Professional Documents
Culture Documents
Studi Kinerja Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengis
Studi Kinerja Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengis
net/publication/334323159
CITATIONS READS
4 711
5 authors, including:
Santi Puspitasari
indonesia Rubber Research Institute
25 PUBLICATIONS 59 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Santi Puspitasari on 17 October 2019.
Abstract Abstrak
157
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
nilai titik lembek, indeks penetrasi dan Penggunaan karet serbuk ban untuk
elastic recovery serta sifat kestabilan aspal memodifikasi sifat aspal dirasakan kurang
karet selama penyimpanan dan akibat sesuai untuk diterapkan di Indonesia,
pengaruh pemanasan berulang yang relatif karena tidak sejalan dengan program
baik. Pemerintah dalam meningkatkan konsumsi
domestik karet mentah sebesar 100 ribu
Kata kunci : Aspal karet; kompon karet SIR ton/tahun. Indonesia selaku produsen karet
20; penetrasi; titik lembek; alam terbesar kedua dunia, mampu
vulkanisasi menghasilkan karet TSR termasuk SIR 20
untuk konsumsi ekspor mencapai 2,49 juta
ton di tahun 2016 (Gabungan Perusahaan
PENDAHULUAN Karet Indonesia [GAPKINDO], 2017). Apabila
sebagian produksi karet SIR 20 dapat
Aspal karet merupakan salah satu dimanfaatkan untuk aditif aspal karet maka
bentuk aspal modifikasi polimer diperhitungkan dapat menambah serapan
(Krishnapriya, 2015). Teknologi aspal domestik karet hingga 60 ribu ton/tahun
modifikasi polimer menawarkan keunggulan (Ramadhan et al., 2016).
dalam meningkatkan ketahanan alur
(rutting) dan retak panas melintang (thermal Karet alam mentah akan
cracking) serta menurunkan kerusakan menghasilkan aspal karet dengan
akibat kelelahan (fatique damage), karakteristik yang berbeda dibandingkan
pengelupasan (stripping) dan kepekaan pada aspal karet berbasis karet serbuk ban.
suhu dibandingkan dengan aspal murni. Susunan rantai molekul dalam karet serbuk
Penambahan polimer cenderung ban tidak dapat dimodifikasi akibat
meningkatkan kekentalan aspal yang terbentuknya ikatan silang antar rantai
disebabkan oleh mengembangnya (swelling) molekul karet yang dijembatani oleh sulfur
partikel karet di dalam aspal tersebut. melalui mekanisme vulkanisasi, sehingga
Kekentalan yang tinggi pada aspal interaksi antara molekul aspal dengan karet
modifikasi polimer maka akan berakibat hanya terjadi secara fisik. Sementara pada
pada meningkatnya kelekatan (adhesive karet mentah, antar rantai panjang molekul
bonding) antara aspal dengan partikel karet belum saling membentuk ikatan silang
agregat (Malithong & Thongpin, 2010; Ying & sehingga diharapkan dapat terjalin ikatan
Rongji, 2010; Shafii et al., 2011). kimia yang lebih kuat dibandingkan
interaksi fisik antara karet dengan aspal.
Karet yang berfungsi sebagai bahan Interaksi yang terjadi antara aspal dengan
aditif dalam pembuatan aspal karet dapat karet utamanya difusi fisik (physical
berasal dari jenis karet mentah seperti lateks diffusion) (Gao & Cao, 2010). Tipe ikatan
pekat maupun karet padat (karet remah SIR atau interaksi antara karet dengan aspal
20, karet brown crepe), karet thermoplastik tentu akan berpengaruh terhadap
(SBR dan SBS), bahkan dalam bentuk karet karakteristik aspal karet.
serbuk ban bekas (scrap tires) (Wen et al.,
2015). Penggunaan karet serbuk ban bekas Dalam riset ini akan dipelajari
diperkirakan dapat memberikan solusi atas karakteristik aspal karet yang terbuat dari
permasalahan lingkungan karena ban bekas campuran aspal penetrasi (pen) 60 dengan
seringkali dianggap sebagai limbah industri karet mentah dalam bentuk kompon karet
sekaligus dapat meningkatkan kinerja aspal sebaagi fungs dari sistem vulkanisasi dan
sebagai pembentuk lapisan perkerasan jalan dosis penambahan kompon karet dalam
dengan mengurangi kebisingan yang aspal pen 60. Kompon karet merupakan
ditimbulkan oleh lalu lintas yang padat pecampuran bahan kimia karet dalam karet
(Altieb et al., 2016; Sheng et al., 2017; Wang mentah SIR 20. Sedangkan sistem
et al., 2017). Namun kompatibilitas yang vulkanisasi akan menentukan
rendah antara aspal dengan karet serbuk pembentukan tipe dan jumlah ikatan silang
ban menyebabkan kesulitan dalam proses dalam kompon karet tersebut (Ghavibazoo &
pencampuran serta kestabilan aspal karet Abdelrahman, 2013).
selama penyimpanan yang rendah. Saat
pengadukan dihentikan, maka antara aspal
dan karet serbuk ban akan dengan cepat
saling terpisah (Ghaly, 2008).
158
Studi Kinerja Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengisi Sebagai Bahan Pemodifikasi Aspal Panas
159
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
vulkanisasi konvensional tidak tahan dmm (pada 10000 rpm). Penurunan nilai
terhadap pengusangan (ageing) karena pada penetrasi diperkirakan disebabkan karena
sistem vulkanisasi ini banyak terbentuk semakin cepat putaran mesin agitator maka
ikatan disulfida atau polisulfida yang mudah dispersi kompon karet alam dalam aspal pen
terurai karena pengaruh panas. Sedangkan 60 semakin baik.
dengan sistem semi effisien cenderung lebih
tahan terhadap pengusangan karena ikatan Kecepatan putaran mesin turut
silang yang terbentuk mayoritas dijembatani berpengaruh terhadap nilai titik lembek,
oleh ikatan monosulfida yang tahan yang pada awalnya pada 1000 rpm sebesar
terhadap panas. 49,3oC menjadi 52,8oC pada 10000 rpm.
Peningkatan nilai titik lembek terbesar
Dengan derajat ikatan silang yang terjadi pada putaran 1000 rpm hingga 6000
tinggi diharapkan dapat memberikan sifat rpm yang mencapai 3,1oC, sedangkan dari
elastis yang baik terhadap aspal karet. putaran 6000 rpm sampai dengan 10000
Sementara dengan ketahanan pengusangan rpm pola perubahan nilai titik lembek hanya
yang baik diharapkan dapat turut sedikit bahkan mendekati mendatar sebesar
berkonstribusi dalam memperlama umur 0,4oC. Seiring dengan nilai titik lembek,
pakai aspal karet. butiran kompon karet alam yang terekstrak
juga mengalami peningkatan. Peningkatan
Korelasi Kecepatan Putaran Mesin terbesar terjadi antara putaran 2000 rpm
Agitator dengan Sifat Fisik Aspal Karet hingga 6000 rpm yang semula 40,3% pada
2000 rpm menjadi 98% pada 6000 rpm. Hal
Homogenitas aspal karet atau ini terjadi karena pada kecepatan putaran
penyebaran karet alam dalam aspal karet mesin agitator yang semakin tinggi maka
sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran butiran kompon karet menjadi semakin
mesin agitator serta kekentalan aspal pen 60 halus sehingga banyak yang terekstrasi oleh
yang bergantung pada suhu pemanasan solven benzena.
saat pencampuran. Mengacu pada Gambar
1 terlihat bahwa perubahan pengaturan Berdasarkan hasil percobaan ini
kecepatan putaran mesin agitator diikuti serta dengan mempertimbangkan pengaruh
dengan perubahan sifat fisik aspal karet. terhadap sifat fisik aspal karet maka
Dengan bertambahnya kecepatan putaran kecepatan agitator untuk pencampuran
mesin agitator maka kekerasan aspal karet selanjutnya (kompon KP2) hanya
meningkat, yang digambarkan oleh menggunakan kecepatan putaran pada
penurunan nilai penetrasi yang semula 6000 rpm.
sebesar 59 dmm (pada 1000 rpm) menjadi 54
Nilai
Parameter
No Value
Parameters
KP 1 KP 2
1 Waktu, menit 20,6 20,4
2 Suhu , oC 140 140
3 Torsi maksimum, Kg -cm 6,85 5,69
4 Torsi minimum, Kg -cm 0,31 0,63
5 Delta torsi, Kg -cm 6,54 5,06
6 Waktu vulkanisasi, min:sec 7,14 9,07
7 Waktu pra vulkanisasi, min:sec 4,33 5,52
160
Studi Kinerja Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengisi Sebagai Bahan Pemodifikasi Aspal Panas
65 180
Ekstraksi (Extration)
60 140
Daktilitas
57.5 120
Ductility
55 100
52.5 80
50 60
47.5 40
45 20
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 1000011000
Gambar 1. Korelasi kecepatan agitator terhadap sifat fisik aspal karet dengan penambahan
5% kompon karet
Figure 1. Correlation between agitator speed to physical properties of rubberized asphalt
with addition of 5% rubber compound
161
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
162
Studi Kinerja Kompon Karet Alam Tanpa Bahan Pengisi Sebagai Bahan Pemodifikasi Aspal Panas
163
Prastanto, Firdaus, Puspitasari, Ramadhan, dan Falaah
164