You are on page 1of 4

UTS MATAKULIAH PEMBELAJARAN PKN DI SD

NAMA : A. ALDIN ALFATHAYAT

NIM : 200407562027

KELA : 30F

1. Konsep pembelajaran paradigma baru PKn yang berpusat pada siswa didasarkan
pada pandangan bahwa setiap siswa memiliki potensi yang berbeda-beda dan tahap
perkembangan yang berbeda pula. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat untuk
mengoptimalkan potensi setiap siswa adalah dengan memperhatikan kebutuhan dan tahap
perkembangan individu siswa.Pembelajaran yang berpusat pada siswa juga bertujuan untuk
membantu siswa untuk menjadi subjek yang aktif dalam proses belajar-mengajar, bukan
hanya sebagai objek yang pasif menerima informasi dari guru. Dengan pendekatan ini, siswa
diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan afektifnya, serta dapat
mengintegrasikan nilai- nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang penting dalam
pembelajaran PKn.Pembelajaran PKn yang dilakukan melalui kegiatan intrakurikuler di
dalam kelas, kokurikuler, dan ekstrakurikuler bertujuan untuk memberikan pengalaman
belajar yang lebih
holistik bagi siswa. Melalui kegiatan- kegiatan tersebut, siswa dapat belajar melalui
pengalaman, mengembangkan keterampilan sosial, serta mempraktikkan nilai-nilai
kebangsaan dan kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konsep pembelajaran
PKn yang berpusat pada siswa, guru memiliki peran yang lebih sebagai fasilitator atau
pembimbing dalam proses belajar-mengajar, bukan hanya sebagai sumber informasi. Oleh
karena itu, guru perlu memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk
mendorong siswa dalam memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai materi
PKn.Dalam kesimpulannya, konsep pembelajaran PKn yang berpusat pada siswa sangat
penting karena dapat membantu siswa untuk mengoptimalkan potensi mereka,
mengembangkan keterampilan sosial, serta mempraktikkan nilai-nilai kebangsaan dan
kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, konsep ini juga mendorong guru
untuk menjadi fasilitator atau pembimbing dalam proses belajar-mengajar, yang dapat
membangun keterampilan dan pengetahuan siswa secara lebih efektif.

2. Profil pelajar/siswa Pancasila mencakup lima nilai dasar Pancasila yang harus
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang Adil danBeradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Berikutadalah penerapan profil pelajar/siswa Pancasila dalam empat nilai
Pancasila yang diminta:

a) Penerapan Ketuhanan Yang Maha Esa: Pelajar/siswa harus memahami dan


mengamalkan nilai-nilai agama yang dianutnya. Mereka harus selalu berdoa dan beribadah
dengan taqwa kepada Allah, serta menjaga kebersihan hati dan pikiran agar tetap dekat
dengan Tuhan.

b) Penerapan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Pelajar/siswa harus rajin


menunaikan ibadah agar terus menanamkan nilai-nilai moral dalam dirinya. Selain itu,
mereka harus memperhatikan kebutuhan dan hak-hak orang lain serta menghormati
perbedaan agama, ras, dan budaya.

c) Penerapan Persatuan Indonesia: Pelajar/siswa harus senantiasa membantu sesama


manusia tanpa memandang perbedaan apapun. Mereka harus memupuk sikap toleransi dan
kerja sama dengan teman-teman dan masyarakat di sekitar.

d) Penerapan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Pelajar/siswa harus


menyisihkan harta untuk bersedekah sebagai wujud kepedulian terhadap sesama dan
masyarakat di sekitarnya. Dengan cara ini, mereka membantu mengurangi kesenjangan
sosial dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam penerapan keempat nilai
Pancasila tersebut, pelajar/siswa Pancasila diharapkan dapat menjadi pribadi yang
berakhlak mulia, bertanggung jawab, berdisiplin, dan selalu memperjuangkan kepentingan
masyarakat dan bangsa.

3. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, yang termasuk dalam ruang lingkup kajian
pengetahuan kewarganegaraan adalah Persatuan dan Kesatuan Bangsa, norma, hukum,
peraturan, hak asasi manusia, Kebutuhan Warga Negara, Konstitusi Negara, dan
Kekuasaan. Untuk indicator a) bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, rela berkorban
sesuai nilai-nilai panca sila, dapat terkait dengan ruang lingkup kajian Persatuan dan
Kesatuan Bangsa serta nilai-nilai yang terkandung dalam Panca Sila. Hal ini berkaitan
dengan kesadaran dan tanggung jawab warga negara terhadap keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Sedangkan, untuk indicator b) mengikuti pengambilan keputusan yang ada di masyarakat,
dapat terkait dengan ruang lingkup kajian hukum, peraturan, dan Kekuasaan. Hal ini
berkaitan dengan pemahaman warga negara mengenai aturan dan mekanisme
pengambilan keputusan yang berlaku di masyarakat dan negara, serta tanggung jawab
warga negara untuk mengikuti dan mematuhi aturan tersebut. Dengan demikian, kedua
indicator tersebut dapat terkait dengan beberapa ruang lingkup kajian pengetahuan
kewarganegaraan berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006

4. Berikut adalah contoh penerapan civic disposition dalam kehidupan masyarakat:

Mendengarkan pendapat orang lain: Saat terlibat dalam sebuah diskusi atau debat
mengenai suatu topik, kita sebaiknya mendengarkan dengan baik pandangan dari
semua pihak yang terlibat. Kita dapat menunjukkan sikap menghargai pendapat
orang
lain dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk menyampaikan
pendapatnya tanpa terganggu atau terputus-putus.
• Berperilaku santun (bersikap sopan): Kita dapat menunjukkan sikap sopan
dalam berbagai situasi sehari-hari, seperti dengan memberikan salam dan senyuman
ketika bertemu orang lain, menggunakan bahasa yang sopan dalam berkomunikasi,
serta menghargai privasi orang lain dengan tidak mengintip atau mengganggu
mereka.

• Menghargai hak dan kepentingan sesama warga negara: Kita dapat


menunjukkan sikap menghargai hak dan kepentingan sesama warga negara dengan
tidak melakukan tindakan yang merugikan atau mengganggu mereka, seperti dengan
tidak merusak fasilitas umum, tidak membuat kebisingan yang mengganggu
tetangga, serta tidak memarkir kendaraan di tempat yang mengganggu orang lain.

• Mematuhi prinsip aturan mayoritas, namun tetap menghargai hak minoritas


untuk berbeda pendapat: Ketika terlibat dalam sebuah keputusan bersama dalam
kelompok atau masyarakat, kita dapat menunjukkan sikap mematuhi aturan
mayoritas dengan mengikuti keputusan yang sudah disepakati bersama. Namun, kita
juga harus tetap menghargai hak minoritas untuk berbeda pendapat dan
memberikan ruang bagi mereka untuk menyampaikan pandangan mereka.

• Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan lingkungan sekitar: Kita dapat


menunjukkan sikap kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar dengan
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan lingkungan, seperti dengan membantu
membersihkan lingkungan, mengikuti kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh
masyarakat, serta menyumbangkan waktu dan tenaga untuk kegiatan sosial yang
bermanfaat bagi masyarakat

5. Multikultural merupakan suatu konsep atau gagasan yang menggambarkan


keberagaman budaya dalam suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok
sosial, kebudayaan, dan suku bangsa yang berbeda. Konsep ini mengakui adanya
perbedaan dan keragaman dalam masyarakat sebagai suatu kekayaan yang harus
dihargai dan diapresiasi. Dalam konteks multikulturalisme, setiap kelompok budaya
diakui sebagai bagian dari kesatuan masyarakat yang sama dan memiliki hak yang
sama dalam berpartisipasi dan memberikan kontribusi bagi masyarakat secara
keseluruhan.
Pengertian multikultural juga menunjukkan bahwa setiap kelompok budaya dalam
masyarakat memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda, seperti bahasa, adat
istiadat, agama, dan sebagainya. Konsep ini menekankan pentingnya penghargaan
dan toleransi terhadap perbedaan dalam masyarakat, serta upaya untuk membangun
kesepakatan dan kerjasama di antara kelompok budaya yang berbeda untuk
mencapai tujuan bersama yang lebih besar. Dalam multikulturalisme, keragaman
budaya dianggap sebagai sumber kekuatan dan keindahan yang harus dijaga dan
dihargai dalam masyarakat yang harmonis dan inklusif.

You might also like