You are on page 1of 16

09/05/2023

ALERGI DAN PSEUDOALERGI

PENDAHULUAN
• Alergi tidak dibatasi usia atau jenis kelamin.
• Alergi/Reaksi Hipersensitivitas  reaksi-reaksi dari
sistem kekebalan yang terjadi ketika jaringan
tubuh yang normal mengalami cedera/terluka.
• Alergi/reaksi hipersensitivitas diawali oleh
mekanisme imunologis, akibat induksi oleh IgE
yang spesifik terhadap alergen tertentu yang
berikatan dengan sel mast.
• Pseudoalergi  reaksi sistemik umum yang
melibatkan pelepasan mediator oleh sel mast
yang terjadi tidak melalui IgE.

1
09/05/2023

PERBEDAAN
3

2
09/05/2023

TYPES OF HYPERSENSITIVITY REACTIONS

TANDA & GEJALA


• Anafilaksis.
Anafilaksis adalah reaksi alergi yang
mengancam jiwa yang akut. Pada
kulit (misal Pruritus dan urtikaria),
saluran pernapasan (misal dispnea
dan mengi), Saluran gastrointestinal
(misal mual dan kram), dan sistem
kardiovaskular (misal hipotensi dan
takikardia). Anafilaksis dapat berulang
6 - 8 jam setelah paparan, pasien
yang mengalami anafilaksis harus
diamati 12 jam.

3
09/05/2023

• Reaksi sitotoksik
Biasanya anemia hemolitik, trombositopenia, granulocytopenia, atau
agranulocytosis.
• Reaksi Kompleks Immun
Reaksi ini melibatkan penyakit serum seperti sindrom (Arthralgia, demam,
malaise, dan urtikaria) yang biasanya berkembang 7 hingga 14 hari
setelah paparan antigen kausatif.
• Urtikaria
gatal, menonjol, membengkak di kulit, juga dikenal sebagai gatal-
gatal.
• Ruam makulopapular
ruam yang berisi kedua makula dan papula. Macula adalah aliran
area kulit yang berubah warna, dan papula adalah benjolan kecil
yang muncul. Ruam makulopapular biasanya merupakan area
besar yang merah dan memiliki benjolan kecil, konflik.

• Eritema multiforme
ruam yang ditandai dengan papular (benjolan kecil) Eritema multiforme
atau lesi vesikular (lecet) dan memerah atau
perubahan warna kulit.
• Syndrome Stevens-Johnson
Gambaran parah dari eritema multiforme (juga dikenal
sebagai eritema multiforme mayor). Ini biasanya
melibatkan kulit dan selaput lendir dengan potensi
morbiditas parah dan bahkan kematian.
Syndrome Stevens-Johnson
• Nekrolisis epidermal beracun
gangguan kulit yang mengancam jiwa ditandai
dengan melepuh dan mengelupasnya lapisan atas
kulit.
Nekrolisis epidermal
beracun

4
09/05/2023

PATOFISOLOGI ALERGI 9

10

LANJUTAN ...

• Gejala allergy timbul bila IgE melekat pada permukaan matosit atau basofil
kmdn berikatan dengan alergen.
• Interaksi antara alergen dan IgE ➾degranulasi sel dan pelepasan substance
ttt misal: histamin, prostaglandin, tromboksan, bradykinin.
• Degranulasi dapat terjadi kalau terbentuk ikat-silang akibat reaksi antara IgE
pada permukaan sel dengan anti-IgE.
• Histamin melebarkan dan meningkatkan permeabilitas vaskuler serta
merangsang kontraksi otot polos sehingga meneybabkan penyempitan
saluran nafas dan memyebabkan membran salarna nafas membengkak
dan merangsang eksresi lendir pekat scr berlebihan
• Hal ini menyebabkan saluran nafas tersumbat → asma, kulit → benjolan
(urtikaria) yang berwarna mera (eritrema) dan gatal karena peningkatan
permeabilitas pembuluh darah dan pelebarna pembuluh darah, sal cerna →
reflet muntah dan diare

5
09/05/2023

11

12

• Secara umum alergi digolongkan menjadi beberapa


macam golongan yaitu:
1. Allergy atopik: reaki hipersenstif I pada individu yg scr
genetik menunjukkan kepekaan terhadap allergen
dengan memproduksi IgE secara berlebihan
2. Allergy obat: reaksi immunology yg berlebihan atau tdk
tepat thd obat tertentu
3. Dermatitis kontak: reaksi hipersensitif IV yg disebabkan oleh
zat kimia/ substansi lain misal: kosmetik, makanan dll

6
09/05/2023

13

PATOFISIOLOGI PSEUDOALERGI
• Rx pseudoalergi/ anafilaktoid  reaksi sistem imun yang
melibatkan pelepasan mediator oleh sel mast yg Ted tdk
melalui IgE.
• Pseudoalergi tidak berhubungan dgn produksi antibodi/ sintetis
limfosit T
• Selama reaksi pseudoalergi, obat tdk berfungsi sbg antigen
tapi obat memiliki kemampuan sıfat kimia/farmakologinya
untuk menstimulasi langsung pelepasan/aktivasi dr mediator
inflamasi dr sel mast, basofil / jaringan tubuh lainnya
• Mekanisme pseudoalergi merupakan mekanisme jalur efektor
non imun

14

• Rx non imun yg tdk dpt diprediksi diklasifikasikan dlm


pseudoalergi, idiosinkrasi/ intoleransi
• Rx bersifat non imun ini dpt tjd pada saat paparan pertama
kali.
• Scr klinis rx ini menyerupai rx tipe I spt: syok, urtukaria,
bronkospwasme, anafilaksis, pruritus, tp tidak berdasarkan
atas rx imun
• Rx ini tdk memerlukan pajanan terdahulu untuk
menimbulkan sensititasi

7
09/05/2023

15

TANDA & GEJALA 16

8
09/05/2023

17

DIAGNOSIS
• Anamnesis (Wawancara mengenai riwayat penyakit
pasien)
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan penunjang seperti, Skin Prick Tset (SPT) dan Tes
Intradermal (tes dimana alergen diinjeksikan kedalam kulit)

PEMICU ALERGI
Beberapa substansi pemicu alergi (alergen) yang umum
ditemui meliputi:
• Makanan tertentu, seperti makanan laut, susu, telur, dan
kacang-kacangan;
• Bulu hewan, tungau, serbuk sari, atau debu;
• Gigitan serangga, misalnya sengatan lebah;
• Obat-obatan tertentu; dan
• Bahan kimia tertentu, seperti sabun, sampo, parfum, atau
bahan lateks
18

9
09/05/2023

FAKTOR RESIKO ALERGI


Usia
Jenis Kelamin
Polimorfisme genetik
Infeksi virus
Faktor terkait obat seperti frekuensi paparan, rute
administrasi dan berat molekul
Faktor lingkungan: semakin sering dan semakin lama
seseorang terpapar dengan alergen tertentu,
kemungkinan untuk menderita alergi semakin tinggi.
19

20

NON FARMAKOLOGI
• Salah satu terapi alergi adalah pencegahan terhadap
paparan alergen.
• Namun pencegahan alergi tidaklah mudah apalagi jika
alergen penyebabnya belum bisa dipastikan.
• Rumah harus kerap dibersihkan, tidak boleh memelihara
binatang, sebaiknya tidak menggunakan bantal dari kapuk
dan sebaiknya tidak menggunkan karpet.
• Gunakan masker saat berkebun dan hindarkan berada
didekat bunga pada musim penyerbukan.

10
09/05/2023

21

TERAPI FARMAKOLOGI
1. Antihistamin
2. Dekongestan
3. Kortikosteroid
4. Adrenalin/ Epinefrin
5. Golongan Xanthin
6. Cairan Intravena

ANTIHISTAMIN
• Mekanisme Kerja : Histamin H1 antagonis reseptor mengikat reseptor H1
tanpa mengaktifkannya, mencegah pengikatan dan aksi histamin.
efektif dalam mencegah histamin respon tetapi tidak membalikkan
efeknya setelah terjadi.
• Antihistamin oral dibagi ada 2 :
Non selektif (generasi pertama/antihistamin sedasi)
Selektif perifer (generasi kedua/antihistamin non sedasi)
• Hati-hati pada pasien yang cenderung mengalami retensi urin dan pada
mereka dengan peningkatan tekanan intraokular, hipertiroidisme, dan
penyakit kardiovaskular.
• Mengantuk adalah efek samping yang paling sering terjadi, dan dapat
mengganggu kemampuan mengemudi atau fungsi yang memadai. Efek
sedatif dapat bermanfaat pada pasien yang mengalami kesulitan
22 tidur
karena gejala rinitis.

11
09/05/2023

23

DEKONGESTAN
• Dekongestan topikal dan sistemik adalah agen simpatomimetik
yang bekerja pada reseptor adrenergik di mukosa hidung untuk
menghasilkan vasokonstriksi, mengecilkan pembengkakan
mukosa, dan meningkatkan ventilasi.
• Dekongestan topikal dioleskan langsung ke mukosa hidung yang
bengkak melalui tetes atau semprotan

24

12
09/05/2023

25

KORTIKOSTREOID NASAL
• Mengurangi peradangan dengan memblokir pelepasan
mediator, menekan kemotaksis neutrofil, menyebabkan
vasokonstriksi ringan, dan menghambat reaksi fase akhir
yang diperantarai sel mast.
• Kortikosteroid intranasal meredakan bersin, rinore, pruritus,
dan hidung tersumbat dengan efek samping minimal
• Efek samping termasuk bersin, menyengat, sakit kepala,
epistaksis, dan infeksi langka dengan Candida albicans.

26

13
09/05/2023

27

ADRENALIN/ EPINEFRIN
28

14
09/05/2023

29

GOLONGAN XANTHIN

30

CAIRAN INTRAVENA
• Cairan intravena untuk mengatasi syok berikan larutan NaCl
fisiologis dan glukosa 5% dengan perbandingan 1:4, 30 ml/
kgBB sampai syok teratasi paling lama 2 jam.
• Setelah syok teratasi, infus diteruskan sesuai berat badan
dan umur anak.
• Cairan dan elektrolit dipenuhi dengan pemberian dekstrosa
5% dalam 0,225% NaCl atau dekstrosa 5% dalam 0,45%
NaCl dengan jumlah rumatan dan dehidrasi yang ada.

15
09/05/2023

PENCEGAHAN
Langkah- langkah untuk mencegah terjadinya reaksi obat
alergi :
sebelum pemberian obat kepada seseorang penderita
perlu ditanyakan secara cermat riwayat alergi terhadap
obat-obat tertentu
Memberikan informasi tertulis tentang obat-obat yang
menjadi penyebab reaksi hipersensitivitas
Daftar obat-obatan (termasuk obat-obatan yang dijual
bebas) yang harus dihindari
31

16

You might also like