Professional Documents
Culture Documents
Proposal Tesis Agus Susanti Moderating
Proposal Tesis Agus Susanti Moderating
PENDAHULUAN
lembaga/organisasi pemerintah, akan dilihat apakah anggaran yang telah dibuat dapat
anggaran bukan merupakan target alokasi anggaran. Anggaran berbasis kinerja lebih
menitikberatkan pada kinerja ketimbang penyerapan itu sendiri. Hanya saja kondisi
memang akan berakibat hilangnya manfaat belanja. Karena dana yang telah
dialokasikan ternyata tidak semuanya dapat dimanfaatkan, yang berarti terjadi idle
1
dana yang dimiliki negara dapat dioptimalkan untuk mendanai kegiatan strategis
(Syarif, 2015)
membengkak di akhir tahun masih terjadi sampai saat ini. Kinerja penyerapan
anggaran seperti itu tidak akan membawa dampak positif bagi proses pembangunan
proporsi pergerakan yang berjalan secara kontinu. Tujuan yang hendak dicapai
kemudian bukan hanya sebatas terserapnya anggaran, tapi yang lebih penting adalah
dapat dilihat dari tingkat pelaksanaan realisasi fisik dan realisasi anggaran yang
terjadwal sesuai dengan rencana kerja selama satu periode tahun anggaran.
sangat lambat, dimana penyerapan anggaran rendah di awal tahun dan cenderung
merupakan masalah yang masih terus terjadi setiap tahunnya. Salah satu
2
cenderung rendah di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun menyebabkan
tahun anggaran 2021 hingga 8 Oktober sebesar 62,95%, dengan agregat pendapatan
dari provinsi sebesar 63,81%, kabupaten 62,32%, dan kota 63,56%. Presentase ini
menurun jika dibandingkan dengan Oktober tahun lalu, yang pada tanggal 31 Oktober
2020 realisasi APBD berada pada angka 78,25%, dengan realisasi pada tingkat
provinsi sebesar 80,57%, kabupaten sebesar 76,92%, dan kota sebesar 78,87%.
Sementara realisasi belanja hingga tanggal 8 Oktober 2021 secara agregat sebesar
51,30%, dengan rincian tingkat provinsi sebesar 52,64%, kabupaten 50,91%, dan kota
49,66%. (https://nasional.kompas.com/read/2021/10/14/19295771/kemendagri-
hingga-8-oktober-realisasi-apbd-2021-sebesar-6295-persen
bawah ini adalah tabel realisasi pendapatan dan belanja daerah pemerintah daerah
3
Dari data di atas, dapat dilihat realisasi pendapatan Kabupaten Bengkalis
2021 dengan persentase mencapai 125,51 %. Namun apabila dilihat dari realisasi
adalah pada Tahun 2020, salah satu penyebabnya adalah pandemic Covid 19,
penanggulangan Covid-19.
dapat dilihat bahwa penyerapan anggaran masih belum optimal. penyebabnya adalah
penyebabnya menumpuknya anggaran diakhir semester dapat terjadi karena pada saat
dengan detail secara terinci dan efesien dan juga tidak memperhatikan target output
kinerja dari capaian sub kegiatan atau kegiatan yang ingin dicapai, sehingga pada saat
melaksanakan dan ingin melakukan belanja tidak sesuai dengan kondisi dan
anggaran hanya bisa dilakukan pada saat perubahan APBD dan dilaksanakan oleh
kegiatan belanja oleh SKPD dapat dilaksanakan pada bulan November dan
4
Desember. Saat ini pemerintah daerah berdasarkan peraturan menteri dalam negeri
Pemerintah Daerah untuk menggunakan SIPD, hal ini juga yang menjadi salah satu
Penyerapan angaran di tanah air selalu saja menjadi persoalan yang terjadi
anggaran negara, tapi fakta menunjukkan bahwa belum ditemukan adanya perubahan
berarti terkait dengan penyerapan anggaran. Penyerapan anggaran yang optimal dan
berjalan sesuai dengan semestinya, namun jika terjadi keterlambatan secara ekonomis
penyerapan anggaran akan menyebabkan jumlah idle cash pada rening pemerintah
cukup besar, jika hal ini tidak ditangani, maka dalam pengelolaan kas yang berlebih
ini akan menimbulkan resiko dan bertentangan dengan prinsip-prinsip manajemen kas
efektifitas biaya, efisiensi, dan pengurangan resiko, serta menjaga idle cash dalam
menyiapkan beberapa langkah strategsis, langkah langkah tersebut antara lain dengan
5
penganggaran, tata cara revisi DIPA, dan tata cara penerbitan ijin kontrak tahun
menjaga tata kelola keuangan yang lebih baik, pemerintah menerapkan kebijakan
DIPA tanpa blokir tahun 2014. Disamping itu, pemerintah juga telah menerbitkan
Perpres Nomor 54 Tahun 2010 untuk mempercepat proses pengadaan barang dan jasa
peneliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa faktor yang dapat
rancangan sebagai pengendali dan penentu arah yang akan ditempuh oleh suatu
2002 dalam Bastian, 2010). Penyerapan anggaran yang maksimal tanpa dibarengi
dengan perencanaan anggaran yang baik dapat dikatakan sebagai suatu hal yang
hampir mustahil akan terwujud (Halim, 2014). Penelitian yang dilakukan (Iqbal,
6
pemerintah sebagai pengelola anggaran dalam merencanakan maka
kegiatan/program yang ditargetkan akan berjalan dengan baik pula. Senada dengan
hasil penelitian (Nugroho, 2017). Namun penelitian yang dilakukan Rifai (2016)
belanja karena ternyata tidak semua dana yang telah dialokasikan dapat
dimanfaatkan, yang berarti adanya uang menganggur (idle money). Maka dampak
diterima dan dinikmati oleh masyarakat sebagai pemberi amanah (principal). Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Alimuddin (2018) dan
Rifka (2018). Namun penelitian Nugroho (2017) dan Sanjaya (2018) menyatakan
hasil yang sebaliknya. Oleh karena itu terdapat ketidakkonsistenan hasil yang
adalah adalah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap organisasi, private atau
publik perlu membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan
sebuah organisasi sekaligus sebagai pendukung daya saing organisasi dalam era
globalisasi dan mengadapi lingkungan kerja serta kondisi sosial masyarakat yang
7
mengalami perubahan yang dinamis. Tidak terkecuali bagi setiap OPD dalam
melakukan setiap program kerja terutama dalam hal penyusunan anggaran. Apalagi
dengan adanya regulasi sebagai pedoman dalam bekerja sangat diperlukan kualitas
berpengaruh pada penyerapan anggaran, yang dilakukan oleh (Sudastri, (2016) dan
Renoat & Latuperissa (2020); Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Alumbida
dkk (2016), Alimuddin (2018) dan Rifka (2019) menunjukkan bahwa sumber daya
surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk menunjang kinerja atau
institusi atau lembaga. Tujuan dari organisasi publik adalah untuk meningkatkan
8
barang dan jasa, kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan administrasi pada
penyerapan anggaran. Sehingga diduga terdapat faktor lain yang bersifat situasional
yang saling berinteraksi dalam memengaruhi satu situasi tertentu. Dimana faktor
Regulasi mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur petunjuk yang
dipakai untuk menata sesuatu dan ketentuan yang harus dijalankan serta dipatuhi
permasalahan yang ada. Namun karena banyaknya aturan yang berubah dengan
Namun, hasil penelitian Sanjaya (2018) dan Rifai (2016) memperlihatkan hasil
penyerapan anggaran.
9
Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Renoat &
penelitian ini diteliti di lokasi yang berbeda, yaitu di Kabupaten Bengkalis. Dengan
19.
anggaran?
anggaran?
10
5. Apakah perencanaan berpengaruh terhadap penyerapan anggaran dengan
anggaran.
anggaran.
11
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengadaan barang dan jasa
sebagai berikut:
1. Bagi Akademisi
Dapat menjadi bahan kajian dan referensi untuk melakukan penelaahan dan
dengan akuntansi sektor publik khususnya untuk kinerja pada sektor publik.
2. Bagi Praktisi
a. Bagi Pemerintah
b. Bagi Regulator
12
1.5 Sistematika Penulisan
Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berupa penjelasan yang mendasari penelitian ini, bab ini berisi
penelitian.
penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mereka adalah pihak yang dipengaruhi dan mempengaruhi baik langsung maupun
tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Jika
Hadi, 2011).
suatu tujuan pencapaian tertentu. Para pemegang saham, para supplier, bank, para
kegiatan yang dianggap penting oleh stakeholders. Teori ini mengatakan bahwa
14
menggunakan informasi tersebut dan bahkan ketika mereka tidak bisa secara
menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara pemerintah dan para stakeholder
yang berarti pemerintah harus melaksanakan peranannya secara dua arah untuk
sebuah sistem sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dihasilkan dan dilakukan
kegiatan pemerintah sebagai stakeholder yang memiliki peran penting dalam proses
Teori keagenan telah dipergunakan secara luas baik di sektor privat maupun
sektor publik. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara prinsipal dan agen.
Jansen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak
dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk
melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen
15
membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut
diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal
menganalisis hubungan antara perusahaan dengan pekerja (Faria and Silva, 2013).
kontraktual di antara dua atau lebih individu, kelompok atau organisasi. Salah satu
pihak (principal) membuat suatu kontrak, baik secara implisit maupun eksplisit
dengan pihak lain (agents) dengan harapan bahwa agen akan bertindak/melakukan
Prespektif teori keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal)
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang menerima
literature akutansi disebut dengan teori keagenan. Teori ini merupakan salah satu
teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi yang merupakan modifikasi
manusia dalam model ekonomi. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara
16
pemilik dan manajemen pada organisasi sektor publik masyarakat sebagai pemilik
manajer atas saham perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi, 2005). Dengan
perusahaan. Inilah yang nantinya akan menyebabkan biaya keagenan (agency cost).
Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan Agency Cost sebagai jumlah dari biaya
mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin
principal karena telah menyalurkan dana dapat dinyatakan sebagai agen karena
pada tingkatan tertentu terhadap Dana yang diberikan dari Pemerintah Pusat.
antara Pemerintah Pusat sebagai principal dan Pemerintah Daerah sebagai agen.
ditetapkan, dan Pemerintah Daerah sebagai agen harus dapat menunjukkan kinerja
17
yang baik dengan melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan secara tepat agar
daerah dalam bentuk uang (rupiah) dalam satu periode tertentu. Selanjutnya
Anggaran daerah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah adalah instrumen
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Sehingga dapat
pemerintah daerah dalam bentuk uang (rupiah) yang dimanfaatkan untuk membiayai
daya keuangan daerah serta untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada
18
pertanggungjawaban keuangan daerah, antara lain memberikan keleluasaan dalam
peraturan daerah.
mengenai pengelolaan keuangan daerah dan kinerja keuangan daerah dari segi
Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 merupakan aturan yang bersifat umum dan lebih
menekankan kepada hal yang bersifat prinsip, norma, asas dan landasan umum dalam
uraian diatas terdapat beberapa pokok muatan peraturan pemerintah ini mencakup
sebagai berikut :
19
dan penetapan alokasi,serta distribusi sumber daya dengan melibatkan
2002).
Untuk menjamin APBD disusun secara baik dan benar, maka perlu diatur
lain prosedur dan teknis pengganggaran yang harus diikuti secara tertib dan taat
asas. Beberapa prinsip dalam disiplin anggaran yang harus diperhatikan dalam
belanja.
20
Proses penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan
kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Oleh karena itu,
dan dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
21
Beberapa aspek pelaksanaan yang diatur oleh peraturan pemerintah ini
adalah memberikan peran dan tanggung jawab yang lebih besar kepada para
Dalam hal ini instansi yang mengatur pengelolaan keuangan daerah adalah
menyelesaikan segala proses pembayaran yang bernilai kecil dengan cepat, dan
pemegang kas kecil tersebut harus bertanggung jawab dalam mengelola dana
berupa:
1) laporan realisasi;
2) neraca;
terlebih dahulu harus diperiksa oleh BPK (Ahmad, 2002: 356). Fungsi
22
dipisahkan dari manajemen keuangan daerah. Pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan ini, BPK sebagai auditor yang independen akan melaksanakan audit
sesuai dengan standar audit yang berlaku dan akan memberikan pendapat atas
2.1.4 Anggaran
pelayanan yang terbaik terhadap masyarakatnya, tetapi tidak jarang bahwa organisasi
sumber daya yang ada terhadap kebutuhan yang terbatas yang dilakukan oleh
Organisasi Publik.
financial, yang meliputi atas usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk satu periode
masa yang akan datang dalam bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis.
23
Menurut pendapat Indra (2010:191), anggaran paket pernyataan menyangkut
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau
beberapa periode mendatang. Dalam anggaran selalu disertakan data penerimaan dan
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyataan
dalam ukuran finansial.. Sedangkan menurut Abdul (2014: 81) anggaran merupakan
rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan
uang yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk suatu periode.
dikemukakan oleh para ahli, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa anggaran
adalah tindakan yang akan dilaksanakan oleh organisasi sektor publik menyangkut
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi di masa yang
akan datang.
Fungsi Anggaran Dalam ruang lingkup akuntansi, anggaran berada dalam ruang
Dengan anggaran, organisasi dapat mengetahui apa yang dilakukan dan ke arah
24
b. Anggaran sebagai alat pengendalian
(misspending).
public.
Melalui dokumen anggaran yang komperensif, sebuah bagian atau unit kerja
harus dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh bagian unit/ unit kerja
lainnya.
Suatu ukuran yang dapat menjadi sebuah tolak ukur apakah suatu bagian
anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat
25
“menantang, tapi masi mungkin dicapai” maksudnya adalah suatu anggaran
sebaiknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, dan juga jangan
memilih pendekatan penyusunan anggaran yang paling tepat dan sesuai dengan
1. Pendekatan Tradisional
pengertian bahwa penentuan setiap jenis dan biaya yang ada pada anggaran
belanja dari suatu periode dalam sebuah instansi didasarkan pada presentase
kenaikan tertentu dari setiap jenis dan jumlah biaya jumlah yang sama dengan
adalah:
26
a. Disusun berdasarkan daftar belanja yang akan dilakukan oleh instansi
organisasi,
nilai uang dan bukan pada hasil atau manfaat suatu program
f. Menyediakan data dan biaya historis yang terpisah sehingga tidak efisie
27
g. Laporan anggaran yang dihasilkan tidak banyak memuat data keuangan
i. Tujuan dan sasaran organisasi disusun dengan dasar jumlah uang yang
2. Pendekatan Kinerja
oleh tidak adanya tolak ukur dalam kinerja sebuah instansi dalam pencapaian
28
a. Anggaran dikelompokan berdasarkan program dan aktivitas
maksudnya adalah jumlah perkalian dari biaya standar per unit dengan
manajerial
29
a. Tidak banyak personel bagian anggaran atau akuntansi yang memiliki
yang tidak dapat langsung terukur dalam satuan unit output atau biaya
memadai yang diberikan kepada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri.
dinyatakan dalam bentuk finansial dari suatu organisasi dimana satu pihak
periode tertentu yang umumnya satu tahun. Bertitik tolak dari pengertian anggaran,
maka tindak lanjut dari anggaran adalah merealisasikan anggaran yang telah
dialokasikan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dalam APBD. Dalam hal ini,
30
Kementerian/Lembaga/Pemko/ Pemkab dalam memaksimalkan penggunaan sumber
dari siklus anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran, penetapan dan
adalah proporsi anggaran satuan kerja yang telah dicairkan atau direalisasikan dalam
satu tahun anggaran. Mengukur daya serap membutuhkan lebih dari sekedar
anggaran yang akuntabel dan memenuhi prinsip value of money merupakan salah satu
penerapan praktik tata kelola pemerintahan yang baik dan menjadi ukuran kinerja
pemerintah.
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara menyebutkan bahwa fungsi anggaran sebagai
pengaruh yang cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk itu
setiap instansi pemerintah harus mengatur pengeluarannya agar berjalan lancar dan
31
Berdasarkan definisi penyerapan anggaran diatas dapat di nyatakan bahwa
terhadap ekonomi namun harusnya kinerja birokrasi semestinya tidak bisa diukur
hanya dengan penyerapan anggaran saja tetapi juga dinilai dari faktor ketepatan
2.1.5.1 Regulasi
Regulasi adalah sesuatu hal yang dipahami mengenai peraturan tertulis yang
memuat norma hukum yang mengikat secara umum. Undang Undang Republik
Regulasi adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
meliputi:
1. Kejelasan tujuan;
4. Dapat dilaksanakan;
32
6. Kejelasan rumusan; dan
7. Keterbukaan.
Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk
Regulasi atau peraturan mengandung arti kaidah yang dibuat untuk mengatur,
petunjuk yang dipakai untuk menata sesuatu dan ketentuan yang harus dijalankan
dan jasa pemerintah baik berupa undang undang, peraturan pemerintah, peratuarn
lingkungan seperti aturan) itu bersama sama menentukan perilaku manusia. Dia
penting untuk perilaku. Atribusi internal maupun eksternal telah dinyatakan dapat
atau aturan yang mempengaruhi penyerapan anggaran yaitu dilihat dari bagaimana
33
pemahaman dan kepatuhan setiap pegawai mengenai peraturan yang ada. Hal ini
menjadikan permasalahan dan tidak bisa langsung menggunakan sumber dana yang
Setiap organisasi publik pasti menghadapi berbagai isu dan permasalahan, baik
yang berasal dari luar (lingkungan) maupun dari dalam organisasi. Oleh karena itu,
setiap organisasi publik pasti mempunyai sistem Pemahaman Regulasi sebagai wujud
kebijakan organisasi dalam menghadapi isu dan permasalahan yang ada (Sanjaya,
2018). Sistem Pemahaman Regulasi keuangan daerah adalah sebuah sistem yang
depan untuk menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu, kegagalan dalam perencanaan penganggaran akan berdampak pada
tidak berjalannya program kerja pemerintah yang secara tidak langsung tentunya akan
berimbas pada program kerja yang tidak terealisasikan. Proses perencanaan juga
34
penetapan tujuan dan pemilihan alat yang paling tepat untuk memonitor
diinginkan dimasa yang akan datang. Sedangkan menurut Abdullah dan Halim (2006)
proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang cukup signifikan. Bagi
organisasi sektor publik anggaran bukan hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga
kepadanya.
merupakan sebuah proses yang cukup rumit dan mengandung muatan politis yang
cukup signifikan. Bagi organisasi sektor publik anggaran bukan hanya sebuah
rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolan dana
Anggaran merupakan salah satu tahapan dari siklus anggaran yang dimulai dari
35
Rakyat (DPR) dimana tahapan penyerapan anggaran ini dimulai ketika Undang-
Undang (UU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disahkan oleh
Belanja Negara (APBN). Menurut Murwanto dalam Herriyanto (2012) APBN adalah
Rakyat (DPR), yang berisi daftar sistematis dan terperinci atas rencana penerimaan
dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari -31 Desember) dan
dokumen perencanaan yang dibuat oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
terdiri dari: 1)Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat daerah (Renstra-SKPD) dan.
terkait satu dengan lainnya, dan juga dengan dokumen pembangunan nasional.
36
2.1.5.2 Pengadaan Barang/Jasa
Barang/Jasa Pemerintah yang dimaksud dengan barang menurut Pasal 1 Ayat (14)
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2011 tentang Perubahan atas
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang
meliputi :
37
Pasal 2 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
pelaksanaan anggaran;
PengadaanBarang/Jasa.”
38
3) Administrasi lainnya yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari pinjaman atau hibah
dilakukan dengan pinjaman kredit ekspor atau kredit lainnya dan harus
barang/jasa nasional.
39
b. Pengadaan barang/jasa untuk investasi di lingkungan BI, BHMN, BUMN,
APBN/APBD.
Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
pada APBN/APBD.”
baik dalam jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang dan pada
umumnya tidak habis dipakai dalam 1 (satu) tahun , dalam pembukuan atau
neraca perusahaan aset tersebut dapat berupa aktiva lancar maupun aktiva
tetap.
Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidak jalannya roda
pemerintahan ini adalah sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari bagaimana
manusia sebagai tenaga kerja menggunakan potensi fisik dan psikis yang ia miliki
secara maksimal dalam mencapai tujuan organisasi (lembaga). SDM sebagai tenaga
kerja dalam pelaksanaan penganggaran terlihat pada fungsi manusia sebagai satuan
40
kerja yang memiliki tugas salah satunya sebagai panitia pengadaan barang dan jasa
yang harus memahami dengan baik tata cara dan prosedur teknis pengadaan barang
dan jasa. Menurut Nawawi (2002) ada tiga pengertian Sumber Daya Manusia yaitu:
3. Sumber daya manusia adalah potensi yang merupakan aset dan berfungsi
dapat mewujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non-`fisik
2.1.5.5Administrasi
berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil
keseluruhan rangkaian dari proses kerjasama antara beberapa orang yang didasarkan
atas asas rasionalitas untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Siagian, 2002).
Dari segi perkembangannya, administrasi dapat dibagi atas dua bagian besar,
yaitu administasi negara dan niaga. Administrasi negara ialah keseluruhan kegiatan
yang dilakukan oleh seluruh aparatur pemerintah dari suatu negara dalam usaha
mencapai tujuan negara. Administrasi niaga ialah keseluruhan kegiatan mulai dari
41
produksi barang dan/atau jasa sampai tibanya barang atau jasa tersebut ditangan
konsumen.
Menurut Abdul (2014 : 15) tentang Anggaran Pendapatan dan belanja Daerah
(APBD) yaitu : suatu anggaran Daerah yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci; adanya sumber
proyek yang dituangkan dalam bentuk angka; periode anggaran, yaitu biasanya 1
(satu) tahun.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun
kabupaten dan kota. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
hakekatnya merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat
daerah. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap kinerja pemerintah,
42
sehubungan dengan fungsi pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu anggaran daerah yang memiliki unsur-
yang akan dilaksanakan pada jenis kegiatan dan proyek yang telah dituangkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah
dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung 1
2011 Pasal 1 Ayat 9 menyatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
atau yang disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah
yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Belanja Daerah atau yang sering disebut dengan APBD adalah suatu rencana
43
keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang memiliki beberapa unsur, seperti adanya
rencana kegiatan suatu daerah beserta uraiannya secara rinci, sumber penerimaan,
akan dilaksanakan. APBD tersebut guna menjadi dasar pelaksanaan pelayanan publik.
Dalam penyusunannya APBD dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Fungsi APBD pada dasarnya sama dengan fungsi APBN. Fungsi APBD terdiri
dari:
dilaksanakan.
bersangkutan.
pemerintah daerah.
44
4. Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus diarahkan
6. Fungsi stabilitas memiliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk
daerah.
APBD
45
2.6 Penelitian Terdahulu
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
1. Ulandari, V., Faktor-Faktor Dependen: Perencanaan
Akram, & yang Mempeng- Penyerapan Anggaran berpengaruh
Santoso, B. aruhi Penyerap- negatif dan
(2021). an Anggaran Independen: signifikan terhadap
Belanja pada a. Perencanaan penyerapan
E-Jurnal Satuan b. Sumber Daya Manusia anggaran. Sumber
Akuntansi, Kerja Perangkat c. Pengadaan Barang dan daya manusia dan
31(6), 1577- Daerah Dengan Jasa pengadaan barang/
1591 Administrasi d. Administrasi jasa berpengaruh
Sebagai positif terhadap
Pemoderasi penyerapan
anggaran.
Sedangkan
administrasi
berpengaruh
negatif terhadap
hubungan
perencanaan,
sumber
daya manusia dan
pengadaan
barang/jasa dengan
penyerapan
anggaran.
46
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
2. Sasmita Pengaruh Dependen: perencanaan
Atika Sari Perencanaan Penyerapan Anggaran anggaran,
Harahap Anggaran, pelaksanaan
, Taufeni Pelaksanaan Independen: anggaran dan
Taufik & anggaran, a. Perencanaan Anggaran kompetensi
Nurazlina Pencatatan b. Pelaksanaan Anggaran sumber daya
(2020) Administrasi c. Pencatatan manusia
dan Kompetensi Administrasi berpengaruh negatif
Jurnal Sumber Daya d. Kompetensi Sumber terhadap tingkat
Akuntansi Manusia Daya Manusia penyerapan
Keuangan Terhadap anggaran.
dan Bisnis Tingkat Sementara
Vol. 13, No. Penyerapan itu, pencatatan
1, Mei 2020, Anggaran (Studi administrasi tidak
1-10 Empiris pada berpengaruh
OPD Kota terhadap tingkat
Dumai) penyerapan
anggaran.
47
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
4. M.Irwan Analisis faktor- Dependen: Pemanfaatan
Tofani, Amir faktor yang Penyerapan Anggaran Tekhnologi
Hasan & , mempengaruhi Informasi, Perenca-
Nasrizal penyerapan Independen: naan, Administrasi,
(2020) anggaran pada a. Pemanfaatan Teknologi Sumber Daya
unit Kerja Informasi, Manusia, Dan
Bilancia: mahkamah b. Perencanaan Pengadaan Barang
Jurnal Ilmiah agung di c. Administrasi Dan Jasa berpenga-
Akuntansi wilayah Riau d. Sumber Daya Manusia ruh terhadap
165 dan Kepri e. Pengadaan Barang dan Penyerapan
Vol. 4 No. 2, dengan Jasa Anggaran,
Juni 2020 komitmen sedangkan Beban
(165-182) Organisasi Moderasi: Kerja tidak
sebagai faktor Komitmen Organisasi berpengaruh
moderasi terhadap Penyerap-
an Anggaran.
Komitmen
Organisasi juga
pengaruh signifi-
kan terhadap
penyerapan angga-
ran
48
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
6. UNICEP Absorption Dependen: Interaksi beberapa
(2019) capacity of the Penyerapan Anggaran faktor
ministry of menyebabkan
health budget in Independen: rendahnya
lesotho: a. Kapasitas Sumber Daya penyerapan
understanding Manusia, anggaran dalam
The Challenges b. Pendanaan, sektor kesehatan
And c. Kepatuhan Ini termasuk
Opportunities Of d. Komunikasi dan kapasitas sumber
The Koordinasi daya manusia
Procurement e. Pemangku Kepentingan (SDM) dalam hal
System f. Perencanaan keterampilan dan
g. Kepemimpinan jumlah staf, jenis
pendanaan,
aliran dana,
persyaratan
kepatuhan yang
kompleks,
komunikasi dan
koordinasi yang
buruk antara
pemangku
kepentingan, dan
lemahnya
perencanaan dan
kepemimpinan
dalam
mempengaruhi
pengeluaran
anggaran.
49
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
8. Muhammad Pengaruh Dependen: perencanaan
Iqbal (2018) perencanaan Penyerapan Anggaran anggaran dan
anggaran dan kompetensi sumber
Tesis. Kompetensi Independen: daya manusia
Universitas sumber daya a. Perencanaa Anggaran, berpengaruh positif
Hasanuddin manusia b. Kompetensi Sumber dan signifikan
terhadap Daya terhadap
Penyerapan tingkat penyerapan
anggaran dengan Moderasi: anggaran.
komitmen Komitmen Organisasi
Organisasi
sebagai
pemoderasi
50
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
10. Tessa Pengaruh Dependen: Regulasi keuangan
Sanjaya regulasi Penyerapan Anggaran daerah tidak
(2018) keuangan berpengaruh
daerah, politik Independen: signifikan positif
Artikel, anggaran dan a. Regulasi Keuangan terhadap
Universitas Pelaksanaan Daerah penyerapan
Negeri pengadaan b. Politik Anggaran anggaran dengan
Padang barang/jasa c. Pengadaan Barang/Jasa Politik anggaran
terhadap berpengaruh
penyerapan signifikan positif
Anggaran pada terhadap penye-
opd provinsi rapan anggaran
sumatera barat Pelaksanaan
pengadaan
barang/jasa tidak
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
penyerapan
anggaran
51
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
12. Elypaz Faktor-Faktor Dependen: Komitmen
Donald Yang Mempe- Penyerapan Anggaran manajemen,
Rerung, ngaruhi Penye- lingkungan
Herman rapan Anggaran Independen: birokrasi, dan
Karamoy & Belanja Peme- a. Penyerapan Anggaran, penerapan e-
Winston rintah Daerah: b. Komitmen Manajemen, procurement
Pontoh Proses Penga- c. Lingkungan Birokrasi, berpengaruh positif
(2017) daan Barang/ d. Kompetensi Sumber dan signifikan
Jasa di Kabu- Daya terhadap penye-
Jurnal Riset paten Bolaang e. Manusia, e- rapan anggaran
Akuntansi Mongondow Procurement terkait pengadaan
dan Auditing Selatan barang/jasa.
"goodwill" Kompetensi
sumber daya
manusia tidak
berpengaruh
terhadap penye-
rapan anggaran
terkait pengadaan
barang/jasa
52
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
14. Rahadi Faktor-faktor Dependen: Faktor peren-
Nugrohoa, yang mempe- Penyerapan Anggaran canaan, pelak-
Salman ngaruhi melon- sanaan anggaran
Alfarisi jaknya Penye- Independen: dan koordinasi
(2017) rapan anggaran a. Pergantian Pimpinan. dengan instansi lain
quartal IV b. Dokumen Perencanaan berpengaruh secara
instansi peme- c. Kompetensi Sumber signifikan terhadap
rintah (studi Daya Manusia, penyerap-an
pada badan d. Dokumen Pengadaan, anggaran instansi
pendidikan dan pemerin-tah.
pelatihan Sedangkan faktor
keuangan) pengadaan
barang dan jasa dan
faktor sumber daya
manusia tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
penyerapan
anggaran.
53
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
15. Desika Faktor-faktor Dependen: (1) faktor
Widianing- yang Penyerapan Anggaran perencanaan yang
rum (2017) memengaruhi menjelaskan
penyerapan Independen: variansi
Bisma Jurnal Anggaran a. Perencanaan (2) faktor
Bisnis dan satuan kerja b. Sumber Daya Manusia pengadaan
Manajemen perangkat c. Pengadaan Barang dan barang/jasa
Vol. 11, No. daerah di Jasa yang menjelaskan
2 Mei 2017 Pemerintah d. Administrasi variansi seluruh
Hal. 194 - kabupaten (3) faktor
208 situbondo regulasi yang
menjelaskan
variansi seluruh
item faktor
internal yang
menjelaskan
variansi seluruh
item sebesar
7,03%;
(4) faktor
administrasi yang
menjelaskan
variansi seluruh
dan
(5) faktor sumber
daya manusia yang
menjelaskan
variansi seluruh
item
54
Peneliti/
No Judul Variabel Hasil Penelitian
Tahun
16. Nama Faktor - faktor Dependen: Perencanaan
penelitinya yang mempen- Penyerapan Anggaran anggaran,
siapa dan garuhi penye- pelaksanaan
tahun berapa rapan Anggaran Independen: anggaran,
dibuatnya belanja a. Penyerapan Anggaran, kompetensi sumber
tesis ini? organisasi b. Perencanaan Anggaran, daya manusia dan
perangkat daerah c. Pelaksanaan Anggaran, proses pengadaan
Tesis Pemerintah d. Kompetensi Sumber barang dan jasa
Universitas Kabupaten Daya Manusia, berpengaruh positif
Sumatera Tapanuli Utara e. Proses Pengadaan terhadap
Utara dengan Barang dan Jasa, penyerapan
Komitmen f. Komitmen Organisasi, anggaran belanja
organisasi dan g. Motivasi.
motivasi
Sebagai variabel
moderasi
55
2.6 Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis
Anggaran
menghasilkan secara utuh sasaran hasil kinerja pembangunan dalam bentuk kerangka
regulasi dan kerangka anggaran yang disebut dengan rencana kerja. Setiap Rencana
yang selalu saja terulang setiap tahun, khususnya persoalan di pemerintah pusat dan
merupakan implemetasi dari perencanaan anggaran yang telah disusun. Kedua hal
56
besar kecilnya tingkat penyerapan belanja daerah dalam mendanai belanja publik
kerja dan penelitian yang dilakukan oleh perencanaan yang baik sangat diperlukan
agar dalam pelaksanaan proram kegiatan yang telah disusun tidak menemui hambatan
sehingga penyerapan anggaran berjalan tepat waktu. Dengan demikian, dapat diduga
bahwa penyerapan anggaran dipengaruhi oleh faktor perencanaan. Hal ini sejalan
dengan penelitian Ledy dkk (2012) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran
dokumen yang dapat berakibat fatal dan belum adanya standar dokumen yang berlaku
57
secara nasional. Terdapat ketentuan pedoman penyusunan dokumen pengadaan yaitu
Pemerintah.
2012 dan perubahannya menjadi Perpres No. 04 tahun 2015 dan Perpres No.16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai upaya mempercepat
pelayanan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Perpres tersebut memberikan
yaitu proses pengadaan barang dan jasa secara online yang merupakan salah satu
jalan untuk mempercepat penyerapan anggaran. Proses pengadaan barang dan jasa
pemerintah sebelum diberlakukan E-Proc memerlukan waktu yang cukup lama dari
penyerapan anggaran tentang pengadaan barang jasa yang dilakukan oleh Pemerintah
(agent) akan berdampak pada hilangnya manfaat belanja karena ternyata tidak semua
dana yang telah dialokasikan dapat dimanfaatkan, yang berarti adanya uang
keterlambatan atas manfaat yang akan diterima dan dinikmati oleh masyarakat
sebagai pemberi amanah (principal). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
58
H2 : Pengadaan Barang dan Jasa berpengaruh terhadap penyerapan
anggaran
Anggaran
Salah satu faktor utama yang menentukan baik atau tidak jalannya roda
pemerintahan ini adalah sumber daya manusia. Hal ini terlihat dari bagaimana
manusia sebagai tenaga kerja menggunakan potensi fisik dan psikis yang ia miliki
pembangunan daerah, karena pemerintah yang memiliki jabatan dan kuasa sebagai
Setiap organisasi, private atau publik perlu membangun Sumber Daya Manusia
(SDM) yang profesional dan berkualitas. SDM yang berkualitas akan menjadi
saing organisasi dalam era globalisasi dan mengadapi lingkungan kerja serta kondisi
sosial masyarakat yang mengalami perubahan yang dinamis. Tidak terkecuali bagi
setiap OPD dalam melakukan setiap program kerja terutama dalam hal penyusunan
anggaran. Apalagi dengan adanya regulasi sebagai pedoman dalam bekerja sangat
2014).
Menurut Thoha (2001), manusia adalah aktor utama dalam setiap organisasi
59
kebutuhan, dan pengalaman. Komponen karakteristik inilah yang kemudian
mencapai tujuan dan manusialah yang akan membawa organisasi tersebut untuk
mencapai tujuan. Senada dengan pendapat Thoha, menurut Halim (2014: 19) kualitas
anggaran. Salah satunya terlihat dalam proses pengadaan barang dan jasa, diaman
terganggu karena harus mengikuti ketersediaan waktu panitia lelang. Hasil penelitian
Mutmainna & Muhammad Iqbal (2017) yang mengatakan bahwa kualitas SDM
anggaran
oleh sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan. Dari
pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa administrasi menjadi salah satu bagian
dari proses pembangunan, karena kegiatan yang dilakukan tersebut memilki pengaruh
yang besar terhadap pembangunan daerah yang disusun dalam sistem pemerintahan.
Jika bagian administrasi dapat menjalankan tugasnya dengan baik, maka hasli dari
60
Administrasi juga dapat dikatakan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk
menjadi salah satu bagian dari proses pembangunan, karena kegiatan yang dilakukan
tersebut memilki pengaruh yang besar terhadap pembangunan daerah yang disusun
dengan baik, maka hasli dari proses dalam pencapaian tujuan pun dapat tercapai.
Administrasi juga dapat dikatakan sebagai penyusunan dan pencatatan data dan
menyediakan keterangan.
anggaran.
61
Berdasarkan uraian di atas, maka model penelitian seperti terlihat pada Gambar
Perencanaan H1
Anggaran H5
Pengadaan Barang H2
dan Jasa H6 Penyerapan
Anggaran
H4 H8
Administrasi
Regulasi
62
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Dalam suatu penelitian
seorang peneliti harus menggunakan metode penelitian yang tepat. Hal ini dimaksud
agar peneliti dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang
tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif atau
peneliti melakukan penelitian ini pada lokasi tersebut adalah Kabupaten Bengkalis
termasuk kabupaten yang ada di Provinsi Riau yang merupakan kabupaten dengan
63
3.3 Populasi dan Sampel
Dalam sebuah penelitian yang baik, objek penelitian haruslah jelas dan tidak
terlalu luas sehingga hasil yang diperoleh lebih baik, untuk itu penentuan populasi,
sampel dan teknik penyampelan merupakan kriteria teknis yang perlu dipenuhi.
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal-hal menarik
yang ingin peneliti investigasi. Menurut Sekaran (2014: 53) populasi adalah
kelompok orang, kejadian atau hal-hal menarik dimana peneliti ingin membuat opini
elemen dalam populasi dimana sampel tersebut diambil. Peneliti dapat meneliti
seluruh elemen populasi (disebut dengan sensus) ataupun meneliti sebagian dari
Populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat atau pegawai yang terlibat
(tiga puluh lima) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terdiri dari: 1 (satu)
Polisi Pamong Praja, 1 (satu) Rumah Sakit, 7 (tujuh) Badan dan 23 (dua puluh tiga)
Dinas, dimana pejabat atau pegawai yang akan diberikan kuesioner sebanyak 3 (tiga)
orang yaitu: (1) Kepala OPD selaku pengguna anggaran/barang dan sebagai
pelaksana tugas, pokok dan fungsi OPD, (2) Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
OPD sebagai pejabat yang melakukan fungsi tata usaha keuangan dan (3) Bendahara
anggaran belanja pada OPD, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
64
sebanyak 141 (seratus empat puluh satu) orang/responden. Adapun teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sampling jenuh atau
sensus yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua anggota populasi dijadikan
sebagai sampel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
65
38. Kecamatan Bukit Batu 3
39. Kecamatan Rupat 3
40. Kecamatan Bantan 3
41. Kecamatan Pinggir 3
42. Kecamatan Siak Kecil 3
43. Kecamatan Rupat Utara 3
44. Kecamatan Bandar Laksamana 3
45. Kecamatan Talang Muandau 3
46. Kecamatan Bathin Sholapan 3
47. Sekretariat Daerah 3
Jumlah 141
Sumber : http://bengkaliskab.go.id
Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah jenis
data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau
penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono, 2016).
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data tersebut diperoleh
secara langsung dari responden itu sendiri. Adapun yang menjadi sumber data primer
dalam penelitian ini adalah kuesioner yang diisi oleh responden seluruh OPD
Kabupaten Bengkalis.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode
66
Kuesioner yang dipakai di sini adalah model tertutup karena jawaban telah
disediakan.
penelitian ini diukur dengan skala likert, yaitu suatu skala yang digunakan untuk
gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian. Variabel dalam penelitian ini
adalah variabel independen (X), variabel dependen (Y) dan variabel moderasi (Z)
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional atas variabel-variabel yang
akan diteliti. Definisi operasional atas setiap variabel dalam penelitian ini dapat
67
1. Varibel Dependen (Y)
Variabel Dependen atau variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian
oleh variabel independen (Lubis, 2012:83). Adapun yang menjadi variabel dependen
dicairkan atau direalisasikan dalam satu tahun anggaran (Noviwijaya dan Rohman,
3. Realisasi pertriwulan
perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun
negatif bagi variabel dependen lainnya (Lubis, 2012 : 83). Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: Perencanaan (X1), Pengadaan barang dan jasa
(X2), kualitas SDM (X3) dan administrasi (X4).Untuk lebih jelasnya masing-masing
68
1. Perencanaan Anggaran
a. Partisipasi
b. Akurasi data
c. Pengesahan APBD
(Perpres No.70 tahun 2012). Disisi lain, Pengadaan barang dan jasa pemerintah
pemberian kontrak dan hingga semua tahapan dalam administrasi kontrak. (Thai,
2001) Variabel Pengadaan barang dan jasa (X3) diukur dengan menggunakan 3
indikator yang dirujuk dari penelitian Juliani dan Sholihin (2016). Indikator
Pengadaan barang dan jasa dijabarkan dalam poin kuesioner Pengadaan barang
69
a. Efisiensi dan efektivitas pengadaan,
keterampilan, pengetahuan, dorongan daya dan karya (rasio, rasa dan karsa) serta
a. Kemampuan
b. Pengetahuan
c. Pengalaman
d. Keterampilan
e. Pelatihan
f. Pendidikan
4. Administrasi
pembukuan dan pengarsipan surat serta hal-hal lainnya yang dimaksudkan untuk
a. Penentuan Akun
70
3. Varibel Moderasi (Z)
Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: regulasi (Z),
Regulasi adalah ketentuan yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam proses
yang dijelaskan pada penelitian Bastian (2010). Indikator regulasi dijabarkan dalam
71
kebutuhan
f. Revisi atau
perubahan
Pengadaan Semua fungsi yang a. Efisiensi dan Ordinal
Barang dan berhubungan efektivitas
Jasa (X2) untuk memperoleh b. Akuntabilitas
barang/jasa atau z Kesesuaian
konstruksi/layanan peratura
yang prosesnya
melalui deskripsi
persyaratan, seleksi,
pemberian kontrak
dan hingga semua
tahapan dalam
administrasi kontrak.
(Thai, 2001)
Kualitas Sumberdaya yang a. Kemampuan Ordinal
Sumber Daya memiliki akal, b. Pengetahuan
Manusia (X3) perasaaan, keinginan c. Pengalaman
kemampuan, d. Keterampilan
keterampilan, e. Pelatihan
pengetahuan, f. Pendidikan
dorongan daya dan
karya (rasio, rasa dan
karsa) serta memiliki
pengaruh terhadap
pencapaian tujuan
organisasi (Sutrisno,
2014).
72
untuk menyediakan
informasi serta
mempermudah
memperoleh informasi
kembali jika
dibutuhkan (Siagian,
2002).
Regulasi (Z) Ketentuan yang harus a. Tumpang tindih Ordinal
dijalankan dan regulasi,
dipatuhi dalam proses b. Kurangnya sosialisasi
pengelolaan regulasi
organisasi, baik pada c. Ketidakadaan regulasi
organisasi pemerintah yang mengatur
pusat, pemerintah
daerah (Bastian, 2010)
memberikan gambaran tentang suatu data, seperti rata-rata (mean), jumlah (sum),
maksimum dan nilai minimum dan sebagainya. Menganalisis secara deskriptif juga
menggunakan kuantitatif dari persepsi dari para responden. Dalam penelitian ini
kuesioner menggunakan skala likert yang terdiri dari sangat setuju, setuju, netral,
mentabulasi data. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner dalam bentuk tabel
73
maka penuls akan menggunakan teknik analisis data secara statistik menggunakan
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan teknik korelasi Product
Moment Person, yaitu cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel
dengan skor totalnya. Suatu variabel atau pernyataan dikatakan valid jika koefisien
menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Uji
74
reliabilitas didasarkan pada nilai Cronbach Alpha, bila Cronbach Alpha lebih besar
dari 0, 6, maka hal ini menunjukkan instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dulu dilakukan uji asumsi klasik
yang meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data dalam model regresi
tidak. Model regresi yang baik jika memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
sebaran data setiap variabel. Bila rasio Skeweness-Kurtosis berada diantara -2 s/d +2,
maka data dapat dikatakan normal (Ghozali, 2013). Pengambilan keputusan yang
1. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
75
2. Jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik hostogramnya
Bila rasio skeweness-kurtosis belum berada diantara -2 s/d +2, maka terjadi
outlier (Ghozali, 2013) dan data outlier harus dikeluarkan. Untuk melihat terjadi
outlier dapat diketahui melalui casewase diagnistic atau chart observed value-
unstandardarized residual.
normalitas dapat juga dilakukan dengan cara: analisis grafik, yaitu penarikan
berdasarkan pada pengamatan semata. Analisis ini bermanfaat pada awal analisis
saja, kemudian untuk lebih detailnya ditinjaklanjuti oleh analisis lain yang lebih
terukur.
Kaidah yang digunakan untuk menguji normalitas yaitu skor Sig, yang ada pada hasil
penghitungan kolmogorov-smirnov. Apabila angka Sig. lebih besar atau sama dengan
0,05 maka data tersebut berdistribusi normal akan tetapi apabila kurang dari 0,05
76
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier berganda terdapat korelasi residual pada periode t dengan residual periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2013)
autokorelasi antar variabel penelitian dengan melihat nilai Durbin Watson pada
output uji yang dibandingkan dengan nilai tabel signifikan 0, 05 jumlah data
antar variabel yang diteliti, maka digunakan uji Durbin-Watson yaitu dengan cara
3. Uji Multikolinieritas
variabel penjelas yang dimasukkan kedalam model. Jika diantara variabel penjelas
ada yang memiliki korelasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan adanya masalah
multikolinearitas.
77
Menurut Umar (2008) menyatakan beberapa cara untuk memeriksa
multikolinearitas yaitu:
dilakukan tolerance value dan Variance Inflation fatcor (VIF) dengan rumus:
1
VIF=
Tolerance Value
Dimana: Batas tolerance value adalah 0, 1 dan batasVIF adalah 10, jika:
4. Uji Heteroskedastisitas
78
gejala Heteroskedastisitas pada gejala yang digunakan, berarti terjadi hubungan
tergantung benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel independen. Regresi yang baik
dilakukan dengan menggunakan scatter plot, jika scatter plot menghasilkan titik-titik
yang tidak membentuk suatu pola dan menyebar diatas dan dibawah nol pada sumbu
tergantung benar-benar hanya dijelaskan oleh variabel independen. Regresi yang baik
Model dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan regresi linier berganda dan uji variabel moderasi dengan Moderated
Regression Analysis (MRA). Model regresi ini merupakan sebuah model bersyarat
79
yaitu model dimana satu atau beberapa variabel independen mempengaruhi satu
variabel dependen, dengan syarat pengaruhnya akan menjadi lebih kuat atau menjadi
lebih lemah bila variabel yang lain tampil sebagai variabel moderasi. Pengaruh ini
uji kualitas instrumen penelitian, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Model
analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dinyatakan dalam model
persamaan berikut:
Dimana :
Y : Penyerapan Anggaran
β0 : Konstanta
X1 : Perencanaan Anggaran
X4 : Administrasi
80
e : Error
e : Error
1. Uji-t
(2011:301) Uji t bertujuan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
a. Apabila t hitung < dari t tabel dan nilai sig > α (0,05), maka H0 diterima dan
b. Apabila t hitung > t tabel dan nilai sig < α (0,05), maka H0 ditolak dan Ha
81
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Apabila nilai R-
Square (R2) semakin kecil atau mendekati nol menunjukkan bahwa kemampuan
82
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah S & Halim, A. (2006). “Studi atas Belanja Modal pada Anggaran
Pemerintah Daerah dalam Hubungannya dengan Belanja Pemeliharaan dan
Sumber Pendapatan studi pada Kabupaten dan Kota Provinsi Sumatera”. Jurnal
Akuntansi Pemerintah. Vol. 2 No 2.Nov. 2006.
Adrianus Dwi Siswanto dan Sri Lestari Rahayu. 2012. Faktor-Faktor Penyebab
Rendahnya Penyerapan Belanja Kemen-terian/Lembaga TA 2010.
http//kemenkeu.go.id.
83
Gagola, L., Sondakh, J., & Warongan, J. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyerapan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (Apbd)
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing
“Goodwill,” 8(1), 108–117. https://doi.org/10.35800/jjs.v8i1.15330
Halim, A dan Iqbal. M (2012). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah, Edisi
Ketiga. Jogjakarta : Penerbit UPP AMP YKPN.
Harahap, S. A. S., Taufik, T., & Nurazlina. (2020). Pengaruh perencanaan anggaran,
Pelaksanaan anggaran, Pencatatan administrasi dan Kompetensi sumber daya
manusia terhadap tingkat penyerapan anggaran (studi empiris pada OPD Kota
Dumai). Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Bisnis, 13(1), 1–10.
http://jurnal.pcr.ac.id/index.php/jakb/
Hendris Herriyanto. 2012. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi keterlambatan
penyerapan anggaran belanja pada Satuan Kementerian Lembaga di wilayah
Jakarta. Tesis. Universitas Indonesia.
Iqbal, M. (2018). the Effect of Budget Planning and Human Resource Competence on
Budget Absorption With Organizational Commitment As Moderator.
Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta: ANDI
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.
Empat, Jakarta.
84
Salamah, S. (2018). Strategi Penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Pemerintah Provindi Jawa Tengah. Economics Development Analysis
Journal, 7(1), 45–52. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj
Sanjaya, T. (2018). Pengaruh Regulasi Keuangan Daerah, Politik Anggaran Dan
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Terhadap Penyerapan Anggaran Pada OPD
Provinsi Sumatera Barat. Akuntansi, 2(4), 2–9.
Tofani, M. I., Hasan, A., & Nasrizal. (2020). Analysis of the Factors That Affects the
Budget Absorption in the Riau and. Bilancia: Jirnal Ilmiah Akuntansi, 4(2),
165–182.
Ulandari, V., Akram, A., & Santoso, B. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Penyerapan Anggaran Belanja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dengan
Administrasi Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi, 31(6), 1577.
https://doi.org/10.24843/eja.2021.v31.i06.p18
Widianingrum, D., Kustono, A. S., & Suryaningsih, I. B. (2017). Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Penyerapan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah Di
Pemerintah Kabupaten Situbondo. Bisma, 11(2), 194.
https://doi.org/10.19184/bisma.v11i2.6314
85