You are on page 1of 24

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XII
FISIKA
Rangkaian Arus
Searah 2

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.

1
Dapat menjelaskan tentang kuat arus dan tegangan listrik.
2.
Dapat mengukur kuat arus dan tegangan listrik pada rangkaian
tertutup. 3.
Dapat menjelaskan tentang Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff.
4.
Dapat menjelaskan tentang susunan hambatan listrik dan susunan5 sumber
tegangan listrik.
5.
Dapat menentukan gaya gerak listrik (ggl) dan tegangan jepit pada rangkaian
tertutup.
6.
Dapat menjelaskan tentang prinsip kerja peralatan listrik searah dalam
kehidupan sehari-hari.

A. Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus Listrik


Kuat arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat dirumuskan sebagai berikut.

QI Ne I
t = atau t=

Keterangan:
:
I =
kuat arus listrik (A);
Qt Ne
=
muatan listrik (C); proton; dan
= =
waktu (s); muatan elektron atau
= proton = ± 1,6 x 10-¹⁹ C.
jumlah elektron atau

Agar muatan listrik dapat mengalir, di kedua ujung konduktor (penghantar) harus
terdapat perbedaan tegangan listrik.
1. Pengukuran Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah energi potensial yang dibutuhkan untuk memindahkan
suatu muatan listrik. Besaran tegangan listrik mengukur energi potensial dari sebuah
medan listrik. Pengukuran tegangan listrik yang juga merupakan pengukuran energi
dapat dilakukan dengan menggunakan voltmeter. Oleh karena voltmeter mengukur
energi yang dipakai oleh suatu komponen listrik, maka voltmeter harus dipasang
secara paralel. Jika dipasang secara seri sebelum komponen listrik, yang terukur
adalah energi potensial sebelum digunakan oleh komponen. Sementara jika
dipasang secara seri setelah komponen listrik, yang terukur adalah energi potensial
setelah digunakan oleh komponen. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1. Pengukuran tegangan listrik

Voltmeter yang umumnya digunakan terdiri atas voltmeter analog dan digital. Untuk
voltmeter digital, hasil pengukuran akan langsung terbaca berikut dengan satuannya.
Sementara untuk voltmeter analog, hasil pengukuran harus dikonversi terlebih
dahulu. Voltmeter biasanya tergabung dalam multimeter. Berikut ini adalah langkah
langkah pengukuran tegangan listrik dengan voltmeter analog yang tergabung dalam
multimeter, serta cara membaca hasil pengukurannya.

Gambar 2. Bagian-bagian dari multimeter analog


a.
Arahkan sakelar selektor pada DCV meter. Skala selektor biasanya antara 0,1
sampai 1000.
b.
Jika kisaran pengukuran belum diketahui, pilih skala tertinggi terlebih dahulu.
.

Rangkaian Arus Searah 2 2


c.
Tempelkan ujung multimeter untuk pengukuran pada komponen yang akan
diukur. Ujung merah pada bagian rangkaian yang positif (+) dan ujung hitam pada
bagian rangkaian yang negatif (-).

d.
Perhatikan gerakan dari jarum multimeter. Setelah jarum menunjukkan angka
tertentu, cara membaca hasilnya adalah sebagai berikut.

skala yang dipilih sakelar selektor


Tegangan terukur = angka yang ditunjuk jarum

skala terbesar pada layar ⋅

Misalkan hasil pengukurannya adalah sebagai berikut.


Untuk membaca hasil pengukuran tegangan DC,
perhatikan skala yang bertuliskan DCV.A (nomor 2).
Misalkan dipilih skala selektor 10 V. Ini berarti, hasil
pengukurannya adalah sebagai berikut.
10 4,4
Tegangan terukur = 10⋅ = 4,4 volt

2. Pengukuran Kuat Arus Listrik


Pengukuran kuat arus listrik dilakukan dengan menggunakan amperemeter. Oleh
karena kuat arus listrik pada rangkaian seri adalah sama, maka amperemeter harus
disusun secara seri dengan rangkaian yang diukur. Jika amperemeter disusun secara
paralel, kuat arus listrik yang mengalir akan bercabang, sehingga nilai yang terukur
lebih kecil daripada nilai sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 3. Pengukuran kuat arus listrik

Rangkaian Arus Searah 2 3

Langkah-langkah pengukuran kuat arus listrik


dengan
multimeter analog hampir sama dengan
langkah-langkah
pengukuran tegangan listrik. Hanya saja, skala
selektor
harus menunjuk pada DCA. Pilih skala besar
terlebih
dahulu. Hal ini dikarenakan jika kita memilih skala kecil
dan ternyata kuat arus yang mengalir jauh lebih besar,
sekring pada multimeter bisa hangus dan pengukuran
kuat arus tidak bisa dilakukan. Untuk pembacaan
hasil pengukuran, sama persis dengan cara membaca
pengukuran tegangan listrik sebelumnya.

Contoh Soal 1

Partikel alfa terdiri atas dua proton dan dua neutron. Berkas partikel alfa yang melalui
sebuah celah membawa kuat arus listrik sebesar 4 x 10-6 A. Tentukan jumlah partikel
alfa yang melalui celah tersebut per detik.

Pembahasan:

Diketahui:
I = 4 x 10-6 A
e = 2 proton = 2 x 1,6 x 10-19 C = 3,2 x10-19 C
N
Ditanya: t = ...?

Dijawab:
Kuat arus listrik dapat dirumuskan sebagai berikut
Ne I
t=
NI
⇔=
te
N 4 10 ⋅ −
6

⇔=

t 3,2 10 − 19

1,25 10
N 13
⇔= ⋅
t

Jadi, jumlah partikel alfa yang melewati celah tersebut per detik adalah 1,25 x10¹³
partikel.

Rangkaian Arus Searah 2 4


Contoh Soal 2

Pada sebuah lampu A, dilakukan pengukuran dengan hasil sebagai

berikut.
Besar hambatan lampu tersebut adalah ….

Pembahasan:

Diketahui:
Angka yang ditunjuk jarum = 30
Skala terbesar pada layar = 100
Skala yang dipilih = 5 A
V = 120 V
Ditanya: R = …?

Dijawab:
Dari gambar terlihat bahwa pengukuran dilakukan secara seri dan tertulis satuan A. Ini
berarti, yang diukur adalah kuat arus listrik. Berdasarkan cara membaca hasil
pengukuran kuat arus listrik, diperoleh:

skala yang dipilih angka yang ditunjuk jarum
Kuat arus terukur (I) =
5
skala terbesar pada layar ⋅ = 30
100⋅
= 1,5 A

Ini berarti, kuat arus listriknya adalah 1,5 A. Dengan demikian, besar hambatan lampu
tersebut dapat ditentukan dengan Hukum Ohm berikut.

VR
I
=
120
R 1,5
⇔=
⇔= Ω
R 80

Jadi, besar hambatan lampu tersebut adalah 80 Ω.

Rangkaian Arus Searah 2 5


B. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa beda potensial pada suatu penghantar berbanding
lurus dengan kuat arus listrik yang mengalir pada penghantar tersebut, selama
hambatan komponennya tetap. Secara matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan
sebagai berikut.

VI =
R atau V = I x R

Keterangan:
:
I VR listrik (Ω).
=
kuat arus
listrik (A); Contoh Soal 3
=
tegangan
listrik (V); dan
=
hambatan

Sebatang aluminium dengan panjang 50 cm memiliki luas penampang 0,5 cm².


Diketahui hambatan jenis aluminium tersebut adalah 2,75 X10ˉ⁸ Ωm. Jika kedua ujung
batang aluminium diberi tegangan sebesar 0,22 volt, tentukan kuat arus listrik yang
mengalir pada batang.
Pembahasan:
Diketahui:
L A 50 cm = m2 2,75 x
ρ V 5×10-1 m 10-8 Ωm

= = = = 0,5 cm =-4 0,22 volt


2

0,5 x 10

Ditanya: I =... ?

Dijawab:
Untuk memperoleh nilai kuat arus listrik, dibutuhkan nilai hambatan. Nilai hambatan
dapat ditentukan dengan rumus berikut.
LR

=

1
5 10 2,75 10
0,5 10

8 ⋅
= ⋅⋅


4
4

= ⋅Ω
2,75 10

Dengan menggunakan Hukum Ohm,


VI
diperoleh: R

0,22
= 2,75 10 4
⋅ −

800 A
=
Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada batang aluminium adalah 800 A.

Rangkaian Arus Searah 2 6


Contoh Soal 4

Sebuah resistor dihubungkan dengan sumber tegangan 12 volt. Kuat arus yang terukur
adalah 4 mA. Jika resistor yang sama dihubungkan dengan sumber tegangan 15 volt,
kuat arus yang terukur adalah ….

Pembahasan:

Diketahui:
V1 I1 12 volt A 15
V2 4 mA = volt
= = = 4 x 10-3

Ditanya: I2 =... ?
Dijawab:
Hambatan yang digunakan sama. Ini berarti, R1 = R2.
V
Oleh karena V = IR, maka R = I. Dengan menggunakan perbandingan, diperoleh:
VV

II=
12

12

VII
V
⇔=2 21
10

3
1
⇔= ⋅⋅ 15 4

I ⇔ =⋅ I
2 − 2
12 3 5 10 A
⇔=
I 2
5 mA

Jadi, kuat arus listrik yang terukur jika tegangannya diganti 15 volt adalah 5 mA.

C. Pemantapan Mengenai Hukum Kirchhoff dan Susunan Hambatan


Listrik
1. Hukum Kirchhoff
Untuk menganalisis rangkaian listrik arus searah yang sederhana, dapat dilakukan
dengan menggunakan Hukum Kirchhoff. Ada dua Hukum Kirchhoff, yaitu sebagai
berikut.
a.
Hukum I Kirchhoff
Hukum I Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk pada
suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik
percabangan tersebut. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut.

masuk
keluar ∑ ∑ II=

Rangkaian Arus Searah 2 7


b.
Hukum II Kirchhoff
Hukum II Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah aljabar dari beda potensial
elemen elemen yang membentuk suatu rangkaian tertutup sama dengan nol.
Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut.

∑ ∑ ε + ⋅= I R 0
Besaran ε menyatakan gaya gerak listrik untuk sumber tegangan listrik seperti
baterai. Sementara
∑I R⋅ menunjukkan jumlah penurunan potensial.
2. Susunan Hambatan Listrik
Komponen-komponen listrik seperti lampu, radio, TV, setrika, dan sebagainya dapat
disusun secara seri atau paralel atau gabungan dari keduanya. Perbedaan susunan
dari komponen-komponen tersebut akan menghasilkan perbedaan kuat arus yang
mengalir pada penghantar.
a.
Susunan Seri Hambatan Listrik

Gambar 4. Susunan seri hambatan listrik

Hambatan listrik di sini bisa diganti dengan komponen listrik atau bisa juga
digunakan resistor. Pada susunan seri hambatan listrik, berlaku ketentuan berikut.

Rtotal = R1 + R2 + R3
Itotal = I1 = I2 = I3
Vtotal = V1 + V2 + V3

Rangkaian Arus Searah 2 8


b.
Susunan Paralel Hambatan Listrik
Gambar 5. Susunan paralel hambatan listrik

Pada susunan paralel hambatan listrik, berlaku ketentuan berikut.

1 111
=++
R RR R
total 12 3

I II I
total 3
=++ 12
V VV V
total
= = = 12 3

Contoh Soal 5

Tiga buah resistor dengan hambatan masing-masing 1 Ω, 2 Ω, dan 3 Ω disusun secara


paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan beda potensial 6 volt. Tentukan kuat arus
listrik yang mengalir pada masing-masing resistor.

Pembahasan:

Diketahui:
R1 = 1 Ω
R2 = 2 Ω
R3 = 3 Ω
V = 6 volt

Ditanya: I1, I2, dan I3 = ...?


Dijawab:
Rangkaian dari tiga buah resistor tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.

Rangkaian Arus Searah 2 9


Oleh karena ketiga resistor disusun secara paralel, maka tegangannya sama dengan
tegangan total. Ini berarti:

Vtotal = V1 = V2 = V3 = 6 V

Dengan demikian, kuat arus listrik yang mengalir pada masing-masing resistor dapat
ditentukan dengan Hukum Ohm berikut.
6
VI 6A
R
===
1
1
1
1

VI 6
R 3A
2
2
=== 2
2

VI 6
R 2A
3
3
=== 3
3

Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada masing-masing resistor secara berturut-turut
adalah 6 A, 3 A, dan 2 A.

Contoh Soal 6

Kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tertutup berikut ini serta beda potensial
antara titik B dan C adalah …

Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 4 Ω
ε1 = 3 V
ε2 = 1,5 V
Ditanya: I dan VBC = ...?

Rangkaian Arus Searah 2 10


Dijawab:

Kita dapat menentukan kuat arus listrik pada rangkaian tersebut dengan
menggunakan Hukum II Kirchhoff. Untuk itu, kita tentukan arah loop nya terlebih
dahulu. Untuk ggl, jika arah loop masuk kutub (+), nilai ggl juga akan positif. Jika arah
loop masuk kutub (-), nilai ggl juga akan negatif.
Untuk resistor, jika arus listrik dan loop nya searah, nilai IR akan positif. Jika arus
listrik dan loop nya berlawanan arah, nilai IR akan negatif.

Oleh karena pada rangkaian hanya ada satu loop, maka semua nilai IR positif. Misalkan
arah loop nya adalah sebagai berikut.

Berdasarkan Hukum II Kirchhoff, diperoleh:


∑∑
ε + ⋅= I R 0

εε
I 0
R IR
⇔− + ⋅ + + ⋅ = 1 12 2
⇔ II
−+ + + = 3 2 4 0

1,5 6 1,5

⇔⇔ 1
I ,5 6
I = =
⇔ =
I
0,25 A

Dengan demikian, beda potensial antara titik B dan C adalah sebagai berikut.

VBC = I.RBC
= 0,25 x 2
= 0,5 volt

Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tertutup tersebut adalah 0,25 A
serta beda potensial antara titik B dan C adalah 0,5 volt.

Rangkaian Arus Searah 2 11


D. GGL dan Tegangan Jepit serta Gabungan Sumber Tegangan
Listrik
1. GGL dan Tegangan Jepit
Energi per satuan muatan yang digunakan untuk memindahkan elektron dalam
baterai dari kutub positif ke kutub negatif dinamakan gaya gerak listrik (ε) atau
disingkat ggl. Elektron-elektron yang bergerak di dalam sumber tegangan yang tidak
ideal akan mengalami hambatan yang disebut hambatan dalam. Pada rangkaian
yang sumber tegangannya memiliki hambatan dalam, besar tegangan resistor akan
berkurang. Tegangan inilah yang dinamakan sebagai tegangan jepit. Secara
matematis, tegangan jepit dirumuskan sebagai berikut.

V = ε - Ir dengan V = IR

ε=
+
I
   Rr

Keterangan:
= kuat arus
I
listrik (A); =
ε
ggl baterai
V R r
(V);
= tegangan luar (Ω); dan
jepit (V); = = hambatan
hambatan dalam (Ω).

2. Gabungan Sumber Tegangan Listrik


Jika suatu rangkaian memiliki sumber tegangan lebih dari satu, sumber tegangan
tersebut dapat disusun secara seri atau paralel.

a.
Susunan Seri Sumber Tegangan
Misalkan terdapat 3 buah sumber tegangan dengan ggl ε dan hambatan dalam r
yang disusun secara seri. Ketiga sumber tegangan tersebut dihubungkan dengan
hambatan R seperti gambar berikut.

Gambar 6. Susunan seri sumber tegangan

Rangkaian Arus Searah 2 12


Dengan rumus tegangan jepit, beda potensial antara titik a dan d adalah sebagai
berikut.

Va – Vd = (Va – Vb) + (Vb – Vc) + (Vc – Vd)



IR = (ε1 – Ir1) + (ε2 – Ir2) + (ε3 – Ir3)

εs– Irs = (ε1 – Ir1) + (ε2 – Ir2) + (ε3 – Ir3)

Ini berarti:

εs = ε1 + ε2 + ε3
rs = r1 + r2 + r3
Jika sumber tegangannya identik, diperoleh:

εs – Irs = (ε – Ir) + (ε – Ir) + (ε – Ir)


εs = ε + ε + ε = 3ε
rs = r + r + r = 3r
Dengan demikian, jika n sumber tegangan identik disusun secara seri, berlaku
rumus berikut.

εs = εtotal = nε
rs = nr

b.
Susunan Paralel Sumber Tegangan
Misalkan terdapat 3 buah sumber tegangan dengan ggl ε dan hambatan dalam r
yang disusun secara paralel. Ketiga sumber tegangan tersebut dihubungkan
dengan hambatan R seperti gambar berikut.

Gambar 7. Susunan paralel sumber tegangan

Berdasarkan Hukum I Kirchhoff, diperoleh I = I1 + I2 + I3.


Oleh karena besar tegangan pada rangkaian paralel adalah sama, maka dengan
rumus tegangan jepit, diperoleh:

Va – Vb = ε1 – I1r1 = ε2 – I2r2 = ε3 – I3r3



εp – Irp = ε1 – I1r1 = ε2 – I2r2 = ε3 – I3r3

Rangkaian Arus Searah 2 13


1 total
Jika sumber tegangannya identik, kuat arus I1 = I2 = I3 = 3 I . Ini berarti:
1 1 1
εp – Irp = ε – 3 Ir = ε – 3 Ir = ε – 3 Ir
εp = ε
rp = 3r

Dengan demikian, jika n sumber tegangan identik disusun secara paralel, berlaku
rumus berikut.

εε=
p

r
r
n
p
=

Jika susunan sumber tegangan tersebut dihubungkan dengan hambatan luar, kuat
arusnya menjadi seperti berikut.

ε=
+
ε=
+ atau    
p
p

I I
Rrs Rr

  
s

Contoh Soal 7

Tiga buah baterai yang masing-masing memiliki ggl 1,5 V dan hambatan dalam 0,1 Ω
dirangkai secara seri. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan hambatan luar 4,2 Ω.
a. Tentukan kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan luar tersebut. b. Tentukan
tegangan jepit pada rangkaian.
c. Tentukan tegangan jepit pada masing-masing baterai.

Pembahasan:
Diketahui:
ε = 1,5 V
r = 0,1 Ω
R = 4,2 Ω

Ditanya:
a. I = …?
b. Vjepit rangkaian = …?
c. Vjepit baterai = …?

Rangkaian Arus Searah 2 14


Dijawab:

a. Oleh karena ketiga baterai disusun secara seri,

maka: ε ε = =⋅ =

s
3 1,5 4,5 V
n
r nr
= =⋅ = Ω
3 0,1 0,3
s

Dengan demikian, kuat arusnya adalah sebagai


ε=
berikut. +
I
Rr
s

()
s
4,5
=
+
4,2 0,3
4,5 4,5
==
1A

Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan luar adalah 1 A.

b. Tegangan jepit pada rangkaian tersebut dapat ditentukan dengan rumus


berikut. V = − ε Ir

jepit s s rangkaian
=−
4,5 1(0,3)
=−
4,5 0,3
= 4,2 V

Selain itu, kita juga dapat menggunakan rumus berikut.

V = IR = 1 x 4,2 = 4,2 V

Jadi, tegangan jepit pada rangkaian tersebut adalah 4,2 V.

c. Tegangan jepit pada masing-masing baterai dapat ditentukan dengan rumus

berikut. V = − ε Ir

jepit baterai
=−
1,5 1(0,1)
=−
1,5 0,1
= 1,4 V

Jadi, tegangan jepit pada masing-masing baterai adalah 1,4 V.

Contoh Soal 8

Tiga buah baterai yang masing-masing memiliki ggl 1,5 V dan hambatan dalam 0,9 Ω
dirangkai secara paralel. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan hambatan luar 4,2 Ω.
a. Tentukan kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan luar tersebut. b. Tentukan
kuat arus listrik yang mengalir pada masing-masing baterai. c. Tentukan tegangan jepit
pada rangkaian.

Rangkaian Arus Searah 2 15


Pembahasan:

Diketahui:
ε = 1,5 V
r = 0,9 Ω
R = 4,2 Ω
Ditanya:
a. I = …?
b. I pada tiap sumber = …?
c. Vjepit rangkaian = …?
Dijawab:

a. Oleh karena ketiga baterai disusun secara paralel,


maka: ε ε = = 1,5 V p
0,9 0,3 p
3 ===Ωr
r
n
Dengan demikian, kuat arusnya adalah sebagai
berikut. ε p
I
Rr
=
+
()
p

1,5
=
+
4,2 0,3
1
== 4,5 A
3
1,5
1
Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada hambatan luar adalah 3 A. b. Oleh karena
baterainya identik, maka kuat arus listrik yang mengalir pada masing masing baterai juga
1
sama, yaitu 3 dari kuat arus total. Ini berarti:
11 1
A
baterai
33 9 I =⋅=
1
Jadi, kuat arus listrik yang mengalir pada masing-masing baterai adalah 9 A. c.
Tegangan jepit pada rangkaian tersebut dapat ditentukan dengan rumus berikut.

jepit p p V =ε − Ir
rangkaian
1 1,5 (0,3)
3
=−

1,5 0,1
=−
= 1,4 V
Rangkaian Arus Searah 2 16
Selain itu, kita juga dapat menggunakan rumus berikut.
1 4,2
V = IR = 3⋅ = 1,4 V
Jadi, tegangan jepit pada rangkaian adalah 1,4 V.

E. Prinsip Kerja Peralatan Listrik Searah dalam Kehidupan Sehari


hari
Sebagian besar alat-alat elektronik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
menggunakan arus searah (DC). Beberapa contohnya adalah senter dan laptop.

1. Senter
Senter terdiri atas lampu LED, baterai, dan kabel penghubung. Setiap rangkaian
harus terhubung dengan baik agar energi listrik dari baterai dapat mengalir untuk
menyalakan LED. Kutub positif pada baterai harus dihubungkan dengan kaki positif
LED, sedangkan kutub negatif pada baterai harus dihubungkan dengan kaki negatif
LED. Jika pemasangan rangkaian terbalik, lampu LED tidak akan menyala. Rangkaian
senter dilengkapi dengan push button atau tombol tekan yang berfungsi untuk
menyambungkan atau memutuskan arus listrik. Jika push button ditekan, rangkaian
akan terhubung dan LED akan menyala. Jika push button dilepaskan, rangkaian tidak
akan terhubung dan LED akan mati. Dari LED yang menyala, terlihat bahwa energi
listrik dapat menghasilkan energi cahaya. Selain energi cahaya, aliran listrik pada
senter juga dapat menghasilkan energi panas. Untuk mencegah pemanasan
berlebihan pada LED, pada rangkaian senter dilengkapi dengan resistor. Hal ini
berfungsi untuk menghambat arus yang mengalir. Sumber tegangan pada senter
disusun secara seri.

2. Laptop
Sekilas, laptop terlihat seperti alat elektronik yang menggunakan listrik AC PLN.
Namun ternyata, laptop merupakan alat elektronik yang menggunakan listrik DC atau
listrik searah. Laptop memiliki adaptor yang berfungsi mengubah tegangan AC yang
tinggi menjadi tegangan DC yang relatif rendah dan stabil. Jadi, ketika baterai laptop
diisi ulang dengan listrik AC PLN, adaptor di dalam laptop akan mengubah listrik AC
tersebut menjadi DC.

F. Perhitungan Biaya Listrik


Besarnya daya listrik yang digunakan pada alat-alat listrik dapat ditentukan dengan
rumus berikut.
= ⋅ atau
2V P
P VI = ⋅ atau 2 PIR R=

Rangkaian Arus Searah 2 17


Keterangan:
V = tegangan listrik (V);
P = daya listrik (W);
R = hambatan listrik (Ω); dan
I = kuat arus listrik (A).

Sementara itu, energi yang terpakai pada alat listrik dapat ditentukan dengan rumus
berikut.

V
W Pt = ⋅ atau W VIt = ⋅⋅ atau 2 W I Rt = ⋅⋅ atau 2 W t

R=⋅

t adalah waktu pemakaian dan W adalah energi listrik yang digunakan. Satuan untuk
energi listrik adalah joule (J). Akan tetapi, satuan energi listrik yang berhubungan
dengan kepentingan teknis kelistrikan dalam terapan sehari-hari adalah kWh (kilo
watt-hour).

1 kWh = 10³ W x 3600 s = 3,6 x10⁶ J

Biaya listrik = energi listrik (kWh) x tarif per kWh

Contoh Soal 9

Sebuah rumah memakai 5 bohlam yang masing-masing memiliki daya 60 W dan lemari
pendingin yang memiliki daya 70 W. Jika bohlam dan lemari pendingin digunakan
sehari semalam atau 24 jam dengan harga 1 kWh sebesar Rp1.200,00, tentukan biaya
pemakaian listrik rumah tersebut dalam sebulan (30 hari).

Pembahasan:

Diketahui:
P1 = 60 W
P2 = 70 W
t = 24 jam

Ditanya: biaya pemakaian listrik = …?


Dijawab:
Besarnya energi listrik yang dibutuhkan dalam sehari adalah sebagai berikut.

Rangkaian Arus Searah 2 18


W Pt = ⋅
=⋅ + ⋅
(5 60 70) 24
= Wh
8880
= 8,88 kWh

Ini berarti, biaya pemakaian listrik rumah tersebut dalam sehari adalah sebagai
berikut. Biaya pemakaian (1 hari) = 8,88 kWh x Rp1.200,00
= Rp10.656,00

Dengan demikian, biaya pemakaian listrik rumah tersebut dalam sebulan adalah
sebagai berikut.

Biaya pemakaian (1 bulan) = Rp10.656,00 x 30 = Rp319.680,00

Jadi, biaya pemakaian listrik rumah tersebut dalam sebulan adalah Rp319.680,00.

Contoh Soal 10

Sebuah alat listrik rumah tangga mempunyai tegangan kerja 110 V. Apa yang terjadi
jika alat listrik tersebut dihubungkan dengan tegangan 220 V?

Pembahasan:
Sebuah alat listrik dengan tegangan kerja 110 V dihubungkan dengan tegangan 220 V.
Hal yang akan terjadi adalah tegangan naik dan tahanan tetap. Hal ini mengakibatkan
arus listrik di dalam alat tersebut juga ikutan naik. Kenaikan arus di luar batas
kemampuan alat mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut. Alat listrik bisa
terbakar atau jika dilindungi dengan sekring, sekring akan putus.

Contoh Soal 11

Pada kotak pengukur daya di rumah-rumah yang menggunakan listrik PLN, terdapat
pemutus arus atau pemutus daya. Alat ini dipakai untuk menghindari pemakaian daya
yang berlebihan. Di samping pemutus daya, terdapat alat lain yang berfungsi
melindungi peralatan listrik agar tidak rusak jika arus besar melaluinya, yaitu sekring.
Jelaskan prinsip kerja kedua alat ini.
Pembahasan:
Sekring terdiri atas pita kawat yang mempunyai titik leleh rendah. Jika arus yang
melaluinya terlalu besar, pita kawat akan meleleh. Akibatnya, rangkaian listrik menjadi
terbuka dan arus listrik menjadi terputus. Tiap sekring mempunyai daya tahan berbeda
beda.

Rangkaian Arus Searah 2 19


Alat pemutus daya terdiri atas sakelar, pegas, logam penghubung, dan bimetal yang
berbeda koefisien muai panjangnya.

Ketika alat pemutus daya dialiri arus yang cukup besar, batang bimetal akan
melengkung karena koefisien muai panjangnya yang berbeda. Logam penghubung
akan tertekan, sehingga hubungan di titik kontak terputus. Akibatnya, kontak dengan
arus listrik dari PLN juga terputus.
Rangkaian Arus Searah 2 20

You might also like