You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen produksi adalah sebuah kegiatan yang berhubungan


dengan pembuatan barang dan jasa. melalui transformasi dari masukan
sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan. Didalam sistem
menejemen produksi diperlukan menejemen produksi agregat agar tercapai
proses produksi yang efisien dan efektif. Dengan proses produksi agregat
yang efisien dan efektif serta dengan mengantisipasi perkembangan
teknologi dan kebutuhan konsumen di masa datang.

Selain itu, diharapkan dengan adanya perencanaan produksi


agregat ini ketidakefisienan penggunaan tenaga kerja dapat ditekankan.
Yang termasuk kedalam ketidakefisienan ini yaitu disebabkan penggunaan
tenaga kerja yang diambil dari perekrutan dan juga pemberhentian tenaga
kerja terlalu sering, besarnya penyimpanan persediaan yang tidak sesuai
dengan perputaran produk. Agar perencanaan agregat dapat berproduksi
secara optimal harus dilakukan secara tepat. Sehingga tercapainya
efisiensi, yang membuat tujuan dari perusahaan tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian perencanaan agregat?
2. Bagaimana proses perencanaan agregat?
3. Bagaiman fungsi perencanaan agregat?
4. Bagaimana tujuan perencanaan agregat?
5. Bagaimana strategi-strategi perencanaan agregat?
6. Bagaimana metode perencanaan agregat?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan agregat.
2. Untuk mengetahui proses perencanaan agregat.

1
3. Untuk mengetahui fungsi perencanaan agregat.
4. Untuk mengetahui tujuan perencanaan agregat.
5. Untuk mengetahui strategi-strategi perencanaan agregat.
6. Untuk mengetahui metode perencanaan agregat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat adalah sebuah perencanaan produksi yang


dibuat oleh sebuah perusahaan yang berkaitan dengan penentuan suatu
tingkat produksi yang dioperasikan didalam area produksi, yang
berdasarkan ramalan permintaan, perhitungan kapasitas dan fasilitas,
jumlah permintaan, jumlah tenaga kerja, tingkat nilai subkontrak, dan juga
perkiraan dari jumlah persediaan meterial yang berkaitan, maka dari itu
perencanaan agregat bisa dilakukan untuk periode 3 bulan sampai 12 bulan
yang akan datang sesuai jumlah permintaan dan kapasitas produksi, maka
dari itu output yang akan dihasilkan maksimal. Perencanaan agregat
adalah sebuah bagian sistem perencanaan produksi yang lebih besar.
Pemahaman dari rencana dan beberapa faktor adalah sesuatu yang berguna
dalam sebuah proses perencanaan produksi. Perencanaan agregat
merupakan penjadwalan dimana dapat memberikan sebuah masukan untuk
proses produksi sehingga produksi memiliki sebuah pedoman yang baik
dalam melakukan sebuah proses produksi yang sesuai permintaan
konsumen, dan ditambah dengan masukan yang lain akan akan sangat
mempengaruhi proses produksi tersebut, sehingga pada akhirnya
perusahaan mendapatkan output yang sesuai dengan proses perencanaan
yang telah diharapkan.

Perencanaan agregat dapat meningkatkan alternatif dalam


pemanfaatan kapasitas yang bisa dipertimbangkan dalam manajemen.
Perencanaan dan pengendalian operasi pada tingkat yang lebih luas harus
dilakukan melalui perencanaan agregat tanpa mengabaikan rincian produk-
produk secara individu, penjadwalan rinci fasilitas, dan sumber daya
manusia. Perencanaan agregat merupakan perencanaan kegiatan

3
operasional jangka menengah yang memberikan tingkat output agar
sesuai dengan tingkat permintaan di masa yang akan datang.1

B. Proses Perencanaan Agregat

Proses perencanaan agregat dapat digolongkan menjadi tiga


tingkatan yaitu:

1. Rencana panjang
Perencanaan jangka panjang adalah sebuah perencanaan yang
dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun yang menyangkut
produk-produk baru, dan biaya perluasan. Perencanaan jangka panjang
ditetapkan manejer puncak.
2. Rencana Rentang Menengah

Rencana rentang menengah adalah sebuah rencana yang dilakukan


selama 3 sampai 18 bulan, yang menyangkut sebuah rencana
penjualan, produksi, inventaris anggaran tenaga kerja, rencana ini di
tetapkan manajer operasi .

3. Perencanaan jangka pendek


Perencanaan jangka pendek adalah sebuah perencanaan yang tidak
lebih dari tiga bulan, rencana ini menyangkut dengan penugasan
pekerjaan, pesanan, jadwal kerja, dan renca ini biasanya ditetapkan
manejer operasi, penyelia dan operator.

Dari ketiga proses perencanaan produksi di atas, perencanaan


agregat yaitu rencana menengah bersangkutan dengan produksi dan
operasi perusahaan. Hubungan yang dibentuk dari perencanaan agregat
yaitu perencanaan fasilitas dan penjadwalan. Perencanaan fasilitas yaitu
kemudahan dalam keputusan perencanaan agregat, penjadwalan berkaitan

1
Akhmad, Manajemen Operasi Teori dan Aplikasi dalam Dunis Bisnis, Edisi 1, Bogor: Azkiya
Publishing, 2018.

4
dengan jangka waktu. Perencanaan agregat berkaitan perolehan sumber
daya, dan penjadwalan berkaitan pengalokasian sumber daya tersebut.2

C. Fungsi Perencanaan Agregat

Strategi perencanaan agregat pada dasarnya adalah suatu proses


penetapan tingkat output dari keseluruhan produksi yang bertujuan untuk
memenuhi permintaan dari ramalan dan juga pesanan, yang tujuannya
adalah untuk meminimalkan biaya suatu produksi. Perencanaan agregat
memiliki fungsi yaitu:

1. Terjaminnya perencanaan penjualan dan konsistennya produksi dari


perusahaan.
2. Sebagai alat ukur kinerja didalam proses perencanaan produksi.
3. Menjamin konsistennya produksi agar sesuai dengan rencana produksi.
4. Mengamati aktualnya hasil produksi terhadap perencanaan produksi
dan penyesuaian.
5. Mengarahkan jadwal pelaksanaan induk produksi.
6. Agar tercapai target dan penyesuaian persediaan produk jadi.3
D. Tujuan Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat atau aggregate planning adalah bagian


perencanaan bisnis yang berkaitan dengan produksi atau operasi. Proses
perencanaan agregat manjadi jantung dari suatu proses perencanaan bisnis
jangka menengah. Tujuan dari perencanaan agregat adalah produksi yang
berkembang secara menyeluruh dengan fleksibel dan optimal. 4 Fleksibel
disini dalam artian dapat memenuhi permintaan pasar serta sesuai dengan
kapasitas kemampuan yang dimiliki, sedangkan optimal disini
dimaksudkan menggunakan sumber daya manusia dan peralatan sebijak

2
Arman Hakim Nasution, Manajemen Industri, 2006, Yogyakarta: Andi Offset.
3
Yevita Nursyanti, Minimal Biaya pada Produk Winker Relay Melalui Perencanaan Produksi
Agregat, Jurnal Penelitian Ekonomi dan Bisnis, 2019, 4 (2), hal 143-152.
4
Rusydi Nur & Muhammad Arsyad Suyuti, Pengantar Sistem Manufaktur, (Yogyakarta: Budi
Utama, 2017), 104.

5
mungkin. Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia dan
peralatan produksi yang tersedia dapat menekan seminimal mungkin biaya
total produksi.5

Perencanaan agregat memiliki hubungan dengan penetapan jumlah


serta waktu produksi perusahaan dalam jangka waktu menengah. Disinilah
peran manager operasi sebagai penentu jalan terbaik agar prakiraan
permintaan sesuai dengan kapasitas jangka waktu menengah.6 Dengan
mempertimbangkan rata-rata produksi, penggunaan tenaga kerja,
persediaan, lembur, kerja sama, atau beberapa vadiabel lain yang dapat
dikendalikan. Manager operasional dituntut agar dapat menentukan
strategi mana yang dipakai guna memperoleh suatu perncanaan agregat
yang fleksibel dan optimal.

Selain itu, tujuan dari perencanaan agregat ialah bagaimana


memanfaatkan sumber daya manusia dan fasilitas perlengkapan agar lebih
produktif.7 Adapun yang dimaksud istilah produktif disini ialah:

1. Meminimaliasasi biaya
2. Memaksimalkan keuntungan
3. Memaksimalkan tingkat pelayanan
4. Meminimalisasi persediaan
5. Meminimalisasi perubahan pada laju produktif
6. Meminimalisasi perubahan jumlah tenaga kerja
7. Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas produksi

5
Nina Hairiyah & R. Rizki Amalia, Perencanaan Agregat Kelapa Parut Kering PT. XYZ, Vol. 5,
Jurnal Teknologi Agro-Industri, 2018, 33.
6
Eddy Herjanto, Manajemen Operasi, Edisi ketiga, (Jakarta: Grasindo, Tt), 11.
7
Agustina Eunike, dkk., Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan, Edisi Revisi,
(Malang: UB Press, 2021), 144.

6
D. Strategi-strategi perencanaan agregat
Menurut Render (2004) strategi yang dapat dilakukan dalam
perencanaan agregat ada dua pilihan, yaitu yaitu strategi chase dan strategi
penjadwalan bertingkat.8 Ada empat strategi perencanaan agregat, yaitu:
1. Chase Strategy yaitu menyelaraskan laju produksi dengan laju
permintaan dimana kapasitas digunakan sebagai
pendukungnya.
2. Time flexibility strategy Yaitu menjadikan utilitas sebagai
pendukung untuk menyelaraskan produksi dan permintaan
dengan cara mengubah waktu kerja dan waktu lembur.
3. Level strategy yaitu menggunakan persediaan sebagai
pedukung dengan penggunaan atau kapasitas mesin dan tingkat
tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan.
4. Mixed strategy Yaitu kombinasi dari ketiga strategi diatas.
E. Metode Perencanaan Agregat
Agar dapat memaksimalkan perencanaan agregat, diperlukan
metode-metode yang dapat digunakan. Dalam strategi perencanaan agregat
memiliki tiga metode,9 yaitu:
1. Level strategi Yaitu Tenaga kerja diatur oleh perusahaan agar
tetap konstan.
2. Chase strategi Yaitu menggabungkan permintaan dengan
kapasitas waktu reguler, tidak membutuhkan over time,
inventory, dan juga undertime.
3. Mixed strategy Yaitu memvariasikan semua pilihan dari
pengaturan persediaan, stockouts, backordes, subkontrak, dan
juga pekerja paruh waktu.

8
Bonaraja Purba, dkk., Pengantar Manajemen Operasional, (Yayasan Kita Menulis, 2022), 48.
9
Astri Refa Febriyanti & Asni Mustika Rani, Penerapan Perencanaan Agregat untuk
Meminimumkan Biaya Produksi, Vol. 16, Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2019, 146.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan agregat adalah sebuah perencanaan produksi yang
dibuat oleh sebuah perusahaan yang berkaitan dengan penentuan suatu
tingkat produksi yang dioperasikan didalam area produksi, yang
berdasarkan ramalan permintaan, perhitungan kapasitas dan fasilitas,
jumlah permintaan, jumlah tenaga kerja, tingkat nilai subkontrak, dan juga
perkiraan dari jumlah persediaan meterial yang berkaitan, maka dari itu
perencanaan agregat bisa dilakukan untuk periode 3 bulan sampai 12 bulan
yang akan datang sesuai jumlah permintaan dan kapasitas produksi, maka
dari itu output yang akan dihasilkan maksimal. Perencanaan agregat
adalah sebuah bagian sistem perencanaan produksi yang lebih besar.
Menurut Render strategi yang dapat dilakukan dalam perencanaan
agregat ada dua pilihan, yaitu yaitu strategi chase dan strategi penjadwalan
bertingkat.Strategi perencanaan agregat ini menggunakan 3 metode, yaitu:
1. Level strategi Yaitu Tenaga kerja diatur oleh perusahaan agar
tetap konstan.
2. Chase strategi Yaitu menggabungkan permintaan dengan
kapasitas waktu reguler, tidak membutuhkan over time,
inventory, dan juga undertime.
3. Mixed strategy Yaitu memvariasikan semua pilihan dari
pengaturan persediaan, stockouts, backordes, subkontrak, dan
juga pekerja paruh waktu.

You might also like