You are on page 1of 44

LAPORAN DESIMINASI AWAL

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK


UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
(15 Mei 2023 – 27 Mei 2023)

Dosen Pembimbing :
Dr.Siti Nur Kholifah, SKM., M.Kep., Sp. K

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Anisa Indri Setyowati P27820720006
Ina Mufiana P27820720022
Mochammad Wildanil Ulya P27820720028
Nabila Ramadhani P27820720030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2022/2023
LAPORAN DESIMINASI AWAL
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
(15 Mei 2023 – 27 Mei 2023)

Dosen Pembimbing :
Rini Ambarwati, S.Kep., Ns. M.Si

Disusun Oleh Kelompok 5 :


Choiru Umma P27820720009
Emillia Chandra P27820720015
Haniatul Fuadah P27820720020
Zainatush Su’udiyah P27820720046
Zhenif Galang Sakti P27820720047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2022/2023

2
LAPORAN DESIMINASI AWAL
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
(15 Mei 2023 – 27 Mei 2023)

Dosen Pembimbing :
Ach. Arfan Adinata, S.Kep., Ns. M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 6 :


Allda Kurnia Putri A P27820720004
Eva Rizky Oktaviani P27820720016
Fellicia Digna Aulia Putri P27820720018
Shintania Eprilia M P27820720041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2022/2023
LAPORAN DESIMINASI AWAL
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK
UPTD GRIYA WERDHA JAMBANGAN SURABAYA
(15 Mei 2023 – 27 Mei 2023)

Dosen Pembimbing :

1. Dr.Siti Nur Kholifah, SKM., M.Kep., Sp. K


2. Rini Ambarwati, S.Kep., Ns. M.Si
3. Ach. Arfan Adinata, S.Kep., Ns. M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 4,5,6 :

1. Anisa Insri S P27820720006 8. Zainatush Su’udiyah P27820720046


2. Ina Mufiana P27820720022 9. Zhenif Galang Sakti P27820720047
10. Allda Kurnia Putri A
3. Mochammad Wildanil Ulya P27820720028 P27820720004
11. Eva Rizky Oktaviani
4. Nabila Ramadhani P27820720030 P27820720016
5. Choiru Umma 12. Fellicia Digna Aulia P
P27820720009 P27820720018
6. Emilia Candra 13. Shintania Eprilia M
P27820720015 P27820720041
7. Haniatul Fuadah
P27820720020

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
SURABAYA
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pasal 1
ayat 2 yang berbunyi lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
(enam puluh) tahun keatas”. Lanjut usia merupakan proses mengalami penuaan
anatomi, fisiologis dan biokimia pada jaringan organ yang dapat mempengaruhi
keadaan fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Fatmah,2010).
Usia 60 tahun ke atas merupakan tahap akhir dari proses penuaan yang
memiliki dampak terhadap tiga aspek, yaitu biologis,ekonomi,dan sosial. Secara
biologis, lansia akan mengalami proses penuaan secara terus menurus yang
ditandai dengan penurunan daya tahan fisik dan rentan terhadap serangan
penyakit. Lanjut usia (lansia) adalah orang yang mencapai usia 60 tahun ke atas
yang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan
bernegara ( UU RI N0 13 tahun 1998). Menurut WHO (Word Health
Organization) membagi masa lanjut usia sebagai berikut :
a) usia 45-60 tahun, disebut middle age ( setengah baya atau A-teda madya)
b) usia 60-75 tahun, disebut alderly ( usia lanjut atau wreda utama )
c) usia 75-90 tahun, disebut old (tua atau prawasana)
d) usia diatas 90 tahun, disebut old (tua sekali atau wreda wasana)
(Andarmayo, 2018).
Populasi lansia diperkirakan terus mengalami peningkatan. Saat ini kita
mulai memasuki periode aging population. Indonesia mengalami peningkatan
jumlah penduduk lansia dimana pada tahun 2010 sebanyak 18 juta jiwa (7,56%),
meningkat pada tahun 2019 menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%), dan diperkirakan
akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%)
(Kemenkes, 2019). Menurut Riskesda tahun 2018 penderita ............ di Indonesia
mencapai 8,4% berdasarkan diagnosa dokter pada penduduk umur ≥ 18 tahun,
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk prevalensi
penderita ............ di Indonesia adalah sekita 34,1%, sedangkan pada tahun 2013
hasil prevalensi penderita ............ di Indonesia adalah sekitar 25,8%. Hasil
prevalensi dari pengukuran tekanan darah tahun 2013 hingga tahun 2018 dapat
dikatakan mengalami peningkatan yaitu sekitar 8,3%. Data dari Riskesda tahun
2018 juga mengatakan bahwa prevalensi hasil pengukuran darah pada
penderita ............ terdapat pada provinsi Kalimantan Selatan dengan prevalensi
penderira sekitar 44,1% atau lebih tinggi dari rata-rata prevalensi hasil
pengukuran darah di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah pada penduduk yaitu menempati
posisi ke-13 dan prevalensi rata-rata penderita hiperensi berada dibawah
prevalensi penderita ............ di Indonesia (Kemenkes, 2019).

UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya merupakan salah satu hunian


bagi lansia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan lanjut usia. Jumlah lansia
yang tinggal di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya sebanyak 156 orang
yang dibagi menjadi tiga blok yaitu 1 blok lansia laki-laki dan 2 blok lansia
perempuan. Jumlah lansia laki-laki yang menempati blok A sebanyak 80 lansia,
Lansia di Blok B yaitu perempuan sebanyak 45 lansia dan di blok C lansia
perempuan sebanyak 46 lansia. Berdasarkan hasil pengkajian pada bulan Maret
2022 yang dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners Poltekkes Surabaya pada blok
B ditemukan masalah yang umum terjadi pada lansia yaitu gatal-gatal
(dermatitis) yaitu sejumlah 64 orang (41%) dan (tekanan darah tinggi) yaitu
sejumlah 13 orang (24%).
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok tertarik untuk mengangkat
masalah penatalaksanaan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah utama
Dermatitis pada lansia di UPTD Griya Wredha Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis merumuskan
bagaimana penatalaksanaan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah
Gangguan Integritas Kulit pada lansia di Blok B

1.3 Tujuan Laporan Kasus


Adapun tujuan laporan kasus ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien lansia
dengan Gangguan Integritas Kulit di Blok B UPTD Griya Wredha Surabaya
yang meliputi pengkajian, penegakan diagnosa, merencanakan dan
melaksanakan tindakan keperawatan, dan mengevaluasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penulisan Proposal Seminar ini adalah agar penulis mampu:
a. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masalah utama
Gangguan Integritas Kulit di Blok B.
b. Menganalisa data pada klien dengan Gangguan Integritas Kulit di Blok B
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Gangguan
Integritas Kulit di Blok B
d. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Integritas Kulit di Blok B
e. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan
Gangguan Integritas Kulit di Blok B
f. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Integritas Kulit di Blok B
1.4 Manfaat Laporan Kasus
Laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang
telah dilakukannya.
2. Penderita dapat memaksimalkan kemampuannya dalam menjaga pola hidup
sehat.
3. Bagi UPTD Griya Wredha Surabaya hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan dalam menentukan kebijakan
operasional UPTD Griya Wredha Surabaya agar mutu pelayanan
keperawatan dapat ditingkatkan.
4. Pembaca hasil asuhan keperawatan ini semoga dapat menambah pengetahuan
dan masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan di masa yang akan
datang dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun masyarakat.
BAB II

a. Konsep Dasar Lansia


a. Definisi Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Menua
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh, seperti yang tertera pada
UU No 13 tahun 1998 yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembangunan
nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan UUD 1945, telah menghasilkan kondisi sosial
masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup makin meningkat,
sehingga jumlah lansia makin bertambah. Banyak lansia yang masih
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia
merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa. Menua
adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan, yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho, 2006).
b. Batasan Lansia
 WHO 1999 menjelaskan batasan lansia adalah sebagai berikut :
 Elderly (Usia lanjut) antara usia 60-74 tahun.
 Old (Usia tua) yaitu umur 75-90 tahun.
 Very old (Usia sangat tua) adalah > 90 tahun.
 Depkes RI 2005 menjelaskan bahwa batasan lansia dibagi menjadi 3
kategori yaitu :
 Usia lanjut presenilis yaitu antara umur 45-79 tahun.
 Usia lanjut yaitu umur 60 tahun keatas.
 Usia lanjut beresiko yaitu umur 70 tahun keatas atau usia 60 tahun
keatas dengan masalah kesehatan.
c. Ciri-Ciri Lansia
Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:
1) Pra lansia yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun
2) Lansia ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
3) Lansia resiko tinggi ialah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.
4) Lansia potensial ialah lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa.

b. Masalah Yang Ditemukan Pada Lansia


Menurut dr. Nedya Safitri, Sp.PD (2018), masalah-masalah kesehatan yang
sering terjadi pada lansia berbeda dari orang dewasa, yang sering disebut dengan
sindroma geriatri yaitu kumpulan gejalagejala mengenai kesehatan yang sering
dikeluhkan oleh para lanjut usia dan atau keluarganya (istilah 14 I) yaitu :
1) Immobility (kurang bergerak)
Keadaan tidak bergerak/tirah baring selama 3 hari atau lebih. Penyebab
utama imobilisasi adalah adanya rasa nyeri, lemah, kekakuan otot, ketidak
seimbangan, masalah psikologis, depresi atau demensia. Komplikasi yang
timbul adalah luka di bagian yang mengalami penekanan terus menerus
timbul lecet bahkan infeksi, kelemahan otot, kontraktur/kekakuan otot dan
sendi, infeksi paru-paru dan saluran kemih, konstipasi dan lain-lain.
2) Instability (Instabilitas dan Jatuh)
Penyebab jatuh misalnya kecelakaan seperti terpeleset,
sinkop/kehilangan kesadaran mendadak, dizzines/vertigo, hipotensi
orthostatik, proses penyakit dan lain-lain. Dipengaruhi oleh faktor intrinsik
(faktor risiko yang ada pada pasien misalnya kekakuan sendi, kelemahan otot,
gangguan pendengaran, penglihatan, gangguan keseimbangan, penyakit
misalnya hipertensi, DM, jantung, dll) dan faktor risiko ekstrinsik (faktor
yang terdapat di lingkungan misalnya alas kaki tidak sesuai, lantai licin, jalan
tidak rata, penerangan kurang, benda-benda dilantai yang membuat terpeleset
dll).
3) Incontinence Urin dan Alvi (Beser BAB dan BAK)
Inkontinensia urin didefinisikan sebagai keluarnya urin yang tidak
dikehendaki dalam jumlah dan frekuensi tertentu sehingga menimbulkan
masalah sosial dan atau kesehatan. Inkontinensia urin akut terjadi secara
mendadak dapat diobati bila penyakit yang mendasarinya diatasi misalnya
infeksisaluran kemih, gangguan kesadaran, obat-obatan, masalah psikologik
dan skibala. Inkontinensia alvi/fekal sebagai perjalanan spontan atau
ketidakmampuan untuk mengendalikan pembuangan feses melalui anus,
penyebab cedera panggul, operasi anus/rektum, prolaps rektum, tumor dll.
Pada inkontinensia urin ntuk menghindari sering mengompol pasien sering
mengurangi minum yang menyebabkan terjadi dehidrasi.
4) Intelectual Impairement (Gangguan Intelektual Seperti Demensia dan
Delirium) Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori yang
disebabkan oleh penyakit otak, yang tidak berhubungan dengan gangguan
tingkat kesadaran sehingga mempengaruhi aktifitas kerja dan sosial secara
bermakna. Demensia tidak hanya masalah pada memori. Demensia mencakup
berkurangnya kemampuan untuk mengenal, berpikir, menyimpan atau
mengingat pengalaman yang lalu dan juga kehilangan pola sentuh, pasien
menjadi perasa, dan terganggunya aktivitas.
5) Faktor risiko : hipertensi, DM, gangguan jantung, PPOK dan obesitas.
Sindroma derilium akut adalah sindroma mental organik yang ditandai
dengan gangguan kesadaran dan atensi serta perubahan kognitif atau
gangguan persepsi yang timbul dalam jangka pendek dan berfluktuasi.
Gejalanya: gangguan kognitif global berupa gangguan memori jangka
pendek, gangguan persepsi (halusinasi, ilusi), gangguan proses pikir
(diorientasi waktu, tempat, orang), komunikasi tidak relevan, pasien
mengomel, ide pembicaraan melompat-lompat, gangguan siklus tidur.
6) Infection (infeksi)
Pada lanjut usia terdapat beberapa penyakit sekaligus, menurunnya
daya tahan/imunitas terhadap infeksi, menurunnya daya komunikasipada
lanjut usia sehingga sulit/jarang mengeluh, sulitnya mengenal tanda infeksi
secara dini. Ciri utama pada semua penyakit infeksi biasanya ditandai dengan
meningkatnya temperatur badan, dan hal ini sering tidak dijumpai pada usia
lanjut, malah suhu badan yang rendah lebih sering dijumpai. Keluhan dan
gejala infeksi semakin tidak khas antara lain berupa konfusi/delirium sampai
koma, adanya penurunan nafsu makan tiba-tiba, badan menjadi lemas, dan
adanya perubahan tingkah laku sering terjadi pada pasien usia lanjut.
7) Impairement of hearing, vision and smell (gangguan pendengaran,
penglihatandan penciuman)
Gangguan pendengaran sangat umum ditemui pada lanjut usia dan
menyebabkan pasien sulit untuk diajak komunikasi. Gangguan penglihatan
bisa disebabkan gangguan refraksi, katarak atau komplikasi dari penyakit lain
misalnya DM, HT dll.
8) Isolasi (Depression)
Isolation (terisolasi) / depresi, penyebab utama depresi pada lanjut
usia adalah kehilangan seseorang yang disayangi, pasangan hidup, anak,
bahkan binatang peliharaan. Selain itu kecenderungan untuk menarik diri dari
lingkungan, menyebabkan dirinya terisolasi dan menjadi depresi. Keluarga
yang mulai mengacuhkan karena merasa direpotkan menyebabkan pasien
akan merasa hidup sendiri dan menjadi 7 depresi. Beberapa orang dapat
melakukan usaha bunuh diri akibat depresi yang berkepajangan.
9) Inanition (malnutrisi)
Asupan makanan berkurang sekitar 25% pada usia 40- 70 tahun.
Anoreksia dipengaruhi oleh faktor fisiologis (perubahan rasa kecap,
pembauan, sulit mengunyah, gangguan usus dll), psikologis (depresi dan
demensia) dan sosial (hidup dan makan sendiri) yang berpengaruh pada nafsu
makan dan asupan makanan.
10) Impecunity (Tidak punya penghasilan)
Dengan semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik dan
mental akan berkurang secara berlahan-lahan, yang menyebabkan
ketidakmampuan tubuh dalam mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan
sehingga tidak dapat memberikan penghasilan. Usia pensiun dimana sebagian
dari lansia hanya mengandalkan hidup dari tunjangan hari tuanya. Selain
masalah finansial, pensiun juga berarti kehilangan teman sejawat, berarti
interaksi sosial pun berkurang memudahkan seorang lansia mengalami
depresi.
11) Iatrogenic (penyakit karena pemakaian obat-obatan)
Lansia sering menderita penyakit lebih dari satu jenis sehingga
membutuhkan obat yang lebih banyak, apalagi sebagian lansia sering
menggunakan obat dalam jangka waktu 8 yang lama tanpa pengawasan
dokter sehingga dapat menimbulkan penyakit. Akibat yang ditimbulkan
antara lain efek samping dan efek dari interaksi obat-obat tersebut yang dapat
mengancam jiwa.
12) Insomnia (Sulit tidur)
Dapat terjadi karena masalah-masalah dalam hidup yang
menyebabkan seorang lansia menjadi depresi. Selain itu beberapa penyakit
juga dapat menyebabkan insomnia seperti diabetes melitus dan gangguan
kelenjar thyroid, gangguan di otak juga dapat menyebabkan insomnia. Jam
tidur yang sudah berubah juga dapat menjadi penyebabnya. Berbagai keluhan
gangguan tidur yang sering dilaporkan oleh lansia yaitu sulit untuk masuk
kedalam proses tidur, tidurnya tidak dalam dan mudah terbangun, jika
terbangun sulit untuk tidur kembali, terbangun dini hari, lesu setelah bangun
di pagi hari. Agar bisa tidur : hindari olahraga 3-4 jam sebelum tidur, santai
mendekati waktu tidur, hindari rokok waktu tidur, hindari minum minuman
berkafein saat sore hari, batasi asupan cairan setelah jam makan malam ada
nokturia, batasi tidur siang 30 menit atau kurang, hindari menggunakan
tempat tidur untuk menonton tv, menulis tagihan dan membaca.
13) Immuno-defficiency (penurunan sistem kekebalan tubuh)
Daya tahan tubuh menurun bisa disebabkan oleh proses menua
disertai penurunan fungsi organ tubuh, juga disebabkan penyakit yang
diderita, penggunaan obat-obatan, keadaan gizi yang menurun. Impotence
(Gangguan seksual), Impotensi/ ketidakmampuan melakukan aktivitas
seksual pada usia lanjut terutama disebabkan oleh gangguan organik seperti
gangguan hormon, syaraf, dan pembuluh darah dan juga depresi.
14) Impaction (sulit buang air besar)
Faktor yang mempengaruhi: kurangnya gerak fisik, makanan yang
kurang mengandung serat, kurang minum, akibat obat-obat tertentu dan lain-
lain. Akibatnya pengosongan usus menjadi sulit atau isi usus menjadi
tertahan, kotoran dalam usus menjadi keras dan kering dan pada keadaan
yang berat dapat terjadi penyumbatan didalam usus dan perut menjadi sakit.

c. Proses Keperawatan Gerotik


Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial:
a. Teori Biologis
1) Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika
seldari tubuh lansia dibiakkanlalu diobrservasi di laboratorium terlihat
jumlah sel–sel yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem,
seperti sistem saraf, sistem musculoskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut
dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko
akan mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang
sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri
(Azizah, 2011)
2) Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya
perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada
lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit)
dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein
yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin
pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal,
seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitanya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas
dan kecepatan pada system musculoskeletal (Azizah dan Lilik, 2011).
3) Keracunan Oksigen
Teori ini tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam
tubuhuntuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat
racun
dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu.
Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut membuat
struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi kesalahan
genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat toksik
di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat
penting bagi proses tersebut, dipengaruhi oleh rigiditas membran.
Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi
sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan
dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan
sistem tubuh (Azizah dan Lilik, 2011).
4) Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari
system limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor
yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau
perubahan protein pasca tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi
isomatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel,
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap
sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun. Disisi lain system imun tubuh sendiri daya
pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya
terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa
membelah-belah (Azizah dan Ma’rifatul L., 2011).
5) Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono
(2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan
umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena
menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya
insulin dan hormon pertumbuhan.

b. Teori Psikososial
1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lansia yang
sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia.
Identity pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara
hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di
masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal (Azizah dan Lilik M,
2011).
3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011).
c. Format Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
ADAPTASI TEORI MODEL CAROL A MILLER
JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

Nama wisma : Tanggal Pengkajian :

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : ...........................................................................................................
........................
Umur : ...........................................................................................................
........................
Agama : ...........................................................................................................
........................
Alamat : ...........................................................................................................
asal ........................
Tanggal : .......................................... Lama Tinggal di
datang Panti ...................................................
2 DATA KELUARGA
.
Nama : ...........................................................................................................
.......................
Hubung : ...........................................................................................................
an .......................
Pekerja : ...........................................................................................................
an .......................
Alamat : ...................................................................Telp : ............................
.......................
3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :
.
Keluhan utama:

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:

Obat-obatan:

4. AGE RELATED CHANGES (PERUBAHAN TERKAIT PROSES


MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1 Kondisi
. Umum
Ya Tidak
Kelelahan :

Perubahan BB :

Perubahan :
nafsu makan
Masalah tidur :

Kemampuan :
ADL

KETERANGA : .............................................................................................
N .........
.............................................................................................
.........

2 Integumen
.
Ya Tidak
Lesi / luka :

Pruritus :

Perubahan :
pigmen

Memar :

Pola :
penyembuhan
lesi

KETERANGA : .............................................................................................
N .............
.............................................................................................
.............

3 Hematopoetic
.
Ya Tidak
Perdarahan :
abnormal

Pembengkakan :
kel. limfe

Anemia :

KETERANGA : .............................................................................................
N ........

4 Kepala
.
Ya Tidak
Sakit kepala :

Pusing :

Gatal pada :
kulit kepala
KETERAN : ...................................................................................................
GAN ............................
...................................................................................................
............................

5 Mata
.
Ya Tidak
Perubahan :
penglihatan

Pakai :
kacamata

Kekeringan :
mata

Nyeri :

Gatal :

Photobobia :

Diplopia :

Riwayat :
infeksi

KETERAN : ..................................................................................................
GAN .......................
..................................................................................................
.......................

6 Telinga
.
Ya Tidak
Penurunan :
pendengaran

Discharge :

Tinitus :

Vertigo :

Alat bantu dengar :

Riwayat infeksi :

Kebiasaan :
membersihkan
telinga

Dampak pada ADL : .....................................................................................


.....

KETERANGAN : .....................................................................................
.....
.....................................................................................
.....

7 Hidung sinus
.
Ya Tidak
Rhinorrhea :

Discharge :

Epistaksis :

Obstruksi :

Snoring :

Alergi :

Riwayat :
infeksi

KETERANG : ................................................................................................
AN ...................
................................................................................................
...................

8 Mulut,
. tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan :

Kesulitan :
menelan

Lesi :

Perdarahan gusi :

Caries :

Perubahan rasa :

Gigi palsu :

Riwayat Infeksi :

Pola sikat gigi : ..............................................................................................


..........
KETERANG : ..............................................................................................
AN ..........
..............................................................................................
..........

9 Leher
.
Ya Tidak
Kekakuan :

Nyeri tekan :

Massa :

KETERAN : ..................................................................................................
GAN .......................
..................................................................................................
.......................

10 Pernafasan
.
Ya Tidak
Batuk :

Nafas pendek :

Hemoptisis :

Wheezing :

Asma :

KETERANGA : ........................................................................................
N ...........................
........................................................................................
...........................

11 Kardiovaskuler
.
Ya Tidak
Chest pain :

Palpitasi :

Dipsnoe :

Paroximal :
nocturnal

Orthopnea :

Murmur :

Edema :

KETERANGA : ........................................................................................
N .......................
........................................................................................
.......................

1 Gastrointestin
2. al
Ya Tidak
Disphagia :

Nausea / :
vomiting

Hemateemesis :

Perubahan :
nafsu makan

Massa :

Jaundice :

Perubahan :
pola BAB

Melena :

Hemorrhoid :

Pola BAB : .............................................................................................


..............
KETERANG : .............................................................................................
AN ..............
.............................................................................................
..............

1 Perkemihan
3.
Ya Tidak
Dysuria :

Frekuensi : ...........................................................................................
............
Hesitancy :

Urgency :

Hematuria :

Poliuria :

Oliguria :

Nocturia :

Inkontinensia :
Nyeri :
berkemih

Pola BAK : ...........................................................................................


................
KETERANG : ...........................................................................................
AN ................
...........................................................................................
................

1 Reproduksi
4. (laki-laki)
Ya Tidak
Lesi :

Disharge :

Testiculer pain :

Testiculer :
massa

Perubahan :
gairah sex

Impotensi :

Reproduksi
(perempuan)

Lesi :

Discharge :

Postcoital :
bleeding

Nyeri pelvis :

Prolap :

Riwayat : .............................................................................................
menstruasi .

Aktifitas :
seksual

Pap smear :

KETERANG : .............................................................................................
AN ..............
.............................................................................................
..............

1 Muskuloskele
5. tal
Ya Tidak
Nyeri Sendi :

Bengkak :

Kaku sendi :

Deformitas :

Spasme :

Kram :

Kelemahan :
otot

Masalah gaya :
berjalan

Nyeri :
punggung

Pola latihan : ............................................................................................

Dampak ADL : .............................................................................................


.....
KETERANG : .............................................................................................
AN ..............
.............................................................................................
..............

16. Persyarafan
Ya Tidak
Headache :

Seizures :

Syncope :

Tic/tremor :

Paralysis :

Paresis :

Masalah memori :

KETERANGAN : .....................................................................................
......................
.....................................................................................
......................
5 POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :
.
Psikososial YA Tidak
Cemas :
Depresi :
Ketakutan :
Insomnia :
Kesulitan dalam mengambil :
keputusan
Kesulitan konsentrasi :
Mekanisme koping : ...................................................................
.............
...................................................................
.............
Persepsi tentang kematian :
Dampak pada ADL :
Spiritual
 Aktivitas
ibadah :......................................................................................................
....
…...........................................................................................
.................

 Hambatan :......................................................................................
.......................
..........................................................................................
......................
KETERANGAN :................................................................................................
............................
................................................................................................................................
...........................

6 LINGKUNGAN :
.
 Kamar :.......................................................................................................
......................

 Kamar
mandi :........................................................................................................
...........

 Dalam
rumah.wisma :............................................................................................
...........

 Luar
rumah :.......................................................................................................
..............
7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
N Kriteria Dengan Mandir Skor
o Bantua i Yang
n Didapa
t
1 Makan 5 10
2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15
sebaliknya
3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, 0 5
gosok gigi)
4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10
menyeka tubuh, menyiram)
5 Mandi 0 5
6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, 0 5
dengan kursi roda )
7 Naik turun tangga 5 10
8 Mengenakan pakaian 5 10
9 Kontrol bowel (BAB) 5 10
10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10
JUMLAH

2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status Exam)
N Aspek Nilai Nilai Kriteria
o Kognitif maksima Klie
l n
1 Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : ........................................
....
Hari : ........................................
.....
Musim : .......................................
......
Bulan : .......................................
......
Tanggal : .......................................
......
2 Orientasi 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara :
………………………………...
Panti :
………………………………..
Propinsi :
………………………………..
Wisma :
………………………………..
Kabupaten/kota : ……...
………………….
3 Registrasi 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudian
ditanyakan kepada klien,
menjawab :
1) Kursi 2). Meja
3). Kertas
4 Perhatiandankalkulas 5 Meminta klien berhitung mulai
i dari 100 kemudia kurangi 7
sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79
4). 72 5). 65
5 Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap
poin nilai 1)
6 Bahasa 9 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
1). ...................................
2). ...................................
3). Minta klien untuk mengulangi
kata berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi
)
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai satu poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien
untuk menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima
yang saling bertumpuk

Total nilai 30
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
Kesimpulan :
…………………………………………………………………………………..

3. Tes Keseimbangan
Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)


1

Rata-rata Waktu TUG

Interpretasi hasil

Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh

>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun


waktu 6 bulan

>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan


dalam mobilisasi dan melakukan ADL

(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen,


Foss & Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991

4. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
N
Pertanyaan Y Td Hasil
o
a k
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 1 0
kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar 1 0
melakukan sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 1 0
. anda
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0
.
Jumlah
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

5. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
N Indikators scor Pemeriksaa
o e n
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan 2
perubahan jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum 2
minuman beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya 2
sehingga tidak dapat makan makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli 4
makanan
7. Lebih sering makan sendirian 1
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum 1
obat 3 kali atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam 2
bulan terakhir
10 Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang 2
. cukup untuk belanja, memasak atau makan sendiri
Total score
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)
Interpretasi:
0 – 2 : Good
3 – 5 : Moderate nutritional risk
6 ≥ : High nutritional risk

6. Hasil pemeriksaan Diagnostik

No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil


Diagnostik Pemeriksaan
7. Fungsi sosial lansia
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia
N URAIAN FUNGSI SKO
O R
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada ADAPTATION
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman- PARTNERSHI
teman)saya membicarakan sesuatu dengan P
saya dan mengungkapkan masalah dengan
saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman- GROWTH
teman) saya menerima dan mendukung
keinginan saya untuk melakukan aktivitas /
arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman- AFFECTION
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya seperti
marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan RESOLVE
saya meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 2 2). Kadang-
kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005
BAB III
PROFIL PANTI
A. DATA DEMOGRAFI
Hasil pengkajian Gerontik di Griya Werdha Kec. Jambangan Surabaya
a) Peta Demografs Griya Werdha

UPTD Griya Werdha merupakan unit pelayanan yang bertugas


menampung dan memberikan hunian bagi para lansia yang terlantar di daerah
Kota Surabaya. Sebelumnya, Griya Werdha bernama Panti Jompo Werdha
Surabaya. Panti ini telah berpindah tempat karena penghuninya yang semakin
banyak. Panti ini sebelumnya terletak di Jalan Medokan Asri Barat X Blok N-
19 dan berpindah di Jalan Jambangan Baru Tol No. 15 A pada bulan Januari
2017 beserta perubahan nama menjadi UPTD Griya Werdha yang dikelolah
oleh Pemerintah Kota Surabaya
b) Struktur Organisasi

Struktur organisasi “UPTD Griya Werdha Surabaya”

Ka. UPTD Griya Werdha


Surabaya

Kasub Bag TU

Koor Kesekretariatan

Koordinator I Koordinator II

Koor Pembina Koor Juru Koor Koor Koor


Mental Masak Keamanan Pendamping/Perawat Kebersihan

Wakil Ketua Bendahara

Koor Program Koor Obat dan Alkes Koor Adm. Lanisa

Koor Humas Koor Adm Perawat

SDM yang ada di “UPTD Griya Werdha Surabaya” ada 56 pegawai dengan
perincian sebagai berikut:
No Jabatan Pendidikan Lama Kerja
1. Ka. UPTD (PNS)
2. Staff 1 (PNS)
Staff 2 (PNS)
Staff 3 (PNS)
3. Perawat 1 (Honorer)
Perawat 2 (Honorer)
Perawat 3 (Honorer)
Perawat 4 (Honorer)
Perawat 5 (Honorer)
Perawat 6 (Honorer)
Perawat 7 (Honorer)
Perawat 8 (Honorer)
Perawat 9 (Honorer)
Perawat 10 (Honorer)
Perawat 11 (Honorer)
Perawat 12 (Honorer)
Perawat 13 (Honorer)
Perawat 14 (Honorer)
Perawat 15 (Honorer)
Perawat 16 (Honorer)
Perawat 17 (Honorer)
Perawat 18 (Honorer)
Perawat 19 (Honorer)
Perawat 20 (Honorer)
Perawat 21 (Honorer)
Perawat 22 (Honorer)
Perawat 23 (Honorer)
Perawat 24 (Honorer)
Perawat 25 (Honorer)
Perawat 26 (Honorer)
Perawat 27 (Honorer)
Perawat 28 (Honorer)
Perawat 29 (Honorer)
Perawat 30 (Honorer)
3. Ustadz 1
Ustadz 2
4. Admin 1
Admin 2
5. Keamanan 1
Keamanan 2
6. Petugas kebersihan 1
Petugas kebersihan 2
Petugas kebersihan 3
Petugas kebersihan 4
Petugas kebersihan 5
Petugas kebersihan 6
Petugas kebersihan 7
Petugas kebersihan 8
Petugas kebersihan 9
7. Pramu saji 1
Pramu saji 2
Pramu saji 3
Pramu saji 4
c) Jumlah Lansia
UPTD Griya Werdha memiliki kapasitas 180 lansia. Terdapat 3 blok di
UPTD Griya Werdha Surabaya yaitu :
1. Blok A terdapat 83 lansia
2. Blok B terdapat 45 lansia
3. Blok C terdapat 52 lansia.

B. PENGKAJIAN
Asuhan keperawatan gerontik yang dilaksanakan oleh :
1. Jumlah mahasiswa : 13 mahasiswa
2. Tanggal asuhan keperawatan : 15 Mei 2023-27 Mei 2023
3. Tanggal praktek : UPTD Griya Werdha Jambangan
Surabaya pada Blok B
1. Demografi
Jumlah penghuni di Blok B seluruhnya ada 45 penghuni
1) Teratai : 9 penghuni
2) Mawar : 7 penghuni
3) Anggrek : 15 penghuni
4) Lavender : 14 penghuni
2. Distribusi dan Demografi Lansia
a. Jumlah Lansia

No. Ruangan F %
1. Teratai 9 20
2. Mawar 7 15,6
3. Anggrek 15 33,3
4. Lavender 14 31,1
Total 45 100
Tabel 3.10 Distribusi Jumlah Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan Surabaya
Berdasarkan tabel 3.10 lansia terbanyak berada di Ruang Anggrek
dengan presentase 33,3%

b. Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin F %


1. Perempuan 45 100
Total 45 100
Tabel 3.11 Distribusi Jumlah Jenis Kelamin Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya
Berdasarkan tabel 3.11 penghuni di Blok B berjenis kelamin perempuan
semua dengan jumlah 45 lansia dengan presentasi 100%

c. Umur Lansia

No. Umur F %
1. 45-59 tahun (middle age) 1 2,2
2. 60-74 tahun (elderly) 35 77,8
3. 74-90 tahun (old) 9 20
Total 45 100
Tabel 3.12 Distribusi Jumlah Umur Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan
Surabaya
Berdasarkan tabel 3.12 di Blok B paling banyak lansia dengan umur 60-
74 tahun (eldely) yaitu 35 lansia dengan presentase 77,8%

d. Agama Lansia

No. Agama F %
1. Islam 41 91,1
2. Kristen 4 8,9
Total 45 100
Tabel 3.13 Distribusi Jumlah Agama Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan
Surabaya
Berdasarkan tabel 3.13 agama yang paling banyak dianut di Blok B
adalah agama islam dengan jumlah 41 lansia dengan presentase 91,1%

e. Asal Lansia

No. Asal F %
1. Liponsos Keputih 16 35,5
2. Warga 29 64,5
Total 45 100
Tabel 3.14 Distribusi Jumlah Asal Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan
Surabaya
Berdasarkan tabel 3.14 Asal lansia paling banyak berasal dari warga
dengan jumlah 29 lansia dengan presentase 64,5%

3. Data Khusus Lansia


1. Kondisi Umum Lansia

No. Kondisi Umum F %


1. Nyeri 5 11,1
2. Gatal 14 31,1
3. Gangguan Penglihatan 5 11,1
4. Kelemahan Ekstremitas 20 44,5
5. Kesemutan 1 2,2
Total 45 100
Tabel 3.15 Distribusi Jumlah Kondisi Umum Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya Mei 2023
Berdasarkan tabel 3.15 didapatkan data bahwa kondisi umum yang
paling banyak terjadi yaitu kelemahan ekstremitas dengan jumlah 20
lansia dengan presentase 44,5%

2. Psikososial

No. Psikososial F %
1. Cemas 18 40
2. Sulit konsentrasi 10 22,2
3. Tidak ada masalah 17 37,8
Total 45 100
Tabel 3.16 Distribusi Jumlah Psikososial Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan
Surabaya Mei2023
Berdasarkan tabel 3.16 didapatkan bahwa nilai paling banyak pada
psikososial adalah cemas yaitu dengan jumlah 18 lansia dengan
presentase 40%

3. Tingkat Ketergantungan

No. Tingkat Ketergantungan F %


1. Mandiri 16 35,5
2. Bantuan total 29 64,4
Total 45 100
Tabel 3.18 Distribusi Jumlah Tingkat Ketergantungan Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya Mei 2023

Berdasarkan tabel 3.18 dapat disimpulkan bahwa jumlah lansia bantuan


total paling banyak yaitu 29 lansia dengan presentase 64,4%

4. Aktivitas Beribadah

No. Aktivitas Beribadah F %


1. Rutin 20 44,4
2. Tidak rutin/jarang 25 55,6
Total 45 100
Tabel 3.19.1 Distribusi Jumlah Aktivitas Beribadah Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya Mei 2023
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa aktivitas ibadah di Blok B
paling banyak tidak rutin melakukan aktivitas ibadah dengan jumlah 25
lansia dengan presentase 55,6%
a) Pada kategori aktivitas ibadah rutin sudah mencukupi 2 agama.
Agama islam dengan jumlah 16 orang dan Kristen berjumlah 4
orang
b) Pada kategori aktivitas beribadah tidak rutin/jarang pada agama
islam dengan alasan :

No Alasan F %

1. Lupa tata cara sholat 9 36


2. Lupa bacaan sholat 16 64

Tabel 3.19.2 Alasan Tidak Melakukan Aktivitas Ibadah

5. Resiko Jatuh

No. Resiko Jatuh F %


1. Tidak ada resiko 12 26,7
2. Resiko rendah 4 8,8
3. Resiko tinggi 29 64,4
Total 45 100
Tabel 3.20 Distribusi Jumlah Resiko Jatuh Lansia di Blok B Griya Werdha Jambangan
Surabaya Mei 2023
Berdasarkan tabel di atas jumlah paling banyak terdapat ada resiko tinggi
dengan jumlah 27 lansia dengan presentase 60% dan jumlah lansia
dengan resiko jatuh sebanyak 33 lansia denagn presentase 73,3%

6. Masalah Keperawatan Lansia

No. Masalah Keperawatan F %


Lansia
1. Gangguan Mobilitas Fisik 10 22,2
2. Ansietas 6 13,3
3. Gangguan Integritas Kulit 10 22,2
4. Resiko Jatuh 9 20
5. Distress Spritual 10 22,2
Total 45 100
Tabel 3.21 Distribusi Jumlah Masalah Keperawatan Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya Mei 2023
Dari data tabel 3.21 didapatkan bahwa masalah keperawatan terbanyak
pada gangguan mobilitas fisik, distress spritual, gangguan integritas kulit
dengan jumlah masing-masing 10 lansia (22,2%)

7. Diagnosa Medis Lansia

No. Diagnosa Medis Lansia F %


1. Hipertensi 13 28,8
2. Diabetes mellitus 9 2
3. Ca Mammae 1 2,2
4. Demensia 7 15,5
5. Asam urat 5 11,1
6. Dermatitis 10 22,2
Total 45 100
Tabel 3.22 Distribusi Jumlah Diagnosa Medis Lansia di Blok B Griya Werdha
Jambangan Surabaya

Dari tabel 3.22 didapatkan data bahwa diagnosa medis tebanyak pada
hipertensi yaitu 13 lansia dengan presentase 28,8%, kemudian dermatitis
dengan jumlah 10 lansia dengan presentase 22,2%, dan terendah adalah
CA Mammae dengan jumlah 1 lansia dengan presentase 2,2 %

C. ANALISA DATA

No. Analisa Data Diagnosa Keperawatan


1 DS: Klien lansia mengatakan sulit melakukakan Gangguan Mobilitas
aktivitas Fisik

DO:
 Ditemukan data lansia pada Blok B yang6
mengalami kelemahan ektremitas sebanyak 20
lansia (44,5%)
 Berdasarkan pengkajian pada perawat
didapatkan sebanyak 29 lansia (64,4%)
mengalami ketergantungan total dan 16 lansia
(35,5 %) tidak mengalami ketergantungan
 Lansia tampak menepi, berpegangan pada
tongkat jika berjalan
2 DS: Lansia mengatakan merasa badannya gatal- Gngguan Integritas
gatal Kulit

DO:
 Ditemukan data lansia pada Blok B yang
mengalami gatal-gatal sebanyak 14 lansia
(31,1%)
 Kulit tampak kering bersisik
3 DS: - Resiko Jatuh
DO:
 Ditemukan data lansia pada Blok B yang
mengalami resiko tinggi jatuh sebanyak 33
lansia (73,3%)
4. DS: Lansia mengatakan tidak betah di panti Ansietas
DO:
 Ditemukan data lansia pada Blok B yang
mengalami gelisah/cemas sebanyak 18 lansia
(40%)
5. DS: - Distress Spritual
DO:
 Berdasarkan pengkajian terdapat 25 lansia
(55,6%) yang tidak melaksanakan kewajiban
sholat
 Hasil pengkajian dari 25 lansia tersebut
beralasan tidak mau melaksanakan sholat
dikarenakan lupa tata cara dan bacaan sholat
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Ditemukan Masalah Masalah Teratasi


NO. Diagnosis Keperawatan
Tanggal Paraf Tanggal Paraf
1. Gangguan Mobilitas Fisik 15 Mei 2023 Mhs
berhubungan dengan
penurunan massa otot
dibuktikan dengan kaku
sendi, gerakan terbatas.
(D.0129)
2. Gangguan Integritas Kulit 15 Mei 2023 Mhs
berhubungan dengan
proses penuaan dibuktikan
dengan gatal-gatal dan
kulit tampak bersisik
(D.0014)
3. Distress Spiritual 15 Mei 2023 Mhs
berhubungan dengan
peningkatan
ketergantungan pada orang
lain dibuktikan dengan
tidak mau beribadah
(D.0082)
No Diagnosa Tujuan Kegiatan Indikator Sasaran Waktu dan Penanggung
Keberhasilan tempat jawab
1 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan 1. Terapi ROM Pasif 1. Lansia dapat Lansia dengan 1. Anisa Indri
fisik terapi, diharapkan : dan Aktif meningkatka total care Setyowati
1. Kemampuan 2. Senam lansia n kemampuan 2. Haniatul
aktivitas aktivitas Fuadah
meningkat sehari-hari
2. Lansia dapat 2. Lansia dapat
melakukan melakukan
aktivitas sehari- aktivitas
hari meningkat sehari-hari
3. Pergerakan secara mandir
ekstermitas pada
lansia meningkat
4. ROM pada lansia
meningkat
5. Gerakan terbatas
menurun
2 Gangguan intregitas Setelah dilakukan Teknik pelembapan 1. Kulit lansia Lansia mandiri Eva Rizky
kulit dan jaringan kulit (minyak tampak
terapi, diharapkan : zaitun/handbody) lembab dan care Octaviani
1. Rasa gatal-gatal tidak ada
pada lansia luka
menurun 2. Rasa gatral
2. Kulit tampak pada kulit
kering dan bersisik lansia hilang
menjadi lembab
3 Disstres spiritual Setelah dilakukan 1. Mengajarkan 3. Lansia dapat 1. Lansia 1. Zhenif
terapi, diharapkan : (cara wudhu, melakukan dengan total Galang Sakti
1. Kemampuan sholat dan beribadah care 2. Mochammad
beribadah dzikkir) secara 2. Lansia Wildanil
meningkat 2. Membuat mandiri mandiri care Ulya
2. Kemampuan lansia tasbih dengan 4. Lansia dapat
akan memahami manik – memahami
makna dan tujuan manik langkah-
hidup dalam langkah
beribadah dalam
melakukan
beribadah
dengan benar

You might also like