You are on page 1of 23

RESUME PERATURAN AKADEMIK

DAN BEBERAPA CABANG MATEMATIKA

Disusun oleh :

Faras Rama Mahadika (221511050)

PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
BANDUNG

2023
DAFTAR ISI
BAB I RESUME PERATURAN AKADEMIK ..................................................................................... 3
1.1 Resume........................................................................................................................................ 3
BAB II RESUME BEBERAPA CABANG MATEMATIKA............................................................... 4
2.1 Garis,Lingkaran,dan Elips ................................................................................................................ 4
2.1.1 Garis ........................................................................................................................................... 4
2.1.2 Lingkaran ................................................................................................................................... 9
2.1.3 Elips ......................................................................................................................................... 11
2.2 Ruas dan Garis ................................................................................................................................ 13
2.3 Trigonometri ................................................................................................................................... 15
2.4 Matriks ............................................................................................................................................ 21
BAB I
RESUME PERATURAN AKADEMIK

1.1 Resume

Peraturan Akademik Politeknik Negeri Bandung ditetapkan sebagai pedoman bagi


mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan akademik dengan baik dan sesuai dengan
standar/prosedur yang berlaku. Peraturan akademik di tingkat jurusan disusun oleh Ketua
Jurusan dengan mengacu kepada Peraturan Akademik Politeknik Negeri Bandung.
Dalam PERATURAN AKADEMIK PROGRAM DIPLOMA II DAN DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG memuat :
• Ketentuan umum dan dasar peraturan
• Program Pendidikan
• Penerimaan mahasiswa baru
• Pendaftaran Ulang
• Layanan akademik
• Prestasi akademik mahasiswa dan penyelesaian program Pendidikan
• Waktu studi
• Pelanggaran dan sanksi akademik
Standar/kriteria akademik yang terkandung dalam peraturan ini disusun untuk mendukung
proses belajar-mengajar untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan capaian
pemebelajarannya. Di samping itu, penegasan disiplin yang terkandung dalam peraturan ini
dirumuskan untuk mendukung terbentuknya budi-pekerti luhur yang sangat penting dalam
pengembangan sumberdaya manusia.
Penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Akademik Politeknik Negeri Bandung merupakan
upaya nyata untuk melaksanakan Penjaminan Mutu Akademik Politeknik Negeri Bandung
yang bermuara pada karakter dan kompetensi lulusan. Oleh karena itu, peraturan ini perlu
dilaksanakan berdasarkan rasa tanggung jawab dan kesiapan penuh sesuai dengan tugas yang
diemban.
BAB II
RESUME BEBERAPA CABANG MATEMATIKA

2.1 Garis,Lingkaran,dan Elips

2.1.1 Garis

Definisi
Garis adalah konsep yang tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan kata kata sederhana
atau kalimat simple.Karenanya garis juga dikelompokan ke dalam unsur yang tidak
didefinisikan.Garis adalah ide atau gagasan abstrak yang bentuknya lurus,memanjang ke 2
arah,tidak terbataas atau tidak bertitik akhir,dan tidak tebal.Berikut adalah gambar garis yang
memiliki 2 tanda panah di tiap ujungnya yang menandakan garis tersebut tidak mempunyai
titik akhir.

Menamai sebuah garis dapat dilakukan dengan menamai salah satu ujung garis ataupun bisa
juga menggunakan dua uruf disetiap ujung garis
Elemen-elemen Garis
Elemen-elemen garis melibatkan konsep dasar yang membentuk dasar bagi pemahaman
tentang garis dalam geometri. Berikut adalah elemen-elemen garis:
1.Titik: Titik adalah entitas paling dasar dalam geometri. Ini tidak memiliki dimensi, hanya
menunjukkan lokasi dalam ruang. Dalam konteks garis, titik-titik ini membentuk dasar
pembentukan garis.
2.Panjang Garis: Panjang garis adalah jarak antara dua titik pada garis. Ini mengukur
seberapa panjang garis tersebut dari titik awal hingga titik akhir.
3.Arah Garis: Arah garis mengacu pada arah di mana garis bergerak atau berjalan. Garis bisa
lurus, miring, vertikal, atau horizontal tergantung pada arahnya terhadap sumbu koordinat.
4.Kemiringan (Gradient): Kemiringan adalah perubahan vertikal dan horizontal dalam
perbandingan pada garis. Ini menggambarkan seberapa curam atau landai garis tersebut.
Dalam persamaan garis (y = mx + b), "m" adalah kemiringan.
5.Perpotongan dengan Sumbu Koordinat: Garis akan memotong sumbu-x dan sumbu-y pada
titik tertentu. Pada persamaan garis, "b" dalam y = mx + b mewakili titik potong dengan
sumbu-y.
6.Kontinuitas: Garis adalah kumpulan titik-titik yang terhubung tanpa putus. Ini menciptakan
jalur yang kontinu dan tidak terputus.
7.Dimensi: Garis adalah entitas satu dimensi. Ini berarti garis hanya memiliki panjang tanpa
memiliki lebar atau kedalaman.
8.Garis Lurus dan Garis Miring: Garis lurus adalah garis tanpa tikungan atau lengkungan.
Garis miring adalah garis yang tidak vertikal atau horizontal dan memiliki kemiringan
tertentu.
9.Garis Horizontal dan Vertikal: Garis horizontal sejajar dengan sumbu-x dan memiliki
kemiringan nol. Garis vertikal sejajar dengan sumbu-y dan memiliki kemiringan tak
terhingga.
Tipe tipe Garis
Terdapat beberapa tipe garis yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dalam
geometri. Berikut adalah tipe-tipe garis yang umum:

1.Garis Lurus: Garis lurus adalah garis yang tidak memiliki tikungan atau lengkungan. Semua
titik pada garis lurus terletak dalam satu arah yang sama. Contohnya adalah garis pada papan
tulis.

2.Garis Miring (Sloping Line): Garis miring adalah garis yang tidak bersifat vertikal atau
horizontal. Garis ini memiliki kemiringan (gradien) yang berbeda dari nol. Contoh: garis
yang mewakili kemiringan atap.

3.Garis Horizontal: Garis horizontal adalah garis yang sejajar dengan sumbu-x pada
koordinat kartesian. Ini berarti garis tersebut memiliki kemiringan gradien nol. Contohnya
adalah garis horisontal yang membagi dinding menjadi bagian atas dan bawah.

4.Garis Vertikal: Garis vertikal adalah garis yang sejajar dengan sumbu-y pada koordinat
kartesian. Ini berarti garis tersebut memiliki kemiringan gradien tak terhingga. Contoh: sisi
tepi pintu atau jendela.

Sifat sifat Garis


Sifat-sifat garis merupakan karakteristik dan properti yang menggambarkan perilaku dan
hubungan garis dalam geometri. Berikut adalah beberapa sifat-sifat garis:
1.Tidak Terhingga: Garis tidak memiliki titik akhir dan dapat diperpanjang secara tak
terhingga di kedua arah. Ini berarti garis dapat terus melanjutkan tanpa batas.
2.Kontinuitas: Garis adalah kumpulan titik-titik yang terhubung tanpa ada jeda atau ruang di
antara mereka. Ini menciptakan jalur kontinu yang tidak putus.
3.Satu Dimensi: Garis memiliki dimensi panjang (satu dimensi). Ini berarti garis hanya
memiliki panjang tanpa lebar atau kedalaman.
Titik-titik yang Tak Terpisahkan: Setiap titik pada garis secara teoritis tidak bisa dipisahkan.
Meskipun di dunia fisik titik-titik mungkin terlihat terpisah karena ukuran yang sangat kecil,
dalam konsep geometri, garis adalah kumpulan titik-titik yang berdekatan.
Notasi Garis
Notasi garis merujuk pada cara menggambarkan dan mewakili garis menggunakan simbol
matematika atau persamaan. Berikut ini adalah rangkuman tentang notasi garis:

1.Notasi Koordinat: Salah satu cara umum untuk mewakili garis adalah dengan menggunakan
koordinat kartesian. Pada koordinat, garis lurus dapat diwakili oleh persamaan linear y = mx
+ b, di mana "y" adalah koordinat vertikal, "x" adalah koordinat horizontal, "m" adalah
kemiringan (gradien), dan "b" adalah perpotongan dengan sumbu y (nilai "y" ketika "x" = 0).

2.Notasi Panah (Arrow Notation): Garis sering digambarkan dengan simbol panah yang
menunjuk ke arah yang tak terhingga. Ini menggambarkan garis sebagai kumpulan titik-titik
yang terus berlanjut ke arah tertentu tanpa batas.

3.Notasi Dua Titik: Garis juga dapat dinyatakan dengan menggunakan dua titik yang berada
pada garis tersebut. Dua titik ini dapat dihubungkan dengan simbol garis (-) untuk
menggambarkan garis yang melewati kedua titik tersebut.
Hubungan Garis
Hubungan antara garis-garis dalam geometri melibatkan bagaimana garis-garis berinteraksi
atau berhubungan satu sama lain. Berikut rangkuman tentang hubungan garis:

1.Paralel: Dua garis dikatakan paralel jika memiliki kemiringan yang sama dan tidak pernah
berpotongan, meskipun diperpanjang secara tak terhingga. Dalam konteks koordinat, garis
paralel memiliki gradien yang sama (m dalam y = mx + b).

2.Tegak Lurus (Perpendicular): Dua garis tegak lurus jika membentuk sudut 90 derajat di titik
potong mereka. Kemiringan (gradien) garis yang tegak lurus adalah saling berkebalikan
berlawanan (produk gradien = -1).

3.Intersect (Potong): Dua garis yang berpotongan membentuk titik potong di lokasi di mana
garis-garis tersebut bersilangan. Titik potong ini merupakan solusi bersama dari persamaan-
persamaan garis.

Segment dan Ray


Segment dan ray adalah konsep dalam geometri yang melibatkan bagian-bagian garis dan
garis yang memiliki titik awal khusus. Berikut rangkuman tentang segment dan ray:

1.Segment Garis (Line Segment): Segment garis adalah bagian terbatas dari garis yang
dihubungkan oleh dua titik ujungnya. Ini memiliki panjang yang dapat diukur dan merupakan
segmen lurus terpendek antara dua titik tersebut. Segment garis memiliki dua titik ujung yang
menyertainya.
2.Ray (Sinar): Ray adalah garis yang dimulai dari satu titik awal (asal) dan meluas ke arah
tak terbatas. Ray hanya memiliki satu titik awal dan tidak memiliki titik akhir. Dalam notasi,
ray biasanya ditandai dengan titik awalnya dan panah yang menunjuk ke arah yang tak
terhingga.
2.1.2 Lingkaran

Definisi
Lingkaran adalah himpunan semua titik yang memiliki jarak yang sama dari satu titik tertentu
yang disebut pusat. Jarak ini disebut jari-jari lingkaran. Dengan kata lain, lingkaran adalah
bentuk geometri dua dimensi yang terbentuk oleh semua titik yang berada pada jarak yang
sama dari titik pusatnya. Lingkaran adalah salah satu bentuk yang paling fundamental dalam
matematika dan memiliki berbagai sifat dan aplikasi dalam berbagai bidang, seperti
matematika, fisika, teknik, grafika komputer, dan banyak lagi.

Elemen-elemen Lingkaran
Elemen-elemen lingkaran adalah komponen-komponen dasar yang membentuk lingkaran dan
memainkan peran penting dalam memahami sifat dan karakteristik lingkaran.
1.Pusat Lingkaran: Pusat lingkaran adalah titik di mana semua jarak dari titik-titik pada
lingkaran terhadap pusat ini adalah sama. Pusat ini secara geometris adalah pusat simetri
lingkaran.
2.Jari-Jari Lingkaran: Jari-jari adalah jarak antara pusat lingkaran dan titik mana pun pada
lingkaran. Setiap titik pada lingkaran memiliki jarak yang sama dari pusatnya, yaitu jarak ini.

3.Diameter Lingkaran: Diameter adalah garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan
menghubungkan dua titik pada lingkaran. Diameter adalah dua kali panjang jari-jari (d = 2r).

4.Keliling Lingkaran: Keliling lingkaran adalah panjang dari garis melengkung lingkaran.
Keliling lingkaran diberikan oleh rumus K = 2πr, di mana "r" adalah jari-jari.

5.Luas Lingkaran: Luas lingkaran adalah wilayah yang diarsir oleh batas lingkaran. Luas
lingkaran diberikan oleh rumus A = πr^2, di mana "r" adalah jari-jari
Persamaan Lingkaran
Persamaan lingkaran adalah suatu ekspresi matematika yang menggambarkan semua titik-
titik pada lingkaran dalam sebuah sistem koordinat. Secara umum, persamaan lingkaran
dinyatakan sebagai hubungan antara koordinat x dan y dari suatu titik dalam koordinat
kartesian.

Persamaan lingkaran dengan pusat (h, k) dan jari-jari "r" dalam sistem koordinat (x, y) dapat
dinyatakan sebagai:

Persamaan ini menyatakan bahwa setiap titik (x,y) yang memenuhi persamaan tersebut
adalah bagian dari lingkaran dengan pusat (h,k) dan jari jari r.Jarak kuadrat dari pusat
lingkaran kesetiap titik pada lingkaran adalah sama dengan kuadrat dari jari jari.
2.1.3 Elips

Definisi
Elips adalah salah satu bentuk dasar dalam geometri yang didefinisikan sebagai himpunan
semua titik di bidang, di mana jumlah jarak dari setiap titik pada himpunan tersebut ke dua
titik tetap yang disebut fokus (foci) adalah konstan. Titik-titik ini memiliki jumlah jarak yang
sama, yang disebut sumbu minor. Elips memiliki bentuk yang mirip dengan lingkaran, tetapi
tidak memiliki semua titik dengan jarak yang sama ke pusatnya. Elips memiliki dua sumbu
simetri yang memotong di pusatnya: sumbu mayor (sumbu terpanjang) dan sumbu minor
(sumbu tegak lurus terhadap sumbu mayor). Elips memiliki berbagai sifat dan aplikasi
penting dalam matematika, fisika, dan ilmu teknik.

Elemen Elips
1.Fokus (Foci): Fokus elips adalah dua titik tetap di dalam elips yang menentukan sifat
geometrisnya. Setiap titik pada elips memiliki jumlah jarak yang konstan ke dua fokus ini.
2.Sumur Mayor (Major Axis): Sumur mayor adalah garis lurus yang melalui dua fokus elips
dan melalui pusat elips. Panjang sumur mayor adalah jarak antara dua titik ekstrem pada elips
yang berada di sepanjang sumur ini.
3.Sumbu Minor (Minor Axis): Sumbu minor adalah garis lurus yang tegak lurus terhadap
sumur mayor dan melewati pusat elips. Panjang sumbu minor adalah setengah dari panjang
sumur mayor.
4.Pusat Elips: Pusat elips adalah titik tengah dari elips, di mana sumur mayor dan sumbu
minor saling berpotongan. Semua garis yang menghubungkan pusat elips dengan titik-titik
pada elips memiliki panjang yang sama.

Panjang Sumur Mayor dan Sumbu Minor: Panjang sumur mayor adalah jarak antara dua titik
ekstrem pada sumur mayor elips. Panjang sumbu minor adalah jarak antara dua titik ekstrem
pada sumbu minor elips.
Persamaan Matematika
Persamaan umum untuk elips dengan pusat di titik (h, k), sumbu mayor sepanjang 2a, dan
sumbu minor sepanjang 2b adalah:

Jika a = b, persamaan ini mewakili lingkaran. Persamaan ini menggambarkan elips dengan
pusatnya pada titik (h, k), sumbu mayor sepanjang 2a, dan sumbu minor sepanjang 2b. Jarak
dari pusat elips ke titik-titik pada elips dapat dihitung menggunakan persamaan ini.

Sifat sifat Elips


Sifat-sifat elips adalah karakteristik geometris dan matematis yang mendefinisikan
bagaimana elips berperilaku dan berinteraksi dalam berbagai situasi. Berikut adalah beberapa
sifat penting dari elips:

1.Fokus-Fokus dan Jarak Konstan: Salah satu sifat paling mendasar dari elips adalah bahwa
jumlah jarak dari setiap titik pada elips ke dua fokusnya adalah konstan. Ini berarti bahwa
tidak peduli di mana titik tersebut berada pada elips, total jaraknya ke fokus-fokus tetap.
2.Pusat Simetri: Pusat elips adalah titik tengahnya, di mana sumbu mayor dan sumbu minor
saling berpotongan. Garis yang menghubungkan pusat elips dengan titik-titik pada elips
memiliki panjang yang sama.

3.Aksis Simetri: Elips memiliki dua sumbu simetri yang memotong di pusatnya. Sumbu
mayor adalah garis yang melalui dua fokus dan pusat elips. Sumbu minor adalah garis tegak
lurus terhadap sumbu mayor dan melewati pusat elips.
4.Jumlah Jarak ke Pusat: Jumlah jarak dari setiap titik pada elips ke pusatnya adalah konstan
dan sama dengan setengah dari panjang sumbu mayor.
5.Parameter Parametrik: Elips dapat diwakili oleh parameter-parameternya, seperti
menggunakan sudut, untuk menggambarkan titik-titiknya dalam koordinat polar.
2.2 Ruas dan Garis

Definisi
Garis dalam matematika bisa dianggap seperti "garis lurus" yang terlihat pada kertas.
Ini adalah deretan titik yang membentang tanpa putus. Bayangkan ketika kamu
menghubungkan dua titik pada selembar kertas dengan pensil, garis yang terbentuk adalah
contoh sederhana dari apa yang disebut garis dalam matematika. Jadi, garis adalah rangkaian
tak terhingga dari titik-titik yang membentang dalam satu arah.
Ruas dalam matematika itu seperti "bagian dari garis yang ada di antara dua titik".
Bayangkan kamu punya pensil dan kamu gambar garis lurus di atas kertas. Nah, sekarang
pilih dua titik di garis itu, dan garis yang ada di antara kedua titik itu adalah contoh ruas. Jadi,
ruas adalah sepotong garis dengan awal dan akhir yang jelas. Itu kayak kamu potong garis
dengan gunting dan yang kamu dapat adalah ruas.

Panjang Ruas
Panjang ruas adalah ukuran jarak yang dinyatakan dalam angka antara dua titik ujung
dari sebuah ruas. Dalam matematika, panjang ruas merupakan ukuran seberapa jauh kedua
titik ujung ruas tersebut berjarak satu sama lain. Panjang ruas dapat dihitung menggunakan
rumus jarak antara dua titik dalam koordinat, yang pada dasarnya adalah akar kuadrat dari
jumlah perbedaan koordinat x dan y dari kedua titik ujung, dikuadratkan masing-masing dan
dijumlahkan, kemudian hasilnya diakarkan.

Sudut dan Hubungan


Sudut adalah pengukuran relatif antara dua garis atau ruas yang bertemu pada titik
tertentu. Sudut diukur dalam satuan derajat atau radian dan mengindikasikan seberapa jauh
dua garis atau ruas tersebut miring satu sama lain pada titik persilangan. Sudut dapat
digolongkan menjadi tumpul (kurang dari 90 derajat), lancip (lebih dari 90 derajat tetapi
kurang dari 180 derajat), atau tepat (90 derajat).
Hubungan antara Ruas dan Garis:
1.Sejajar: Ruas dan garis dapat sejajar jika arah garis sejajar dengan arah ruas. Mereka tidak
akan pernah berpotongan.
2.Berpotongan: Ruas dan garis dapat berpotongan jika arah garis tidak sejajar dengan arah
ruas. Mereka memiliki titik potong di mana garis memotong ruas.
3.Bersilangan: Ruas dan ruas (atau garis) dapat bersilangan jika mereka berpotongan, dan
garis yang bersilangan akan melewati ruas di suatu titik.
4.Sudut: Ruas dan garis (atau ruas lain) dapat membentuk sudut ketika bertemu pada satu
titik. Ukuran sudut dapat diukur untuk menggambarkan hubungan relatif antara mereka.
Dimensi
Dimensi Ruas: Ruas adalah objek satu dimensi. Ini berarti ruas hanya memiliki
panjang sebagai parameter yang perlu diukur untuk memadai menggambarkan ruas tersebut.
Ruas memiliki awal dan akhir yang jelas dan dapat diukur panjangnya.
Dimensi Garis: Garis juga adalah objek satu dimensi. Garis memiliki panjang tanpa
batas dan terdiri dari tak terhingga banyak titik yang berdekatan. Garis adalah bentuk paling
dasar dalam dimensi satu, dan tidak memiliki lebar atau kedalaman.
2.3 Trigonometri

Definisi
Trigonometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan antara sudut dan
panjang sisi dalam segitiga serta hubungan geometris antara sudut-sudut ini. Ini melibatkan
penggunaan fungsi trigonometri, seperti sinus (sin), kosinus (cos), tangen (tan), kosekan
(cosec), sekans (sec), dan kotangen (cot), untuk mengukur dan menggambarkan properti
sudut dalam berbagai konteks.
Sudut dan unit Lingkaran
Sudut
Dalam trigonometri, sudut adalah pengukuran rotasi atau pembelokan antara dua garis atau
sisi yang bertemu di suatu titik. Sudut diukur dalam satuan derajat (°) atau radian (rad) dan
digunakan untuk menggambarkan posisi relatif antara objek-objek atau arah pergerakan.
Unit Lingkaran
Unit lingkaran adalah sebuah konsep dalam trigonometri di mana keliling lingkaran dibagi
menjadi beberapa bagian yang setara, dan satu unit lingkaran diukur sebagai panjang radius
lingkaran. Unit ini dikenal sebagai radian (rad).
1.Definisi Radian: Satu radian (1 rad) didefinisikan sebagai panjang busur lingkaran yang
memiliki panjang yang sama dengan jari-jari lingkaran.
2.Hubungan antara Derajat dan Radian: Lingkaran penuh adalah 360° atau 2π radian, karena
keliling lingkaran adalah 2π kali jari-jari.
Penggunaan radian dalam trigonometri memberikan hubungan yang lebih alami antara
panjang busur lingkaran, jari-jari lingkaran, dan sudut di pusat lingkaran. Ketika beroperasi
dengan fungsi-fungsi trigonometri, radian sering digunakan karena memudahkan perhitungan
dan memberikan interpretasi geometris yang lebih langsung.

Fungsi fungsi Trigonometri


a.Sinus (sin)
Sinus (sin) adalah salah satu fungsi trigonometri utama yang menghubungkan panjang sisi
miring segitiga siku-siku dengan panjang sisi berlawanan sudut yang diukur dalam suatu
segitiga. Dalam konteks trigonometri, sinus dari suatu sudut dinyatakan sebagai perbandingan
antara panjang sisi miring terhadap panjang sisi yang berlawanan dengan sudut tersebut.
Secara matematis, sinus dari suatu sudut didefinisikan sebagai :
Dalam notasi yang lebih umum.Jika θ adalah suatu sudut dalam segitiga siku siku dan a
adalah Panjang sisi miring yang berhadapan dengan sudut θ, sedangkan b adalah panjang sisi
yang berlawanan dengan sudut θ,maka:

Nilai sinus selalu berada dalam rentang -1 hingga 1. Nilai maksimum diperoleh saat sudut θ
adalah 90* atau v/2 radian dalam satuan radian, dimana sisi berlawanan sudut θ adalah sisi
yang terpanjang dalam segitiga siku siku.

b.Kosinus(cos)
Kosinus (cos) adalah salah satu fungsi trigonometri utama yang menghubungkan panjang sisi
sejajar basis segitiga siku-siku dengan panjang sisi miring yang diukur dalam segitiga
tersebut. Dalam konteks trigonometri, kosinus dari suatu sudut didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang sisi sejajar basis terhadap panjang sisi miring. Secara
matematis, kosinus dari suatu sudut θ didefinisikan sebagai:

Dalam notasi yang lebih umum, jika θ adalah suatu sudut dalam segitiga siku-siku dan b
adalah panjang sisi sejajar basis, sedangkan c adalah panjang sisi miring, maka:

Nilai kosinus juga berada dalam rentang -1 hingga 1. Nilai maksimum 1 diperoleh saat sudut
θ adalah 0° atau 360°dalam satuan derajat, atau 0 radian dalam satuan radian. Sedangkan nilai
minimum −1 diperoleh saat sudut θ adalah 180°dalam satuan derajat, atau π radian dalam
satuan radian.

c.Tangen (tan)
Tangen (tan) adalah salah satu fungsi trigonometri utama yang menghubungkan panjang sisi
berlawanan sudut segitiga siku-siku dengan panjang sisi sejajar basis yang diukur dalam
segitiga tersebut. Dalam konteks trigonometri, tangen dari suatu sudut didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang sisi berlawanan sudut terhadap panjang sisi sejajar basis. Secara
matematis, tangen dari suatu sudut θ didefinisikan sebagai:
Dalam notasi yang lebih umum, jika θ adalah suatu sudut dalam segitiga siku-siku dan a
adalah panjang sisi berlawanan sudut, sedangkan b adalah panjang sisi sejajar basis, maka:

Nilai tangen tidak terbatas kecuali pada sudut-sudut yang membuat kosinus menjadi 0 (sudut
90° atau π/2 dalam satuan radian), karena pada sudut-sudut tersebut panjang sisi sejajar basis
b menjadi 0.

d.Kosekan (cosec)
Kosekan (cosec) adalah fungsi trigonometri yang merupakan invers dari fungsi sinus (sin).
Dalam sebuah segitiga siku-siku, kosekan dari suatu sudut θ didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang sisi miring dan panjang sisi berlawanan sudut θ.Dalam notasi
umum, jika θ adalah suatu sudut dalam segitiga siku-siku dan a adalah panjang sisi
berlawanan sudut θ, sedangkan c adalah panjang sisi miring, maka:

Kosekan memiliki rentang nilai yang positif dan tidak terbatas, kecuali pada sudut-sudut yang
membuat sinus menjadi 0 (sudut 0°atau 180° dalam satuan derajat, atau sudut 0 atau π dalam
satuan radian), karena pada sudut-sudut tersebut panjang sisi berlawanan sudut a menjadi 0.
e.Sekan (sec)
Sekan (sec) adalah fungsi trigonometri yang merupakan invers dari fungsi kosinus (cos).
Dalam sebuah segitiga siku-siku, sekan dari suatu sudut θ didefinisikan sebagai perbandingan
antara panjang sisi miring dan panjang sisi sejajar basis θ.Dalam notasi umum, jika θ adalah
suatu sudut dalam segitiga siku-siku dan b adalah panjang sisi sejajar basis θ, sedangkan c
adalah panjang sisi miring, maka:

Sekan memiliki rentang nilai yang positif dan tidak terbatas, kecuali pada sudut-sudut yang
membuat kosinus menjadi 0 (sudut 90° atau π/2 dalam satuan radian), karena pada sudut-
sudut tersebut panjang sisi sejajar basis b menjadi 0.
f.Kotangen (cot)
Kotangen (cot) adalah fungsi trigonometri yang merupakan invers dari fungsi tangen (tan).
Dalam sebuah segitiga siku-siku, kotangen dari suatu sudut θ didefinisikan sebagai
perbandingan antara panjang sisi sejajar basis dan panjang sisi berlawanan sudut θ.
Dalam notasi umum, jika θ adalah suatu sudut dalam segitiga siku-siku dan a adalah panjang
sisi berlawanan sudut θ, sedangkan b adalah panjang sisi sejajar basis, maka:
Kotangen memiliki rentang nilai yang positif dan tidak terbatas, kecuali pada sudut-sudut
yang membuat tangen menjadi 0 (sudut 0°atau 180°dalam satuan derajat, atau sudut 0 atau π
dalam satuan radian), karena pada sudut-sudut tersebut panjang sisi berlawanan sudut a
menjadi 0.

Hubungan Trigonometri
Hubungan trigonometri adalah serangkaian persamaan dan identitas matematika yang
menghubungkan fungsi-fungsi trigonometri satu sama lain. Ini memungkinkan kita untuk
menyederhanakan ekspresi trigonometri, menyelesaikan persamaan trigonometri, dan
menerapkan konsep trigonometri dalam berbagai konteks. Berikut rangkuman beberapa
hubungan trigonometri penting:
1.Identitas Pythagoras:

2.Idenitas Tangen:

3.Identitas Pythagoras Terbalik:

4.Hubungan Kosekan dan Sinus

5.Hubungan Sekan dan Kosinus:

6.Hubungan Kotangen dan Tangen

7..Hubungan Trigonometri pada Lingkaran Satuan:

8.Rumus Kedua Sinus


9.Hukum Kosinus

10.Hukum Sinus

Sudut Khusus
Hubungan trigonometri adalah serangkaian persamaan dan identitas matematika yang
menghubungkan fungsi-fungsi trigonometri satu sama lain. Ini memungkinkan kita untuk
menyederhanakan ekspresi trigonometri, menyelesaikan persamaan trigonometri, dan
menerapkan konsep trigonometri dalam berbagai konteks.Berikut adalah nilai nilai fungsi
trigonometri pada sudut khusus :
Rumus rumus Trigonometri
2.4 Matriks

Definisi
Matriks adalah struktur data matematika yang terdiri dari sejumlah elemen yang diatur dalam
bentuk baris dan kolom. Setiap elemen dalam matriks diidentifikasi oleh dua indeks: indeks
baris dan indeks kolom. Matriks sering digunakan untuk merepresentasikan hubungan linier
antara berbagai set data atau untuk menggambarkan transformasi linier dalam berbagai
konteks. Matriks dapat berisi bilangan riil, bilangan kompleks, atau bahkan simbol-simbol
matematis, tergantung pada bidang aplikasinya.

Secara umum, matriks memiliki dimensi yang dinyatakan sebagai "m x n", di mana "m"
adalah jumlah baris dan "n" adalah jumlah kolom dalam matriks. Jika "m" sama dengan "n",
maka matriks tersebut disebut matriks persegi; jika tidak, matriks tersebut disebut matriks
tidak persegi.

Operasi yang umum dilakukan pada matriks melibatkan penjumlahan, pengurangan,


perkalian skalar, dan perkalian matriks. Penjumlahan dan pengurangan matriks dilakukan
dengan menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen yang sesuai dalam matriks yang
memiliki dimensi yang sama. Perkalian skalar melibatkan mengalikan setiap elemen dalam
matriks dengan suatu bilangan skalar. Perkalian matriks dilakukan dengan mengalikan
elemen-elemen baris matriks pertama dengan elemen-elemen kolom matriks kedua dan
menjumlahkan hasilnya.

Determinan matriks adalah suatu bilangan yang memberikan informasi tentang bagaimana
matriks tersebut mempengaruhi ruang vektor atau transformasi linier yang terkandung
dalamnya. Matriks yang memiliki determinan tidak nol disebut matriks yang invertibel, yang
artinya dapat memiliki matriks invers. Matriks invers dari suatu matriks A, dilambangkan
dengan A^(-1), memiliki sifat bahwa perkalian antara A dan A^(-1) menghasilkan matriks
identitas.

Operasi Matriks
Operasi matriks adalah serangkaian tindakan matematika yang dapat dilakukan pada matriks
untuk menghasilkan matriks baru atau hasil numerik lainnya. Operasi-operasi ini mencakup
operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, perkalian matriks,
transpos, serta operasi lanjutan seperti perhitungan determinan dan invers matriks.
a.Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks terjadi ketika dua matriks dengan dimensi yang sama dijumlahkan
untuk menghasilkan matriks baru yang elemennya adalah hasil penjumlahan elemen-elemen
yang sesuai dari kedua matriks tersebut.
b.Pengurangan Matriks
Pengurangan matriks terjadi ketika matriks yang lebih kecil dikurangkan dari matriks yang
lebih besar dengan dimensi yang sama, menghasilkan matriks baru yang elemennya adalah
hasil pengurangan elemen-elemen yang sesuai dari matriks yang lebih besar dan yang lebih
kecil.
c.Perkalian Matriks
Perkalian matriks adalah operasi matematika yang menghasilkan matriks baru dengan
menggabungkan elemen-elemen dari dua matriks yang ada. Namun, perlu ditekankan bahwa
perkalian matriks memiliki aturan khusus yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan. Berikut
adalah definisi lebih rinci tentang perkalian matriks:

Misalkan kita memiliki dua matriks:

Matriks A dengan dimensi "m x n" (m baris dan n kolom)


Matriks B dengan dimensi "n x p" (n baris dan p kolom)

Maka hasil perkalian A * B adalah matriks C dengan dimensi "m x p". Elemen-elemen dari
matriks hasil, C, dihitung dengan mengalikan elemen-elemen baris dari matriks A dengan
elemen-elemen kolom dari matriks B, dan menjumlahkan hasilnya
Determinan dan Invers Matriks
a.Determinan
Determinan matriks adalah suatu bilangan skalar yang dinyatakan sebagai sebuah angka dan
memberikan informasi penting tentang sifat transformasi linier yang terkait dengan matriks
tersebut. Determinan diterapkan terutama pada matriks persegi, yaitu matriks yang memiliki
jumlah baris dan kolom yang sama. Berikut definisi lebih rinci mengenai determinan matriks:
Untuk matriks persegi "n x n" dengan elemen-elemen a_ij, determinan dinyatakan sebagai
det(A) atau |A| untuk matriks A.
Proses menghitung determinan melibatkan perhitungan kombinasi linear dari elemen-elemen
matriks. Secara umum, determinan matriks "n x n" dihitung sebagai jumlah dari produk-
produk elemen-elemen, dengan tanda positif dan negatif yang bergantian, sesuai dengan pola
yang telah ditentukan.
Tentu ada beberapa rumus dan metode untuk menghitung determinan matriks, tergantung
pada ukuran matriks dan preferensi perhitungan. Beberapa metode termasuk Metode
Ekspansi Kofaktor, Metode Reduksi Baris, dan metode-metode lain yang lebih canggih
seperti Metode Dekomposisi LU atau Metode OBE (Operasi Baris Elementer).
Determinan matriks memiliki sifat-sifat khusus, seperti:
1.Jika determinan suatu matriks adalah nol, matriks tersebut dianggap tidak memiliki invers.
2.Determinan dari hasil perkalian matriks adalah produk determinan matriks yang dikalikan.

b.Invers
Invers matriks adalah matriks yang, ketika dikalikan dengan matriks asalnya, menghasilkan
matriks identitas. Invers matriks hanya ada untuk matriks persegi yang memiliki determinan
tidak nol. Definisi ini mengacu pada matriks real dan kompleks, serta hanya berlaku untuk
matriks yang bukan singular (tidak dapat diubah menjadi bentuk matriks dengan determinan
nol).
Misalnya, jika A adalah matriks persegi "n x n" dan A memiliki invers, maka inversnya
dinyatakan sebagai A^(-1). Sebagai hasil dari perkalian matriks A dan inversnya A^(-1), kita
akan mendapatkan matriks identitas I dengan dimensi "n x n".
Beberapa hal penting mengenai invers matriks:
1.Tidak semua matriks memiliki invers. Hanya matriks yang merupakan matriks persegi
(jumlah baris dan kolom sama) dan memiliki determinan tidak nol yang dapat memiliki
invers.
2.Invers matriks memungkinkan untuk memecahkan sistem persamaan linier secara efisien.
3.Invers matriks dapat digunakan untuk membalikkan efek transformasi linier yang
diberlakukan oleh matriks asal.

You might also like