You are on page 1of 11

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti


Dosen Pengampu : Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb, M.Kes

Oleh
1. Renata Amelia (P1337424523052)
2. Rika Praweswati (P1337424523037)
3. Safira Azzahra Askal A. (P1337424523003)
4. Salma Amara Recinta (P1337424523028)

Kelas : Zapota

PRODI KEBIDANAN MAGELANG DAN PROFESI PROGRAM SARJANA


TERAPAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyeselaikan tugas makalah tentang “Penerapan Inner Beauty dan
Upaya Meraih Kecantikan dalam Etika Berbusana , Berbicara, Makan, dan Pergaulan” ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai beberapa macam kepribadian yang dimiliki manusia dan cara menanganinya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb, M.Kes

mata kuliah Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................4
C. TUJUAN......................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
D. Pengertian Inner Beauty............................................................................................................5
E. Penerapan Inner Beauty............................................................................................................5
F. Upaya Meraih Kecantikan Pribadi..............................................................................................6
1. Etika Berbusana.....................................................................................................................6
2. Etika Berbicara.......................................................................................................................6
3. Etika Makan...........................................................................................................................7
4. Etika Pergaulan......................................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................................9
STUDI KASUS..........................................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
G. Kesimpulan..............................................................................................................................10
H. Saran........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Beauty diterjemahkan sebagai cantik, indah, menarik. Sedangkan Inner bagian dalam.
Jadi secara keseluruhan, Inner Beauty bermakna sesuatu yang cantik, menarik, di mana
kecantikan tersebut merupakan pancaran dari dalam diri seseorang. Pancaran kuat inilah
yang menyebabkan mengapa seseorang tampil begitu penuh mempesona. Cantik tidak
hanya dinilai dengan penampilan fisik, melainkan juga dari kepribadian positif yang
mampu memancarkan daya tarik alami. Seseorang yang mempunyai kecantikan inner
beuaty ia akan dicintai selamanya, karena orang lain mencintai bukan karena keindahan
tubuh dan wajah, tapi karena kepribadian yang menawan. Kecantikan fisik akan habis
dimakan usia, sementara inner beauty tetap bertahan. Percayalah semua wanita
ditakdirkan menjadi cantik. Definisi cantik bukan hanya sebatas kecantikan fisik luar saja
namun juga kecantikan yang berasal dari dalam atau seringkali disebut juga inner beauty,
atau juga kecantikan inner beauty. Meski inner beauty bisa dipadankan dengan kata
kecantikan dari dalam. Namun pada kenyataannya, inner beauty tidak bisa berdiri sendiri.
Kecantikan Inner beauty harus didukung Kecantikan outer beauty supaya mendapat hasil
yang diinginkan yaitu citra din positif.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana pengertian dari inner beauty?
b. Bagaimana penerapan inner beauty?
c. Inner beauty dalam etika berbusana
d. Inner beauty dalam etika bicara
e. Inner beauty dalam etika makan
f. Inner beauty dalam etika pergaulan

3. TUJUAN
a. Untuk mempelajari lebih dalam tentang pengertian dari inner beauty
b. Untuk mengengetahui cara membangkitkan inner beauty
c. Untuk mengetahui cara mengaplikasikan penerapan :
 Inner beauty dalam etika berbusana
 Inner beauty dalam etika bicara
 Inner beauty dalam etika makan
 Inner beauty dalam etika pergaulan
BAB II
PEMBAHASAN

4. Pengertian Inner Beauty


Aspek batiniah (inner beauty) adalah aspek penting dalam diri seseorang yang
akan menentukan tingkat kualitas dirinya. Jika aspek lahiriah adalah sesuatu yang tampak
dan terlihat jelas dan luar, maka aspek batiniah adalah sesuatu yang tidak tampak, yang
tersimpan di dalam diri seseorang. Namun demikian, bukan berarti kualitas aspek batiniah
seseorang tidak bisa terlihat sama sekali. Wujud nyata dari aspek batiniah itu dapat dilihat
dalam perilaku sehari-hari. Tutur kata, sikap, perilaku serta akhlak seseorang
menunjukkan kualitas batiniah yang dimilikinya.
Ada dua aspek penting yang melingkupi batiniah seseorang, yaitu: pikiran dan
perasaan. Kedua hal ini harus terus dijaga agar tetap dalam kondisi terbaik. Pikiran dan
perasaan yang positif akan menjadikan seseorang enjoy dalam menjalani kehidupan,
betapa pun buruk dan sulitnya kondisi yang tengah dialaminya. Sebaliknya, pikiran dan
perasaan negatif akan menjadikan seseorang tidak dapat menikmati hidup, betapa pun
baik dan mudahnya hidup yang tengah dijalaninya.
Berkaitan dengan upaya untuk menjaga batin tetap dalam kondisi terbaik,
sehingga kita dapat menikmati hidup ini dalam kondisi apa pun, yang pada gilirannya
memungkinkan kita untuk dapat menikmati hidup lebih lama, berikut saya uraikan
beberapa hal yang melingkupi kondisi batin tersebut.
Dalam sejumlah penelitian ilmiah dalam ranah psikologi disebutkan, bahwa
pikiran dan perasaan yang melahirkan sikap serta perilaku seseorang akan memberikan
efek pada panjang dan pendeknya umur orang tersebut. Dalam sebuah studi terbaru yang
dilakukan oleh tim peneliti Universitas Michigan Amerika disebutkan bahwa sikap positif
berupa berpikir positif dan berperasaan positif memberikan efek umur panjang.

5. Penerapan Inner Beauty


Inner beauty dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, antara lain:
 Kenali Pribadi Anda
Kenali Kekuatan dan Peluang Dalam Diri. Untuk mengungkapkan kekuatan
dan peluang ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
 Kekuatan Pikiran
Melahirkan Sugesti dan Kesehatan yaitu pikiran yang terganggu bisa
menyebabkan komposisi kimia otak terganggu sehingga kesehatan terganggu.
Pikiran yang teratur maka akan melahirkan rona kecantikan tampak bersinar,
bersih, cerah dan terlihat menyenangkan. Kekuatan pikiran melahirkan
optimisme yang bisa mengalir pada orang-orang di sekitarnya (Memancarkan
Aura Positif). Kekuatan pikiran melahirkan pancaran emosi yang baik.
 Kecerdasan Emosi
Kecerdasan Emosi adalah kemampuan melihat, mengamati, mengenali, dan
bahkan mempertanyakan "dini". Kecerdasan emosi tidak hanya berfungsi
untuk mengendalikan diri tetapi mencerminkan kemampuan dalam mengelola
ide, konsep atau karya sehingga hasilnya diminati oleh orang banyak.

6. Upaya Meraih Kecantikan Pribadi


7. Etika Berbusana
Busana ialah pakaian atau kain yang menutup aurat yang memberi
kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si pemakai. Aurat adalah
bagian tubuh yang tidak boleh dibuka untuk diperlihatkan. Ada sedikit
perbedaan antara busana dan pakaian. Busana memiliki konotasi pakaian yang
bagus atau indah, yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak
dipandang, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan.
Fungsi Berbusana yaitu menutup aurat "Hai Nabi, katakan kepada
istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang Mukminin,
'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka."(Al-
Ahzab: 59). "Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka
menahan pandangannya dan memelihara kehormatannya, janganlah mereka
menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak padanya. Wajib atas
merekamenutupkan kain kerudung ke dadanya. (QS an-Nur: 31). Yang kedua
yaitu sebagai perhiasan (memperindah) "dan pakaianmu, bersihkanlah (al
mudatsir ayat 4)"
Syarat-Syarat Berbusana untuk perempuan :
 Menutup seluruh anggota tubuh kecuali bagianbagian tertentu yang
boleh diperlihatkan
 Tidak menjadi fitnah bagi dirinya
 Tebal dan tidak transparan
 Tidak ketat atau tidak sempit
 Tidak menyerupai pakaian laki-laki
 Tidak menyerupai pakaian orang kafir
 Tidak berlebihan dan mewah

8. Etika Berbicara
Berikut ini adalah etika dalam berbicara
 Awali dengan kalimat pembuka
 Menatap lawan bicara
 Menggunakan kalimat sopan
 Ciptakan situasi yang santai
 Hilangkan perasaan gugup
 Usahakan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
 Menggunakan intonasi yang jelas
 Jangan gunakan nada tinggi
 Jangan memotong pembicaraan
 Berikan salam penutup

9. Etika Makan

Table Manners secara arti sempit adalah etika makan. Sedangkan menurut arti
luas Table Manner adalah aturan yang harus dilakukan saat bersantap bersama di
meja makan. Etika makan diperkenalkan oleh bangsa Eropa melalui beberapa
buku yang merupakan aturan standar terutama saat bersantap bersama-sama di
sebuah acara resmi atau acara makan bersama di keluarga besar. Setiap negara
memiliki aturan meja makan yang berbeda-beda.
Aturan Dasar Etika Makan
 Makan dengan mulut yang tertutup saat mengunyah makanan.
 Berbicara dengan volume suara yang rendah.
 Tutupi mulut saat batuk atau bersin.
 Jangan menyandarkan punggung di sandaran kursi.
 Jangan menimbulkan suara saat mengunyah makanan.
 Jangan memainkan makanan dengan peralatan makan.
 Jangan mengejek atau memberitahu seseorang bahwa dia memiliki
etika makan yang buruk.
 Jangan bersedekap di meja makan.
 Selalu meminta ijin ke empunya acara saat akan meninggalkan meja
makan.
 Jangan menatap mata orang lain saat dia sedang makan.
 Jangan berbicara di telepon di meja makan. Meminta ijinlah saat Anda
benar benar harus menjawab telepon, dan meminta maaflah saat
kembali.
 Jangan menimbulkan suara saat memakan sup.
 Jangan menghilangkan ingus dengan lap tangan. Lap yang disiapkan
untuk Anda hanya untuk membersihkan mulut bila kotor.
 Jangan mengambil makanan dari piring orang lain dan jangan
memintanya juga.

10. Etika Pergaulan


Tata Cara Pergaulan :
 Perkenalkan laki-laki kepada wanita
 Perkenalkan orang yang kurang penting kepada orang yang lebih
penting c. Perkenalkan orang yang lebih rendah pangkatnya kepada
orang yang lebih tinggi pangkatnya
 Perkenalkan orang yang lebih muda (yunior) kepada orang yang lebih
tua (senior)
Hal yang Mengganggu dalam Pergaulan
 Menggunakan kalimat yang kasar dan vulgar
 Kurangnya perbendaharaan kata yang baik
 Cekikikan atau tertawa yang tidak pantas
 Menghindari sentuhan tangan (kecuali faktor agama/adat)
 Mengunyah sesuatu setiap saat
 Menggunakan bahasa tubuh yang tidak baik
 Tidak menghiasi wajah dengan senyuman
BAB III
STUDI KASUS

"Perubahan Hati Melalui Inner Beauty"


1. Maya (Usia 28):
Seorang wanita muda yang sangat cantik secara fisik, tetapi memiliki kepribadian
yang kasar dan sering bersikap sombong. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar dan
sering menjadi pusat perhatian karena penampilannya yang menonjol.
2. Rina (Usia 26):
Seorang wanita dengan penampilan yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki kepribadian
yang ceria, penuh empati, dan selalu membantu orang lain. Dia adalah seorang
sukarelawan di sebuah lembaga amal.

Skenario :
Maya adalah seorang wanita yang dikenal di lingkungannya karena kecantikan fisiknya yang
luar biasa. Dia sering menjadi pusat perhatian di berbagai acara sosial dan memiliki banyak
teman. Namun, meskipun penampilannya menarik, banyak orang merasa bahwa dia tidak
ramah dan terlalu fokus pada dirinya sendiri.

Rina adalah seorang sukarelawan di sebuah lembaga amal lokal. Dia sering menghabiskan
waktu untuk membantu mereka yang membutuhkan dan memiliki reputasi sebagai wanita
yang sangat baik hati. Meskipun penampilannya sederhana dan tidak mencolok, banyak
orang merasa nyaman berada di sekitarnya karena kehangatannya.
Suatu hari, dalam sebuah acara amal yang diadakan di kota mereka, Maya dan Rina bertemu.

Maya : (menyapa Rina dengan cemburu) "Hai, saya Maya. Saya mendengar Anda cukup
terkenal di sini karena menjadi sukarelawan. Tapi, apa yang membuat Anda istimewa selain
itu?"

Rina : (dengan senyum tulus) "Hai, Maya. Saya Rina. Saya pikir keistimewaan saya ada
dalam kemampuan saya untuk mendengarkan dan memberikan dukungan kepada orang lain.
Menurut saya, kecantikan batin adalah hal yang paling penting."

Maya, awalnya merasa terkejut dengan jawaban Rina, namun mereka terus berbicara, dan
Maya mulai melihat sisi Rina yang sangat positif. Mereka berdua berbagi pengalaman hidup
mereka, dan Maya mulai merenungkan nilai inner beauty dan empati.

Beberapa bulan kemudian, Maya mulai merubah perilakunya. Dia mulai lebih rendah hati,
lebih ramah, dan lebih peduli terhadap perasaan orang lain. Dia bahkan mulai terlibat dalam
kegiatan amal bersama Rina dan belajar menghargai keindahan batin dalam dirinya sendiri
dan orang lain.
Dalam skenario ini, kita melihat bagaimana Maya, yang awalnya sangat fokus pada
penampilan fisik, akhirnya menyadari pentingnya inner beauty dan empati dalam
membangun hubungan yang sejati dan bermakna. Hal ini mengilustrasikan bagaimana
seseorang dapat mengalami perubahan positif dalam kepribadian mereka melalui
penghargaan terhadap inner beauty.
BAB IV
PENUTUP

11. Kesimpulan
Untuk menjadi menarik tidaklah harus cantik secara fisik. Orang dengan
wajah biasa pun sebenamya bisa menjadi pribadi yang menawan untuk
memunculkan inner beauty dan karisma sehingga muncul daya tarik alami.
12. Saran
Umumnya orang akan mencari solusi diluar dirinya apabila mereka ingin lebih
cantik Padahal kecantikan yang sesungguhnya ada dalam din sendiri. Sayangnya
mengubah penampilan secara fisik tidak serta-merta membuat Saudari menjadi
"cantik seutuhnya", karena kecantikan yang sesungguhnya datang dari dalam diri
kita sendiri.
Mungkin seorang wanita harus memperhatikan beberapa hal dengan meredam
amarah atau keinginan untuk menyakiti orang lain, karena hal itu akan
mengurangi aura kecantikan, mencintai diri sendiri tanpa syarat apapun adanya
diri anda, bersyukur dan beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan
aktifitas yang lebih menjanjikan kedamaian hati. Luangkanlah lebih banyak waktu
untuk bersyukur dan beribadah kepada Tuhan sesuai dengan keyakinan.
DAFTAR PUSTAKA

aundita, p. p. (2016). Retrieved from http://repository.unika.ac.id/24951/2/16.L1.0049%20-


%20PAUNDRA%20PUTRI%20ANINDITYA_BAB%201.pdf

http://digilib.uinsa.ac.id/6777/59/Bab%202.pdf#

You might also like