You are on page 1of 16

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

“PENGARAHAN (ACTUATING)”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. NI LUH GEDE TRISNAWATI (A1A022126)


2. NI LUH PUTU CENING ARSA (A1A022127)
3. NI NENGAH SEPTINI (A1A022128)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Actuating
atau Fungsi Pengarahan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pengantar Manajemen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Fungsi Pengarahan dalam Manajemen.

Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Djoko
Suprayetno, M.Si. selaku Dosen Pengatan Manajemen yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Mataram, 12 Maret 2023


DAFTAR ISI

Contents
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5
C. Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
A. Pengertian Pengarahan (Actuating)....................................................................................6
B. Fungsi dan Tujuan Pengarahan (Actuating).......................................................................7
C. Prinsip Pelaksanaan (Actuating).......................................................................................10
D. Cara Pengarahan (Actuating)...........................................................................................11
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengarahan (Actuating).........................................12
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
A. KESIMPULAN..................................................................................................................15
B. SARAN...............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah manajemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting yaitu
Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating (pengarahan/penggerakan), dan
Controlling (pengendalian). Jika salah satu fungsi manajemen tersebut tidak berjalan dengan
baik maka perusahaan diibaratkan akan pincang hingga dapat mempengaruhi segala aspek
manajemen dan sulitnya perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah diimpi-impikan.

Pengarahan para pemimpin perusahaan dalam memotivasi tiap anggotanya dan


berkomunikasi antar anggota maupun atasan dengan bawahan akan mengatasi
masalah yang ada di dalam perusahaan. Fungsi actuating merupakan fungsi yang
terpenting dalam manajemen SDM, karena pada fungsi ini sebuah organisasi
melaksanakan secara fisik kegiatan dariaktivitasnya, maka pimpinan mengambil
tindakan-tindakannya kearah itu,agarorganisasi bisa berjalan dengan baik sesuai
dengan visi dan misi dari organisasi.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di perusahaan,
perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating.
Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi actuating ini, kelancaran dalam
operasional manajemen dapat berlangsung dengan baik. Pengetahuan tentang
actuating (penggerakan/pengarahan) dikalangan paramahasiswa/i sekarang harus
ditingkatkan, meningat bahwa mereka selaku generasi penerus bangsa. Pengetahuan
tentang actuating pun penting untuk diketahui, dipelajari dan diimplementasikan.
Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan akan lebih meningkatkan pengetahuan kita
mengenai penjelasan tentang Actuating.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengarahan (actuating) dalam perusahaan?
2. Apa fungsi dan tujuan pengarahan (actuating) dalam perusahaan?
3. Bagaimana prinsip pengarahan (actuating) dalam perusahaan?
4. Bagaimana cara pengarahan (actuating) dalam perusahaan?
5. Apa sajakah faktor pendukung dan penghambat pengarahan (actuating) dalam
perusahaan?

6. Bagaimanakah tahapan dari pengarahan (actuating) dalam perusahaan?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari pengarahan (actuating) dalam perusahaan
2. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pengarahan (actuating) dalam perusahaan
3. Untuk mengetahui prinsip pengarahan (actuating) dalam perusahaan
4. Untuk mengetahui cara pengarahan (actuating) dalam perusahaan
5. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pengarahan (actuating)
dalam perusahaan

6. Untuk mengetahui tahapan dari pelaksanaan (actuating) dalam perusahaan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengarahan (Actuating)


Dari seluruh rangkaian manajemen, pengarahan (actuating) merupakan fungsi
yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak
berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi
actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan
orang-orang dalam organisasi. Actuating disebut juga “gerakan aksi mencakup
kegiatan yang dilakukan seorang pemimpin untuk mengawali dan melanjutkan
kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar
tujuan-tujuan dapat tercapai”. Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pengarahan
(actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama.

Menurut George R. Terry (1986), dalam Dimas 2010, mengemukakan bahwa


actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian
rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaandan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut, oleh karena para
anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Pandangan lain tentang
pelaksanaan (Actuating ) adalah fungsi yang teramat penting dalam manajemen.
Sering kali diketahui perencanaan dan pengorganisasiannya bagus, namun
dikarenakan kurangnya kemampuan pelaksanaan, hasil kegiatan suatu pekerjaan
belum seperti diharapkan (Wijono,1997).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa actuating pelaksanaan tidak lain merupakan


upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara efisien dan efektif sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi
kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara efisien dan efektif sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
B. Fungsi dan Tujuan Pengarahan (Actuating)
1. Fungsi Pengarahan (Actuating)
Merupakan bagian dari proses pengarahan dari pimpinan kepada karyawan
agar dapat mempunyai prestasi kerja menggunakan potensi yang ada pada dirinya.
Adapun fungsi pokok pengarahan (actuating) di dalam manajemen adalah:
 Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi pengikut
 Menaklukan gaya tolak seseorang
 Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
 Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan, tugas daan
organisasi tempat mereka bekerja
 Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab seseorang
teerhadap Tuhan nya, Negara dan masyarakat.

Tantangan dalam Menjalankan Fungsi Actuating dalam Manajemen

Fungsi actuating tidak berjalan normal dengan mudah secara begitu saja.
Berikut ini beberapa tantangan yang harus dihadapi ketika melaksanakan fungsi
manajemen actuating:

 Tingkah Laku Manusia (Human Behavior)

Tidak ada salahnya bagian manajemen tingkat atas mempelajari ilmu


psikologi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, dan ilmu lain yang berkaitan
dengan tingkah laku manusia (Human Behavior). Ilmu tersebut sebenarnya cukup
penting dalam menjalankan fungsi actuating, karena di dalam perusahaan terdiri dari
banyak karyawan, yang masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda-beda.

Berikut ini beberapa perilaku dan kepribadian karyawan yang paling umum ditemui:

 Ada karyawan yang rajin bekerja ada pula yang malas-malasan


 Ada yang bertindak sebagai penjilat dan ada juga yang suka pencitraan di depan
atasan.
 Ada yang agresif melontarkan ide-idenya dan ada juga yang gila kekuasaan
 Ada yang sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugasnya dan ada pula yang
hanya setengah hati mengerjakan pekerjaannya
Upaya pengarahan akan berjalan sukses, jika pemimpin melihat dan
memahami bagaimana tingkah laku para bawahannya. Dengan mengetahui
kepribadian mereka, pemimpin bisa menyatukan individu yang memiliki kepribadian
yang berbeda-beda menjadi lebih kompak dan solid.

 Hubungan Manusia

Kendala dalam menjalankan upaya fungsi manajemen actuating berikutnya,


yaitu mengenai hubungan antar manusia. Hubungan manusia yang dimaksud disini
adalah hubungan antar karyawan dengan karyawan lainnya, atau karyawan dengan
kelompok atau tim bagiannya.

Karena setiap karyawan memiliki kepentingan dan tingkah laku yang tidak
sama. Maka potensi terjadinya konflik tentunya pasti ada namun harus dicegah dan
diantisipasi. Salah satu cara mengantisipasi munculnya konflik di dalam lingkungan
kerja, maka manajemen perlu melakukan fungsi actuating ini. Caranya dengan
menyelaraskan hubungan, menyatukan, dan mempersempit ruang konflik di
lingkungan kerja.

 Kepemimpinan

Tantangan berikutnya yang akan dihadapi ketika melakukan upaya actuating


atau pengarahan, yaitu masalah kepemimpinan. Kepemimpinan menjadi hal utama
yang penting dipelajari oleh manajemen. Khususnya untuk bagian manajemen tingkat
atas dan pihak-pihak yang memiliki banyak bawahan. Kesuksesan upaya pengarahan
didasari oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki atasan.

Berikut ini beberapa faktor yang harus diperhatikan terkait kepemimpinan


dalam menjalankan fungsi actuating:

 Cara memimpin para bawahannya


 Cara mengarahkan para bawahannya
 Cara koordinasi para bawahannya
 Cara membina para bawahannya

Agar para bawahan mau melakukan apa yang diarahkan atasannya, tentunya
seorang pemimpin harus tahu kapan harus tegas dan kapan harus melunak. Tidak
hanya itu, para pemimpin juga harus tahu kapan mereka harus memberikan instruksi
dan kapan harus memotivasi bawahannya. Untuk memiliki jiwa kepemimpinan,
tentunya dibutuhkan pengalaman karena dari sana akan mempengaruhi sifat
kepemimpinan seseorang.

 Komunikasi

Tantangan menjalankan fungsi manajemen actuating yang terakhir, yaitu


berkaitan dengan perihal komunikasi. Kemampuan dalam berkomunikasi merupakan
hal dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemimpin. Dengan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik, seorang atasan dapat menyampaikan perintah, laporan,
berita, ide, gagasan, pesan, informasi yang mudah dipahami bawahannya. Sehingga,
proses pemberian actuating atau pengarahan pun bisa dilakukan dengan sukses.

2. Tujuan pengarahan (actuating)


Dalam organisasi adalah usaha atau tindakan dari pemimpin dalam rangka
menimbulkan kemauan dan membuat bawahan tahu pekerjaannya, sehingga
secara sadar menjalankan tugasnya sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan
sebelumnya. Adapun tujuan dari pengarahan (actuating) adalah:
 Memberikan semangat, motivasi, inspirasi, atau dorongan sehingga timbul
kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
 Pemberiaan bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan, yang meliputi
beberapa tindakan seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi agar
ada bahasa yang sama antara pemimpin dan bawahan, memilih orang-orang yang
menjadi angggota kelompok, dan memperbaiki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan bawahan dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas dan
tegas agar terlaksana dengan baik dan terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
 Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar,
jelas, dan tegas. Segala saran-saran dan perintah atau intruksi kepada bawahan
dalam pelaksanaan.

Di dalam pengarahan sangat berperan penting juga yang namanya fungsi


dan tujuan dari pengarahan. Fungsi pengarahan (actuating) yakni bagian dari
proses pengarahan dari pimpinan kepada karyawan agar dapat mempunyai
prestasi kerja menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Sedangkan Tujuan
penggerakan (actuating) dalam organisasi adalah usaha atau tindakan dari
pemimpin dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat bawahan tahu
pekerjaannya.

C. Prinsip Pelaksanaan (Actuating)


Fungsi pengarahan/pelaksanaan ini bersifat sangat kompleks karena disamping
menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia-manusia
itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki
pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang
dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Semakin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti : perencanaan, struktur organisasi,
tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk
meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak
mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan
harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang
wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik,
dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan
organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan
dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu
jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu
pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta
semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam pengarahan / actuating antara lain:
 Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
 Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
 Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
 Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
 Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.

D. Cara Pengarahan (Actuating)


Cara pengarahan ini digunakan karena pada umumnya pimpinan
menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia
bekerja dengan sebaik mungkin, dan diharapkan tidak menyimpang dari prinsip-
prinsip di muka.
Adapun cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa:
1. Orientasi
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Biasanya, orientasi ini diberikan kepada
pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan solusi
atas berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani masa
orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalah-masalah yang pernah
dihadapinya. Suatu ketika mereka bisa lupa, lalai, atau sebab-sebab lain yang
membuat mereka kurang mengerti lagi. Dengan demikian orientasi ini perlu diberikan
kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan perananya.
Informasi yang diberikan dalam orientasi dapat berupa diantara lain, :
a. Tugas itu sendiri
b. Tugas lain yang ada hubungannya
c. Ruang lingkup tugas
d. Tujuan dari tugas
e. Delegasi wewenang
f. Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
g. Hubungan antara masing-masing tenaga kerja
2. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang-orang yang
berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditujukan kepada para
bawahan atau dapat dikatakan bahwa arus perintah ini mengalir dari atas ke bawah.
Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar
atau orang lain yang berada di bagian lain. (Halomoan.2009). Adapun perintah yang
dapat berupa :
a. Perintah umum dan khusus
Penggunaan perintah ini sangat bergantung pada preferensi manajer,
kemampuan untuk meramalkan keadaan serta tanggapan yang diberikan oleh
bawahan. Perintah umum memiliki sifat yang luas, serta perintah khusus bersifat lebih
mendetail.

b. Perintah lisan dan tertulis


Kemampuan bawahan untuk menerima perintah sangat mempengaruhi apakan
perintah harus diberikan secara tertulis atau lisan saja. Perintah tertulis memberikan
kemungkinan waktu yang lebih lama untuk memahaminya, sehingga dapat
menghindari adanya salah tafsir. Sebaliknya, perintah lisan akan lebih cepat diberikan
walaupun mengandung resiko lebih besar. Biasanya perintah lisan ini hanya diberikan
untuk tugas-tugas yang relatif mudah.
c. Perintah formal dan informal
Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan sesuai
dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi. Sedangkan perintah
informal lebih banyak mengandung saran atau dapat pula berupa bujukan dan ajakan.
3. Delegasi wewenang
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini, pemimpin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan. Kesulitan-kesulitan akan
muncul bilamana tugas-tugas akan diberikan kepada bawahan itu tidak jelas, misalnya
kesulitan-kesulitan dalam menafsirkan wewenang.

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengarahan (Actuating)


1) Faktor Pendukung
a. Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar
berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak
memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk
bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat
kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
 Memiliki kecerdasan orang-orang yang dipimpin
 Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
 Memiliki kelancaran dalam berbicara
 Matang dalam berpikir dan emosi
 Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
 Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.
b. Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan
bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola
hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
1. Sikap feudal (feudal attitude)
Manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai
dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu
yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian
dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup
feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dari para manajer, mengingat
manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
2. Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude)
Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak
sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan
menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
c. Tata hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif,
pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial
diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan
komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
1) Komunikasi intern yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri
baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan
dengan bawahan atau sebaliknya.
2) Komunikasi Ekstern yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
3) Komunikasi Horizontal yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern
antar jabatan yang sama.
4) Komunikasi Vertikal yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi
antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.
d. Insentif (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang
bertindak.
e. Supervisi (Supervision)
Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga
suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata
control. Menurut Terry Supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi
dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara
langsung. Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat
menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk
menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang
mengalami kesulitan.
f. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan
ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua :
a. Self Imposed discipline (Disiplin yang timbul dengan sendirinya).
b. Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).
Hal – hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan :
 Manajer harus bekerja lebih produktif
 Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan
sosiologi
 Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap
lingkungan
 Manajer harus bersikap obyektif
2) Faktor Penghambat
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena
manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti
konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, dinegara berkembang yang
menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan
sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self
esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Actuating penting dalam manajemen dan berbeda dengan ketiga fungsi lainnya
karena dalam actuating berisi tentang hal-hal yang menyangkut dengan proses dari
sebuah manajemen, juga mengatur tentang hubungan kerja antar orang. Actuating adalah
usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama
melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang
terbaik dan benar.

Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan pengarahan


(commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication). Kedua, upaya
untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian. Pengaplikasian actuating dalam perusahaan adalah pengarahan dan
pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan perusahaan untuk selalu dapat
meningkatkan kualitas kinerjanya.

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung


dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik
kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya
manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas.

B. SARAN
Untuk perusahaan sebaiknya dapat menjalankan fungsi actuating dengan baik
supaya dapat tercapai visi dan misi dari perusahaan tersebut. Selain dengan fungsi
planning, organizing dan controlling .
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/24245122/
MAKALAH_FUNGSI_PELASANAAN_ACTUATING_DALAM_MANAJEMEN_
SUMBER _DAYA_MANUSIA

You might also like