You are on page 1of 9

Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577

p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

PERBEDAAN DARAH K3EDTA YANG SEGERA DIPERIKSA DAN


DITUNDA 2,5 JAM PADA SUHU KAMAR TERHADAP KADAR
HEMOGLOBIN DI PUSKESMAS SURANENGGALA

Wahyu Kurnia
Mahasiswi, Akademi Analis Kesehatan An Nasher, Cirebon, Indonesia
Wahyukurnia26@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar hemoglobin darah K3EDTA yang
segera diperiksa dengan ditunda 2,5 jam pada suhu kamar di Puskesmas Suranenggala. Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium. Metode pemeriksaan hemoglobinnya
adalah metode Sianmethemoglobin. Untuk analisa data menggunakan metode Paired Sample T
Test. Penelitian dilakukan terhadap 30 pasien rawat jalan dewasa yang tidak mempunyai penyakit
kelainan darah. Hasil penelitian menunjukan terdapat perbedaan kadar hemoglobin darah segera
diperiksa dengan ditunda 2,5 jam. Kadar hemoglobin pada sampel segera diperiksa (0 jam) ada
pada rentang 8,88 g/dl – 17,48 g/dl, sedangkan pada sampel yang ditunda 2,5 jam ada pada rentang
8,52 g/dl – 16,83 g/dl. Hasil pengujian statistik metode paired sample t test diperoleh thitung lebih
besar dari ttabel ( 5,367 > 2,045 ), artinya terdapat perbedaan bermakna kadar hemoglobin darah
K3EDTA antara langsung periksa dengan penundaan 2,5 jam pada suhu kamar.

Kata Kunci : K3EDTA, waktu penundaan, kadar hemoglobin


Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

Pendahuluan

Pemeriksaan Hematologi banyak diminta para dokter untuk menegakkan


diagnosis, menunjang diagnosis, membuat diagnosis banding, memantau perjalanan
penyakit, menilai beratnya sakit dan menentukan diagnosa awal suatu penyakit.
Pemeriksaan laboratorium pada umumnya melewati 3 tahap, yaitu pra analitik,
analitik, dan post analitik. Tahap pra analitik meliputi persiapan pasien, pengambilan,
penampungan, penyimpanan, dan pengiriman bahan. Tahap analitik meliputi persiapan
alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel dan interpretasi hasil. Post analitik berupa
pencatatan hasil dan pelaporan.
Pemeriksaan laboratorium yang telah melalui ketiga tahap pemeriksaan harus
dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan, sehingga didapatkan hasil yang dapat
mewakili keadaan penderita. Hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat dan dapat di
percaya merupakan penunjang yang mutlak diperlukan dalam pengelolaan suatu penyakit.
Sayangnya masih sering di jumpai ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan
laboratorium dengan keadaan klinis pasien. Hal ini dapat diakibatkan oleh pemeriksaan
laboratorium yang tidak sesuai prosedur. Pengambilan dan pemrosesan yang tepat
terhadap spesimen darah merupakan langkah awal tahap pra analitik yang sangat penting
karena turut menentukan keakuratan pengukuran dan hasil yang dapat dipercaya.
Pemeriksaan yang menggunakan darah EDTA, sebaiknya harus dilakukan dengan
segera, bila terpaksa di tunda sebaiknya harus di perhatikan batas waktu penyimpanan
untuk masing – masing pemeriksaan. Penyimpanan darah EDTA pada suhu kamar yang
terlalu lama dapat menyebabkan terjadinya serangkaian perubahan pada eritrosit seperti
pecahnya membran eritrosit (hemolisis) sehingga hemoglobin bebas kedalam medium
sekelilingnya / plasma (Hilmi, 2009).
Berdasarkan pengamatan kasar yang dilakukan di beberapa puskesmas terjadi
penundaan pemeriksaan darah utuh (whole blood) lebih dari satu jam sebelum di periksa.
Hal tersebut dapat disebabkan karena minimnya tenaga analis di laboratorium Puskesmas.
Darah EDTA yang di tunda lebih dari 2 jam pada suhu kamar atau lebih dari 24
jam pada suhu 4⁰C eritrosit akan membengkak sehingga nilai hematokrit, Volume
Eritrosit Rata-Rata (VER) meningkat dan konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata
(KHER) menurun. Penampung yang tidak tertutup rapat mengakibatkan terjadinya
penguapan dari bahan pemeriksaan sehingga hasil pemeriksaan lebih tinggi dari
sebenarnya. Darah EDTA yang telah di tampung, sediaan hapus dan tetes tebal malaria
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

sesegera mungkin di kirim ke laboratorium. Bahan pemeriksaan seperti darah dengan


EDTA dapat ditunda dengan menyimpan darah dalam lemari es suhu 4⁰C selama 24 jam
(Muslim, 2015).
Penelitian kali ini merupakan penelitian eksperimental untuk membuktikan ada
atau tidaknya pengaruh waktu penyimpanan darah K3EDTA pada suhu kamar ( 25 - 30⁰C
) terhadap pemeriksaan kadar hemoglobin.
Puskesmas Suranenggala merupakan salah satu sarana kesehatan yang
mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan pelayanan di bidang kesehatan yang baik
untuk memenuhi urusan dari kebijakan pemerintah. Di tempat tersebut untuk pemeriksaan
kadar hemoglobin dengan darah K3EDTA menggunakan metode spektrofotometri. Hal
ini di sebabkan karena penggunaannya lebih cepat dalam mengeluarkan hasil dan
dianggap lebih akurat.

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.


Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling, menjadikan populasi sebagai
sampel, dimana sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat
jalan dewasa dengan jenis permintaan pemeriksaan kadar hemoglobin di Puskesmas
Suranenggala pada bulan Maret sampai dengan April 2018 sebanyak 30. Sampel
dilakukan perlakuan berupa langsung periksa dan dengan ditunda pemeriksaannya selama
2,5 jam. Data yang diperoleh dilakukan pengujian statistik SPSS 24 metode Paired
sample t test.
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

Hasil dan pembahasan

Setelah dilakukan pemeriksaan hemoglobin darah dengan pemeriksaan 0 jam


dan tunda 2,5 jam dengan metode Sianmethemoglobin pada pasien rawat jalan dewasa di
Puskesmas Suranenggala yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan April 2018
diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1. Data Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dengan Menggunakan


K3EDTA yang Segera diperiksa dan ditunda 2,5 Jam Pada Suhu Kamar di
Puskesmas Suranenggala

Pemeriksaan Kadar HB
Nama Selisih
No Umur JK (g/dl)
Pasien (g/dl)
0 Jam 2,5 Jam
1 GA 29 P 12,35 10,91 1,44
2 AM 54 P 12,10 11,24 0,86
3 AL 23 P 11,64 11,31 0,33
4 TR 50 P 16,95 16,83 0,12
5 GR 45 P 12,74 11,48 1,26
6 WA 42 P 17,48 12,17 5,31
7 ZI 41 P 10,47 9,58 0,89
8 KE 33 P 12,83 12,46 0,37
9 KA 27 P 12,84 12,76 0,08
10 AZ 55 P 11,06 10,12 0,94
11 YA 43 P 11,83 11,53 0,30
12 JE 47 P 13,89 13,63 0,26
13 AT 21 P 12,83 12,54 0,29
14 RO 28 P 14,53 13,85 0,68
15 JU 22 P 12,16 11,74 0,42
16 ME 39 P 14,55 14,17 0,38
17 JA 42 P 11,95 11,26 0,69
18 TA 26 P 12,63 12,58 0,05
19 RO 24 P 15,38 13,06 2,32
20 SI 31 P 14,25 13,40 0,85
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

21 DW 53 P 12,30 11,30 1,00


22 SU 52 P 14,37 12,47 1,90
23 DA 55 P 9,57 8,52 1,05
24 SU 56 P 14,87 13,89 0,98
25 AW 46 P 11,53 10,65 0,88
26 NO 29 P 13,31 11,33 1,98
27 AR 50 P 11,46 10,59 0,87
28 SI 60 P 8,88 8,78 0,10
29 IN 22 P 12,45 10,95 1,50
30 WN 19 P 13,42 11,68 1,74

Ket : Berdasarkan hasil pengamatan suhu (⁰C/15menit) , suhu stabil dalam kisaran 27-28 ⁰C.

Tabel 2. Data Hasil Quality Control


N DARAH (HASIL REFER
O KONTROL g/dl) ENSI (g/dl)
1 Darah Kontrol 12,83 12,60 –
Hari 1 13,60
2 Darah Kontrol 12,76 12,60 –
Hari 2 13,60
3 Darah Kontrol 13,11 12,60 –
Hari 3 13,60
4 Darah Kontrol 12,90 12,60 –
Hari 4 13,60
5 Darah Kontrol 13,40 12,60 –
Hari 5 13,60
6 Darah Kontrol 12,61 12,60 –
Hari 6 13,60
( Sumber : Penelitian 2018 )
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

Tabel 3. Data Hasil Pemeriksaan Hemoglobin

No Keterangan 0 jam 2,5 jam

1 Nilai Hemoglobin Rata-Rata 12,88 g/dl 11,89 g/dl

2 Nilai Hemoglobin
17,48 g/dl 16,83 g/dl
Maksimum

3 Nilai Hemoglobim
8,88 g/dl 8,52 g/dl
Minimum

Gambar 1. Grafik gambaran perbedaan kadar hemoglobin darah segera periksa


dengan tunda 2,5 jam

20
18
16
14
12
10 0 JAM
8 2,5 JAM
6
4
2
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Berdasarkan data yang diperoleh untuk mengetahui kadar hemoglobin darah


K3EDTA yang segera diperiksa (0 jam) dan ditunda 2,5 jam pada suhu kamar, maka di
dapatkan kadar hemoglobin pada sampel segera diperiksa (0 jam) 8,88 g/dl – 17,48 g/dl,
sedangkan pada sampel yang ditunda 2,5 jam 8,52 g/dl – 16,83 g/dl. Didapatkan nilai
kadar hemoglobin terendah pada 0 jam dan 2,5 jam berturut-turut 8,88 g/dl dan 8,52.
Nilai kadar tertinggi 17,48 g/dl dan 16,83 g/dl, dan nilai kadar rata-rata 12,88 g/dl dan
8,52 g/dl.
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

Tabel 4. Statistik Paired Sample t Test

Paired Samples Statistics


Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 langsungperiksa 12,8873 30 1,89806 ,34654
Duasetengahjam 11,8927 30 1,69448 ,30937

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 langsungperiksa & 30 ,846 ,000
duasetengahjam

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence Sig.
Std.
Std. Interval of the t df (2-
Error
Deviation Difference tailed)
Mean
Mean Lower Upper
langsungperiks ,99467 1,01504 ,18532 ,61564 1,37369 5,367 29 ,000
a–
duasetengahja
m

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, pemeriksaan kadar hemoglobin segera


diperiksa (0 jam) dengan pemeriksaan ditunda 2,5 jam, Pemeriksaan ini meliputi tiga
tahapan yang perlu di dikendalikan bermula dari tahapan pra analitik seperti kesiapan
pasien, teknik pengambilan sampel yang tepat, dan pemberian identitas yang benar.
Tahapan analitik seperti melakukan kontrol terlebih dahulu sebelum pemeriksaan
hemoglobin, reagen yang berkualitas, pengerjaan sampel serta pemipetan yang benar, tak
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

kalah penting pemilihan metode, yang pada saat penelitian peneliti menggunakan metode
sianmethemoglobin karena metode ini kesalahannya hanya mencapai 2 %. Tahapan pasca
analitik berupa pencatatan hasil yang benar sesuai identitas sampel.

Darah K3EDTA yang ditunda 1 jam atau lebih pada suhu kamar atau lebih dari 24
jam pada suhu 4⁰C eritrosit akan membengkak sehingga nilai hematokrit, hemoglobin,
KHER menurun dan VER meningkat.

Hal ini dimungkinkan karena kelainan morfologi eritrosit yang terjadi adalah
bentuk krenasi/echinocyte (Munandar, 2016). Krenasi adalah bentuk eritrosit yang
mengkerut dan timbul tonjolan-tonjolan pada permukaannya. Krenasi biasanya terbentuk
pada darah yang dibiarkan pada suhu kamar dalam waktu yang lama yang berarti juga
semakin lama terpapar dengan EDTA. Perubahan bentuk eritrosit ini dapat disebabkan
oleh pengaruh faktor intrinsik seperti berkurangnya adenosin triphospat (ATP) atau
karena faktor ekstrinsik seperti peningkatan pH antikoagulan. Selain itu, EDTA akan
menyebabkan penurunan tegangan permukaan membran eritrosit sehingga membran
eritrosit menjadi lemah dan tidak stabil, eritrosit akan membengkak dan terbentuk
tonjolan-tonjolan di permukaannya sehingga meyebabkan perubahan bentuk dari discoid
menjadi echinocyte.

Dari pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan uji Paired sample t
test, diperoleh nilai sig 0,000 berarti lebih kecil dari 0,025 (0,000 < 0,025), nilai thitung
sebesar 5,367, sedangkan ttabel sebesar 2,045. Maka dengan ini thitung lebih besar dari ttabel (
5,367 > 2,045 ) hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan bermakna kadar hemoglobin darah K3EDTA antara langsung
periksa dengan penundaan 2,5 jam pada suhu kamar.

KESIMPULAN

Hasil penelitian ini sesuai dengan penalitian Azhari Muslim (2015) yang
menghasilkan kesimpulan bahwa darah yang disimpan terlalu lama pada suhu kamar
dapat berpengaruh terhadap kadar hemoglobin. Disarankan Perlu dilakukan pemeriksaan
dengan segera tanpa penundaan pemeriksaan karena dapat terjadi perubahan kadar
hemoglobin dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan alat yang berbeda dengan
alat yang lebih canggih.
Jurnal An nasher e-ISSN: 2684-9577
p-ISSN: 2684-9143
Vol.1 No.1 Jan-Juni 2019

Daftar Pustaka

Hilmi, S. (2009). Pengaruh Waktu Penyimpanan Darah EDTA pada Suhu Kamar
Terhadap Kadar Hemoglobin. Semarang: UNIMUS.

Kiswari, R. (2014). Hematologi dan Transfusi. Semarang: Erlangga.

Munandar, A. (2016). Buku Pegangan Kuliah Hematologi (jilid ke 2 ed.).


Cirebon: ZED Media.

Muslim, A. (2105). Pengaruh Waktu Simpan Darah K2EDTA dan Na2EDTA


Pada Suhu Kamar Terhadap kadar Hemoglobin. Poltekkes Tanjung Karang,
4 (2), 5 halaman.

Norsiah, W. (2015). Perbedaan Kadar Hemoglobin Metode Sianmethemoglobin


Dengan dan Tanpa Sentrifugasi pada Sampel Leukositosis. Medical
Laboratory Technology Journal, 1 (2), 72-83.

Nugraha, G. (2015). Panduan Pemeriksaan Hematologi Dasar. Jakarta: Anggota


IKAPI, CV. Trans Info Media .

Sadikin, M. (2013). Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika.

Sujarweni, V. (2015). SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Widyastui, T. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: FKM UI.

You might also like