You are on page 1of 9

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMEN ANALITIK

Titrasi Asam Basa menggunakan Metode pH Metri

Dosen Pengampu : Joko Suryadi, S.Si., M.T.

KELOMPOK 8

Disusun oleh :

Salma Atikafaza Arvienha (221411062)

Sufi Nur Mahmudi (221411063)

Syahrani Ramawaty (221411064)

Tarisha Aulia Azzahra (221411065)

Tria Amalia Sari (221411066)

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERIBANDUNG
2023
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam melakukan suatu percobaan titrasi, praktikan harus mampu
mencampurkan dua zat atau lebih yang berbeda serta mampu menentukan
banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat
habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis. Sehingga dalam
menganalisis suatu larutan kita harus menggunakan titrasi. Titrasi merupakan
suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan
dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan
sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau
konsentrasinya, sedangkan apabila salah satu larutannya diketahui
konsentrasinya, larutan ini disebut larutan standar. Ada 4 macam reaksi yang
digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa, reaksi redoks, reaksi
pengendapan, dan reaksi pembentikan kompleks. Dalam melakukan titrasi
netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan pH.
Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya Dalam proses titrasi suatu larutan ditambahkan sedikit demi sediki
pada larutan yang volumenya telah diketahui, sampai tercapai titik ekuivalen
jumlah stoikiometri (perbandingan mol) dari kedua peraksi, yang biasanya
ditandai dengan berubahnya warna indikator disebut titik ekuivalen.

1.2. Tujuan
1. Melakukan kalibrasi dan menggunakan pH meter
2. Menentukan titik akhir titrasi
3. mampu menggunakan alat pH Meter

II. DASAR TEORI


Metode analisis kimia ada beberapa macam seperti titrimetri, spektrofotometri,
potensiometri, gravimetri. Metode titrasi adalah suatu jenis volumetri. Dalam titrasi,
analit direaksikan dengan suatu bahan lain yang diketahui/dapat diketahui jumlah mol-
nya dengan tepat. Bila bahan tersebut berupa larutan, maka konsentrasi harus diketahui
dengan teliti; larutan demikian dinamakan „larutan baku“. Dalam titrasi, konsentrasi
larutan baku harus diketahui sampai empat desimal. (Dr. Sutanto, M.Si)

Reaksi dijalankan dengan titrasi, yaitu suatu larutan ditambahkan dari buret
sedikit demi sedikit sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi ekivalen
satu sama lain. Pada saat titran yang ditambahkan telah ekivalen, maka penambahan
titran harus dihentikan; 10 pada saat demikian dinamakan „titik akhir“ titrasi. Larutan
yang ditambahkan dari buret disebut titran sedangkan larutan yang ditambah titran
disebut titrat. Dengan jalan ini, volume titran dapat diukur dengan teliti; bila juga
diketahui konsentrasi titran, maka jumlah mol titran dapat dihitung. Karena jumlah
titrat ekivalen dengan titran, maka jumlah mol titrat dapat diketahui pula, berdasarkan
persamaan reaksi dan koefisiennya. (Dr. Sutanto, M.Si)
Metoda Potensiometri adalah metoda analisis kimia yang didasarkan kepada
hubungan antara konsentrasi zat dengan potensial listrik larutan. Secara garis besar
metoda potensiometri dibagi dua yaitu metoda potensiometri langsung, dan metoda
potensiometri tidak langsung atau dikenal dengan istilah titrasi potensiometri. Pada
potensiometri langsung, harga potensial larutan langsung mencerminkan konsentrasi
zat. Misalnya, pengukuran pH larutan dengan pHmeter. Pada titrasi potensiometri,
konsentrasi zat yang dianalisis (analit) ditemukan setelah dilakukan pengolahan data
titrasi termasuk perhitungannya. Keuntungan penerapan titrasi potensiometri adalah
selain diperoleh aspek kuantitatif juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh aspek
kualitatif, dapat diterapkan untuk zat kimia yang bersifat asam atau basa sangat lemah,
tanpa harus menggunakan indikator visual seperti pada titrasi konvensional. (Dr.
Sutanto, M.Si)
Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan
bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Zat peniter (titran) yang
merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret yang telah diketahui
konsentrasinya, sedangkan zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada labu
erlenmeyer. Ditempatkan tepat dibawah buret berisi titran.
Berdasarkan kekuatan asam maupun basa Titrasi asam basa dapat dibedakan
menjadi :
1. Titrasi asam kuat-basa kuat
2. Titrasi asam kuat-basa lemah
3. Titrasi asam lemah-basa kuat
4. Titrasi asam lemah-basa lemah

(BPMPK-KEMDIKBUD, 2016)

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1 Alat utama dan Pendukung
- Gelas kimia 100 mL 4 buah
- Pipet volume 10 m L 1 buah
- Bola hisap 1 buah
- Gelas kimia 500 mL 1 buah
- Gelas kimia 50 mL 2 buah
- Spatula 1 buah
- pH meter 1 buah
- Batang pengaduk 1 buah
- Buret 50 mL 1 buah
- Botol semprot 1 buah
- Magnetic stirrer 1 buah
- Hot plate 1 buah
- Labu takar 100 mL 1 buah
- Elektroda 1 buah
- Pipet volume 5 mL 1 buah

3.2 Bahan yang digunakan


- Aquades
- NaOH 0,1 M (50 mL)
- HCL 0,1 M (10 mL)
3.3 Langkah Kerja
Pembuatan Larutan NaOH
1. Siapkan 50 mL NaOH 0,1 M di dalam gelas kimia 100 mL.
2. Siapkan statif dan pasang klem di statif.
3. Pasang buret 50 mL pada statif.
4. Masukkan 50 mL NaOH 0,1 M ke dalam buret.

Pembuatan Larutan HCl

1. Siapkan 20 mL HCl 0,1 M di dalam gelas kimia 500 mL.


2. Tambahkan aquades ke dalam gelas kimia 500 mL sampai larutan
mencapai 150 mL.

Kalibrasi elektroda kaca dan PH- meter


1. Pasang elektroda gelas kombinasi pada socket bagian samping dari pH
meter
2. Tekan tombol stand by dan nyalakan pH meter dengan menekan tombol
On/Off
3. Tekan tombol pH bila akan mengukur pH larutan atau U/mv bila akan
mengukur potensial dari larutan
4. Atur tombol slope dU/dpH pada angka 1
5. Celupkan elektroda ke dala, larutan buffer pH 7
6. Tekan tombol meas dan baca pH
7. Tekan tombol stand by dan angkat elektroda serta bilas dengan akuades
kemudian dikeringkan.
8. Celupkan elektroda pada larutan buffer pH 4 dan pH 9
9. Tekan tombol meas dan baca pH yang terukur, bila tidak menunjukan 4
atau 9 atur tombol slope dU/dpH
10. Tekan tombol stand by dan angkat elektroda serta bilas dengan aquades
lalu dikeringkan.

Titrasi Asam Basa


1. Nyalakan pH meter sesuai SOP
2. Kalibrasi alat dengan cairan pH 4, pH 7 dan pH 9
3. Siapkan magnetik stirer dan buret yang telah diisi NaOH
4. Usahakan magnetic stirrer, pH meter dan buret saling berdekatan
5. Masukan stirrer ke dalam gelas kimia 500 mL yang telah diisi HCL dan
aquades
6. Letakan gelas kimia tersebut pada magnetik stirrer.
7. Nyalakan magnetic stirrer 8. Celupkan elektroda ke dalam larutan
(jangan sampai mengenai stirrer bar).
8. Pastikan pH meter tidak berada dalam kondisi stand by
9. Catat pH larutan setiap dititrasi NaOH sebanyak 0,5 mL.
IV. KESELAMATAN KERJA
- Gunakan alat pH meter sesuai dengan prosedur kerja
- Pastikan putaran temperatur pada hot plate mati, karena hanya
menggunakan stirrer saja

V. DATA PENGAMATAN

Volume pH Volume pH Volume pH


NaOH NaOH NaOH

0 1.68 10.5 1.99 21 2.48

0.5 1.69 11 2.01 21.5 2.52

1 1.71 11.5 2.03 22 2.56

1.5 1.72 12 2.04 22.5 2.62

2 1.73 12.5 2.06 23 2.67

2.5 1.75 13 2.08 23.5 2.73

3 1.76 13.5 2.1 24 2.81

3.5 1.77 14 2.12 24.5 2.87

4 1.79 14.5 2.14 25 2.98

4.5 1.8 15 2.16 25.5 3.13

5 1.82 15.5 2.18 26 3.31

5.5 1.83 16 2.21 26.5 3.58

6 1.85 16.5 2.22 27 5.21

6.5 1.87 17 2.24 27.5 9.45

7 1.88 17.5 2.27 28 10.03


7.5 1.9 18 2.3 28.5 10.34

8 1.91 18.5 2.32 29 10.54

8.5 1.93 19 2.35 29.5 10.69

9 1.94 19.5 2.38 30 10.79

9.5 1.96 20 2.41

10 1.97 20.5 2.45

VI. PENGOLAHAN DATA


4.1 Tabel Data Pengamatan
4.2 Kurva Titrasi Asam Basa

4.2.1 Kurva Titrasi Asam Basa

4.2.2 Kurva Titrasi Turunan Pertama


4.2.3. Kurva Titrasi Turunan Kedua

Dari kurva tersebut akan di dapatkan persamaan garis y = = -50,16x + 1339,7


Maka volume NaOH dapat ditentukan dengan mencari nilai x ketika nilai y = 0
y = -50,16x + 1339,7
-1339,7 = -0,2267x
X = 26,7085 mL

Konsentrasi HCL dapat ditentukan dengan rumus


V NaOH . N NaOH = V HCl . N HCl
26,7085 mL . 0,0143N = 10 mL . N HCl
N HCl = 0,0382 N
VII. PEMBAHASAN

Titrasi asam basa merupakan penetapan konsentrasi senyawa yang


bersifat asam dengan larutan standar yang bersifat basa begitupun sebaliknya
dengan penetesan larutan standar melalui buret ke dalam larutan yang ingin
diketahui konsentrasinya pada Erlenmeyer hingga mencapai titik ekuivalen
(Budi et al., 2020).
Pada praktikum kali ini dilakukan titrasi asam basa antara HCl dengan
basa NaOH. praktikum ini bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasi
tersebut dan konsentrasi sesungguhnya dari analit. hal yang pertama dilakukan
adalah menyiapkan larutan standar NaOH 0.1 N dan dimasukan ke buret.
setelah itu HCl diambil 10 mL yg akan di analisis konsentrasinya. lalu HCl di
titrasi dengan NaOH sampai pH HCl menjadi basa karena campuran NaOH dan
setiap 0.5 mL NaOH yang di teteskan diukur pH nya dengan alat pH meter. pH
HCL berubah sedikit demi sedikit dengan rentang pH 0.02-0.03 namun pada
saat mendekati akhir titrasi pH dari analit tersebut memiliki perubahan yang
drastis dengan pH < 1. setelah itu data yang didapatkan dibuat kurva titrasi asam
basa lalu dibuat kurva turunan ke-1 dan turunan ke-2 dari kurva titrasi asam
basa. hal ini bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasi sebesar 26.7085 mL
dengan konsentrasi NaOH 0.0143. Dari titik akhir titrasi tersebut kita dapat
menentukan konsentrasi HCL sesungguhnya sebesar 0.0382 N. HCl tersebut
tidak memiliki konsentrasi 0.1 N karena sebelum dilakukan titrasi HCl tersebut
sudah diencerkan terlebih dahulu.

VIII. KESIMPULAN

1. Titik akhir titrasi berada pada volume 26,7085 mL


2. Konsentrasi HCl setelah dititrasi NaOH sebesar 0,0382 N

IX. DAFTAR PUSTAKA


Alya,E.2021 “Titrasi Asam Basa”.Serang dikases pada 1 April 2023
pada pukul 15.20
Palebangan.J.,2019 “pH meter dan titrasi dengan pH meter” diakses
pada 1 April 2023 pada pukul 15.29
Septi.N.,2015 “Praktikum Kimia Titrasi Asam Basa” diakses pada 1
April pada pukul 16.00
Hyprowira. (2020). “Apa Itu Titrasi Potensiometri dan Fungsinya”
diakses pada 1 April 2023 pada pukul 16.14

You might also like