You are on page 1of 8

LANDASAN PSIKOLOGI:

MEMAHAMI PERKEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK

ANAK REMAJA USIA 12-18 TAHUN

DALAM PROSES PENDIDIKAN

Oleh:

Yuli Berkatni/013122

Pendahuluan

Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan seseorang. Pendidikan
berpengaruh dalam menentukan dan memberi arah masa depan dalam hidup seseorang. Di dalam
pendidikan terdapat beberapa landasan yang menjadi tolak ukur atau pijakan dalam perencanaan
pelaksanaan pendidikan, salah satunya adalah landasan psikologi.

Landasan psikologi dijadikan sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas berbagai
informasi tentang jiwa atau psikis manusia yang selalu mengalami perkembangan dari bayi hingga
usia lanjut sehingga dapat memudahkan dalam pelaksanaan proses pendidikan. Berkaitan dengan
landasan psikologi tersebut, penulisan paper akan lebih khusus mengkaji tentang perkembangan dan
karakteristik anak remaja usia 12-18 tahun.

Masa remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak dan keguncangan. Pada masa ini muncul
ketertarikan dengan lawan jenis dan secara biologis mampu mempunyai anak. Relatif menjadi
bijaksana, lebih rumit, dan bertambah pandai dalam membuat keputusan-keputusan. Karena itu,
peran pendidik sangat penting dalam masa perkembangan peserta didik usia remaja tersebut, untuk
mengarahkan dan mendidik supaya peserta didik beroleh hasil belajar yang merujuk pada keubahan
karaker yang lebih berkualitas dan membimbing peserta didik usia remaja untuk persiapan pribadi
ke tingkat kematangan, khususnya kematangan dalam hal berpikir dan bertindak serta kematangan
mentalitas.

Tujuan penulisan paper ini adalah untuk mendeskripsikan apa itu landasan psikologis dalam
pendidikan, bagaimana perkembangan dan karakteristik anak remaja usia 12-18 tahun serta peranan
pendidik dalam proses pendidikkan anak remaja usia 12-18 tahun. Dalam penulisan paper, penulis
memakai metode kualitatif pendekatan dengan literatur.
Pembahasan

Landasan psikologi dalam pendidikan

Keadaan anak yang tadinya belum dewasa hingga akhirnya menjadi dewasa berarti anak tersebut
telah mengalami perubahan karena dibimbing. Kegiatan pembimbingan iru merupakan usaha
memberikan pendidikan kepada anak. Dengan kata lain, interaksi antara pendidik, peserta didik
dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri anak tersebut adalah gejala yang timbul
secara psikologis. Oleh karena itu, pendidik harus mampu memahami perubahan yang terjadi
didalam diri individu. Atas dasar itu pula pendidik perlu memahami landasan pendidikan dari sudut
psikologis.1
Definisi pendidikan tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Upaya yang dilakukan
untuk mencapai tujuan pendidikan ialah diselenggarakannya kegiatan pembelajaran dengan
beberapa jenjang mulai dari pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan
atas, serta pendidikan tinggi.2

Psikologi dan pendidikan adalah dua hal yang sangat sulit untuk dipisahkan. Analisis psikologi akan
membantu para pendidik memahami struktur psikologis peserta didik dan kegiatan-kegiatan
pendidikan. Tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisa psikologis memberi tuntunan
bagi pendidik dan peserta didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai.3

Psikologi dan pendidikan adalah dua hal yang sangat sulit untuk dipisahkan. Analisis psikologi akan
membantu para pendidik memahami struktur psikologis peserta didik dan kegiatan-kegiatan
pendidikan. Tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisa psikologis memberi tuntunan
bagi pendidik dan peserta didik tentang apa yang hendak dicapai, kegiatan-kegiatan yang mereka
lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai.4 Salah satu ranah psikologi yang penting dalam hal ini

1
Suprapno, Pengantar Ilmu Pendidikan, ed. An Nuha Zarkasyo, Cetakan 1. (Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi, n.d.).
2
Tita Hasanah, “Landasan Psikologis Pendidikan,” no. February (2022).
3
Suprapno, Pengantar Ilmu Pendidikan.
4
Ibid.
yaitu psikologi perkembangan, untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
manusia, proses perkembangannya dan tahapan perkembangan dalam rentang kehidupan.5

Para peserta didik yang berada dalam satu kelas, meskipun di tingkat yang sama, memiliki beragam
karakteristik, baik secara fisik, sifat, sikap, temperamen, kecerdasan, kemampuan, dan lain-lain.
Ada yang pendiam, periang, pandai mengungkapkan pendapat, cerdas, emosional, supel, kesulitan
memahami pelajaran meskipun sudah dijelaskan berulang kali, dan karakteristik lainnya. Guru
sebagai pendidik yang menghadapi berbagai perbedaan individu tersebut perlu memiliki
pemahaman dari sudut pandang psikologis agar dapat memfasilitasi peserta didik dengan tepat
sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.6

Pengertian psikologi

Secara etimologi, istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche berarti “jiwa”,
dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harafiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang
mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Namun apabila mengacu pada salah satu syarat ilmu
yaitu adanya objek yang dipelajari maka tidaklah tepat mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa
karena jiwa bersifat abstrak. Oleh karena itu yang sangat mungkin dikaji adalah manifestasi dari
jiwa itu sendiri yaitu dalam wujud perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dengan dasar ini maka psikologi dapat diartikan suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam berinterkasi dengan lingkungannya.7 Secara umum psikologi diartikan ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala jiwa manusia.8

Sebelum menjadi disiplin ilmu yang mandiri, psikologi memiliki akar-akar yang kuat dalam ilmu
kedokteran dan filsafat yang hingga sekarang masih tampak pengaruhnya. Dalam ilmu kedokteran,
psikologi berperan menjelaskan apa-apa yang terpikir dan terasa oleh organ-organ biologis
(jasmaniah). Sedangkan dalam filsafat – yang sebenarnya “ibu kandung” psikologi itu – psikologi
berperan serta dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak,
dan pengetahuan.9

Karena kontak dengan berbagai disiplin itulah, maka timbul bermacam-macam definisi psikologi
yang satu sama lain berbeda, seperti:

a. Psikologi adalah ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life);
5
Hasanah, “Landasan Psikologis Pendidikan.”
6
Ibid.
7
M.Pdk Marbun M. Stefanus, S.Th, Psikologi Pendidikan, ed. Fungky, Cetakan 1. (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia,
2018).
8
Ibid.
9
Suprapno, Pengantar Ilmu Pendidikan.
b. Psikologi adalah ilmu mengenai pikiran (the science if maind);
c. Psikologi adalah ilmu mengenai tingkah laku (the science of behavior); dan lain-lain
definisi yang sangat bergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya.10

Psikologi perkembangan pada manusia

a. Definisi perkembangan

Defini perkembangan atau dalam bahasa Inggrisnya adalah development ialah pola gerakan atau
perubahan yang meliputi aspek fisik, kognitif dan sosioemosional, dimulai dari pembuahan dan
terus berlanjut sepanjang rentang kehidupan. Perkembangan yang dimulai dari satu sel kemudian
bertumbuh dan berkembang dari tidak berdaya menjadi memiliki banyak kemampuan, lalu menurun
di masa lanjut usia dan berakhir saat kematian tiba. Sehingga bisa dikatakan bahwa perkembangan
manusia terjadi seumur hidup.11

Perkembangan (development) adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju.
Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam jumlah, ukuran, dan arti
pentingnnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (a stage of
development).12

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), “perkembangan” adalah perihal berkembang.
Selanjutnya, kata “berkembang” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka
atau memebentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal
kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian kata “berkembang” tidak saja
meliputi aspek yang bersifat abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek
yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata yang bercetak miring di atas).13

Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychologi (1998), arti
perkembangan pada prinsifnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat
dalam diri orgenisme-organisme tersebut.14

a. Faktor yang memengaruhi perkembangan

10
Ibid.
11
Hasanah, “Landasan Psikologis Pendidikan.”
12
M.Ed. Muhhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ed. Anang Solihin Wardan, Cetakan 1.
(Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, n.d.).
13
Ibid.
14
Ibid.
Manusia berkembang menjadi sosok yang unik karena dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu nature
atau faktor alamiah, serta nurture atau faktor lingkungan. Istilah nature dan nurture dalam
perkembangan manusia ini dipopulerkan pertama kali oleh Francis Galton, seorang ilmuwan Inggris
yang melakukan penelitian dibidang genetika molekuler. Penelitian Galton menjadi dasar mengenai
pengaruh genetik dan lingkungan terhadap perilaku individu.15

Faktor nature merupakan faktor genetik atau keturunan yang diperoleh dari gen orang tua yaitu
ayah dan ibu. Salah satu dampak faktor genetik ini ialah ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna
mata, bentuk rambut, bentuk mata, ukuran tubuh, dan lain-lain. Selain kondisi fisik, hal lain yang
dipengaruhi oleh faktor nature ialah intelegensi, sebagaimana dikemukakan oleh Arthur Jensen
(1969) bahwa intelegensi atau kecerdasan utamanya diwariskan dari orangtua. Pendapat Jensen ini
menuai kontroversi karena kecerdasan yang ditelaah olehnya dipandang bersifat parsial. Namun
tidak ada ahli yang menyangkal mengenai pengaruh genetik terhadap perkembangan manusia.16

Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan ialah faktor nurture atau lingkungan diantaranya
ialah attachment, gaya dan pola pengasuhan, komunikasi, keterlibatan ayah, gizi yang diberikan,
intensitas menggunakan gawai dan televisi, serta hal lainnya yang merupakan interaksi individu
dalam lingkungan.17

Fase-fase perkembangan

Didalam perkembangan dilakukan pembagian berdasarkan waktu-waktu yang dilalui oleh setiap
manusia atau diartikan dengan fase. Santrok dan Yusssen membaginya menjadi lima bagian yaitu:
fase pranatal (saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase anak akhir dan fase
remaja. Perkiraan waktu dintentukan pada setiap fase untuk memperoleh gambaran waktu suatu
fase itu dimulai dan berakhir.

1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa
dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan
beperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.18
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18 atau
24 bulan. Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak

15
Hasanah, “Landasan Psikologis Pendidikan.”
16
Ibid.
17
Ibid.
18
Sumantri Mulyani and Syaodih Nana, Perkembangan Peserta Didik, ed. Aris, 1st ed. (Jakarta: Universitas terbuka,
2007).
kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi
sensori motor dan sosialisasi.19
3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir
masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama
fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang
keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.20
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung
sejak kira-kira umur 6n sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar.
Anak-anak menguasai keterampila-keterampilan dasar membaca, menulis dan
berhitung. Secara formal mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan
budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan
pengendalian diri mulai bertambah pula.21
5. Fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan
berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-
perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian
badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini
dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identitas diri. Pemikirinnya
lebih logis, abstrak dan idealis.22

Setelah memahami tentang psikologi perkembangan pada manusia, faktor-faktor yang


mempengaruhi perkembangan, dan fase-fase perkembangan, penulis akan lebih khusus lagi
menjelaskan tentang perkembangan dan karakteristik pada anak remaja usia kurang lebih 12-18
tahun.

Perkembangan dan karakteristik anak remaja usia 12-18 tahun

Masa remaja (adolescence) menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub-sub masa
perkembangan sebagai berikut: 1) subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun
sebelum masa puber; 2) subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah
19
Ibid.
20
Ibid.
21
Ibid.
22
Ibid.
tahun; 3) subperkembangan post-puber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi
masih terus berlangsung pada bagian-bagian organ tertentu. Saat ini merupakan akhir masa
puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan.23

Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan
persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orangtua, guru, dan
masyarakat sekitar. Bahkan tak jarang para penegak hukum di repotkan oleh ulah dan tindak-
tanduknya yang dipandang menyimpang. Mengapa demikian, karena individu remaja sedang
berada di persimpangan jalan antara dunia kanak-kanak dan dunia dewasa. Sehubungan dengan
ini, hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuatu yang sedang mengalani atau dalam keadaan
transisi (masa peralihan) dari suatu keadaan ke keadaan lainnya selalu menimbulkan gejolak,
goncangan, dan benturan yang kadang-kadang berakibat buruk yang fatal (mematikan). 24

Daftar Putaka

Hasanah, Tita. “Landasan Psikologis Pendidikan,” no. February (2022).

Marbun M. Stefanus, S.Th, M.Pdk. Psikologi Pendidikan. Edited by Fungky. Cetakan 1. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2018.

Muhhibin Syah, M.Ed. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Edited by Anang Solihin
Wardan. Cetakan 1. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, n.d.

Mulyani, Sumantri, and Syaodih Nana. Perkembangan Peserta Didik. Edited by Aris. 1st ed.
Jakarta: Universitas terbuka, 2007.

Suprapno. Pengantar Ilmu Pendidikan. Edited by An Nuha Zarkasyo. Cetakan 1. Malang: CV.
Literasi Nusantara Abadi, n.d.

23
Muhhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
24
Ibid.

You might also like