You are on page 1of 6

A.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meningitis mencakup penatalaksanaan kausatif, komplikatif
dan suportif.2

1. Meningitis Virus
Sebagian besar kasus meningitis dapat sembuh sendiri. Penatalaksanaan
umum meningitis virus adalah terapi suportif seperti pemberian analgesik,
antpiretik, nutrisi yang adekuat dan hidrasi. Meningitis enteroviral dapat
sembuh sendiri dan tidak ada obat yang spesifik, kecuali jika terdapat
hipogamaglobulinemia dapat diberikan imunoglonbulin. Pemberian
asiklovir masih kontroversial, namun dapat diberikan sesegera mungkin
jika kemungkinan besar meningitis disebabkan oleh virus herpes.
Beberapa ahli tidak menganjurkan pemberian asiklovir untuk herpes
kecuali jika terdapat ensefalitis. Dosis asiklovir intravena adalah
(10mg/kgBB/8jam).2

Gansiklovir efektif untuk infeksi Cytomegalovirus (CMV), namun karena


toksisitasnya hanya diberikan pada kasus berat dengan kultur CMV positif
atau pada pasien dengan imunokompromise. Dosis induksi selama 3
minggu 5 mg/kgBB IV/ 12 jam, dilanjutkan dosis maintenans 5 mg/kgBB
IV/24 jam.2

2. Meningitis Bakteri
Meningitis bakterial adalah suatu kegawatan dibidang neurologi karena
dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan. Oleh
karena itu pemberian antibiotik empirik yang segera dapat memberikan
hasil yang baik.

Age or Predisposing Feature Antibiotics


Age 0-4 wk Amoxicillin or ampicillin plus either cefotaxime or
an aminoglycoside
Age 1 mo-50 y Vancomycin plus cefotaxime or ceftriaxone*
Age >50 y Vancomycin plus ampicillin plus ceftriaxone or
cefotaxime plus vancomycin*
Impaired cellular immunity Vancomycin plus ampicillin plus either cefepime
or meropenem
Recurrent meningitis Vancomycin plus cefotaxime or ceftriaxone
Basilar skull fracture Vancomycin plus cefotaxime or ceftriaxone
Head trauma, neurosurgery, or Vancomycin plus ceftazidime, cefepime, or
CSF shunt meropenem
CSF = cerebrospinal fluid.
*Add amoxicillin or ampicillin if Listeria monocytogenes is a suspected pathogen.

Tabel 2. Rekomendasi Terapi Empirik dengan Meningitis Suspek Bateri (diambil


dari kepustakaan 2)

a. Neonatus-1 bulan
1) Usia 0-7 hari, Ampicillin 50 mg/kgBB IV/ 8 jam atau dengan
tambahan gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/ 12 jam.
2) Usia 8-30 hari, 50-100 mg/kgBB IV/ 6 jam atau dengan tambahan
gentamicin 2.5 mg/kgBB IV/ 12 jam.
b. Bayi usia 1-3 bulan
1) Cefotaxim (50 mg/kgBB IV/ 6 jam)
2) Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB/ 12 jam)
Ditambah ampicillin (50-100 mg/kgBB IV/ 6 jam)

Alternatif lain diberikan Kloramfenikol (25 mg/kgBB oral atau IV/ 12


jam) ditambah gentamicin (2.5 mg/kgBB IV or IM / 8 hours).

c. Bayi usia 3 bulan sampai anak usia 7 tahun


1) Cefotaxime (50 mg/kgBB IV/ 6 jam, maksimal 12 g/hari)
2) Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB IV/ 12 jam,
maksimal 4 g/hari)
d. Anak usia 7 tahun sampai dewassa usia 50 tahun
1) Dosis anak
Cefotaxime (50 mg/kgBB IV/ 6 jam, maksimal 12 g/hari)

Ceftriaxone (induksi 75 mg/kg, lalu 50 mg/kgBB IV/ 12 jam,


maksimal 4 g/hari)

Vancomycin – 15 mg/kgBB IV/ 8 jam

2) Dosis dewasa
Cefotaxime – 2 g IV/ 4 jam

Ceftriaxone – 2 g IV/ 12 jam

Vancomycin – 750-1000 mg IV/ 12 jam atau 10-15 mg/kgBB IV/


12 jam

Beberapa pengalaman juga diberikan rifampisin (dosis anak-anak, 20


mg/kgBB/hari IV; dosis dewasa, 600 mg/hari oral). Jika dicurigai
infeksi listeria ditambahkan ampicillin (50 mg/kgBB IV/ 6 jam).

e. Usia lebih dari atau sama dengan 50 tahun


1) Cefotaxime – 2 g IV/ 4 jam
2) Ceftriaxone – 2 g IV/ 12 jam
Dapat ditambahkan dengan Vancomycin – 750-1000 mg IV/ 12 jam
atau 10-15 mg/kgBB IV/ 12 jam atau ampicillin (50 mg/kgBB IV/ 6
jam). Jika dicurigai basil gram negatif diberikan ceftazidime (2 g IV/ 8
jam).

Selain antibiotik, pada infeksi bakteri dapat pula diberikan kortikosteroid


(biasanya digunakan dexamethason 0,25 mg/kgBB/ 6 jam selama 2-4
hari). meskipun pemberian kortikosteroid masih kontroversial, namun
telah terbukti dapat meningkatkan hasil keseluruhan pengobatan pada
meningitis akibat H. Influenzae, tuberkulosis, dan meningitis
pneumokokus. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Brouwer dkk.,
pemberian kortikosteroid dapat mengurangi gejala gangguan pendengaran
dan gejala neurologis sisa tetapi secara umum tidak dapat mengurangi
mortalitas.

Bagan 2. Algoritma Tatalaksana Meningitis Suspek Bakteri pada Orang Dewasa


(diambil dari kepustakaan 18)

3. Meningitis Sifilitika
Terapi pilihan pada meningitis sifilitika adalah penisilin G kristal aqua
dengan dosis 2-4 juta unit/hari setiap 4 jam selama 10-14 hari, sering pula
diikuti pemberian penisilin G benzatin IM dengan dosis 2.4 juta unit.
Pilihan alternatif adalah penisilin G prokain dosis 2.4 juta unit/hari IM dan
probenesid dosis 500 mg oral setiap 6 jam selama 14 hari, diikuti
pemberian penisilin G benzatin IM dengan dosis 2.4 juta unit. Pasien
dengan meningitis sifilitika disertai HIV dapat diberikan yang serupa. Oleh
karena penisilin G merupakan obat pilihan, pasien dengan alergi penisilin
harus menjalani penisilin desensitisasi. Setelah dilakukan pengobatan,
pemeriksaan cairan serebrospinal harus dilakukan secara teratur setiap 6
bulan sekali, hal ini penting dilakukan untuk melihat keberhasilan terapi.

4. Meningitis Fungal
Pada meningitis akibat kandida dapat diberikan terapi inisial amphotericin
B (0.7 mg/kgBB/hari), biasanya ditambahkan Flucytosine (25 mg/kgBB/ 6
jam) untuk mempertahankan kadar dalam serum (40-60 µg/ml) selama 4
minggu. Setelah terjadi resolusi, sebaiknya terapi dilanjutkan selama
minimal 4 minggu. Dapat pula diberikan sebagai follow-up golongan azol
seperti flukonazol dan itrakonazol.2

5. Meningitis Tuberkulosa
Pengobatan meningitis tuberkulosa dengan obat anti tuberkulosis sama
dengan tuberkulosis paru-paru. Dosis pemberian adalah sebagai berikut :

a. Isoniazid 300 mg/hari


b. Rifampin 600 mg/hari
c. Pyrazinamide 15-30 mg/kgBB/hari
d. Ethambutol 15-25 mg/kgBB/hari
e. Streptomycin 7.5 mg/kgBB/ 12 jam
Atau dapat menggunakan acuan dosis sebagai berikut :

Tabel 3. Dosis Obat Antituberkulosis (diambil dari kepustakaan 18)

Pengobatan dilakukan selama 9-12 bulan. Jika sebelumnya telah mendapat


obat antituberkulosis, pengobatan tetap dilanjutkan tergantung kategori.
Pemberian kortikosteroid diindikasikan pada meningitis stadium 2 atau 3.
Hal ini dapat mengurangi inflamasi pada proses lisis bakteri karena obat
anti tuberkulosis. Biasanya dipilih dexamethason dengan dosis 60-80
mg/hari yang diturunkan secara bertahap selama 6 minggu.2

6. Meningitis Parasitik
Meningitis karena cacing ditatalaksana dengan terapi suportif seperti
analgesia yang adekuat, terapi aspirasi cairan serebrospinal dan
antiinflamasi seperti kortikosteroid. Pemberian obat antihelmintic dapat
menjadi kontraindikasi karena dapat memperparah gejala klinis dan
bahkan menyebabkan kematian sebagai akibat dari peradangan hebat yang
merupakan respon terhadap proses penghancuran cacing.

Meningitis amuba yang diakibatkan oleh Naegleria fowleri adalah fatal.


Diagnosis dini dan pemberian dosis tinggi IV amfoterisin B atau
mikonazol dan rifampisin dapat memberikan manfaat terapi.2

You might also like