You are on page 1of 143
PROFESIONALISME GURU BIMBINGAN KONSELING. DALAM MENGATASI BULLYING MELALUI KONSELING INDIVIDU DI SMA NEGERI 1 AIRGEGAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: PIKA 1815053 Fakultas: Tarbiyah Program Studi: Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam. Kepada: INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG 2023 HALAMAN PERNYATAAN ‘Yang betanda angan di bawah in: Noma: Pca NM 1815053 Fakultas—:Tatbigah Jurusan—_: Bimbingan Konseling Pendidikan Islam Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudl “Profesinalisme guru bimbingankonscting dlam mengatast buying di alah asi hail karya atau penelitian saya seni, ‘SMA Negeri | Airgezss ” dan bukan merupakan karya yang pemah digjukan untuk memperoleh gelar ‘pengetahuan saya. esarjanaan di suaty pergurvan tinggi mana pun. Sepana “Tidak terdapat karya atau pendapat orang Ini, Kecali yang secara tertuls lijdikan acuan/kutipan dalam naskah shrips ini Bangka, 11 April 2023, Yang oe Pi NIM. 1815053 KEMENTERIAN AGAMA RI . eee BT rena NOTA DINAS PEMBIMBING Hab: Ship Kepada Yoh, DetanFakltas Tubiyah TAIN Spith Abdurahman Sidi Rangha Bling © tag Asslar’alaihuen WeWh Dengan ini meneranahan baa mahssiswa i aa in Nera Pita NIM re1s053 Fatale “artgah Prosi ‘Binbinga das Konselng Pein slam (BKPD) “Juda ProposlSispsi Pofesionalsme Guru Bimingan Konsling dalam mengatsi Bullying |SISMIA Nepe Aitgepas ‘Telah dapat dijukan Kepuds Fakukas tarbiyah IAIN Sysikh Abdurahman Sidéic Bangka ‘Belitung untuk memensh salah sats dai syarat memperoleh gear Sarjana Penian(S.P3) harapan kami semoga dalam waktu dkat skips in apa imaagosyahkan Demikian Nota Dinas Pembimbing ini kami buat, ats segls perhatiannya diucaphan banyak terima kash, ‘Wasealama’alsikum WesWb. ‘Bangha 11 Apel 2023 ‘Ni, 199310072020121015 iw IeMENTERIAN AGAMA RI ma Qe sn STN aTse TPAKULTAS TARBIVAH. ne a eg 3 oe rn ara, a ae, Pro em aa "Cita snanatetounge bre sett ere NOTA DINAS KOD Hat Sis Kepada Vth, eta Fkatas Tabiab TAIN Sy Aburabman Siddk Bagh Belitng tempat Avsalam‘aaim WWD Setebh melahutanbeberaps kal Lonsuas sets mengakan pertikan sebelmnya, bak dst seg) si, bast set ev penlsan maka Lan selkw hensltn bespendapat baba sist mmahasiswa di bavah in Nama Pho iw 815083 Falulns Tabiyah Prot Bimbingan dan Koning Pendidikan Ita (KP) Proevonaisme guru banbinganhorseling dalam mengatas bly ada Sips mela Lonelng dni di SMA Neger | Arges “Telah dapat dajukan epads Fakulias Tarbyah IAIN Syaikh Abdorahman Sik Bangha Belung untuk memenui salah satu dari syarat memperlehgelar Sarina Pendidikan (8 PS) aapan Lam semoga dalam waktu deh sps ii dapat dimumagosyahkan Demikian Now Dinas Konstan int Kami ust tas septa prhatannya divcaphan banyak term kasi Wesalanoaaikuee WED, Bagh 23 Jun 2023 Kons Kons H, MA) is MPa) ‘NIDN. 2008089101 ‘NIDN. 2001108401 HALAMAN MOTTO “Sesungguhnya sebaik-baik orang di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” -HR. Bukhari No. 6035- ersikap baik itu baik. Bersikap baik tanpa mengharapkan imbalan apa pun lebih baik” -Tariq Ramadhan - HALAMAN PERSEMBAHAN Bismillahhirrohmanirrohim Alhamdulillah, sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Telah memberikan kemudahan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat beriringan salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Kupersembahan arya sedethana ini kepada orang yang sangat kusayangi dan kukasihi Kepada orang tua saya tercinta, ibu saya Rika dan ayah saya Alpian. Terima kasih atas segala pengorbanan dan cinta kasih sayang yang telah diberikan dengan dukungan semangat dan doa yang tiada hentinya, apa yang saya berikan saat ini tidak akan cukup dan tidak ternilai harganya jika dibandingkan dengan cinta dan pengorbanan kalian selama ini. Segala perjuangan saya sampai titik ini saya persembahkan pada dua orang yang paling berharga dalam hidup saya, terima kasih telah menjadi orang tua yang sempurna. Kepada adik-adik saya yang tersayang, Dania & Riski oktavian terima kasih atas hiburan dan dukungan yang kalian berikan dan terima kasih telah menjadi adik terbaik saya. Kepada Almamater kebanggaanku, sebagai pusat inspirasi peradapan, terima kasih telah ‘mengajari dan membimbing serta memaksaku untuk bertahan selama ini dalam goresan ilmu yang bermanfaat, serta terima kasih kepada tema seperjuannganku di IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, karena kalian juga karya tulisanku yang sederhana ini dapat terselesaikan vi Terima kasih kepada semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu namanya, doa dan dukungan kalian sangat berarti untuk menyusun karya ku ini, Wallahum Muwafig Ila Aqwamith Thoriq Wassalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, vil KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadiran Allah SWT. Sang Penguasa Segala, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini bisa di selesaikan, Demikian pula sholawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW beserta sahabatnya, yang telah membuka tabir jahiliyah sehingga terbentang jalan kebenaran yang terang benderang, dan jalan keselamatan bagi umat manusia, semoga Nur yang terpancarkan tidak redup diterpa perkembangan zaman. Penyusunan skripsi ini merupakan kajian singkat mengenai “Profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri | Airgegas” Penyusunan menyadari penyelesaian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada: 1. Dr, Irawan, M.S.1, selaku Rektor IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, 2. Dr. Soleha, M. A., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah 3. Dr. Nikmarijal, M.Pd, selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling pendidikan Islam 4, Dr. Subri, M.S. I selaku Penaschat Akademik yang telah memberikan arahan, bimbingan, nasehat serta motivasi yang sangat berguna dalam dunia perkuliahan hingga pada tahap perskripsian. 5. Dr. Nikmarijal, M.Pd selaku Pembimbing I yang selalu membimbing dan mengarahkan peneliti dengan baik dalam proses penyelesaian skripsi ini vill 10. Muhammad Insan Jauhari, M.Pd selaku Pembimbingan I yang selalu membimbing dan mengarahkan peneliti dengan baik dalam proses penyelesaian skripsi ini Seluruh dosen IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung Teristimewa untuk kedua orang tua, adik-adik, dan keluarga besar yang selalu memberikan motivasi, dukungan baik secara moral maupun materi ‘Teman seperjuangan BKPI 2018, Teman PPLK, Di MA Sabilul Muhtaddin Jada Bahrin, Teman KKN IAIN Syaikh Abdurahman Siddik Bangka Belitung di Desa Lubuk Simpang di Kabupaten Bangka Tengah Seluruh guru di SMA Negeri 1 Airgegas yang telah memberikan izin penelitian, memberikan saran dan masukan. Penulis. menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu jauh dari kesempurnaan maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi di masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan pembaca. Aamiin. Bangka, 11 April 2023 Penulis -U- Pika NIM. 1815053 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUI HALAMAN PERNYATAAN .. NOTA DINAS PEMBIMBING NOTA DINAS KONSULTAN. HALAMAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN ABSTRACK .. BABI PENDAHULUAN... A. Latar Belakang ennennsn oe 1 B, Rumusan Masalah eases eee 5 C. Tujuan Penelitian: aan a 6 D. Manfaat Penelitian ..... 6 E, Telaah Pustaka. ee ci 7 F. Sistematika Pembahasan ......cc00noneene sven 12 BABII LANDASAN TEORL. A. Profesionalisme Guru... 1, Pengertian profesionali 2. Pengertian Guru. psesarmsise ceca 15 3. Bimbingan dan Konselins 1, Pengertian Bimbingam ics:ccsensssionnsnsearamnasmanenawee 19 2. Definisi Konseling ecnennsnnnnnnnnsnnstnnsnni 2 3. Konseling Individu m4 B. Bullying. csscssnnennsenennnnnnnnneensene en ee) 1, Pengertian Bullying occ 7 oe sevens 25 2. Faktor penyebab terjadi bullying .. 3, Dampak perilaku bullying .... 4, Bentuk-bentuk Bullying... BAB II. METODOLOGI PENELITIAN.... A. Jenis Penelitian.. B. Lokasi dan waktu Penelitian ... 33 1. Lokasi Penelitian .. . verte 33 2. Waktu Penelitian ... een C. Sumber Data ss cimennranNonanacomimnces 4 1, Data Primer. 2. Data Sekunder ..... scinnsoammaamancncamacnaman 8S D. Metode Pengumpulan Data ...c0snenesnnnnenisnnnnnenennnnnnnee 35 1, Observasi atau pengamatan . 2. Wawancara .. 3. Dokumentasi xi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1, Reduksi Data 2. Penyajian Data... satnnscarnmmanemarsansamacasescen OD 3. Pengampilan Kesimpulan.......cccosennnenennnnnnnannnnsensen 40 F, Uji Keabsahan Da A. Profesionalisme guru bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Airgegas .. B. Cara guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas . 51 BABY PENUTUP. ssneummnnnnnnnnensnnnnes OO A. Kesimpulan..... . 60 B. Sarason DAFTAR PUSTAKA ss Ls Ls ss 63 LAMPIRAN-LAMPIRAN xi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-kisi Observasi Lampiran 2 Hasil Observasi Lampiran 3 Kisi-kisi Wawancara Lampiran 4 Hasil Wawaneara Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 7 SK Pembimbing Lampiran 8 RPLBK Lampiran 9 Laporan Hasil Pelaksanaan Bimbingan Akademik Lampiran 10 Foto Dokumentasi Lampiran 11 Riwayat hidup xi Profesionalisme Guru Bimbingan Konseling dalam Mengatasi Bullying di SMA Negeri 1 Airgegas Pika Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahaman Siddik Bangka Belitung, Abstract Permasalahan penelitian ini didasari banyak peserta didik yang belum tentang bahaya bullying dan menunjukan perilaku bullying. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana profesionalisme guru bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Airgegas, untuk mengetahui cara guru bimbingan konseling mengatasi perilaku Bullying di SMA Negeri 1 Airgegas. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif yang memberikan hasil pengumpulan data digunakan peneliti berupa wawancara dengan guru BK, Wali kelas XI IPS | dan dengan Peserta didik kelas XI yang bermasalah. Observasi dalam bentuk non partisipan, dan dokumentasi. Selanjutnya, analisis data melalui tiga tahapan, reduksi data, penyajian data, pengampilan kesimpulan, dan uji keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Profesionalisme guru bimbingan di SMA Negeri | Airgegas sudah tergolong baik yaitu pertama, mampu memahami kepribadian peserta didik, membuat rencana program, kedua, menjadi teladan bagi peserta didik dengan mencerminkan kepribadian bijaksana, dewasa, berwibawa dan menjadi pribadi yang lebih menyenangkan. ketiga, menguasai, memahami, dan menerapkan kompetensinya sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang telah dikuasainya Kata-kata Kunci: Profesionalisme Guru Bimbingan _Konseling, Bully xiv BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi profesionalisme guru adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam jenjang pendidikan apapun. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keablian yang akan membedakan guru tersebut dengan guru-guru lainnya. Guru yang terampil dalam mengajar tentu harus pula memiliki pribadi yang baik dan mampu membentuk jiwa dan watak anak didik. ' Profesionalisme guru merupakan suatu tingkah Jaku, suatu tujuan, atau rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi. Orang- orang yang profesionalisme memiliki sifat yang berbeda dengan orang yang sama, Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk melakukan tugas berdasarkan standar yang tinggi dan kode etiknya.” Guru dapat berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan dalam menanggapi segala persoalan dan lingkungan peserta didik dan berkomunikasi dengan baik. Untuk para guru dan peserta didik diharapkan memiliki akhlak terpuji, kepribadian, yang bertanggung jawab, cinta tanah air, bekerja keras, tangguh, disiplin, mandiri, dan terampil, Salah satu guru yang berperan penting bagi pendidikan dan peseta didiknya adalah guru bimbingan konseling. 2 Amini, Profesi Keguruan, (Medan: Perdana Publishing.2013) hlm 87 ? Oemar Hamalik, Kerangka Konseptual Mutu Pendidikan dan Pembinaan Kemampuan Profesional Guru (Jakarta:PT. Bumi Aksara,2006) him 27 Guru Bimbingan dan konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada tidaknya landasan hukum a u ketentuan dari pemerintah. Namun yang lebih penting adanya kesadaran atau komitmen untuk memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas perkembangannya di sekolah yang terdiri berbagai karakter peserta didik, seringkali terjadi perbedaan pendapat, permusuhan, perkelahian dan perilaku bullying. Untuk itu guru bimbingan konseling mengambil peran dalam hal ini khususnya agar pendidikan mampu berjalan secara efektif dan efisien.* Perilaku Bullying adalah salah satu bentuk kekerasan dan agresif peserta didik di sekolah. Bullying bis berasal dari teman sebaya, senior, atau kakak kelas dan bahkan guru dan staf sekolah itu senditi. Tidak dapat dipungkiri kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah selalu terjadi baik itu kekerasan secara fisik maupun secara psikis. mengejek, mencemooh, mengolok-olok, mungkin terkesan sepele dan terlihat wajar. Namun, pada kenyataanya hal tersebut dapat menyebabkan dampak psikologis bagi peserta didik di sekolah yang semestinya memberikan rasa aman dan nyaman untuk menimbah ilmu serta membantu dalam pembentukan karakter pribadi yang positif ternyata malah menjadi tempat tumbuhnya praktik-praktik kekerasan atau yang disebut dengan bullying. Banyaknya kasus bullying yang terjadi di sekolah menjadikan pendidikan tidak dapat terlaksana secara maksimal. Menurut pendapat Priyatna, “satu dari tiga anak di seluruh dunia mengaku pernah mengalami bullying, baik itu di sekolah, di * Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati(Sakarta: Al —Mawardi Pritima,2011), hlm 74 * Levianti Konformitas Dan Bullying Pada Siswa, Jurnal psikologi Vol. 6 No. 1, 2008. Him 1 lingkungan masyarakat maupun di dunia maya”, Pengentasan bullying di sekolah bisa dibantu dengan layanan bimbingan konseling salah satunya Bimbingan Klasikal Peranan guru di sekolah adalah sebagai pegawai dalam hubungan kedinasan, sebagai pendidik dalam hubungannya dengan peserta didik, sebagai pengatur displin, dan sebagai penganti orang wa. Seorang pendidik difungsikan untuk mengendalikan, memimpin dan mengarahkan events (waktu) pengajaran.° ‘Menurut Priyatna, bullying merupakan tindakan disengaja oleh pelaku terhadap korbannya. Perilaku bullying biasa terjadi Karena ketidaksukaan antar peserta didik yang dilakukan untuk mempermalukan peserta didik di kalangan umum, baik di depan teman, aupun mempermalukan korban di dunia sosial media, kegiatan tersebut dapat berupa mengolok teman, bersikap iri terhadap teman, merendahkan teman, mengucilkan teman dan mengejek yang niatnya hanya bercanda dan dianggap serius oleh korban bullying tersebut, sehingga timbul rasa tidak nyaman pada diri korban yang menyebabkan perkelahian antar teman karena korban tidak terima dibully oleh temannya sendiri secara terus menerus.’ Berdasarkan observasi di SMA Negeri 1 Airgegas dengan hasil wawancara kepada ibu Anita Ayu Indri Kartika sebagai guru bimbingan dan konseling, terdapat beberapa peserta didik yang menunjukan perilaku bullying terhadap teman sekelas dan teman satu sekolah seperti peserta didik menghasut temanya agar temanya Andi Priyatna. Let's and Bullying Memahami Mencegah dan Mengatasi Bullying. Jakarta: Grasindo 2010.hm. 93. © Ririn Oktavia dan Susi Fitria Dewi, Upaya Guru Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Siswa di SMAN 7 Padang, 2021 * Rohani Gultom, Tamsil Muis. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mencegah Perilaku Bullying Siswa kela X Ips 2 Di Sma Hang Tuah 4 Surabaya, Vol. 38 No. 2, 2021. Him 2 dijauhi, menyindir teman dengan kata-kata yang tidak pantas, menyebarkan rumor atau gosip agar temannya dijauhi, memberikan julukan buruk pada temannya, menyindir teman dengan kata-kata yang tidak pantas, mengucilkan temannya, dan mempermalukan temannya sehingga peserta didik khawatir untuk masuk sekolah.* Hal tersebut seharusnya tidak terjadi. Karena akibatnya sekolah bukan lagi tempat ‘menyenangkan bagi peserta didik tapi justru menjadi tempat yang menakutkan dan membuat trauma. Berbagai tempat dilingkungan sekolah seakan menjadi tempat yang rawan bagi peserta didik untuk mendapatkan kekerasan. Kemudian salah satu wali kelas juga menyatakan bahwa pada saat jam pelajaran berlangsung s lah satu peserta didik di kelas yang tersebut kerap menganggu temannya, Hingga peserta didik tersebut sering mendapatkan panggilan dari guru bimbingan konseling untuk mendapatkan pengarahan, Guru Bimbingan konseling di sekolah juga menyatakan bahwa sering menangani peserta didik yang kerap menganggu teman yang lain saat di sekolah. Pihak guru bimbingan konseling juga pemah memberikan konseling kepada peserta didik yang tidak mau masuk sekolah.? Wiyani mengemukakan bahwa salah satu fenomena yang menyita perhatian dunia pendidikan pada saat ini adalah kekerasan di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik maupun oleh peserta didik lainnya, Seperti ® Anita Ayu Indri Kattika, Guru BK SMA Negeri 1 Airgegas, Bangka selatan 27 januari 2022 ° Aling Rahayu, wali kelas X/ di SMA Negeri 1 Airgegas, Bangka selatan 15 juni 2022 mefitnah teman, mengejek, memberikan julukan, menghina terkadang pun saling berkelahi, berkata kasar kepada temannya dan guru.'” Dengan adanya permasalahan yang dialami peserta didik di sekolah seringkali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut perlu tindakan khusus untuk menangani bullying dari pihak sekolah atau pihak lainnya. Karena tindakan bullying disekolah bukanlah masalah sepele bagi peserta didik, bullying harus segera dicegah agar kasus serupa tidak terulang kembali sehingga para peserta didik merasa nyaman untuk menimba ilmu di sekolah.'! Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bullying yang berjudul “Profesionalisme Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Bullying Di SMA Negeri 1 Airgegas” B, Rumusan Masalah 1. Bagaimana profesionalisme guru bimbingan konseling di SMA Negeri | Airgegas? 2. Bagaimana cara guru bimbingan konseling mengatasi perilaku Bullying di SMA Negeri I Airgegas ? ® Novan Andy Wi 2012), him 17 © Sri Wahyuni, Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Bully Di SMA Negeri 2 Bantaeng, Skripsi Fakultas Keguruan dan IImu Pendidikan, Universitas Mubammadiyah Makasar, 2018 ave Our Children From School Bullying Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, C, Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui Bagaimana profesionalisme guru bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Airgegas 2. Untuk mengetahui cara guru bimbingan konseling mengatasi perilaku Bullying di SMA Negeri | Airgegas. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1, Manfaat teoritis Secara teoritis peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat untuk menambah wawasan dan Khazanah keilmuan bagi penyusun (Khususnya) bagi pembaca pada umumnya. Mengembangkan khazanah keilmuan bidang bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku bullying. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti Dapat memberikan ilmu baru dan pengetahuan baru serta mengetahui profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi_perilaku bullying. b. Bagi guru Dapat meningkatkan kinerja guru dan sebagai bahan masukan serta memberikan kemudahan dalam mengatasi perilaku bullying. Bagi peserta didik Sebagai sarana berpikir untuk ke depannya jadi bahan menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan untuk dipelajari sekarang ataupun kelak. E, Telaah Pustaka Pertama, penelitian dari Junial Khoir, dengan judul penelitian Upaya Guru Bimbingan dan konseling dalam Mengatasi Bullying di SMA Sains Wahid Hasyim Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk bullying di SMA Sains Wahid Hasyim Yogyakarta yaitu, Verbal Bullying, Physical Bullying, dan Relational Bullying. Adapun upaya guru bimbingan konseling dalam mengatasi kasus bullying menggunakan metode konseling individu yang dilakukan dengan lima tahap yaitu: tahap pertama: pemberian layanan konseling dalam bentuk teguran dan perintah tidak mengulangi, tahap kedua: sosialisasi dan pembuatan poster, tahap ketiga: pemberian punishment dalam bentuk membaca dan menghafal surat Al- Mulk untuk pelaku verbal bullying, surta Al-Wagqi’ah untuk pelaku physical bullying, dan surat Al-Hasy untuk pelaku relational bullying, tahap keempat: pemanggilan orang tua siswa, tahap kelima: siswa dikeluarkan, '? Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan antara yang dilakukan Junial Khoir dan peneliti lakukan yakni terletak mengatasi perilaku bullying. Namun tentu ada perbedaannya dalam penelitian jumal khoir dengan peneliti dari hasil penelitian ‘menunjukan bentuk-bentuk bullying sedangkan peneliti cara mengatasi bullying. © Junial Khoiti, Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Bullying di SMA Sains ‘Wahid Hasyim Yogyakarta, Skripsi Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018, Kemudian, lokasi jelas berbeda yakni peneliti mengambil di SMA Negeri 1 Airgegas sedangkan Junal khoir SMA Sains Wahid Hasyim Yogyakarta. Kedua, Penelitian ini dari Umatul Khoiriyah dengan judul Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Pada Kalangan Peserta Didik Di SMP Negeri 4 Gunung Sugih. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa yang menyebabkan bullying pada kalangan peserta didik di SMP Negeri 4 Gunung Sugih yaitu karena adanya konflik dan perpecahan rumah tangga orangtua peserta didik serta hingga menyebabkan kurangnya komunikasi dengan orang tua.* Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan antara yang dilakukan Umatul Khoiriyah dan peneliti lakukan yakni mengatasi perilaku bullying. Namun tentu ada Perbedaan dalam penelitian Umatul Khoiriyiah dengan peneliti yakni judul Umatul Khoiriyah yaitu peran guru BK sedangkan peneliti profes nalime guru BK. Kemudian letak lokasi berbeda pada penelitian Umatul Khoiriyah lokasi penelitiannya di SMP Negeri 4 Gunung Sugih sedangkan peneliti di SMA Negeri 1 Air Gegas Ketiga, Muhammad Risham Al Hindi. Peran Guru Bimbingan Konseling Dalam Mencegah Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Pakem Tahun Ajaran 2017/2018. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Pertama penyebab terjadinya perilaku bullying karena lingkungan siswa memberi pengaruh terhadap ® Umatul Khoitiyah dengan judul Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Bullying Pada Kalangan Peserta Didik DI SMP NEGERI 4 GUNUNG SUGIH , Skripsi Fakultas ‘Tarbiyah Dam Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan,Lampung, 2019 siswa dalam melakukan perilaku bullying ketika dikelas maupun disekolah. Kedua peran guru bimbingan dan konseling dalam mencegah perilaku bullying dilakukan dengan cara, memberikan bimbingan klasikal, layanan informasi melalui papan bimbingan dan leaflet, konseling individu dan kelompok, tindakan_preventif, represif dan kuratif. Ketiga langkah-langkah yang dilakukan guru BK untuk mengatasi perilaku bullying yaitu. mengidentifikasi masalah, memberikan layanan BK, memberikan hukuman kedisiplinan, dan melakukan pengawasan terhadap perilaku bullying. '* Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan antara_yang dilakukan Muhammad Risham Al Hindi dan peneliti lakukan yakni permasalahannya yaitu perilaku bullying. Namun tentu ada Perbedaan dalam penelitian Muhammad Risham Al Hindi dan peneliti yakni terletak dalam mencegah perilaku bullying sedangkan yang diangkat peneliti yaitu mengatasi perilaku bullying. Kemudian lokasi_ yang ditentukan jelas berbeda yakni peneliti di SMA Negeri 1 Airgegas sedangkan Muhammad Risham Al Hindi di MTs Negeri Pakem, Keempat, Penelitian ini dari Evi Setyana Utami. Perilaku bullying Di SD Negeri 17 Mendo Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) bentuk-bentuk bullying yang terjadi di SD Negeri 17 Mendo Barat yaitu bullying verbal mengolok-olok menghina fisik, Memukul, menendang dan berkelahi. (2) Upaya yang dilakukan oleh guru pendidikan islam yaitu dengan upaya program shalawat bersama setiap Muhammad Risham Al Hindi, Peran Gure Bimbingan Konseling Dalam Mencegah Perilaku Bullying Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Pakem, Skripsi Fakultas Keguruan dan Timu Pendidikan Universitas PORI Yogyakarta, 2018 hari jum’at pagi, menanamkan nilai-nilai islami serta memberikan nasehat dan motivasi kepada siswa (3) faktor pendukung datang dari orangtua dan kepala desa setempat yang turut menyelesaikan masalah yang terjadi dan faktor penghambat ialah minimnya perhatian orang tua terhadap permasalahan anak di sekolah berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat di simpulkan bahwa guru sudah melakukan upaya guna mengatasi perilaku bullying di SDN 17 Mendo Barat. '* Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan antara yang dilakukan Evi Setyana Utami dan peneliti lakukan yakni permasalahannya yaitu perilaku bullying. Namun tentu ada Perbedaan dalam penelitian Evi Setyana Utami yakni_ terletak di lokasi yang ditentukan jelas berbeda yakni peneliti mengambil di SMA Negeri 1 Airgegas sedangkan Evi Setyana Utami di SDN 17 Mendo Barat. Kelima, Amir Khalis. Peran guru bimbingan konseling dalam mengantisipasi bullying Verbal di SMPN 1 Darussalam Aceh besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru Bimbingan Konseling dalam mengantisipasi bullying verbal di SMPN 1 Darussalam Aceh Besar. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-I sejumlah 16 orang, guru Bimbingan Konseling sejumlah 1 orang dan wakil kepala sekolah SMPN 1 Darussalam Aceh Besar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi."® ° Evi Setyana Utami, Perilaku Bullying di SD Negeri 17 Mendo bararSkripsi Fakultas program ‘Studi Pendidikan Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Sidik, Bangka Belitung, 2020 * amir Khalis, Peran guru bimbingan konseling dalam mengansisipasi bullying Verbal di SMPN 1 Darussalam Aceh besar, skripsi fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitras Islam Negeri ‘At-Raniry Darussalam-Banda Aceh,2017 10 ‘Berdasarkan penelitian tersebut terdapat persamaan antara yang dilakukan Amir Khalis dan peneliti lakukan yakni permasalahannya yaitu bullying. Namun tentu ada Perbedaan dalam penelitian Amir Khalis dan peneliti yakni terletak dalam mengantisipasi bullying verbal Sedangkan penelitian yang diangkat peneliti yaitu mengatasi perilaku bullying. Kemudian lokasi penelitian yang ditentukan jelas berbeda yakni peneliti mengambil di SMA Negeri 1 Airgegas sedangkan Amir Khalis di SMPN 1 Darussalam Aceh Besar. a F, Sistematika Pembahasan Ha il penelitian ini disajikan dalam bentuk karya tulis il iah_yang berisikan beberapa pembahasan antara lain: BAB I membahas pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, kegunaan penelitian, telaah pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II Jandasan teori, Bab ini menjelaskan keerangka teoritis yang berkaitan dengan profesionalisme guru, bimbingan konseling, bullying. BAB III metode penelitian yaitu metode yang akan digunakan oleh peneliti, jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, sumber dan jenis data, teknik anal data, dan sistematika penulisan. BAB IV yaitu berisi pembahasan inti atau hasil tentang profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku bullying peserta didik BAB V merupakan bagian dari kesimpulan dan saran tentang keseluruhan pembahasan hasil penelitian. 2 1 BABIL LANDASAN TEORI Profesionalisme Guru Bimbingan Konseling Pengertian profesionalme Kata profesionalisme diambil dari kata “Profession” yang artinya pekerjaan."? Menurut Arifin, kata profession mengandung arti ytang sama dengan kata Occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.'* Pendapat lain dikemukakan oleh kunandar bahwa_profesionalisme berasal dari kata profesi. Kata profesi ini bisa dimaknai dua pengertian. Pertama, profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Kedua, profesi adalah s atu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif."” Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu, Senada dengan Kunandar. Martinis Yasmin mengartikan profesi sebagai seseorang yang menekuni pekerjaan ” John M, Echlos dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta; PT. Gramedia, 1997) Cet, Ke 23 hm 449 nlm 105 ™ Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta ‘Bum Aksara, 1995), Cet ke 3 * Kunandar, Guru profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007) Cet ke 1 him 45. B berdasarkan keablian, kemampuan, teknik dan prosedur berlandaskan intelektualitas.”? Selanjutnya Yunus Namsa mengutip pendapatnya Jasin Muhammad, menjelaskan bahwa profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang abli, Pengertian profesi ini tersirat makna bahwa di dalam suatu pekerjaan professional diperlukan teknik serta prosedur yang bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli. Berdas kan pengertian-pengertian profesi menurut para ahli diatas maka dapat diambil pemahaman bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses pendidikan secara akademis. Berkenaan dengan istilah Profesionalisme, Uzer Usman menjelaskan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus dipelajari kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum, Maka pengertian guru professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat ‘memperoleh pekerjaan lain. ® Martinis Yasmin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada 2007) Cet ke 2 him 3 ?!Namsa M Yunus, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta :Pustaka Mapan, 2006) Cet ke I hm 29, 4 Dari uraian di atas, maka pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ‘mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal.”” 2. Pengertian Guru Guru adalah suatu jabatan profesional yang memerlukan persyaratan keterampilan teknis dan sikap kepribadian tertentu yang diperoleh melalui proses belajar mengajar dan latihan. Dalam hal ini, Roestiyah mengatakan bahwa “seseorang pendidik profesional adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional yang mampu dan setia mengembangkan profesinya, menjadi anggota organisasi_ profesional pendidikan memegang teguh kode etik profesinya, ikut serta dalam mengkomunikasikan usaha pengembangan profesi bekerja sama dengan profesi yang lain.”* Selanjutnya, Sadirman menjelaskan bahwa guru adalah suatu profesi yang bertanggung jawab terhadap pendidikan siswa, Hal tersebut dapat dipahami dari beberapa pengertian di bawah ini: a. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. b. Guru adalah seseorang yang mampu melaksanakan tindakan pendidikan dalam sua situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan untuk M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya 2006) Cet Ke 20him 14-15, ® Roestiyah NK, Masalah-Masalah Hmu Keguruan (Jakarta :Bina Aksara, 2001) hlm 175 15, ‘mencapai tujuan pendidikan atau seorang dewasa jujur, sehat jasmani dan rohani, susila, ahli, terampil, terbuka adil dan kasih sayang, c. Guru adalah salah satu komponen manusia dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.”* Dari beberapa pendapat diatas, bahwa pengertian guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak didiknya, baik secara klasikal maunpun individual. Berdasarkan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat 1, ciri-ciri guru yang profesional sebagai berikut:”° 1) Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan pemahaman peserta didik, perancangan dan pelaksanan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan potensi yang dimilikinya. 2) Mempunyai kompetensi kepribadian, yaitu menyangkut kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik. 3) Mempunyai kompetensi profesi, yaitu menyangkut —penguasaan pembelajaran secara mendalam dan luas. Sebagai tenaga pendidik dalam bidang tertentu sudah merupakan kewajiban untuk menguasai materi yang menyangkut bidang tugas yang diampu. Apabila seorang guru tidak menguasai materi secara luas dan mendalam, bagaimana mungkin mampu memahami persoalan pembelajaran yang dihadapi sekolah. Oleh karena itu, untuk menjadi profesional dalam bidang tugas yang diampu harus mempelajari perkembangan pengetahuan yang berkaitan dengan hal tersebut. 4) Mempunyai kompetensi sosial, yaitu. menyangkut kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi dengan peserta didik, sesama guru, wali * Sadirman AM, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru Jakarta :Rajawali,2005) him 125, * Prayitno & Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka cipta: 2009 ), him 67 16 murid dan masyarakat. Kemampuan berkomunikasi dengan baik adalah faktor penentu keberhasilan seorang dalam kehidupan. Komunikasi dan interaksi antar guru dengan murid berkaitan dengan interaksi yang akrab dan bersahabat. Dengan demikian,peserta didik mempunyai keterbukaan dengan gurunya. Dapat disimpulkan bahwa guru profesional memiliki empat kompetensi yaitu, kompetensi pedagogik, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, dan Kompetensi profesional. Oleh karena, konsekuensi seorang guru adalah ‘menguasai empat kompetensi tersebut. Guru bimbingan dan Konseling sebagai pendidik profesional yang mempunyai citra baik di masyarakat apabila dapat menunjukan kepada masyarakatbahwa layak menjadi panutan atau teladan masyarakat sekelilingnya, Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan guru sehari-hari, apakah memang ada yang patut di teladani atau tidak. Bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, —meningkatkan pengetahuannya, memberikan arahan dan dorongan kepada peserta didik Hal ini sesuai dengan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Pasal 1 yang menyebutkan bahwa “Guru bimbingan dan konseling atau konselor adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling tethadap sejumlah pendidik. Sukardi dan Kusmawati menjelaskan bahwa guru bimbingan konseling adalah seorang guru yang bertugas memberikan bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan professional sehingga seorang guru bimbingan konseling harus berusaha menciptakan komunikasi yang baik dengan peserta wv didik dalam menghadapi ma jah dan tantangan hidup. Konselor tersebut bertugas secara profesional yaitu memang benar-benar telah dipersiapkan serta dididik secara khusus untuk menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling baik dalam pengetahuan, pengalaman, dan pribadinya dalam bimbingan dan konseling.”° Profesionalisme guru bimbingan konseling harus terus dilakukan pihak- pibak yang terlibat secara langsung dengan pengembangan bidang pekerjaan ini. Saat ini pekerjaan konseling sudah dapat dikategorikan sebagai pekerjaan profesional jika mengacu pada kriteria sebuah pekerjaan profesional Konseling dikatakan sebagai pekerjaan profesional karena pekerjaan ini memiliki ciri-ciri khusus sebagai ciri keprofesian diantaranya: *” a) dapat mendefinisikan perannya secara jelas, b) menawarkan layanan yang unik, ¢) memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus, d)_ memiliki kode etik yang jelas, e) memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai deskripsi profesinya dan £) memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya. * Dewa Ketut Sukardi, Nila Kusmawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (Jakarta ‘Rineka Cipta, 2008) him 6 >” ali Daut Hasibuan, Dkk, Kompetensi Guru Bk Sebagal Tenaga Pendidikan, (Medan: Cv, Widya Puspita, 2018) Him 40. 18 Berdas: ‘kan di atas dapat diambil disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling merupakan tenaga pendidik professional dalam bidang bimbingan dan konseling dengan tugas melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu mendidik, membimbing, dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dialami dan segala potensi melalui layanan-layanan bimbingan dan konseling, 3. Bimbingan dan Konseling a. Pengertian bimbingan Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide”, yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing,menuntun, ataupun membantu, Sesuai dengan istilahnya, maka secara umum, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.* Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para abli: memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain, Oleh Karena itu, untuk memahami pengertian bimbingan, perlu dipertimbangkan _beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli berikut: 1) Menurut Frank Parson, bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih, mempersiapkan diri, dan * Jamal Makmura Asmani, Panduan Efekif Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakasta: Diva Press,2010) hm 31 19 memangkusuatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya. ” 2) Menurut chisklon bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri.” 3) Menurut Berard dan Fullmer, bahwa bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu. 4) Mathewson, bahwa bimbingan merupakan pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik. 5) Winkel mendefinisikan bimbingan: pertama, usaha melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman, dan informasi tentang dirinya senditi Kedua, cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif’ segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya. Ketiga, sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan tempat mereka hidup. Keempat, proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami iri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya *Akhsin Ridho, Pengertian Dan Ruang Lingkup Bimbingan Karier, Bimbingan Karier Implementasi Pendidikan Karakter” ( Cirebon: Penerbit Insania, 2021), him, 60, *" Nurniswah Nurniswah, Sistematika dan Problematika Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi, (AtTa’lim: Media Informasi Pendidikan Islam, vol. 14, no. 1 2020) him. 141 20 sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan. 6) Rochman Natawidjaja, mengemukakan bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan se a berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya schingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara Wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan, Bimbingan_membantu individu meneapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.*! 7) 1 Djumhur dan Moh. Surya, berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, individu tersebut memiliki kemampuan untuk memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat. ® Sri Jamilah, Bimbingan Konseling Dan Implementasi Dalam Pendidikan Islam, Kreatif: Jurnal Studi Pemikiran Pendidikan Agama islam, vol. no 18, no 1 (2020), hlm?4. 21 8) Prayitno, mengemukakan bimbingan adalah proses bimbingan bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada sesorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja, maupun dewasa.” 9) Dalam Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah dikemukakan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan_pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.* Berdasarkan pengertian diatas dapat menarik kesimpulan bahwa bimbingan pada prinsipnya merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan ‘menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku. b. Defi Konseling Pengertian konseling secara etimologi, berasal dari bahasa latin, yaitu consilium (dengan atau bersama) yang dirangkai dengan menerima atau memahami, Dalam bahasa Anglo Saxon, istilah konseling berasal dati sellan, yang berarti menyerahkan atau menyampaikan.™ Berikut ini definisi konseling yang disusun oleh ahli bidang tersebut: * Prayitno, panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) him. 5 * Ibid him 6 * Farid Mashudi, Psitologi Konseling, (Yogyakarta: Ircisod, 2012) him 16, 22 1) Menurut Burks dan Stefflre, bahwa konseling mengindikasikan hubungan profesional antara konselor telatih dengan Klien. Hubungan ini bia anya bersifat individu ke individu, walaupun terkadang melibatkan lebih dari atu orang.” 2) Menurut Shertzer dan Stone, konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dengan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya. 3) ASCA (American School Counselor Assosiation) mengemukakan, bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasi . penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada Klien. Konselor — mempergunakan —_pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengatasi masalah-masalahnya.”* 4) Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling merupakan hubungan terapi dengan Klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self (diri) pada pihak Klien. Dari pengertian diatas dapat menyimpulkan bahwa pengertian dari konseling adalah proses hubungan tatap muka yang dilakukan oleh konselor * John Mc Leod, Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus (Jakarta: Keneana,2008) him 5, “ Ahmad Juntika Nurihsan, Bimbingan dan Konseting, (Bandung: Refika Aditama, 2011) him. © Latipun, Psikologi Konseling (Malang: UMM Press, 2011) him 3, 23 dengan klien yang bersifat rahasia guna untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh seorang Klien atau konseli. Dengan demikian, bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang konselor kepada anak didik agar memahami dirinya sehingga sanggup mengarahkan diri dan bertindak dengan baik sesuai dengan perkembangan jiwanya.** c. Layanan konseling Individu Layanan konseling individual dilaksanakan dengan tujuan untuk mengatasi masalah yang ada pada diri peserta didik. Prayitno mengungkapkan bahwa konseling perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang Konselor terhadap Klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi Klien yang dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan konselor. Salah satu yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam ‘mengatasi bullying yaitu dengan mengefektifkan konseling. Konseling merupakan upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan bagi peserta didik. Melalui layanan ini diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan masalahnya secara mandiri, termasuk masalah bullying yang dialami peserta didik. * Ahmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Arruz Media, 2011) him. 1 24 Guru bimbingan dan konseling dituntut untuk dapat memahami berbagai gejolak yang secara potensial sering muncul dan cara-cara penanganannya. Guru bimbingan dan konseling harus mengetahui teknik-teknik konseling karena aplikasi pendekatan dan teknik konseling serta penyesuaiannya banyak tergantung pada keunikan peserta didik dan masalahnya. Hal itu berlaku pula pada peserta didik yang mengalami kasus bullying, mengingat bahwa kasus- kasus bullying memiliki berbagai bentuk schingga diperlukan teknik khusus untuk menanganinya.” B. Bullying 1. Pengertian bullying Bullying berasal dari bahasa Inggris, yang asal Katanya bully jika diartikan dalam bahasa Indonesia berarti_ menggertak atau. mengganggu. Menurut Olweus, bullying merupakan suatu perilaku negatif berulang yang bermaksud menyebabkan ketidaksenangan atau menyakitkan oleh orang lain, baik satu atau beberapa orang secara langsung terhadap seseorang yang tidak mampu melawannya.“° Menurut Coloroso, bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional. Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus » prayitno & Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) him 255-256 Otweus, Bullying a School, Australia: Blackwell, 1997 Jilm9 25 menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku dan korbannya, serta bertujuan untuk menyakiti dan menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya."! Menurut Astuti, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi secara fisik, psikis atau verbal, yang menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, berulang-ulang dan dilakukan dengan perasaan senang.” Sedangkan menurut Coloroso, bullying adalah suatu tindakan menyakiti agar seseorang menderita yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang lebih kuat kepada orang lain yang dianggap lemah.”* Perilaku bullying dapat dipahami sebagai penyalahgunaan kekuasaan dalam hubungan interpersonal. Perbedaan kekuatan dari segi usia, fisik, status sosial, dan dukungan kelompok menjadi kesempatan untuk pihak yang lebih kuat mendominasi pihak yang lemah.* Tindakan penganiayaan bahkan intimidasi atau ancaman yang dilakukan meski secara halus bukan sekadar masalah kekerasan biasa. Tindakan ini disebut bullying Karena tindakan ini dilakukan secara berulang, bersifat regeneratif, dan menjadi kebiasaan atau tradisi. bullying merupakan salah satu “Barbara Coloroso, Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU), Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2007), Him 12 © Suryo subyoto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Jakarta Rineka Cipta2002). itm 180 Lutfi Arya, Melawan Bullying (Menggagas Kurikulum Anti Bullying Di Sekolah) (Mojokerto: CV Sepilar Publishing House, 2018). him. 18 Arya, Melawan Bullying (Menggagas Kurikulum Anti Bullying Di Sekolah), 2018.him, 19 26 bentuk tindakan agresi, oleh karena itu dampaknya dianggap membahayakan korban, Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat simpulkan bahwa bullying adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan cara menyakiti baik secara fisik maupun verbal dengan cara mengintimidasi pihak yang dianggap lemah, Faktor penyebab terjadi Bullying Bullying Bukanlah merupakan suatu tindakan yang kebetulan terjadi, melainkan dipengaruhi beberapa faktor menurut Ariesto, Faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain: a. Keluarga Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah, misalnya orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, atau situasi rumah yang tidak harmonis, Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati Konflik-konflik yang terjadi pada orang tua ‘mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya. Anak akan menganggap “mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk beperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang”. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying. b. Sekolah Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini akibatnya, anak-anak sebagai perilaku bullying tidak merasakan adanya konsekuel cay atas perilaku mereka untuk intimidasi tethadap anak orang lain. Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah karena tidak adanya sanksi yang tegas sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan ‘menghormati antar sesama anggota sekolah, c. Faktor teman sebaya Menurut Beitnes dan Justica kelompok teman sebaya (genk) yang memiliki masalah di sekolah akan memberikan dampak buruk bagi teman- teman lainnya seperti beperilaku dan bekata kasar terhadap guru atau sesama teman, Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah kadang terdorong untuk melakukan bullying.“Beberapa anak melakukan bullying hanya untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar diterima dalam kelompok tesebut, walaupun sebenarnya mereka tidak nyaman melakukan hal itu d. Kondisi lingkungan sosial Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antar peserta didiknya. Irvan Usman Kepribadian Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya Iklim Sekolah dan Peritaku Bullying dalam Humanitas ,2013 him St 28 e. Tayangan televisi dan media cetak Televisi dan media cetak membentuk perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan.® 3. Dampak perilaku bullying Bullying akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelakunya. Menurut Coloroso, pelaku bullying akan terperangkap dalam peran sebagai pelaku bullying, mereka tidak dapat mengembangkan hubungan yang sehat, kurang cakap dalam memandang sesuatu dari perspektif lain, tidak memiliki empati, serta menganggap bahwa dirinya kuat dan disukai schingga dapat mempengaruhi pola hubungan sosialnya di masa yang akan datang. Sementara dampak negatif bagi korbannya adalah akan timbul perasaan depresi dan marah. Mereka marah terhadap diri sendiri, pelaku bullying, orang dewasa dan orang-orang di sekitamya karena tidak dapat atau tidak mau menolongnya. Hal tersebut kemudian mulai mempengaruhi_prest akademik para korbannya. Mereka mungkin akan mundur lebih jauh lagi ke dalam pengasingan Karena tidak mampu mengontrol hidupnya dengan cara- cara yang konstruktif.”” Bullying memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan korbannya hingga dewasa. Saat masa sekolah akan menimbulkan depresi dan perasaan tidak bahagia untuk mengikuti sekolah, karena dihantui oleh perasaan cemas “Sugiatyanti, Perilaku Bullying Pada Anak Dan Remaja, 2008 him 327-328 * Coloroso B, Penindas, Tertindas, Dan Penonton (Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak Dari Pra Sekolah Hingga SMU) (Jakarta: Serambi, 2004). him. 86 29 dan ketakutan. Korban bullying juga merasa sakit, menjauhi sekolah, prestasi akademik menurun, rasa takut dan kecemasan meningkat, serta adanya keinginan bunuh diri. Bullying juga menimbulkan dampak bagi sekolah, seperti melemahkan disiplin, merusak aturan dan regulasi sekolah. Perilaku bullying juga dapat menghambat proses belajar mengajar di sekolab. Di Indonesia, program sekolah untuk mengatasi bullying belum diadakan secara khusus oleh sekolah maupun Dinas Pendidikan. Bagi sebagian orang, penanganan masalah bullying masih berada dibawah wewenang guru Bimbingan dan Konseling. Padahal masalah bullying memerlukan metode penanganan secara khusus, minimal dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih khusus menangani bullying.** 4, Bentuk-bentuk Bullying Ada tiga bentuk bullying menurut Colorso, yaitu: a. Verbal bullying (bullying secara lisan) Kata-kata bisa digunakan sebagai alat yang dapat_mematahkan semangat anak yang menerimanya. Verbal abuse adalah bentuk yang paling umum dari bullying yang digunakan baik anak laki-laki maupun perempuan, Hal ini dapat terjadi pada orang dewasa dan teman sebaya tanpa terdeteksi. Verbal bullying dapat berupa teriakan dan kericuhan yang terdengar. Hal ini berlangsung cepat dan tanpa rasa sakit pada pelaku bullying dan dapat sangat menyakitkan pada target. Jika verbal bullying di * Pony Retno Astuti, Meredam Bullying (Jakarta :PT Grasindo,2008). Hm. 14. 30 maklumi, maka akan menjadi suatu yang normal dan target menjadi dehumanized. Ketika seseorang menjadi dehumanized, maka seseorang tersebut akan lebih mudah lagi untuk diserang tanpa mendapatkan perlindungan dari orang di sekitar yang mendengarnya. Verbal bullying dapat berbentuk name-calling (memberi nama julukan), taunting (ejekan), belittling (meremehkan), cruel criticsm (kritikan yang kejam), personal defamation (fitnah secara personal), racist slurs (menghina ras), sexually suggestive (bermaksud/bersifat seksual) atau sexually abusive remark (ucapan yang kasar). Physical bullying (bullying fisik) Bentuk bullying yang paling dapat terlihat dan paling mudah untuk diidentifikasi adalah bullying secara fisik. Bentuk ini meliputi menampar, memukul, mencekik, mencolek, meninju, menendang, menggigit, menggores, memelintir, meludahi, merusak pakaian atau barang dari korban. Relational bullying (bullying secara hubungan) Jenis ini paling sulit dideteksi dari Iuar. Penindasan relasional adalah pelemahan harga diri sikorban penindasan secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, dan penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan penyingkiran adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun akan mengalami efeknya. Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak 31 seorang teman atau secara sengaja ditunjuk untuk merusak persahabatan, Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.”” Barbara Colorso, Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU), (Jakarta: PT. Tkrar Mandiriabadi,2007) him 6-8. 32 BAB IIL ‘Metode Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian baik itu perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sebagainya se a holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode alamiah, Penelitian ini mengunakan metode deskriptif yang merupakan metode untuk mengambarkan fakta dan karakteris objek yang diteliti secara tepat.*! Penelitian ini mengambarkan profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian Lok: i penelitian adalah letak atau tempat penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Adapun tempat lokasi Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri “Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisit , (Bandung: PT Remaja Rosdiakarya, 2012), him. 7 Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya, (lakarta: PT. Bumi ‘Aksara,2013), hm. 157 33 1 Airgegas JI. Desa Air gegas, kecamatan Airgegas Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. 2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan januari dengan rincian waktu penelitian sebagai berikut a) Tahap perencanaan dilakukan pada bulan pertengahan bulan januari 2022 pada tahap ini mencakup: judul, pembuatan proposal. b) Tahap pelaksanaan I dilaksanakan pada bulan juni 2022 Pada bulan ini mencakup: seminar proposal. ©) Tahap pelaksanaan If dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 sampai sekarang, dilakukan pengumpulan data dan proses penelitian. C. Sumber data Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu teknik pengumpulan data primer dan teknik pengumpulan data sekunder. 1. Sumber data primer. Menurut sugiyono data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang didapatkan secara langsung dari sumber pertama atau ditempat objek penelitian, objek penelitian dilakukan langsung di SMA Negeri 1 34 Airgegas bersama dengan Guru bimbingan konseling I dan Peserta didik elas XI. 2. Data sekunder. Menurut Sugiyono adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, Sumber data penelitian diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa studi literature artikel, laporan ilmiah dan tulisan lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan referensi Professionalisme Guru BK Dalam Mengatasi Bullying selain di SMA Negri 1 Airgegas dan yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh penelit Metode Pengumpulan Data Menurut sugiyono teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.**Adapun metode yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu: a. Observasi atau pengamatan Observasi adalah cara menyusun keterangan atau mengolah data yang telah dilakukan mengunakan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis tethadap fenomena-fenomena yang dijadikan —_sasaran * Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), him, ® sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), him. 35 pengamatan.™ Sebagai proses pelaksanaan pengumpulan data, maka peneliti menggunakan observasi nonpartisipan. Menurut sugiyono, dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hany: sebagai pengamat, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan yaitu observi i terstruktur. Oberservasi terstruktur adalah observasi yang telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dimana tempatnya.* Tujuan dilakukan observasi_yaitu supaya peneliti dapat mengumpulkan data-data tentang profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri I Airgegas. b. Wawaneara Menurut Dedy Mulyana wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan _pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.5° Wawancara adalah kegiatan pengumpulan data yang. dilakukan menggunakan cara tanya jawab sambil bertatap muka secara langsung antara pewawancara (peneliti) dengan responden atau narasumber sebagai * Sugiyono, Meiode Penelitian Kuantitati, kualitatif, dan R&D, cet 1, (Bandung: Alfabet, 2014) Him. 267 Ibid hlm 204-205 “Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatf Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan lu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2010), him. 180. 36 yang diwawancara. Sugiono mengemukakan tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semi struktur dan tidak berstruktur.*” Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara semistruktur (semistructure), menurut Sugiono, jenis wawancara ini termasuk dalam Kategori ini depth interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas jika dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, yaitu pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya serta ide- idenya.™ Wawancara dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan pertanyan-pertanyaan tertulis, dan membawa alat perekam yang ditujukan kepada narasumber, wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.*” Kegiatan wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri I Airgegas. Penelitian ini terdapat 4 narasumber di dalamnya yaitu: Guru bimbingan konseling, wali kelas, dan peserta didik * Silviana Mayasari dan Clavinda Indraswari, Efektivitas Media Sosial Instagram Dalam Publikasi HUT Meseum Nasional Indonesia (MN1) Kepada masyarakat, Jumal Komunitasi, Vol. 9, No. 2, 2018, him, 190 -196 ® Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatf, dan R&D, Cet 21, (Bandung: ALfabeta, 2014, him, 233. © Tohitin, Metode Penelitian Kualitaif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, edisi 1 Cer. 3, Jakarta: Rajawali Pers,2013), hm. 63. a7 cc, Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya © menumental seseoran; Dokumentasi merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi yang berupa surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian, biografi, simbol dan foto. Dengan cara ‘menganalisis data yang didapat dari dokumen file, catatan atau hal lainnya yang sudah didokumentasikan.*! Metode dokumentasi yang peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan data-data tentang profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas yang berupa profil sekolah, RPL, dan foto sebagai dokumentasi akhir. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini. ‘Teknik Analisis data Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam Kategori menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih data yang penting “'Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Inu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2010), him. 180-182 © Rully Indrawan dan Poppy Yuniawati, Metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan campuran, (Bandung: Reflika Aditama, 2016), him. 138 38 dan yang akan dipelajari, dan menghasilkan kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian i sebelum dilapangan peneliti telah melakukan analisis data berupa data sekunder yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian, Selanjutnya setelah peneliti memasuki lapangan tempat penelitian, penulis menggunakan teknik analisis Model Milles dan Huberman. a. Reduksi Data Menurut Milles dan Huberman Reduksi data merupakan pengumpulan dan pemilihan data, baik yang diperoleh dari sumber primer maupun sumber sekunder. Pengumpulan ini dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data yang penting, supaya sesuai dengan tujuan. Reduksi data ini dilakukan untuk memberikan gambaran secara jelas dan ‘mempermudah peneliti dalam menemukan data mengenai profesionalisme guru dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas. b. Penyajian Data Setelah mereduksi data, penulis menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang sedang diteliti. Peneliti terlebih dahulu membuat uraian singkat atau bagan yang mudah dipahami, sehingga mempermudah peneliti untuk memahami Kondisi yang sedang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami, Adapun penyajian ‘Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kuatitarif, dan R&D, Cet 21, (Bandung: ALfabeta, 2014, him, 233 © Thid., nlm, 337-345 39 data yang dimaksud adalah data dari hasil wawancara, observasi dan dokument: c. Pengambilan Kesimpulan Setelah melakukan analisi data maka langkah yang ketiga analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dari hasil kegiatan, Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan terhadap data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematis dengan cara menghubungkan dan memilih data yang mengarah pada penyelesaian masalah serta mampu menjawab permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai. Peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak ada data atau temuan terbaru yang mendukung data sebelumnya. Tetapi, jika terdapat data temuan baru yang mendukung data sebelumnya, maka kesimpulan penantian ini menjadi kesimpulan yang terpecaya. Dengan demikian, kesimpulan yang peneliti kemukakan tersebut dapat kemungkinan untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, Selanjutnya peneliti dapat memberikan hasil yang terpecaya dari penelitian yang sedang diteliti, dan dapat membuat laporan secara sistematis. Secara keseluruhan, data dan informasi dalam penelitian ini di analisis dengan analisis domain, “'Sugiyono, Mefode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Cet 21, (Bandung: ALfabeta, 2014, him. 247-252 Uji Keabsahan Data Uji yang digunakan untuk menganalisis keabsahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan triangulasi. Teknik triangulasi dalam mengumpulkan data yang diperoleh lebih konsisten, tuntas dan . Selain itu juga, dengan menggunakan teknik triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, apabila dibandingkan dengan satu pendekatan.°° Triangulasi adalah proses Uji Keabsahan data yang memberikan keyakinan pada peneliti bahwa data telah dikonfirmasikan pada sumber, metode, teori, dan antar peneliti Iain serta waktu yang berbeda. Dengan cara seperti itu bahwa data yang diperoleh -suai dengan fakta yang terjadi di lapangan yang sedang diteliti. . Ada beberapa jenis triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi teori, dan para ahli menambahkan triangulasi_waktu, Berd: ‘kan dari berbagai macam triangulasi, penelitimenggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah pengujian untuk menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara memvalidasi data yang telah diperolch melalui beberapa sumber. Dengan kata lain triangulasi sumber ialah memeriksa hasil wawancara dengan informan satu dengan informan lainnya. ““Astri Sulistiani Risnaedi, Konsep Penanggulangan Perilaku Menyimpang Siswa, Jawa Barat CV. Adani Abimata, 2021), him. 58 © Sigit Hermawan dan Amrullah, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif Dan Kwalitatf, (Malang: Media Nusa Creative, 2016), hm, 224 © Bambang Sudaryana, Dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2022), lm. 167 aL BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian yang dilaksanakan sejak desember sampai dengan selesai di SMA Negeri 1 Airgegas. Data-data tersebut bermakna dan dapat menjawab rumusan masalah serta tujuan yang peneliti kemukakan bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana profesionalisme guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri I Airgegas dan bagaimana cara guru bimbingan dan konseling mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas. Untuk mengetahui hasil penelitian ini, peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Data-data tersebut dikumpul sehingga bermakna dan dapat menjawab rumusan masalah serta tujuan penelitian. A. Profesionalisme Guru Bimbingan Konseling Di SMA Negeri 1 Airgegas. Guru bimbingan dan konseling biasanya dimiliki oleh sekolah dan bertugas untuk menangani kasus yang di lingkungan sekolah, Apalagi kasus yang melibatkan peserta didik, salah satunya kasus bullying guru bimbingan konseling sangat dibutuhkan untuk memantau perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan visi misi_pendidikan nasional. Selain itu guru bimbingan konseling sangat penting dalam keberhasilan peserta didik agar bisa menjalani proses pembelajaran di sekolah dengan baik. Guru 42 bimbingan dan konseling bertugas untuk mengetahui dan memahami perilaku peserta didik dan memberikan layanan kepada peserta didik yang menjadi pelaku bullying di sekolah, Dalam menangani kasus tersebut, biasanya guru bimbingan konseling an dalam, memiliki latar belakang ilmu pendidik, sosial, ataupun psikologi, sebagai memberikan layanan kepada peserta didik. Sekolah menjadi tempat untuk peserta didik dalam belajar, bermain, bersosialisasi dan mendapatkan bimbingan serta konseling dari guru. Untuk mengetahui Profesionalisme guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri Airgegas dalam hal ini dilakukan wawancara dan didukung observasi beberapa informasi beberapa informan yaitu guru BK, wali kelas, dan peserta didik. Guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang dituntut agar mampu melaksanakan tugas sebaik-baiknya kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang guru yaitu 1. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik melalui berbagai cara, Diantaranya dengan memahami peserta didik dan membuat rencana program.°* uardi, Pedagogit, (Bandung: Angkasa OFFSET, 1996), hlm 113 43 a, Kemampuan dalam memahami kepribadian peserta didik Peserta didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. tujuan guru mengenal peserta didik adalah agar pertumbuhan dan perkembangan secara efektif. Adapun maksud dari kemampuan dalam memahami peserta didik ialah dimana seorang guru bimbingan dan konseling harus mampu memahami karakteristik, daya tangkap, kepribadian dan potensi setiap peserta didiknya. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan ibu julita selaku guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Airgegas menyatakan bahwa: “Memahami kepribadian peserta didik itu dilihat dari interaksi kita dengan peserta didik tersebut, apakah dalam kelas atau pun saat pemanggilan peserta didik secara individu bagaimana kepribadian anak tesebut, kalau untuk secara keseluruhan jujur Kurang bisa di pahami namun ada beberapa peserta didik bisa untuk di pahami"®” Berdasarkan hasil_pernyataan wawancara dengan ibu Julita bahwa guru bimbingan konseling harus memahami kepribadian peserta didik dan dilihat melalui interaksi baik di dalam kelas maupun saat pemanggilan peserta didik secara individu agar bisa di pahami, Agar guru dapat mengidentifikasi karakteristik sertiap peserta didik, guru dapat mengetahui penyebab peserta didik melakukan bullying untuk mencegah peserta didik agar tidak merugikan peserta didik lainnya, dan guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti © Julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara, 12 januari 2023 44 aktivitas pembelajaran sehingga peserta didik tidak merasakan tersisihkan, dan minder. Peneliti juga melalukan wawancara dengan peserta didik XT DM mengatakan kelas XT: * Saya rasa ibu paham kepribadian masing-masing kami seperti menyikapi kami sesuai dengan sifat kami masing-masing. akan tetapi, ketika waktu tertentu kadang ibu hanya mengetahui kepribadian kami melalui teman-teman, Kadang ketika ada masalah ibu memberikan nasehat atau memberikan sanksi tanpa mengenali kepribadian kami “”° Berdasarkan hasil pemyataan wawancara bahwa dengan memahami kepribadian peserta didik akan mempermudah proses belajar mengajar yang berlangsung dan mempermudah guru bimbingan konseling untuk menentukan jenis pendekatan, teknik, strategi layanan apa yang akan dipilih agar sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga itu akan mempengaruhi keberhasilan proses dan hasil layanan bimbingan konseling tersebut. Untuk memahami peserta didik harus_ sering berinteraksi langsung dengan peserta didik dan tidak bisa hanya dengan beberapa kali pertemuan saja. Jadi, memahami karakteristik, potensi, dan kepribadian peserta didik sangat penting dalam pendidikan saat dalam kelas maupun pemanggilan peserta didik secara individu agar dapat menyikapi sesuai dengan sifat masing- masing. ” Dimas, Peserta didik SMA Negeri 1 Airgegas, Wawancara 12 januari 2023, 45 ‘Kemampuan dalam membuat rencana program Kemampuan dalam membuat perancangan program layanan ialah kemampuan memberikan materi sesuai dengan program, Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling yang menyatakan seperti yang telah diungkapkan oleh ibu Julita selaku guru bimbingan konseling di SMA Negeri | Airgegas menyatakan bahwa: “Kita harus menyiapkan rencana pemberian layanan (RPL), pada saat mau memberikan materi. Di SMA negeri 1 Airgegas sudah memiliki rencana program layanan untuk mencegah bullying dengan melaksanakan kurikulum terbaru saat ini kurikulum merdeka dimana kurikulum itu mencakup materi dan tema-tema yang diberikan tentang bullying jadi salah satu programnya yaitu melalui kurikulum terbaru” ”! Hal ini juga di dukung oleh wali kelas yang menyatakan bahwa: “Iya, Guru bimbingan konseling sudah menyiapkan reneana pembelajaran pemberian rencana program layanan dalam mencegah bullying dan guru-guru di sekolah ini juga senang dengan adanya yang dibuat oleh guru bimbingan dan konseling karena sangat membantu dalam hal pembentukan karakter peserta didik di sekolah ini” ” Hal ini juga didukung oleh kepala sekolah menyatakan bahwa : “Guru BK sudah melaksanakan program semester bimbingan konselin; guru-guru di sekolah juga sangat senang dengan adanya program yang dibuat ‘oleh guru bimbingan sekolah karen sangat membantu dalam hal pembentukan karakter peserta didik di sekolah, akan tetapi kami tetap saja kami mengawasi seluruh kegiatan imbingan dan konseling,”*”® Berdasarkan hasil pernyataan wawancara diatas bahwa guru bimbingan konseling harus menyiapkan rencana pemberian layanan (RPL) agar pemberian Jayanan sejalan untuk mencegah bullying dapat dilaksanakan mengunakan kurikulum terbaru dimana kurikulum ini mencakup materi dan tema bullying meliputi Pengertian bullying, Faktor penyebab Bullying, Jenis-jenis Bullying 2 Julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara, 13 januari 2023 ® Popin, Wali Kelas SMA Negeri I Airgegas Wawancara, 13 Januari 2023 ® samsinar, Kepala sekolah SMA Negeri 1 Airgegas Wawancara, 19 Juni 2023, 46 ‘Dampak-dampak bullying dan cara Cara Menghindari perilaku bullying. Dengan adanya rencana pembelajaran pemberian rencana program layanan tersebut sangat membantu dalam mencegah bullying agar tidak melakukan bullying dan tidak terjadi lagi bullying. 2. Kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan yang per nal yang mencerminkan kepribadian yang stabil, dewasa, bijaksana, dan berwibawa, ‘Menjadi teladan bagi peserta didik berakhlak mulia, dan tampak pada ucapan, tingkah laku, dan tindakan, Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.”* Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu Julita selaku guru Bimbingan konseling di SMA negeri 1 Airgegas yang menyatakan “Saya sebagai guru bimbingan konseling dihadapan peserta didik merupakan figur dan titik pusat dalam kegiatan pembelajaran, maka diharapakan kepribadian yang baik dalam menghadapi mereka, baik dalam hal kemampuan kognitif dan afektif. Sikap seorang guru bimbingan konseling akan membawa pengaruh positif terhadap peserta didik secara Khusus dan masyarakat pada umumnya saya juga harus memiliki sikap dan perilaku yang menarik dan menyenangkan bagi orang lain seperti ramah, penuh perhatian terhadap Konseli”® Berdasarkan hasil pernyataan wawancara bahwa guru bimbingan konseling harus memiliki sikap dan perilaku yang menarik dan menyenangkan serta rama, penuh perhatian dan bersikap sopan dalam berbicara kepada peserta didik, orang tua dan guru lainnya guru bisa memperlihatkan bahwa guru % Syaful Sagala, Kemampuan Profesional guru (Bandung: Alfabeta, 2013) hm 34 * Julita, Guru BK di SMA Negeri | Airgegas, Wawancara, 13 januari 2023 a7 bimbingan konseling dihormati oleh peserta didik dan membawa pengaruh positif terhadap peserta didik agar bisa memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. 3. Kompetensi profesi Kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru yang profesional. Kompetensi profesional meliputi keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan terhadap bahan yang diajarkan serta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawad guru lainnya.”° Berdasarkan wawancara dengan ibu Julita selaku guru bimbingan Konseling menyatakan bahwa: “Untuk menjadi guru profesional, harus memahami tugas dan fungsi seorang guru, harus tertib dan disiplin baik waktu, maupun adminitrasi mengajar dan juga harus memahami karakter peserta didik saat kegiataan dalam pembelajaran maupun melaksanan bimbingan konseling“”” Berdasarkan hasil pernyataan wawancara di atas untuk menjadi guru profesional adalah guru bimbingan konseling harus mampu menguasai, memahami dan menerapkan kompetensinya meliputi_keablian dalam bidangnya _yaitu penguasaan terhadap bahan yang diajarkan serta metodenya, harus tertib, disiplin, bertanggung jawab akan tugasnya dan memahami karakter peserta didik agar dalam kegiatan pembelajaran dan melaksanakan bimbingan konseling berjalan dengan ® Moh surya, Percikan Perjuangan Guru, Semarang :Aneka Imu,2003) hlm 138 7 Julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara, 10 januari 2023 baik. Guru profesional yaitu guru yang memiliki komponen tertentu sesuai dengan persyaratan yang di tuntut oleh profesi keguruan, 4. Kompetensi sosial Menurut Surya bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Kompetensi ini merujuk pada keterampilan seseorang dalam berinteraksi sosial Selanjutnya dikemukakan juga oleh Rubin Adi Abraham bahwa kompetensi sosial guru memiliki ciri diantaranya memiliki pengetahuan hubungan antar manusia (nteraksi sosial dan keterampilan bekerja sama dalam kelompok. ’* Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru Bimbingan konseling sepenuhnya kompetensi sosial, karena guru bimbingan konseling yang selalu berinteraksi atau berhubungan dengan siapa saja yang berada di lingkungan sekolah Khususnya peserta didik. Seorang guru bimbingan konseling haruslah_memiliki kemampuan, kecakapan atau keterampilan individu dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan dan memberikan pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial tertentu yang disesuaikan dengan budaya lingkungan, dan kondisi yang dihadapi serta nilai yang dianut oleh individu, Moh surya, Percikan Perjuangan Guru, Semarang :Aneka Tmu,2003) him 136 49 Peneliti melakukan wawancara dengan ibu Julita selaku guru bimbingan konseling menyatakan bahwa: “Saya berusaha berbicara dengan peserta didik yaitu tegas, sopan santun, dan menghargai apa yang dibicarakan peserta didik, mendengarkan dengan baik dan ‘memahami apa yang dibicarakan oleh peserta didik agar peserta didik bisa apalagi dengan peserta didik yang melakukan bullying harus tegas dan menghargai apa yang di ceritakan peserta didik penyebab melakukan bullying ””” Hal yang sama pun diungkapkan Wali Kelas menyatakan bahwa “Sikap guru bimbingan konseling saat berbicara dengan peserta didik yaitu sopan, tegas apalagi dengan peserta didik yang melakukan bullying guru bimbingan konseling selalu bersikap tegas dan menghargai peserta didik dan peserta didik senang berbicara dengan guru bimbingan konseling” Peneliti pun mewawancarai peserta didik mengenai hal ini. YP menyatakan bahwa : “Saat guru bimbingan konseling berbicara dengan saya Selalu bersikap sopan tegas dan ramah, dan selalu memberikan nasehat berupa motivasi kepada saya dan peserta didik lainnya. Saat peserta didik melakukan bullying Guru bimbingan konseling selalu memberikan arahan dengan memberikan nasehat kepada peserta didik yang melakukan bullying agar tidak melakukan bullying.” Berdasarkan hasil pernyataan wawancara bahwa guru bimbingan dan Konseling harus mampu berinteraksi atau berhubungan dengan siapa saja yang berada di lingkungan sekolah khususnya peserta didik. Seorang guru bimbingan konseling haruslah memiliki kemampuan, kecakapan atau keterampilan individu dalam berinteraksi secara efektif dan memberikan pengaruh pada orang lain demi mencapai tujuan dalam konteks sosial dengan menanamkan ® Julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara, 12 janvati 2023 © Popin, Wali Kelas SMA Negeri I Airgegas, Wawancara 1i januari 2023 ®' Yoga pratama, Peserta didik SMA Negeri I Airgegas, Wawancara, 16 Januari 2023, 50 sifat tegas, sopan s tun, ramah, menghargai apa yang dibicarakan peserta didik dan menjadi pribadi yang menyenangkan serta mengurangi semua hambatan yang mengahalangi guru bimbingan konseling untuk diterima dan di segani peserta didik di sekolah, B. Cara Guru Bimbingan Konseling Mengatasi Bullying Di SMA Negeri 1 Airgegas Bullying merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan secara berulang- ulang oleh pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah, dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk melukai korbannya secara fisik maupun emosional. Rigby menyatakan, bullying merupakan perilaku agresi yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menerus, terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara pelaku dan korbannya, serta bertujuan untuk menyakiti dan menimbulkan rasa tertekan bagi korbannya.” Berikut ini cara guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas. Beragam upaya dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku bullying diantaranya mengoptimalkan layanan bimbingan konseling Menurut prayitno tugas guru bimbingan konseling dalam pelayanan konseling antara lain membantu masalah melalui berbagai jenis layanan."* Layanan informasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang ‘memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi (seperti: ® Barbara Coloroso, Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU), Vakarta: PT. tkrar Mandiriabadi, 2007). Hm 12 © Prayitno & Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) him 259 SL informasi belajar, pergaulan, karier, pendidikan lanjutan). Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan secara tetap tentang sesuatu, dalam bidang pribadi, sosial, belajar maupun karier berdasarkan informasi yang diperolehnya yang memadai. Layanan informasi berfungsi untuk mencegah dan pemahaman.* Prayitno mengemukakan bahwa layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Informasi itu kemudian diolah dan digunakan oleh individu untuk kepentingan hidup dan perkembangannya. Berdasarkan hal tersebut, Jayanan ini dapat membantu peserta didik mengerti tentang bahaya atau efek dari perilaku bullying sesuai informasi yang diberikan oleh guru bimbingan konseling/konselor.** wawaneara serta dokumentasi di lokasi maka Setelah melakukan observasi, akan disajikan data yang diperoleh dari penelitian tentang bagaimana profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi perilaku bullying di SMA Negeri 1 Airgegas terdapat beberapa cara yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling (BK), adapun hasil wawancara dari guru bimbingan konseling tentang bagaimana cara guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying yaitu : * Sutima, Bimbingan dan Konseling (Bagi Guru dan Calon Guru Mata Pelajaran) Yogyakarta CV BUDLUTAMA, 2021) hlm 98 © Prayitno, Seri Panduan Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling, (Padang : Universitas Negeri Padang, 2012) him 48 82 1. Layanan klasikal Menurut Gazda layanan klasikal adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik dalam keadaan kelompok/kelas yang terdiri dari 20 hingga 35 peserta didik dengan tujuan untuk membantu permasalahan peserta didik dan membantu peseta didik untuk mengembangkan potensinya.** Hal ini sesuai dengan pernyaatan ibu Julita selaku ibu bimbingan dan konseling menyatakan bahwa: “Saya sebagai guru bimbingan konseling selalu berusaha untuk bicara Jangsung dengan peserta didik entah itu pelaku atau korban dari bullying untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang terjadi diantara para peserta didik hal itu saya Jakukan untuk mengurangi akan terjadinya perilaku bullying pada peserta didik Jain didalam sekolah maupun diluar sekolah, Bicara langsung dengan peserta didik merupakan tugas saya sebagai guru bk dan saya berharap dengan melakukan kontak langsung dengan peserta didik dapat mengurangi perilaku bullying yang ada di sekolah serta merubah sikap para peserta didik terkait perilaku-perilaku yang tidak menyenangkan’**” Berdasarkan hasil pernyataan wawancara di bahwa guru sudah berusaha memberikan layanan klasikal kepada peserta didik secara tatap muka dan menjelaskan beberapa hal terkait tentang perilaku bullying yang biasa terjadi di dalam sckolah. guru bimbingan konseling Guru bimbingan konseling tetap berusaha untuk memberikan sebuah layanan yang memang layak untuk diberikan peserta didik. memberikan layanan Klasikal kepada peserta didik dengan melakukan Kontak langsung dapat mengurangi perilaku bullying — sehingga peserta didik dapat bersikap sewajamya baik di dalam lingkungan sekolah “ Nuri Widya, Kegiatan Bimbingan dan Konseling Klasikal yang Efektif Metalui Media, (Tesi Universitas Negeri Sebelas Maret, 2008) him 40 © julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas , Wawancara 16 janvasi 2023 53 maupuan diluar lingkungan sekolah selain itu guru bimbingan konseling juga sering memberikan motivasi kepada peserta didik. Layanan Klasikal merupakan program yang mengharuskan guru bimbingan konseling menjalin kontak langsung dengan peserta didik kelas. Guru bimbingan konseling memberikan peserta didik dengan konseling secara teratur. Kegiatan diskusi kelas ini berupa diskusi kelas atau sesi curah pendapat oleh peserta didik. Layanan klasikal adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok peserta didik dalam satu unit kelas. * Adapun hasil observasi_ yang dilakukan peneliti di SMA Negeri 1 Airgegas tentang layanan klasikal. Pelayanan Klasikal dilakukan dengan cara kontak langsung oleh peserta didik dengan guru bimbingan konseling agar peseta didik lebih mudah mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya baik itu masalah pribadi atau yang lainnya. Karena dengan cara kontak langsung guru dapat lebih memahami apa-apa yang di derita atau dirasakan oleh peserta didik. Pelayanan ini bertyjuan untuk membantu semua Konseli agar mencapai tugas-tugas perkembangannya dan fokus yang dapat dikembangkan menyangkut pribadi, sosial, dan belajar peneliti mengungkapkan bahwa adanya layanan bimbingan konseling disckolah maka Iebih mudah seorang guru bimbingan konseling mengatasi masalah yang terjadi lingkungan sekolah, © Aprinawati, Pengaruh Bimbingan Klasikal Dengan Menggunakan Teknik Sosiodrama Untuk ‘Meningkatkan Kepereayaan Diri (Sksipsi, UIN Raden Intan Lampung,2019)bim 14 sa 2. Layanan individu Layanan individu adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik atau konseli mendapatkan layanan langsung beratatap muka secara perorangan dengan guru pembimbing dan rangka pembahasan masalah yang diderita konseli. ® Berdasarkan wawancara dengan ibu Julita menyatakan bahwa: “Kita sebagai guru bimbingan konseling seharusnya bersikap_ baik kepada pelaku yang berbuat bullying supaya dia merasa nyaman dan mau menceritakan apa yang dialami saat ini, dengan cara itu peserta didik bisa menceritakan masalah atau keluhan yang dirasakan. Kebanyakan peserta didik tidak mau menceritakan masalahnya karena dia merasa malu atau tidak nyaman berada disekitar gurunya, peserta didik akan merasa nyaman jika kita tidak Jangsung membentak atau memarahinya melainkan berbicara baik kepada peserta didik” Tbu Julita juga mengatakan bahwa : “iya nak, kalau kita disini memberikan nasehat yang baik kepada peserta didik yang melakukan bullying disekitar sekolah, supaya peserta didik bisa menceritakan masalah pribadi yang dideritanya karena tanpa nasehat yang baik otomatis peserta didik tidak bakalan menceritakan masalahnya. Pasti ada keluhan dari guru-guru termasuk saya sendiri tapi dengan keluhan itu saya dapat melaluinya dengan kesabaran karena tanpa kesabaran saya tidak bisa memberi apa-apa kepada peserta didik™! Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dengan memberikan layanan secara individual dapat membuat peserta didik untuk meneeritakan masalah pribadinya karena dengan cara itu peserta didik lebih mudah mengungkapkan apa yang menjadi beban dalam hidupnya dan masalah yang sedang dihadapinya, Guru juga harus belajar mengambil hati peserta didik © Hellen, Bimbingan dan Konseling (Jakarta, Quantum Teaching, 2005) him 85 ™ Julita, Guru BK SMA Negeri 1 Airgegas, Wawancara 16 Januari 2023 °"Julita, Guru BK SMA Negeri 1 Airgegas, Wawancara 16 januari 2023 55 un supaya guru lebih mudah untuk memberi nasehat kepada peserta didiknya dan peserta didik tidak akan canggung untuk menceritakan apa-apa yang dia alami. Adapun hasil observasi yang di lakukan peneliti di SMA Negeri 1 Airgegas tentang layanan bimbingan secara individu. Dengan memberikan layanan secara individu kepada peserta didik dapat lebih mudah bagi guru bimbingan konseling menyelesaikan masalah hasil yang peserta didik hadapi karena dengan adanya bimbingan seperti ini dapat membantu peserta didik menghadapi berbagai kesulitan. Peneliti melihat bahwa dengan adanya layanan bimbingan secara individu dapat membuat peserta didik lebih nyaman menceritakan masalah pribadinya dan bisa lebih terbuka lagi tanpa merasa ragu dan malu dengan guru bimbingan konseling dan dengan cara ini akan mempermudah konselor mengatasi masalah yang dialaminya. 3. Layanan informasi Menurut Lahmuddin tayanan informasi adalah layanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan perimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik. Layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar karir/jabatan dan pendidikan lanjutan.”” Lahmuddin, Konsep- konsep Dasa Bimbingan Konseling, (Bandung: Cita Pustaka ,2006) him, 56 Seperti yang diungkapkan ibu Julita menyatakan bahwa: “Saya sebagai guru bimbingan konseling (BK) memberikan informasi kepada peserta didik dengan cara tatap muka secara langsung baik itu menyampaikan dalam kelas maupun pada saat upacara, saya sering memberikan informasi terkait informasi-informasi tentang bagaimana cara kita bersikap kepada guru, orang ta maupun teman sebayanya dan apa yang saya berikan semoga membuat peserta didik dapat berperilaku sesuai dengan apa yang di inginkan oleh orangtua, guru maupun teman-temannya dan tidak melakukan hal-hal yang tidak di inginkan” Ibu Julita juga mengatakan bahwa: “Dengan memberikan informasi kepada peserta didik dengan cara bertatap muka baik itu didalam kelas maupun diluar kelas, dan saya memberikan sedikit nasehat atau dorongan kepada peserta didik, dengan cara menyampaikan tata tertip yang ada dalam lingkungan sekolah baik itu secara Jangsung ataupun dengan cara menempelkan ke mading supaya tidak banyak lagi peserta didik yang melakukan yang namanya bullying, saya selaku guru bimbingan konseling (BK) akan memberikan informasi tentang bagaimana cara bersikap dan bertingkah laku ke sesama ataupun yang lebih tua. Dan dengan cara ini alhamdulillah ada juga peserta didik yang merubah tingkah lakunya yang dulunya bersikap dan bertingkah laku yang tidak sewajarnya dan sekarang justru sebaliknya” + Berdasarkan hasil pernyataan wawancara diatas dapat diketahui bahwa guru bimbingan konseling menjelaskan informasi-informasi apa saja yang harus peserta didik ketahui, terutama informa i seperti tata tertip yang berlaku di Jingkungan sekolah dan bagaimana cara bersikap ke orang yang lebih tua baik itu kepada guru atau orang tuanya, Guru berusaha untuk merubah perilaku-perilaku yang ada pada diri peserta didik dan dapat bersikap baik kepada orang lain terutama pada guru, orang tua ataupun kepada teman-temannya. Dan guru yang bersangkutan akan selalu berusaha schingga peserta didik menjadi lebih baik dari yang © Julita, Gur BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara 17 januari 2023 * Julita Guru BK SMA Negeri | Airgegas, Wawancara 18 januari 2023 37 sebelumnya, Tidak semua guru bisa melakukan hal tersebut, guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik dan usaha yang dilakukan oleh seorang guru untuk melihat peserta didik bersikap layaknya seorang peserta didik. 4. Layanan kelompok Layanan kelompok adalah bimbingan konseling yang membantu peserta didik dalam mendapatkan layanan langsung tatap muka atau melalui kegiatan kelompok untuk dalam memec ahkan masalah yang sedang dihadapinya yang sifatnya pribadi ataupun melalui dinamika kelompok.”* Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu Julita selaku ibu bimbingan dan konseling menyatakan bahwa ‘Saya memberikan bimbingan konseling secara individu kelompok dengan cara mengumpulkan peserta didik yang terlibat dan masing-masing pelaku menceritakan masalah yang ada pada dirinya sendiri, apakah itu masalah yang tidak serius ataupun yang cukup serius, terus ibu juga menyuruh satu sama lain saling memberikan masukan atau pendapat untuk penyelesaian masalahnya itu. Ada siswa yang cuek dengan layanan ini dan dan juga yang merespon baik dengan adanya layanan tersebut, Selama saya memberikan layanan tersebut banyak peserta didik yang merubah kelakuan yang tidak diinginkan””* Berdasarkan hasil_pernyataan wawancara diatas bahwa dengan bimbingan konseling secara individu dan kelompok merupakan layanan yang mencerminkan sikap peserta didik karena dengan digabungkannya mereka dapat ‘menilai satu sama lain apa-apa yang telah mereka lakukan dan dapat menyadarinya, layanan ini justru lebih mempermudah guru bimbingan konseling karena peserta didik akan merasa malu jika mereka melalukan perbuatannya kembali. Guru % Namora Lumongga Lubis & Hasnida, Konseling Kelompok, (Jakarta:Kencana,2016) him 14 Julita, Guru BK SMA Negeri I Airgegas, Wawancara 17 Januari 2023 58 bimbingan konseling memanggil pelaku bullying secara berkelompok supaya guru bimbingan konseling lebih mudah memberikan nasehat atau motivasi kepada peserta didik. Guru bimbingan konseling memberikan layanan ini supaya peserta didik yang melakukan bullying tidak mengulangi kesalahan yang sama. Guru bimbingan konseling layanan seperti ini supaya peserta didik lebih mengerti apa kesalahan yang mereka lakukan, dan dapat merubah sikap dan perilaku yang mereka lakukan kepada peserta didik yang merasa takut untuk melawan, 59 BABY PENUTU A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan tentang profesionalisme guru bimbingan konseling dalam mengatasi bullying di SMA Negeri 1 Airgegas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Profesionalisme guru bimbingan konseling di SMA Negeri 1 Airgegas yaitu kemampuan dalam memahami kepribadian peserta didik dan kemampuan membuat rencana program. Menjadi teladan bagi peserta didik dengan mencerminkan kepribadian bijaksana, dewasa, berwibawa dan menjadi pribadi yang lebih menyenangkan. Menguasai, memahami, dan menerapkan kompetensinya sehingga pelayanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan sesuai dengan kompetensi yang telah dikuasainya. Guru bimbingan konseling sclalu berinteraksi atau bethubungan baik dengan siapa saja yang berada di lingkungan sekolah khususnya peserta didik dan guru lainnya. 2. Cara guru bimbingan konseling mengatasi perilaku Bullying di SMA Negeri 1 Airgegas diantaranya dengan cara memberikan layanan klasikal yaitu- melakukan kontak langsung dengan peserta didik dengan melakukan kegiatan diskusi kelas atau sesi curah pendapat oleh peserta didik, Memberikan layanan informasi yaitu menumbuhkan pemahaman peserta didik dengan menjelaskan tentang bahaya perilaku bullying dan memberikan nasehat kepada peserta didik untuk tidak 60

You might also like