You are on page 1of 14

Media Riset Bisnis & Manajemen ISSN: 2442 - 9716 (online)

Vol. 22 No. 1 April 2022 : 35 - 48 ISSN: 1411 - 884X (print)


Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mrbm.v21i1.12949

PENGUNGKAPAN ENVIRONMENTAL, SOCIAL, & GOVERNANCE (ESG)


TERHADAP PROFITABILITAS SERTA NILAI PERUSAHAAN DALAM INDEKS
SRI-KEHATI 2015 – 2020

Johan 1 , Gladys Kerenhapukh Toti 2


1,2 FakultasBisnis President University, Indonesia
Email: Totigladys@gmail.com

Abstract
Purpose - The aim of this research is to examine the impact of environmental, social, and governance (ESG) disclosure
on company profitability and value in the SRI-KEHATI index from 2015 to 2020.
Design/methodology/approach - The methodology used is a quantitative technique based on secondary data.
Statistical software was used to do the data analysis. The study data is derived from the Thomson Reuters ESG Database
and the financial reports of seven Indonesia Stock Exchange nonfinancial firms chosen with purposive sampling method.
The research includes three independent factors (environmental score, social score, and governance score), as well as
control variables (leverage) and dependent variables (profitability with return on equity as a proxy and company value
with Tobin’s Q as a proxy).
Findings - This research concludes that company with good corporate governance had a beneficial effect on both
dependent variables in this research. Meanwhile, the environmental score has a negative impact on return on equity and
company value. In addition, the social score has a negative impact on company value and gives no effect on return on
equity. Stakeholders may utilize the implications of this finding to assess the company's performance.
Originality/Value - The outcome of this research can be used to present a successful model for non-financial companies
in Indonesia listed in the SRI-KEHATI Index to implement the role of ESG disclosure in performance.

Abstrak
Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penggunaan lingkungan , sosial , dan tata kelola (ESG)
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan dalam indeks SRI-KEHATI dari tahun 2015 hingga 2020.
Desain/ metodologi / pendekatan - Metodologi yang digunakan adalah teknik kuantitatif berdasarkan data
sekunder . Perangkat lunak statistik digunakan untuk melakukan analisis data. Data penelitian berasal dari Thomson
Reuters ESG Database dan laporan keuangan tujuh perusahaan non keuangan Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan
metode purposive sampling. penelitian ini mencakup tiga faktor mandiri ( skor lingkungan , skor sosial , dan skor tata
kelola ), serta variabel kontrol (leverage) dan variabel tergantung ( profitabilitas dengan pengembalian ekuitas sebagai
proksi dan nilai perusahaan dengan Tobin's Q sebagai proksi ).
Temuan - Penelitian ini menyimpulkan bahwa perusahaan dengan tata kelola perusahaan yang baik memiliki
pengaruh yang menguntungkan pada kedua variabel tergantung dalam mencari ini . Sedangkan skor lingkungan
penting negatif terhadap return on equity dan nilai perusahaan . Selain itu , skor sosial penting negatif terhadap nilai
perusahaan dan tidak penting terhadap return on equity. Pemangku kepentingan dapat manfaatkan respons dari
temuan ini untuk menilai kinerja perusahaan .
Orisinalitas /Nilai - Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menyajikan model yang berhasil bagi perusahaan non
keuangan di indonesia yang terdaftar dalam Indeks SRI-KEHATI untuk menerapkan peran kegunaan LST dalam
kinerja .

Kata kunci : ESG; nilai perusahaan; profitabilitas.

Submission date: 31-01-2022 Accepted date: 25-04-22


*Fakultas Ekonomi & Bisnis President University

35
36 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

PENDAHULUAN
Baru-baru ini, masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya relevansi lingkungan dan
kesejahteraan sosial, serta peran yang dimainkan bisnis dalam operasi mereka. Pemanasan global dan
krisis pandemi juga menjadi dorongan bagi perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar.
Sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, perusahaan-perusahaan Indonesia juga perlu mencapai
target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 12.6 dengan mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dan
memasukkan laporan keberlanjutan kepada publik pada tahun 2030. Untuk mendorong target tersebut,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meluncurkan Inisiatif Bursa Efek Berkelanjutan untuk mendukung
perusahaan yang terdaftar untuk mengungkapkan informasi nonkeuangan mereka, termasuk data
Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam laporan berkelanjutan (SSE Initiative, 2018). Diharapkan
dengan memasukkan praktik perusahaan dan laporan keuangan yang berkelanjutan, upaya untuk
meningkatkan dampak ekonomi perusahaan akan konsisten dengan nilai-nilai sosial dan lingkungan.
Pelaporan keberlanjutan berfungsi mirip dengan model pengungkapan baru yang berfokus pada
penggalian nilai potensial yang berlaku untuk kebijakan perusahaan (Buallay, 2019) . Di Indonesia
sendiri, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mendukung pengungkapan LST melalui POJK No. 51 Tahun
2017 yang menerapkan peraturan bagi Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik untuk
membuat pelaporan yang berkelanjutan.
Selain itu, Almeyda dan Darmansyah (2019) melaporkan bahwa istilah ESG diciptakan untuk
memfasilitasi penggabungan faktor-faktor LST ke dalam pasar modal. Selain itu, Inisiatif Keuangan
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa membangun hubungan antara masalah LST dan
penilaian keuangan. Selain itu, investor menjadi semakin peduli dengan transparansi LST. Itu karena data
LST yang efektif, kredibel, dapat dipercaya, dan relevan sangat penting untuk keputusan investasi mereka.
Harapan investor ini mendorong perusahaan untuk mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk
menghasilkan laporan LST guna memenuhi kebutuhan investor (Wong, 2017) . Global Reporting Initiative
(GRI) Index telah digunakan untuk benchmark penilaian tanggung jawab sosial perusahaan sejak lama
oleh sejumlah perusahaan besar. Pedoman tersebut telah menstandarisasi kerangka pelaporan
keberlanjutan secara umum untuk membantu perusahaan dalam mengomunikasikan konsekuensi
ekonomi, lingkungan, dan sosial mereka. Untuk menganalisis laporan keberlanjutan perusahaan,
Thomson Reuters telah meluncurkan metrik ESG berdasarkan konsep GRI (Thomson Reuters, 2017) .
Penilaian Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dikembangkan oleh Thomson Reuters setelah
mengevaluasi laporan keberlanjutan dari perusahaan. Menggunakan data yang dilaporkan perusahaan,
organisasi statistik ini dirancang untuk secara objektif dan transparan memeriksa kerabat perusahaan.
Efisiensi kinerja keberlanjutan, keterlibatan, dan kegunaan di berbagai metrik LST, termasuk polusi,
pengembangan produk baru lingkungan, hak individu, dan nilai pemegang saham, antara lain. Selain itu,
Melinda dan Wardhani (2020) menyatakan bahwa meskipun indeks ESG didasarkan pada nilai-nilai GRI,
namun tidak identik dengan GRI. GRI menetapkan persyaratan pelaporan berdasarkan perspektif
perusahaan saat merencanakan CSR. Sedangkan indeks ESG dibangun dari perspektif investor dengan
menggunakan KPI (Key Performance Indicators).
Di Bursa Efek Indonesia, Indeks Saham SRI-KEHATI merupakan salah satu indeks yang termasuk
korporasi yang memenuhi kriteria prinsip Sustainable Responsible Investment serta faktor lingkungan,
sosial, dan tata kelola. Indeks tersebut telah memantapkan dirinya sebagai satu-satunya panduan di pasar
modal Indonesia untuk prinsip-prinsip investasi yang memprioritaskan isu-isu LST. Untuk aspek finansial,
ada beberapa persyaratan yang harus dipilih dalam indeks, seperti kapitalisasi pasar dan total aset
minimal 1 triliun rupiah, rasio free float di atas 10%, dan rasio harga-pendapatan harus positif (Yayasan
Kehati, 2020). ) . Banyak investor menyukai perusahaan yang ditampilkan dalam Indeks Investasi
Berkelanjutan dan Bertanggung Jawab The Kehati Foundation karena kinerjanya baik. Sejak akhir tahun
2014, indeks SRI-KEHATI rata-rata memiliki return tahunan sebesar 11,72 persen, dan diperkirakan akan
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 37

terus berlanjut hingga tahun 2020. Sebaliknya, indeks lainnya berada di bawahnya. Investasi ESG
memasuki pandemi dengan sepenuh hati, tetapi pertumbuhannya yang luar biasa selama tahun 2020
menghilangkan keraguan yang tersisa. Studi sebelumnya juga melaporkan bahwa perusahaan dengan
dimensi sosial ESG yang didukung akan lebih cepat pulih dari krisis (Moran, 2021) . Perusahaan dengan
praktik ESG yang baik dan praktik keberlanjutan yang solid menghasilkan kinerja operasional yang lebih
baik dan berpengaruh positif terhadap kinerja saham (Clark et al., 2015) . Selain itu, perusahaan
disarankan untuk menerapkan praktik ESG karena dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan yang pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan (Cakranegara & Sidjabat, 2021) .
Selanjutnya, kinerja perusahaan sangat penting bagi pemangku kepentingan (Triyani et al., 2020) .
Indikator keuangan seperti rasio profitabilitas dan penilaian pasar dapat menilai kinerja suatu
perusahaan. Penilaian kinerja keuangan sangat penting untuk menentukan keberhasilan perusahaan,
terlepas dari apakah itu memenuhi tujuan yang diinginkan.
Baik keuangan maupun non-keuangan, pengungkapan perusahaan tidak diragukan lagi sekarang
menjadi indikator penting dalam mengukur dan menganalisis hasil perusahaan, terlepas dari apakah
pengungkapan tersebut mempengaruhi kinerja keuangan. Kredibilitas perusahaan akan ditingkatkan
dengan melaporkan komitmen lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan. Pertumbuhan pendapatan
pada dasarnya tergantung pada peningkatan citra perusahaan dan kepercayaan pelanggan, yang
mempengaruhi perolehan loyalitas kepada perusahaan (Safriani & Utomo, 2020) . Para sarjana dan
praktisi cenderung memberi nilai tinggi pada pengungkapan LST perusahaan. Perusahaan tertarik
dengan profil keberlanjutan perusahaan dan ingin tahu bagaimana perusahaan berinvestasi dan
menjalankan bisnis, oleh karena itu perusahaan harus memiliki pandangan nilai yang lebih berkelanjutan
dan jangka panjang.
Pemangku kepentingan menghargai faktor-faktor sosial seperti hak asasi manusia, kesetaraan,
keragaman tempat kerja, dan kontribusi kepada masyarakat. Struktur modal, komposisi dewan, hak
pemegang saham, dan standar transparansi juga merupakan faktor penting dari tata kelola perusahaan.
Investor dapat memiliki ekspektasi untuk barang yang memperhitungkan dan secara akurat
menggambarkan ikatan investasi. Namun, perspektif pemangku kepentingan terhadap kondisi LST pada
perusahaan di Indonesia mungkin berbeda dibandingkan dengan negara lain yang telah berhasil
menerapkan praktik tersebut. Padahal, ada beberapa regulasi yang mewajibkan perusahaan di Indonesia
untuk membuat laporan lingkungan dan sosial, belum diketahui detail bagaimana ketentuan itu
diterapkan (Johan, 2021) . Situasi ini membuat banyak pemangku kepentingan perusahaan kesulitan
dalam menentukan kewajiban LST mereka. Selain itu, undang-undang penciptaan lapangan kerja baru
atau RUU Omnibus di Indonesia telah melemahkan penilaian keberlanjutan yang mencegah organisasi
melakukan kepatuhan sosial dan lingkungan dengan standar internasional. Kondisi ini membuat
pengamatan lebih lanjut tentang dampak nyata LST terhadap perusahaan-perusahaan Indonesia mungkin
menarik.
Berbagai studi empiris telah meneliti penerapan pelaporan keberlanjutan atau pengungkapan LST
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan secara umum berkorelasi. Beberapa penelitian membuktikan
bahwa skor Environment yang baik dapat memunculkan kinerja ROE sebagai indikator profitabilitas
(Buallay, 2019; López-Toro et al., 2021; Shakil et al., 2019) . Namun, penelitian lain juga mengungkapkan
bahwa faktor lingkungan individu tidak memberikan pengaruh positif terhadap ROE (Alareeni & Hamdan,
2020; Atan et al., 2018; Lee et al., 2018) . Selanjutnya, untuk nilai perusahaan, penelitian sebelumnya
menemukan bahwa lingkungan dan Tobin's Q memiliki korelasi positif ( Buallay , 2018; Li et al., 2018;
Alareeni & Hamdan, 2020; Lopez-Toro et al., 2021). Di sisi lain, menurut Balasubramanian (2019) juga
terdapat hubungan negatif antara lingkungan dan nilai perusahaan.
Selain itu, akuntabilitas sosial juga memiliki pengaruh positif dan penting yang kuat terhadap ROE
(Bodhanwala & Bodhanwala, 2018; Buallay, 2019; Safriani & Utomo, 2020; Triyani et al., 2020) dan
38 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

Tobin's Q (Li et al., 2018; Alareeni. & Hamdan, 2020). Namun demikian, penelitian sebelumnya juga
melaporkan bahwa skor sosial juga berhubungan negatif dengan ROE ( Buallay 2019 dan Alareeni &
Hamdan, 2020) dan Tobin's Q (Balasubramanian, 2019; Buallay , 2019). Selain itu, terdapat juga pro dan
kontra dari penelitian corporate governance terhadap ROE dan Tobin's Q. Beberapa penelitian
sebelumnya mengungkapkan bahwa faktor governance berpengaruh positif signifikan terhadap ROE (Han
et al., 2016; López-Toro et al., 2021) dan Tobin's Q (Alareeni & Hamdan, 2020; Buallay, 2019; Li et al.,
2018; López-Toro et al., 2021) . Selain itu, transparansi tata kelola berpengaruh negatif terhadap ROE
(Alareeni & Hamdan, 2020; Buallay, 2019) dan Tobin's Q (Lee et al., 2018; Balasubramanian, 2019) .
Oleh karena itu, perlu dipahami lebih baik bagaimana variabel skor ESG mempengaruhi kinerja
perusahaan untuk mendapatkan hasil empiris yang berbeda di tengah temuan penelitian sebelumnya.
Dengan adanya inkonsistensi dan perbedaan hasil pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengungkapan ESG terhadap perusahaan-
perusahaan dalam Indeks SRI-KEHATI yang diproksikan dengan return on equity dan Tobin’s Q. Selain itu,
penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dari pelajaran sebelumnya. Pertama, penelitian ini akan
menggunakan sampel perusahaan yang masuk dalam Indeks SRI-KEHATI dengan periode observasi
tahun 2015-2020. Kedua, penelitian ini akan menggunakan variabel dependen yang berbeda dari Husada
dan Handayani (2021) dengan hanya menggunakan Tobin’s Q sebagai variabel independen dan
menambahkan return on equity sebagai variabel independen kedua.

TINJAUAN LITERATUR
Lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) mengacu pada data non-keuangan yang sering digunakan
dalam mengevaluasi tanggung jawab sosial perusahaan (Buniamin et al., 2015) . Evaluasi LST dinilai
melalui skor. Pengungkapan ESG menjelaskan tentang strategi untuk meningkatkan akuntabilitas tentang
keberhasilan perusahaan dan untuk berkomunikasi dengan pemangku kepentingan seperti pemegang
saham atau investor, staf, klien, dan masyarakat (Weber, 2014).
Skor lingkungan berasal dari tinjauan informasi yang dapat diakses publik tentang perusahaan,
seperti laporan tahunan, laporan keberlanjutan, dan sumber internet (Clarkson et al., 2008). Ada tiga
metrik penilaian lingkungan utama, seperti skor penggunaan sumber daya, skor emisi, dan skor inovasi
(Thomson Reuters, 2017).
Skor sosial menilai perilaku pelanggan dan bagaimana mereka menanggapi produk, serta masalah
sosial lainnya seperti kontribusi amal, etika perusahaan, dan upaya mereka untuk melindungi hak asasi
manusia (Dorfleitner et al., 2013) . Perhitungan faktor sosial juga tergantung pada perusahaan di divisi
ekonomi evaluasi. Ada empat kriteria penilaian utama dalam aspek sosial, seperti skor tenaga kerja, skor
hak asasi manusia, skor komunitas, dan skor tanggung jawab produk (Thomson Reuters, 2017).
Aturan pedoman, praktik, dan proses yang memandu dan mengatur perusahaan dikenal sebagai
tata kelola perusahaan. Elemen ini mencakup seluruh kerangka kerja untuk mengelola dan mengawasi
perusahaan. Tata kelola perusahaan dan fungsi-fungsi yang terkait dengannya berdampak langsung pada
kemajuan organisasi, mendorong investor dan membantu optimalisasi aset perusahaan, memperkuat
fondasi bisnis, dan mencapai peningkatan kinerja perusahaan yang diharapkan. Dengan kata lain, tata
kelola perusahaan yang efektif dijamin terhadap masalah keuangan masa depan yang mendorong
perkembangan luar biasa, dan sangat penting untuk pertumbuhan kesuksesan bisnis. Dampak
keseluruhan tata kelola perusahaan terhadap kesejahteraan bisnis saat ini sedang dievaluasi ( Ehikioya ,
2009). Ada tiga persyaratan evaluasi untuk elemen tata kelola, seperti skor manajemen, skor pemegang
saham, dan strategi CSR (Thomson Reuters, 2017).
Profitabilitas mengacu pada kemampuan bisnis untuk mendapatkan keuntungan selama periode
waktu tertentu. Profitabilitas diukur dengan menggunakan berbagai pengukuran keuangan. Rasio
profitabilitas dapat menilai kinerja dan kesehatan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Munawir
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 39

(2010) dalam Wijaya (2019) , evaluasi kinerja keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan rasio
keuangan dengan rasio standar dan membandingkan rasio keuangan tahun yang dinilai dengan rasio
keuangan tahun-tahun sebelumnya. Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kinerja
manajemen dalam memberikan imbal hasil dari dana investasi pemegang saham. Rasio profitabilitas ini
dihitung sebagai laba bersih terhadap total ekuitas
Nilai perusahaan merupakan prestasi perusahaan yang diukur dengan harga saham, yang
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran pasar keuangan dan merupakan penilaian publik terhadap
kinerja perusahaan (Harmono, 2009) . Rumus Q Tobin menentukan nilai perusahaan. Rasio ini
mengevaluasi dan mengidentifikasi peluang investasi bisnis milik negara atau potensi pertumbuhan (Lang
et al., 1989) . Rasio ini mencerminkan perhitungan pasar keuangan terbaru dari pengembalian investasi
tambahan. Menurut Brainard dan Tobin (1968) rasio ini adalah nilai pasar bisnis terhadap biaya
penggantiannya, atau nilai pasar saat ini terhadap nilai buku asetnya.
Leverage keuangan mengacu pada bagaimana perusahaan memanfaatkan dana pinjaman untuk
menghasilkan pengembalian pemegang saham yang diharapkan Brealey et al., (2020) Leverage dapat
memiliki hubungan dengan return on equity sebagai ukuran profitabilitas dan Tobin's Q sebagai ukuran
nilai perusahaan. Menurut Lanis dan Richardson (2013) dalam Atan et al., (2018) , leverage keuangan
terkait dengan pengungkapan lingkungan, sosial, dan tata kelola karena ketika perusahaan memiliki
leverage yang tinggi, perusahaan akan menambahkan lebih banyak informasi lingkungan, sosial, dan tata
kelola. dalam menanggapi peningkatan pengawasan dari lembaga keuangan. Konsisten dengan Penman
(2013) , leverage keuangan dinilai dari utang dibagi ekuitas.
Oleh karena itu, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga variabel independen, yaitu
Environment Score sebagai variabel ES, Social Score sebagai variabel SS, dan Governance Score sebagai
variabel GS, dan satu variabel kontrol yaitu debt-to-equity. rasio sebagai DER. Selanjutnya dua variabel
dependen yang digunakan adalah Tobin's Q sebagai TQ dan return on equity sebagai ROE.

Gambar 1
Kerangka Teoritis
40 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

METODOLOGI PENELITIAN
Populasi penelitian ini termasuk perusahaan-perusahaan dalam Indeks SRI-KEHATI dari tahun
2015 hingga 2020 yang mengungkapkan data ESG di Thomson Reuters ESG 4 Database. Dari 39
perusahaan yang masuk dalam Indeks SRI-KEHATI sebanyak 7 perusahaan dipilih sebagai sampel
penelitian dengan metode purposive sampling. Beberapa kriteria juga digunakan untuk memilih sampel,
antara lain 1) Perusahaan non keuangan yang secara konsisten tercatat dalam Indeks SRI-KEHATI dari
tahun 2015 sampai dengan 2020. 2) Perusahaan non keuangan yang memiliki laporan keuangan lengkap
yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia pada periode 2015 hingga 2020. 3) Perusahaan
nonkeuangan yang memiliki penilaian skor ESG di Database ESG Thomson Reuters Asset 4 periode 2015
hingga 2020. Oleh karena itu, 42 observasi dianalisis dalam penelitian ini.
Metode data sekunder digunakan dalam penelitian ini untuk metode pengumpulan data, yang
meliputi jurnal ilmiah, makalah, dan publikasi lain yang terkait dengan penelitian. Ada beberapa langkah
dalam pendekatan pengumpulan data yang dirancang peneliti, antara lain: 1) Menilai data LST yang
berasal dari Thomson Reuters ESG Database. Basis data ini juga digunakan oleh penelitian sebelumnya
sebagai proksi untuk pengungkapan lingkungan, sosial, dan tata kelola (Shakil et al., 2019; Velte, 2017).
2) Mengkaji laporan keuangan tahunan terkini periode 2015 – 2020 dari Bursa Efek Indonesia dan
website resmi perusahaan. 3) Mengidentifikasi data tujuh perusahaan yang memenuhi persyaratan data.
Data dianalisis dengan model regresi panel. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk meringkas dan
menyajikan data. Untuk menguji hipotesis, penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk mengukur
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sekaran & Bougie, 2016) . Eviews 10
digunakan sebagai perangkat lunak statistik Tiga variabel dependen digunakan dalam penelitian ini,
seperti Skor Lingkungan, Skor Sosial, dan Skor Tata Kelola. Untuk variabel bebas, penelitian ini
menggunakan Return on Equity dan Tobin's Q. Financial leverage juga digunakan sebagai variabel kontrol
dalam penelitian ini. Persamaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

Persamaan 1
Persamaan Regresi Berganda

ROE = ES + SS + GS + DER + e
TQ = ES + SS + GS + DER + e
Keterangan:
TQ = Tobin's Q
ROE = Pengembalian Ekuitas
= Konstanta
1 ,... , i = Koefisien Regresi
ES = Skor Lingkungan
SS = Skor Sosial
GS = Skor Tata Kelola
e = Kesalahan
Uji statistik t mengukur seberapa besar pengaruh satu variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen secara individual. Pendekatan tersebut membandingkan setiap koefisien hasil yang
dihasilkan dari nilai t variabel bebas dengan nilai tabel dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.
Pengujian ini menunjukkan hasil yang signifikan jika probabilitas t-statistik < tingkat signifikan maka
hipotesis nol ditolak. Uji statistik F menggambarkan apakah semua variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen dalam model regresi yang diamati atau yang diestimasi. Hipotesis
nol (H0) diterima jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 dan sebaliknya (Singgih, 2014) . Koefisien
determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel independen secara simultan dapat
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 41

menjelaskan variabel dependen. Jika nilai Adjusted R² kecil berarti kemampuan variabel dependen untuk
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas, sedangkan jika nilai Adjusted R² besar, maka semakin
besar kecenderungan variabel independen untuk menjustifikasi variabel dependen (Ghozali & Ratmono,
2020). ) .

HASIL DAN DISKUSI


Tabel 1 Statistik Deskriptif
Variables Mean Median Maximum Minimum Std. Dev
ROE 0.126580 0.13507 0.20688 0.0114 0.045696
TQ 1.856230 1.451725 4.9683 1.08482 1.073162
ES 0.131179 0.12503 0.2643 0.05144 0.057673
SS 0.204608 0.20163 0.37311 0.1062 0.063879
GS 0.126183 0.12759 0.25104 0.02769 0.065242
DER 0.674460 0.428545 3.44274 0.02377 0.776551

Statistik deskriptif disajikan 42 perusahaan tahun pengamatan. Berdasarkan Tabel 1 , rata-rata


(mean) ROE tahun 2015-2020 adalah 12,7% dengan standar deviasi 4,6%. Nilai rata-rata melebihi
standar deviasi yang berarti bahwa data ROE adalah homogen dan merata. Nilai ROE tertinggi atau
maksimum adalah 20,7%. Nilai ROE terendah atau minimal adalah 1,1% namun angka tersebut
masih positif yang artinya baik. Sama halnya dengan ROE, nilai rata-rata (mean) TQ lebih tinggi dari
standar deviasi.
Rata- rata (mean) Tobin's Q tahun 2015-2020 adalah 1,856 dengan standar deviasi 1,073
pada Tabel 1 . Nilai tertinggi atau maksimum sebesar 4,968 yang menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki nilai perusahaan yang lebih besar daripada nilai aset. Ini menunjukkan bahwa pasar
menghargai perusahaan. Nilai TQ terendah atau minimum adalah 1,085 . Data ES , SS, dan GS juga
homogen karena nilai meannya melebihi standar deviasi.
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata -rata atau mean E SG tertinggi pada tahun 2015-2020
adalah SS dengan 20,5 % yang berarti rata-rata perusahaan di Indonesia telah memberikan
kontribusi praktik yang berkelanjutan secara sosial yang baik . Nilai ESG tertinggi atau maksimum
adalah SS dengan 37,3 %. ESG terendah atau minimum nilainya adalah GS dengan 2,8 % yang masih
positif.
Selain itu, rata-rata (mean) DER tahun 2015-2020 adalah 0,674 dengan standar deviasi 0,776
yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) DER lebih tinggi dari standar deviasi. Oleh karena
itu, data bersifat heterogen yang tidak merata dan memiliki sebaran data yang tinggi. Nilai tertinggi
atau maksimum adalah 3,443 . DER tertinggi terjadi pada tahun 2016 yang menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dari nilai ekuitas. Nilai DER terendah atau minimum
adalah 0,024 .
Analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
(ES, SS, GS, dan DER) terhadap variabel dependen (ROE dan TQ) pada perusahaan nonkeuangan yang
terdaftar dalam Indeks SRI-KEHATI 2015-2020 yang disajikan dalam dua model. Pada Model 1,
variabel dependen yang peneliti gunakan adalah ROE sebagai proksi profitabilitas. Selanjutnya Model
2 menggunakan Tobin's Q sebagai proksi nilai perusahaan. Hasil analisis regresi berganda Model 1
dan Model 2 disajikan pada Tabel 2 dengan menggunakan model random effect.
42 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Berganda Model 1


Model 1 (ROE)
Variabel Koefisien Std. Kesalahan t-Statistik Masalah.
C 0.105258 0,028556 3.68605 0,000700
ES -0,346942 0,090929 -3.815532 0,000500
SS 0.180255 0,098524 1.829556 0,075400
GS 0.384357 0.136625 2.813219 0,007800
DER -0,0275 0,007271 -3.782103 0,000600
uji-F 7.334705
Prob (Uji-F) 0,000187
Adj. R2 _ 0.381961
Model 2 (Tobin's Q)
Variabel Koefisien Std. Kesalahan t-Statistik Masalah.
C 2.189245 0,318892 6.865154 0,0000
ES -0.028255 0,010816 -2.612429 0,0129
SS -0,036063 0,012286 -2.935352 0,0057
GS 0,066901 0,019383 3.451486 0,0014
DER -0,101815 0.245216 -0.415204 0,6804
uji-F 5.396315
Prob (Uji-F) 0.001587
Adj. R2 _ 0,300165
Sumber: Lanjutkan data oleh Eviews 10

Hasil hipotesis pertama menunjukkan bahwa skor lingkungan berpengaruh secara parsial
signifikan terhadap return on equity perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI.
Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas skor lingkungan adalah 0,0005 dan
a1 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar -0,346942, skor lingkungan berpengaruh signifikan
negatif terhadap return on equity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi kinerja
lingkungan akan menurunkan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang
merugikan dengan Buallay (2019), Shakil et al. (2019), dan Lopez-Toro et al. (2021) yang
menunjukkan hubungan positif terhadap return on equity. Menurut Shakil dkk. (2019), faktor karena
perusahaan terkadang terlalu banyak berinvestasi dalam pengungkapan lingkungan untuk
memenuhi tujuan pribadi mereka sendiri, seperti menyembunyikan berita negatif atau kontroversi,
yang mungkin tidak menghasilkan peningkatan laba atas ekuitas. Overinvest dalam tindakan
lingkungan mengakibatkan pengeluaran yang lebih tinggi yang membebani kinerja keuangan
perusahaan ( Alareeni & Hamdan, 2020). Kemudian, hasil ini sejalan dengan Atan et al. (2018),
Alareeni dan Hamdan (2020), dan Lee et al. (2018) yang melaporkan bahwa akuntabilitas lingkungan
berdampak buruk pada return on equity.
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa skor sosial tidak berpengaruh secara
parsial terhadap return on equity perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI.
Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas skor sosial adalah 0,0754 dan 2
diterima. Dengan koefisien regresi 0,180255, skor sosial berpengaruh positif signifikan terhadap
return on equity. Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan Shakil (2019) dan Lopez-Toro et al.
(2021) yang melaporkan hubungan signifikan positif antara skor sosial dan return on equity dimana
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 43

pengungkapan sosial berdampak pada peningkatan profitabilitas. Selain itu, penelitian yang
dilakukan oleh Buallay (2019) dan Alareeni & Hamdan (2021) juga memberikan hasil yang berbeda
yang menunjukkan bahwa akuntabilitas sosial berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas
yang diukur dengan return on equity. Menurut Hidayah dkk. (2020), hasil ini menyiratkan bahwa
praktik sosial akan berdampak pada profitabilitas tidak dalam jangka pendek tetapi dalam jangka
panjang. Itu sebabnya efek kinerja sosial belum terwujud dalam jangka pendek Hasil ini juga sejalan
dengan hasil dari Lee et al. (2018) yang juga menunjukkan bahwa skor sosial tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas.
Hasil hipotesis ketiga menunjukkan bahwa skor corporate governance memiliki pengaruh
parsial yang signifikan terhadap return on equity perusahaan non keuangan yang terdaftar pada
indeks SRI-KEHATI. Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas skor
lingkungan adalah 0,0078 dan 3 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar 0,384357, governance
score berpengaruh positif signifikan terhadap return on equity. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi kinerja corporate governance maka semakin tinggi profitabilitas.
Hasil positif tata kelola perusahaan ini konsisten dengan studi literatur sebelumnya yang
menemukan dampak yang bermanfaat dari transparansi tata kelola perusahaan terhadap
pengembalian ekuitas (Han et al., 2016; Lopez-Toro et al., 2021). Hal ini menyiratkan bahwa tata
kelola perusahaan yang baik mengoptimalkan operasi perusahaan yang efektif untuk menghasilkan
lebih banyak keuntungan. Praktik tata kelola perusahaan yang kuat bermanfaat untuk meningkatkan
kinerja keuangan untuk keuntungan terbesar para pemangku kepentingan, meminimalkan biaya
manajemen yang tidak perlu, dan membantu bisnis untuk bertahan dalam jangka panjang (Fama &
Jensen, 1983). Oleh karena itu, hasil ini tidak berdampak buruk pada profitabilitas perusahaan, yang
berarti penelitian ini berbeda dengan Buallay (2019) dan Alareeni & Hamdan (2020).
Hasil hipotesis keempat menunjukkan bahwa debt-to-equity ratio sebagai variabel kontrol
memiliki pengaruh parsial yang signifikan terhadap return on equity perusahaan non keuangan yang
terdaftar di indeks SRI-KEHATI. Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas
debt-to-equity ratio adalah 0,0006 dan 4 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar -0,02750, debt-
to-equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap return on equity. Konsisten dengan penelitian
dari Buallay (2019), hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan rasio utang terhadap ekuitas akan
menurunkan profitabilitas. Hal ini berimplikasi bahwa terjadi peningkatan beban bunga karena
utang yang lebih tinggi mengakibatkan keuntungan yang lebih rendah (Hidayah et al., 2019). Hasil
ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang membentuk hubungan yang menguntungkan
antara leverage dan return on equity ( Alareeni & Hamdani, 2020; Atan et al., 2018).
Pengaruh Skor Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan
Hasil hipotesis kelima menunjukkan bahwa skor lingkungan tidak berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap Tobin's Q perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di indeks SRI-KEHATI.
Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas skor lingkungan adalah 0,0129 dan
a5 diterima. Dengan koefisien regresi -0.028255, hasil ini menunjukkan bahwa skor lingkungan
memiliki pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Tobin's Q. Temuan ini tidak sejalan dengan
penelitian yang menghasilkan hasil positif dari Buallay (2018), Li et al. (2018), Alareeni & Hamdan
(2020), dan Lopez-Toro dkk. (2021). Hasil negatif serupa dengan hasil Balasubramanian (2019 ) .
Hasil signifikan negatif terjadi karena pengaruh tindakan keberlanjutan terhadap kinerja keuangan
akan signifikan dalam jangka panjang (Eccles et al., 2014) yang berarti bahwa dalam waktu singkat
praktik lingkungan membutuhkan pengeluaran yang besar. Berdasarkan penelitian yang juga
digunakan perusahaan-perusahaan Indonesia, disebutkan bahwa pemegang saham menganggap
44 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

manajemen perusahaan lebih banyak berkontribusi pada praktik lingkungan daripada


mengoptimalkan nilai perusahaan dan juga pengungkapan lingkungan masih belum wajib yang
membuat pemegang saham sulit untuk menilainya (Husada & Handayani, 2021 ) .
Hasil hipotesis keenam menunjukkan bahwa skor sosial berpengaruh secara parsial
signifikan terhadap Tobin's Q perusahaan nonkeuangan yang terdaftar dalam indeks SRI-KEHATI.
Hasil yang disajikan pada tabel 2, menunjukkan nilai probabilitas dari skor sosial adalah 0,0057 dan
6 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar -0,0360 63 , skor sosial memiliki pengaruh signifikan
negatif terhadap Tobin's Q. Berbeda dengan hasil dari Li et al., (2018), Alareeni & Hamdan (2020)
yang menunjukkan pengaruh tindakan sosial yang menguntungkan terhadap nilai perusahaan .
Penelitian ini serupa dengan hasil dari Buallay (2019) dan Balasubramanian (2019). Selain itu, hasil
ini juga berbeda dengan Husada & Handayani (2021), dan Velte (2017) yang menunjukkan tidak ada
hubungan yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan temuan dari Friedman (1962) dan
Buallay (2019), pengaruh buruk kinerja sosial terhadap nilai perusahaan mungkin terjadi karena
tujuan perusahaan untuk memaksimalkan kekayaan pemangku kepentingan melalui kebijakan
dalam praktik sosial. Selain itu, menurut Shakil (2019), semakin baik aksi sosial dan kinerja
membutuhkan biaya yang lebih besar untuk pelaksanaannya. Hal ini memberikan sinyal yang kurang
baik terhadap perilaku investor . Banyak investor akan mempertimbangkan aktivitas mahal yang
mengurangi kinerja keuangan dalam jangka pendek. Akibatnya investor kurang berminat untuk
berinvestasi sehingga mengakibatkan permintaan pasar menurun ( Safriani , 2020). Dengan
demikian, kinerja sosial yang lebih baik akan menghasilkan nilai perusahaan yang lebih rendah.
Penelitian ini serupa dengan hasil dari Buallay (2019) dan Balasubramanian (2019). Namun hasil ini
berbeda dengan Li et al., (2018), Alareeni & Hamdan (2020), Husada & Handayani (2021), dan Velte
(2017).
Hasil hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa skor corporate governance berpengaruh secara
parsial signifikan terhadap Tobin's Q perusahaan nonkeuangan yang terdaftar pada indeks SRI-
KEHATI. Hasil yang disajikan pada tabel 4.9, menunjukkan nilai probabilitas skor tata kelola adalah
0,0057 dan 7 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar 0,066901, skor tata kelola berpengaruh
positif signifikan terhadap Tobin's Q. Hal ini menunjukkan bahwa praktik tata kelola perusahaan yang
diterapkan dengan baik menghasilkan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Hasil positif menunjukkan
adanya pengaruh valuasi positif dari perbaikan struktur tata kelola perusahaan. Transparansi
praktik etika bisnis didukung oleh pemangku kepentingan dan menjadi sinyal yang baik bagi
investor. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan pengaruh positif skor
tata kelola perusahaan dan Tobin's Q (Li et al., 2018; Buallay , 2019; Alareeni & Hamdan, 2020; Lopez-
Toro, 2021). Dengan demikian, penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa penelitian yang
menghasilkan hubungan yang merugikan terhadap nilai perusahaan (Lee et al., 2018;
Balasubramanian, 2019).
Hasil hipotesis kedelapan menunjukkan bahwa debt-to-equity ratio sebagai variabel kontrol
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Tobin's Q pada perusahaan nonkeuangan yang
terdaftar pada indeks SRI-KEHATI. Hasil yang disajikan pada tabel 4.9, menunjukkan nilai
probabilitas debt-to-equity ratio adalah 0,6804 dan 08 diterima. Dengan koefisien regresi sebesar -
0,101815, debt-to-equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Tobin's Q. Hasil ini tidak
sejalan dengan Buallay (2019) dan Atan et al. (2018) yang menunjukkan bahwa debt-to-equity ratio
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil ini menunjukkan efek
sebaliknya dari penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa investor tidak
menaruh perhatian lebih pada nilai perusahaan. Menurut Husada & Handayani (2021) leverage lebih
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 45

sering digunakan untuk mengukur kondisi likuiditas suatu perusahaan, maka perubahan jumlah
leverage bukanlah faktor utama yang digunakan investor untuk menentukan nilai perusahaan.
Dengan demikian, penelitian ini sesuai dengan penelitian dari ( Alareeni & Hamdan, 2021; Li et al.,
2018; Husada & Handayani , 2021
Berdasarkan tabel 2 di atas, nilai probabilitas f-statistik Model 1 adalah 0,000187 dan Model
2 adalah 0,001587, menunjukkan bahwa nilai probabilitas f-statistik untuk kedua model lebih kecil
dari 0,05. Dengan demikian, skor lingkungan, skor sosial, dan skor tata kelola memiliki pengaruh
simultan yang besar terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan perusahaan nonkeuangan SRI-
KEHATI.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 2 di atas, R square yang disesuaikan untuk Model 1 adalah
0,442257, menunjukkan bahwa semua variabel independen, yang meliputi skor lingkungan, skor
sosial, skor tata kelola, dan rasio utang terhadap ekuitas, memiliki 44,2257 persen efek simultan pada
profitabilitas. Sisanya 55,7743 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Adjusted R square Model 2 sebesar 0,300165 yang menunjukkan bahwa semua
variabel independen yaitu skor lingkungan, skor sosial, skor tata kelola, dan rasio utang terhadap
ekuitas memiliki pengaruh kumulatif terhadap nilai perusahaan sebesar 30,0165 persen. Sisanya
69,9835 persen ditentukan oleh faktor-faktor yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengungkapan lingkungan, sosial,
dan tata kelola terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI-
KEHATI dari tahun 2015 hingga 2020. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial, Skor lingkungan, Skor
sosial, dan Governance Score berpengaruh terhadap profitabilitas. Pengungkapan lingkungan
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Artinya penurunan rasio skor lingkungan akan
berdampak pada peningkatan profitabilitas juga. Selanjutnya pengungkapan sosial berpengaruh tidak
signifikan positif terhadap profitabilitas. Ini menjelaskan bahwa ketika skor sosial meningkat,
profitabilitas akan mengikuti secara tidak signifikan. Selain itu, governance disclosure berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini menghasilkan peningkatan skor tata kelola, yang pada gilirannya
menghasilkan peningkatan profitabilitas.
Untuk Nilai Perusahaan, skor lingkungan, sosial dan tata kelola berpengaruh terhadap Tobin's Q.
Pengungkapan lingkungan berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menunjukkan bahwa menurunkan rasio skor lingkungan akan berdampak buruk pada nilai perusahaan.
Ini menyiratkan bahwa ketika skor lingkungan meningkat, nilai perusahaan akan menurun secara
signifikan. Pengungkapan sosial berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini
menjelaskan bahwa ketika skor sosial meningkat, nilai perusahaan akan menurun secara signifikan.
Namun, pengungkapan tata kelola berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Peningkatan
skor tata kelola, menghasilkan peningkatan nilai perusahaan. Sebagai variabel kontrol, leverage
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Artinya penurunan debt to equity ratio akan
berdampak pada peningkatan profitabilitas juga. Namun, leverage memiliki pengaruh negatif yang tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini menjelaskan bahwa ketika rasio utang terhadap ekuitas
meningkat, nilai perusahaan tidak akan terpengaruh.
Dalam penelitian ini, penilaian good corporate governance dapat meningkatkan kinerja kedua
variabel independen tersebut. Selain itu, akuntabilitas sosial juga memiliki efek menguntungkan terhadap
profitabilitas. Namun, pengungkapan lingkungan dan rasio utang terhadap ekuitas memiliki dampak
buruk pada profitabilitas. Selain itu, pengungkapan lingkungan dan sosial juga berdampak buruk pada
46 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

nilai perusahaan. Semua variabel harus menjadi perhatian para manajer di setiap perusahaan non-bank
untuk mengambil keputusan dan strategi tentang praktik keberlanjutan, sehingga manajer dapat
mencapai tujuan dan kemakmuran perusahaan. Hubungan antara skor lingkungan, skor sosial dan skor
tata kelola terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, serta hubungan antara leverage terhadap
profitabilitas diharapkan dapat bermanfaat bagi investor untuk memilih perusahaan yang akan
diinvestasikan. Interpretasi penelitian ini dapat membantu investor untuk memutuskan investasi jangka
pendek atau jangka panjang. Selain itu, investor membutuhkan lebih banyak advokat untuk meningkatkan
pemahaman mereka tentang konsep LST dan relevansinya di perusahaan untuk membuat keputusan
investasi yang lebih tepat.
Di Indonesia sendiri, undang-undang yang mendukung pengungkapan berkelanjutan seperti
undang-undang penciptaan lapangan kerja sangat lemah. Jadi, pembuat kebijakan dan regulasi keuangan
di Indonesia seperti otoritas jasa keuangan harus lebih memperhatikan faktor LST dan memiliki undang-
undang yang jelas dan wajib terkait pelaporan keberlanjutan. Selain itu, pihak Indonesia terkait harus
membuat penilaian resmi untuk mengontrol kualitas informasi tentang faktor-faktor LST di perusahaan
dan memastikan transparansi dan keandalan dalam pengukurannya. Dengan mendukung regulasi ESG
diharapkan dapat mendorong Indonesia mencapai SDGs pada tahun 2030.
Dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan baik dari segi variabel non keuangan dan
keuangan serta variabel input dan output. Penelitian ini hanya menggunakan periode 6 tahun dan 42
sampel, untuk mendapatkan pengaruh yang lebih akurat dan signifikan antar variabel, peneliti
selanjutnya sebaiknya mengambil periode pengamatan yang lebih lama dan menambah sampel yang lebih
bervariasi. Mereka juga dapat mempertimbangkan untuk mengambil sampel dari industri tertentu yang
benar-benar berdampak pada faktor LST. Menambahkan lebih banyak perusahaan dalam Indeks SRI-
KEHATI yang memiliki praktik LST yang baik juga akan meningkatkan hubungan antar variabel. Selain
itu, peneliti masa depan dapat menambahkan lebih banyak variabel independen, kontrol, dan moderasi
seperti ukuran perusahaan, faktor manajemen puncak, jenis risiko, dan lain-lain. Rekomendasi ini
bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara lingkungan, sosial, dan tata kelola dengan kinerja
keuangan mereka.

REFERENSI

Alareeni, BA, & Hamdan, A. (2020). Dampak ESG pada kinerja perusahaan yang terdaftar di S&P 500 AS. Tata
Kelola Perusahaan: Jurnal Internasional Bisnis di Masyarakat , 20 (7), 1409–1428.
https://doi.org/10.1108/CG-06-2020-0258

Almeyda, R., & Darmansyah, A. (2019). Pengaruh Pengungkapan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG)
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Dalam Seri Jurnal Prosiding IPTEK (Vol. 0). Diperoleh dari
https://iptek.its.ac.id/index.php/jps/article/view/6340

Atan, R., Alam, MM, Said, J., & Zamri, M. (2018). Dampak faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola pada kinerja
perusahaan: Studi panel perusahaan Malaysia. Pengelolaan Kualitas Lingkungan: Sebuah Jurnal
Internasional , 29 (2), 182-194. https://doi.org/10.1108/MEQ-03-2017-0033

Bodhanwala, S., & Bodhanwala, R. (2018). Apakah keberlanjutan perusahaan berdampak pada profitabilitas
perusahaan? Bukti dari India. Keputusan Manajemen , 56 (8), 1734–1747. https://doi.org/10.1108/MD-
04-2017-0381

Brainard, WC, & Tobin, J. (1968). Jebakan dalam Membangun Model Keuangan . Diperoleh dari
https://econpapers.repec.org/RePEc:cwl:cwldpp:244

Brealey, RA, Myers, SC, & Allen, F. (2020). Prinsip-prinsip Keuangan Perusahaan (edisi ke-13). New York.

Buallay, A. (2019). Apakah pelaporan keberlanjutan (ESG) terkait dengan kinerja? Bukti dari sektor perbankan
Pengungkapan Environmental, Social, & Governance (ESG) terhadap Profitabilitas
Serta Nilai Perusahaan Dalam Indeks Sri-Kehati 2015 – 2020 47

Eropa. Manajemen Kualitas Lingkungan: Sebuah Jurnal Internasional , 30 (1), 98-115.


https://doi.org/10.1108/MEQ-12-2017-0149

Buniamin, S., Nazli, N., & Ahmad, N. (2015). Perspektif integratif pelaporan lingkungan, sosial dan tata kelola
(ESG): Sebuah makalah konseptual . Diperoleh dari www.icas.my

Cakranegara, PA, & Sidjabat, FM (2021). Investasi Hijau: Memasukkan Faktor Lingkungan, Sosial, Dan
Pemerintah Dalam Keputusan Investasi. Eksis: Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis , 16 (1), 17–28. Diperoleh
dari http://ejournal.stiedewantara.ac.id/index.php/001/article/view/773

Clark, GL, Feiner, A., & Viehs, M. (2015). Dari Pemegang Saham ke Pemangku Kepentingan: Bagaimana
Keberlanjutan Dapat Mendorong Kinerja Finansial. Jurnal Elektronik SSRN .
https://doi.org/10.2139/SSRN.2508281

Dorfleitner, G., Utz, S., & Wimmer, M. (2013). Di mana dan Kapan Menjadi Baik Itu Membayar? Analisis Jangka
Panjang Global tentang Investasi LST. Jurnal Elektronik SSRN . https://doi.org/10.2139/ssrn.2311281

Ghozali, I., & Ratmono, D. (2020). Analisis Multivariat dan Ekonometrika (edisi ke-2). Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Han, J.-J., Kim, HJ, & Yu, J. (2016). Studi empiris tentang hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan
dan kinerja keuangan di Korea. Asian Journal of Sustainability and Social Responsibility 2016 1:1 , 1 (1),
61–76. https://doi.org/10.1186/S41180-016-0002-3

Harmoni. (2009). Harmoni. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus,
dan Riset Bisnis). Bumi Aksara, Jakarta . Diperoleh dari
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/9882/manajemen-keuangan-berbasis-balanced-
scorecard-pendekatan-teori-kasus-dan-riset-bisnis.html

Husada, EV, & Handayani, S. (2021). Pengaruh Pengungkapan Esg Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di Bei Periode 2017-2019). Jurnal Bina
Akuntansi , 8 (2), 122–144. https://doi.org/1052859/JBA.V8I2.173

Johan, S. (2021). Penentu Pemberian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal Keuangan Asia, Ekonomi dan
Bisnis , 8 (1), 891–899. https://doi.org/10.13106/JAFEB.2021.VOL8.NO1.891

Yayasan Kehati. (2020). Indeks SRI-KEHATI. Diakses tanggal 28 April 2021 dari https://www.kehati.or.id/

Lang, LHP, Stulz, RM, & Walkling, RA (1989). Kinerja manajerial, Tobin's Q, dan keuntungan dari penawaran
tender yang sukses. Jurnal Ekonomi Keuangan , 24 (1), 137-154. https://doi.org/10.1016/0304-
405X(89)90075-5

Lee, J.-HY-SS-S. (2018). Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Kinerja Keuangan di Perusahaan Ritel Korea.
Jurnal Ilmu Distribusi , 16 (5), 31-43. https://doi.org/10.15722/JDS.16.5.201805.31

Li, Y., Gong, M., Zhang, XY, & Koh, L. (2018). Dampak pengungkapan lingkungan, sosial, dan tata kelola pada
nilai perusahaan: Peran kekuasaan CEO. Tinjauan Akuntansi Inggris , 50 (1), 60–75.
https://doi.org/10.1016/j.bar.2017.09.007

López-Toro, AA, Sánchez-Teba, EM, Benítez-Márquez, MD, & Rodríguez-Fernández, M. (2021). Pengaruh
Indikator ESGC Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi Tercatat. Jurnal Internasional Penelitian
Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat 2021, Vol. 18, Halaman 4556 , 18 (9), 4556.
https://doi.org/10.3390/IJERPH18094556

M, A., & Balasubramanian, DP (2019). Studi Hubungan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Skor Lingkungan,
Sosial & Tata Kelola (ESG Score). Dalam DR Nayak & DS Shelley (Eds.), Membina Transformasi Ekonomi
melalui Bisnis Inklusif: Berinovasi dan Menginspirasi (hlm. 264–278). Diperoleh dari
https://conference.manipal.edu/carfi/Docs/FIFI 2019 prosiding konferensi.pdf#page=264
48 Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 22 No. 1 April 2022

Melinda, A., & Wardhani, R. (2020). Pengaruh Lingkungan, Sosial, Tata Kelola, dan Kontroversi pada Nilai
Perusahaan: Bukti dari Asia . 147-173. https://doi.org/10.1108/S1571-038620200000027011

Moran, M. (2021). COVID-19 Membuat Investasi Berkelanjutan Menjadi Viral . Diperoleh dari
https://foreignpolicy.com/2021/03/31/covid-19-made-sustainable-investments-go-viral/

Penman, SH (2013). Analisis Laporan Keuangan dan Penilaian Keamanan (edisi ke-5). New York: Pendidikan
McGraw-Hill.

Safriani, MN, & Utomo, DC (2020). Pengaruh Pengungkapan Lingkungan, Sosial, Tata Kelola (Esg) Terhadap
Kinerja Perusahaan | Safriani | Jurnal Akuntansi Diponegoro. Jurnal Akuntansi Diponegoro , 9(3) , 1–11.
Diperoleh dari https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/29093

Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). Metode Penelitian Untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan Keterampilan
(edisi ke-7). Diperoleh dari https://www.wiley.com/en-
id/Research+Methods+For+Business%3A+A+Skill+Building+Approach%2C+7th+Edition-p-
9781119266846

Shakil, MH, Mahmood, N., Tasnia, M., & Munim, ZH (2019). Apakah kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola
mempengaruhi kinerja keuangan bank? Sebuah studi lintas negara bank pasar berkembang. Pengelolaan
Kualitas Lingkungan: Sebuah Jurnal Internasional , 30 (6), 1331-1344. https://doi.org/10.1108/MEQ-08-
2018-0155/FULL/HTML

Singgih, S. (2014). Statistik Multivariat . Diperoleh dari https://elexmedia.id/detail/produk/Statistik


Multivariat Edisi Revisi _ CD/9786020231396

Thomson Reuters. (2017). Skor ESG Thomson Reuters .

Titman, S., Keown. Arthur J., & Martin, JD (2014). Manajemen Keuangan: Prinsip dan Aplikasi (Edisi ke-12).
Diperoleh dari https://www.pearson.com/us/higher-education/product/Titman-Financial-
Management-Principles-and-Applications-13th-Edition/9780134417219.html

Triyani, A., Setyahuni, SW, & Kiryanto, K. (2020). Pengaruh Pengungkapan Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola
(ESG) Terhadap Kinerja Perusahaan: Peran Ceo Tenure. Jurnal Reviu Akuntansi Dan Keuangan , 10 (2),
261. https://doi.org/10.22219/jrak.v10i2.11820

Velte, P. (2017). Apakah kinerja LST berdampak pada kinerja keuangan? Bukti dari Jerman. Jurnal Tanggung
Jawab Global , 8 (2), 169–178. https://doi.org/10.1108/jgr-11-2016-0029

Weber, O. (2014). Pelaporan lingkungan, sosial, dan tata kelola di Tiongkok. Strategi Bisnis dan Lingkungan , 23
(5), 303–317. https://doi.org/10.1002/bse.1785

Wijaya, R. (2019). Analisis Perkembangan Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) untuk
Mengukur Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen , 9 (1), 40–51.
https://doi.org/10.32502/JIMN.V9I1.2115

Wong KTK (2017). Tinjauan Literatur tentang Pelaporan Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola dan Dampaknya
Terhadap Kinerja Keuangan. Diakses pada 28 April 2021, dari situs web Austin J Bus Adm Manage:
https://austinpublishinggroup.com/business-administration-and-management/fulltext/ajbam-v1-
id1016.php

You might also like