You are on page 1of 16

MAKALAH

KEPEMIMPINAN
ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI

Dosen Pengampu Ibu Ni Wayan Ayu Santi.S.Pd.,M.Pd.

Oleh:
Ni Wayan Sukma Wiantari 2117041003 S1 Manajemen/Manajemen/FE
Ni Ketut Utami Mahayani 2117041039 S1 Manajemen/Manajemen/FE
Ni Komang Putri Juliawati 2117041185 S1 Manajemen/Manajemen/FE

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


2023
KATA PENGANTAR
Organisasi dan budaya organisasi merupakan topik yang penting dalam dunia
bisnis. Organisasi yang sukses harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan bisnis yang cepat dan memiliki budaya yang kuat untuk menciptakan
kesatuan dan identitas yang jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan
membahas tentang organisasi dan budaya organisasi dengan fokus pada peran penting
budaya organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasi.
Pada awal makalah, kami akan membahas tentang pengertian organisasi dan
tujuannya. Kemudian, kami akan mengeksplorasi bentuk-bentuk organisasi, organisasi
sistem tertutup dan terbuka, organisasi sistem dalam perspektif kepemimpinan, teori
organisasi, organisasi dan manajemen kepemimpinan pengertian budaya organisasi,
landasan penerapan budaya organisasi, tujuan penerapan budaya organisasi dan manfaat
budaya organisasi.
Dalam makalah ini, kami akan menggunakan berbagai sumber referensi untuk
mendukung argumen kami. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang organisasi dan budaya organisasi serta memberikan kontribusi
untuk pengembangan pengetahuan dan pemikiran tentang topik yang penting ini. Selain
itu, makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami perlukan.

Singaraja, 16 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
PEMBAHASAN MATERI...............................................................................................1
Definisi Organisasi........................................................................................................1
Bentuk-Bentuk Organisasi.............................................................................................2
Organisasi Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka...........................................................3
Organisasi Sistem dalam Perspektif Kepemimpinan.....................................................4
Teori Organisasi.............................................................................................................6
Organisasi dan Mamanemen Kepemimpinan................................................................6
Pengertian Budaya Organisasi.......................................................................................7
Landasan Penerapan Budaya Organisasi.......................................................................8
Tujuan Penerapa Budaya Organisasi.............................................................................9
Fungsi Budaya Organisasi...........................................................................................10
KESIMPULAN...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

ii
PEMBAHASAN MATERI
I. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari kata organ (bahasa Yunani) yang berarti alat. Seorang
pebisnis yang sukses perlu memiliki organisasi dengan reputasi yang baik karena
dihormati oleh mitra bisnis dan pesaing serta dicintai oleh karyawannya. Dengan
menerapkan konsep tersebut, organisasi dibentuk dengan berusaha mewujudkan
keinginan berbagai pemangku kepentingan, terutama pemegang saham yang dianggap
sebagai pemilik organisasi. Oleh karena itu kita dapat mendefinisikan organisasi sebagai
wadah dengan peran ganda, yang dibentuk untuk dapat menyediakan dan memenuhi
keinginan semua pihak, termasuk kepuasan pemilik. Pandangan holistik organisasi
diterjemahkan menjadi fakta bahwa setiap bagian dari organisasi saling berhubungan
dan bahwa masalah di satu bagian dapat mempengaruhi bagian lain. Dengan pengaruh
yang begitu tinggi, maka kualitas dan kuantitas produktivitas juga dipengaruhi naik atau
turunnya.
Organisasi adalah suatu entitas yang terdiri dari dua atau lebih orang atau kelompok
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan organisasi dapat berupa
tujuan ekonomi, tujuan sosial, atau bahkan tujuan nirlaba. Organisasi dapat dibentuk
dalam berbagai bidang seperti bisnis, pemerintahan, pendidikan atau sektor nirlaba.
Organisasi memiliki struktur formal yang terdiri dari berbagai departemen atau divisi
yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas tertentu. Selain itu, organisasi memiliki
aturan dan prosedur yang diatur dalam bentuk kebijakan dan prosedur yang dikenal
dengan istilah “governance”. Tata kelola ini dirancang untuk membantu organisasi
mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, sambil meminimalkan risiko dan
meningkatkan kualitas. Dalam dunia bisnis, organisasi seringkali bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, organisasi harus mampu beradaptasi dengan
cepatnya perubahan lingkungan bisnis dan memiliki strategi yang tepat untuk mencapai
tujuannya. Penting bagi organisasi untuk memiliki struktur dan sistem yang efisien
untuk berfungsi secara efisien dan efektif.

1
II. Bentuk-Bentuk Organisasi
Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang bersifat dinamis, dalam arti
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, pada hakekatnya adalah suatu bentuk yang
secara sadar diciptakan oleh manusia untuk mencapai tujuan komputasi. Secara umum,
beberapa bentuk organisasi telah digunakan atau dianggap layak, yaitu::
1. Organisasi Garis
Organisasi garis menganut prinsip konsep vertikal bahwa setiap tatanan, kebijakan,
aturan, dan instruksi tugas mengalir dari atas ke bawah. Organisasi linier (hierarki)
yang digagas oleh H. Fayol merupakan sistem organisasi yang paling tua. Dari segi
konseptual menunjukkan bahwa dalam organisasi ini, yang mengambil keputusan
adalah pemimpin, penanggung jawab adalah pimpinan puncak, dan seterusnya.
Kondisi organisasi seperti ini dinilai sangat sederhana dan mudah dipahami, apalagi
jika ingin mengecek kesalahan atau beberapa kendala yang terjadi dan siapa yang
bertanggung jawab.
Ciri-ciri utama dari organisasi garis adalah sebagai berikut:
A. Adanya unit pimpinan berarti setiap peserta dalam organisasi dipimpin oleh
seorang pimpinan yang berada langsung di atasnya.
B. Hierarki kekuasaan didefinisikan dengan jelas, yang berarti setiap orang dalam
organisasi adalah pemimpin bawahan dan pelaksana atasan.
2. Organisasi Fungsional
Filosofi organisasi ini adalah memisahkan pelaksanaan pekerjaan, dengan masing-
masing departemen menjalankan tugasnya masing-masing, namun tetap
berkoordinasi secara terus menerus agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan
dengan sempurna. Konsep organisasi ini dikembangkan oleh F.W Taylor yang
mengembangkan konsep tersebut sebagai bentuk penyempurnaan dari konsep
organisasi linier.
Ciri-ciri organisasi fungsional adalah sebagai berikut:
A. Pemisahan kepemimpinan perencanaan (planning) dari kepemimpinan
pelaksanaan (tempat kerja) untuk membebaskan pekerja dan pemimpin tim dari
tugas administratif.

2
B. Adanya hubungan langsung antara bagian perencanaan dengan pelaksana,
sehingga setiap petunjuk dan instruksi dapat disampaikan langsung kepada
pelaksana tanpa melalui kepala pelaksana.
C. Adanya pembagian tugas pimpinan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan pengawasan.
3. Organisasi Matriks
Jenis organisasi ini kompleks dan terdiri dari beberapa tim proyek yang bekerja di
area fungsional dan area geografis yang berbeda. Setiap tim proyek dipimpin oleh
seorang manajer proyek yang melapor langsung kepada manajer umum organisasi.
Contoh organisasi semacam itu termasuk perusahaan teknologi besar dan organisasi
nirlaba.
4. Organisasi Jaringan
Jenis organisasi ini terdiri dari kumpulan organisasi independen atau mitra bisnis
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Karena organisasi jaringan ini
dapat berbagi sumber daya dan informasi, mereka memiliki fleksibilitas yang tinggi
dan biaya operasi yang relatif rendah.
5. Organisasi Virtual
Jenis organisasi ini bekerja online tanpa lokasi fisik atau kantor. Anggota organisasi
virtual dapat ditempatkan di lokasi geografis yang berbeda dan terhubung melalui
Internet dan teknologi komunikasi lainnya. Organisasi virtual seringkali berfokus
pada proyek tertentu dan memanfaatkan fleksibilitas dan biaya rendah yang
ditawarkan oleh teknologi modern.
III. Organisasi Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Dalam konsep organisasi dikenal dengan istilah organisasi dengan sistem tertutup dan
terbuka. Kedua sistem tersebut dipakai dan diterapkan berdasarkan pada kondisi yang
disesuaikan. Dalam artian ada organisasi yang menerapkan sistem tertutup dengan
alasannya masing-masing serta ada pula organisasi yang menerapkan sistem terbuka
dengan alasannya masing-masing.
1. Organisasi Sistem Tertutup
Organisasi yang menganut konsep sistem tertutup adalah organisasi yang tidak
memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar. Bahkan organisasi
dengan sistem seperti ini cenderung mengambil peran yang menjauh dari

3
lingkungan luar. Akibat yang diperoleh organisasi seperti ini cenderung lebih kaku,
dan itu terakumulasi dalam bentuk kebijakan yang dihasilkan. Dampak lebih jauh
akan terasa pada saat organisasi ini mengalami berbagai bentuk masalah, seperti
terjadinya demonstrasi karyawan, pemogokan kerja, kecelakaan kerja dan
sebagainya . Pimpinan perusahaan dalam menyelesaikan masalah sangat terlihat
kekakuannya, sehingga keputusan yang dihasilkan tidak memiliki format win-win
solution, namun malah bisa bersifat win-lose solution.
Win-win solution artinya baik pihak manajemen perusahaan dan para karyawan
dianggap sama - sama saling menguntungkan, namun pada kondisi keputusan
bersifat win -lose solution artinya keputusan yang dihasilkan hanya menguntungkan
pihak pimpinan saja tanpa memedulikan nasib para karyawan . Penerapan win-lose
solution seperti di atas bagi para ahli manajemen dianggap masih menempatkan
pihak karyawan dalam posisi yang rendah, artinya konsep manajemen tradisional
masih diterapkan. Dengan kata lain pihak manajemen perusahaan menganggap
sangat mudah mendapatkan karyawan baru, sehingga mereka tidak takut kehilangan
karyawan. Otoriter dalam pengambilan keputusan sangat sering terjadi pada
organisasi dengan sistem tertutup, bahkan bagi mereka yang menerima pemikiran
pembaruan cenderung hanya akan menyebabkan perusahaan bisa mengalami
penurunan keuntungan.
2. Organisasi Sistem Terbuka
Organisasi dengan sistem terbuka adalah organisasi yang memiliki tingkat interaksi
tinggi dengan lingkungan luar. Dan organisasi dengan sistem terbuka seperti ini
cenderung interaktif dan dinamis dalam menanggapi setiap bentuk perubahan yang
terjadi. Konsep yang dianut oleh sistem organisasi seperti ini cenderung
mengedepankan kebersamaan dan memiliki kepedulian yang tinggi pada lingkungan
bisnis, baik lingkungan internal maupun eksternal. Dalam realitas sekarang ini suatu
organisasi cenderung menerapkan sistem terbuka dengan alasan utama bahwa untuk
mewujudkan visi dan misi dibutuhkan konsep “hight adaptation” pada perubahan
lingkungan secara berkesinambungan. Sebuah organisasi hanya akan bertahan jika
mampu mengapresiasi setiap keinginan konsumen dengan hasil produksi yang
diciptakan. Dan kegagalan berbagai organisasi bisnis dewasa ini karena kekakuanya
dalam memahami setiap perubahan tersebut.

4
IV. Organisasi Sistem dalam Perspektif Kepemimpinan
Organisasi sistem mengacu pada pendekatan yang memandang organisasi sebagai
sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi
satu sama lain. Komponen-komponen tersebut termasuk struktur, proses, teknologi,
budaya organisasi, sumber daya manusia, dan lingkungan. Dalam pendekatan ini,
perubahan pada satu komponen dapat memengaruhi keseluruhan sistem. Dalam
perspektif kepemimpinan, organisasi sistem menempatkan pemimpin sebagai orang
yang bertanggung jawab untuk mengelola sistem organisasi secara efektif. Pemimpin
harus memahami bagaimana komponen-komponen organisasi saling berinteraksi dan
mempengaruhi kinerja keseluruhan organisasi. Pemimpin harus mampu mengelola dan
mengoptimalkan setiap komponen organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin dalam organisasi sistem harus memiliki kemampuan untuk berpikir
secara holistik dan melihat keseluruhan sistem, bukan hanya fokus pada satu komponen
atau area tertentu saja. Pemimpin juga harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan
terbuka dengan seluruh anggota organisasi untuk memastikan bahwa setiap orang
memahami peran dan kontribusinya dalam sistem organisasi. Selain itu, pemimpin
dalam organisasi sistem juga harus dapat memimpin dengan memperhatikan budaya
organisasi yang ada dan menjaga keseimbangan antara aspek teknis dan sosial dalam
organisasi. Pemimpin harus memahami dan mampu membangun budaya yang positif
dan produktif dalam organisasi, yang dapat memotivasi dan menginspirasi seluruh
anggota untuk mencapai tujuan bersama.
Bila kita melihat organisasi dengan dua sistem tersebut di atas dan
menghubungkannya dengan konsep manajemen kepemimpinan modern. Maka
organisasi dengan sistem terbuka menjadi jauh lebih menarik untuk dikelola dan
dipimpin dibandingkan dengan sistem tertutup. Keterbukaan dalam menerima berbagai
ide dan masukan dari berbagai pihak telah menempatkan organisasi tersebut memiliki
kemampuan adaptasi tinggi dengan kondisi pasar global. Keputusan untuk melakukan
ekspansi pasar baik dalam bentuk peluncuran produk baru, pembukaan kantor cabang,
penggunaan tenaga ahli, dan lainnya semakin mudah untuk diterapkan. Ini disebabkan
organisasi dengan sistem terbuka telah terbiasa menerima perubahan. Termasuk
masuknya berbagai komisaris dan pergantian top manajemen perusahaan.

5
V. Teori Organisasi
Teori organisasi merupakan bidang studi yang mempelajari bagaimana organisasi
beroperasi, berkembang, dan berinteraksi dengan lingkungannya. Tujuannya adalah
untuk memahami struktur, proses, dan perilaku organisasi dan mengembangkan prinsip-
prinsip atau teori yang dapat diaplikasikan dalam praktik manajemen organisasi. Teori
organisasi memiliki berbagai perspektif dan pendekatan yang berbeda, termasuk
perspektif klasik, humanistik, kontingensi, sistem, dan kritis. Perspektif klasik, seperti
teori manajemen ilmiah dan teori administrasi, fokus pada pengaturan struktur
organisasi dan efisiensi dalam mengelola sumber daya. Perspektif humanistik, seperti
teori motivasi dan teori kebutuhan, memperhatikan hubungan antara manusia dan
organisasi serta pentingnya kesejahteraan karyawan. Perspektif kontingensi
menekankan bahwa tidak ada satu bentuk atau cara pengelolaan organisasi yang cocok
untuk semua situasi, sehingga manajemen harus menyesuaikan gaya kepemimpinan dan
strategi organisasi sesuai dengan keadaan.
Perspektif sistem memandang organisasi sebagai sistem yang kompleks yang terdiri
dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Pendekatan ini menganjurkan untuk memahami organisasi secara holistik dan
memperhatikan aspek teknis dan sosial. Perspektif kritis menekankan pada pentingnya
analisis kritis terhadap struktur dan proses organisasi serta mempertanyakan
kepentingan dari kekuatan yang mendominasi dalam organisasi. Teori organisasi telah
membantu manajer dalam mengelola organisasi dengan lebih efektif dan memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai cara kerja organisasi secara keseluruhan. Selain
itu, teori organisasi juga telah memberikan landasan bagi pengembangan praktik-praktik
manajemen yang lebih baik dan lebih efektif.
VI. Organisasi dan Mamanemen Kepemimpinan
Organisasi dan manajemen kepemimpinan saling terkait dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Organisasi merupakan entitas atau sistem yang terdiri dari berbagai unsur
seperti struktur, proses, budaya, dan sumber daya manusia yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, manajemen kepemimpinan
berkaitan dengan kemampuan individu atau kelompok dalam mengarahkan,
mengorganisir, memotivasi, dan mengkoordinasikan orang-orang di dalam organisasi
agar mencapai tujuan bersama. Manajemen kepemimpinan berperan penting dalam
menciptakan visi, mengembangkan strategi, dan mengelola sumber daya organisasi

6
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pemimpin harus mampu mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan organisasi serta mengembangkan rencana untuk memperbaiki
dan meningkatkan kinerja organisasi. Selain itu, pemimpin juga harus mampu
membangun hubungan yang positif dan produktif dengan anggota organisasi untuk
mencapai tujuan bersama.
Manajemen kepemimpinan juga memainkan peran penting dalam menciptakan
budaya organisasi yang positif dan produktif. Pemimpin harus mampu membangun
budaya yang dapat memotivasi dan menginspirasi anggota organisasi untuk mencapai
tujuan bersama. Selain itu, pemimpin juga harus mampu mempertahankan budaya
organisasi yang telah ada dan memperbaiki aspek yang negatif dalam budaya organisasi.
Dalam memimpin sebuah organisasi, manajemen kepemimpinan juga harus
memperhatikan faktor lingkungan atau konteks yang mempengaruhi organisasi.
Pemimpin harus mampu mengidentifikasi dan mengelola risiko dan peluang dalam
lingkungan organisasi dan mampu mengembangkan strategi untuk menghadapi
tantangan tersebut. Dalam kesimpulannya, manajemen kepemimpinan sangat penting
dalam mengelola sebuah organisasi. Pemimpin harus mampu memahami komponen-
komponen organisasi dan lingkungannya, mengembangkan strategi dan rencana yang
tepat, membangun budaya organisasi yang positif, dan memotivasi serta menginspirasi
seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
VII. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi merujuk pada nilai-nilai, norma-norma, keyakinan, dan perilaku
yang dibagikan oleh anggota organisasi dan menjadi karakteristik dari organisasi
tersebut. Budaya organisasi mempengaruhi bagaimana anggota organisasi berinteraksi,
mengambil keputusan, dan menjalankan tugas mereka. Budaya organisasi juga dapat
mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi dapat
terbentuk dari berbagai faktor, seperti sejarah organisasi, kepemimpinan, struktur
organisasi, proses organisasi, dan anggota organisasi. Budaya organisasi dapat dilihat
sebagai seperangkat aturan yang tidak tertulis yang membentuk cara organisasi
beroperasi. Budaya organisasi dapat berdampak positif atau negatif pada kinerja
organisasi.
Sebagai contoh, sebuah organisasi dengan budaya yang terbuka dan inovatif dapat
mendorong kreativitas dan inovasi dari anggota organisasi, sehingga membantu

7
organisasi untuk berkembang dan bersaing di pasar. Sebaliknya, organisasi dengan
budaya yang tertutup dan konservatif dapat menghambat kreativitas dan inovasi, dan
mungkin kesulitan untuk menghadapi perubahan di lingkungan bisnis. Budaya
organisasi juga dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja anggota organisasi.
Jika budaya organisasi membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan
memberikan rasa kepemilikan pada anggota organisasi, maka hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja mereka. Mengelola budaya organisasi
merupakan tanggung jawab manajemen kepemimpinan. Pemimpin harus memahami
dan memperhatikan budaya organisasi dalam mengambil keputusan dan
mengembangkan strategi untuk organisasi. Pemimpin juga harus mampu membangun
dan mempertahankan budaya organisasi yang positif dan produktif. Selain itu,
pemimpin juga dapat mengubah budaya organisasi yang negatif melalui program
pengembangan organisasi atau pelatihan karyawan.
Dalam kesimpulannya, budaya organisasi adalah nilai-nilai, norma-norma,
keyakinan, dan perilaku yang dibagikan oleh anggota organisasi dan menjadi
karakteristik dari organisasi tersebut. Budaya organisasi mempengaruhi bagaimana
anggota organisasi berinteraksi, mengambil keputusan, dan menjalankan tugas mereka.
Budaya organisasi juga dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan, dan
manajemen kepemimpinan harus memperhatikan budaya organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi.
VIII. Landasan Penerapan Budaya Organisasi
Landasan penerapan budaya organisasi terletak pada pemahaman dan pengakuan
bahwa budaya organisasi memiliki dampak yang signifikan pada kinerja organisasi.
Dengan memiliki budaya organisasi yang positif dan produktif, organisasi dapat
mencapai tujuannya dengan lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, manajemen
kepemimpinan harus memperhatikan dan mengembangkan budaya organisasi yang tepat
untuk organisasi mereka. Beberapa landasan penerapan budaya organisasi yang penting
adalah:
1. Kepemimpinan yang efektif: Pemimpin organisasi harus menjadi contoh yang baik
dalam mempraktikkan nilai-nilai dan norma-norma organisasi. Pemimpin yang
memahami budaya organisasi dan mampu mempengaruhi anggota organisasi untuk

8
mengadopsinya dapat memperkuat dan mengembangkan budaya organisasi yang
positif.
2. Komunikasi yang efektif: Komunikasi yang terbuka dan transparan dapat
membantu membangun budaya organisasi yang positif. Anggota organisasi harus
merasa bahwa mereka didengar dan dihargai, dan memiliki kesempatan untuk
memberikan masukan dan pendapat mereka.
3. Konsistensi: Budaya organisasi harus konsisten dengan nilai-nilai dan tujuan
organisasi. Ini membutuhkan pengawasan dan penegakan aturan yang konsisten di
seluruh organisasi.
4. Pelatihan dan pengembangan karyawan: Pelatihan dan pengembangan karyawan
dapat membantu memperkuat budaya organisasi. Karyawan yang memiliki
pemahaman yang jelas tentang nilai-nilai dan norma-norma organisasi dapat lebih
mudah untuk mempraktikkannya dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
5. Pengakuan dan apresiasi: Memberikan pengakuan dan apresiasi pada karyawan
yang berkontribusi pada budaya organisasi dapat membantu memperkuat dan
mempertahankan budaya tersebut. Hal ini dapat dilakukan melalui penghargaan,
promosi, atau pengakuan publik lainnya.
Dengan menerapkan landasan ini, organisasi dapat mengembangkan budaya organisasi
yang positif dan produktif, dan mengoptimalkan kinerja organisasi.
IX. Tujuan Penerapa Budaya Organisasi
Tujuan penerapan budaya organisasi adalah untuk membangun dan memelihara nilai-
nilai, norma, dan keyakinan bersama yang diadopsi oleh seluruh anggota organisasi.
Dengan memiliki budaya organisasi yang kuat, organisasi dapat mencapai beberapa
tujuan, antara lain:
1. Meningkatkan efektivitas organisasi: Budaya organisasi yang positif dan kuat dapat
membantu meningkatkan efektivitas organisasi dalam mencapai tujuan dan
memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, seperti karyawan, pelanggan,
dan investor.
2. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan: Budaya organisasi yang positif
dan produktif dapat membantu meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan,
yang pada gilirannya dapat meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan kerja.

9
3. Membangun citra positif organisasi: Budaya organisasi yang kuat dan positif dapat
membantu membangun citra positif organisasi di mata para pemangku kepentingan,
seperti karyawan, pelanggan, dan masyarakat umum.
4. Meningkatkan retensi karyawan: Budaya organisasi yang positif dan inklusif dapat
membantu meningkatkan retensi karyawan. Karyawan yang merasa nyaman dan
senang di lingkungan kerja mereka lebih cenderung untuk tetap tinggal di organisasi
dalam jangka panjang.
5. Meningkatkan kreativitas dan inovasi: Budaya organisasi yang positif dan inklusif
dapat mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan karyawan. Karyawan yang
merasa dihargai dan didukung akan lebih termotivasi untuk memberikan ide-ide
baru dan inovatif.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan ini, manajemen kepemimpinan harus
memperhatikan dan mengembangkan budaya organisasi yang tepat untuk organisasi
mereka. Hal ini melibatkan pengenalan nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang
diinginkan, dan memastikan bahwa seluruh anggota organisasi mempraktikkannya
dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
X. Fungsi Budaya Organisasi
Fungsi budaya organisasi mencakup beberapa hal yang sangat penting bagi organisasi,
antara lain:
1. Menjaga kestabilan: Budaya organisasi membantu menjaga stabilitas dan
konsistensi di dalam organisasi. Dengan adanya budaya organisasi yang jelas dan
kuat, setiap anggota organisasi tahu apa yang diharapkan dari mereka dan cara
mereka harus bertindak, sehingga tercipta suatu harmoni dan konsistensi di dalam
organisasi.
2. Mengarahkan perilaku: Budaya organisasi memainkan peran penting dalam
mengarahkan perilaku karyawan dan menentukan bagaimana mereka harus
berinteraksi satu sama lain dan dengan para pemangku kepentingan lainnya. Budaya
organisasi dapat membentuk nilai-nilai dan norma-norma yang memandu perilaku
karyawan dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Membentuk identitas: Budaya organisasi membentuk identitas organisasi yang unik.
Identitas ini mencakup nilai-nilai, norma-norma, tradisi, dan sejarah organisasi yang

10
membentuk citra yang dikenali oleh seluruh anggota organisasi dan pemangku
kepentingan lainnya.
4. Meningkatkan motivasi: Budaya organisasi yang kuat dan positif dapat
meningkatkan motivasi karyawan dan membantu mengurangi tingkat absensi dan
tingkat keluar. Karyawan yang merasa nyaman dan memiliki rasa kebanggaan
terhadap budaya organisasi mereka lebih cenderung bekerja lebih keras dan
memiliki keinginan yang lebih besar untuk mencapai tujuan organisasi.
5. Meningkatkan kinerja: Budaya organisasi yang kuat dan positif dapat meningkatkan
kinerja organisasi secara keseluruhan. Karyawan yang memiliki nilai-nilai dan
norma yang sama dengan organisasi mereka cenderung bekerja lebih produktif dan
saling mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam rangka mencapai tujuan-tujuan ini, manajemen kepemimpinan harus
memperhatikan dan mengembangkan budaya organisasi yang tepat untuk organisasi
mereka. Hal ini melibatkan pengenalan nilai-nilai dan norma-norma organisasi yang
diinginkan, dan memastikan bahwa seluruh anggota organisasi mempraktikkannya
dalam pekerjaan sehari-hari mereka.

11
KESIMPULAN
Organisasi adalah sebuah entitas yang terdiri dari individu atau kelompok yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terstruktur dalam bentuk hierarki.
Bentuk-bentuk organisasi dapat bervariasi, termasuk organisasi fungsional, organisasi
garis, organisasi matriks, dan sebagainya. Organisasi sistem terdiri dari dua jenis, yaitu
sistem tertutup dan terbuka. Sistem tertutup hanya mempertimbangkan pengaruh
internal, sedangkan sistem terbuka mempertimbangkan pengaruh eksternal. Organisasi
sistem dalam perspektif kepemimpinan menunjukkan bahwa organisasi dapat dianggap
sebagai sistem yang terdiri dari beberapa sub-sistem yang terhubung dan saling
memengaruhi. Teori organisasi mencakup berbagai macam teori yang berfokus pada
aspek-aspek tertentu dari organisasi, seperti teori birokrasi, teori kontingensi, teori
sistem, dan sebagainya. Manajemen kepemimpinan dalam organisasi berperan penting
dalam mengarahkan dan mengelola sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Budaya organisasi mengacu pada nilai-nilai, norma, dan keyakinan
yang membentuk cara hidup, bekerja, dan berinteraksi di dalam organisasi. Landasan
penerapan budaya organisasi melibatkan pengenalan nilai-nilai dan norma yang
diinginkan, serta memastikan seluruh anggota organisasi mempraktikkannya dalam
pekerjaan sehari-hari. Tujuan penerapan budaya organisasi termasuk membentuk
identitas organisasi yang kuat, meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, dan
meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Manfaat budaya organisasi mencakup
menjaga kestabilan, mengarahkan perilaku, membentuk identitas, meningkatkan
motivasi dan kinerja, serta meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dengan
memahami konsep-konsep dasar ini, manajemen dan anggota organisasi dapat
memperkuat organisasi mereka dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Click or tap here to enter text.
Ardana, K., Mujiati, N. W., & Ayu Sriathi, A. A. (2009). Perilaku Keorganisasian: Vol.
xii+208 (Kedua). Graha Ilmu.
Fahmi, I. (2018). PENGANTAR ILMU KEPEMIMPINAN: Vol. xii+279 (Pertama). Rajawali
Pers.
Juni Priansa, D. (2018). Manajemen Organisasi Publik: Vol. xvi+409 (Pertama). CV Pustaka
Setia.
Prabu Mangkunegara, A. (2017). Perilaku dan Budaya Organisasi: Vol. x+149 (R. Refika
Aditama, Ed.; Keempat). PT Refika Aditama.
 

13

You might also like