You are on page 1of 10

DIREKTORAT JENDERAL POTENSI PERTAHANAN

PROJECT OFFICER KAPAL FRIGATE

LAPORAN PERKEMBANGAN
PEMBANGUNAN KAPAL FRIGATE AH 140
BULAN OKTOBER 2022

1. Umum.

a. Dalam rangka pembangunan 2 (dua) kapal Frigate Arrowhead 140 (AH 140)
di PT. PAL (Persero), Project Officer (PO) melakukan tugas pengawasan
terhadap penggunaan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),
keterlibatan ekosistem industri, kesiapan infrastruktur yang akan digunakan
baik sarana-prasarana, peralatan maupun sumber daya manusia serta
pelaksanaan transfer of technology (ToT).

b. Pada bulan Oktober 2022, telah dilaksanakan kegiatan pembangunan kapal


Frigate AH 140 antara lain proses approval desain ke LR untuk persiapan
first steel cutting (FSC) yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan
Oktober 2022, rapat perubahan spektek dan amandemen kontrak antara
pihak PT. PAL dan Baranahan Kemhan, rapat koordinasi (rakor) antara PO
dengan PT. PAL terkait pedoman dan implementasi TKDN, rakor tentang
proses assessment dan implementasi kerja sama ekosistem industri,
penyiapan infrastruktur berupa perbaikan sarpras, pengadaan peralatan dan
persiapan penyegaran kemampuan SDM serta penyiapan rencana ToT
desain, Combat System, Main Gun, Main Engine dan propulsion system.

c. Perlunya dilakukan pembahasan, keputusan dan penerbitan oleh beberapa


pihak antara lain PT. PAL, Kemhan, Pembina Teknis, Biro Klasifikasi dan
pihak lain terkait kelengkapan dokumen pendukung desain, perubahan
spesifikasi tekhnis, drawing section, penandatanganan JOA Combat
Integrator Thales dan Amandemen Kontrak Utama karena akan menjadi
pedoman dalam pengawasan TKDN, pelaksanaan Ekosistem Industri,
penyiapan Infrastruktur dan penyelenggaraan ToT serta memperkecil potensi
keterlambatan penyelesaian proyek kapal pertama yang melebihi 10 bulan
dari waktu kontrak yang telah ditentukan.

2. Dasar.

a. Kontrak Nomor TRAK/54/PLN/IV/2020/AL tanggal 30 April 2020 tentang


pengadaan Frigate Vessel (2 unit) beserta Amandemen-1 Februari 2021
menyatakan bahwa kontrak efektif tanggal 24 Mei 2021, pembangunan kapal
Frigate KAPAL PERTAMA akan diserahkan kepada pihak PEMBELI dalam
waktu 57 (Lima Puluh Tujuh) bulan dan KAPAL KEDUA dalam waktu 69
(Enam Puluh Sembilan) bulan setelah kontrak efektif; dan

b. Petunjuk pelaksanaan Juklak Nomor: Juklak/01/IX/2021 tanggal 27


September 2021 tentang organisasi dan tugas Project Officer Pembangunan
kapal perang.

3. Maksud…
2

3. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Laporan perkembangan pembangunan kapal Frigate AH 140 ini


disusun untuk memberikan laporan kepada pemimpin tentang
perkembangan pelaksanaan kemajuan pembangunan kapal,
perkembangan TKDN, ekosistim industri, transfer of technology dan
kesiapan infrastruktur industri pertahanan serta permasalahan dan
mitigasinya.
b. Tujuan. Laporan perkembangan pembangunan kapal Frigate AH 140 ini
bertujuan memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan kepada
pemimpin dalam mengambil kebijakan dan keputusan lebih lanjut.

4. Pelaksanaan kegiatan meliputi:

a. Jadwal pelaksanaan pembangunan kapal Frigate.


Sesuai hasil rapat koordinasi dengan Project Management Team (PMT)
kapal Frigate, bahwa kemajuan pelaksanaan pembangunan kapal Frigate 1
pada bulan Oktober 2022 adalah dokumen design engineering dalam proses
approval oleh LR dan kontrak masih dalam proses penandatanganan
amandemen-2, rencana awal pada bulan Oktober 2022 akan dilaksanakan
First Steel Cutting (FSC) dengan posisi steel plate di zona 2 (main engine
room) dengan syarat telah dilaksanakannya approval 7 (tujuh) dokumen
desain (key plan) sudah approved oleh LR, terkait dengan rencana JOA
Combat System Integrator dengan Thales, Kabarahan Kemhan telah
bersurat kepada Dirut PT.PAL nomor B/6226/09/11/726/BARANAHAN
tanggal 21 September perihal penggunaan combat management system
buatan Havelsan. Mohon periksa lampiran 1
b. TKDN.
1) Saat ini tim TKDN PT. PAL sedang merevisi perhitungan nilai TKDN
pada annex P.
2) Monitoring Implementasi TKDN. Sampai dengan akhir bulan Oktober
2022,
a) Pada Material list:
(1) Steel plate produk PT. Krakatau Steel sebanyak 408 lembar
plate dengan berbagai macam ketebelan mulai 6 mm sampai
dengan 20 mm. Berdasarkan sertifikasinya nilai TKDN steel
plate 55,24% untuk plate maksimal lebar 2000 mm dan
43,13% untuk plate maksimal lebar 2500 mm; dan
(2) Pengadaan cat untuk primer, nilai TKDN bervariasi. Mohon
periksa lampiran II.
b) Non Material list. Sedang proses perhitungan untuk kegiatan
antara lain:
(1) Biaya tidak langsung pabrik: Building Supply Support (BSS);
dan
(2) Biaya tidak langsung pabrik: fasilitas kantor (PO, Satgas dan
Project Management Team).
c. Ekosistem industri.
3

Road Map ekosistem industri disusun PT. PAL Indonesia (Persero) sebagai
pedoman bagi PT. PAL sebelum menunjuk partner kerja (komponen industri
pendukung), dengan tujuan untuk melihat potensi yang dimiliki industri
pertahanan baik BUMN ataupun BUMS yang nantinya diharapkan dapat
menjadi partner kerja PT. PAL Indonesia dalam membangun kapal Frigate
ataupun kapal-kapal perang lainnya. Adapun dalam pelaksanaanya
ekosistem industri akan dilakukan assessment dan kerja sama antara PT.
PAL dengan vendor/perusahaan.

1) Assessment. Assessment atau penilaian kemampuan calon vendor baik


BUMN, BUMS maupun partner luar negeri meliputi administrasi,
keuangan, quality dan class matter product dari industri atau calon
vendor.
a) Hasil koordinasi Kadiv Supply Chain PT. PAL Indonesia (Persero)
sampai dengan saat ini telah dilaksanakan assessment sebanyak
109 (seratus sembilan) perusahaan BUMN, BUMS dan partner
luar negeri baik sesuai maker list maupun yang non maker list dan
belum ada penambahan assessment perusahaan BUMN, BUMS
dan partner luar negeri. Data mengenai hasil assessment. Mohon
periksa lampiran III.
b) Mapping Assessment.

Dari pelaksanaan assessment yang sedang berjalan, dapat


dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian berdasarkan kontrak, yaitu:

(1) Kelompok sesuai Maker List.

(a) Dalam Negeri. Sesuai kontrak jumlah maker list Dalam


Negeri adalah 10 (sepuluh) perusahaan. 8 (delapan)
perusahaan BUMN dan BUMS telah dilaksanakan
assessment dan 2 (dua) perusahaan produk RHIB
belum dilaksanakan assessment namun telah
dilaksanakan percepatan pengiriman inquiry oleh PT.
PAL. Dari 8 perusahaan yang telah di assessment
diperoleh data 2 (dua) perusahaan belum bisa
memenuhi spesifikasi yang diminta karena belum
memiliki pengalaman yaitu PT. PAL untuk memproduksi
rudder blade dan rencananya akan diadakan
perubahan maker list dari PT. PAL menjadi Konsberg.
Selanjutnya PT. Len yang akan memproduksi
Transformer yang rencananya akan diadakan
perubahan maker list dari PT. LEN menjadi PT. Alto
Sepakat Utama; dan

(b) Luar…

(b) Luar Negeri. Jumlah maker list yang dari Luar Negeri
yang telah dilaksanakan assessment adalah 25
4

perusahaan, sedangkan 46 perusahaan belum


dilakukan assessment. Adapun vendor/perusahaan
yang telah dilaksanakan assessment dengan rincian 6
(enam) vendor telah terbit M01 dan 19 vendor belum
terbit dan belum ada penambahan penerbitan M01
untuk bulan ini. Daftar hasil pelaksanaan assessment
maker list. Mohon periksa lampiran III-A.

(2) Kelompok Non Maker List.


Kelompok non maker list yang telah dilaksanakan
assessment sebanyak 76 (tujuh puluh enam) perusahaan
dengan rincian 66 (enam puluh enam) perusahaan BUMS
dan 10 (sepuluh) perusahaan dari Luar Negeri, merupakan
potensi yang bisa dijadikan partner bagi PT. PAL dalam
membangun kapal Frigate saat ini ataupun pembangunan
Alutsista kedepan. Penentuan kerjasama dengan vendor non
maker list agar PT. PAL melibatkan Project Officer sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak pengadaan
kapal Frigate annex D-2. Daftar hasil pelaksanaan
assessment non maker list. Mohon periksa lampiran III-B.

2) Tindak lanjut hasil Assessment.

a) Kontrak.
Sampai dengan bulan Juli proses assessment telah ditindaklanjuti
sampai dengan proses kontrak adalah:
(1) Pengadaan steel profile dari vendor Luar Negeri, yaitu
Ozkan. Sudah kontrak dan open Letter of Credit (LC). ETD
12 Agustus 2022 dan sudah tiba di Surabaya Port pada 23
September 2022;
(2) Pengadaan steel plate dari vendor Dalam Negeri, PT.
Krakatau Steel (sudah tandatangan kontrak). Rencana ETD
minggu IV Agustus dan pengiriman material steel plate tahap
1 sudah tiba di PT. PAL;
(3) Pengadaan cat primer International Paint dengan vendor PT.
Reksa Engineering sudah terkontrak dan material sudah
datang; dan

(4) Main Gun. Proses pembahasan kontrak sampai pada tahap


negosiasi term of payment.
b) Terbit M01.
Setelah M01 diterbitkan, adapun proses selanjutnya dengan
vendor-vendor dilaksanakan:

(1) MTU. Produk main engine, dalam proses negosiasi dan


pembahasan draft kontrak dengan PT. Turbotech
(representative MTU di Indonesia);

(2) Caterpillar. Produk diesel generator, emergency diesel


5

generator dalam proses negosiasi dengan PT. Trakindo


Utama (representative Caterpilar di Indonesia); dan
(3) RENK. Produk gear box, dalam proses negoisasi dan
pembahasan draft kontrak dengan PT. Turbotech
(representative RENK di Indonesia).
c) Beberapa produk dan vendor sebanyak 22 perusahaan telah
dilaksanakan inquiry percepatan, meskipun belum diterbitkan
M01. Mohon periksa lampiran III-A.
(1) Thales. Produk Thales terutama yang memiliki lead time
produksi panjang seperti Sonar dan dibutuhkan kondisi
terpasang pada saat launching kapal nantinya, sampai saat
ini masih belum terkontrak. Berpotensi proses launching
terlambat;
(2) Degaussing. Telah dilaksanakan inquiry oleh PT. PAL
kepada Polyamp dan ECA terkait rencana pemasangan
degaussing di kapal Frigate, namun belum sampai pada
bahasan evaluasi teknis dan belum terkontrak. Hal tersebut
disebabkan masih adanya perubahan usulan menjadi single
maker kepada ECA; dan
(3) Bow thruster, Steering gear dan Fin stabilizer. Masih
menunggu pembahasan perubahan spektek Annex D-2
(maker list).

d. Kesiapan Infrastruktur.

1) Sarana dan prasarana dalam proses penyiapan.


a) Proses sertifikasi dan kalibrasi fasilitas produksi, telah
dilaksanakan waktu pelaksanaanya disesuaikan dengan masa
berlakunya. Peralatan untuk mendukung FSC yaitu 1 unit NC
plasma cutting machine beserta consumable telah siap.
b) Peralatan yang sedang dan atau belum dilaksanakan
pemeliharaan adalah:
(1) Perbaikan mesin auto gas cutting sedang dalam proses
integrasi, telah mencapai 75%; dan
(2) Perbaikan converter 440V telah mencapai 75 %.

2) Sumber Daya Manusia (SDM) dalam proses penyiapan.

refreshing welder telah dilaksanakan yang diikuti 42 orang dengan


waktu 2 minggu dan sedangkan refreshing fitter belum dilaksanakan.

e. Transfer of Technology (ToT).


Dari hasil koordinasi dengan Divisi Desain, Divisi Supply Chain dan Project
Management Team (PMT) kapal Frigate, disampaikan beberapa kegiatan
ToT sebagai berikut :
1) ToT desain kapal Frigate AH 140.
6

a) ToT filosofi desain kapal Frigate proses amandemen kontrak.


Dari hasil rapat koordinasi dengan PMT bahwa pengganti ToT
filosofi desain AH 140 belum dibahas dalam pembahasan
amandemen-2 dan rencananya akan dibahas dalam pembahasan
amandemen selanjutnya.
b) ToT desain dalam proses drawing approval oleh class.
(1) Drawing approval.
Dari hasil koordinasi dengan Staf Divisi Desain, saat ini Divisi
Desain PT. PAL Indonesia (Persero) dalam proses
pengajuan approval gambar desain kepada Lloyd’s
Register/LR dan untuk bulan September 2022 sudah dikirim
dokumen sejumlah 1 dokumen (Hangar and Flight Deck Arr’t)
sehingga total hingga saat ini sudah 25 dokumen desain
yang sudah dikirim ke LR untuk di approval. Pada akhir
September 2022, tujuh dokumen desain sebagai syarat
utama dalam melaksanakan First Steel Cutting (FCS) sudah
mendapatkan approval dari LR, antara lain :
(a) General Arrangement;
(b) Lines Plan;
(c) Midship Section;
(d) Steel Plan;
(e) Shell Expansion;
(f) Trim & Stability Calculation; dan
(g) Floodble Length.
c) Penyiapan personel yang akan melaksanakan ToT desain.
Dari hasil rapat koordinasi dengan PMT, dapat disampaikan
bahwa personel yang akan melaksanaan ToT desain ke
Babcock/Rosyth Royal Dockyard Ltd UK sudah ditetapkan dan
dalam proses pengurusan Visa.

2) ToT…
2) ToT Combat System dengan integrator Thales belum bisa
dilaksanakan.
Dari hasil rapat koordinasi dengan PMT bahwa ToT Combat System
belum bisa dilaksanakan karena hingga saat ini belum adanya tindak
lanjut penandatanganan JOA Combat System Integrator dengan Thales
dan adanya rencana perubahan peralatan Combat Management
System yang semula produk dari Thales dirubah menjadi Combat
Management System produk dari Havelsan Turki. Mohon periksa
lampiran IV.
3) ToT Main Gun, Machinary Outfitting dan Electric and Electronic
Outfitting dalam proses pembahasan.
a) ToT Main Gun sudah dalam pembahasan.
Sesuai hasil koordinasi dengan staf Divisi Supply Chain, ToT main
7

gun sudah masuk pembahasan dan pelaksanaannya menunggu


selesainya proses kontrak;
b) ToT Machinery Outfitting sudah dalam pembahasan.
Sesuai hasil koordinasi dengan staf Divisi Supply Chain, ToT
Machinery Outfitting sudah dalam pembahasan dan
pelaksanaannya menunggu selesainya proses kontrak; dan
c) ToT/ToK Electric and Electronic Outfitting belum semuanya ada
pembahasan.
Dari hasil koordinasi dari Staf Divisi Supply Chain bahwa kegiatan
ToT/ToK (Transfer of Knowlage) untuk electric and electronic
outfitting belum semuanya diadakan pembahsan karena belum
terbitnya secara lengkap equipment list dari Divisi Desain sebagai
dasar proses pengadaaan. Mohon periksa lamp III-A.

5. Biaya aktifitas Tim Project Officer.


a. Biaya aktifitas operasional dan ATK PO sudah diterima dari pihak PT.
PAL untuk bulan Oktober 2022 sebesar Rp. 12.000.000; dan
b. Biaya rendalwas/uang saku PO sudah diterima dari pihak PT. PAL untuk
bulan Oktober 2022 sebesar Rp. 98.554.500.

6. Permasalahan dan Mitigasi.


a. Pelaksanaan.
1) Permasalahan.
a) Potensi keterlambatan penyerahan kapal Frigate 1 yang
disebabkan adanya pergantian peralatan CMS dan belum
efektifnya JOA Combat System Integrator; dan
b) Belum dilaksanakannya review desain kepada Baranahan
Kemhan dan TNI AL sebagai salah satu syarat first steel cutting.
2) Mitigasi.
a) Agar PT. PAL segera menindaklanjuti surat dari Kabaranahan
Kemhan terkait pergantian CMS; dan
b) Agar PT. PAL segera melaksanakan review desain kepada
Baranahan Kemhan dan TNI AL sebelum pelaksanaan first steel
cutting.
b. TKDN.
1) Permasalahan.
a) Tim TKDN PT. PAL belum menyelesaikan revisi perolehan nilai
TKDN; dan
b) hasil monitoring Implementasi TKDN, perolehan nilai KDN belum
dapat dilaksanakan karena data pendukung belum lengkap.
2) Mitigasi.
a) Agar tim TKDN PT. PAL berkoordinasi dengan Divisi
Pemasaran, Divisi Desain dan Divisi Supply Chain untuk
8

mendapatkan data dukung; dan


b) Agar Tim TKDN sudah memulai mencatat data dukung untu
perhitungan TKDN.
c. Ekosistem industri.
1) Permasalahan.
Pelaksanaan assessment terhadap industri pertahanan BUMN
maupun BUMS dan partner luar negeri belum selesai dilaksanakan
dan tindak lanjut dari hasil assessment berupa kerjasama antara
PT. PAL dengan BUMN, BUMS dan partner luar negeri masih
rendah.
2) Mitigasi.
Agar PT. PAL melanjutkan assessment terhadap industri-industri
BUMN, BUMS dan partner luar negeri untuk mengetahui
kemampuan dan kualitas produksi sudah sesuai standarisasi class
(class matter ataupun bukan class matter), kemampuan keuangan,
SDM, legalitas, dan percepatan penerbitan M01 serta used date
untuk peralatan dan material guna mempercepat kerjasama atau
pengadaan sehingga pembangunan kapal Frigate dapat terdukung.
d. Kesiapan infrastruktur.
1) Permasalahan.
a) Masih ada peralatan produksi belum selesai perbaikan antara
lain auto gas cutting dan converter 440V; dan
b) Belum terlaksananya refreshing fitter untuk SDM yang terlibat
pembangunan kapal Frigate.
2) Mitigasi.
a) Agar PMT kapal Frigate mengkoordinasikan dengan bagian
terkait PT. PAL (Divisi Manajemen Resiko) untuk segera
menyelesaikan perbaikan dan membuat langkah alternatif; dan
b) Agar PMT segera berkoordinasi dengan Divisi HCM dan Divisi
Kawasan terkait jadwal pelaksanaan refreshing dan materi
refreshing.
e. Transfer of Technology.
1) Permasalahan.
a) Pengganti ToT filosofi desain pembangunan kapal Frigate AH
140 masih belum dibahas dalam pembahasan amandemen-2;
b) ToT combat system belum bisa dilaksanakan karena JOA
combat system antara PT. PAL Indonesia (Persero) dengan
Thales belum efektif; dan
c) Belum seluruhnya kegiatan ToT/ToK untuk electric and electronic
outfitting dipetakan dan dibahas oleh PT. PAL Indonesia
(Persero).
2) Mitigasi.
a) Agar PT. PAL Indonesia (Persero) bersama Baranahan Kemhan
tetap memastikan adanya filosofi desain pembangunan kapal
9

Frigate AH 140 dalam pembahasan amandemen selanjutnya;


b) Agar PT. PAL Indonesia (Persero) segera menindak lanjuti
penandatanganan JOA Combat System dengan Thales; dan
c) Agar PT. PAL Indonesia (Persero), segera mempercepat terbitnya
secara lengkap equipment list dan pembahasan kegiatan ToT/ToK
untuk electric and electronic outfitting secara menyeluruh.

7. Kesimpulan dan saran.


a. Kesimpulan.
1) Pelaksanaan FSC rencana akan dilaksanakan pada bulan Oktober
2022, namun hingga saat ini review desain belum dilaksanakan dan
potensi keterlambatan penyerahan kapal Frigate 1 disebabkan
adanya perubahan CMS dan belum ada pembahasan peralatan
CMS;
2) Revisi perhitungan nilai KDN makers list dan non makers list belum
selesai dikerjakan;
3) Kesiapan infrastruktur PT. PAL belum 100% untuk memproduksi
kapal Frigate;
4) Belum terlaksananya refreshing/sertifikasi SDM personel fitter;
5) Assessment terhadap BUMN, BUMS dan partner luar negeri yang
akan dilibatkan dalam projek pembangunan kapal Frigate sedang
berjalan dan sudah sampai pada proses kerjasama pengadaan,
namun masih rendah;
6) Pengganti ToT filosofi desain pembangunan kapal Frigate AH 140
belum dibahas dalam pembahasan amandemen-2;

7) Sudah…
7) Sudah 25 dokumen desain yang sudah dikirim ke LR untuk di approval
dan baru 7 dokumen desain yang approved, yaitu dokumen desain key
plan sebagai syarat utama dalam melaksanakan First Steel Cutting;
8) Personel yang akan melaksanakan ToT desain ke Babcock/Rosyth
Royal Dockyard Ltd UK dalam proses pengurusan Visa;
9) ToT combat system belum bisa dilaksanakan karena belum adanya
tindak lanjut penandatanganan JOA CSI dan adanya perubahan
peralatan CMS yang semula produk Thales berubah menjadi produk
Havelsan Turki; dan
10) ToT main gun dan machinery outfitting sudah dalam pembahasan. ToT
electric and electronic outfitting belum seluruhnya dipetakan dan
dibahas oleh PAL Indonesia (Persero).
b. Saran.

1) Mohon dapatnya PT. PAL menindaklanjuti melaksanakan surat


Kabaranahan Kemhan terkait perubahan CMS.;
2) Mohon dapatnya tim TKDN PT. PAL segera menyelasaikan revisi
perolehan TKDN secara jelas dan terinci;
10

3) Mohon dapatnya PT. PAL mempercepat proses penyiapan peralatan;


4) Mohon dapatnya PMT, Divisi HCM dan Divisi Kawasan PT. PAL segera
menjadwalkan pelaksanaan refreshing SDM;
5) Mohon dapatnya PT. PAL melanjutkan assessment dan menindak
lanjuti hasil assessment industri pendukung serta percepatan terbitnya
M01, used date sehingga bisa ditindaklanjuti menjadi kerjasama
pengadaan material maupun peralatan, terutama vendor yang ada
dalam maker list (Annex D-2 Amandemen-1 Kontrak);
6) Mohon dapatnya PT. PAL Indonesia (Persero) dan Baranahan Kemhan
tetap membahas pengganti ToT filosofi desain dalam pembahasan
amandemen selanjutnya;
7) Mohon dapatnya PT. PAL segera melaksanakan percepatan proses
appproval dokumen desain;
8) Mohon dapatnya PT. PAL Indonesia (Persero) segera menundak lanjuti
perubahan CMS yang bisa mempengaruhi JOA Combat System
dengan Thales dengan mengadakan pembicaran dengan Thales dan
Havelsan terkait CMS dan JOA CSI; dan
9) Mohon dapatnya PT. PAL Indonesia (Persero), segera mempercepat
pemetaan dan membahas kegiatan ToT/ToK untuk electric and
electronic outfitting secara.

8. Penutup…
8. Penutup. Demikian laporan ini dibuat sebagai bahan pertimbangan
pemimpin dalam menentukan kebijakan dan keputusan lebih lanjut.

Surabaya, Oktober 2022


Ketua Project Officer
Pembangunan Kapal Frigate

Dr. Riza Utama, S.T., M.Si (Han)., M.Tr.Opsla


Laksamana Pertama TNI

You might also like