You are on page 1of 12

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Dosen Pengampu: Masrifatun Mahmuda, SH., MH

Disusun Oleh:

NADYA APRILIANI TAUFAN


NIM. 202074201074

FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG
2023
A. PENENTUAN STATUS PERSONAL BADAN HUKUM

Status Personal badan hukum membahas tentang


Kewenangan/kemampuan untuk bertindak dalam hukum, hidup dan matinya
badan hukum, ada tidaknya badan hukum, batas-batas kemampuan
bertindak dalam hukum. Termasuk wajib tidaknya membayar pajak.
Prinsip yang dipakai untuk menentukan Status Personal badan hukum:
- Prinsip Inkorporasi (negara-negara Common Law)
- Prinsip Kedudukan Manajemen yang Efektif (negara Civil Law)

Hukum Perdata Internasional di Indonesia menganut prinsip


1. Rancangan Undang-Undang HPI pasal 7:
Badan Hukum tunduk kepada Hukum dari negara di mana badan-badan
hukum ini didirikan. Akan tetapi apabila badan hukum bersangkutan
melaksanakan kegiatan utamanya di dalam wilayah Indonesia, maka
akan berlakulah hukum Indonesia
2. Undang-Undang Pokok Agraria:
Hak-hak atas tanah boleh dinikmati oleh badan hukum asing. Syaratnya
ialah badan hukum tsb harus didirikan menurut hukum Indonesia
dan berkedudukan di Indonesia (pasal 30 Hak Guna Usaha, pasal
36 Hak Guna Banguna, dan pasal 42 Hak Pakai).
3. Undang-Undang Penanaman Modal (Undang-Undang No. 25 tahun
2007) pasal 5 ayat (2):
Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah
negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-
undang.
4. Undang-Undang Perseroan Terbatas (Undang-Undang No. 40 tahun
2007) Pasal 5 ayat (1) :
Perseroan mempunyai nama dan tempat kedudukan dalam wilayah
negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam anggaran dasar.
Dan pada Pasal 17:
(1) Perseroan mempunyai tempat kedudukan di daerah kota atau
kabupaten dalam wilayah negara Republik Indonesia yang
ditentukan dalam anggaran dasar.
(2) Tempat kedudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sekaligus merupakan kantor pusat Perseroan.

Maka Kesimpulannya:
Dalam praktek hukum di Indonesia, diakui prinsip kumulatif
(penggabungan) dari Prinsip Inkorporasi dan Prinsip Kedudukan
Manajemen yang Efektif.

B. CONTOH KASUS ANNA DAN RUHUT SITOMPUL


a. Penjabaran Kasus/ Kasus Posisi:
Anna Rudhiantiana Legawati merupakan Istri Ruhut Sitompul, yang
melaporkan suaminya ke Mabes Polri. Ia melapor karena Ruhut mengaku
masih perjaka saat menikah dengan wanita lain bernama Diana Leovita.
Tim kuasa hukum Anna yang dipimpin oleh Hotman Paris Hutapea
menyebarkan selebaran berisi kronologi pernikahan Anna dengan Ruhut
dan Ruhut dengan Diana. Selebaran itu diberikan di Mabes Polri, Jl
Trunojoyo, Jakarta, Senin (11/7/2011). Dalam Selebaran itu berisi:
"Tanggal 20 Januari 1991 pada perkawinannya (Anna dan Ruhut-red)
telah mendapat satu anak laki-laki bernama Christian yang saat ini
berumur 20 tahun. Bulan Juni 1998, Anna menikah dengan Ruhut
Sitompul di Sydney, Australia. Bulan Juni 2001, pernikahan mereka
disahkan secara adat Batak. Anna pada pesta adat tersebut mendapat
marga Tobing menjadi Anna Boru Tobing. Tanggal 17 Juni 2007,
Anna mengetahui pertama kalinya bahwa Ruhut Sitompul mempunyai
wanita lain bernama Diana Leovita. Tanggal 2 Januari 2008, Ruhut
Sitompul tidak pulang sama sekali ke rumah dan telah mengabaikan
Christian dan Anna sebagai istri pertama. Dan pada Akhir bulan Mei
2008, Ruhut Sitompul menikah dengan Diana Leovita sampai saat
ini."
Dalam selebaran itu pula diperlihatkan surat keterangan belum
menikah atas nama Ruhut Sitompul. Surat itu dibuat dengan menggunakan
ketikan komputer dan ditandatangani Ruhut tanggal 6 Mei 2008. Surat
keterangan itu berbunyi:
"Dengan ini saya menyatakan di bawah sumpah bahwa sesungguhnya
sampai saat ini saya belum pernah menikah dengan siapa pun juga
dan saat ini saya masih jejaka/perawan (kata perawan dicoret
menggunakan tulisan tangan). Demikianlah surat pernyataan ini saya
buat dengan sebenar-benarnya. Dan bila kemudian hari saya tidak
benar atau saya berdusta saya tanggung segala akibatnya sesuai
dengan hukum yang berlaku baik hukum Tuhan maupun hukum
negara sesuai UU yang berlaku di Indonesia. Saya tidak akan
melibatkan aparat yang terkait khususnya aparat kelurahan.
Jakarta, 6 Mei 2008.
Yang membuat pernyataan Ruhut Sitompul, SH,".

Ruhut pun menanggapi laporan itu dengan menyebut sebagai lagu lama.
"Itu lagu lama! Kalau aib orang ngapain kita buka-buka," kata Ruhut usai
menghadiri pembukaan simposium internasional Mahkamah Konstitusi di
Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta.1

b. Analisa Kasus:
Dalam penjabaran kasus tersebut memuat fakta-fakta hukum yakni:
1. Ruhut Sitompul dan Anna Rudhiantiana Legawati
berkewarganegaraan Indonesia
2. Anna Rudhiantiana Legawati melaporkan Ruhut Sitompul ke Mabes
Polri Jakarta
3. Pada 20 Januari 1991 dalam perkawinannya telah mempunyai 1
anak laki-laki bernama Christian yang saat ini berumur 20 tahun
1
https://news.detik.com/berita/d-1678659/kronologi-perkawinan-anna-ruhut-sitompul-dan-diana
diakses pada 10 Juni 2023 pukul 20.18 WIT
4. Pada bulan Juni tahun 1998 Anna menikah dengan Ruhut Sitompul
di Sidney, Australia. Dikarenakan beda keyakinan
5. Bulan Juni tahun 2001 pernikahan mereka disahkan secara adat
Batak
6. Dalam Pesta Adat Anna mendapat Marga Tobing sehingga menjadi
Anna Boru Tobing.
7. Pada 17 Juni 2007 Anna mengetahui untuk pertama kali bahwa
Ruhut Sitompul mempunyai wanita lain yang bernama Diana
Leovita.
8. Sejak 2 Januari 2008 Ruhut Sitompul tidak pulang sama sekali ke
rumah dan telah mengabaikan Christian dan Anna sebagai istri
pertama.
9. Akhir Mei 2008 Ruhut Sitompul menikah dengan Diana Leovita
sampai saat ini.
10. Terdapat selebaran yang memperlihatkan surat keterangan belum
menikah atas nama Ruhut Sitompul
11. Ruhut menyatakan di bawah sumpah bahwa sesungguhnya sampai
saat ini ia belum pernah menikah dengan siapa pun juga dan saat ini
saya masih jejaka dalam suratnya yang dinyatakan pada 6 Mei 2008.

Dalam kasus ini juga terdapat Dasar Hukum, yakni:


1. Pasal 56 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Mengenai Pernikahan di luar Wilayah Negara Republik Indonesia
i. Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua
orang warga negara Indonesia atau seorang warga negara
Indonesia dengan warga negara Asing adalah sah bilamana
dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara dimana
perkawinan itu dilangsungkan dan bagi warganegara Indonesia
tidak melanggar ketentuan-ketentuan undang-undang ini.
ii. Dalam waktu 1 (satu) tahun setelah suami istri itu kembali di
wilayah Indonesia, surat bukti perkawinan mereka harus
didaftarkan di Kantor Pencatatan Perkawinan tempat tinggal
mereka.

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 37 Ayat 4 tentang


Kependudukan. Peraturan terkait persyaratan perkawinan di luar
Negeri bagi WNI menyatakan bahwa "Pencatatan perkawinan warga
negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
wajib dicatatkan pada Instansi yang berwenang di negara setempat dan
wajib dicatatkan pada instansi yang berwenang di negara setempat dan
wajib dilaporkan oleh yang bersangkutan kepada instansi tempat
tinggalnya paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan
kembali ke Indonesia."

3. Pasal 73 Perpres 25 tahun 2008 yang berbunyi "Warga Negara


Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 dan Pasal 71 setelah
kembali di Indonesia melapor kepada Instansi Pelaksana atau UPTD
Instansi Pelaksana di tempat domisili dengan membawa bukti
pelaporan/pencatatan perkawinan dil luar negeri dan Kutipan Akta
Perkawinan”.

Karena itu, persyaratan perkawinan di luar negeri yang perlu


Anda lengkapi adalah pelaporan atas pernikahan, baik di dalam
maupun di luar negeri, yang menjadi suatu kewajiban.

Maka Analisa Kasusnya adalah:

Warga Negara Indonesia beda agama yang melangsungkan


perkawinan di luar negeri harus melaporkan akta perkawinannya di
perwakilan Republik Indonesia di negara tersebut. Akta perkawinan yang
diterbitkan negara asing dalam kasus ini adalah di Australia, harus
dilaporkan dan dicatatkan di Kantor Catatan Sipil dimana ia berdomisili.
Akta perkawinan yang dibuat negara Asing sah menurut hukum
perkawinan Indonesia yang berlaku sepanjang perkawinan itu sah menurut
hukum dimana perkawinan dilangsungkan, dilaporkan diperwakilan
Republik Indonesia di negara tersebut, serta dilaporkan dan didaftarkan di
kantor catatan sipil di Indonesia.
Dalam kasus Anna dan Ruhut Sitompul atas pernikahan yang di
selenggarakan di Australia memiliki dokumen yang resmi akan tetapi
mereka tidak mendaftarkan pernikahannya di catatan sipil Indonesia
sehingga mereka belum terdaftar di Indonesia, atas dasar asas Lex Loci
Celebrationis, sebab di indonesia wajib melaporkan kepada instansi tempat
tinggalnya paling lambat 30 hari sejak yang bersangkutan kembali di
Indonesia sebagai mana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 Pasal 37 Ayat 4 Tentang Kependudukan.
Karna Ruhut belum mendaftarkan Akta nikah mereka dari Sidney,
Australia sehingga itu menjadi celah bagi Ruhut untuk bisa menikah lagi
dengan Diana Leovita. Tetapi dalam kasus pernikahan Anna dan Ruhut
mereka sudah menikah secara Adat, yang dimana pernikahan mereka itu
Sah dan di akui Secara Adat oleh sebab itu Ruhut hanya terkena sanksi
Secara Adat saja. Ruhut tidak boleh mengikuti kegiatan di dalam marganya
yakni karna di anggap memalukan keluarga.
C. CONTOH KASUS PERDATA INTERNASIONAL MENGENAI
STATUS PERSONAL

“KASUS PERCERAIAN MANOHARA ODELIA PINOT DAN


TENGKU FAKHRY”

a. Penjabaran Kasus/posisi Kasus:


Manohara Odelia Pinot adalah model belia kelahiran Jakarta, 28
Februari 1992. Lahir dari seorang ibu keturunan bangsawan Bugis, Daisy
Fajarina dan ayah berkebangsaan Perancis, Reiner Pinot Noack. Manohara
Odelia Pinot di usia yang masih sangat muda, 16 tahun, ia menikah
dengan seorang pangeran asal Malaysia Barat, Tengku Muhammad Fakhry
Petra.
Hal ini bermula dari pertemuan Manohara dengan Tengku Fakhry di
bulan Desember 2006. Mereka dipertemukan dalam acara jamuan makan
malam. Dari situlah, sang pangeran jatuh hati. Meski terpaut selisih usia,
namun akhirnya kedua insan ini berpacaran dengan seijin ibunda
Manohara, Daisy.
Tak lama setelah itu, Tengku Fakhry menyatakan keinginannya untuk
memperistri mantan kekasih Ardie Bakri ini. Pada 17 Agustus 2008,
Manohara beserta keluarga berangkat ke Malaysia atas undangan keluarga
Tengku Fakhry. Tengku Fakhry akhirnya menikahi Manohara yang saat itu
masih berusia 16 tahun. Pernikahan yang diadakan di Malaysia ini sempat
terganjal akibat usia Manohara yang masih di bawah umur dan tidak ada
wali serta surat dari KBRI setempat. Namun, pada akhirnya pernikahan
inipun tetap terlaksana.
Akhir 2008 Manohara kabur lewat Singapura ke Jakarta dari tempat
kediamannya di Malaysia. Menurut penuturan Manohara kepada ibunya,
Daisy, ia mengalami perlakukan tak menyenangkan dari suaminya serta
tidak tahan dengan sikap kasar Tengku Fakhry kepadanya, akhirnya
Manohara memilih kabur. Selama kabur, Manohara tinggal di rumah
kontrakan keluarganya di daerah Jakarta Selatan.
17-18 Maret 2009 Nenek Manohara dan Dewi pergi ke kedutaan
Indonesia guna meminta bantuan. 30 Mei 2009 Sultan Kelantan
mengalami serangan jantung, dan langsung dirujuk ke Singapura.
Manohara dan keluarga kerajaan berangkat ke Singapura. Menurut
rencana, Manohara bersama keluarga kerajaan akan berada di Singapura
selama lima hari.
31 Mei 2009 Akhirya Manohara pun pulang bersama Daisy dan Dewi
ke Indonesia. Manohara tiba di Indonesia pada Minggu (31/5) pukul 07.30
WIB. Sidang gugatan cerai Tengku Muhammad Fakhry terhadap
Manohara Odelia Pinot akan berlangsung pada Minggu 2 Agustus 2009.
Mano belum tahu akan datang atau tidak pada sidang yang berlangsung di
Pengadilan Syariah Islam Malaysia itu.
Pengadilan Tinggi Malaysia, Minggu (13/12/2009) memenangkan
gugatan pangeran Kelantan, Mohammad Fakhry, suami Manohara.
Pengadilan memerintahkan Manohara kembali ke suaminya dan
membayar hutan 1,1 juta ringgit Malaysia atau Rp.3 milyar lebih.
Pengacara Fakhry, Zainul Rijal Abu Bakar, mengatakan Pengadilan Tinggi
Islam negara bagian Kelantan utara memerintahkan Manohara agar “setia”
dengan kembali pada suami dan mengembalikan uangnya, guna
memecahkan segala permasalahan, kurang dari 14 hari, di mana pangeran
akan disumpah sebagai raja Kelantan, pada 3 Januari 2010. Pangeran
sangat senang dengan hasil keputusan itu, kata Zainul. Pengadilan
memerintahkan Manohara mengembalikan uang dalam 30 hari. Jika tidak,
ia dapat dinyatakan tidak “setia” dan pangeran takkan diwajibkan
membayar setiap biaya perawatannya. Artinya, perkawinan harus berakhir
dengan perceraian pada masa depan, dan Manohara takkan memperoleh
kompensasi perceraian disebabkan ketidaksetiaan.

b. Analisa Kasus:
Pernikahan terjadi antar warga negara Indonesia Manohara Odelia
Pinot dengan warga negara Malaysia Mohammad Fakhry. Pernikahan
diadakan di Malaysia. Pengadilan yang mengurus perceraian adalah
Pengadilan Malaysia.
Hakim atau Pengadilan yang berwenang, Pengadilan yang berwenang
adalah pengadilan negara Indonesia berdasarkan prinsip:
a. The basis principal: Manohara masih berumur 16 tahun saat menikah
dengan kewarganegaraan Indonesia.
b. Tempat pernikahan atau terjadinya perbuatan adalah di Malaysia,
namun apabila pernikahan ini sudah didaftarkan maka di Indonesia
pun sudah diakui.
c. Berdasarkan Forum actoris, pihak penggugat disini adalah Manohara.
Dimana manohara sebelum menikah tinggal bersama Ibunya di
Indonesia.
d. Berdasarkan The principal of effectiveness, karena yang saat ini lebih
diperhatikan adalah gugatan untuk perceraian, sehingga apabila
Manohara tinggal di Indonesia, akan lebih efektif mengurus perceraian
di Indonesia.

Penggolongan Prinsip dilihat dari:


1. Pinsip Nasionalitas / kewarganegaraan banyak dianut oleh Negara-
negara Eropa Kontinental, diantaranya: Perancis, Italia, Belgia,
Luxemboug, Belanda, Indonesia, Rumania, Bulgaria, Finlandia,
Junani, Honggaria, Polandia, Portugal, Spanyol, Swedia, Turki,
Tiongkok, dan Negara-negara Amerika Latin antara lain: Costa Rica,
Republik Dominika, Ecuador, Haiti, Honduras. Mexico, Panama, dan
Venezuela.
2. Prinsip Domisili/ teritorial banyak dianut oleh Negara-negara Anglo
Saxon, diantaranya: Semua Negara-negara bekas jajahan Inggris yang
menganut sistim common law (Amerika Serikat, Malaysia, Singapura,
Australia dsb), Scotlandia, Africa Selatan, Quebec, Denmark,
Norwegia, Iceland, dan Negara-negara Amerika Latin: Argentina,
Brazilia, Guatemala, Nicaragua, Paraguay, dan Peru.

Maka Hukum yang berlaku adalah hukum Malaysia. Hal ini berdasarkan
prinsip dalam status personal, yaitu dimana pernikahan tersebut berlangsung.
Serta asas-asa HPI dalam hukum keluarga menyatakan bahwa syarat materil
syahnya perkawinan berdasarkan asas Lex Loci Celebrationis artinya
didasarkan pada tempat dimana perkawinan diresmikan atau dilangsungkan,
begitu juga syarat sah perkawinan secara formal juga di tentukan berdasarkan
pada tempat dilangsungkannya perkawinan. Kemudian akibat dari dari
perkawinan itu harus tunduk terhadap system Hukum tempat perkawinan
diresmikan (Lex Loci celebrationis).
Dalam fakta hukum yang didapat pernikahan diadakan di Malaysia,
sehingga hukum yang diberlakukan dalam proses perceraian adalah hukum
Malaysia. Tidak menggunakan hukum Indonesia dikarenakan Berdasarkan
fakta hukum, tidak diketahui apakah pernikahan ini telah didaftarkan dalam
pencatatan sipil di Indonesia, bahwa ke dua belah pihak telah menikah.
Sehingga untuk kepastian hukum, maka hukum Malaysia lah yang diterapkan.
REFERENSI

https://news.detik.com/berita/d-1678659/kronologi-perkawinan-anna-ruhut-sitompul-
dan-diana diakses pada 10 Juni 2023 pukul 20.18 WIT

You might also like