Professional Documents
Culture Documents
Lampu Hemat Energi - Iptek
Lampu Hemat Energi - Iptek
com/id/kontaminasi-merkuri-pada-lampu-hemat-energi/a-15672034
RUBRIK / IPTEK
IP TEK
Secara bertahap mulai 2009 di Eropa dipacu penggunaan lampu hemat energi. Baru belakangan diketahui, lampu hemat energi
ternyata mengandung logam berat merkuri yang amat beracun.
Langkah Komisi Uni Eropa, untuk mengganti lampu pijar konvensional yang boros energi, dengan lampu yang lebih
efisien itu, mula-mula dipuji organisasi pelindung lingkungan. Tapi lampu hemat energi, jika sudah tidak berfungsi,
harus dibuang sebagai sampah khusus, karena mengandung logam berat merkuri atau air raksa yang berbahaya
bagi lingkungan dan manusia.
Lampu pijar konvensional hanya memiliki efisiensi sekitar 5 persen. Dalam arti, hanya 5 persen
energi listrik yang diubah menjadi cahaya, sisanya sekitar 95 persen diubah menjadi panas.
Sisi negatif diabaikan Lampu pijar yang boros energi (depan) akan dilarang di
Eropa, diganti lampu hemat energi (belakang)
Sisi negatif lampu hemat energi, cukup lama tidak diangggap sebagai tema penting oleh organisasi
pelindung lingkungan. Dipandang dari segi teknik, lampu hemat energi adalah sebuah varian yang
1 of 4 2/21/2018, 3:56 PM
Kontaminasi Merkuri Pada Lampu Hemat Energi | Iptek | DW | 17.01.2012 http://www.dw.com/id/kontaminasi-merkuri-pada-lampu-hemat-energi/a-15672034
canggih dari lampu tabung neon. Cahayanya terfokus dan hanya terbatas pada spektrum tertentu dari sinar matahari.
Juga getaran cahaya yang khas, seperti pada lampu tabung neon, tetap ada. Kedipan cahaya amat cepat itu, sejauh ini belum diketahui dampaknya pada
tubuh manusia. Juga kenyataan, bahwa keawetan lampu hemat energi tidak sepanjang yang diiklankan, tidak menjadi tema penting bagi para politisi
dan aktivis lingkungan.
Bahkan sebaliknya, sejumlah organisasi pelindung lingkungan juga memuji politik Uni Eropa,
untuk memacu penggunaan lampu hemat energi. Pakar energi dari Greenpeace Austria, Niklas
Schinerl mengungkapkan :“Lampu pijar, dari pandangan kami, adalah teknologi kuno yang harus
ditarik dari pasar, digantikan sistem pencahayaan yang lebih efisien.“
Komisi Uni Eropa mengizinkan ambang batas aman hingga lima miligram merkuri untuk tiap
unit lampu hemat energi. Dengan itu, muncul ancaman pencemaran logam berat merkuri di
Niklas Schinerl rumah tangga, jika pemasarannya sudah meluas di seluruh anggota Uni Eropa. Sejak lama
diketahui, logam berat merkuri dalam dosis kecil sekalipun amatlah beracun. Karena itu, lampu
hemat energi yang sudah tidak berfungsi, harus dibuang sebagai sampah khusus.
Tapi kenyataannya, hanya sekitar 20 persen dari sampah khusus lampu hemat energi itu yang didaur ulang. Sebagian besarnya justru mendarat sebagai
sampah rumah tangga. Dengan itu logam berat merkuri kembali memasuksi sirkulasi ekositem.
Ketetapan Komisi Uni Eropa terkait ambang batas aman kadar merkuri pada lampu hemat energi, merupakan skandal dan situasi tidak wajar. Demikian
penilaian pakar fisika radiasi dari Lembaga Nuklir Universitas Teknik Wina, Austria, Georg Steinhauser.
“Saya melihat, terdapat kelemahan besar dalam aturan yang ada. Kelemahannya, kadar merkuri baru dapat diketahui setelah lampunya dihancurkan.
Dengan dihancurkannya lampu, unsur gasnya juga menguap. Ini tidak disinggung dalam aturan. Artinya, disini ada kesalahan sistematis, dimana hasil
analisa kemungkinan secara dramatis dimanipulasi”, tegasnya.
Hal itu seharusnya menarik perhatian para ilmuwan, kata Steinhauser. Disebutkan, ia akan segera mempublikasikan hasil penelitian ilmiahnya.
Steinhauser menegaskan, baginya ambang batas aman merkuri sebesar lima miligram, atau bahkan hanya satu miligram, yang merupakan nilai minimal
bagi lampu hemat energi agar dapat bercahaya, masih terlalu tinggi.
2 of 4 2/21/2018, 3:56 PM
Kontaminasi Merkuri Pada Lampu Hemat Energi | Iptek | DW | 17.01.2012 http://www.dw.com/id/kontaminasi-merkuri-pada-lampu-hemat-energi/a-15672034
Perbandingan rasional
Kini dipertanyakan, apakah beban cemaran logam berat merkuri, masih rasional dibanding
penghematan energi yang dijanjikan? Niklas Schinerl dari Greenpeace Austria paling tidak masih
memperhitungan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 30 juta ton per tahunnya.
Akhir tahun 2012 lampu pijar konvensional tidak diizinkan lagi dijual di pasaran Uni Eropa.
Artinya, zamannya lampu hemat energi yang mengandung logam berat merkuri semakin
6 PLTN di Eropa dapat ditutup, jika penggunaan lampu dimantapkan. Hasil evaluasi dampak beban cemarannya terhadap ekositem, sesuai ketentuan Uni
hemat energi sudah meluas.
Eropa baru dapat diketahui tahun 2014,
Tanggal 17.01.2012
Permalink http://p.dw.com/p/13l0k
3 of 4 2/21/2018, 3:56 PM
LAMPU HEMAT ENERGY lampu TL (Tubular Lamp)
Sesungguhnya dalam setiap lampu TL mengandung sampai 5 miligram mercury, dalam bentuk uap atau bubuk. Jika ceroboh menggunakannya, dapat
membahayakan keselamatan, terutama untuk balita, anak-anak dan wanita hamil. Dengan catatan bahaya itu akan timbul jika bola lampu pecah. Uap raksa ini
menkonversi energi listrik menjadi cahaya ultraviolet sehingga substansi fosfor pada tabung menjadi berpendar.
Soalnya, beberapa miligram mercury dan uap raksa saja, sudah bisa meracuni metabolisme tubuh manusia. Apalagi bila terkena pada anak-anak, bisa
menurunkan IQ dan berdampak panjang pada usia lanjut. Uap raksa ini adalah neurotoksin, ialah racun yang sangat berbahaya dan berakibat fatal pada otak
dan ginjal. Jika mercury terakumulasi dalam tubuh dapat merusak sistem syaraf, janin dalam kandungan, dan jaringan tubuh anak-anak.
Kenapa penggunaan lampu TL menggunakan mercury? Karena dapat menghemat energi 2/3 pembangkit listriknya. Cukup signifikan memang dibanding
dengan penggunaan lampu pijar yang menkonsumsi banyak daya. Masih digunakannya mercury, karena memang belum ada pengganti sebaik mercury.
Makanya , akhir akhir ini penetrasi lampu berbasis LED semakin popular walaupun harganya masih MAHAL.
Cara kerja lampu hemat energy adalah : Elektroda ditempelkan dengan cara dijepit pada sebuah lead-wire. Untuk lampu yang bekerja ekstra, pada elektroda
biasanya dilindungi dengan perisai elektroda yang gunanya untuk menghindari terjadinya bercak hitam di ujung-ujung tabung lampu. Bercak hitam ini terjadi
karena penguapan pemancar dari elektroda.
Lampu diisi dengan gas mulia seperti argon, pada tekanan 200 pa – 660 pa. Fungsinya untuk membantu proses penyalaan lampu. Disamping itu, juga
dimasukkan mercury ( Hg ) ke dalam tabung yang digunakan dalam pembentukan cahaya. Pada temperatur waktu lampu tersebut beroperasi, terdapat tekanan
dari mercury. Dan radiasi yang dikeluarkan oleh pancaran mercury, berupa sinar ultra violet, dengan panjang gelombang 253 – 257 nm. Lapisan fosfor pada
bagian tabung berfungsi untuk mengkonversikan sinar ultra violet menjadi cahaya tampak, sehingga intensitas cahaya meningkat.