yang bersifat

mendilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah juga merangsang saraf

yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan

perubahan tekanan darah.

Pemberian terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat dimanfaatkan sebagai

tindakan kemandirian untuk menurunkan tekanaan darah pada penderita hipertensi

disamping pengobataan farmakologi. Terapi rendam kaki ini dianjurkan untuk pasien

hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah terjadinya hipertensi berat yang

berakibatakan stroke. (Harnani & Axmalia, 2017).

2. Prosedur melakukan terapi rendam kaki air hangat

Menurut (Daulay & simamora 2017) melakukan redam kaki air hangat

sebanyak 5x pertemuan selama 5 hari setiap sesi dilakukan 15 menit pengukuran

tekanan darah di lakukan pre-post .

No Tahap Kegiatan Waktu


1. Orientasi 4. Mengucapkan salam 5 Menit
5. Memperkenalkan diri
6. Menjelaskan Tujuan, Prosedur, dan
lamanya tindakan pada klien
2. Tahap kerja 13. Dekatkan peralatan 15 Menit
14. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan
tenang
15. Mengukur tekanan darah sebelum
9

dilakukan tindakan
16. Mencampurkan air dingian dan air
pana,isi baskom/ember stengah penuh
17. Meletakan baskom di dekat pasien
18. Memposisikan pasien untuk duduk
dengan kaki mengantung kebawah dan
pastikan disekeliling aman
19. Jika kaki Nampak kotor pasien harus
mencuci kaki terlebih dahulu
20. Celupkan dan rendam kaki kedalam air
hangat yang di berikan
21. Menganjurkan pasien tetap rileks
selama rendam kaki

22. Menarik nafas dalam dalam dan


mengisi paru dengan udara dalam tiga
hitungan (satu,dua,tiga)
23. Minta pasien untuk menghembuskan
perlahan-lahan melalui mulut
membiarkan tubuh menjadi rilex dan
nyaman
24. Anjurkan bernafas 3x dengan irama
normal
3. Terminasi 3 Mengevaluasi respon pasien 5 Menit
4 Membuat kontrak selanjutnya
10

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Keperawatan

Nama Mahasiswa : MITA APLONIA LAY DAY

NIM : 77102822

Tempat Praktek : Dusun III, Desa Manusak

Tanggal Pengkajian : 21 juli 2023

A. Pengkajian
I. Data Umum
1. Nama Kepalakeluarga : Ny. F. D
2. Pendidikan : SD
3. Umur : 50 Tahun
4. Pekerjaan : IRT
5. Alamat :RT 07, Dusun III, Desa Manusak
6. Susunan anggota keluarga :
35

Genogram

50 thn

hipertens
i

Gambar 3.1 : Genogram Keluarga

KETERANGAN
: laki-laki
: Perempuan
: pasien
……. : Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Meninggal

Berdasarkan data genogram diatas diketahui bahwa bapak dan mama dari

Tn .D telah meninggal begitu pun dengan kedua orang tua Ny. F.D telah

meninggal. Ny. F.D mengatakan mamanya meninggal karena sakit sedangkan

penyebab meninggalnya bapak klien mengatakan tidak tau, sedangkan

penyebab kematian dari ayah dan ibu dari suaminya klien disebabkan karena

faktor usia. Ny.F.D merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, yang terdiri
36

dari 2 saudara laki- laki dan 2 saudara perempuan, sedangkan suaminya klien

terdiri dari 5 bersaudara dengan permpuan 2 orang dan laki-laki 3 orang. Tn.

I.D dan Ny.F.D menikah dan memiliki 7 orang anak kandung yang terdiri dari

2 laki-laki dan 5 perempuan. Keluarga Ny F.D. termasuk dalam tipe keluarga

Inti yaitu terdiri dari Istri dan anak. Keluarga Ny F.D. memiliki kebangsaan

Indonesia, Ny F.D mengatakan berasal dari suku timor Leste. Keluarga Ny

F.D. menganut agama Kristen Katholik. Ny F.D. mengatakan rajin beribadah

setiap minggu di gereja. Ny F.D. mengatakan penghasilan yang di dapatkan

dari gaji pensiun dan uang hasil perkebunan, sebagai pensiunan tentara. Uang

yang di dapatkan di gunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga untuk

membiayai kebutuhan dalam rumah tangga. Ny F.D. mengatakan sebelum

corona mereka sering ke waduk untuk melepas penak tetapi selama corona

tidak pernah berpergian bersama keluarga karna takut corona dan faktor umur.

Keluarga Ny F.D mempunyai 7 orang anak, 2 orang anak laki-laki dan

5 orang anak perempuan. Sehingga keluarag Ny F.D berada pada tahap

perkembangan. Ny F.D mengatakan tugas perkembangan yang seharusnya di

lalui oleh keluarga saat ini keluarga merasa belum terpenuhi karena masih ada

anaknya yang masih sekolah. Ny F.D. mengatakan tidak tau kalau dirina

memiliki penyakit darah tinggi karena Ny F.D jarang untuk melakukan

pemeriksaan kesehatan baik itu di posyandu lansia atau fasilitas kesehatan

terdekat. Ny F.D mengatakan keluarganya tidak meliki riwayat penyakit

menular.
37

Rumah Ny F.D. merupakan rumah semi permanen yang terdiri dari

kamar tidur, ruang tamu, ruang nonton/ ruang keluarga, dapur dan kamar

mandi. Sumber air sumur bor,Penerangan lampu listrik ,Kondisi WC baik

dengan jamban cemplung. Pemukiman termasuk dalam perumahan padat

penduduk. Rumah warga umumnya sempit, saling berdekatan dan tapi

memiliki halaman rumah Tetangga mayoritas adalah warga Timor

Leste dengan pekerjaan Pensiunan TNI, petani dan sebagainya. Warga

sekitar rumah. Sebagian besar warga beragama Khatolik dan mempunyai

status sosial ekonomi menengah ke bawah NyF.D mengatakan selama ini

hubungan dengan tetangga baik, apalagi rata-rata antar tetangga masih

merupakan sanak saudara, jadi kalau ada kegiatan atau masalah, saling

membantu. Akses masuk hanya bisa dilalui motor dan mobil. Ny F.D. asli dari

timor leste dan menikah dengan Tn I.D dan tinggal bersama di Dusun III RT

08 Desa manusak. Ny F.D selalu mengikuti ibadah di gereja setiap minggu

dan beriteraksi dengan masyarakat di sekitarnya baik. Ny F.D mengatakan

selama ini jika ada masalah dalam keluarga, keluarga lain kurang memiliki

respon, terutama jika ada masalah Ny F.D selalu mendiskusikan dengan

suami, anak-anaknya.
38

Gambar 3.2: Denah Rumah

Keluarga Ny F.D selalu menjalankan perannya masing-masing dalam

keluarga. Keluarga Ny F.D mengatakan selalu mengajarkan anak-anaknya

untuk bersikap sopan dan menghormati orang lain. Keluarga selalu berusaha

melakukan komunikasi dua arah, selalu berkomunikasi untuk pendidikan

anakk-anaknya namun apabila dirasa masalah tersebut membuat pikiran,

maka Ny F.D berusaha untuk menceritakannya kepada suaminya. Selama ini

Ny F.D mengajak diskusi suami, dan anak-anaknya. Pengambil keputusan

tertinggi adalah suaminya Tn I.D. Untuk urusan kehidupan sehari-hari,

keputusan diambil oleh Tn I.D Namun, jika dirasa masalah perlu untuk

didiskusikan, maka Ny F.D selalu melakukan musyawarah dengan suami dan

anak-anaknya.

Ny F.D dan suami dan anak anaknya saling menyanyagi. Ny F.D tidak

keberatan mengurus anak anaknya , Setiap ada masalah Ny F.D dan berusaha

untuk menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa emosional. Ny F.D

mengatakan sangat senang dan bersyukur memiliki keluarga walaupun

sederhana dan kecil namun ada kebahagiaan tersendiri yang dirasakan. Ny F.D

mengatakan selalu berusaha memberikan arahan kepada anak anak untuk

bersikap sopan dan berbuat baik, penanaman etika didasarkan pada agama

sebagai pondasi yang kuat untuk membentuk karakter anak anaknya . Ny

F.D mengatakan belum mengetahui secara jelas apa penyebab dari penyakit
39

Hipertensi yang dialaminya dan cara mencegah penyakit tersebut, Ny F.D juga

mengatakan jarang untuk memeriksa kesehatannya selama pandemi.

Kemampuan keluarga Ny F.D. kurang mampu dalam mengambil keputusan

terhadap masalah kesehatan karena sekalipun mengalam gangguan kesehatan

seperti mengalami hipertensi jarang untuk mengontrol kesehatannya di fasilitas

kesehatan dan mengganggap itu merupakan hal yang biasa. Keluarga Ny F.D.

selalu berusaha untuk merawat anggota keluarga yang mengalami sakit.

Kemampuan keluarga Ny F.D memelihara rumah yang sehat dan cukup baik.

Hal ini Nampak pada kondisi rumah yang bersih dan rapi. Ny F.D mengatakan

jika ada anggota keluarganya yang sakit mereka hanya membeli obat di kios

dan tidak membawa ke fasilitas kesehatan terdekat .

Stresor jangka pendek yang dipikir Ny F.D saat ini yaitu memikirkan

tentang penyakitnya. Ny F.D. ingin hidup sehat dan tidak sakit-sakitan lagi.

Selalu melaksanakan ibadah sesuai ketentuan dan berdoa. Segala usaha telah

dilakukan, hasil akhirnya ditempuh dengan doa. Setiap ada masalah selalu

diusahakan untuk musyawarah. Ny F.D. bahwa selalu bermusyawarah dengan

suami dan anak-anaknya untuk meyelesaikan masalah yang dihadapi. Ny F.D

beharap kondisi kesehatannya semakin membaik dan dapat disembuhkan

dengan adanya terapi dan informasi yang disampaikan oleh mahasiswa.

Keadaan umum klien Tinggi badan 155 cm, Tanda-tanda

vital Suhu 36,50C, Nadi 85x/menit,Pernafasan 20 x/menit,Tekanan darah

160/90 mmHg. Kepala , Inspeksi : Rambut terdistribusi merata, tidak beruban,

kulit kepala bersih, kepala simetris Palpasi :Tidak teraba benjolan, dan tidak
40

ada nyeri tekan. Wajah , Tampak simetris, tidak terdapat lesi, oedem, konjung

tiva merah muda, serta sclera warna putih. Leher, Inspeksi : Simetris,

Pembengkakan kelenjar tiroid (-), JVP (-),Palpasi : Benjolan (-), Nyeri (-).

Dada, Jantung Inspeksi : Dada simetris, pelebaran batas jantung (-) Palpasi :

Benjolan (-), Nyeri (-), Perkusi : Redup pada area jantung ,Auskulatsi : Bunyi

normal S1 dan S2, tidak ada bunyi jantung tambahan, murmur (-), Gallop (-).

Paru-Paru, Inspeksi : Dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada. Palpasi :

Ekspansi dinding dada simetris, benjolan (-), Nyeri (-) ,Perkusi : Sonor pada

area paru-paru,Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, Wheezing (-). Abdomen ,

Inspeksi : Abdomen datar, tidak ada lesi,Palpasi : Benjolan (-), Nyeri Tekan

(-),Perkusi : Timpani pada area abdomen ,Auskulatsi : Bising usus (+).

Genetalia, pelvis dan tulang belakang tidak di kaji. Ekstermitas, Inspeksi :

Edema (-), rentang gerak tidak sempurna, kekuatan otot ,Palpasi: Benjolan (-),

nyeri (-) , Perkusi : Reflex patella tidak ada.


41

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektifb.d konflik pengambilan

keputusanAnalisis dan Sintesis Data

2. Pemeliharan kesehatan tidak efektif b.d ketidakmampuan mengatasi

masalah (keluarga)

No Data Penunjang Masalah/Diagnosis

Kode Diagnosis

1 Data Subyektif: D. 0115 Manajemen kesehatan


keluarga tidak efektif b.d
Keluarga dan pasien
konflik pengambilan
mengatakan tidak mengenal
keputusan d.d. Keluarga
masalah kesehatan yang
tidak segera mencari
dialami oleh pasien. dan tidak
pengobatan yang tepat
mengetahui secara jelas apa itu
untuk pasien.Keluarga
hipertensi dan penyebab dari
hanya akan membawa
penyakit hipertensi serta
pasien..apabila anaknya
pengobatannya.
datang, Keluarga pasien.
Data Obyektif: Mengatakan tidak mengenal
masalah kesehatan yang
 pasien mengatakan akan
dialami oleh pasien..dan
merasa pusing dan sakit
tidak mengetahui secara
kepala apabila memikirkan
jelas apa itu hipertensi dan
tentang penyakit yang
penyebab dari penyakit
diderita/dialaminya
42

 Keluarga tidak segera hipertensi serta


mencari pengobatan yang pengobatannya.
tepat untuk pasien.
Kategori : Perilaku

Subkategori : Terapi rendam


kaki air hangat
Diagnosis Keperawatan:
Manajemen Kesehatan
Keluarga Tidak Efektif

2. Data Subjektif (-) D.0003 Pemeliharan kesehatan tidak


efektif b.d ketidakmampuan
Data Objektif :
mengatasi masalah
- Saat dikaji tetang diet (keluarga) d.d kurang
hipertensi keluarga menunjukan pemahaman
pasien mengatakan tentang perilaku sehat, tidak
pasien mengkonsumsi mampu menjalankan
garam dan pasien perilaku sehat, kurang
selalu minum kopi menunjukan minat untuk
setiap hari saat meningkatkan perlaku sehat.
berangkat kebun

- Saat ditanya tentang


penyuluhan keluarga
mengatakan belum
pernah mendapat
penyuluhan tentang
penyakit hipertensi.

- TD: 150/90 mmHg


43

Penentuan (Skoring) Diagnosis Keperawatan keluarga

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


Dx
.

1. Sifat masalah: 2/3 x 1 2/3 Ny.F.D pergi kekebun tanpa


pengawasan anggota
Ancamankesehatan.
keluarga lain.

2. Kemungkinanmasala½ x 2 1 Penyediaan sarana yang


hdapat dirubah murah dan mudah (sumur
Sebagian tertutup)

3. Potensial masalah2/3 x 1 2/3 Keluarga mempunyai


untuk dicegah. kesibukan yang cukup,
Cukup sehingga tersedia waktu
yang cukup untuk merawat
Ny.S

4 Menonjolkan 0/2 x 1 0 Keluarga merasa keadaan


masalah: tersebut sudah berlangsung
lama, jadi tidak pernah
Tidak dirasakan
terjadi cedera.

Total 2 1/3 Prioritas 2

No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran


Dx
.

1. Sifat masalah:  2/3 x 1 2/3 Ny.F.D. peduli terhadap


44

ancaman kesehatan diet hipertensi. Tidak


makan makanan tinggi
garam dengan pengawasan

2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Penyediaan sarana yang


masalah dapat mudah dan murah tidak
dirubah: Mudah perlu dibeli (sumur
tertutup)

3. Potensial masalah 3/3 x 1 1 Keluarga mempunyai


untuk dicegah.:
banyak waktu untuk
Tinggi
merawat Ny.F.D.

4 Menonjolkan 0/2x 1 0 Keluarga tidak tahu resiko


masalah: yang akan terjadi pada
lansia hipertensi.
Masalah tidak
dirasakan.

Total 3 2/3 Prioritas 1

3.4 Perencanaan Keperawatan

N Kode Diagnosis Kode SLKI Kode SIKI


o Dx
45

1. D. Manajemen L. TUK 1 I. Terapi pemijatan


0115 kesehatan keluarga 12105 Keluarga mampu 09260 (l.08251)
mengenal masalah
tidak efektif b.d Observasi
Tingkat
1. Identivikasi
konflik Pengetahuan:
kontraindikasi
pengambilan Setelah di berikan
terapi
PENKES 1x30
keputusan d.d. pemijatan
menit di harapkan
2. Identivikasi
Keluarga tidak tingkat pengetahuan
kesediaan da
segera mencari membaik dengan
penerimaan dilakuka
kriteria hasil :
pengobatan yang n pemijatan
1. Vebralisasi minat
tepat untuk pasien 3. Monitor respon
dalam belajar
terhadap
Keluarga hanya meningkat
pemijatan
akan membawa. 2. Kemampuan
menjelaskan Terapeutik
pasienapabila pengetahuan 1. Tetapkan jangka
anaknya datang, tentang suatu waktu
topik meningkat untukpemijatan
Keluarga pasien
TUK II 2. Pilih area tubuh
mengatakan tidak yang akan dipijat
Keluarga mampu
mengenal masalah memutuskan untuk 3. Cuci tangan dengan
kesehatanyang meningkatkan atau air hangat
L.121 memperbaiki 4. Siapkan lingkungan
dialami oleh pasien yang hangat
07 kesehatan
dan tidak nyaman dan privasi
mengetahui secara Perilaku kesehatan 5. Buka area yang
membaik dengan akan pijat sesuai
jelas apa itu
kriteria hasil : kebutuhan
hipertensi dan 1. Kemampuan 6. Gunakan klosen
penyebab dari melakukan tindakan atau minyak untuk
pencegahan mengurangi
penyakit hipertensi
masalah kesehatan gesekan
serta meningkat 7. Lakukan pemijatan
pengobatannya. 2. Kemampuan secara perlahan
peningkatan 8. Lakukan pemijatan
kesehatan dengan teknik
meningkat yang tepat
3. Pencapaian
pengendalian
Edukasi
46

kesehatan 1. Jelakan tujuan


meningkat dan prosedur
terapi
TUK III 2. Anjurkan rilex
L.121 Keluarga mampu selama pemijatan
05 merawat anggota 3. Anjurkan
keluarga yang sakit beristrahata
selama
Manajemen melakukan
kesehatan keluarga pemijatan
dengan kriteria
hasil :
1. Aktivitas keluarga
mengatasi
masalah kesehatan
meningkat
2. Tindakan untuk
mengurangi faktor
resiko meningkat

TUK IV
L.090 Keluarga mampu
74 memodifikasi
lingkungan

TUK V
Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan

Ketahan keluarga
meningkat dengan
kriteria hasil :
1. Memanfaatkan
sumber daya
dikomunitas
meningkat
2. Memanfaatkan
tenaga kesehatan
untuk
47

mendapatkan
informasi
meningkat
3. Memanfaatkan
tenaga kesehatan

2 Pemeliharan L.12111 TUK 1 : I.12383 Observesi


D.011 kesehatan tidak
7 efektif b.d Keluarga mampu 1. Identifikasi kesiapan
ketidakmampua mengenal masalah dan kemampuan
n mengatasi
kesehatan. menerima informasi
masalah
(keluarga) d.d 2. Identifikasi faktor-
Setelah dilakukan 2 kali
kurang faktor yang dapal
menunjukan kunjungan rumah
meningkatkan dan
pemahaman tingkat pengetahuan
tentang perilaku menurunkan
meningkat, dengan
sehat, tidak motivasi perilaku
mampu kriteria hasil :
hidupbersih dan
menjalankan
perilaku sehat, 1. Perilaku sesuai sehat
kurang anjuran meningkat Terapeutik
menunjukan 2. Kemampuan
minat untuk 1. Sediakan materi dan
menjelaskan
meningkatkan media pendidikan
perlaku sehat. pengetahuan tentang
kesehatan
suatu topik .
2. Jadwalkan
3. Perilaku sesuai
pendidikan
pengetahuan
kesehatan sesual
meningkat
kesepakatan
4. Perilaku membaik

3. Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi

1. Jekaskan faktor
48

risiko yang dapat


mempengaruhikeseh
atan
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
Ajarkan strategi yang dapat
L.13112 TUK II I.09265 Dukung Observasi
an
mengambil keputusan pengam 1. Identikasi persepsi
untuk tindakan bilan mengenai masalah
kesehatan yang tepat keputus
dan informasi yang
an
Setelah dilakukan 2 memicu konfik
kali kunjungan rumah Terapeutik
dukungan keluarga
meningkat, dengan 1. Fasilitasi

kriteri hasil : mengklarifikasi nilai


dan harapan yang
1. keinginan untuk membantu membuat
mendukung anggota pilihan
keluarga yang sakit 2. Diskusikan kelebihan
meningkat dan kekurangan dari

2. Menanyakan setiap solusi

kondisi pasien 3. Fasitasi melihat

meningkat situasi secara realistic

3. Bekerja sama 4. Motivasi

dengan mengungkapkan

anggotakeluarga tujuan perawatan

yang sakit dalam yang diharapkan

menentu kan 5. Faslitasi

perawatan pengambilan
keputusan secara
49

kolaborat
6. Fasilitasi hubungan
antara pasien,
keluarga, dan
tenaga kesehatan
lainnya
Edukasi

1. informasikan
altematif solusi
secara jelas
2. Berikan infomasi
yang diminta
pasien
Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan
tenaga kesehatan
lain dalam
menfasilitasi
pengambilan
keputusan
L.13121 TUK III : I.14525 Pelibata Observasi
n
memberi perawatan keluarga 1. Identifikesi
kepada anggota kesiapan keluarga
keluarga yang sakit untuk terilibat

Setelah dilakukan 2 dalam perawatan

kali kunjungan Terapeutik

rumah peran 1. Ciptakan hubungan


pemberi asuhan terapeutik pasien
meningkat, dengan dengan keluarga
50

kriteria hasil : dalam perawatan


2. Diskusikan cara
1. Kemampuan
perawatan di
memberikan
rumah
asuhan
3. Motivasi kaluarga
meningkat
mengembangkan
2. Kemampuan
aspek positif
merawat pasien
rencana perawatan
meningkat
4. Fasilitasi keluarga
3. Kemampuan
mernbuat
menyelesaikan
keputusan
tugas merawat
perawatan
pasien
Edukasi

1. Jelaskan kondisi
pasien kepada
keluarga
2. Infomasikan
tingkat
ketergantungan
pasien kepada
keluarga
3. Infomasikan
harapan pasien
kepada keluarga
4. Anjurkan keluarga
bersikap asertif
dalam perawatan
Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan
51

TUK V: I.14513 Manaje Observasi


men
1. memodifikasi keselam 1. Monitor
lingkungan rumah atan perubahan
lingkung
status
Setelah dilakukan 2 an
keselamatan
kali kunjungan
lingkungan
keamanan
Terapeutik
lingkungan rumah
meningkat, dengan 1. Modifikasi
kriteria hasil : lingkungan
untuk
1. Pemeliharaan
meminimalkan
rumah meningkat
bahaya resiko
2. Kebersihan
lingkungan
huniaan
(nis. comimode
3. Sistem respon
chair dan
kegawat
pegangan
daruratan m
tangan)
eningkat
2. Sediakan alat
4. Keamanan
bantu
penyimpanan
keamanan
obat
3. Gunakan
5. Pemeliharaan
perangkat
peralatan rumah
pelindung
(mis.
pengekangan
fisik, rel
samping, piriu
terkunci,
pagar)
52

4. Hubungi pihak
berwerang
sesuai masalah
komunitas
(mis.
Puskesmas)
Edukasi

1. Ajarkan
individu,
keluarga dan
kelompok
risiko tinggi
bahaya
lingkungan
L.09074 TUK VI: I.12435 Edukasi Obsenvasi
perilaku
keluarga mampu upaya 1. Identifikasi
memanfaatkan fasilitas kesehata kesiapan dan
kesehatan. n
kemampuan

Setelah dilakukan 2 menerima

kali kunjungan informasi

ketahanan keluarga Terapeutik

meningkat, dengan 1. Gunakan

kriteria hasil : pendekatan


promosi
1. Mengidentifikasi kesehatan
sumber daya dengan
dikomunitas memperhatikan
2. Memanfaatkan pengaruh dan
sumber daya harmbatandari
dikomunitas. lingkungan,
53

3. Memenfaatkan sosial serta


tenaga kesehatan budaya
untuk mendapatkan Edukasi
informasi
1. Informasikan
4. Memanfaatkan
sumber yang
tenaga kesehatan
tepat yang
untuk mendapatkan
tersedia di
informasi
masyarakat
2. Anjurkan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
3. Ajarkan
manentukan
perilaku spesifik
yang akan
diubah (mis.
keinginan
mengunjungi
fasilitas
kesehatan)
4. Ajarkan
pencarian dan
penggunaan
sistem faslitas
pelayanan
kesehatan
54

3.5 Implementasi Keperawatan

Hari/tgl SDKI Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)

Senin Manajemen kesehatan TUK 1 : Jam 14.00


21/07/20 keluarga tidak efekti b.d 12.00 1. mengidentifikasi S:
23 Keluarga tidak segera kesiapan dan - : keluarga pasien
mencari pengobatan yang kemampuan menerima mengatakan sudah paham
tepat untuk pasien 12.15 informasi tentang penyakit hipertensi
Keluarga hanya akan 2. Memberikan - : keluarga dapat
membawa. Pasien pendidikan kesehatan memutuskan dan
apabila anaknya datang, 12.30 tentang hipertensi meningkatkan atau
Keluarga pasien 3. menjelaskan memperbaiki masalah
mengatakan tidak 12.40 pengertian hipertensi kesehatan
mengenal masalah 4. menjelaskan tanda O : keluarga antusias dan
kesehatan yang dialami 12.45 dan gejala hipertensi memperhatikan
oleh pasien dan tidak 5. menjelaskan penjelasan
mengetahui secara jelas penanganan A: Tuk 1 dan Tuk 2
apa itu hipertensi dan 13.00 hipertensi serta tercapai dengan
penyebab dari penyakit pencegahan indikator keluarga
hipertensi serta hipertensi. mamapu mengenal
55

pengobatannya. 13.10 masalah kesehatan dan


TUK 2 keluarga mampu
1. mengidentifikasi mengambil keputusan
presepsi keluarga masalah kesehatan
13.15 Ny.F.D tentang Ny.F.D
fasilitas kesehatan P : Lanjutkan intervensi
2. mendiskusikan Tuk 1, 4, dan 5
kelebihan dan
kekurangan dari
membeli obat di
apotik dan
memeriksakan
kesehatan di fasilitas
kesehatan
3. memberikan
informasi tentang
pemeriksaan
hipertensi

Selasa Manajemen kesehatan TUK 3 Jam 15.00


22/7/202 keluarga tidak efekti b.d 10.00 1. Mengidentifikasi S:
3 komplektifits tindakan yang - keluarga belum mampu
perawatan/pengobatan d.d 10.15 dilakukan keluarga merawat anggota
Ny.F.D sering mengeluh 2. memberikan terapi keluarga yang sakit
tegang pada leher bagian atau pengobatan non - keluarga mampu
belakang tetapi tidak rutin farmakologi dengan memanfaatkan fasilitas
menjalani pengobatan menerapkan terapi kesehatan
rendam kaki air O : keluarga tampak belum
hangat dan juga mengerti tentang
10.30 mengajarkan kepada penerapan terapi rendam
56

keluarga kaki air hangat


- Ny F. D tampak belum
mengerti tentang
10.40 TUK 4 penerapan terapi rendam
kaki air hangat
1. memodifikasi
A : Tuk 3 belum tercapai
lingkungan rumah
dengan Indikator
2. Setelah dilakukan 5 keluarga belum mampu
kali kunjungan merawat anggota
14.00
keamanan keluarga yang sakit
lingkungan rumah P : lanjutkan intervensi tuk
meningkat, 3

14.30
Tuk 5

1. mengidentifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima informasi
tentang hipertensi

2. menganjurkan
keluarga untuk
melakukan
pemeriksaan
hipertensi difasilitas
kesehatan
57

BAB IV

ANALISA SITUASI

4.1 Profil Lahan Praktik

Desa Manusak dulunya bergabung dengan Desa Pukdale Kecamatan

Kupang Timur dan disebut dusun Tatelek. Sebagai salah satu dusun terjauh

dengan jarak kurang lebih 7 km dari pusat desa (Kantor Desa Pukdale) tentu

mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelayanan baik pelayan pemerintah

desa maupun pelayanan kesehatan. Alasan inilah yang menjadi pertimbangan

dimekarkan dusun ini menjadi desa pada tahun 2004 telah ada upaya dari

Pemdes Pukdale dan masyarakat dusun 1 untuk mengusulkan kepada

pemerintah kabupaten agar segera dimekarkan dusun 1 Menjadi desa

devenitif dengan alasan pendekatan pelayanan umum namun usulan tersebut

belum sepenuhnya diterima. Meskipun demikian, upaya demi upaya tak

henti-hentinya dilakukan. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2005,


58

usulan pemekaran tersebut dijawab oleh pemerintah kabupaten dan saat itulah

secara resmi dusun 1 dimekarkan menjadi desa devenitif dan dinamakan Desa

Manusak hingga sekarang.

Batas administrasi desa dan luas wilayah, Desa Manusak merupakan 1

dari 13 wilayah desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Kupang Timur.

Desa Manusak merupakan desa pemekaran dari desa Pukdale yang mulai

dimekarkan sejak tahun 2005 dan devenitif pada tahun 2006.Luas wilayah

desa mencapai 2.500 ha. Jarak dari kota kecamatan 7 km. Jarak dari kota

kabupaten 5 km.

Sebagai sebuah wilayah administrasi pedesaan, desa Manusak memiliki

batas-batas wilayah Devenitif yakni:

a. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Naibonat.

b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Raknamo, Desa Naunu.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pukdale, desa Fatuteta, Desa

Kuanheum, Desa Oefeto.

d. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Naibonat dan Desa Naunu.

Gambaran umum demografis

Jumlah penduduk terdiri dari 4.026 jiwa, yang terdiri dari laki – laki

2.047 jiwa, dan perempuan 1979 jiwa. Jumlah KK 839 KK, tetapi jumlah KK

yang terdata hanya 722 KK. Dusun III terdiri dari 130 KK dan terbagi

menjadi 2 RW yaitu RW 03 dan RW 05 serta terbagi menjadi 4 RT yaitu RT

24,25,26, dan 27. Tingkat pendidikan warga sebagian besar tamat SD dan

SMP, sebagian besar penduduk merupakan warga pendatang dari Timor-


59

Timur, hasil observasi terkait lingkungan fisik di RT 27, dapat dengan mudah

dijumpai pola kebiasaan atau perilaku tidak sehat yaitu belum semua

keluarga memenuhi 12 indikator keluarga sehat.

4.1 Analisis Masalah Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan terhadap Ny.F.D

ditemukan bahwa klien mengalami masalah kesehatan yaitu hipertensi atau

tekanan darah tinggi.Dari hasil pengkajian didapatkan klien mengalami

hipertensi disebabkan karena kebiasaan/gaya hidup sepertih suka minum

kopi, klien suka makan makanan yang berminyak sepertih klien menyukai

makanan yang digoreng dan makanan yang menggunakan minyak yang

berlebih. Klien juga mengatakan dulu ia menyukai makanan yang asin.

Sesuai dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Willy (2011),

yang mengatakan bahwa gaya hidup sangat mempengaruhi terjadinya

hipertensi. Karena gaya hidup sepertih suka mengonsumsi garam berlebih,

makanan bersantan dan gorengan dapat menyebabkan terjadinya

aterosklerosis yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan

terjadinya hipertensi dan keluhan yang sering muncul dari penyakit hipertensi

itu adalah nyeri yang dirasakan dikepala ataupun ditengkuk dan ini terjadi

pada Yn.F.D.

Sesuai dengan jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Mirzania

(2013), yang mengatakan bahwa pasien yang mengalami hipertensi akan

mengalami nyeri kepala atau nyeri tengkuk. Hal ini terjadi akibat disfungsi
60

sistem saraf pusat dan spase anterioler atau edema serebral yang

mengakibatkan nyeri pada kepala dan tengkuk.

Klien juga memiliki riwayat tekanan darah yang tidak terkontrol

dengan baik karena berdasarkan identifikasi terhadap keluarga saat ada

anggota keluarga sakit mereka jarang menggunakan fasilitas kesehatan

dengan alasan jangkauan yang sangat jauh sehingga keluarga hanya akan ke

rumah sakit jika anaknya dating. Sehingga penulis mengangkat masalah

keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif.

Padahal disini harusnya ada peranan penting dari keluarga dalam

mendorong dan memotivasi klien/anggota keluarga yang sakit untuk

melakukan program pengobatan ke fasilitas kesehatan yang ada.Semakin

besar peran keluarga maka semakin tercapainya kesehatan yang optimal

dalam keluarga. Seiring dengan penelitian yang dilakukan oleh (Matheos,

2016) adanya hubungan peran keluarga dalam mengotrol gaya hidup dengan

derajat hipertensi dengan nilai p=0,038. Menurut analisis penulis peran

keluarga terhadap penanganan hipertensi sangat penting sehingga tercapainya

kesehatan yang optimal dalam keluarga.

Penerapan rendam kaki air hangat karena teknik ini mempunyai tujuan

medilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran darah juga

merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf parasimpatis,

sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah. Panas dari hidroterapi

dengan menggunakan air hangat untuk meningkatkan aliran darah kulit,

dengan melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai oksigen


61

dan nutrisi pada jaringan. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian yang

signifikan menunjukan adanya penurunan tekanan darah setelah diberikan

terai rendam kaki air hangat pada Ny.F.D hipertensi di Desa Manusak.

Lancarnya aliran darah ini karena pembuluh darah mengalami pelebaran

(vasodilatasi) dan efek tenang yang diberikan dari massage menyebabkan

tekanan darah menjadi menurun.

5.1 Analisis Intervensi Dengan Terapi Massage Effleurage

Berdasarkan hasil analisa dari pengkajian yang telah dilakukan pada

Ny.F.D didapatkan masalah keperawatan yaitu manejemen kesehatan

keluarga tidak efektif. Hal ini sesuai dengan pengkajian yang di dapatkan

keluarga Ny.F.D mengatakan tidak mengenal masalah kesehatan yang di

alami Ny.F.D tidak mengetahui secara jelas apa itu hipertensi dan penyebab

dari penyakit hipertensi serta pengobatan nya maka salah satu intervensi yang

dapat di berikan adalah dengan meberikan edukasi pada keluarga tentang

hipertensi dan pengobatan nya.

Intervensi keperawatan keluarga yang dilakukan untuk mengatasi

masalah difokuskan pada 5 tugas utama keluarga yaitu keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu mengambil keputusan terkait

masalah kesehatan, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit,

keluarga mampu memodifikasi lingkungan, serta yang terakhir keluarga

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan, salah satu intervensi yang dapat

diberikan untuk menangani masalah Hipertensi adalah Ajarkan keluarga cara

melakukan terapi rendam kaki air hangat.


62

Implementasi yang dilakukan pada Ny.F.D di Dusun III RT 07 Desa

Manusak, dengan memberikan terapi rendam kaki air hangat. Dengan waktu

pemberian lima kali dalam dua seminggu Sebelum dilakukan pemberian

terapi, pasien diukur tekanan darah terlebih dahulu dan didapatkan hasil

sebelum ( pree ) dan sesudah (post) di berikan terapi rendam kaki air hangat.

a. Hasil Pemeriksaan Tekanan Darah Sebelum Dilakukan Pemeriksaan


Tekanan Darah
NO Pertemuan Pertama Tekanan Darah
Sebelum
Tangal /Jam
Ny.F.D

1 Jumat,21 juli 2023/15.00 150/90 mmHg


WIB

2 Sabtu, 22 juli 150/80 mmHg


2023/10.00 wib

3 Minggu, 23 juli 2023/ 140/80 mmHg


15.00 wib

4 Senin, 24 juli 2023/ 135/80 mmHg


10.15 wib

5 Selasa, 25 juli 2023/ 130/80 mmHg


13.00 wib

Dari hasil di atas tekanan darah sebelum dilakukan terapi rendam

kaki air hangat tekanan darah Ny. F.D pada pertemuan pertama didapat

150/90 mmHg, pada pertemuan kedua tekanan darah sebelum dilakukan

rendam kaki air hangat tekanan darah Ny. F.D 147/80 mmHg, pada
63

pertemuan ketiga tekanan darah sebelum dilakukan rendam kaki air hangat

tekanan darah Ny.F.D 140/80 mmHg.

Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada

Ny. F.D didapatkan hasil pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada

pasien didapatkan hasil yang siknifikan

b. Respon pasien saat dilakukan terapi rendam kaki air hangat

Terapi rendam kaki Pada pertemuan yang dilakukan pada hari

jumat 21 juli 2023 jam 15.00 WIB merupakan pertemuan pertama yang akan

dilakukan pada responden Ny. F.D dilakukan rendam kaki selama ±15 menit

pada. Dan responden begitu bersemangat untuk dilakukan terapi rendam kaki

air hangat kerena responden memahami apa yang sudah dijelaskan bahwa

terapi rendam kaki air hangat ini dapat menurunkan tekanan darah karena

efek dari rendam kaki air menggunakan air hangat menghasilkan energi

kalor yang bersifat medilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran

darah juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf

parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah. Panas dari

hidroterapi dengan menggunakan air hangat untuk meningkatkan aliran darah

kulit, dengan melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan suplai

oksigen dan nutrisi pada jaringan (Daniel Akbar Wibowo,2019). Pada saat

proses melakukan terapi rendam kaki air hangat pada Ny. F.D dilanjutkan

selama ±15 menit pada responden sangat kooperatif karena responden

menginginkan menurunkan tekanan darahnya melalui terapi tanpa selalu


64

tergantung pada obat-obatan. Ny. F.D setelah dilakukan pemijatan mengaku

merasakan lebih rileks .

. Pada pertemuan kedua pada hari kamis sabtu 23 juli 2023 jam 10.00

WIB responden Ny. F.D responden lebih bersemangat untuk melakukan

rendam kaki air hangat. Yang menjadi penambah semangat responden

diberikan terapi rendam kaki air hangat karena responden sudah merasakan

langsung dampak penurunan tekanan darahnya. Setelah dilakukanterapi

rendam kaki air hangat pada pertemuan yang kedua.Saat dilakukan

pemeriksaan tekanan darah pada pertemuan kedua responden Ny. F.D tidak

mengalami penurunan tekanan darah. Saat peneliti melakukan Ny. F.D

merasa rileks, berdasarkan pengakuannya Ny. F.D dirumah pada malam

harinya makan makanan yang asin sehingga bisa dari faktor tersebut saat

pemeriksaan TD responden tidak mengalami penurunan TD sehingga peneliti

menyarankan agar pasien dengan HT agar mengurangi konsumsi Kopi dan

garam dalam makanan agar TD nya selalu stabil.

Pertemuan ketiga yang dilakukan pada hari minggu 23 juli 2023

Jam 09.00 WIB responden semangat melakukan rendam kaki air hangat saat

akan dilakukan rendam kaki air hangat hal ini bisa dilihat dari responden

yang datang lebih awal dari jadwal pertemuan dengan peneliti. Hasil

pemeriksaan setelah dilakukan terapi rendam kaki air hangat pada pertemuan

yang ketiga responden Ny. F.D dan didapatkan penurunan tekanan darahnya.

Sehingga pada pertemuan ke empat dan kelima tersebut meminta responden


65

dan keluarganya untuk melakukan terapi selanjutnya yang dibantu oleh

keluarga yang lain.

c. Pembahasan

1. Identifikasi tekanan darah sebelum dilakukan terapi rendam kaki air hangat

Berdasarkan hasil penelitian, pada pertemuan pertama sebelum

melakukan rendam kaki air hangat peneliti terlebih dahulu melakukan

wawancara terhadap responden terkait dengan pola hidupnya yang di

dapatkan responden, terkadang makan yang asin-asin, dan setelah itu

dilakukan pemeriksaan tekanan darah pada Ny.F.D berusia 50 tahun

sebelum dilakukan rendam kaki air hangat tekanan darahnya 150/90

mmHg,. Hasil penelitian ini sesuai dengan

Gunawan (2017) yang menyatakan bahwa kebiasaan hidup yang

sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang

tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain.

Dianjurkan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari (PERKI, 2015)

sedangkan penderit HT yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga

secara khusus, sebaiknya harus tetap dianjurkan untuk berjalan kaki,

mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di

tempat kerjanya (PERKI, 2015).

Menurut Brunner & Suddarth (2018) hipertensi adalah tekanan darah

tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
66

diastolik di atas 90mmHg.Peningkatan tekanan darah pada penderita

hipertensi menurut Amir (2018) terjadi karena peningkatan volume

sekuncup yang berlangsung lama akibat dari peningkatan volume plasma

yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh

ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan.Peningkatan pelepasan renin

atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah

penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan

menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi

peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload

biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik pada 49

pemeriksaan tekanan darah.Menurut Price dan Wilson dalam Safitri (2018)

bahwa perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan, dalam keadaan ini

penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala yang spesifik

selama bertahun-tahun.Kemudian apabila terjadi gejala pada penderita

maka biasanya hanya bersifat non-spesifik, misalnya sakit kepala atau

pusing.

Berdasarkan hasil penelitian saat peneliti berjumpa dengan responden

Ny.F.D yang mengalami hipertensi sebelum dilakukan tindakan biasanya

merasakan pusing secara tiba-tiba. Saat sebelum diberikan terapi rendam

kaki air hangat. Pusing yang dirasakan oleh responden yaitu datang secara

tiba-tiba kerena peningkatan tekanan darahnya yang dialaminya mengalami

kekambuhan. Ny.F.D biasanya kalau merasakan pusing dan tegang daerah


67

kepala bagian belakang, Ny.F.D menggunakan minyak angin aroma

therapy untuk mengurangi pusingnya dan tegang di leher.

Menurut Daulay & Simamora (2017), pada prinsip kerja terapi rendam

kaki air hangat secara konduksi dimana terjadi perpindahan panas/hangat

dari air hangat kedalam subyek yang bersedia diberikan terapi rendam kaki

air hangat,klien dengan hipertensi primer dan tidak memiliki ulkus di kaki

sedangkan untuk kriteria eksklusi pada studi ini adalah subyek yang

terdapat ulkus di kaki.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian responden Ny.F.D setelah di

terapi rendam kaki air hangat awalnya rasa pusing yang biasanya dialami

secara tiba-tiba sudah tidak dirasakan lagi setelah dilakukan rendam kaki

air hangat karena mengalami penurunan tekanan darah.

2. Identifikasi tekanan darah sesudah terapi rendam kaki air hangat

Didapatkan hasil pada Ny.F.D sebelumnya 150/80 setelah dilakukan

terapi rendam kaki air hangat menjadi 130/80.

Hal ini juga di sesuai dengan tujuan dari rendam kaki air hangat

menurut (Arovah, 2017) yaitu medilatasi pembuluh darah dan melancarkan

peredaran darah juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk

mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan

tekanan darah. Panas dari hidroterapi dengan menggunakan air hangat

untuk meningkatkan aliran darah kulit, dengan melebarkan pembuluh darah


68

yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan (Daniel

Akbar Wibowo,2019). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Biahimo, Mulyono, dan herlina (2020) yang menemukan bahwa

terdapat penurunan tekanan darah pre post Sistol sebesar 28,3 mmhg dan

diastole adalah 14,3 mmhg.

Berdasarkan uraian diatas, responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sesudah dilakukan rendam kaki air hangat. Hal ini, sesuai

dengan yang diharapkan yaitu bisa memperlancar peredaran darah, dan

menurunkan tekanan darah jika responden Ny.F.D tidak mengkonsumsi

makanan yang asin. Dan juga ditambah dengan melakukan olahraga yang

rutin sehingga tekanan darah pada Ny.F.D bisa lebih stabil dan tidak

mengalami kenaikan untuk menghindari dampak dari komplikasinya. Hal

ini juga dapat dilihat dari hasil pemeriksaan tekanan darah pada pertemuan

yang ketiga yang hasilnya pada Ny.F.D sebelumnya 150/90 setelah

dilakukan rendam kaki air hangat menjadi 140/90. Hal ini karena redam

kaki air hangat medilatasi pembuluh darah dan melancarkan peredaran

darah juga merangsang saraf yang ada pada kaki untuk mengaktifkan saraf

parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan tekanan darah .

4.4 Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan

Berdasarkan masalah keperawatan manajemen kesehatan keluarga tidak

efektif, ditandai dengan keluarga Ny. F.D mengatakan tidak mengenal masalah

kesehatan yang dialami oleh Ny. F.D tidak mengetahui secara jelas apa itu
69

hipertensi dan penyebab dari penyakit hipertensi serta pengobatannya. Maka

alternative pemecahan atau rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan derajat kesehatan pasien hipertensi berupa pemberian redam

kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah. Didukung oleh penelitian

yang dilakukan Biahimo, Mulyono, dan herlina (2020), yang menunjukan

bahwa ada pengaruh yang signifikan dari pemberian rendam kaki air hangat

terhadap penurunan tekanan. Pada analisa darmojo & martono (2016),

menyatakan mekanisme fisiologis yang terjadi sangat kompleks, ada beberapa

system yang ada kaitannya dengan kondisi relaksasi yaitu jaringan otot,system

endokrin dan persarafan.pada air hangat akan menimbulkan rasa nyaman pada

otot karena akan terjadi penurunan tegangan otot-otot akibat melebarnya

pembuluh darah dan merenganggnya sel-sel pada otot dan dapat menimbulkan

rasa rileks pada tubuh . Panas dari hidroterapi dengan menggunakan air hangat

untuk meningkatkan aliran darah kulit, dengan melebarkan pembuluh darah

yang dapat meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan (Daniel

Akbar Wibowo,2019)

Terdapat dua pengobatan yang dilakukan guna menyembuhkan tekanan

darah tinggi, yaitu terapi farmakologis yang dapat dilakukan oleh keluarga

yaitu penulis menganjurkan kepada keluarga untuk mendorong dan memotivasi

klien mengenai pengaturan gaya hidup sepertih membatasi makan-makanan

yang mengandung minyak, diet rendah garam, kurangi mengonsumsi kopi dan

istrahat yang cukup.


70
71

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Karakteristik keluarga Ny F.D merupakan keluarga dengan tipe

Keluarga Inti. Pada keluarga Ny F.D terdapat masalah keperawatan

terkait HT pada Ny F.D perencanaan yang di lakukan penulis di

susun berdasarkan intervensi yang di lakukan terkait dengan masalah

HT yaitu dengan cara pemberian terapi sari labu siam sebagai upaya

dalam menurunkan tekanan darah tinggi.

Evaluasi dan implementasi di lakukan secara formatif, yaitu di

dapat kan pengetahuan pada keluarga Ny F.D mengenai

langkah pertama dalam menangani penyakit HT. Rencana

tindak lanjut selanjutnya di tetapkan bersama keluarga dan

menyepakati untuk meneruskan intervensi tersebut.

5.2. Saran

1.2.1 Teoritis

a. Penulis

Saran bagi penulis dapat berguna bagi penulis, sehingga

penulis dapat menganalisis praktek keperawatan pada

pasien dengan Hipertensi di desa manusak di dusun 2.

b. Ilmu Pengetahuan
72

Saran bagi ilmu pengetahuan menjadi acuan serta

gambaran bagi penulis lain dalam melanjutkan penulisan dan

penelitian.

5.2.1 Praktis

a Institusi Pendidikan

Saran bagi institusi pendidikan bagi pelajar mengajar,

selain berfokus pada manajemen farmakologi juga

melaksankanan tindakan manajemen nonfarmakologi

selama perawatan pasien.

b Pasien

Saran kepada pasien sehingga diharapkan pasien juga

dapat menerapkan tindakan pengobatan nonfarmakologi

sehari-hari.
DAFTAR ISI

Elisabeth. (2015). Pemberian Labu Siam Berimplikasi Terhadap Perubahan


Tekanan Darah Wanita Usia Subur Preeklampsi. Jurnal Care, 4 (2): 38.
Jayani, I. (2016). Pemberian Labu Siam Berimplikasi Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Wanita Usia Subur Hipertensi. Jurnal Care Vol. 4, No.2,
Tahun 2016
Merlinsa,Risza,Andi. 2020. Pengaruh Konsumsi Labu Siam (Cucurbitaceae)
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Wanita Usia Subur Dengan
Hipertensi di Klinik Citra Sehat Kota Bandung . Jurnal Ilmiah Kesehatan
Vol 12 (2) ; September 202 Hal : 169 - 178
Nadraeni,Debora. 2017 Pengaruh Sari Buah Labu Siam Teradap Penurunan
Tekanan Darah Pada Lansia Pendeita Hipertensi UPTD Kesejateraan
Sosial Lanjut Usia Di Kupang Tahun 207.
Notoadmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kurnia, E. 2015. Pengaruh Sari Buah Labu Siam Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di PSTW Budhi Luhur
Kasongan Bantul Yogyakarta.
KemenkesRI. 2013. Masalah Hipertensi di Indonesia. Diperoleh tanggal 16
Oktober 2016 dari http://www.depker.go.id/index.php. Sulastri. (2016).
Perawatan Hipertensi dengan Labu Siam terhadap Penurunan Tekanan
Darah Hipertensi pada Wanita di Puskesmas Balongan Indramayu.
Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016.
Yunita Indah Prasetyaningrum, S. (2014). Hipertensi. Indonesia: Fmedia
( Imprint ArgoMedia Pustaka.
Raudhatul,Hajrah,Loude. 2018. Observasi Klinik Ekstra Labu Siam (Sechium
edule) Sebagai Antihipertensi. Jurnal Samarinda 20-21, Tahun 2018.
Sudarmoko,Arief.2015.Sehat Tanpa Hipertensi.Yogyakarta:Cahaya Atma
Pustaka.
Yonata, Ade dan Arif Satria Putra Pratama. 2016. Hipertensi sebagai Faktor
Pencetus Terjadinya Stroke.
ABSTRAK

Nama :  Mita Aplonia Lay Day, S.Kep


Program Studi : Profesi Ners
Judul : Analisis Asuhan Keperawatan Hipertensi Melalui Terapi
Rendam kaki air hangat untuk menurunkan tekanan darah
Pada Ny. F.D di desa manusak Dusun 3 RT 7

Latar Belakang : Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja
baik tua maupun muda.Penyakit ini dikenal sebagai the silent killer, karena
banyak kasus tidak timbul gejala dan tanda yang khas hingga terjadi komplikasi
yang serius dan secara tiba-tiba membawa kematian. Terapi rendam kaki ini di
anjurkan untu asien hipertensi atau hipertensi ringan untuk mencegah terjadinya
hipertensi berat yang berakibatan stroke. (Harnani & Axmalia, 2017). Tujuan :
Tujuan umum dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis
penerapan Terapi redam kaki air hangat pada Ny.F.D. dengan masalah kesehatan
hipertensi di Desa Manusak Metode :Metode yang digunakan dalam karya ilmiah
ini adalah mengunakan metode deskriptif dalam hal ini adalah studi kasus.
Hasil :Pemberian terapi rendam kaki air hangat yang diberikan pada pasien yang
mengalami masalah kesehatan Hipertensi menunjukan bahwa ada penurunan
tekanan darah. Kesimpulan Dan Rekomendasi :Pemberian terapi rendam kaki
air hangat ini dapat menurunkan tekanan darah. Rekomendasi hasil karya ilmiah
ini adalah pemberian terapi menggunakan terap rendam kaki air hangat dijadikan
sebagai terapi untun menurunkan tekanan darah .

Kata Kunci : Terapi rendam kaki air hangat, Hipertensi, Lansia

You might also like