You are on page 1of 39

PK NaCl DALAM MARGARINE

A. Metode : Argentometri morh


B. Tujuan : untuk mengetahui kadar NaCl dalam margarine
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer ,buret,pipet tetes,corong.
2. margarine ,AgNO3 dan K2CrO4
D. Prosedur :
1. Timbang seksama 5 gram contoh ,masukkan Erlenmeyer
2. tambahkan 100 ml air aquades yang mendidih
3. biarkan menjadi dinggin hingga suhu 50-55(suhu titrasi)
4. tambahkan 2ml indicator K2CrO4
5. titrasi dengan larutan AgN 0,1 N hingga warna coklat orange yang tetap Selama telah
30 menit.
E. Hasil penimbangan :
1. SAMPEL 1 : Berat Erlenmeyer : 110,2418
Berat margarine : 5 +

115,2419 gram

2. SAMPEL 2 : Berat Erlenmeyer : 114, 3625


Berat margarine : 5 +

119,3625 gram

F. Data titasi
1. Standarisasi AgNO3

VOL NaCl Vol AgNO3


10,0 0,00 -25,45
2.
10,0 0.00 -25,52

Vol rata-rata : 25,49 ml

V1 x N1 = V2 x N2

1
10,0 . 0,1006 = 25,49 . N2

1,006 = N2

25,49

N2 = 0,0395 N

2) Standarisasi sampel

Vol sample Vol titrasi


150 31,12
150 31,00

 Sampel 1
Kadar NaCl (dal % ) = V x N x 0,585

0,1 x G

= 31,12 X 0,0395 X 0,585

0,1 x 115,2095

= 0,7191054

1,152092

= 0,62417359

= 0,6242 mg /kg

 Sampel 1
Kadar NaCl (dal % ) = V x N x 0,585

0,1 x G

= 31,00 X 0,0395 X 0,585

2
0,1 x 119,2885

= 7,163325

11,92885

= 0,60050424

= 0,6005 mg/kg

Rata : 0,6242 + 0,6005 = 0,61235

G. Kesimpulan : penetapan kadar NaCl dalam margarine 0,61235 mg/kg

Pk KIO3 DALAM GARAM BERIODIUM

3
A. Metode : Argentometri morh
B. Tujuan :untuk mengetahui kadar KIO3 dalam garam beriodium
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer ,buret,pipet tetes,corong,
2. margarine ,AgNo3 dan K2CrO4
D. Prosedur :
1. Timbang seksama 25 gram contoh ,masukkan Erlenmeyer
2. tambahkan 150 ml air aquades yang mendidih
3. tambahkan 2ml asam posfat dan 0,5 g kalium iodide
4. segerah titrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat 0,05 N ,mengunakan
kanji LP sebagai indicator
5. titrasi dengan larutan KIO3 0,1 N + H2SO4 2 ml dan 5 ml KI warna hilang Sel telah
30 menit.
E. Hasil penimbangan :
1. SAMPEL 1 : Berat wadah kosong : 19,3444
Berat zat : 25 +

44,3444 gram

Berat wadah + zat : 44,5001

19,3529 -

25,1472 gram

2. SAMPEL 2 : Berat wadah kosong : 19,3535


Berat zat : 25 +

44,3535 gram

Berat wadah + zat : 44,2656

19,3489 -
24,9169 gram
F. Data titrasi

4
1. Standarisasi Na2S2O3
2.

VOL KIO3 Vol Na2S2O3


10,0 0,00 -8,32
10,0 0.00 – 8,25

Vol rata-rata : 8,29 ml

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,0050 = 8,29 . N2

0,05 = N2

8,29

N2 = 0,0060 N

2. Standarisasi sampel

Vol sample Vol titrasi


150 0,00 – 6,10
150 0,00 – 6,14

 Sampel 1
= V x N x 0,1784 x 1000

25,1472

= 6,10 X 0,0060 X 0,1784 X1000

0,005 /25,1472

= 6,10 x 1,2 x0,1784 x1000

5
25,1472

= 51,9298 mg/ppm

 Sampel 2
= V x N x 0,1784 x 1000

Gram contoh

= 6,10 X 0,0060 X 0,1784 X1000

0,005 /24,9169

= 6,10 x 1,2 x0,1784 x1000

24,9169

= 52,7534 mg/ppm

Rata = 51,9298 + 52,7534

= 104,683 = 52,3415

G. Kesimpulan : Pk KIO3 dalam garam beryodium adalah 52,3415 mg/ppm

PENETAPAN KADAR BILANGAN ASAM

6
A. Metode : Alkalimetri
B. Tujuan : untuk mengetahuii kadar bilangan asam dalam suatu sempel
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer ,buret, pipet tetes, coron.
2. minyak ,NaOH ,dietil eterdan etanol 95% dan indikator pp
D. Prosedur :
1. Timbang seksama 1 hingga 2 gram minyak atau lemak yang dicairkan larut Dengan
penambahan campuran 2,5ml dieti eter dan etanol 95%
2. tambahkan 1 ml larutan pp 1% titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N Hingga warna
merah jambu konstan
E. Hasil penimbangan :
1. SAMPEL 1 : Berat wadah + zat : 142,5955 g
Berat wadah + sisa : 140,2830 -
2,3125 gram
2. SAMPEL 2 : Berat wadah + zat : 140,2830
Berat wadah +sisa : 138,8577 -
1,4253 gram
F. Data penimbangan
1) Standarisasi NaOH
2)

VOL H2C2O3,0997 N Vol NaOH 0,1 N


10,0 0,00 – 10,10
Vol 10,0 0.0 9,95 rata-rata
10,03 ml

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,0997 = 10,03 . N2

0,997
= N2
10,30

N2 = 0,0994 N

7
2) Standarisasi sampel

Berat sampel (g) Vol NaOH 0,0994 N(ml)


2,3125 0,00 – 0,30
1,4253 0,00 – 0,35

 Sampel 1
V x N /0,1 x 5,61
Kadar =
g sampel

0,30 x 0,0994 /0,1 x 5,61


=
2,3125

1,672902
=
2,3125

= 0,723417081

= 0,7234

 Sampel 2

0,35 X 0,0994/0,1 X 5,61


Kadar =
1,4253

1,951719
=
1,4253

= 1,359339087

= 1,3593

G. Kesimpulan : penetapan kadar bilangan asam 1,3593

8
PENETAPAN KADAR PEROKSIDA

A. Metode : yodometri
B. Tujuan : untuk mengetahui kadar peroksida dalam sempel
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer ,buret,pipet tetes,corong
2. minyak ,KI,CHCl3,amuly dan Na2S2O3
D. Prosedur :
1. Timbang seksama 5 gram minyak atau lemak masukkan kedalam stop Erlenmeyer +
30ml campuran CHCl3 dan asam asetat
2. biarkan di tempat gelap selama 30menit tambah 0,5 ml KI jenuh +30ml aquades,kocok
3. titrasih dengan Na2S2O3 0,01 N mengunakan amylum sebangai indikaor
a. Sampai warna biru tepat hilang
4. lakukan penetapan blangko
E. Hasil penimbangan :
1. SAMPEL 1 : Berat wadah + zat : 134,2196
Berat wadah + sisa : 129,1254 -
5,0942 gram
2. SAMPEL 2 : Berat wadah + zat : 129,1254
Berat wadah +sisa : 124,9231 -
4,2023 gram
F. Data titrasi
1. Standarisasi Na2S2O3

VOL KIO3 0,0100 N Vol Na2S2O3 0,01 N


10,0 0,00 – 9,42
10,0 0,00 -9,48 Vol rata-rata 9,45
ml

V1 x N1 = V2 x N2

9
10,0 . 0,0100 = 9,45 . N2

0,1
= N2
9,45

N2 = 0,0106 N

2. Standarisasi sampel

Berat sampel (g) Vol NaOH 0,0994 N(ml)


5,0942 0,00 – 13,10
4,2023 0,00 – 13,15

 Sampel 1
V x N /0,01 x 0,08 x 100
Kadar =
g sampel

13,10 x 0,0106/0,01 x 0,08 x 100


=
5,0942

= 21,8067606

= 21,8068 mg O2/100

 Sampel 2

13,15 x 0,0106/0,01 x 0,08 x 100


Kadar =
4,2023

= 26,5359446

= 26,5351 mg O2/100

G. Kesimpulan : penetapan kadar peroksida 26,5251 mg O2/100

10
PENETAPAN KADAR BILANGAN PENYAMBUNAN

A. Metode : Asidimetri
B. Tujuan : untuk mengetahui kadar bilangan asam dalam suatu sempel
C. Alat dan bahan:
1. Erlenmeyer ,buret,pipet tetes,corong.
2. minyak ,HCl, KOH etanol 0,5 N dan pp 1 %
D. Prosedur :
1. Timbang sesakma 2 gram minyak atau lemak
2. masukkan dalam Erlenmeyer 250ml tambahkan 250 KOH etanol 0,5 N
3. hubungkan dengan pendingin tegak, refluk dalam penangan air mendidih Selama 1
jam sambil sesekali di dikocok
4. tambahkan 5 tetes pp 1 % titrasi kembali alkali ketika masih panas dengan larutan
baku HCl 0,5 N
5. lakukan penetapan blangko
E. Hasil penimbangan :
1. Penimbangan sampel
a. SAMPEL 1 : Berat wadah + zat: 156,7678
Berat wadah + sisa : 154,1386 -
2,6292 gram
b. SAMPEL 2 : Berat wadah + zat : 144,1738
Berat wadah+ sisa : 142,1610 -
2,0128 gram
2. penimbangan Na2B4O7
a. SAMPEL 1 : Berat wadah kosong : 0,5401
Berat zat : 0,2 +
0,7401 gram
Berat wadah + zat : 0,7451

11
Berat zat sisa : 0,5399 -
0,2052 gram

b. SAMPEL 2 : Berat wadah kosong : 0,5198


Berat zat : 0,2 +
0,7198 gram
Berat wadah + zat : 0,7171
Berat zat sisa : 0,5199 -
0,1972 gram
F. Data standarisasi
1. Standarisasi HCl

VOL Na2B4O7 (0,2g) Vol HCl 0,5 N


0,2052 g = 205,2 mg 0,00 – 2,82
0,1972 g = 197,2 mg 0.0 - 2,50
Vol rata Na2B4O7: 201,2mg 2,66 ml

mg Na 2 B 4 O 7
N HCl =
Vol HCl x 381,37 /2

201,2mg
=
2,66 x 381,37/2

201,2 mg
=
2,66 x 190,685

= 201,2/ 507,2221

= 0,396670413 N

= 0,3967 N

2. Titrasi blangko

Vol HCl 0,5 N

12
0,00 – 28,30
0,00 – 28, 50
Rata-rata : 28,4 ml

3. Titrasi sampel:

Berat sampel (g) Vol HCl 0,3967 N


2,6292 g 0,00 – 6,42
2,0128 g 0,00 -10,49
Bilangan penyambuhan

( b-a) x 28,05 x N HCL/ 0,5

Gram sampel

 Sampel 1
(28,4 - 6,42) x 28,05 x 0,3967/ 0,5

2,6292

= 21,98 x 28,05 x 0,7934

2,6292

= 186,0497652

= 186,0498

 Sampel 2
(28,4 – 10,49) x 28,05 x 0,3967/ 0,5

2,0128

= 17,91 x 28,05 x 0,7934

2,0128

= 198,025008

= 198,0250

13
G. Kesimpulan : penetapan kadar bilangan penyambunan adalah 198,0250

PENETAPAN KADAR BILANGAN YODIUM

A. Metode : Yodometri
B. Tujuan : Untuk mengetahui kadar bilangaan yodium dalam suatu sampel
C. Alat dan bahan :
1. Erlenmeyer ,buret,pipet tetes, corong,
2. minyak KI dan Na2S2O3
D. Prosedur :
1. Timbang seksama 0,1hingga 0,5 gram minyak atau lemak masukkan stop
erlenmeyer
2. tambahkan 10 ml CCl4 campur hingga minyak leleh dan larut
3. tambahkan 10 ml larutan iodine bromide hanus,tutp labu erlenmeyar dengan tutup
asah yang telah dibasahi sedikit dengan KI ,campur dan biarkan selama 30 menit di
tempat gelap
4. tambahkan 15 ml KI 10% dan 50 ml aquades campur
5. titrasi dengan larutan baku Na2S2O3 0,1 N menggukan amylum sebagai indikator

6. lakukan penetapan blangko


E) Hasil penimbangan :
1. SAMPEL 1 : Berat wadah + zat : 154,1228
Berat wadah + sisa : 153,3648 -
0,7580 gram
2. SAMPEL 2 : Berat wadah + zat : 142,1610

Berat wadah + sisa : 141,1362 -

1,0248 gram

F. Data Titrasi

1. Standarisasi Na2S2O3

14
VOL KIO3 0,1003 N Vol Na2S2O3 0,1 N
Vol 10,0 0,00 -10,0 rata-rata 9,95
ml 10,0 0.00 -9,90

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,1003 = 9,95 . N2

1,003 = N2

9,95

N2 = 0,1008 N

2. Titrasi blangko

Vol sample Na2S2O30,1 N


0,00 – 10,76
0,00 – 10,91
Rata- rata : 10,84
3. Titrasi sampel

Berat sampel (g) Vol Na2S2O3 0,1008 N (ml)


0,7580 g 0,00 – 5,10
1,0248 g 0,00 -5,22

Bilangan iodium
(a-b) x 1,269 x N Na2S2O3 / 0,1
Gram Sampel
 Sampel 1
(10,84-5,10) x 1,269 x 0,1008 / 0,1
0,7580 g
= 5,74 x 1,269 x 1,008

15
0,7580

= 9,686454459

= 9,6865

 Sampel 2
(10,84-5,22) x 1,269 x 0,1008 / 0,1
1,0248 g
= 5,62 x 1,269 x 1,008

1,0248

=7,014865574

= 7,0149

G) Kesimpulan : penetapan kadar bilangan yodium adalah 9,6865

16
PENETAPAN KADAR GULA

A. Tujuan : untuk menetapkan kadar gula sebelum dan sesudah inversi.


B. Alat dan bahan:
1) Erlemayer, pendingin tegak, buret ,pipet, corong
2) Asam sulfat 6 NHCl 4 N dan 6 N, NaOH 0,1 N , jingga metil o,1 N, Na Thiosulfat 0,1
N, KI 20%, LAR, KANJI 0,5% , lar. Luff scrool
C. Prosedur :
1) Penetapan kadar gula sebelum inversi
a. Pipet 25 ml hasil saringan masukkan ke dalam stop erlenmayer
b. Campurkan dengan 25 ml luff schroll
c. Hubungkan dengan pendingin tegak, panaskan , dan tunggu mendidih hingga 2
menit.
d. Biarkan mendidih lagi hingga 10 menit, dinginkan.
e. Campur dengan 20 ml Kj 20%
f. Tambahkan 25 ml H2SO4 6 N goyang kan perlahan – lahan hingga buih hilang.
g. Segera titrasi dengan Na thiosulfate 0.1 N deangan indicator kanji 0,5%.
h. Lakuakan blanko dengan 25 ml, lalu kerjakan seperti di ata
2) Penetapan kadar sesudah inversi
a. Pipet 25 ml saringan masukkan labu ukur 100 ml
+ 3 tetes indicator jingga metil
+ beberapa tetes HCl 4N sampai merah
b. Tambahkan 15 ml HCl 0,1 N ± 15 ml, campur dan encerkan denga air ad 100 ml
c. Pipet 25 ml lar. Masukkan erlenmayer 300 ml + 25 ml lar. Luff scrool campur.
d. Hubungkan pendingin tegak, panaskan hingga 2 menit biarkan mendidih 10
menit lagi, segera dinginkan.
e. Tambahkan 15 ml Kj 20 % campurkan, tambahkan H2SO4 6 N goyangkan perlahan
– lahan.
f. Segera titrasi dengan Na Thio 0,1 N indicator kanji 0,5%

17
g. Lakukan blanko seperti di atas.
D. Hasil penimbangan:
1. Sampel 1
Berat wadah + zat = 96,0524
Berat wadah + sisa = 95,004 -
1,0483 gram
2. Sampel 2

Berat wadah + zat = 95,0047

Berat wadah + sisa = 93,9868 –

1,0279 gram

E. Data titrasi & perhitungan


1. Standarisasi Na2S2O3

Vol. KIO3 0,0100 N Vol. Na2S2O3


10,00 0,00 – 5,64
10,00 0,00 – 5,62
Vol rata-rata 5,63 ml

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,1003 = 5,63 . N2

1,003 = N2

5,63

N2 = 0,1782 N

2. Titrasi blanko

Vol. Na2S2O3
0,1 N
0,00 – 17,18

18
0,00 – 17,20

3. sampel
a. Gula sebelum inversi

Berat sampel Vol Na2S2O3 0,1782 N


1,0483 gram 0,00 – 11,92
1,0279 gram 0,00 – 13,85
 Sampel 1

N thio
(b – a)×
0,1

0,1782
= (17,18 – 11,92)×
0,1

= 5,26× 1,782
= 9,37332 ml
= 9,37 ml
9 22,4
0,37
1 9,37 2,6
0,63
10 25,0

0,37
Selisih atas = 22,4 +( × 2,6)
1
= 22,4 + 0,962
= 23, 362
Selisih bawah = 25,0 - ¿× 2,6)

= 25 – 1,638

= 23,362

19
f 1× p1
Rumus = 100 %
B ×1000 ×

23,362 × 40
= 100 %
1,0483× 1000 ×

934,48
= 100 %
1048,3 ×

= 89,142421067

= 89,14

 Sampel 2
N thio
(b – a)×
0,1
0,1782
= (17,20– 13,85)×
0,1
= 3,35 × 1,782
= 5,9697 ml
= 5,97 ml
5 12,2
0,97
1 5,97 2,6
0,03
6 14,7

0,97
Selisih atas = 12,2 +( × 2,5)
1
= 12,2 + 2,425
= 14,625
Selisih bawah = 14,7 - ¿× 2,5)

= 14,7 – 0,075

= 14,625

20
f 1× p1
Rumus = 100 %
B ×1000 ×

14,625 × 40
= 100 %
1,0279× 1000 ×

585
= 100 %
1027,9 ×

= 56,91215099

= 56,91

b. Gula sesudah inversi

Berat sampel Vol Na2S2O3 0,1782 N


1,0483 gram 0,00 – 15,10
1,0279 gram 0,00 – 15,18
 Sampel 1
N thio
(b – a)×
0,1
0,1782
= (17,18 – 15,10)×
0,1
= 2,08× 1,782
= 3,70656 ml
= 3,71 ml
3 7,2
0,71
1 3,71 2,5
0,29
4 9,7
0,71
 Selisih atas = 7,2 +( × 2,5)
1
= 7,2 + 1,775
= 8,975
 Selisih bawah = 9,7 - ¿× 2,5)

21
= 9,7 – 0,725

= 8,975
f 2× p2
 Rumus = 100 %
B ×1000 ×

8,975× 160
= 100 %
1,0483× 1000 ×

1436
= 100 %
1048,3 ×

= 136,9836879

= 136,98 %

 Kadar sakarosa:

= I – L × 0,95%

= 136,98 – 89,14 ×0,95

= 47,84 × 0,95

45,448
=
100

= 0,45%

 Kadar gula jumlah yang di hitung sebagai sakarosa:

130,131
= 0,95 × 136,98 =
100

= 1,30 %

 Sampel 2
f 2× p2
 Rumus = 100 %
B ×1000 ×
8,975× 160
= 100 %
1,0279× 1000 ×

22
1436
= 100 %
1027,9 ×
= 139,70 %
 Kadar sakarosa:

= I – L × 0,95%

= 139,70 – 56,91 ×0,95

= 82,79 × 0,95

78,6050
=
100

= 0,79%

 Kadar gula jumlah yang di hitung sebagai sakarosa:


132,715
= 0,95 × 139,70 =
100
= 1,33 %
 Rata – rata kadar sakarosa :
0,45+0,79 1,24
= =
2 2
= 0.62 %
 Rata – rata kadar gula jumlah yang di hitung sebagai sakarosa :
1,30+1,33 2,63
= =
2 2

= 1,315

= 1,32 %

F. Kesimpulan
a. Kadar gula sebelum inversi
Sampel 1 = 5,97 ml
Sampel 2 = 56,91 ml
b. Kadar gula sesudah inversi

23
Kadar sakarosa = 0,62 %
Kadar gula jumlah yang di hitung sebagai sakarosa = 1,32 %

PENETAPAN KADAR AMYLUM

A. Tujuan: untuk mengetahui kadar amylum dalam suatu sampel


B. Alat dan bahan:
1) Erlenmayer, pendingin tegak, pipet tetes, labu ukur, buret, beker glass, pipet volume
2) HCl 3%, NaOH 10 %, luff schroll, K1 20 %, H2SO4 25 %, amylum 1%, Na2S2O3 1 N
C. Prosedur:
1) Timbang 5 gr sampel, masukkkan erlenmayer, di masak perlahan – llahan dengan 20
ml HCl 3% selama 3 jam menggunakan pendingin tegak.
2) Setelah dingin netralkan dengan NaOH 10 % masukkan labu ukur 500 ml, luff
school, batu didih dan 15 ml aquades.
3) Pipet 10, 0 ml saringan, masukkann dalam erlenmayer 250 ml di tambahkan 2.5 ml
luff school, batu didih, dan 15 ml aquades.
(kerjakan blanko dengan 1 ml aquades sebagai ganti filtrate)
4) Pasang pendingin tegak, panaskan di atas nyala api (3 menit harus mendidih) selama
10 menit , se cepat mungkin erlenmayer di dinginkan dalam air mengalir.
5) Setelah dingin di tambahkan 1o ml KI 20 % dan H2SO4 25 % (perlahan)
6) Setelah reaksi habis, cepat – cepat titrasi dengan larutan Na2S2O3 1 N, dengan
indicator amylum 1 %.

24
D. Penimbangan:
1. SAMPEL 1 : Berat wadah kosong : 0,4368
Berat zat : 1 +

1,4368 gram

Berat wadah + zat : 1,4343


Berat zat sisa : 0,4378 -
0,9965 gram
2. SAMPEL 2 : Berat wadah kosong : 0,4454
Berat zat : 1 +

1,4454 gram

Berat wadah + zat : 1,4278


Berat zat sisa : 0,4472 -
0,9806 gram
E. Data titrasi
1. Standarisasi Na2S2O3

Vol. KIO3 Vol. Na2S2O3


10,00 0,00 – 9,72
10,00 0,00 – 9,54

9,72+9,54
Rata – rata =
2
= 9,63

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,1 = 9,63 . N2

1 = N2

9,63

N2 = 0,1038 N
25
2. Titrasi blanko

Vol. Na2S2O3 0,1 N


0,00 – 24,25
0,00 – 24,20
Rata – rata : 24,23
3. Titrasi sampel

Berat sampel Vol. Na2S2O3 0,1038 N


0,9965 gram 0,00 – 2.72
0,9806 gram 0,00 – 2,80
 Sampel 1
N thio
(b – a)×
0,1
0,1038
= (24,25 – 2,72)×
0,1
= 21,53× 1,038
= 22,34814 ml
= 22,35 ml
22 59,1
0,35
1 22,35 3,1
0,65
23 62,2
100
Pengenceran :
10 = 10
0,35
 Selisih atas = 59,1 +( × 3,1)
1
= 59,1 + 1,085
= 60,185
0,65
 Selisih bawah = 62,2 - ( × 3,1)
1
= 62,2 - 2,015

26
= 60,185
f ×p
 Rumus = 100 %
B ×1000 ×

60,185× 10
= 100 %
0,9965× 1000 ×

601.85
= 100 %
996,5 ×

= 60,39630

= 60,40 %

 Sampel 2
N thio
(b – a)×
0,1
0,1038
= (24,20 – 2,80)×
0,1
= 21,4× 1,038
= 22,2132 ml
= 22,21 ml
22 59,1
0,21
22,21 3,1
0,79
23 62,2
0,21
 Selisih atas = 59,1 +( × 3,1)
1
= 59,1+ 0,651
= 59,751
0,79
 Selisih bawah = 62,2 - ( × 3,1)
1
= 62,2 - 2,449
= 59,751

27
f ×p
 Rumus = ¿ ¿ × 100 %
B ×1000

59,751× 10
= 100 %
0,9806 ×1000 ×

597,51
= 100 %
980,6 ×

= 60,93 %

¿ 60,40+60,93 ¿ 121,33
Rata – rata = =
2 2

= 60,67 %

F. kesimpulan

Penetapan kadar pati dla sempel adalah 60,67 %

PENETAPAN KADAR LAKTOSA

A. Tujuan: untuk mengetahui kadar laktodsa dalam sebuah sempel.


B. Alat dan bahan:
1) Labu ukur 100 ml, erlenmayer, batu didih, pendingin tegak, pemanas, pipet ukur
2) H2SO4 6 N 25 %, Na thio 0,1 N, KI 20%, luff schroll
C. Prosedur:
1) Timbang susu bubuk 2 gram + 2 air panas secukup nya, campur baik- baik, masukkan
ke dalam labu ukur 100 ml, jika reaksi asam di netralkan lalu + air ad 100 ml.
2) Pipet 10,0 ml masukkan ke dalam erlenmayer 300 ml.

28
3) Hubungkan pendingin tegak, panaskan di atas nyala api (hingga dapat mendidih
dalam waktu 2 menit) lalu didihkan selama 10 menit.
4) Segera dingin kan cepat – cepat + 10 ml KI 20 % + 15 ml H2SO4 6 N sambil di
goyang – goyang perlahan.
5) Titrasi dengan larutan Na Thiosulfat 0,1 N, indicator 2 ml kanji 0,5%.
6) Kerjakan blanko di atas tapi sebagai ganti sampel menggunakan aquades.
D. Hasil penimbangan
a. SAMPEL 1 : Berat wadah kosong : 0,4429
Berat zat : 1 +

1,4429 gram

Berat wadah + zat : 0,4355

0,4587 -

0,9798 gram

b. SAMPEL 2 : Berat wadah kosong : 6,4371


Berat zat : 1 +

1,4371 gram

Berat wadah + zat : 1,4112

0,4439 -
0,9673 gram
E. Data titrasi (analisa sampel)
1) Standarisasi Na2S2O3

Vol. KIO3 Vol. Na2S2O3


10,00 0,00 – 9,72
10,00 0,00 – 9,54

9,72+9,54
Rata – rata =
2

29
= 9,63

V1 x N1 = V2 x N2

10,0 . 0,1 = 9,63 . N2

1 = N2

9,63

N2 = 0,1038 N

2) Titrasi sampel

Berat sampel (gram) Vol. Na2S2O3 0,1038 N


0,9768 0,00 – 17,50
0,9673 0,00 – 17,45
 Sampel 1
N thio
(b – a)×
0,1
0,1038
= (24,25 – 17,10)×
0,1
= 6,75 × 1,038
= 7,0065 ml
= 7,01 ml

7 25,8
0,01
7,01 3,7
0,99
8 29,5
100
 Pengenceran = = 10
10

30
0,01
 Selisih atas = 25,8 +( × 3,7)
1
= 25,8 + 0,037
= 25,837
0,99
 Selisih bawah = 29,5 - ( × 3,7)
1
= 29,5 – 3,663
= 25,837
f ×p
 Rumus = ¿ ¿ × 100 %
B ×1000

25,837× 10
= 100 %
0,9768× 1000 ×

258,37
= 100 %
976,8 ×

= 26,45 %

 Sampel 2
N thio
(b – a)×
0,1
0,1038
= (24,20 – 17,45)×
0,1
= 6,75 × 1,038
= 7,0065 ml
= 7,01 ml

7 25,8
0,01
7,01 3,7
0,99

31
8 29,5

100
 Pengenceran = = 10
10
0,01
 Selisih atas = 25,8 +( × 3,7)
1
= 25,8 + 0,037
= 25,837
0,99
 Selisih bawah = 29,5 - ( × 3,7)
1
= 29,5 – 3,663
= 25,837
f ×p
 Rumus = ¿ ¿ × 100 %
B ×1000

25,837× 10
= 100 %
0,9673× 1000 ×

258,37
= 100 %
967,3 ×

= 26,71 %

¿ 26,45+ 26,71 ¿ 53,16


Rata – rata = =
2 2

= 26,58 %

F. Kesimpulan
Penetapan kadar lakosa dalam sempel adalah 26,58 %

PENETAPAN KADAR ETANOL PADA MINUMAN


A. Tujuan: untuk mengetahui kadar etanol dalam suatu sampel minuman

32
B. Alat dan bahan:
1) Alat penyuling dengan labu suling, pipet ukur 25 ml, piknometer atau botol
timbang, neraca analitik, penangas air.
C. Prosedur:
1) Pipet 100 ml bahan yang telah di hilangkan CO2 nya masukkan labu destilasi 500
ml + ad aquades 100 ml + paraffin lilin sedikit (mengurangi buih) + batu didih
(mengurangi gejolak).
2) Destilasi ad ± 98 ml (erlenmayer penampung di tandai 100 ml)
3) Kemudian destilasi + air ad 100 ml, lalu tentukan Bj nya pada temperature 200 C,
destilasi jangan di buang sebab untuk prnrtapan methanol.
D. Hasil penimbangan (analisa sampel)
a. Berat pikno kosong = 30,3607 gram
b. Berat pikno + aquades (200C)= 40,2535 gram
c. Berat pikno + destilat (200C) = 40,0458 gram
 Berat aquades = (b-a)
40,2535 gram
= 30,3607 gram –
9,8928 gram
 Berat destilat = (c-a)
40,0458 gram
= 30,3607 gram –
9,6851 gram
9,6851
 BJ detilasi =
9,8928
= 0,979004932
= 0,9790
E. Kesimpulan
Penetapan kadar etanol pada minuman adalah 16, 6 %

PENETAPAN KADAR METANOL


33
A. Tujuan: untuk mengidentifikasi kadar methanol dalam sebuah sampel
B. Alat dan bahan:
1) Alat penyuling, labu ukkur 50 ml, pipet ukur 1 ml, dan 2 ml, penangas es,
penangas air suhu antara 600C – 750C, spektrofotometer.
2) H2SO4 pekat, Na Bisulfit, KMnO4, Na Kromatropat 5 %
C. Prosedur
1) Hasil sulingan ale + air di encerkan sehingga kadar etanol 5- 6 %
2) Di sini di kerjakan blanko sebagai pengganti contoh, yaitu etanol 5,5 % v/v
3) Sediakan labu takar 3 (sampel , baku, blanko)
a. Sampel:
 + 2 ml KMnO4 dalam es
 + 1,0 ml ( di pipet biarkan dalam penangas es 30 menit)
 + Na Bisulfit sedikit , tepatkan, warna larutan hilang + 1,0 ml lar. As.
Kromatropat , lalu campurkan + 15 ml H2SO4 perlahan – lahan ,
goyangkan, masukkan penangas air suhu 600C – 750C selama 15
menit, dinginkan ada suhu kamar, encerkan dengan air ad 50 ml,
campur.
b. Baku:
 + 2 ml KMnO4 dalam es
 + 1 ml baku methanol (di pipet) biarkan dalam penangas es selama 30
menit.
 Dst. Sama dengan sampel.
c. Blanko
 + 2 ml KMnO4 dinginkan dalam es
 + 1 ml ethanol (di pipet) biarkan dalam penangas es selama 30 menit.
 Dst. Sama dengan sampel.
4) Kemudian ketiga – tiga nya sampel dan baku di ukur resupan nya pada
panjang gelombang 575 nm, blanko di atas nya.

D. Analisa sempel

34
konsentrasi absorbansi
Baku 0,025 0,037
Sampel 0.093
|.|sampel
= C baku
|.|baku ×

0,093
= 0,025 %
0,037 ×

= 0,0638 %

E. Kesimpulan:
Kadar methanol dalam sampel adalah 0,0638 %

35
PENETAPAN KADAR SAKARIN METODE EKSTRAKSI TITRASI

A. Tujuan: untuk mengidentifikasi kadar sakarin dalm sebuah sampel.


B. Alat dan bahan:
1) Corong pisah, statif, beker glass, gelas ukur
2) HCl pekat, eter, dietil eter, aceton, NaOH 0,05 N, aquades
C. Prosedur:
1) Timbang 50 gram sampel di tambahkan sedikit aquades.
2) Tambahkn 10 ml HCl pekat, ekstraksi dengan dietil eter sebanyak 3 kali, setiap kali
ekstraksi dengan 25 ml dietil eter.
3) Kumpulkan hasil ekstraksi, cuci dengan 10 ml aquades dan uapkan..
4) Residu di tambah 3 ml aseton sampai larut kemudian di tambah dengan 2 ml aquades.
5) Titrasi NaOH 0,05 N dengan indicator BTB sampai terjadi perubahan warna.
D. Hasil penimbangan
a. SAMPEL 1 : Berat wadah kosong : 54,0638
Berat zat : 50 +

104,0638 gram

Berat wadah + zat : 108,0398

63,2468 -

44,7930 gram

E. Data standarisasi

Vol H2C2O4 Vol. NaOH 0,05 N


10,00 0,00 – 3,32
10,00 0,00 – 3,40
3,32+ 3,40
Rata – rata =
2
= 3,36

V1 x N1 = V2 x N2

36
10,0 . 0,0499 = 3,36 . N2

0,449 = N2

3,36

N2 = 0,1485 N

F. Perhitungan (analisa sampel)


NaOH
Mltitrasi x N × kesetaraan ×100 %
= 0,05 x
mg sampel

0,1485
1,24 ml x × 10,26 ×100 %
= 0,05 x
44,7930
1,24 ml x 2,97 × 10,26× 100 %
=
44,7930
= 84,35587703
= 84,36 % × 10.000 ppm
= 843,6 ppm
G. Kesimpulan
Penetapan kadar sakarin dalam suatu sampel adalah 843,6 ppm

37
IDENTIFIKASI PENGAWET
A. Tujuan: untuk mengidentifikasi kandungan dan kadar pengawet dalam suatu sampel.
B. Alat dan bahan:
1) Beker glass, corong pisah, statif, pipet tetes, lampeng khusus, chamber
2) Aquades, buffer ph 4, eter, Na2SO4, asam acetat glacial, benzene, eter, metanol
C. Prosedur:
1) Sempel di timbang ± 25 gram + aquades dalam jumlah yang sama masukkan ke
dalam corong pisah.
2) Tambahkan buffer ph 4 sebanyak 30 ml lalu di kocok.
3) Saring dengan Na2SO4 anhidrat, uapkan.
4) Elusikan sampel pada chamber 10 cm.
Eluen = As. Acetat glacial : benzene : eter : methanol
18 : 120 : 60 :1
D. Perhitungan (analisa sampel)
0,7
 RF baku = = 0,1
7
0,6
 RF sampel 1 = = 0,086
7
1,1
 RF sampel 2 = = 0,16
7
E. Pengamatan:
1) Untuk benzoate di lihat di bawah sinar UV
2) Untuk salisilat pada cawan porselin (uap) tetesi FeCl3 apabila violet berarti salisilat
positif.
F. Kesimpulan:
Sampel positif mengandung benzoate

38
IDENTIFIKASI MADU
A. Tujuan : untuk mengetahui kadar madu murni dalam suatu sampel
B. Alat dan bahan:
1) tabung reaksi, pemanas air, pipet tetes
2) aquades, amylum
C. Prosedur
1) Enzim diatase
 Dalam tabung reaksi besar di isi madu : air = 1:2
 5 ml larutan + 1,2 ml amylum
d. Tanpa pemanasan

(+) berwarna coklat, positif mengandung madu

e. WB 450 C
Di tunggu 1 jam coklat , mengandung madu

D. Kesimpulan:
Sampel positif mengandung madu

39

You might also like