Professional Documents
Culture Documents
Proposal BBLR
Proposal BBLR
KEJADIAN BBLR
YUNITA ROMSERY
12114201170134
FAKULTAS KESEHATAN
AMBON
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
Kami menerima dan menyetujui proposal ini yang di susun oleh Yunita Romsery, NPM:
Ns. S.Embuai, S.Kep., M.Kep Ns. Mevi Lilipory, S.Kep., M.Kep
NIDN : 1229098901 NIDN : 1203068702
Mengetahui
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat , tuntunan,
terselesaikan.
Penyusunan proposal ini merupakan syarat dalam penyelesaian tugas akhir untuk
Indonesia Maluku.
1. Dr. J. Damamain, M.Th selaku Rektor Universitas Kristen Indonesia Maluku dan
2. B.Talarima, SKM., M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan. Pembantu Dekan I, II,
4. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas
5. Ns. S. Embuai, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing I yang juga telah membimbing
dan memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah
6. Ns. M. Lilipory, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing II yang juga telah membimbing
dan memberikan masukan kepada peneliti dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah
3
7. Para dosen Universitas Kristen Indonesia Maluku terkhusus Fakultas Kesehatan
8. Bapak, ibu, kakak dan seluruh keluarga yang telah membantu peneliti baik dalam
bentuk dukungan material, nasihat, maupun doa untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
9. Sahabat dan orang-orang terdekat yang telah memberikan bantuan dan motivasi serta
10. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi serta dukungan kepada
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, sehingga kritik dan saran yang
Penulis
4
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................6
E. Kerangka Konsep..........................................................................................................34
A. Desain Penelitian...........................................................................................................35
5
C. Populasi Sampel dan Teknik Sampling.........................................................................43
D. Variabel Penelitian........................................................................................................44
E. Analisis Data.................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................45
LAMPIRAN.............................................................................................................................47
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR LAMPIRAN
8
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan
angka kematian bayi (AKB) yang terjadi disebabkan oleh BBLR. BBLR
memiliki resiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas dari
pada bayi baru lahir yang memiliki berat badan normal. (Hartiningrum &
Fitriyah, 2019).
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) masih menjadi masalah di
dunia, karena penyebab timbulnya penyakit dan kematian pada bayi yang baru
lahir (Maryunani & Nurhayati, 2009). Hal ini terbukti dengan jumlah kasus yang
masih cukup tinggi, 15% dari 20 juta bayi di seluruh dunia lahir dengan BBLR
tinggi. Berat badan lahir rendah (BBLR) di diperkirakan sekitar 15-20% dari
seluruh kelahiran di dunia. Hampir 95% kasus bayi dengan BBLR terdapat di
Asia timur dan pasifik sebanyak 6%, Amerika Latin dan Karibia sebanyak 9%,
Negara Maju sebanyak 14%, dan Asia selatan sebanyak 28% (UNICEF, 2015).
tahun 2013 sebanyak (5,7%). Prevalensi kejadian BBLR pada tahun 2018
1
menurut provinsi angka tertinggi terdapat Provinsi Sulawesi Tengah sebanyak
sulit untuk di cegah. Faktor resiko terjadinya BBLR terbagi dalam faktor
eksternal seperti usia ibu, paritas, jarak kehamilan, umur kehamilan, kadar Hb,
status gizi ibu hamil, riwayat penyakit (anemia, hipertensi, diabetes melitus),
ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR, namun tidak semua
faktor ada di daerah tertentu. Masing-masing faktor bervariasi dari suatu daerah
ke daerah yang lain tergantung faktor geografis, sosial, ekonomi dan budaya.Hal
2
melahirkan bayi dengan berat badan rendah pada penelitian adalah ibu memiliki
usia beresiko sebanyak 36 (40%), ibu dengan jarak kehamilan beresiko sebanyak
berdasarkan penelitian dari teori yang ada bahwa usia ibu, jarak kehamilan, dan
Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun merupakan
salah satu faktor resiko penyebab BBLR. Penyulit kehamilan <20 tahun lebih
tinggi di bandingkan kurang waktu reproduksi sehat (usia 20-30 tahun) keadaan
ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat
hamil >35 tahun terjadi penurunan fungsi organ melalui proses penuaan dan
jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan
perdarahan, selain itu dapat melahirkan bayi belum cukup bulan (Manuaba,
2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Alya (2018) di Rumah Sakit Ibu dan
Anak di Banda Aceh di temukan 31,4% usia ibu beresiko terhadap bayi BBLR.
Kehamilan pada usia kurang dari 20 tahun kondisi ibu masih dalam
Jarak kehamilan bagi ibu untuk hamil kembali adalah 2 sampai 3 tahun.
berikutnya. Semakin kecil jarak antara kedua kelahiran, semakin besar resiko
3
untuk melahirkan BBLR. Kejadian tersebut disebabkan oleh komplikasi
perdarahan waktu hamil dan melahirkan, partus prematur dan anemia berat.
kesehatan dan perkembangan kehamilan sehingga tidak terjadi berat badan lahir
Between Maternal age and pregnancy With the Incidence of Low Birth Weight
babyAt The Jaraga Sasameh Hospital buntok 2016 menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan ibu dengan kejadian BBLR.
Dari hasil penelitiannya, ibu yang jarak kehamilannya kurang dari 2 tahun
kebutuhan zat besi hampir tiga kali lipat untuk pertumbuhan janin dan
menyimpan zat besi sebesar 1000 mg yang berfungsi untuk keperluan janin,
plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Jumlah zat besi pada bayi baru lahir kira-
kira sebesar 300 mg sedangkan jumlah zat besi yang di perlukan ibu untuk
mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah sekitar 500 mg. Apabila
jumlah tersebut tidak dapat terpenuhi maka akan terjadi anemia difisiensi besi
4
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini Febrianti (2019) di RSU DR.
BBLR, di dapat nilai p value =0,010. Ibu hamil dengan anemia dikarenakan
Hbnya rendah dan akan membahayakan ibu dan juga mengaggu pertumbuhan
dan perkembangan janin serta membahayakan jiwa janin. Penyebab dari hal
yaitu kurangnya suplai nutrisi dan oksigen pada placenta yang akan
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor apa saja yang berhubungan
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka penelitian ini
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
BBLR
5
c. Untuk mengetahui hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR.
D. Manfaat Penelitian
1. Maanfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi
6
c. Bagi peneliti selanjutnya
mempengaruhi BBLR.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi lahir dengan berat < 2500 gram.
WHO (1996) mengganti istilah prematur dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), dikarenakan semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan
berat badan lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan.
timbingan dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir (kosim dkk, 2009).
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Penilaian
terhadap BBLR dilakukan dengan cara menimbang bayi pada saat lahir atau
8
9
2. Klasifikasi
1) Bayi dengan Berat Badan lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir
1500-2500 gram.
2) Bayi dengan Berat Badan lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat
berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau
(NKB-SMK).
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
kehamilannya (KMK).
3. Etiologi
1. Bayi dengan BBLR yang lahir kurang bulan (NKB KMsK) penyebabnya
adalah:
10
a. Berat badan ibu yang rendah
2. Bayi lahir cukup bulan tetapi berat badan lahir kurang dari normal (NCB
anemia
1. Faktor ibu
a. Penyakit
HIV/AIDS, TORCH
11
b. Keadaan ibu
1). Ibu dengan usia <20 tahun atau lebih >35 tahun menjadi
rendah
3). Bayi lahir dari pernikahan yang tidak sah angka kejadian
d. Sebab lain-lain
2. . Faktor janin
b. Cacat bawaan
3. Faktor plasenta
12
4. Faktor lingkungan
a. Terkena radiasi
4. Manifestasi Klinis
Sesuai dengan Buku Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit dan Bayi Resiko
h. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan gerakan lemah.
i. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflek isap,
lemah.
13
5. Patofisiologi
Prematuritas
kehilangan
hipotermi
14
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah
(Mitayani, 2010) :
b. Hipoglikemi simptomatik
d. Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
15
Hiperbilirubinemia (ikterus bayi baru lahir) adalah meningginya kadar
7. Penatalaksanaan
yaitu :
a. Pemberian posisi
energi untuk mengatasi usaha bernafas, makan atau mengatur suhu tubuh
dan BBLR yang dapat menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih
berbaring miring fleksi. Posisi telentang lama bagi bayi preterm dan
16
batang tubuh dengan leher dan punggung melengkung. Sehingga pada
b. Minimal handling
1. Dukungan Respirasi
ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan
2. Termoregulasi
masa otot yang lebih kecil dan deposit lemak cokelat lebih sedikit untuk
control reflek yang buruk pada kapiler kulitnya, pada saat bayi BBLR
17
langsung berhubungan dengan jumlah personel dan peralatan yang
4. Hidrasi
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
cairan.
5. Nutrisi
ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui
ada sejak sebelum lahir, namun koordinasi mekanisme ini belum terjadi
18
awal ( dengan syarat bayi stabil secara medis) dapat menurunkan
metode alternatif, air steril dapat diberikan terlebih dahulu. Jumlah yang
tercapai.
Bayi BBLR dan preterm menuntut waktu yang lebih lama dan
makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi kelelahan
alternatif cara perawatan yang murah, mudah, dan aman untuk merawat
bayi BBLR. Dengan PMK, ibu dapat menghangatkan bayinya agar tidak
dapat mengancam hidupnya, hal ini dikarenakan pada bayi BBLR belum
kulitnya.
BBLR tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena
19
melalui kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat
yang sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki pengaruh
mempererat ikatan antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam
merawat bayi
Bukti dari suatu intervensi untuk mencegah berat badan lahir rendah menurut
layanan kesehatan
3). Perbaikan air, sanitas dan kebersihan yang bersih dan memadai
cakupan rendah
20
b. Intervensi di tingkat masyarakat
4). Suplemen zat besi dan asam folat intermiten untuk wanita usia subur
c. Intervensi pra-kehamilan
kongenital
tingkat perawatan
2). Suplemen zat besi harian dan suplemen asam folat untuk wanita
selama kehamilan.
sebagai berikut:
a. Hipotermi
Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu
21
hipotermi adalah suhu tubuh < 32 0 C, mengantuk dan sukar dibangunkan,
b. Hipoglikemia
kecerdasan otak
c. Gangguan Imunologik
sangup membentuk anti bodi dan daya fagositisis serta reaksi terhadap
surfaktan pada paru-paru Gangguan nafas yang sering terjadi pada BBLR
e. Masalah Eliminasi
f. Gangguan Pencernaan
22
otot pencernaan masih belum sempurna sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah.
1. Usia ibu
tahu, jika terjadi kehamilan dibawah atau diatas usia tersebut maka
2010).
2. Paritas
kesehatan, jumlah anak yang paling aman bagi seorang wanita adalah
paritas kedua dan ketiga, sedangkan untuk paritas pertama dan lebih
bagi bayi yang dilahirkan. Bagi ibu yang melahirkan pertama kali
23
apakah ada penyulit atau tidak. Sedangkan untuk paritas yang lebih
diantaranya adalah bayi lahir cacat atau bayi lahir dalam keadaan
berat badan yang rendah. Dan pada paritas yang lebih tinggi yaitu
lebih dari empat akan lebih beresiko karena ibu sudah mengalami
3. Jarak kehamilan
4. Umur Kehamilan
rahim. Ditinjau dari umur atau usia kehamilan dibagi dalam 3 bagian
24
c. Post Term : usia kehamilan 42 minggu
5. Kadar Hb
ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah
menderita anemia berat (Depkes RI, 2012). Status anemia pada ibu
pada ibu hamil di Indonesia masih tinggi yaitu 63,5%. Seorang ibu
dengan gizi buruk, perlu mendapat gizi yang adekuat baik jumlah
25
ibu hamil, menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran
cara lain untuk mengeahui status gizi ibu hamil yaitu dengan
cm, hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan
kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Ibu hamil akan menderita
7. Riwayat penyakit
8. Pendidikan
26
Tingkat pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan
penyebab terjadinya BBLR yaitu status gizi ibu yang tidak baik.
dengan berat badan lahir rendah. Selain itu dengan pendidikan dan
9. Sosial ekonomi
27
dengan status sosial ekonomi yang baik kemungkinan besar gizi yang
perkembangan janin.
2). Merokok
Asosiasi antara perokok dan efek yang tidak diinginkan lainnya juga baik
Rokok mengandung campuran lebih dari 68.000 zat kimia beracun yang
28
4). Alkohol
satu gelas atau lebih perhari dapat mengalami resiko aborsi spontan
samapi dua kali lipat dan setiap dua gelas alkohol yang akan di konsumsi
di kehamilan tahap lanjut akan membuat berat lahir kurang sebesar 160
gr(wheeler, 2004).
1. Pengertian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) usia adalah lama waktu hidup
keberadaan suatu benda atau mahkluk, baik yang hidup maupun yang mati
2. Klasifikasi
Yang termasuk usia reproduksi sehat yaitu 20-30 tahun usia aman untuk
kehamilan dan persalinan, dalam arti kematian neonatal 2-5 kali lebih
29
tinggi pada usia kurang dari 20 tahun dan meningkat pada usia 30-35
tahun. Umur reproduksi sehat yaitu dimana pada masa ini merupakan
(manuaba, 2012)
Usia reproduksi tidak sehat yaitu <20 tahun atau >35 tahun, hal ini
dikarenakan pada usia tersebut keadaan alat reproduksi belum siap untuk
dimana usia tersebut cenderung didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu
sebelumnya.ibu hamil dalam kondisi tubuh kurang sehat inilah yang merupakan
salah satu faktor penyebab kematian ibu dan bayi yang dilahirkan serta resiko
sehingga berpengaruh terhadap berat badan lahir. Ibu hamil yang jarak
kelahirannya kurang dari 2 tahun, kesehatan kondisi dan rahimya masih butuh
30
D. Tinjauan Umum Anemia
1. Pengertian
Anemia merupakan penyakit kekurangan sel darah merah. Apabila jumlah sel
darah merah berkurang, asupan oksigen dan aliran darah menuju otak juga
semakin berkurang. Selain itu, sel darah merah juga mengandung hemoglobin
penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada setiap kasus anemia
anemia antara lain rasa lemah, cepat lelah, telinga berdenging, mata
pasien tampak pucat yang terlihat dari konjugtiva, mukosa mulut, telapak
Pada ibu hamil, gejala yang paling mudah terlihat adalah cepat
hilang, napas pendek, dan keluhan mual dan muntah yang lebih hebat pada
31
Selain itu, tanda-tanda anemia pada ibu hamil dapat diamati dari peningkatan
menyediakan lebih banyak oksigen pada darah, kepala terasa pusing akibat
oksigen berbagai organ, kulit terlihat pucat karena kurang oksigenasi, mual
akibat penurunan aliran darah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat,
3. Klasifikasi
kondisi ibu dengan kadar hemoglobin(Hb) <11 gr% pada trimester I dan II,
reabsorpsir, terlampau banyak zat besi yang keluar dari badan (misalnya
perdarahan).
32
Tanda dan gejala anemia tipe tipe ini adalah rambut rapuh dan halus,
kuku tipis, rata, dan mudah patah, lidah tampak pucat, licin dan
disudut mulut.
2. Anemia megaloblastik
Dalam kehamilan, anemia jenis ini disebabkan oleh defisiensi asam folat.
3. Anemia hipoplastik
4. Anemia hemolitik
himolitik biasanya sulit hamil. Jika ia hamil, biasanya akan terjadi anemia
berat
5. Anemia lainnya
Seorang wanita yang menderita suatu jenis anemia, baik anemia turunan,
anemia yang berat. Dalam hal ini, anemia berat akan berpebgaruh negatif
33
4. Penatalaksanaan
Ibu hamil dengan anemia dapat diberikan suplemen fe dosis rendah 30mg
pada trimester III, sedangkan pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
dapat diberikan suplemen sulfat 325 mg sebanyak 1-2 kali dalam sehari.
Anemia yang disebabkan oleh defesiensi asam folat, dapat diberikan asam
5. Pencegahan
besi (sayuran berwarna hijau tua seperti bayam). Kopi dan teh adalah jenis
34
E. Kerangka Konsep
Usia Ibu
BBLR
Jarak Kehamilan
Anemia
Keterangan:
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menggunakan metode sytematic review yakni sebuah sintesis dari studi literature
dengan metode pencarian yang eksplisit dan melibatkan proses telaah kritis
dalam pemilihan studi. Tujuan dari metode ini adalah untuk membatu peneliti
lebih memahami latar belakang dari penelitian yang menjadi subyek topik yang
dicari serta memahami bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat
36
d. (O) Outcome: terdapat hubungan antara Usia Ibu, Jarak Kehamilan dan
2. Menyusun Protokol
yang mencakup beberapa hal seperti lingkup dari studi, prosedur, kriteria
untuk menilai kualitas (kriteria inklusi dan eksklusi), skala penelitian yang
Analyses) .
a. Pencarian Data
b. Skrining Data
dengan topik atau judul, abstrak dan kata kunci yang diteliti.
37
c. Penilaian Kualitas
kuantitatif atau kualitatif yang memenuhi semua syarat dan kriteria untuk
38
Literatur Review Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian BBLR
Keseluruhan Jurnal
n= 7.340
Screening:
Full text
Geoogle scholar: 36
Kriteria inklusi:
39
3. Ekastraksi Data
manual dengan membuat formulir yang berisi tentang; tipe artikel, nama
jurnal atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode penelitian dan lain-
lai
40
No NAMA JURNAL TAHUN KATA KUNCI METODE LOKASI
PENELITIAN
1 Hubungan Antara Usia 2017 Usia, Paritas, Bayi Survey analitik Palembang
Khadijah Palembang
Rendah control)
Studi Observasional Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Martapura
retrospektif
41
4 Determinan BERAT 2017 BBLR, Usia, Jarak Penelitian ini Yogyakarta
RENDAH penelitian
observasional
dengan pendekatan
retrospektif
Lahir Rendah
Wilayah Kerja
Puskesmas Jeumpa
Kabupaten Bireuen
7 Faktor Risiko Kejadian 2020 BBLR, Umur Ibu, Survey analitik Makassar
Anemia
42
BBLR Di Rumah Sakit Paritas, Riwayat pendekatan cross
Bekasi
Bekasi . pendekatan
Cross Sectional
retrospective
43
SINGKIL sectional
retrospektif
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan oleh
BBLR.
2. Sampel
Sampel terdiri dari atas bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
3. Teknik sampling
sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dari keseluruhan subjek penelitian.
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
44
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Tujuan dari masalah dalam
maka dibuat kriteria inklusif dan ekslusif. Kriteria inklusif adalah semua aspek
yang harus ada dalam sebuah penelitian yang akan kita review dan kriteria
a. Kriteria Inklusif
D. Variabel Penelitian
E. Analisis Data
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstraksi data, maka analisis data
dilakukan dengan menggabungkan semua data yang telah memenuhi kriteria inklusi
45
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Dian, 2018. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Bayi Berat Lahir rendah (BBLR) di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh. Skripsi Prodi DIV Stikes U’Budiyah Banda
Aceh.
Arinita Ika, 2012. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian BBLR Di Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin palembang. Jurnal Ilmiah Bidan. Volume 2 Nomor 1
Febrianti, R., & Prodi III,D. Faktor-Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Kejadian Berat Badan
Indasari, N. 2012. Berat Badan Faktor Resiko Pada Kejadian Lahir Rendah (BBLR). Jurnal
keperawatan 8(2).
46
Mendri.K.N.D & Prayigo.S.A, 2018. Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit & Bayi Resiko
Monita, F. 2016. Hubungan Usia, jarak kelahiran dan kadar hemogoblin ibu hamil dengan
kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. (Doctoral
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan
Diagnosis medis dan Nanda Nic-Nic. Edisi Revisi jilid 1. Yogyakarta: Medication.
Proverawati, A., dan Ismawati, C. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) .Yogyakarta: Nuha
Media.
Sembiring JB, Pratiwi D, Sarumaha A. 2019. Hubungan Usia, Paritas dan Usia Kehamilan
dengan Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan. J
Bidan.
Sharma, Megha., Sunita Mishra. 2013. Maternal Risk Faktor and Consequence of Low Birth
Suhartati,S., & Mardiana, M. 2017. the Relationship Between Maternal age and pregnancy With
the Incidence of Low Birth Weight babyAt The Jaraga Sasameh Hospital buntok
2016.
Suhartati,S., & Mardiana, M. 2017. the Relationship Between Maternal age and pregnancy With
the Incidence of Low Birth Weight babyAt The Jaraga Sasameh Hospital buntok
2016.
47
Thiardiani, ismi. 2011. Faktor Resiko kejadian Berat Badan lahir Rendah di wilayah kerja
www.who.int/gho/data/organisasi_kesehatan_dunia
LAMPIRAN
48
49
Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi
50
Lampiran 2. Pencarian pada situs Geoogle Scholar
51
52
53
54
55
56
57
ss
58
43