Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel
Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD dengan Menggunakan Katalis
Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/ γ-Al2O3) dalam Reaktor
Fluidized Bed
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah industri bioteknologi
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Ignatius Suharto, APU
Anastasia Prima Krisijarti, S.Si.,M.T.
Oleh :
Meiske Libby (6141901010)
Alfonso Steven (6141901039)
Matthew Reindhardt (6141901082)
BAB I PENDAHULUAN
BAB II MASALAH DAN TUJUAN
2.1 Identifikasi Masalah
2.2 TujuanTujuan
BAB III ISI, METODE, DAN HASIL
A. METODE PENELITIAN
A.1 Preparasi Katalis
A.2 Proses Transesterifikasi
B. HASIL DAN DISKUSI
B.1 Hasil Analisa GCMS pada Bahan Baku
B.2 Hasil Analisa XRD Katalis berpromotor ganda yang berpenyangga γ-Alumina
(CaO/MgO/γ-Al2O3)
C. ANALISA HASIL PROSES TRANSESTERIFIKASI
C.1 Pengaruh Massa Katalis Terhadap Yield dan Konversi Biodiesel
C.2 Pengaruh Laju Alir Reaktan Terhadap Yield dan Konversi Biodiesel
C.3 Pengaruh Temperatur Terhadap Yield dan Konversi Biodiesel
D. KARAKTERISTIK PRODUK BIODIESEL
E. PERBANDINGAN SPESIFIKASI BIODIESEL TERBAIK
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1. Menentukan efektivitas katalis berpromotor ganda yang berpenyangga γ-Alumina
(CaO/MgO/γ-Al2O3) dalam mengkonversi minyak kelapa sawit RBD menjadi
biodiesel.
2. Membandingkan hasil produksi biodiesel menggunakan katalis berpromotor ganda
dengan standar SNI.
3. Menentukan kondisi operasi terbaik untuk memproduksi biodiesel.
BAB III
ISI, METODE, DAN HASIL
A. METODE PENELITIAN
A.1. Preparasi Katalis
Preparasi katalis dibuat dengan cara menambahkan CaO dan MgO dengan
aquadest dan dilakukan pengadukan selama 30 menit. Setelah itu larutan dicampur
dengan asam asetat sesuai dengan stoikiometri menggunakan pengaduk selama 5 menit.
kemudian larutan ditambahkan penyangga y-Al2O3 sambil pengadukan tetap berjalan
selama 3 jam. Dilakukan pemanasaan dan pengadukan larutan pada suhu 80 ℃ hingga
larutan mengental seperti pasta. Katalis yang telah menyerupai pasta ini kemudian dioven
pada suhu 110 ℃ selama 12 jam setelah itu ukuran katalis diseragamkan. Lalu katalis
dikalsinasi pada suhu 700 ℃ selama 5 jam. Katalis yang telah dikalsinasi lalu dianalisis
dengan X-ray Diffraction dan XRD. Peralatan proses kalsinasi dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.7 Pengaruh Konversi (%) Biodiesel Terhadap Laju Alir Reaktan
Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa laju alir reaktan sangat
berpengaruh terhadap konversi dan yield biodiesel di dalam reaktor kontinyu. Dari
gambar di atas, diketahui bahwa semakin besar laju alir reaktan, maka konversi dan yield
yang dihasilkan akan menurun. Hal tersebut terjadi karena waktu tinggal reaktan di dalam
reaktor akan semakin berkurang dan menyebabkan kontak antara reaktan dengan katalis
di dalam reaktor fluidized bed akan semakin cepat sehingga produk yang dihasilkan juga
akan lebih sedikit.
C.3 Pengaruh Yield dan % Konversi Biodiesel Terhadap Suhu
Untuk melihat pengaruh banyaknya produk biodiesel yang dihasilkan terhadap
suhu, kondisi proses yang digunakan adalah massa katalis sebanyak 16 gram, rasio antara
minyak:metanol sebesar 1:36, dan berbagai variasi laju alir serta temperatur yang sama
pada sebelumnya. Secara teori, semakin meningkatnya temperatur, maka produk
biodiesel yang dihasilkan juga akan semakin banyak dimana teori ini dibuktikan dari
persamaan Arrhenius sebagai berikut: k=ko.e^(-E/RT). Teori ini sudah sesuai dengan
hasil penelitian dimana yield dan konversi produk meningkat seiring meningkatnya
temperatur, seperti yang ada pada Gambar 3.8 dan 3.9. Selain itu, semakin tinggi
temperatur, maka akan menghasilkan tumbukan antar partikel yang semakin banyak
sehingga energi aktivasi yang dibutuhkan untuk bereaksi akan dihasilkan lebih banyak
juga.
4 0,854 5,038
7 0,851 4,947
10 0,868 5,025
13 0,877 5,106
16 0,883 5,126
Tabel 3.2 Spesifikasi Viskositas dan Densitas Biodiesel dengan Variabel Temperatur dan
Laju Alir Reaktan
Dari berbagai hasil densitas dan viskositas yang dihasilkan dan berbagai variasi
yang ada, produk biodiesel dianalisa menggunakan metode GC untuk menentukan
kondisi operasi terbaik. Hasil yang didapatkan adalah pada suhu 225oC, laju alir reaktan 4
mL/menit dan massa katalis 16 gram merupakan kondisi terbaik untuk memproduksi
biodiesel dengan kadar FAME yang diperoleh di dalam produk adalah sebesar 63,975%.
E. PERBANDINGAN SPESIFIKASI BIODIESEL TERBAIK
Dilakukan perbandingan spesifikasi biodiesel terhadap standar SNI yang berlaku
dengan hasil yang didapatkan pada biodiesel minyak sawit RBD.
Tabel 3.3 Perbandingan Spesifikasi Biodiesel
Apabila dibandingkan dengan standar SNI, biodiesel dari minyak kelapa sawit telah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk parameter flash point, pour point, density dan
viscosity.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang ada pada jurnal yang dikaji, kesimpulan yang dapat ditarik
adalah sebagai berikut:
1. Biodiesel diproduksi menggunakan jalur transesterifikasi dengan bahan baku minyak
kelapa sawit RBD serta proses dibantu dengan katalis berpromotor ganda yang
berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/γ-Al2O3).
2. Variasi massa katalis yang digunakan adalah 4, 7, 10, 13, dan 16 gram dimana dari
kelima variasi tersebut, massa katalis sebesar 16 gram memperoleh yield dan %konversi
produk biodiesel terbaik yaitu sebesar 0,296 gram biodiesel/gr minyak dan 29,483%.
3. Variasi laju alir yang digunakan adalah 4, 7, 10, 13, dan 16 mL/menit dan variasi
temperatur yang digunakan adalah 125, 150, 175, 200, dan 225oC. Dari variasi tersebut,
kondisi terbaik untuk memperoleh produk biodiesel adalah pada suhu 225oC, laju alir
reakatan 4 mL/menit, massa katalis: 16 gram dan rasio molar 1:36 dimana perolehannya
adalah 0,642 gr biodiesel/gr minyak dan konversi sebesar 63,975%.
DAFTAR PUSTAKA
Julianti, Kurnia dkk. 2014. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit RBD
dengan Menggunakan Katalis Berpromotor Ganda Berpenyangga γ-Alumina (CaO/MgO/
γ-Al2O3) dalam Reaktor Fluidized Bed. Fakultas Teknologi Industri, ITS (Institut Sepuluh
November).