You are on page 1of 40
: a! I. Dasar pengertian dan tujuan arkeologl’« . ' ‘ ; A. Definisi arkeclog! i ' Sebagal suatu disiplin, arkeolog! dapat didefinisikan -dengan cara dan dalam pengertian yang bermacam-mgcam. Cara pandang dan penekanan yang berbeda-beda terhadap ilmu ini pada akhirnya menghasiikan pengertian yang berbeda pula- _Perbedaan Gara pandang dan penekanan Ini tidak lepas dari sejarah perkerbangan arkeologi nulal dart munculnya’ sanpal menjadl suatu disiplin. Kata arkeologi pada puianya digunakan “untuk suatu pengertian yang berhubungan dengan sefarah kuno -pada paren Dengan definis! inl berarti bahwa arkeolog! memiliki isi - yang berhubungan dengan Kuapulan naskab-naskah Kuno. Definiol Intlah yang nampaknya mendasari pandangan Stuart Figgot™ dai dalam _ puxunya yang bersudul, Appreach touA haéology)yang nengatakan. - % : bahwa-erkeolog!: adatah eabang Di dalam bukuaya yang berjudul The Origins and Growth of Archaeology, Glyn LDantell. mendefinisikan’ arkeologl sebagal berikut: vec.the study of the things man nade and didicin eran that thelr whole way of I1fe nay be understood (Daalel. ' pa yang dikenukakan oleh Daniel tersebut nanpaknya sejalan dengan jalan eiklees Robert | Unt ERSWeNegy 31" dalam bukunya yang perjudil Arch slogists and What “They odo) Dikatakan bahwa arkeolog! adalat éuatu iimu yang pexsolog? nempelajari artefak-artefak dan tingkah laku manusia dengan tujuan untuk mengetahul seluruh cara hidupnya. Dengan definisi ini maka seorang arkeolog - “akan cra Oe nenusatkan perhatiannya pada benda-benda buatan manusia dalan usahanya - merekonstruks1 cara hidup manusia masa lampau (Braidwood, 1360; cf. Clark, 1960). Dari dua rumisan int saja udah dapat dilihat adanya perbedaan titik pandang (perhatian) terhadap tujuan . penclitian arkeologi yang tentunya membawa akibat perbedaan cara pendekatannya Lepas darf perbedaan tersebut di atas dapatlah kiranya dlusulkan bahwa e@cara unu arkeologi) berarti? ilmu yang es — _vang) dengan kekunoan (archaiS = kuno, tua, berhubungan _ lana, masa Vanpau; logos = liu, diskust, discourse). “Kekunoan” ai sini hempunyal pengertian yang sangat luas, dapat berhubungan dengan nanusianya, hasil-hasil__karyanyas dan _lingkungan _hidupnya. berhubungan dengan Dengan kata lain, “kKekunoan” manusia dan ‘Kebudayaan yang ‘sudah perlalu, Dengan—denikian arkeslog! dapat aNReIKaR, AVartikad, tiny yang nempelojarineoiugsalan= pes nagalan nasa vlaluy dengan an _untw ekonstruksi kehidu manuslanya (cf. 11-12). Rekonstruks! Kkehidupan Willey ‘dan Sat ff, 19748 manusia masa Lalu .tersebut dapat tore. pada usaha nengetahu! | kronoldginya, untuk ne _yang terjadi pada_sasa alu)! Jatau mengetahul proses perubahan ebudayaannya. bengan pengertian ’ sepert tersebut dl atas,, maka arkeologi iwbagal suatu disiplio berhubungan erat dengan antropologi dan . \serarah, karena kedua’ disiplin yang disebut’ terakhir juga ' eee keduanya. memusatkan perhatiannya pada usaha Iperhubungan dengan imasa lampau. Baik sejarah maupun’ serunut peristiwa-penistiwa: masa lalu beserta eksplanasinya, \ sikian pula halnya dengan arkeologi. i Weskipun arkeologi berhubungan erat dengan sejarah tetapi itidak’ berarti bahwa ilmu ini sama dengan atau cabang dari igejarah. Antara arkeologi dan sejarah terdapat perbedaan yang tendasar, bukan Karena pecbedaan filosofisnya, tetapi terutama perbedaan dl dalam metode yang digunakannya. Pervedaan di dalam aetode ini disebabkan oleh Karena adanya perbedaan di da Gata yang digunakan| D1 dalam menyusun dan nenyajikan masa Vee ease lampau tersebut sejarah lebih engandalkan padq Y tekstual sebagal bahan refereasinya, sedangkan arkeologi lebih Inggalan-peninggalan |materjal| Metode = —— v senggantungkan “dan ,'teknik perolehan dan pengolahan di tersebut jelas berbeda. Arkeologi juga. berbeda dengan antropolog! Karena antropologi pada dasarnya merupakan suatu ilnu a neralisasi, Dalam. tata kerjanya antropologi memulal dengan nasyarakat partikular dan kebudayaannya Dengan sengadakan fperbandingan, seorang antropolog akan dapat aenjelaskan (éksplanasi) tentang terjadinya suatu bentuk-bentuk masyarakat, dan perubahan- .n-perubehan yang ter. atu kebudayaan, vy J eo Gap B. Munculnya arkeologi sebagal suatu disiplin Wa nage RNs Seperti balnya!t1au-11nu yang lain, sebelum menjadi finmu arkeologt nengalant proses pertumbuhan yang sangat panjang. tinu inf gebenarnya @inula! dar| adanya rasa keinginan dari sekelonpok orang’ untuk menguapulkan benda-benda kuno ¢benda- benda. antik),tyang.dlanggap meniliki nilaf seni tinggl. , Benda- benda kuno int mula-mula diperoleh dan dikumpulkan dari tangan ke tangan, tetaph Kemudian akhirnya dilakukan penggal ian- penggallan (ekskavas!) pada situs-situs arkeologl. Kegiatan Ini sudah dilakukan “sejak abad VIi $.M. (Sebelum Masehi) oleh Delshaltt Namner, putri mahkota Nabonidus raja _sBabllonta, terakhir. Putri Namner memiliki sebuah Kamar untuk mengumpulkan benda-benda antik Lokal. Untuk melengkapi koleksinya ita, ayahnya kemudian memerintahkan-untuk mengadakan fenggalian di Sejalan dengan kegiatan pengumpulan benda-benda purbakala itu, banyak orang juga tertarik uatuk mengetahul kéhidupan nasyarakat bangsa. lain yang. memiliki adat dan, tatacara yang dJanggap sangat karakteristik dan berbeda dengan tata cara adat fereka. sendiri. Dalam hal ini Herodotus dari Yunani merupakan salah satu tokoh yang memelopori usaha inl. Pada abad (VSM d Herodotus nelakukan observas! etnografis dan pengumpulan data tentang adat keblasaan bangsa sir Kuno, bangsa Scythia, Bangsa Yunani, dan bangsa Persia. Istilah barbarian telah diberikan bagi bangsa-bangsa tersebut untuk membedakan dengan tingkatan savagery dan civilized. Itulah sebabnya Herodotus ini sering dianggap,sebagal bapaknya ilmu antropolog! dan sejarah. Usaha serupa juga telah dilakukan oleh Megastheres dalam -abad It SH. Dar! ‘penelitian yang dilakukan, terhadap. suku bangsa India, telah berhasit dikumpulkan data tentang adat istiadat dan Kepercayaannya, dan dilengkap! dengan deskripsi tentang keadaan geoerafis, flora, dan faunanya. Baik Herodotus maupun Hegasthenes, ,Keduanya termasuk penulls-penulis klasik, yang karya-karyanya lebih bersifat antropologis dan etnografis. Dari pengalaman dan penelitian para antropolog dan etnogtaf tersebut kentdian ‘akan menimbdlkan kesadaran akan adanya perbedaan, kebudayaan dan agama di antara suku-suku bangsa al dunia, dilihat dari dimensi waktu dan ruangnya. Kenyataan Ini telah menimbulKan Kecenderungan bagi para cendekiawan, khususnya di Eropa, untuk mengamati faktor-faktor yang nenyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan tersebut. Dalam abad V-xXII M. pera cendekiawan Eropa lebih memusatkan perhatiannya terhadap adanya perbedaan agama daripada perbedaan kebudayaan pada__unumnya. Baru pada abad XIII M. orang-orang Eropa nulai menaruh perhatiannya untuk nengumpulkan Informas! etnografis: dari beberapa suku bangsa di luar Eropa. Glovanni daff_Piandel Carpini dan Willem van Rubrock adalah o: orang ‘pertana. yang telah berhasil mengumpulkan data etnografis pada _ suku__bangsa Mongolia Kuno. Demiklan juga Marcopolo telah berhast1 1 ~ ae mengumpulkan informas! penting tentang Kublal Khan. Dari kumpulan data tersebut Roger Bacon (lebih Kurang 1214-1292) --- | Orr. | telah menytmpulkan bahwa adanya perbedaan ad _Sstiadat: al suku-suku bangsa di dunia Ini disebsbkan oleh faktor antara gis, yaltu pengaruh planet-planet di ruang angkasa (Rowe, 1965: 6-8). Dengan denikian sampal dengan abad XIII HM. wxeolog! nasih belun dapat diformulasikan sebagal suatu disiplin. — Baru sesudah abad writ) enasa Renaissance) disiplin. arkeolog!__aulal nenunjukkan Ident itasnya. Pada masa Inf para cendekiawan mu)al melihat adanya cakrawala yang lebih luas dibandingkan masa-masa sebelumnya. Kalau pada masa-masa sebelumnya, mereka lebih sensitif terhadap perbedaan-perbedaan kebudayaan yang disebabkan oleh faktor perbedaan ruang, pada aasa Ini sudah mula! menekankan pada perbedaan yang disebabkan oleh faktor wakgu..Hereka tidak saja nempelajarl adat lstiadat dan Institusi-Institus! bangsa Ronawl, Latin dan Yunant, tetapi fuga mempelajari’ mopumen-monunen kun yang ada di kotackota tersebut. mo : _ Tokeh pertana : yang, dapat disebutkan alah Francesco Petrarca/ (Petrarch: 1304-1374). Dalam usahany& untuk dapat nelihat™ kebydayaan kuno bangsa Ronaws, Peres telah renusatkan perhatiannya pada penelitian naskah-naskah kuno. If dar! temannya Glovanni Usaha ini mendapat dukungan pos! Baccaccle dan Glovann! Dond! 1818-1309), Rigalah _nengenal nitologi dan topograf! klasik yang dibuat . oleh Glovanni Baccacclo telah memberikan ganbaran yang lebih lengkap mengenal kebudayaan Romawi _ tersebut. Gambaran itu menjad! lebih ‘utuh jag! setelah Glovanni Dondl, seorang dokter dan Insinyur nesin, sengadakan observasi yang sistematis terhadap peninggalan- peninggalan arkeologisnya yang berupa monunen. Dengan semakin bertambahnya data baru, maka Cirlaco de 1463) kemudian Siaztcollt 1392-41462) dan Blondo Flavio (13 seletakkan fondasi! yang kuat terhadap disiplin arkeologl. Darl hasil penelitian pang dilakukan oleh Plzzicoll! pada vahun 1421 terhadap prasasti-prasast!-latin dan monumen-monunen di Anconas . Italia. tengah,. dapat! ‘ajketahui bahwa Kedua sumber data tersebut saling nelengkapl, "Sehingga harus digunakan secara bersama -dan tidak dipisak-pisahkan. Sisa‘ hidupnya dthabiskan untuk nenpelajari monumen-monunen kuno, prasasti-prasastl, dan sent ‘ 1 . pahat di Italia, Yunani, Turki, dan Mesir. Sepert! halnya .Plzzicolli, temannya yang bernama Brando - 4 : 5 : Flavio juga sangat- berjasa di dalam mémbantu © menegakkan disiplin arkeslogi. Dla adalah orang pertama yang nelakukan studi kebudayaan Romawi Kuno secara sistematis, Tulisan yang berjudul Rome Restored and Rome Triumphant merupakan karya besarnya_ yang pernah dikerjakan semasa hidupnya. Selain bersif. rologis, tullsan Ini Suga memuat hasll studinya yang berhubungan dengan agama, penerintahan, organisast alliter, dan adat Istiadat bangsa Romawl Kuno (Rowe, 1965: 11), Neskipun pada masa ini disiplin arkeologi nasih belum dapat dibedakan dari i1mu sejarah dan antropolog!, akan tetap! pandangan yang muncul pada masa ini sudah dapat dianggap sebagat benth dari disiplin arkeologi. Konseps! tentang perbedaan kebudayaan dalan waktu, telah diperluas dengan perbedaan kebudayaan dalam geografi (Willey dan Sablote, 1974:12). Menjelang abad-abad XVI M (sesudah masa Renaissance? telah terjadi perkerbangan yang sangat berarti al dalam blidang arkeolog!., Dua allran dapat dilihat pada masa inj, d! mana satu allran melakukan’ kéglatannya dengan menggunakan benda-benda arkeologis setempat (local antiquaries), dan aliran lainnya nemanfaatkan tenuan-temuan arkeologis yang berasal dar! luar (broad antiquaries). Aliran (pertama)berk g di Eropa utara, terutama di Inggris, Perancis dan Skandinavia, dengan penganut~ Penganutnya antare Jain William Camden, John Aubrey, sBavara 24-350',° "aT iron (kedua ) tengah dan selatan, dan mempunyat Leuwyd dan William Stukeley (Daniel, 1967: berkembang di daerah Erop: Penganut-penganut antara lain Glovannl Belzoni, Edward Danlel Clarke, LY dan Champollion. vo larke Wi Camden Nogthanl mart {em ene Kee DL dalan. -Kavyanya yang berjudul , Britannica, W. Canden a aeeeeG (1551-1623), telah. ,berhasil menyusun suatu petunjuk umun tentang arti dan maksuq: benda-benda arkeologl, dilengkap! dengan Nlustrasd. tehtang mata _uang Ronaw :Kuho dan stonehenge. i Penjelasan neligena! stonehenge Int kemudian dilengkapl oleh John _Aubre dalan. bukunya Mouumenta Britanica. Dalam hal’ int ~Avbrey PeRnYS Aouurenta Britanica. 4 Sebagal obyek’ arkeolog! pPeninggalan stonehenge sudah dilthat secara kontekatual dengan obyek-obyek - disayangkan, yang lain, Sangat buah arya int belum sempat diterbitkan dan sampal sekarang nasth disimpan diperpustakaan Bodlein di Oxford. jenan Aubrey, bernana Edward Leuwyd (1660-1708) telah nelakukan stud| tentang sejarah alam, bahasa, adat keblasaan dan semua arkeologis. Dialah orang yang pertama kali nelakukan a yang pertana | tenuan katalogisasi foslinfoall, Borbeda dengan Candon, Auprey dan Leuwyd, Willian” Stukeley (1687-1765) lebih_menusatkan uvyd, Willian _Stukeley_ perhatiannya pada sumber-sunber tertulls untuk. _Interpretas| nasa lampau.:. : Giovannt Belzen| salah seorang pengikut aliran broad antiquaries .di dalam pengenbaraannya ke luar Eropa telah nenghasilkan’ . sebuah karya tulis yang berhubungan atau berisi tentang pangiinan’ piranida, nisan-nisan kuno dan temuan-temuan arkeologis latnnya dari hasil penggalian yang dilakukan dai fesir dan Nubia. Pengenbaraan yang lain juga dilakukan oleh Clarke, antara’ lain ke negara-negara Timur Dekat. Darl perJalanan tersebut Clarke berhasi1 mengumpulkan dan nembawa pulang sekumpulan benda-benda arkeologis; termasuk sebuah arca yang cukup terkenal dart Elensis barat laut Athena (Dantel, 1967: 42-43). oe Pada vaktu Napoleon I mengadakan Invast ke Mesir pada tahun 1789,--selala bala tentara ekspedis!, dia juga membawa anggota, anggota lain terdirl dari para sarjana, \lmuwan, artis, dan Para pencinta barang-barang antik. Pada saat Inilah Denon dan Champollion mendapat kesempatan.untuk melakukan penelitian- Penelitian benda-benda arkeologis dan belajar membaca huruf hieroglyph. Dari pengalaman para pecinta _barang-baran dan para ‘diletant! {itulah kemudian membuka jalan ke arah unculnya arkeolog_ prof. penenuan baru di luar arkeologi, ‘seperti misalnya Peneamuan~ geologl, tidak sedikit sumbangannya di dalam dalam disiplin qurut memunculkan dan . mengembangkan disiplin arkeolog!. Pada tahun 1785 seorang geolog bernana James Hutton menvlis bukunya yng bersudul Theory of the Earth. DI dalam buku { batu-batuan di tersebut jutton nengenukakan bahwa adanya stratlfik punt ini, bukanlah disebabkan oleh akibat banjir dan bencana alam yang sifatnya’ supernatural, tetap! merupakan proses dalam penbentukan bunt itu sendiri. Dari bukti-bukti yang berhasi1 dikumpulkan dapat diketahul bahwa lapisan batu-batuan tersebut cnurnya lebih tua dari 6000 tahun yang lalu. Apa yang ditulls Int sebenarnya aerupakan reaksi atas ide Arbishop oleh Hutto . ; Usher, yang mengatakan bahwa manuyia pertama diciptakan pada tahun 4004 «SoH. Rendapat int dikemukakan berdasarkan atas perhitungannya. seperti yang disebutkan dj.dalam Kitab genesis 4 (Kitab KeJadiand. 1. Pada tahun 1797:Jobn Frere menemukan beberapa alat kapak batu dl Hocne-Suffolk, Temuan yang in sity tersebut diduga eee berasal dari jutaan tahun yang lalu. ‘Temuan, lain berupa Gengkorak —RanUSTS|Juga ditemukan oleh seorang geolog bernana Buckland di sebuah gua dekat Paviland dl South Wales. Tengkorak Banusia int aitenukan bersama-sama dengan alat-alat dari batu. Pastur bernama Mac _Enery. Selain alat batu MacEnery juga Renemukan fosil_ tulang binatang jenis Rhinoceros. “Buckland Taclale ee } iF Jenis alat yang sana juga ditemukan dl gua Kent oleh seorang senyiapulkan bahwa artefak-artefak tersebut milik bangsa Briton Kuno), tetap! dia tidak beranl mengatakan bahwa kuno (Ings unurnya lebih tua dari 6000 tahun. Dia hanya mengataKan bahwa tulang-tulang ‘oinatang yang ditemukan menunjukkan jents binatang yang telah punah. Témuan-temuan baru berupa alat-alat dari batu, fost} nanusia purba dan Jenis binatang yang telah punah nemberikan Jalan baru bagi pengembangan arkeolog| prehistor!. Berbeda dengan sifat arkeolog! sebelunnya yang memusatkan perhatlannya kepada stud{.sejarah dan atau kebudayaan kuno dengan teknik- teknik arkéologl, ‘arkeolog! ‘prehistori menggunakan sumber- sunber yang berabal dart masa pra tulisan, Dengan makin bertambahnya jumlah koleksi dan temuan benda- benda arkeologis menimbulkan masalah baru yang berhubungan a —_— ee vane maubungan dengan penyusunah_dan_pengklasifikasiannya. Problem int nenghendak | auatd pemecahan arkeologis yang sistimatis. Sistem penjananan menjadi ‘tiga’ (three age system) mulal diperkenalkan pada tahun ,1819 oleh J.C. Thonsén dar! Museum Nasional aj Copenhagen. Sistem inl mendasarkan pada képercayaan bahwa kehidupan manusia dapat dibedakan atas tiga jaman sesual dengan Jenis alat yang dlpergunakan yaitu al dari batu, alat dari cart baty, Perunggu dan best. Three age system ini dt udlan diprakte a semudlan dips aae (1821-1885) yang mendasarkan x oleh 'g.s.a. cara serias! ari tenuan-temuan pada situs-situs makan ¢Willey dan Soblort 1974:139, Sensast besar telah terjadi pada waktu Roucher de Perthes enukan artefak-artefak dari batu api dalam asosiasi dengan pene. oe atu api gatan ee Oo quiang di Sone Cannal. Artefak-artefak tersebut ditemukan pada strata geologis sangat dalam dan diperkirakan umurnya sangat tua + ; 7 Meskipun penemuan~penemuan tersebut banyak mendapat tentangat baik dari golongan agama maupun ilmuwan, tetapl jJelas pahwa arkeolog! prehistor! benar-benar telah nulai. Tstilah prehistor! pertanma | @icanangkan_oleh seorang sarjana Perancis bernama Tournal pada tahun 1833, dengan pengertian arkeologi dari masa sebelum adanya tulisan. Sejak saat intlah pidang arkeolog! mulai menyangkut banyak masalah baik yang berhubungan dengan antropolog!, sejarah, fllsafat maupun Ilmu pengetahuan alan. Meskipun ‘-arkeologi- mempelajari —pen!nggalan-peninggalan nanusia nasa .lampau di dalam kerangka kerja antropologl, sejarah dan, ‘dis{plin-disiplin lainnya, tetapt arkeologl itu sendiri jJelas’menunjukkan guatu disiplin ‘tersendirl. Sebagal suatu disiplin, -arkeolog! di dalam operasinya nemerlukan suatu da paene . 7 ooeeecoe netode (riset) yang’ \iniah, G@atisa Maberatorlun dan etasi‘serta ep-konsep tecrh yang tersendirl, (cf exte sEhyyang__fersengen i ots Fagan, 1975: .8-7)- ©. Obyek studi arkeologi Sesuai dengan tujuan 11mu arkeologi yaitu merekonstruksi kehidupan manusia masa lampau, maka sebenarnya yang menjad! 12 Namun demikian, kKehidupan obyek studinya adalah manusianya. sanusia masa lampau tersebut sudah tidak dapat diamati lagi secara langsungy maka untuk merekonstruksinya dapat d@ilakukan dengan’ cara mengamati hasil peninggalan-peninggalannya- peninggalan-peninggalan tersebut dapat berupa artefak, eKkofak gan feature, ketlganya merupakan jJenis data dalam arkeolog! yang “sangat penting untuk nerekonstruks! kehidupan manusia di nasa lampau. Artefak adalah semua benda yang ‘telah diubah ees EN perituknya oleh tangan aanusia dengan tujuan untuk ‘digunakan sebagai sarana dalam usahanya memenuhi kebutuhannya. Dilihat dari. Jenis bahannya artefak dapat dibuat dari bahan Kayu, panbu, batu, tanah llat, tulang binatang, kulit Kerang dan logan. Secara fungsional setiap artefak dapat dibedakan menjadi artefak yang berfungsi teknomik (teknofak), sesioteknik (sosiofak) dan ideoteknik (ideofak). Termasuk jenis teknofak adalah artefak yang berfungsi untuk memenuh! kebutuhan praktls a a = a sehari-harl, posiofak berhubungan fungsi dengan Kebutuhan ee BS ee aera nasyarakat, . dan. idiofak berhubungan — deagan fungsi keagamaan/kepercayaan. . . Ve Sebagal ‘anta’ arkvolog! artefak dapat dibedakan, menjadi 4 tingkatan, yaltu’ artefak (artifact), sub himpunan (sub assemblage), himpunan (assemblage) dan kumpulan hinpunan —— oo ——— (assemblages aggregate). Bila artefak dianggap sebagai suatu data yang berdirl:sendirt, maka sub himpunan artefak merupakan data yang terdiri, dari beberapa artefak yang berasal darl satu situs, masing-masing artefak mempunyai — hubunyan yang 13 renunjukkan satu fungsi. Setiap artefak dapat dibedakan dengan artefak lain berdasarkan ciri-ciri atau atribut yang dimiliki nisalnya: bahan, bentuk, warna, ukuran, hiasan, dan tanda-tanda lain yang dapat diamati secara langsung. Artefak secara berdiri sendirl sulit digunakan sebagai data arkeologi untuk sanpai pada suatu kesimpulan, karena terbatasnya Informas! yang dapat disampaikan. ane Berbeda dengan artefak, sub hinpunan artefak dapat nenberikan Informas! lebih lengkap tentang sifat-sifat atau gaya yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat. Adanya hubungan fangs! di antara artefak-artefak sub himpunan tersebut ‘acnunjukkan bahwa di dalam kelompok masyarakal tersebut masing- masing individu memiliki sifat-sifat yang berbeda_ tetapi perbedaan tersebut dituntukan oleh masyarakatnya. Himpunan artefak adalah semua jenis artefak yang berasal dari satu situs. Artefak hinpunan ini blasanya- terdiri dari beberapa sub himpunan, masing-masing sub hinpunan * akan renunjukkan ‘pola sebarannya di dalam situs tersebut. Dari pola sebaran sub :himpunan dan populas! artefaknya akan dapat: diketatul struktur nasyarakatnya. Data arkeolog! yang menillki informas! paling lengkap yaltu kumpulan hinpunan artefak. Pata ini terdiri dari berbayal jenis artefak yang berasal dari beberapa situs. Dengan membandiagkan ‘himpunan artefak yang satu dengan himpunan yang lain akan dapat ditentukan .sifat-sifat yang umum dan sifat-sifat yang Khusus Sebagai akibat dari keadaan setempat. Data semacam ini dapat 14 i} digunakan untuk’ menyusun keadaun sosial ekonom!, Keadaan politik, Kebudayaan dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat tertentu. Dari uraian tersebut di atas, maka secara ringkas dapat dikemukakan sebagal’ berikut: ‘1. Artefak merupakan gambaran dari masing-masing individu, dan dengan melihat pola atributnya dapat diketahu! pola tingkah lakunya. 2. Sub himpunan artefak nenunjukkan tingkat pemilikannya adalah sekelompok manusta. Pola arte fak-arte faknya merupakan refleksi dari pola-pola tingkah laku kelompok manusia tersebut. 3. Himpunan artefak menunjukkan tingkat pemllikannya adalah” sekelompok masyarakat (komunitas). Pola-pola dari sub-sub himpunannya merupakan refleksi dari pola-pola tingkah laku masyarakatnya. . 4. Kumpulan himpunan = artefak —- menunjukkan tingkat pemllikannya adalah golongan masyarakat dalam pengertian yang luas. Pola-pola himpunan artefaknya — merupakan. reflekst dari polo-pola tingkah | laku qolongan masyarakatnya (JouKowsky, 1980: 279-280). Selain artefak, ekofak juga.merupakan data arkeologl yang Penting untuk merekonstruksi kehidupan masa lalu, Ekofak adalah data arkeolog! non artefak yang berhubungan_.dengan _kehidupan lampau, meliput! data tulang-tulang binatang dan Jenis data Ini akan banyak memberikan 15 Informasi tentang kehidupan masa lampau terutama yang berhubungan dengan 1ingkungan dun subsistensi. Bahwa jJenis~ jenis binatang dan tanasan merupakan sumber informasi tentang | lingkungan sudah tidak dapat dibantah lagi. Dewtklan pula dalam hubungannya dengan manusla, binatang dan tananan merupakan sumber ‘makanan (diet) utama. Manusla akan nengeksploitas! jents-jenis binatang dan tanaman tertentu untuk mencukupi kebutuhan pangannya. . Data lain yang biasa digunakan di dalam arkeologi yaitu feature. Yang dimaksud dengan feature yaltu gejala pada _tanah yang diakibatkan oleh Kegiatan manusia sehingga menimbulkan perbedaan dengan tanah disekitacnya| nisalnya bekas lantai, bekas dinding, it, bekas tempat tiang, bekas] lubang galian, lubang sampah, dan kuburan. Bahkan kadang-kadang feature fersebut terbentuk.olch sisa-sisu akar tananan, batang pohon yang roboh dan laln-lain. Feature bekas lantal, bekas dinding, bekas saluran alr dan bekas tempat tiang sangat penting untuk nerekonstruks! hal-hal yang berhubungan dengan bangunan. Feature lubang galian dapat memberikan informasi tentang keglatan-kegiatan manusia masa lalu (misalnya penggalian untuk nencar! hacta karun). Feature lubang sampah dapat memberikan Informas! tentang Intensitas tingkat huniannya, tingkat atau golongan crang.-yang menggunakannya, tingkat kemakmuran, dan lain-lain. Feature Kuburan dapat nemberikan informas! kepercayaan nasyarakatnya, sistem penguburannya, tentang tata letaknya, dan lain-lain. D. Paradigma dalam arkeologi Ab1L arkeologl’ bekerja dengan buktl-buktl arkeolugls yang berupa peninggalan naterial. Tidak senua peninggalan material tersebut dapat bertahan lama, sehingya obyek penelltian arkeolog! terbatas pada materi-mater! yang tahan lama. Obyek~ obyek yang dibuat dari bahan batu, tanah liat dan logam pada wnunnya mempunyal daya tahan lebih lama jika dibandIngkan dengan obyek-obyek yang terbuat dari bahan kKayu, kulit, dan tulang. Dengan obyek yang terbatas tersebut seorang ahli arkeolog! dituntut untuk dapat menjelaskan dan memberikan gambaran unum tentang kehidupan masyarakat masa lampau dan kebudayaannya. Gambaran mengenal masa lampau Int tidak hanya disajikan secara deskriptif, tetapi dengan menggunakan metode dan pendekatan {imlah dapat disuguhkan hal-hal yang berhubungan dengan organisasi sosial, pola pemukiman, aspek kehidupan ekonomi, dan bankan tingkat-tingkat kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda serta evolusinya. Terdapat perbedaan pendekatan yang digunakan antara para arkeolog di Amerika dan para arkeolog_ di Eropa. Para arkeoloy Amerika _menggunakan Pendevatan yang lebih bersifat( antrepologis,) sedang ra. Para arkeolog Eropa jebih berorientas! pada pendekatan, (historis) Dengan ‘ semak in. nya arkeolog 1 arkeéolog Amerika bekerja dl negara-negura ‘dl’ luar Amerika, maka ide-1de yang dlanggap paling nenguntungkan dari kedua allran tersebut Kemudia dikombinasikan ai dalam mencari eksplanasi-eksplanasi tentang D. Paradigna dalam arkeologi Ah1L arkeologi: bekerja dengan buktI-buktl arkeolugis yang berupa peninggalan material. Tidak senua peninggalan material tersebut dapat ‘bertahan lana, sehingga obyek penelitian arkeolog! terbatas pada materi-nater! yung tahan lama. Obyek= obyek yang dibuat dari bahan batu, tana lfat dan logam pada vmunnya empunyal daya tahan lebih lana jika dibandingkan dengan obyek-obyek yang terbuat dari bahan kayu, kulit, dan tulang. Dengan obyek yang terbatas tersebut seorang ahli arkeolog! dituntut untuk dapat menjelaskan dan menberikan gambaran umum tentang Kehidupan masyarakat masa lampau dan Kebudayaannya. Ganbaran mengenal masa lampau inl tidak hanya disajikan secara deskriptif, tetapi dengan menggunakan metode dan pendekatan 11mlah dapat disuguhkan hal-hal yang berhubungan dengan organisast sestal, pola pemukinan, aspek kehidupan ekonomi, dan bankan tingkat-tingkat kebudayaan masyarakat yang berbeda-beda serta evolusinya. Terdapat perbedaan pendekatan yang digunakan antara para arkeolog di Amerika dan para arkeolog di Eropa. Para arkeolog Anerika _menggunakan Pendekatan yang lebih bersifat( antropologis,) _Sedang para arkeolog Eropa Jebih berorientasi pada pendekatan (historis) Dengan semakin eringnya arkeolog-arkeolog Amerika bekerja dl Megara-negara ‘al luar Amerika, maka ide-ide yang dlanggap Paling menguntungkan dart Kedua aliran tersebut kemudian Gikonbinasikan ai dalam mencar! eksplanasi-eksplanasi tentang : . 17° rubahan kabudayaan. Dengan denikian jurang pemisah di antara dua allran tersebut semakin lama semakin dipersempit. Lepas dar! perbedaan pandangan antara kedua aliran rsebut, dapatlat, diajukan beberapa paradigma yang sampal karang masih berlaku dalam penelitian-penelitian arkeologi. _perlu diperhatikan dalam a tiga hal yang pokek yang nelitian arkeologl, yaitu:, 1. Rekonstruks! sejarah kebudayaan 2. Rek struks| cara. 3. Rekonstruksi, (proses perubahan Kebudayaan) dan (faktor-faktor yang menyebabkanaya) etiga hal tersebut di atas merupakan paradigma-paradigma dalam | rkeolog! yang Renuntut — pemilihan prioritas dalan enelitiannya. Oleh Karena masing-masing ahli memilih prioritas fang berbeda-beda, maka teorl-teor! yang berhubungan dengan Henis-Jeals fenomenanya juga ‘akan terbeda, demiklan pula halnya Hengan asumsi-asumsi yang diajukannya, Para penganut paradigma pertama (rekonstruks| sejarah Kebudayaan) akan memusatkan perhatlannya pada Perubahan —— eae Wauh KebSEpa lala Kebudayaan pada suatu masyarakat yang terjadi sebaga! akibat pengareh Kebudayaan dari masyarakat lain, Dengan demiklan para enganut | akan berusaha ngetahul | penganut paradigaa in \..mengetabul _Kebudayaan_ suatu masyarakat masa lalu dl dalam Perkembangannya dari__masa_ ke masa. Pada umunnya para penganut aliran inl berpegang pada_ asumsl bahwa: ! Petbedaan dan persamaan_ himpunan arte fa’ pada tu masyarakat dengan masyarakat. lain, menjadi petunjuk (Jauh dekatnya ) hubunga: \kontak kebudayaan) pada kedua kelompok masyarakat_ tersebut, <2. Pada dasarnya himpunan arte fak dapat mencerminkan sifat-sifat kebudayaan nasyarakatnya. Dengan kata lain himpunan_artefak baran kesatuan kebudaysan. Dengan. t metjhat perbedaan dan per kesetuan kebudayaan_ akan. dapat . ditentukan pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang pernah lebudayaan yang ditunjukkan oleh himpunan artefak tersebut budayaan yang satu tersadt. felenahan dari paradigna ini saitu bahwa kesamaan sifat-sifat helun menjamin adanya hubungan antara lengan kebudayaan yang lain. Dengan Kata lain, kesamaan sifat- sifat kebudayaan_ ra kelompok masyarakat belum tentu Wenunjukkan.adanya.'difusi, tetapi merupakan penenuan pada hasing-masing kelompok secara terpisah dan bukan karena engaruh dari satu kelompok kepada kelompok lain. | Para penganut paradigna Kedua nemusatkan perhatiaonya pada Pee wsaha untuk merekonstruks! cara hidup manusia masa lampau. Cara hidup manusia masa lampau {tu antura lain ditunjukkan oleh tingkat teknologinya,, dan cara-eara yang dilakukan di dalam usaha nemenuhi {ebutuhan hidupnya, balk kebutuhan jasmani saupun rohaninya..Teknolog! menyangkut cara-cara pembuatan dan 19 fungsi alat-alat-yang diperlukan. Gara-cara yang dilakukan di dalam vsaha memenuh! kebutuhan, hidupnya antara lain meliputt: , cara-cara untuk. kempeFoleh bahan makanan .(berburu, bertant, beternak, dan lain-\ain); sistem perdagangannya dan laln-lain. Karena terbatasnye informasi yang ada pada data arkeolog!, naka Aperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenal cara untuk hidup masa lampau,dapat digunakan pendekatan etnoarkeologl. Pendekatan inf! dapat dilakukan dengan cara membandingkan data arkeologi yang ada’ dengan data etnografi pada nasyarakat tradisional. Analogi merupakan dasar dalam melakukan pendekatan etnoarkeologi, dengan cara mengadakau perbandingan antara data larkeolog! dengan keblasaan-keblasaan yang masih berlaku pada sasyarakat tradisional. Hambatannya yaitu bahwa tidak semua {data arkeolog! dapat dibandingkan dengan kebla an-kKeblasaan nasyarakat yang masih berlaku sampal sekarang. Dalam keadaan yang demikian Interpretasi terhadap data arkeolog! berdasarkan aualisis artefaktual, “kontekstual, dan laboratcris sangat berperanan. . ‘ Proses perubahan Kebudayaan dan faktor-faktor penyebabnya nerupakan pusat perhatian para penganut paradigma yang ketiga. iMeskipun para penganut paradignma pertana dan kedua neragukan kebenaran paradigna ketiga inl, Karena keterbatasan dan ' : ketidaklengkapan data arkeologi, tetapl pengunut paradigaa ketiga ini tetap yakin- dapat merekonstruks! proses perubahan kebudayaan pada nasa lampau. Untuk nendapatkan ganbaran tentang proses perubahan kebudayaan dan faktor-faktor penyebabnya data 20 wkeologi yang ada, tindakan pertama yang harus dilakukany menbuat Klasifikasi terhadap data arkeélogi yang ada, yang paling konpleks yaltu wial dari yang paling sederhana sanpal,, fikast tersebut akan dapat memberikan jatau rumit. Hastl ki gambaran+ tingkat¢tingkat perkembangan atau perubahan tebudayaannya. -Setelah diketahul tingkat-tingkat perubahan Irebudayaannya kKemudian dilakukan uyaha untuk mencar! data yang berhubungan dengan” faktor-faktor yang menyebabkan perubahan tersebut. Untuk tujuan tersebut, periu dilakukan = stud |perbandingan antara satu situs dengan situs yang lain. Dengan perbandingan tersebut selain «akan diketahu! = perubahan kebudayaan Karena waktu, Suga perubahan Kebudayaan = yang @isebabkan oleh faktor ruang. Il. Pendekatan ' A, Cara-cara perolehan data Telah dijelaskan di! muka bahwa para penellti arkeolog! bekerja dengan menggunakan data yang berupa artefak, ekofak dan feature. Data tersebut dapat diperoleh dari keglatan yang dilakukan denyan cara, survel dan ckskavasi., Perbedaan antara survel dan ekskavasi, yaltu bahwa keglatan survel lebih ninggalan ditekankan pada _pengamatan’terhadap peninggalan- arkeologis balk yang berada dipermukaan tanah, dalam tanah, dan pawah alr. Adapun kKeglatan ckskavasl = menekankan _ pada 21 alat deteks! seperti misalnya, foto Infra merah,, ge tanah untuk mendapatkan _penin: -peninggalan arkeologl tersebut. 1, Survet Berdasarkan pat _dibedakan. nenjadi survel, pernukaan tanah, survel dalam tanab, dan sur Kegiatannya, su bawah alr. Survel‘permukaan tanah dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara Langsung dengan, nata telanjang pada suatu. situs untuk hendapatkan gambaran apakah. di atas permukaan tanah pada situs tersebut Lterdapat peninggalan-peniaygalan arkeologi atau tidak, Ada beberapa cara yany dapat dilakukan untuk survel permukaan tanah jini, yang pelaksanaannya tergantung darl tujuan nedan, . tenaga biaya dan_waktu surveil. Namun . secara garis besar cara survel-permukaan tanah dapat dilakukan secara random (acak) dan stratified (terstrata). Cara random dilakukan tanpa_menperhatikan lokasi-lokasi yang dianggap , penting, atau tidak, penting, Setlap lokas! dianggap mempunyat kedudukan dan potensi_ yal gama untuk mendapatkan Kesempatan disurvel: ta'Jsudah didasari pada suatu pentialan Sebal.tknya (surve bahwa suatu lokas! diperkirakan berpotensj lebih bi ar darlpada lokas! yang lain. Dengan denikian dari sekian luas situs yang akan disurvel, lokas!-lokasl tertentu yang dlanggap nempunyal potensi lebih akan mendapatkan prioritas pertama untuk disurvel. Surves dalam tanah dapat dilakukan dengan menggunakan alat- Se gee wh Reade + rie memrgaeil ae egicn® Sec ona Asorl 14 bite: 22 Umerab.. biasanya geo-magnetik, dan lain-lain. Foto udara infra digunakan untuk survel pada areal situs yang luas. Dar! hasil foto udara in! Kemudian dilakukan pembacaan dan Interpretasi untuk pendugaan ada tidaknya peninggalan-peninggalan arkeolog! di dalam tanah pada situs tersebul. Nasil interpretasi terhadap ‘foto udara Ini, kemudian dibuktikaa dengan mengadakan ekskavas! atau_penggal lan. Cara lain:yang' dilakukan untuk surveil dalam tanah, yaltu dengan menggunakan alat geo-elektrik dan geo-magnetik. Kedua Jenis alat Int mémil tet cara kerja yang: hampir sama yaitu mendeteks! bagian dalam tanah untuk encar! anomali-anomali yang ada, dan ‘dari anomali-anomuli tersebut akan dapat diperkirakan ist yang ada di dalam tanah tersebut. Untuk nenbuktikan ada tidaknya temuan arkeologis di dalamnya perlu dilakukan pengeboran. Perbedaan geo-elektrik dan geo-magnetik, yaitu “kalau pendeteksian dengan alat geo-elektrik dilakukan, dengan kekuatan Jaliran listrik, sedang geo-magnetik dengan Kekuatan magnet, | Survey bawah air dilakukan di dasar laut, sungai atau danau. Seperti diketahul bahwa di tempat-tempat tersebut sering ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologis baik yang disebabkan oleh Karena adanya kapal yang membawa barang-barang yang kandas, atau karena terendapkan oleh allran sungal atau erosi., Untuk melakukan surve! bawah alr Ini, selain memerlukan peralatan Khusus juga petugus survel harus memiliki kemampuan menyelan,

You might also like