You are on page 1of 12

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

MUTIARA HATI
PRINGSEWU

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RUMAH SAKIT

2019

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MUTIARA HATI


Jl. Raya Tambahsari No.15, Kec. Gadingrejo Kab. Pringsewu - Lampung
Telp. (0729) 333122 - Fax (0729) 333092

1
1. PENDAHULUAN
Menajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di dunia ini
pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting.Makin besar resiko suatu
pekerjaan,makin besar pila perhatian yang diberikan kepada aspek menejemen resiko
ini.Rumah sakit sebagai sebuah institusi dengan aktifitas yang penuh dengan resiko
keselamatan,juga sudah selauaknya menrapkan hal ini.

Pemahaman menajemen risiko sangat bergantung kepada dari sudut pandang mana
seseorang melihatnya. Dalam bidang kesehatan dan keselamatan lebih diartikan sebagai
pengendalian risiko salah satu pihak (pasie atau masyarakat) oleh pihak yang lain (pemberi
layanan). Sementara didalam suatu komunitas pemberi layanan kesehatan itu sendiri, yaitu
pengelola rumah sakit dan para tenaga kesehatannya,harus diartikan sebagai suatu upaya
kerjasama berbagai pihak untuk mengendalikan resikobersama.

The Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations (JCAHO) memberikan


pengertian menejemen resiko sebagaiaktivitas klinik dan administrative yang dilakukan oleh
rumah sakit untuk melakukan identifikasi,evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedar
atau kerugian pada pasien,personil, pengunjung dan rumah sakit itu sendiri. Kegiatan
tersebut meliputi identifikasi resiko hokum ( legal risk), memprioritaskan resiko yang
teridentifikasi,menentukan respons rumah sakit terhadap resiko,mengelola suatu kasus
resiko dengan tujuan meminimalkan kerugian (risk control),membangun upaya pencegahan
risiko yang efektif,dan mengelola pembiayaan risiko yang ade kuat (risk financing).

Menajemen risiko yang komprehensif meliputi seluruh aktivitas rumah sakit,baik


operasional maupun yang bersifat klinis, oleh karena resiko dapat muncul dari kedua bidang
tersebut. Bahkan akhir akhir ini meliputi pula risiko yang berkaitan dengan meneged care
dan risiko kapitasi,mager dan akusisi, risiko kompensasi ketenagakerjaan, corporate
compliance dan etikorganisasi.

Setiap upaya medic umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya beresiko ringan
atau hamper tidak berarti secar klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi medik yang cukup berat.

2
2. LATARBELAKANG
Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Hati adalah salah satu instusi pelayanan khususnya di
bidang pelayanan kesehatan. Dalam upaya memberikan pelayanannya, rumah sakit dituntut
memberikan pelayanan sebaik baiknya sebagai Public Service. Hal tersebut didasarkan
bahwa tntutan masyarakat terhadap pelayanan yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan social ekonomi masyarakat.
Meningkatnya tuntutan dapat dilihat dengan munculnya kritik-kritik baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap pelayanan yangdiberikan.

RSIA Mutiara Hati menyadari bahwa dalam memberikan pelayanan baik medis maupun non
medis mempunyai risiko-risiko. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu terjadi
atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah resiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah risiko yang
dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien selama
di rumah sakit. Sementara risiko non klinis ada yang berupa risiko bagi organisasi maupun
risiko financial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung denan komunikasi,
produk layanan,proteksi data, sitem informasi dan semua risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaiaan organisasi.Resikob financial adalah risiko yang dapat mengganggu control
financial yang fektif, salah satunya adalah system yang harusnya dapat menyediakan
pencatatan akutansi yang baik.

Menajemen risiko dalam pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk mereduksi KTD
yang dalam pelayanan kesehatan apabila hal ini terjadi akan merupakan beban tersendiri,
terlepas dari KTD tersebut karena resiko yang melekat ataupun memang setelah dianalisis
karena adanya error atau negligence dalam pelayanan. Apabila KTD sudah terjadi, beban
pelayanan tidak hanya pada sisi financial semata, namun psikologis dan social kadang-
kadang lebih berat.

Untuk mencegah KTD menempatkan risiko KTD secara proposional beberapa pendekatan
dapat dilakukan pada sumber penyebab itu sendiri,baik pada factor manusianya (pasien dan
tenaga kesehatan),maupun dari sisi organisasinya. Dari sisi organisasi, konsep intervensi
organisasi- pendekatan pada sistim (sarana) pelayanan kesehatan memerlukan penanganan
khusus namun akan jauh lebih antisipatif dalam mengelola risiko kemungkinan terjadinya
KTD. Sehingga menejemen resiko melalui konsep pengelolaan pada system pelayanan
kesehatan metode yang banyak dikembangkan akhir –akhir ini.

3
3. TUJUAN
a. TujuanUmum
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien rumah sakit melalui
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

b. TujuanKhusus
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSIA Mutiara Hati
b. Meningkatkanakuntabilitas
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD)
d. Terlaksananya program program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian yang tidakdiinginkan
e. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya
antisipasi risiko,apabila terjadi insiden sudah terdapat alternative penyelesaiiannya.
f. Melindungi pasien , karyawan,pengunjung dan pemanggku kepentinganlainnya.

4. KEGIATAN POKOK DAN RINCIANKEGIATAN


Kegiatan pokok program menajemen risiko di RSIA Mutiara Hati
1. Menentukan konteks
Konteks dimana proses menajemen risiko dijalankan, tertuang dalam krangka
acuan/panduan menejemen resiko. Kebijakan menajemen risiko selain memuat
definisi,ruang lingkup,tujuan,ketetapan dampak dan kekerapan,terdapat juga criteria
resiko. Menajemen risiko memberikan kontribusi GOOD CORPORATE
GOVERNANCE,dengan memperkecil kerugian (jika resiko berdampak negarif ) dan
memperbesar peluang (jika resiko berdampak positif).

Menajemen risiko idak hanya menjadi kewenangan dari Direktur, namun juga menjadi
tanggung jawab seluruh unit atau resiko yang timbul di dalam pelaksanaan
tugasnya,sehingga resiko tidak hanya menjadi tanggung jawab Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit atau Unit Penjamin Mutu saja. Hal ini tampak sebagai upaya
terpenting malkan resiko,mencegah kejadian yang tidak diharapkan, dan tentunya untuk
keselamatan pasien,staf dan lingkungan rumah sakit. Tujuan menajemen risiki terdapat
dalam kangka acuan/panduan menajemen risiko,yang berisi definisi, ruang lingkup dan
tujuan dari menajemen risiko. Terdapat juga ketetapan mengenai skor dampak dan
kekerapan,serta kriteria resiko untuk menjalankan menajemen risiko. Panduan mengenai
menajemen risiko dibuat oleh Unit Penjamin Mutu (UPM) bersama dengan komite
4
K3RS. Panduan Praktik Klinik (PPK) dan Standar Prosedur Oprasional (SPO ) rumah
sakit harus dibuat untuk meminimalkan resiko.

Direktur rumah sakit memiliki tanggung jawab tertinggi terhadap pelaksanaan


menejemen resiko.Direktur rumah sakit juga melakukan pemantauan dan pengambilan
keputusan.

2. Identifikasiresiko
Pemahaman dasar mengenai resiko sangat penting agar seseorang dapat melakukan
identifikasi maupun menilai resiko. Penerapan proses menejemen resiko perlu melibatkan
dan disosialisasikan kepada seluruh staf rumah sakit tidak terkecuali dokter untuk
melakukan identifikasi dananalisis.

Identifikasi resiko dilakikan melalui proses pelaporan terhadap suatu resiko maupun
kejadian. Dilakukan oleh semua staf yang melakukan, melihat maupun mendengar suatu
resiko atau kejadian. Proses pelaporan tersebut disosialisasikan kepada semua staf baru
dalam program orientasi umum. Identifikasi dilakukan melalui kegiatan audit mutu
internal, pemantauan indicator mutu,indicator keselamatan pasien, audit medic, morning
report,diskusi kasus,survey kepuasan pelanggan, check list, FMEA, risk register,dan
insiden report.

Dalam seluruh kegiatan identifikasi resiko selalu ditekankan 3 (tiga) hal yaitu no blame,
no name and no shame, sehingga bukan orangnya yang ditekankan dalam suatu kejadian
namun lebih pada sistemnya. Adalah penting menanamkan budaya tidak menyalahkan
dan mempermalukan oleh karena setiap manusia memang dapat saja melakuakan suatu
kesalahan setiap hari .Namun terlebih dari pada itu, adalah penting untuk melihat apakah
kesalahan tersebut merupakan kelalaian yang timbul oleh karena kompleksitas sistem
yang kurang mendukung. Selain itu dengan mempermalukan dan menyalahkan,pelaporan
akan sulit diperoleh karena adanya kekhawatiran dan ketakutan untuk melaporkan
sehingga langkah awal dari manajemen resiko tidak dapat dijalankan. Untuk itu,berbagai
pendekatan menggunakan kombinasi metode harus digunakan untuk meningkatkan
proses identifikasi terhadap resiko dan hazards.

3. Analisis Risiko
Analisis risiko dilakukan dengan fish bone diagram oleh masing – masing departemen

5
disertai action plan. Selain itudilakuakan analisa untuk mengetahui peningkat
resiko/kejadian denagan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
Kriteria tersebut tercantum dalam lembar pelaporan insiden pelaporan maupun risk
register. Dalam lembar pelaporan insiden,terdapat table criteria untuk konsekuensi
kejadiaan serta kekerapan /probabilitaskejadian.

4. EvaluasiResiko
Berdasarkan hasil analisa resiko, dilakukaan evaluasi resiko yang dapat membantu untuk
memutuskan diterima atau tidaknya suatu resiko, menentukan prioritas resiko menjadi
masukan bagi penanganan resiko. Kriteria untuk pengambilan keputusan dalam evaluasi
resiko haruslah konsisten dengan konteks eksternal, internal, dan definisi menejemen
resiko yang telah ditatapkan oleh organisasi. Terdapat 4(empat) dimensi resiko klinis di
pelayanan kesehatan yang perlu diperhatikan yaitu dimensi operasional,dimensi keuangan
keuangan, dimensi politil,dan dimensi legal. Dalam memutuskan resiko dapat diterima
atau tidak, criteria evaluasi yang dibuat harus mempertimbangkan dari berbagai sisi,
selain tingkat dampak maupun kemungkinan yang timbul termasuk toleransi terhadap
resiko.

Evaluasi resiko dikaukan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh rumah sakit.
Tingkat resiko atau kejadian yang ditemukaan saat analisis menjadi acuan untuk
menetapkan prioritas resiko serta pelaporan yang perlu dilakukan terkait dengan resiko
tersebut. Jika resiko tergolong ekstrim, hal ini menjadi sangat prioritas sehingga perlu
dilakukan kegiatan RCA secepatnya dan pelaporan perlu disampaikan kepada Direktur.
Diterima atau tidaknya suatu resiko, selain dilihat dari kosekwensi,kekerapan maupun
tingkatannya, dilihat juga beberapa dimensi yang menjadi dasar pertimbangan. Dengan
memperhatikan keselamtan pasien, image rumah sakit, serta biaya yang dikeluarkan,
direktur rumah sakit menetapkan resiko prioritas yang akan dianalisis secaraproaktif.

5. PengelolaanRisiko
Dalam pengelolaan resiko, terdapat beberapa pilihan yang dapat diambil. Salah satunya
adalah melalui proses pencegahan dan pengurangan resiko.Keberhasilan pengelolaan
risiko tidak hanya sampai pada kegiatan pengurangan risiko. Meski kegiatan pengurangan
resiko telah dilakukan, tetap sosialisasi,monitoring serta audit perlu dilaksanakan agar
tidak terjadi peningkatan risiko ataupun pengulangan kejadian. Jika terjadi suatu
kejadiansentinel,kejadian tersebut harus dituntaskan dan tidak boleh terjadi kembali.

6
Kunci kebeilan dari seluruh upaya pengurangan risiko di rumah sakit adalah
kepemimpinan.

6. Monitoring danReview
Monitoring dan review merupakan pemantauan rutin dengan membandingkan kinerja
proses menajemen risiko dengan harapan yang ingin dicapai dan meninjau ulang secara
berkala kegiatan menajemen risiko yang telah dilakukan. Monitoring dan review dapat
dilakukan melalui pemantauan indicator mutuyang ditetapkan, peninjauan ulang terhadap
penanganan risiko maupun kejadian yang dilaporkan, peninjauan standar pelayanan
medic maupun standar operasional pelatihan,peringatan, dan lain-lain.

Segala sesuatu yang menjadi risiko perlu dipantau secara terus menerus. Monitoring dan
review terhadap suatu risiko /kejadian dilakukan dalam setiap proses menajemen risiko
dan pelaksanaan monitoring dan review terhadap risiko tersebut dapat berjalan dengan
baik jika dilaksanakan dengan kedisiplinan. Sedangkan data pencapaiian dan pelaporan
tersebut dijadikan salah satu indicator terhadap keberhasilan proses monitoring dan
review itusendiri.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1) Melaksanakan program meliputi:
a. Identifikasirisiko
b. Menetapkan prioritas risiko
c. Menajemen risiko
d. Penyelidikan KTD,melalui kegiatan Rool Cause Analysis (RCA)
dan Failure Mode Effece Analysis(FMEA)

2) Melaksanakan program pengawasan manajemen risiko fasilitas/lingkungan rumah sakit


meliputi:
a. Merencanakan semua aspek dari program
b. Melaksanakan program
c. Merencanakan pendidikan dan pelatihan kompetensi menajemen risiko
d. Monitor dan melaksanakan uji coba program
e. Evaluasi dan revisi program secara berkala
f. Membuat laporan tahunan terhadap pencapaian program
g. Menyelenggarakan pengorganisasian dan pengelolaan secara
7
konsisten dan terus menerus

3) Melaksanakan koordinasi dengan Tim Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS) dalam hal menyusun perencanaan risiko fasilitas/lingkunganmeliputi:
a. Keselamatan
b. Keamanan
c. Bahan berbahaya
d. Menegemen emergensi
e. Pengamanan kebakaran
f. Peralatan medis
g. Sistem utilitas

6. SASARAN
i) Direksi RSIA Mutiara Hati
ii) Unit Penjamin Mutu (UPM)
iii) Komite Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI)
iv) Tim Kesehatan dan Keselamatan Pasien(K3RS)
v) Seluruh staf karyawan baik medis maupun nonmedis

8
7. JADWAL PELAKSANAANKEGIATAN
N TAHUN 2019
O KEGIATAN Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Melaksanakan X X
program menajemen
risiko
- Identifikasi X X
risiko
- Menetapkan X
prioritas risiko
- Pelaporan tentang X
risiko ***)
- Menajemen X X X X
risiko
- Penyelidikan X
KTD
- Root Cause X
Analysis (RCA)
- Failure X
ModeEffect
(FMEA)

9
NO KEGIATAN TAHUN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(FMEA)**)
Melaksanakan X X X X
program
pengawasan
program
menajemen risiko fasilitas/lingkungan
rumah sakit
- Merencanakan X
aspek
dari program
- Merencanakan X
pendidikan dan pelatihan kompetensi
menajemen risiko
- Monitor X
Dan evaluasi
program
- Evaluasi dan X X X X
revisi program
secara berkala
- Membuat laporan X X X X
tahunan tentang
pecapaian
program ***)
3 Melaksanakan X X X X
koordinasi dengan
Tim K3RS dalam
hal menyusun
perencanaan
pengelolaan risiko
fasilitas/
lingkungan

10
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DANPELAPORAN
A. Evaluasi PelaksanaanKegiatan
Evaluasi dilaksanakan setiap tahun sekali padabulan Desember
NO JENIS KEGIATAN EVALUASI
1 Melaksanakan program
menajemenrisiko
- Identifikasi risiko
- Menetapkan prioritas risiko
- Pelaporan tentang risiko***)
- Menajemen risiko
- Penyelidikan KTD
- Root CauseAnalysis(RCA)*)
- Failue Mode Effect Analysis
(FMEA)**)
2 Melaksanakan program pengawasan
menajemen risiko fasilitas/lingkungan
rumah sakit
- Merencanakan semua aspek
dari program
- Melaksanakan program

- Merencanakan pendidikan
dan pelatihan kompetensi
menajemen risiko
- Memonitor dan evaluasi
program
- Evaluasi dan reevaluasi
program
- Membuat laporan tahunan
tentang pencapaianprogram
***)
3 Melaksanakan koordinasi dengan Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit (K3RS) dalam hal
menyusun perancanaan pengelolaan

11
risiko fasilitas/ lingkungan

B. Pelaporan evaluasi dan kegiatan


Pelaporan dilakukan pada awal bulan januari tahun berikutnya.

9. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI


a. Pencatatan dan dokumentasi kegiatan dilaksanakan oleh Unit K3RS Mutiara Hati
b. Unit Penjamin Mutu melaksanakan monitoring dan koordinasi terhadap hasil laporan.
c. Sekertaris K3RS merangkum seluruh kegiatan menajemen risiko berupa laporan
evaluasi kegiatan yang ditujukan kepada direktur.
d. Laporan program ditujukan kepada direktur RSIA Mutiara Hati
e. Isi laporan
 Kegiatan sesuai program kerja
 Kegiatan yang telah dilaksanakan
 Apakah kegiatan sesuaijadwal
 Insiden keselamatan pasien yang terjadi, jenis insiden, akibat insiden.
 Hambatan yang menyebabkan program kerja tidak dapat dilaksanakan atau
tidak sesuaijadwal
 Hal – hal lain yang dianggap perlu untukdilaporkan
 Usulan dan rakomendasi kepada Direktur

10. PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN


Keuangan menajemen RSIA Mutiara Hati

12

You might also like