You are on page 1of 8

MAKALAH

PERKEMBANGAN MUSIK KERONCONG DI INDONESIA

PADA ABAD KE-20

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Seni dan Budaya

Dosen : Drs. HY Agus Murdiyastomo, M.Hum.

Disusun oleh :

Galih Sulistiya Ningsih (19407141034)

ILMU SEJARAH A 2019

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGAYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan
serangkaian irama yang harmonis dan enak didengar. Awal perkembangan musik
secara umum berasal dari negara-negara Barat. Namun seiring dengan
dilakukannya penjelajahan samudera pada sekitar abad ke-15, secara tak langsung
mereka juga membawa pengaruh budaya mereka terhadap negara-negara yang
mereka datangi. Salah satunya yaitu pada masa penjajahan kolonial di Indonesia
yang membawa pengaruh dalam seni musik keroncong. Pada awalnya, jenis
musik keroncong diperkenalkan oleh bangsa Portugis yang digunakan sebagai
sarana hiburan bagi budak Portugis yang berasal dari Afrika Utara dan India. Hal
serupa juga dilakukan oleh para budak di Ambon yang memainkan musik dengan
mengadopsi gaya Fado. Dari sinilah kemudian menjadi awal kisah musik
keroncong itu sendiri hingga akhirnya pada awal abad ke-19 baru disebut dengan
nama keroncong.
Musik keroncong mulai berkembang di Indonesia seiring dengan munculnya
kelompok mardijker di desa Tugu. Mardijkers dulu komunitas keturunan budak
dari Goa (India), yang dipengaruhi oleh budaya Portugis. Sebagai tawanan
penjajah Belanda pemerintah, kelompok itu kemudian dibebaskan dan diberi
tempat tinggal di Desa Tugu pada 1661 oleh Pemerintah VOC, dengan syarat
mereka berada dikonversi ke Protestanisme dari Katolik, jadi kebiasaan
menyanyikan lagu-lagu Fado perlu disesuaikan dengan cara lagu dinyanyikan di
Gereja Protestan.1
Beberapa alat musik yang digunakan dalam musik keroncong adalah biola,
flute, gitar, cello, dan bass. Dengan kesatuan bunyi yang dihasilkan, musik

1
Dian Eka Christy, dkk, “Musik Keroncong di Surakarta: Perjalanan dari Tahun
1960 hingga 1995”, Indonesia Journal of Conservation Volume 8 (01) Tahun
2019, hlm. 3-4.
keroncong mampu membuat suasana tenang dan damai karena kelembutan
suaranya. Dalam perkembangannya, masuk sejumlah unsur tradisisonal
Nusantara, seperti penggunaan seruling serta beberapa komponen gamelan. Pada
sekitar abad ke-19, bentuk musik campuran ini sudah populer di banyak tempat di
Nusantara, bahkan hingga ke Semenanjung Malaya. Masa kejayaan ini terus
berlanjut hingga tahun 1960-an, dan kemudian mulai surut akibat masuknya
musik populer. Meskipun demikian, musik keroncong masih tetap dimainkam
dam dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah musik keroncong di Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan musik keroncong di Indonesia pada abad ke-20?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah musik keroncong di Indonesia
2. Mengetahui perkembangan musik keroncong di Indonesia pada abad ke-20
D. Manfaat
a. Bagi Penulis:
1. Meningkatkan kretivitas dalam menulis sebuah makalah
2. Menambah pengetahuan akan sejarah musik keroncong di Indonesia
3. Memberikan informasi yang bermanfaat kepada para pembaca
b. Bagi Pembaca
1. Menambah wawasan tentang sejarah musik keroncong di Indonesia
2. Sebagai bahan pembanding dengan tulisan-tulisan dari penulis lain
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Musik Keroncong di Indonesia
Musik keroncong merupakan jenis musik khas Indonesia meskipun instrumen
musiknya bernada diatonis Barat. Hingga saat ini, musik keroncong menjadi
bagian dari sejarah musik Indonesia. Asal-usul musik keroncong memang banyak
diperdebatkan, ada yang mengatakan bahwa keroncong adalah musik asli dari
Indonesia, ada pula yang berpendapat bahwa kerocong itu bukanlah dari
Indonesia. Namun berdasarkan sejarah, musik kerocong berasal dari Portugis
yang kemudian menjadi musik khas Indonesia. pada awalnya musik keroncong
dibawa oleh bangsa Portugis saat membuka hubungan perdagangan dengan
bangsa Indonesia. Bangsa Portugis bermukim di daerah pesisir di berbagai Pulau
di Indonesia, salah satunya yaitu di Batavia.2 Perbedaan pendapat mengenai asal-
usul keroncong tidak perlu berlarut-larut. Sebagaimana menurut Ernest Heinst
bahwa keroncong mewarisi situasi multiras karena tercampur unsur-unsur budaya
Eropa Utara, Afrika, dan Jawa. Semua itu dimungkinkan karena Portugis adalah
bangsa Eropa pertama yang datang ke Nusantara pada abad ke-16.3 Pada awalnya,
jenis musik keroncong diperkenalkan oleh bangsa Portugis yang digunakan
sebagai sarana hiburan bagi budak Portugis yang berasal dari Afrika Utara dan
India. Hal serupa juga dilakukan oleh para budak di Ambon yang memainkan
musik dengan mengadopsi gaya Fado. Dari sinilah kemudian menjadi awal kisah
musik keroncong itu sendiri hingga akhirnya pada awal abad ke-19 baru disebut
dengan nama keroncong.
Penamaan musik keroncong diperkirakan dari bunyi hasil petikan pada
instrumen gitar kecil (ukulele) sebagai instrumen yang harus ada pada ansambel
musik keroncong. Musik keroncong kemudian dianggap sebagai hasil perpaduan

2
Ibid.,hlm. 3.
3
Agnes Sri Widjajadi, Mendayung di Antara Tradisi dan Modernitas: Sebuah
Penjelajahan Ekspresi Budaya terhadap Musik keroncong, (Yogyakarta: Hanggar
Kreator, 2007), hlm. 11.
antara musik Eropa (Inggris, Spanyol, Belanda, dan terutama Portugis) dengan
musik gamelan yang berasal dari Indonesia.4
B. Perkembangan Musik Keroncong di Indonesia pada Abad ke-20
Pada awal masuknya musik keroncong di Indonesia, musik ini hanya
dimainkan oleh budak-budak Portugis untuk hiburan. Namun, pada
perkembangannya musik ini menjadi salah satu ciri khas tersendiri bagi Bangsa
Indonesia sehingga musik keroncong dapat diterima secara umum oleh
masyarakat Indonesia.
Perkembangan pesat keroncong dimulai pada pertengahan abad ke-20 (1920-
1942), dimana pada masa itu muncullah kelompok-kelompok keroncong di kota-
kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Solo. Dengan
adanya unsur pemusik Barat pada komunitas tersebut, maka banyak yang
memberikan cap Barat pada musik keroncong. Sejarah pembabakan keroncong
dibagi menjadi 3 tahap yaitu, Keroncong Tempo Doeloe, Keroncong Abadi, dan
Keroncong Modern. Salah satu tokoh Indonesia yang telah membesarkan nama
keroncong adalah Bapak Gesang (Alm). Karena pengabdiannya itu, beliau
dijuluki sebagai “Buaya Keroncong”. Beliau juga memliki satu lagu yang terkena
yaitu Bengawan Solo.
Dari tiga pembabakan musik keroncong itu, adapun penjelasan dari
pembabakan tersebut yaitu, 1). Keroncong Tempo Doeloe (1880-1920),
merupakan keroncong yang berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke
Indoensia pada tahun 1600-an tapi baru mulai berkembang pada abad ke-19. Masa
ini keroncong berkembang sejak di Desa Toegoe, Jakarta kemudian pindah ke
Kemayoran dan Gambir. Banyak pemusik pada masa ini (seperti Lief Indie) yang
memainkan lagu stamboel selain komedi stamboel itu sendiri.5 2). Keroncong
Abadi (1920-2959), berlangsung sejak setelah Perang Dunai I hingga setelah

4
Mukhlis Paeni (ed), Sejarah Kebudayaan Indonesai: Seni Pertunjukan dan Seni
Media, (Jakarta: Rajagrafindo, 2009), hlm. 33.
5
Kata Stamboel berasal dari kata Istambul (rombongan opera istambul), kemudian
musik opera digabung dengan ,musik keroncong asli sehingga menghasilkan
keroncong Stambul.
kmerdekaan (1959). Dimana pada waktu itu, banyak pembangunan hotel-hotel
mewah di Indonesia. Di setiap hotel-hotel pada masa itu biasanya selalu
mengadakan pesta dansa di dalamnya, dimana pesta itu diiringi dengan musik
keroncong. Di masa ini terdapat 3 jenis musik keroncong yaitu Langgam
Keroncong, Stambul Keroncong, dan Keroncong Asli. 3). Keroncong Modern
(1959-sekarang), pada masa ini mulai masuknya musik-musik pop seperti musik
rock yang kemudian dibuat perpaduan sehingga muncul jenis keroncong baru
yaitu Keroncong Pop atau Keroncong Beat.
Pada abad ke-20 ini memang menjadi masa kejayaan dari musik keroncong,
namun setelah jatuhnya Soekarno pada tahun 1966, pemerintah digantikan oleh
Soeharto dan kebijakan baru pun mulai disusun. Hingga pada akhirnya pamor
keroncong menjadi menurun secara perlahan-lahan karena terpaan arus musik
modern.pada tahun 1979 eksistensi musik keroncong mengalami stagnasi bahkan
cenderung memperlihatkan adanya penurunan. Terliht dari banyaknya pengunjung
yang lebih menunjukkan minat mengunjungi tempat-tempat rekreasi
dibandingkan pentas pertunjukan seperti keroncong. Namun, hal itu tak lantas
menghentikan aktivitas musisi keroncong untuk terus memainkan keroncong.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangan pesat keroncong dimulai pada pertengahan abad ke-20 (1920-


1942), dimana pada masa itu muncullah kelompok-kelompok keroncong di kota-
kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan Solo. Sejarah
pembabakan keroncong dibagi menjadi 3 tahap yaitu, Keroncong Tempo Doeloe,
Keroncong Abadi, dan Keroncong Modern. Salah satu tokoh Indonesia yang telah
membesarkan nama keroncong adalah Bapak Gesang (Alm). Karena
pengabdiannya itu, beliau dijuluki sebagai “Buaya Keroncong”. Beliau juga
memliki satu lagu yang terkena yaitu Bengawan Solo.
Dari tiga pembabakan musik keroncong itu, adapun penjelasan dari
pembabakan tersebut yaitu, 1). Keroncong Tempo Doeloe (1880-1920),
merupakan keroncong yang berlangsung sejak kedatangan Bangsa Portugis ke
Indoensia pada tahun 1600-an tapi baru mulai berkembang pada abad ke-19. Masa
ini keroncong berkembang sejak di Desa Toegoe, Jakarta kemudian pindah ke
Kemayoran dan Gambir. Banyak pemusik pada masa ini (seperti Lief Indie) yang
memainkan lagu stamboel selain komedi stamboel itu sendiri. 2). Keroncong
Abadi (1920-2959), berlangsung sejak setelah Perang Dunai I hingga setelah
kmerdekaan (1959). Dimana pada waktu itu, banyak pembangunan hotel-hotel
mewah di Indonesia. Di setiap hotel-hotel pada masa itu biasanya selalu
mengadakan pesta dansa di dalamnya, dimana pesta itu diiringi dengan musik
keroncong. Di masa ini terdapat 3 jenis musik keroncong yaitu Langgam
Keroncong, Stambul Keroncong, dan Keroncong Asli. 3). Keroncong Modern
(1959-sekarang), pada masa ini mulai masuknya musik-musik pop seperti musik
rock yang kemudian dibuat perpaduan sehingga muncul jenis keroncong baru
yaitu Keroncong Pop atau Keroncong Beat.
DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sri Widjajadi. 2007. Mendayung di Antara Tradisi dan Modernitas:


Sebuah Penjelajahan Ekspresi Budaya terhadap Musik
keroncong.Yogyakarta: Hanggar Kreator.

Dian Eka Christy, dkk. 2019. Musik Keroncong di Surakarta: Perjalanan dari
Tahun 1960 hingga 1995. Indonesia Journal of Conservation Volume 8
(01) Tahun 2019.

Mukhlis Paeni (ed). 2009. Sejarah Kebudayaan Indonesai: Seni Pertunjukan dan
Seni Media. Jakarta: Rajagrafindo.

You might also like