You are on page 1of 41

Oleh:

ANALIS PENGAWASAN
PELATIH AHLI SEKOLAH PENGGERAK
KEMDIKBUDRISTEK

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA


2022
Prinsip Asesmen

01
Bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi
pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik sebagai
umpan balik

02
Dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
tersebut, dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan

03 Adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya


(reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar

04
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian bersifat sederhana
dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang
karakter dan kompetensi yang dicapai,

05 Digunakan oleh peseta didik, pendidik, tenaga


kependidikan, dan orang tua/wali sebagai bahan refleksi
Permendikbudristek Nomor 21 tahun 2022

Pasal 3
Prosedur Penilaian hasil belajar Peserta Didik meliputi:
a. perumusan tujuan Penilaian;
b. pemilihan dan/atau pengembangan instrumen Penilaian;
c. pelaksanaan Penilaian;
d. pengolahan hasil Penilaian; dan
e. pelaporan hasil Penilaian.
Pasal 9
Penilaian hasil belajar Peserta Didik berbentuk :
a. Penilaian formatif; dan
b. Penilaian sumatif.
1
Pasal : 9 ay 4 :
Penilaian formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen di awal pembelajaran


Dilakukan untuk mengetahui kesiapan peserta didik
untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan
pembelajaran yang direncanakan.
Tujuannya : Untuk kebutuhan guru dalam merancang
ASESMEN FORMATIF pembelajaran,
Yaitu asesmen yang bertujuan
untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi Asesmen di dalam proses pembelajaran
pendidik dan peserta didik
untuk memperbaiki proses Dilakukan selama proses pembelajaran. Tujuan untuk
belajar. mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat.
Sejak penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran maupun
modul ajar, rencana asesmen perlu disertakan dalam perencanaan
pembelajaran.

Dalam modul ajar, rencana asesmen ini dilengkapi dengan


instrumen serta cara melakukan penilaiannya.
ASESMEN FORMATIF

Asesmen Diagnostik Non kognitif


a. Asesmen awal pembelajaran Asesmen Diagnostik kognitif

Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui


kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam
kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.
a. Mengetahui kesejahteraan psikologi dan social emosi siswa
b. Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah
c. Mengetahui kondisi keluarga siswa
d. Mengetahui latarbelakang pergaulan siswa
e. Mengetahui gaya belajar, kareka

a. Mengidentifikasi Capaian Kompetensi Siswa


b. Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
c. Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang
kompetensinya di bawah rata-rata
Teknik atau pendekatan : Instrumen atau alat :
1. Observasi 1. Rubrik
2. Ceklist
2. Kinerja
3. Catatan Anekdotal
3. Projek 4. Grafik
4. Tes Tertulis Perkembangan
5. Tes Lisan
6. Penugasan
7. Portofolio
Contoh pelaksanaan Asesmen Kognitif Mata Pelajaran di Fase E
Setiap Guru menyusun Tes ( teknik dan instrument disesuaikan),
dengan komposisi sbb :

1. Jumlah soal/tes untuk mengukur capaian kompetensi di Fase E dengan


sekitar 60 %
2. Jumlah soal/tes untuk mengukur capaian kompetensi satu Fase di
bawahnya (Fase D) sebanyak 20 %
1. Jumlah soal/tes untuk mengukur capaian kompetensi dua fase dibawahnya
( Fase C) sebanyak 20 %
Contoh asesmen formatif dengan teknik observasi
Tujuan pembelajaran yang diukur : Mengukur panjang dengan satuan baku
Asesmen formatif : Observasi pengukuran benda dengan menggunakan penggaris
Instrumen : Lembar observasi pengukuran benda di sekitarku

Lembar observasi kegiatan Pengukuran Benda di Sekitarku


Nama Peserta Didik :
Tanggal Pengamatan :
IMPLIKASI ASESMEN FORMATIF AWAL DENGAN PEMBELAJARAN

Pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan


tahap capaian belajar peserta didik atau yang
dikenal juga dengan istilah :
“teaching at the right level “(TaRL)

Ditindaklanjuti dengan pengolahan hasil asesmen untuk


mengelompokkan peserta didik dengan kategori :
- Pemahaman dengan kemampuan rata-rata
- Pemahaman dengan kemampuan di atas rata-rata
- Pemahaman dengan kemampuan di bawah rata-rata
Pendidik menyusun rencana pelaksanaan
Pembelajaran,termasuk asesmen formatif
di awal dan di akhir pembelajaran

Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk Pendidik melakukan asesmen di awal


mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap
Asesmen ini dapat digunakan sebagai asesmen awal individu peserta didik untuk mempelajari
pendidik
pada pembelajaran berikutnya. materi yang telah dirancang

Melaksanakan pembelajaran dan Pendidik memodifikasi rencana yang dibuatnya dan/


menggunakan berbagai metode asesmen atau membuat penyesuaian untuk sebagian
formatif untuk memonitor kemajuan belajar peserta didik
Beberapa alternatif pendekatan pembelajaran
sesuai tahap capaian peserta didik yang dapat
dilakukan pendidik adalah sebagai berikut:
(TaRL)
Alternatif 1: Berdasarkan asesmen yang
dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik di Alternatif 3: Berdasarkan asesmen
kelas yang sama dibagi menjadi dua atau lebih yang dilakukan di awal pembelajaran,
kelompok menurut capaian belajar mereka, dan pendidik mengajar seluruh peserta
keduanya diajarkan oleh guru yang sama atau didik di kelasnya sesuai dengan hasil
disertai guru pendamping/asisten. Selain itu, asesmen tersebut. Untuk sebagian
satuan pendidikan juga menyelenggarakan kecil peserta didik yang belum siap,
program pelajaran tambahan untuk peserta pendidik memberikan pendampingan
didik yang belum siap untuk belajar sesuai dengan setelah jam pelajaran berakhir.
fase di kelasnya.
Alternatif 2: Berdasarkan asesmen yang
dilakukan di awal pembelajaran, peserta didik
di kelas yang sama dibagi menjadi dua atau
lebih kelompok menurut capaian belajar
mereka, dan keduanya diajarkan oleh guru yang
sama atau disertai guru pendamping/asisten.
“Hal penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pembelajaran terdiferensiasi menurut kesiapan peserta didik
tersebut adalah bahwa pengelompokan peserta didik berdasarkan
capaian atau hasil asesmen tidak mengarah pada terbentuknya
persepsi tentang pengkategorian peserta didik ke dalam
kelompok yang “pintar” dan tidak. Terbentuknya kelompok
“unggulan” hingga kelompok yang dinilai paling rendah
kemampuannya dapat menyebabkan diskriminasi terhadap
peserta didik.”
Contoh diferensiasi pembelajaran

Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat


■ Konten mempelajari 3 (tiga) hal terpenting terkait materi,
(materi yang akan diajarkan). bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari
keseluruhan materi dan bagi peserta didik yang
sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.

■ Proses (cara mengajarkan). Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat


didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik, bagi siswa yang
membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara
langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali
dengan Modeling yang dikombinasi dengan kerja mandiri,
praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi peserta didik
yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk
tugas mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir.
Contoh diferensiasi pembelajaran

■ Produk Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan


(luaran atau performa melalui produk yang dihasilkan. Contohnya, bagi
yang akan dihasilkan). peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa
menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai konten
inti materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup
mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan
penyelesaian masalah sederhana, dan bagi peserta
yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau
menelaah permasalahan yang lebih kompleks.
Pasal 9 ayat : 7
2
Penilaian sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah bertujuan untuk menilai
pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan: a. kenaikan kelas; dan b. kelulusan dari Satuan
Pendidikan.

ASESMEN SUMATIF
(menilai pencapaian
tujuan pembelajaran dan
atau CP peserta didik.)
Fungsi
Alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar
1 peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di
periode tertentu;

Mendapatkan nilai capaian hasil belajar untuk


2 dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah
ditetapkan
Menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas
3 atau jenjang berikutnya.
Menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil
mencapai tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan
“kriteria atau indikator ketercapaian tujuan pembelajaran“.

PENDEKATAN MENYUSUN KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP)

Pendekatan 1: Menggunakan Deskripsi Kriteria

Pendekatan 2: Menggunakan Rubrik

Pendekatan 3: Menggunakan Interval Nilai


+1
Pendekatan Menggunakan Deskripsi Kriteria
Guru menyusun kriteria yang terdiri dari beberapa komponen/pertimbangan
kemudian ketercapaian tujuan melihat apakah komponen tersebut sudah memadai
atau belum memadai

CONTOH : MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Kompetensi : Tugas Menulis Laporan

Pendidik menetapkan Kriteria/Indikator ketuntasan sbb :


Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks eksplanasi,
hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas.
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan
argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.

20
Contoh Deskripsi Kriteria untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran

Kriteria Tidak memadai Memadai

Laporan menunjukkan kemampuan


eksplanasi dengan runtut.
penulisan teks

Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas.

Laporan menceritakan pengalaman secara jelas.

Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis
disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat √
meyakinkan pembaca.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 (tiga) kriteria
memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu dilakukan intervensi
agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki

21
+2

Pendekatan Menggunakan Rubrik


Pendidik menyusun rubrik performa yang dapat memperlihatkan bukti kinerja,
dengan sebutan kualifikasi, misalnya : Mulai Berkembang, Layak, Cakap dan
Mahir
Contohnya, dalam tugas menulis laporan, pendidik menetapkan kriteria
ketuntasan yang terdiri atas dua bagian: Isi laporan dan penulisan.

Pendidik menggunakan rubrik ini untuk


mengevaluasi laporan yang dihasilkan
oleh peserta didik

22
Contoh Rubrik untuk Ketuntasan Tujuan Pembelajaran
Kategori dan Baru Layak Cakap Mahir
Kriteria Berkembang
Isi laporan Belum mampu menulis Mampu menulis teks Mampu menulis teks menulis teks eksplanasi, hasil
teks eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman
pengamatan, dan pengamatan, dan pengamatan, dan secara jelas.
pengalaman belum jelas pengalaman secara pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan
tertuang dalam tulisan. jelas. Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis
Ide dan informasi dalam Laporan hubungan kausalitas disertai dengan argumen yang
laporan tercampur dan menunjukkan yang logis disertai logis sehingga dapat
hubungan antara hubungan yang jelas dengan argumen yang meyakinkan pembaca serta ada
paragraf tidak di sebagian paragraf. logis sehingga dapat fakta-fakta pendukung yang
berhubungan. meyakinkan pembaca. relevan.
Penulisan Belum menggunakan Sebagian tanda baca Sebagian besar tanda Semua tanda baca dan huruf
(tanda baca tanda baca dan huruf dan huruf kapital baca dan huruf kapital kapital digunakan secara tepat.
dan huruf kapital atau sebagian digunakan secara digunakan secara Tepat
kapital) besar tidak digunakan tepat.
secara tepat.

Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika


kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap.

23
+3
Pendekatan Menggunakan Interval Nilai
Untuk menggunakan interval, pendidik dan/atau satuan pendidikan dapat menggunakan
rubrik maupun nilai dari tes. Pendidik menentukan terlebih dahulu intervalnya dan tindak
lanjut yang akan dilakukan untuk para peserta didik.
Contoh a. Untuk nilai yang berasal dari nilai tes tertulis atau ujian, pendidik menentukan interval nilai.
setelah mendapatkan hasil tes, pendidik dapat langsung menilai hasil kerja peserta didik
dan menentukan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.

Interval Kriteria Intervensi


0 - 40% Belum mencapai, Remedial di seluruh bagian

41 - 65 % Belum mencapai ketuntasan Remedial di bagian yang diperlukan

66 - 85 % Sudah mencapai ketuntasan, Tidak perlu remedial

86 - 100% Sudah mencapai ketuntasan, Perlu pengayaan atau tantangan lebih

24
25
Contoh b. Pendidik dapat menggunakan interval nilai yang diolah dari rubrik.
seperti dalam tugas menulis laporan, pendidik dapat menetapkan empat
kriteria ketuntasan sbb, :
1. Menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut
2. Menunjukkan hasil pengamatan yang jelas
3. Menceritakan pengalaman secara jelas
4. Menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen
yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca

Untuk setiap kriteria terdapat 4 (empat) skala pencapaian (1-4).


Pendidik membandingkan hasil tulisan peserta didik dengan rubrik untuk
menentukan ketercapaian peserta didik. Ukuran yang dipakai dapat
menggunakan : Belum Muncul, Muncul sebagian kecil, sudah muncul di
sebagian besar, dan terlihat pada keseluruhan teks.

© PELATIH AHLI SP- PA128


26

Kriteria Ketuntasan Belum Muncul Sudah muncul Terlihat pada


muncul sebagian kecil di sebagian besar keseluruhan teks
BOBOT 1 2 3 4
Menunjukkan kemampuan
penulisan teks eksplanasi √
dengan runtut
Laporan menunjukkan hasil
pengamatan yang jelas √
Laporan menceritakan
pengalaman secara jelas. √
Laporan menjelaskan
hubungan kausalitas yang
logis disertai dengan √
argumen yang logis sehingga
dapat meyakinkan pembaca.

Siswa memperoleh skor : 2+3+4+3 =12, Nilai : 16/16 x 100% = 75


Kriteria 66 – 85 : Telah mencapai Tujuan pembelajaran tanpa remedial
© PELATIH AHLI SP- PA128
27

Pasal 7
Pengolahan hasil Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf
d dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap data hasil pelaksanaan penilaian yang berupa angka dan/atau
deskripsi.

Hasil asesmen untuk setiap Tujuan Pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil
amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Data-data ini diperoleh
dengan membandingkan pencapaian hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran, baik pada capaian pembelajaran di akhir fase,maupun
tujuan-tujuan pembelajaran turunannya.

© PELATIH AHLI SP- PA128


28

1. Mengolah hasil asesmen dalam satu Tujuan Pembelajaran

Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih
tujuan pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari
tujuan pembelajaran setiap peserta didik.
Pendidik dapat menggunakan data kualitatif atau menggunakan data kuantitaif
dan mendsikripsikannya secara kualitatif, artinya Pendidik diberikan keleluasaan
untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun proporsional.
Contoh:
Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata
pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar
Kriteria/indikator ketercapaian Tujuan Pembelajaran :
1. Mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan
2. Mampu melakukan pengamatan sesuai prosedur.

Indikator 1 menggunakan teknik tes tertulis pilihan ganda atau essay, indikator 2
menggunakan unjuk kerja.
© PELATIH AHLI SP- PA128
29
Hasil asesmen sumatif peserta didik dipetakan ke dalam 4 kualitas, yaitu :
1) Perlu bimbingan,
2) Cukup,
3) Baik, dan
4) Sangat baik.
Angka kuantitatif pada setiap kualitas yang disajikan sebagai berikut :
0-60 => Perlu Bimbingan
61-70 => Cukup
71-80 => Baik
81-100 => Sangat Baik

Rubrik tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar
Bukti (evidence) Tujuan Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran (0 - 60) (61 - 70 (71 - 80) (81 - 100)
Indikator 1 : Belum mampu Menguraikan 1 contoh Menguraikan 2 contoh Menguraikan lebih dari 2
Mampu menguraikan menguraikan manfaat manfaat sumber energi manfaat sumber energi contoh manfaat sumber
manfaat sumber energi sumber energi energi
Indikator 2 : Memerlukan bimbingan Melakukan prosedur Melakukan prosedur Mampu mengarahkan
Mampu melakukan dalam melakukan pengamatan secara pengamatan secara teman yang lain dalam
pengamatan sesuai prosedur pengamatan mandiri, namun masih mandiri dengan tepat melakukan prosedur
Prosedur ditemukan 1 atau 2 kali pengamatan
kesalahan

© PELATIH AHLI SP- PA128


30
Hasil asesmen Tujuan Pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energiyang dapat
dimanfaatkan di lingkungan sekitar

Nama KualitasBukti Kualitas Bukti Deskripsi Nilai


(evidence) (evidence)
Indikator 1 Indikator 2
Amar Baik (75) Cukup (69) Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi 72
dan dapat melakukan prosedur pengamatan secara
mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
Badu Perlu Cukup (63) Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi (59)*
bimbingan tetapi dapat melakukan prosedur pengamatan secara
(55) mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2 kali
kesalahan
Candra Sangat Baik (80) Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat 87,5
Baik (95) sumber energi serta dapat melakukan prosedur
pengamatan secara mandiri dengan tepat
Dst...

© PELATIH AHLI SP- PA128


31

2. Mengolah capaian tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir


Capaian Tujuan Pembelajaran peserta didik menjadi bahan yang diolah menjadi nilai akhir
mata pelajaran dalam kurun waktu pelaporan (biasanya satu semester).
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah,
sedangkan untuk deskripsi, pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi
yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang belum dikuasai, dan dapat
ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.

Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif agar
peserta didik dapat menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam kondisi yang
optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai akhir
merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.

© Kemdikbud 2016
32
Contoh 1 : Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap Tujuan Pembelajaran
dengan data kuantitatif (angka pencapaian)

No Mata Pelajaran Jumlah Tujuan Ketuntasan.


Pembelajaran
1. Pendidikan Agama & BP 4 TP Untuk semua Mapel, :
2. IPA 4 TP 0 s.d. 55 Belum Tuntas
56 s.d. 100 Sudah Tuntas
3. Bahasa Indonesia 7 TP
4. dst.... *) Ketuntasan setiap Mata Pelajaran boleh berbeda

No. TP1 TP2 TP3 TP4 TP5 TP6 TP7 Hasil Akhir

1. Pendidikan Agama & BP 80 60 60 87 71,75


2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 55 75 90 83 75,75
3. Bahasa Indonesia 67 85 53 68 90 55 88 72,30

Contoh: Para pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan

© Kemdikbud 2016
33
Contoh 2 : Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap Tujuan Pembelajaran
dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor)

Deskriptornya sebagai berikut :


a. Perlu Bimbingan
Peserta didik masih kesulitan dan sangat bergantung pada bimbingan dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan belum siap memasuki pembelajaran lebih lanjut. Perlu direkomendasikan untuk
menguatkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti remedial

b. Cukup
Peserta didik masih kesulitan dalam mencapai sebagian tujuan pembelajaran dan perlu menguatkan
tujuan pembelajaran yang dipelajari sebelummengikuti pembelajaran selanjutnya dengan penekanan
pada aspek-aspek yang belum dikuasai

c. Baik
Peserta didik sudah menuntaskan sebagian besar indikator tujuan pembelajaran dan perlu siap
mengikuti pembelajaran selanjutnya

d. Sangat Baik
Peserta didik mengikuti pembelajaran selanjutnya dan dilibatkan diberikan pengayaan atau tantangan
lebih
© Kemdikbud 2016
34

Penilaian pencapaian hasil belajar peserta didik


dilakukan dengan membandingkan pencapaian
hasil belajar peserta didik dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.

Kriteria ini bukan berupa angka, melainkan kalimat


yang menjelaskan penguasaan kompetensi pada
tujuan pembelajaran. Misalnya, “Peserta didik
menguasai semua indikator tanpa banyak
menghadapi kesulitan.”

© Kemdikbud 2016
35

PENGOLAHAN HASIL ASESMEN UNTUK NILAI RAPOR

Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat 2 jenis data, yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta
data hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).

Pengolahan hasil asesmen dalam bentuk angka (kuantitatif) didasarkan


hanya pada hasil asesmen sumatif, sementara asesmen formatif
sebagaimana diuraikan sebelumnya, berupa data atau informasi yang
bersifat kualitatif, digunakan sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran sekaligus sebagai bahan pertimbangan menyusun
deskripsi capaian kompetensi.

© Kemdikbud 2016
36

© Kemdikbud 2016
Contoh Pengolahan Data Kualitatif 37

© Kemdikbud 2016
38

Pelaporan Hasil Belajar


Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor, ketiga opsi
tersebut sebagai berikut :

1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran

© Kemdikbud 2016
1) Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran 39

© Kemdikbud 2016
40
2) Penyusunan deskripsi berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran

© PELATIH AHLI SP- PA128


41
3) Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari materi
yang sudah diberikan

© PELATIH AHLI SP- PA128

You might also like