You are on page 1of 146
AKADEMI TEHNIK ME JL.ADISUCIPTO / ee eee SIN INDUSTRI ST.MIKAEL SURAKARTA JL.MOMO, P.O.BOX 215 TELPON 0271/714466, FAX 0271/714390 tan Metallurgy Ant. Surate * 8. Sudibyo ‘Di dunia telnik, Bahan-bahan dikelompokken sesuai dengan - jenis = penggunaan ~ properties (kemampuan) yang dimilikinya 1. Pengelompokan, properties, dan pemilihan bahan fn alam (misalnya bijih Bahan mentah ialah bahn yang langsung dihasilkan ole! " 2 ‘ besi, batubara, kayu). Setelah melalui bermacam-macam proses pengolahan, han pentah dapat digunakan sebagai bahen kerja dan/ateu bahen pembantus Bahan kerja (misalnya baja, besi tuang, paduan aluminium, plastik) diperlu~ kan untuk pembuatan perkakas, mesin, dan instrumen. Bahan pembantu ialah bahan yang diperlukan sebagai sarana untuk mengolah ba han kerja menjadi barang-barang niaga (benda jadi). Pengelompokan bahan kerja (disertai beberapa contoh) 1.1. Metal 1.1.1. Metal Ferro l.l.l.l. Baja : baja konstruksi, baja perkakas, baja khu sus 1.1.1.2, Bahan tuang Ferro : besi tuang, besi tuang tem— per, baja tuang 1.1.2, Netal Non-ferro 1.1.2.1. Metal berat : tembaga, seng, timah hitam (tim— bel) & a 1.1.2.2. Metal ringan : Aluminium, magnesium, titan 7 LF 1.2. Bahan gabungan : fiberglass, hartmetal 1.3, Bahan Non-Metal 1.3.1. Bahan alami : kayu, asbes, kulit 1.3.2. Bahan sintetik : gelas, plastik, keramik Pengelompokan bahan_ pembantu 1. Bahan baker pemanas 6. Bahan péngeras” 2, Bahan bakar penggerak 7+ Bahan pembersih 3. Bahan pelumas 8. Bahan pematré q 4. Bahan pendingin 9. dan lain-2ain, 3 5. Bahan gerinda dan penoles niall pee ia we 55 kerja (bende jadi) ties dan pemili vang-barang 74269 Eroj kan bat ang akan did Pemilihan bahan kerja yané dilekukan berdasarkan fisikal, = properties gik, dan properties teknologiky di dimiliki bahan kerJ@ ig dit awit yan properties ki - pertimbangan segi ekonomi masalah keleetarian lingkungan rties fisikal dari bahan kerja berupa Properties fisikal kekuatan (strength) kekerasan regangan massa jenis titik lebur kemampuan menghatar p: as dan listrik Properties fisikal me kan kemampuan dari bahan kerja untuk memenuh = ini menunjul ampua a jadi yang akan dihasilkannya dalam i tuntutan-tuntutan fungsi dari bend penggunaan nantinya. Besaran-tesaran properties fisikal dapat diukur dengan tepat dan dinyata kan dengan satuan tertentu. Toperties teknologik menunjukkan karakter dari bahan kerja terhadap proses Penger jaan yang dikenakan padanya. “adi, properties teknologik nenerangkan, apakah bahan kerja dapat dituang, dapat ditempa, dapat dilas, atau Sepet diproses dengan poker jaan potong (ditatal) Properties teknologik biasanya tidak dapat dinya: takan dengan angka- tetapi dengan pernyataan unum, Ce nisalnya dapat ditempa dengan baik, tidak dapat dilas, Bahan kerja dinyatakan mi ty amy Pe aes dapat dituang ‘ me ae Pn eas benda yang diinginkan Proses : ole Penemy rite es ee dapat disambung dengan yang cae el a ain pada lg as eadaan mampu tatal berarti ee varti dapat dibentuk menjadi bend; chine aby . ; 4) meladug proses Pengerjaan iene fed ngeboran, iar iN te Pembubuten, pengser ee t 7 88erindaan, - membiat theet C lembereen ) ‘nivel betbre.( Belt.) 3 Mean tak oy. mene Bieeg a eage ‘ ———————=<—————— susunan kimiawi bahan ker, 3 ja akipat Properties kimiawi menerangkan perubahan keadaan/kondisi di sekitarnya atau sebaliknya. nting dari bahan kerja + Properties kimiawi y ketahanan terhadap korosi kemudahan terbakar panas ketahanan terhad: kendungan’ racun sng peranan yang anat besar dalam pemilihan baq pemilihan tersebut digunakan prinsip kemampuan untuk meme Pertimbangan ekononis mene; han kerja. Untuk melakukan " Semurah mungkin, asalkan benda jadi tetap memiliki nuhi tuntutan fungsinya ". Yang juga tidak kalah penting dalam pemilihan bahan kerja ialah masalah ke~ t mungkin hanya digunakan bahan, yang setelah Jestarian lingkungan. Sed: selesai penggunaannya (sebagai sampah) dapat ditangani dengan mudah atau da pat diolah menjadi bahan kerja kembali (xeoyeling). mmr Cpruce mate) Peoronr bpm Caley tel J oie te 1 CttanGer steel) cae ee u ga thon bones PoP ren ( Aley ) a / Cty ) 7 iciedmadtccpter/ 0 (6 HL" FePucern, Tembag ga etd C Aley ) lego mera C pre metme ) ? Perbefaa fot te © mahant 5 apt Sas Pal tot dries PRAKATA - Sifat-sifat mekanik dari beja sebagian beser ditentukan oleh jenis perlekuan penas dan struktur yang terbentuk. Pengetahuan dasar tenteng hubungan sifat-sifat mekanik dan jenis perlakuan panas tersebut sangat penting untuk masing-masing baja yang akan dikeraskan. ~ Pada jaman kuno sudah terdapat banyak sekali cara dan Fesep-resep yang penuh rahasia dipergunakan untuk menge- raskan baja. Dan pada saat ini cara dan resep-resep ter- sebut sudah diperbaiki dengan peralatan-peralatan yang dilengkapi dengan alat ukur dan pengaturan temperetur Secara modern. ~ Tukang mengeraskan baja sekerang diganti oleh para ahli pengerasan baja. ~ Intelegensi dan keinginan yang sehat untuk belajar lebih Jenjut merupakan dasar untuk kegiatan yang bertanggung jawab. Surakarta, Februari 1983 | | Penyusun “> a Is Daftar Isi 1, Pengujian mekanik logam ie ll. Sifat-sifat logam yang penting 1,2. Pengujian tarik 2.3. Pengujian tekan 1.4, Pengujian lipa 1.5. Pengujian Pukul - Takik 1.6. Pengujian lelah biti 1.7. Pengujien kekerasan menu: say. ila! Pengujian kekerasan menurut Vaskeset 119. Pengujian kekerasan menurut Rockw' Brinell 2. Baja dan perlakuan panasnye 2.1, Besi alpha i gamma fi , 215) Manentuken titik-uban atau titik-herti + Diagram-besi-karbon - Temperatur pengerasan + Perubahan susunan + Diagram-Waktu-Temperatur-Perubahan » Jenis-jenis pemanasan + Pengerasan 2.10. Tempering i 2.11. Petunjuk umum untuk praktek pengerasan baja 2.12. Kombinasi hardening dan tempering 2.13, Pengerasan bertahap/martempering 2.14. Pengerasan bainit 2.15, Pendinginan lebih lanjut 2.16. Pengerasan permukaan dengan karbon 2.17. Carbonitriding 2.18. Perlakuan panas sesudah pengerasan permukaan 2,19. Pengerasan langsung 3. Kemungkinan-kemungkinan kegagalan dalam pengerasan logam/hardening 4. Baja karbon 5. Baja paduan 5.1, Pengaruh elemen paduan 5.2. Contoh-contoh baja paduan B-3, Nataed eistem SAE Untuk beja,padiian i 6. Besi tuang 6.1. Pengelompokan besi tuang 6.2. Besi tuang tempa 6.3. Perlakuan panas untuk b 7. Logam Non Ferro Tel. Tembaga (Cc lai esi tuang yang penting 4) dan paduannya Kuningan/loyéng ) dan paduannya Paduannya halaman 64 65 67 69 t 76 17 77 ce 79 81 81 81 82 83 84 84 85 85 86 87 1, Pengujian mekanik logam 1.1, Sifat-sifat logam yang penting ——— Di da ncanakan milihan bahan yang @— i anakan sesuatu konstruksi, pemiliha am mere! a : : ken dipergunaken herus disesuaikan dengan sifat-sifet logam terse i lain: but. Adapun sifat-sifat logam yang penting antara 1) Malleability/dapat ditempa a logem ini dapat dengan mudah dibentuk dengan suatu gaya, be i retak, ik dalam keadaan dingin maupun panas tanpa terjadi re mimelpya,den gap) hanes) ais0 pu pedengeneseie 2) Ductility/dapet ditarik : logem dapat dibentuk dengan tarikan tanpa menunjukkan geja- la putus 3) Toughness/sifet ulet kemampuan suatu logam untuk dibengkokkan beberapa kali ten- pa mengalami retek 4) Hardness/kekerasan ketahanan suatu logam terhadap penetrasi/penusuken logam 1s in 5) Strength/kekuatan keaampuan suatu logam untuk menahan gaya yang bekerja atau kemampuan logam menahan deformasi 6) Weldability Kemenpuan logan untuk dapet dilaey Hadk @unuend dae qian maupun dengan las karbid/gas 7) Corrosion resistance/tahan koroai Kemampuan sustu logam untuk menahan karosi/kerat akibat ke- jembaban udera, zat-zet kimia dan lainclain 8) Machinability kemampuan eustu logam untuk dikerjakan dengan mesin, misal- nya dengan mesin bubut, mesin frais dan lain-lain uk semula tan~ Elasticity ; a . an suatu logam untuk kembali ke i n mi defoxmasi plastik/permane kemampu pa mengala’ 10) Britleness/kerapuhen ingen yangsantieheretakeden pecens cheeses n kekerasan/hardness dan Sifat ini berhubungan erat denga merupakan kebalikan dari ductility 1.2. Pengujian tarik Tujuan pengujian mekanik suatu logam, yakni dengan percobaan- percobaan yang dilekuken terhadap suatu logam, untuk mendapat- kan data-data yang dapat menunjukkan sifat-sifat mekanik logam tersebut. Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan perubahan-perubahannya dari suatu logam terhadap pembeban- an tarik. Beban tarik tersebut dimulai dari nol dan berhenti peda beban/tegangan patah tarik dari logam yang bersangkutan. Benda uji yang telah dinormalisasikan ukurannya dipasang pada mesin tarik, kemu iberi i pe emudian diberi beban/gaya tarik secara perlahan- # nol samped makeinum. Setian kali dibuat catatemimes Diagra tagram TEGANGAN — REGANGAN me A tagram G-€ ¥ a Contoh : Diagram G-E dari baja 37 Tegangan ( 0")--.-Wf,2 Regangan ( € ) Keterangan: 1) Pada pembebanan dari 0 sampai mencapai E/P grafik masih me~ rupakan garis lurus. Titik E/P dinamakan BATAS ELASTIK atau batas keseimbangan/proporsional. Sebenarnya titik P berada sedikit di atas titik £, tetapi biasanya kedua titik terse- but dianggap berhimpitans Apabila besarnya pembebanan di da lam daerah/rentangan O-E, maka benda uji hanya mengalemi de formasi elastik. Jadi, bila gaya yang diberikan itu ditiada kan, benda uji masih akan kembali pada panjang mula-muls. Titik E merupakan bates antara deformasi elastik dan defor- masi plastik. Bila beearnye pembebanan melampaui titik E, maka grafik yg terbentuk merupakan garis lengkung. Karena O-€ merupakan garis lurus, maka berlaku suatu hubung an 6 = konstan = E € £ disebut MODULUS ELATISITAS s atau modulus kekenyalan atau Young's modulus Contoh-contoh harga E dari beberapa jenis logam Jena Jogan | Al | cu | Fe | Mg | z a 2 £ (N/mm?) [o.r2.10°| 1,21,10°| 2,10.10°| 0,45.10° | 1,03.20° k 5, pada benda uji sudah pai titi i angan sudah mence| SNe anya: pengeet26nke aaRaiieg Dan ternyata pula cotati. pertambahan panjang de~ ban tidak ditambah. yield point). Tetapi nada titik § ind bende ujé mengalami laupun kan BATAS LUMER (atau a bel gan sendirinye We besarny: Titik 5 ini dinema ak logam tide gam-logam yang rapuh. k memiliki titik/bates lumer yg Ronee ae pada diagram tegangan eT jenis logam tersebut titik lumer ditentukan de~ ri harge tegangan di mana benda uji dari logam tersebut mem- peroleh perpanjangan (pertambahan panjang) permanen sebesar 0,2 % dari panjang mula-mule. jan mecupakan dasar untuk menent Tegangan ini biesanya dinamakan Perrey Gay Al ukan Yield Stress 3) Apabila pembebanan/tegangan sudah mencapai titik B, maka te~ gangan ini merupaken tegangan tarik maksimum yang mampu dita- han oleh benda uji tersebut. Tegangan di titik B dinamakan TEGANGAN/BATAS PATAH, karena pada titik B tersebut benda uji menunjukkan gejala patah berupa retakan-retakan. Retakan-retakan yang mulai timbul pada titik B semakin ber- tambah besar dan akhirnya benda uji akan patah pada titik F. (© jsutimate Strength) Regangan dan kontraksi Dengan obaan tarik ini i gan percobaan tarik ini dapat ditentukan herga regangan dan kontraksi suatu m suatu logam, dan dengan membandingkan harga-harga ini dapat ditentukan kwalitas logam tersebut re ¢ Regangan ~ iS 30 een % & A Kontrakeie 0 ~ Aa = ————_._ x 100 % A ‘0 ea ° Panjang mula-mula = Panjang ketika patah re = luas penampang mula-mula 1 = luas penampang ketike patah ah la 9 n a) Garis 0-E p = i juga disebut 0-E pada diagram G-£ berupa geris lurus jug! ) Gari geris (lurus) Hook. b) Persamaan Hook (Hukum Hook) = (indeks e = elastik) O-c.€ e ©) Ukuran benda uji tarik yang dipakai : ere = 10 eo type panjang : : d type pendek peewee : ie! Dleh sebab itu, diagram 0-€ yang dihasilkannya pun jugi berbeda-beds. EGR old __ ie Ae 1 t i “7 | el | Ao Ao As a 0 10 20 30 40 50 a Keterangan : A: regangan sebelum kontraksi + Tegangan dari mulei kontraksi sampai patah d) Perbandingan hasil percabaen tarik dari 1, baja dikeraskan 2. baja dikeraskan dan ditemper 3. baja lunak 4. Al Cu Mg = dikeraskan 5. besi tuang kelabu k 2) Perbandingan diagram 6 -€ yang dibuat berdasarkan Gaya tarik tegangan noninat O = 355 penampang mula-mula dan Gaye tarik tagangan efektiv 6 '= 7 —Cenampang sebenamnya 1) Perbandingan hasil percobaan tarik deri baja c 69 1, dikeraskan yang 2. dinormalisa: 3. dikeraskan dan ditemper 1.3. Pengujian tekan Rerrgl es haeees n tarik, dan $2 alikan dari pengujie ; us menerima Pengujian tekan merupakan keb g rapuh dan yang her ngat penting bagi jenis logam yan meee beban tekan. Biasanya benda uji yan : diameter = 2 g dipergunakan mempun: 7 hed bandingan ukuran tinggi 11 atau wi jan yang lebih teliti lagi, lah sebagai berikut: di mana x=2,5 +++ hindarkan pembengkokan akibat beban tekan)- er benda uji disesuaikan dengen bahan Biasanys di- perbandingan ukuran & Untuk pengu if 3 (untuk meng- h = xed Ukuran untuk diamet: (ane al uji dan terutema dengan kekuaten uji dari mesin- ameter benda uji berkiser dari 10 mm sampai dengan 30 mm- Untuk menentukan diagram/grafik dari hubungan antara geya tekan dan pengurangan panjang benda uji sampai diketemukannya tegengen atau batas retak-tekan cukuplah dilekukan pengukuran gerakan tu~ run dari plat penekan (pengukuren secara kasar), sedengkan untuk menentukan modulus elastisitas atau batas elastisitesnya dipergu nakan alat-slat ukur yang memiliki kepresisian yang sangat ting- gi. Tegangan tekan selalu diukur berdasarkan gaya tekan dan luas pe- nampang benda uji mule-mula. Perbandingan notasi pada percobaan terik dan percobaan tekan percobaen tarik percobaen tekan 6: tegangan tarik 64 + tegangan tekan Gig: bat ik-| hs jatas tarik-pateh 64g: batas tekan-patah/retek ¢ : bates lumer Gyp: batas penyok Di bawah hasil percobaen ini adaleh gambar hasil i bawal tarik kan dan baan te perco k pada a) Diegram6-€ dari baja luna b ram 3: ni jobaan tekan dan € dari besi tuang kelabu pada perc ) Diagram 6- 8: 9 tarik Ketike "kerucut tekanan” bertenu (gambar ©), garis grafik akan menunjukkan pembelokan arah, I 1.4, Pengujian lipat idak berupa sifet mekanik dari ung dalam konstruksi, mampu dibentuk Hasil dari pengujian lipat t logam yang dapat dipakei secara langs tetapi merupakan kesimpulan tentang sifat dari bahan yang diuji. Pengujian lipat terutema ditrapkan pada sheetmetal dengan tebal di atas 5 mm yang dilas, Dari pengujian tersebut ditentukan besarnya sudut bengkok di mana pada benda i : mana pada bends uji mulei timbul retak atau benda uji ilipat 160° dan kemudian retak maupun permukaan yang ter- jadi diperiksa, Pukul - Takik 1.5. Rengulien Fukut 7 — ( Impact Test ) tan oleh deta ten ; pada penguisen ant kite mene Dan ani penting artinya itu tezhadap pengezuh bebesn kejut- untuk bahan-bahan yang rapuh- peda mesin h dinormalisasd ditempatken Benda uji yang tela 4 ketinggian uji sistem ayun- Pemukul kemudian d: . tertentu sampai benda uji itu patah (Pesawat Charpy * tenaga untuk mematahkan 5 de takik (m2) Harga-harga deri percobaen gai daser-dasar perhitungan pada perencanaan karene hasil- pengarul beberepa faktor sisal hasil percobaan masih ter bentuk-bentuk tenperatur di mana percobaan itu dilakuken} dari takikan. +01 pee 2 i ese Normalisasi ukuran benda prinsi ‘insip uji pukul takik pesawat CHI o ARPY Kecepatan pukulan : 2 oy 2 mgh ere Vet - ‘sno. 6 9 = gravitesi bunt ( m/e? ) m/s Tenaga untuk mematahkan : A, = GH-Gh = G (H- nh) tT dy 1 = 0- = | 105 , = | 3 la 70 z ase 3 0 | | S80. 60 409 20 20 40 60 80 Temperatur (°C) Diagram hasil pengujian pukul takik pada temperatur yang berbeda-beda. deat penqaym 5B. tv tupac streenq ft on a H- B2-perd h = R-R org h) ( y ~ Gor > Geo coche / [ V - ge > 900 mw \ n> E> eee , 2 252 e SMe oy salt ta Oe 178 ik {20 “My Ape 270-Cow - mv om yt 1.6, Pengujian lelah EEE iar (Fatigue Test atau Pengujiean dengan beban dinamik) sifat gaya yend diper padahal dalam ke-~ beban di' Pada pengujian tarik maupun pengujien tekan in tersebut adalah ste enerima beban-dinamik-U ma beban dinamik ind entu tiky namik, lang ta gunakan dalam pengujia’ nyataan sehari-hari banyak bagian mesin ™ misalnya: beban-dinamik-ganti tarik-tekens rik dan lain-lein. Bahan-bahan yang menez> pada suatu interval waktu atau interval pergantian beban tert! akan mengalami kepetahan, walaupun tegangan yeng terjadi masih ja uh lebih rendah daripada tegangan petahnya. Kepatahan akibat pem- bebanan seperti tersebut di atas dinamakan PATAH LELAH (fatigue). Contoh diagram tegangan dinamik dari jenis tarik-tekant Tarik ¢ rentangon ulang tekan rentangan ganti tarik tekan rentangan lang tarik Benda uji dijepit dan diputar. Pada benda ang berputa i yang putar te ter. sebut diarahkan sebuah gaya melinta: ng. Ee ———«——5S sts 9 ng dialami utaren ben yang i titik A dalem satu putar an yal 13 Urutan jenis tegan da uji adalah sebagai berikut: G,=- (tekan) 6,-0 @y-+ (tarik) Gy-0 Hewal’ da: ngujian lelah ini digambarken dalam sebuah diagram— penguj 9 il dari pengu tegangan-jumlah pergantian beban. Endurance limit (~0,6 Gs ) N cycle —— Tegangan maksimum yang diberikan kepada benda uji dan yang tidak mengekibatkan kepatehan lelah untuk jumlah pergantian beban (cy- cle) yang tak terbatas dinamakan FATIGUE LIMIT (batas lelah) atau ENDURANCE LIMIT (batas tegangan kantinyu). Untuk perencanaan poros, roda gigi, kopling dll harga endurance limit dari bahan ini perlu sekali diperhatikan, dan harga terse- but diambil dari diagram SMITH bahan yang bersangkutan. Contoh diagram Smith dari St 70 untuk Pembebanan tekuk kontinyu akibat bending moment (Mo) Gbsch 520 oF 520 500 { T) batas lumer tekuk statik 2 | Op = 520 N/mm Cw 340 T iS T 11) bates lumer tekuk ulang z 2 Oe ine OeAl dam I I L i IIT) b i | stas lumer tekuk ganti fi (batas lelah-tekuk) 6 Ay = 340 N/mm2 Obw-340 1.7. Pengujian kekerasan nenurut Brinel) Pengujian Brinell Tujuan + 1. P ani kekerasan mepyrut Brinelighestudras menentukan keke, + Pengujian kekerasan menurut Br : erial terh rasan suatu material dalam bentuk daya tahan a i adap ankan pada permukaan waterial uji tersebut, bola baja yang diteke Smad ukkan ma. ‘an Brinell ini hanya diperunt asan Brinell sampai dengan 400 ( di, n Rockwell atay 2. Disarankan agar penguji terial yang memiliki keker: tulis 400 HB). Lebin dari itu a: kai penguji Vickere. Pongertian, notasi dan satuan besaran : 1. Angka kekerasan Brinell (HB) adalah hasil bagi (kwosien) beban uji (F) dalam N yang dikalikan dengan faktor 0,102 dan lvas permukaan bekas Luka tekan bola baja A dalam mné, Bola baja memiliki garistengah D dalam mm, sedangkan bekas dari juka tekan memiliki garistengah d dalam mm. 2. Rumus angka kekerasan Brinell : HB = 0,102.8 0,5.%.r.>- Vp? . a2) [visa] Fig. u eu Pengujian standar y, eban uji 4o2, 1402.F = rasan Brinell ya, 2000 N dan Jana Pengujian S210 m veng dihasilkan hanya diber tet, ye eri notasi p, -” Keken Ha, — : ingga 6a~ Ji dipilin sedemikian rupa ener Boban uji dipilin 3 oa stengah bekas luka tekan d tidal re a ristenga 6 : pada 0,2.D (a sukar diukur) dan tidak ae ada 0,7.D (penyok ke luar mengé: besar darip: gu pongukuran 4). Proses pengujian : ; ee kemudian dibe: ingens. persian maberiAl 03% ae pebas hentak- Bola baja disin . kaa ebut, ri beban tegak lurus terhadap permukaan ters: ee an (bebas kejut) dan secara sedemikian berangeur-angs ga beban uji tercapai dalam waktu 15 detik. Lama pengujian (pembebanan uji) untuk = semua jenis baja : 15 detik - metal bukan besi : 30 detik 2. Pada umumnya pusat tempat pengujian berjarak sekurang-kurang- nya 2d dari tepi material uji dan jarak tempat pengujian yang satu terhadap yang lain sekurang-kurangnya 3d. Pereobaan harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga tidak ada hal-hal yang menyebabkan kelirunya basil uji, misalnya : ton- Jolan pada pinggiran luka tekan atau terlemparnya bola uji. Sesudah pengujian dilaksanakan, permukaan material uji bagian bawah sama sekali tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda de- formasi. Catatan : 1) Garis tengah bekas luka tekan d harus diukur dengan ketelitian 0,01 om, 2) Untuk menghindari terjadinya deformasi pada Permukaan material wii bagian bavah, maka ditentukan tebal minimal material uji °nin = 1? x dalamnya bekas luka tekan, sanya ditulis 6.) dan angka kekerasan Brinel] HB, tokh sudah apres faktor-faktor angka yang eukup mendekati. Untuk baja = 3,5 x kekerasan Bri i F; ‘an Brinell, berlaku sampai = mm? dan di atas itu ne a3 4 pai O , = 2100 N/ams, B= 4,0 x Kekerasan Brine12 berlaku sane See S29 St2gt con ose 02 € 4. 00¢ 000T 000¢ 9 = g°zot' 2d OT=a°zoT‘o ipacd meburuny | sq*o¢ = azot‘o| (mm) uvpfnSued ‘sesoq wiequeg | © Suenq rs0q ‘suoag ep eteg sere i) ola weaeg Zorro Terze3eu Tego 17 1.8. Pengujian kekerasan menurut Vickers " (Pengujian Vickers Tujuan : ntukan kekerasan Pongujian kekerasan menurut Vickers bertujuan mene! suatu material dalam bentuk intan berbentuk piramida yang ditekankan pada perm aya tahan material terhadap diamon he mukaan material uji tersebut. satuan besaran agertian, nota sil bagi (kwosien) dari 1. Angka kekerasan Vickers (HV) adalah bi or 0,102 dan luas beban uji F dalam N yang dikalikan dengan fakt permukaan bekas luka tekan piramida diamon A dalam mm#. anna 4 DS Ten T ao - Sudut dalam antara dua bidang mantel pira~ 2 mida ( = 136° ) F Beban uji N a Panjang diagonal bekas luka tekan [ on A Luas permukaan bekas luka tekan mnt - Angka kekerasan Vickers ie HV > 2+ Rumus angka kekerasan Vickers ; wie ©. te F _ 24102.%.2.o8 22° ae ee my = 94202.F «1,854 de T T (oT) | Coot) } (oot) eal 0s 0¢ ot ot (1) = oooT oog + (oot) | (oot) (og) 0s og ot ot 6 wm ~ 00g *** 009 (oot) | (og) 0s o¢ ot or ot s (1) - 009 *** 00% | pe (00T) (og) og of or ot S (t) qt) =. 00h og (oot) 0s o¢ ot ot $ s wm = - 00g oz os o¢ ot Ss ¢ a5) a a5) - - og wemeq . Tom! . + af Th att at ot Z'o gto sto +o ‘0 zo tfo seqe | redmes | todues | redues | yodmes | redues | redaes | redmes | reduce | quacq AH a oft 2'o gto S*o 4'O eto eo to TP saeyoT, (mm) Ffn Tetaeqem Tequy, uesesexey Nowenqes weduep 2Ot'O toqjes weduop WEATTEAED Suek | UTTy aim weqeq Teqey 19 yarat-syarat i a1 yang menyatakan Sy! HV dilengkapi dengan indeks y ae beban uji yang telah dikelikan fakto 3. Notasi pengujian, yaitu ; ngujian (pembebanan uji). A tidak ditulis dalam indeks- hasil pengujian dan lama pe Penbebanan uji selama 15 detik kekerasan Vickers t : = 20. N dan lama pembebanan dengan beban uji F = fog N Contoh : a) HV 30 berarti uji 15 detik. b) HV 30/30 berarti kekerasan Vickers hasil pen ip = — 29. N dan lama pembebanan dengan beban ui P = Geos N dan Lena ps gujien uji 30 detik. Proses pengujian + 1. Piramida diamon disinggungkan (te Penbebanan dilaksanakan dalam keadaan bebas hent getaran sampai tercapai beban F yang dikehendaki. Jak lurus pada permukaan) man ake terial uji. an dan bebas Menurut aturan standar, lama pembebanan uji 15 detike 2, Pada umumnya pusat tempat pengujian berjarak sekurang-kurangny 2,5 4 dari tepi material uji atau dari pusat tempat pengujian yang lain. 3. Beban uji F yang biasa dipakai wie tay a age oan Sige Hasil pengujian dengan beban-beban tersebut dapat diperbanding~ kan, Ternyata sama, karena angka kekerasan Vickers praktis ti- dak tergantung pada beban uji. Jika keadaan material uji memungkinkan, maka biasanya dipilih beban uji yang menghasilkan bekas luka tekan dengan diagonal 4 sekurang-kurangnya 0,4 mm. 4, Pengujian material tipis : a) Beban uji dipilih kecil agar tidak terjadi lubang tembus, b) Beban uji dipilih sedemikian rupa sehingga permukaan material uji bagian bawah tidak memperlihatkan tanda-tanda deformasi. Catatan : 2) Diagonal bekas luka tekan d diukur dengan ketelitian 0,002 mm 2) : n luka tekan total cil, jika beban uj; an antara luka tekan plastik d@ 3) Porbanding n menjadi senakin ke (plastik + elastik) aka) semakin besar. Dibandingkan dengan kekerasan pengujian dengan beD! tor penambahan dalam %, nasil pengujian dengan beban ujj 100 N, maka kekerasan hasil an uji yang lebih keeil harus disertai dengan fak’ Beban ( N) | Penanbahan ( # ) 20 6 21 1.9. Pengujian kekerasan menurut Rockwell a Pengujian Rockwell Tujuan : ts monontukan kel erial terhadap ut diamon) yang juan 1) Pengujian kekerasan menurut Rockwell bertuj mat rasan suatu material dalam bentuk daya tahan ja atau keruc benda penguji (dapat berupa bola baja at ce ditekankan pada permukaan material uji tersebute We ja dipakai oagai benda peng’ baja dipakai kerucut diamon se aan tirus), sedangkan untule in Rockwell- sebut pengujian Rockwell-C (¢ = cone = material lain dipakai bola baja dan disebut pengujia ball = bola). BB Pengertian, notasi dan satuan besaran 1) Angka kekerasan Rockwell (HRC atau HRB) adalah selisih antara sebuah konstanta dan dalamnya 1uka tekan permanen e yang diba~ gi dengan 0,002 mm, 2) Pengujian dengan kerucut diamon (Rockwell-C). [sa T ea Satuan la Sudut lancip kerucut diamon (= 120°) . - Radius ujung kerucut diamon (= 0,2 mm) nm | 7A Beban uji awal (= 98,1 N) L a [_71__| Beban uji utama (= 1575,4 N) s F Beban uji total (= 1471,5 N) N | IF ea Dalamnya Luka tekan akibat beban uji awal mm eg Dalamnya luka tekan akibat beban uji utama mm ° Dalamaya luka tekan rmanen jika beban T utama Fy dihilangkan mm - Angka kekerasan Rockwell=C fe = 100 - soa) ERC | s(Rockwell-B)+ po2a baja dengan b 3) Pengujian deng Simbol a Diameter bola baja > a F Beban uji awal 0 Beban uji utama ( F Beban uji total ( : a bel Dalamnya luka tekan akibat =] as a ; beban ujd fog Dalamnya luka tekan akibat ; utama ikea beban Dalamaya luka tekan permanen j 2 dihilangkan ujiutana F, dil Angka kekerasan Rockwell-B s (mn) a = 150 = 97002 am Pada permukaan) material ujd, kemudian ditekan dengan beban awal Fp = 98 : daan bebas hentakan dan hati-hati agar b: tidak dilampaui, 1) Benda tekan disinggungkan (tegak lurus 28 2) Dalamnya luka telan @iukur dengan BE Aiostor yang keter’ eli- tiannya 0,002 nm, Sesudah beban awal dicapai, jarun Penunjuk dari qj @tpasang pada angka 0. Penbebanan ae @1 indicater @ilanjutkan den. Utama Fy = 137344 N (Rockwell-c) atau Re Boon uji ») yang dicapai dalam waktu 3 sampai 6 @ettk. Beda, em Pe'toh F, ditahen damped sOSum Penunjule tide, 4, | ‘otal 3) Beban uji utama Fy dihilangkan sehingga Material y,. 1 led beban uji awal re "V8 tenahan 4) Pertambahan dalamnya luka tekan permanen ¢ Sapat ain, dial indicator, Biasanya skale dari dial indicato, a Gari Sung dengan satuan REB atau RHC, “bung la: Catatan ; Perbandingan antara batas pa 23 jaca ditulis biasa tarik 0, ( 1B atau C. 7 Brinell/Vickers/Rockwell # 6.) aan kekeraean Brinell/ B 1 it, @ cr 7 Fe lest er felg |g Ba Sulfa] ad Bo] ga | ao ad sai se] oe sa}se s El E8| as ex |S] ES gs g8| 82) 32 se] ee| ss e3 $2133) 28 $7184 | 2% a8 oul 3 S218] 82 aa alee | 030 nc | | wmmt | we | va0 | me oo, fsa a ay ee a | | | Ba us 90 278 | 290 as HL a ss | 20 | 3e | me pamotie? a ss | is | So | Ba | = | 2s ao | a Feige aftath 3) B] S| ge is i wes | 33 | so | aes 43 | aay MB js | S| BS jae] ova eyes ne | ae | oo | one ss ] ig | # | igs | | 38 | Be oo] | imo | so | 33 | BS Ie { | sad | | t ae na wo | we | ao | ate Pa shadtenlease | | ) | ge go! ie) ie | ie | i | Se ete «tee an ae fe | i | | Be 1 | oe | | 8 | Ss 2 | se} mi [ome | geal wes [ar | ago | aes S|) 8 |B #1 S| 8] | Bey Bope | | SS] ae a | am | 2 | 8 we | 3 | 83] Be im | $f | 38 ive | Ba | 58 wo | fa | 30 | we | se Tso | io | | ge te | iy | 38 im | oo | L HB bola #10 mim HV piramida diamon 136° HRB bola FRC kerucut diamon 120° Beban uji : 29 420 N (3000 kg) 294 N (30 kg) 981 N (100 kg) 7LN (150 kg) athe ie te 2, Baja dan perlakuan penasny® EBUT BAJA ? ng) « YANG DIS! t aan karbon (zat arané 6 Baja merupakan paduan dari be! ciara Besi (Fe) adalah elemen metal dan ka’ metal. ng k dawi a hal ini a. Karbon dan best terpadu secara kinsat® 0¢\, tentang bagai bahan lain, yaitu esi _karbid 7 dari buku ini. kan dilanjutkan pada bagian yang 1a. ang dapat ditambahkan p elemen-clemen paduan lain yang SOP) 8.47; cium dan Masih Saree . Nadeenn Gnecs, Rickel, da baja, misalnyat Mangan, * lain-lain. itu baja bukan baja ya’ Dengan demikian kita mengenal dua corsage baja paduan (yang Paduan (Yang hanya terpadu dengan Karl terpadu dengan elemoen-elemen paduan). 1 densen 2: amal Pada saat ini susunan suatu materi sudah geet er terdird dard Materi terdiri dari atom-atom. Adapun Glee ont elekeromt yang ber .) inti atom yang bermuatan positip dan elektr« muatan negatip. Atom-atom menyatukan diri menjadi molekul. misalnya: Mir, dua atom hydrogen (H) sas) opal at cela (0) bersatu menjadi satu molekul a: * Sifat-sifat bahan hasil akhir suatu persenyawaan antara dua Dbahan| ers Perbentuk gas itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan sifat-sifat bahan awal, Ceaiktan juga pada besi karbid (Fe C), dimana tiga atom bes (Fe) yang lunak bersenyawa dengan satu atom karbon (C) menghaeil- kan molekul yang cangat keras. Besi karbid juga dinamakan Zementit. Perubahan-perubahan yang diakibatkan perbedaan kadar karbon (1li- hat gambar), onsen Raiknya kadar karbon (%¢), maka dertambah b (flek) hitam (yang juga disebut flek-perlit), Deraamartte ae kuranglah flek putih (Ferrit= best murni), e dada saat kadar karbon mencapai 0,85 % ga denuh terhadap karbon. structs sepéred Tee gd cata a qagellar, yaitu campuran yang sangat halus, dan berbent seo atang-batang kristal, Campuran neistes tersebut terann® Ferrit dan Zementit. ordirt dam adi, jika kadar karbon bertambah besar, zon 2 no ponte) - emudian disebut se, ¥ a | 25 Gambar metallographi dari baja dengan bermacam-macam kadar karbon. Ve 500:1 Ferrit dan Perlit,0.60%C Pertit v= 500: v= 500: 7 Ferrit dan Perlit, 0,35 %C Ferrit danPerlit, 0,45%C y=500 :1 % dat did, tom. Benda pa ag satuan aoe perdasarkan susunan eusun dari satuan~ Soman pene golongan. Fenggolongen ters? atom-atomnya. a) Benda kristal b ni jorpha a Seren tereusun cecars tententlpa yeas at sinena atom-atom tersebut aocara beratur Mctal memiliki 4 jenis Jaringan © om. Pada benda kristal namakan jaringan ato! an menempatkan diri. of} Kubus Tetragonal Rhombus Hexagonal aece ae tatre ere rceee susunan atom yang teratur. atur, misalnya pada keca dan Iiling "oe “i™ Secara "dak te Perubahan kc tal) dalam diageem e cetmadukkan oleh benda krist tertontu, Tite titie tertoner peraeee terJadl Pada (semua me ahli pengeracan metal. °"'" tersebut sangat petting eae ae para a )D}siJy Dpuag Dydiowd Dpuag nyyDM =—— 140M —— uosou - Owad injojadwal =— Jnjosadwas —— an (quad-499) yoon- yn \ \ voubuipuad uoulbuipued Injoreduial = MyDM — woIBDIG Cs Bont alpha (Best-< ) tur ruangan samp, tempera at amakan Forrit. Pada ini tidak berub, atk gui weet krtotaltenet dart Mee Ea v Kristalnya berbentuk "berpusat pada PHATE, | danat sebuah atom by, ngan suaunan "borpusat pada ruang kubus" FOreAte, Dae pastng. si pada perpotongan diagonal ruang dar masing pojok kubus. Jaringan kristal dengan stsunan "perpusat pada ruang kubus" Besi alpha Ferrit Jaringan kristal den; ! gan susunan "berpusat pada dinding kubus”™ Besi gamma Austenit 2.3. Menentukan titik-ubi titik-hentd ae ubah atau titik-henti entukan titik-' gebatang sgt emir eipen jalan mengukur perubshen Panjang dari ada: kan. * tongkat baja yang dipanasl jang dari be Gambar dibawah ini menunjukkan diagram pexubahan Danser coretel eaceat Sudah diketahui bahwa Austenit nee endl jumlah ci a dengan Forrit, tetapi kristal austenit memitoee uy oe Sea an lebih padat daripada ferrit. Jadi nee eat eat aA (temperatur ini tertentu, 911°C), auste! yang lebih kecil daripada ferrit. = ere Maly f Cee po EE | | lef Ta | att — Hheomag Tales fy anette pt | Ferrit Austenit ——> t \ —— Pertambahan panjang Kenungicinan lain untuk menentukan titik-ubah atau titik. tersebut yaitu dengan jalan mengamat-amati perubghan temperatur. Karena proses perubahan struktur membutuhkan cejumlah panas, maka pada proses perubahan ferrit menjadi austenit temperatur akan ber Jalan konstant meskipun jumlah panas yang disalurkan/ diberikan Pada batang baja selalu sama. Percobaan yang mudah dapat dilakukan dengan sejunlah batang baja yang kadar karbonnya berbeda—beda. uy LP senor 200 S—~‘Roo —> Temperatur Percobaan 1 : Kadar Karbon = 0,2 % ee " = 0,4 % - 3s = 056 % va " = 0,9% | a al =1,2% “*.2.ou " = 14% Perco’ 1 (Kaa: Karbon 0, Piberikan panas yang konatant kepada bat, ang baja percobaan 1. selieih Jarek waktu tertentu temperatur dari baja diukur guperatur sebagai fungsi dari waktu dapat di i diagram dalam suatu sistim koordinat: a geris horizontal = waktu garis vertikal = temperatur | etika temperatur it tidak ber ~ Temperatur ae eel aa ete fd 5 ia tee as mencapal 729°C, moe tetae eaat temp ce toner a Fenech peer eehane nel ttsagacian dah eaieaat mote Tne pa en ech ulna ste ngan le’ . Sette ioe peel secara teratur 2 dan A3- Temperatur °C 500 —e Waktu rcobaan 2 (Kadar Karbon = 0. Dipgroleh bahwa kenaikan temperatur secara teratur sampai dengan 725°C, berhenti sejenak, naik secara lambat sampai dengan 820 C, dan akhirnya naik lagi secara lebih cepat- 1000 —> Temperatur ‘c 31 Karbon = 0,6 0, Percobaan 3 (Kadar Kar! sampat dengan 725°C> kemudian tur secara teratur Serr Eiefienonti Al. Kensiican secara pelan selanjutnya Samp 775°C dan titik-henti 43. 1000 —— Temperatur °c 500| — Woktu Percobaan 4 (Kadar Karbon 129%) Telah dipergieh sedikit data bahwa titik-henti Al berada pada tem- Peratur 725°C. Tetapi pada percobaan 4 ini titik a3 tidak diperoleh eget Perubahan Ferrit menjadi Austenit berlangsung hanya pada satu titi. 1000: — Temperatur 500 — Waktu Kadar Karbon ¢, Jadi normal. Rezee agram-wakt a ada diag te ja pada temperate D dtagren-rakt at jecara Pada temperatur 890 so astepes Siete , di mana 3 etl ini diberi notasi 4, op ee, Pereo! tur ‘Ttik-henti Al berag —> Temperotur % g Percobaan 6 (Kadar Karbon = 2 i. Titdk-henti a2 terda; pat pada temperatur 7250¢ 2. Titik-henti Ae © cm terdapat pada temperatur 990% 1000 —= Temperatur 500 | — Waktu —————™—SS————~—~™s 33 lain: etree dihubungkan satu am tal) dan karang titdk-henti dapat ae nenti=baw ghana com, ctetecnents dopey Gatun efeir-tened-tamah (00) -henti~ : aris lain yang menghubungkan titile ents ati Se am bogi karbone Dengan demikian diperoleh apa yang din | tooo } 1 — 2 oa e © 900 d —_—}|_—_ Z = Rewtf S fees | 8 ZT xe Sent g Y ousheodib © 5 : / x T E Pe ae (Gat. { Hr xt Bil) : | soo | j 02 0% 06 09 2 14 ‘ —= kadar Karbon dalam % | Kesimpulan 4 - Titik-ubah (temperatur-ubah) dari besi-o menjadi besi- 7 tergantung pada kadar karbon yang terkandung. - aceon mempercepat perubahan kristal-o menjadi kristal- jf Ringkasan beberapa istilah Ferrit + Beei- murni, merupakan struktur yang lunak, hanya terdapat pada baja yang memiliki kadar karbon kurang dari 0,9 % Perlit ? Besi karbon yang berkristal lembut, terdiri dari ferrit dan Zementit Zementit + Strukturnya keras, hanya terdapat pada baja dengan (Fe3c) kadar karbon lebih dari 0,9 % Austenit ? Kristal besi-j’, dapat mengandung karbon atau elemen paduan yang lain dalam keadaan padat. Semua baja menjadi Austenit mulai dari titik-ubah ql | dan semuanya menjadi qustenit jika di atas titix-ubah © AB Titikehenti : Titik-henti / titik-ubah untuk mudahnya diberi notasi (titik-ubah) al dan a3. Tepatnya adalah sebagai berikut Ac 1 titik-ubah-bawah Perlit mulai berubah menjadi struktur baja de 3 titik-ubah-atas dari semua ba, Karbon sampai dengan 0,9 % Acl/ Ac 5 / Ac cm titik-henti a, at dipanaskan ‘ari baja pada saat Ja dengan kadar Ar 3 dan ar 1 tit: nginkan, ik-henti dari baja pada saat didi- tek di bawah Ac 3 dan Ac 1. Ar 3 dan Ar 1 terletak ata Be root. Selisihnya berkisar antara eratur Pada titik-henti Ac cm tidak terdapat selisih temp 2.4, Diagram-desi-karbon Sumbu vertikal menunjukkan temperatur dan eumbu horizontal menunjuk- kan kadar karbon (% C). Diagram-besi-karbon (Fe-C- dari besi/baja yang mengan Jika kadar karbon lebih tinggi, rendah. ubah dari desi murni (kade: an titik-henti/titik-ub jar karbon. enjadi lebih Diagram) menunjukk: dung bermacam-macam kad: naka titik-ubahnya m rr karbon Seperti yang kita ketahui, titik- = Om) adalah 94°C, sedangkan baja dengan kadar karbon 0,85 % adalah are. itentukan perubahan jaringan atom dari baja Pada garis G-O-S dapat 4: dengan kadar karbon 0 % sampai dengan 0,85 % Diseram-beei-karbon ini hanya berlaku untuk baja~bukan—paduan, (non alley steel). dia terdapat elemen paduan (miealnya: Chrom, Nickel, Wolfram dan Mangan) pada baja, maka titik-ubah akan bergeser- Terutama pada baja dengan kadar elemen paduan yang tinggi, maka pe~ rubahan garis diagramnya akan sangat besar sekali, malahan jika di~ andingkan dengan Fe-C-Diagram diagram dari baja paduan tinggi ter- sebut hampir tidak dapat dikenal. Walaupun demikian, proses pokok - nya tetap sama, yaitu hanya tergantung pada perubahan temperatur. Baja-Eutektoid-bawah adalah baja dengan kadar Karbon di bawah 0,8: tersusun dari ferrit dan perlit. Baja~Butektoid adalah baja dengan kadar karbon 0,85 %, tersusun hanya dari perlit Baja-Butektoid-atas adalah baja dengan kadar karbon di atas 0,85 % tersueun dari perlit dan Zementit. 3 Temperatur pengerasan FouC-Diagram menjawab pertanyaan dim: ana ti Fasan. Teaporatur int sangat tergantung Paiaiae Tee atur pengerasan turun Jika kadar karbon naik, yaitu dari. 30% sampat + Pada baja-eutektoid-atas temperatur pengeracan tot ‘Temperatur Tegpeageny Pengerasan terbaiie terletak kira-kira 40°C ai atas tit sudah bersifat ker; Momanasi lebih dari 40°C ¢. guna, karena ini s kekerasan baja ti atas titik-i hanya, Rompengaruhi kelombuter, cangetia® tidak b dak akan dipertingg!. struktur saja, tet —— 1000 900 3 iscenit + fae (Fercit = ‘mperatur °C g ye) s 1,0 12 M4 0,2 0.4 06 08 —- Kadar Karbon dalam % —=— ° 2.6. Perubahan susunan serubahan susunan Perubahan dari austenit jika didinginkan dengan kecepatan yang ‘tinggi berlangsung dalam 3 tahap secual dengan temperaturnya a. Tahap perlit : 7219 — 500900 be Tahap antara 2 500° ~ 200% S: Tahap martensit : 200° - temperatur ruang a. Tahap perlit © = a akan Jaka pendinginan lebih dipercepat lagi, make Uitte ant turun lagi dan proses keluarnya carbon dari Jaringan- celesai dalam wektu yang lebih eingkat lagi. wera 135000) Struktur yang terbentuk pada temperatur ind (kireskire 7°00 Rhomakan troostit-kejut. Struktur ini lebih keras dari P perlit-lamellar Mahap antara (tahap bainit) Pada tahap ini kecepatan pendinginan tideklah tinggi dan strukt yang terbentuk pada tahap ind Tinpuekan-Betaiit oPrones pa=ubalaa Jya meniliki prinsip yang identik dengae tahap perlit, hanya nye iver (batang krietal) yang terbentuk gangat lemah, sebagian peratruktur seperti benang atau jarum- Yang masih harus diperhatikan tarbon, maka semokin rendah pula Semakin sempurnanya pemisahan P temperatur-ubah yang harus dipilin, akan tetapi kekerasan juga semakin tinggi. ‘Tahap martensite Jika yang dinamakan "kecepatan pendinginan kritis’ (sira-kira Loo°c/detik) dilebihi, ini penting untuk monekan tahap perlit aoe canap bainit, maka terbentuklah dari austenit "di bawah- Gingin" suatu struktur baru yang disebut martensit. Si7etta kesbon mengalemt suatu "kejutan", yaitu tidak bereakst Yagi Oleh sebab itu proses diffuei tidak berlangeung, yang ter- jadi hanya perubahan struktur jaringan. ffal ini menerangkan bahwa pembentukan martensit berlangeung di Regan sangat tibectiba, berarti : tanpa awalan. erubahan dari besi- j menjadi besi- < mengekibatkan penyimpan- an karbon dengan jumiah besar pada jaringan- ious pare demikian kadar karbon naik. erasnya martensite ini diakibatkan Besar pada jaringan atom. fat ia Siemans Martensit Besi-& didinginkan secara cepat Atom C tertinggal Perlit Besi - & didinginkan secara lombat 39 2.7» Diagram-Waktu-Temperatur-Perubahan ‘Time-Tomperature-Transformation-Diagras disingkat Ma dua jenis TT'-Diagram yang terkenal, yattu: a). TT?-Diagram "Ieothermik” ). TPT-Diagram Kontdinyu Kedua gambar dibavah ini menunJulean eg rrr- bukan paduan dengan kadar karbon 0,9 %- Haros diketahui behwa cetiap baja momiliki gambar qTT-Diagram yang derbeda satu dengan yang lain, termasuk bajs paduan- a). PPT-Diagram "Isotherm! Batang-batang baja percobaan dimacukkan ke dalam air, dari daerah austenit (di baw sampai ke bermacam-macam temperatur. Titik-ubshnya terletak diantara dua kurva yang berbentuk 8 Perubahan struktur mulai pada kurva di sebelah kiri dan berakhir pada kurva di sebelah kanan. Setelah diadakan penyelidikan metallographi terhadap batang-batang percobaan, maka diketahui bahwa struktur yang terbentuk adalah perlit, sorbit, trostit, dan bainit. TIT-Diagram. Diagram dari baja 41 didinginkan dengan jalan eran pate ah garis Acl) 800 me 721°C Ee 600 é a 3 sg 00 2 500°C 409 8g ! : s 300 A 5 is 2 a8 2 Bae 5 200° & f100 & 2 s 3 8 a 2 & —~ Waktu —» b). TIT-Diagram kontinyu ereobaan dipanaskan sampai daerah Austeniy Mula-mula batang-batang pI ven emudtan didinginkan dengan kecepatan yang berbeda-beda- mikian cepat sehingga garis pendinginan tidak Jika pendinginan sede! nemotong kurva S tetapi menyinggung bagian atas dari kurva S dise- 4 daerah martensit, maka struktur akhin belah kanan. Sebelum mencapa: yang terbentuk adalah struktur martensit. Jadi "Kecepatan pengeras. an kritis" dapat didefinisikan seperti di atas. Jika garis pendinginan memotong kurva § di atas daerah martensit, maka sekurang-kurangnya satu bagian dari Austenit berubah menjadi salah satu dari etruktur ~ Bainit = Trostit = Sorbit - Perlit Sesuai dengan temperatur-perubahan, Besa struktur campuran ini mengakibatkan berkurangnya keke~ 400 \\ ] Too" 600" 500° 100° § — 2 Waktu & er res Sag cre a 3-L, ebee s 2, sea £ 8 $83 § g2 32 273 SS" Beng 5 882 § 800° 600° Quench 400° 400° % > 8 Q 50%M pat ss |e 95%M| 50%P 100%] 2, 95 %1| 95 %M| ! 10 100 1000 (detik) 1 10 100 1000 (detik) Baja karbon bukan paduan 0,7 %C Baja paduan Assab DF -2 # bahan » 20 mm # bahan : 20mm px Rengarubr ketebalonibenda? Kerje Re 3 7 70 ee | 65 == . 60) 8 | vs 55 x, G aT 50 45. g Cree, 10a) =a 40 (mm) 8 "3 a x Se : fae 50% B NGO%B %S 95%! | 95 %M\50%M | 10%M 1 10 100 1000 (detik) Baja paduan Assab OF - 2 Bermacam -macam diameter bahan Quench dalam oli ._—_—___ ror 2.8. Jenis-jenis pemanasen relieving) tu jenis perlakuan panas, ab satu {eikeubah (Ae 1) dan Gengan tujuan menguran, redukei tegangan (Stres® dalah a! atur di bawab ahan-lahan Pemangsan. Pemanasan reduksi tegangan & yaitu momanaskan sampai tempers y iGmudian mendinginkan secara per Yaonghilangkan tegangan-dalam- Tegangan-dalan terbentuk akibat dari + - pengerjaan potong = pomanasan atau pend: ja, tu atau las a - tone rjaan-bentuk~dingin, misalnya : pengepresan, pelubangan tekan, pembengkokan atau peluruean- Yegangan-dalam ini dapat mengganseu pengerjaen selanjutnya cart a da kerja, misalnya : terjadinya retakan, perubahan ukuran pada la} jadi atau penyusutan pada perlakuan panas berikutnya. Untuk baja, temperatur terbaik pemanasan redukei tegangan 550°C sampai 650°C. Temperatur tersebut dipertahankan sampai 3 jam sesuai dengan besarnya benda kerja. Pemanasan di bavah 500°C mempunyai akibat jelek bagi an. Jika proses pendinginan berlangeung dengan cepat atau tidak teratury nya tegangan baru 4 maka malahan dapat timbul tegangan baru. Timbu. dapat dicegah dengan jalan pendinginan dalam dapur/oven gampai 400% Jika baja dengan temperatur tinggi terkena/tersentuh zat asam (Oxi- gen), maka timbullah oxidasi (terjadinya nyala api). Hal ini dapat @ihindarkan dengan jalan membungkus benda kerja dengan tatal (chip) dari besi tuang. Pekerjaan tambahan yang memakan waktu ini sekarang sudah ditinggalkan karena oven modern dilengkapi dengan atmospher Pelindung (Nitrogen). Sadi harus diperhatikan, bahwa sesudah proses pemanasan redukei te- dinginan yang tidak teratur dari pengerjaan antara selama, redukei tegang: gangan ini benda kerja tidak boleh mengalami proses ara p yang dapat montubulkan terjadiaya tegangan dalam, Se fy s a ima Pemanasan pelunakan (Soft annealing) I Tujuan dari pemanasan pelunakan ini adalah membuat benda kerja dapa aut t dikerjakan mesin dengan mudah dan kemudi. dike: an dapat Dengan pemanagan pelunekan ini struktur yang i daeteeriraaesn i ‘y" gangan dalen akibat pengerjaan rol atau tepa dapat disteci : Pengerjaan mesin yang termud, gant ‘aatiees" teraudah jika baja memiliki struktur perlite ig engerasan baja yang dimulai : Paes nage, Zone, dimuled dart keadaan lunak dan tanpa togangan th — Pelunakan ini dapat dilakukan dalam du; 4 nda kerja dipanaskan 4 Dna E Oven) sampai di atas titikentah nee (an gmerata 4. karbon), temperatur int ditenen scp, (at atas “aShentat bade, A benda kerja dit: entar dengen terature Sha an oven pean agian dalam dari agar pendinginan berlangsuns WL DONF ———_ a ee... 43 5 titik-ubah Kelumakan yang diperoleh dari pemanasab a nea tergantung dari caranya, yaitu kelambatal ee ear ai daerah perubahan kristal, misalnya: baja pukan Dalton sy @ongan kadar karbon 1,2 % mencapai Keadaal Palane “MOK coor | dipanaakan dengan teratur dan merata sampal teupe7atie 720 komudian didinginkan dengan kecepatan maxinun 1 0/menss Gon pai temperatur 650°C. Pada temperatur ter: SS castes ee @idinginkan dengan copat. Lebih baik jika bad nginkan lebih lanjut dengan pelan dan teratur. i n di_bawah 2) Cara pemanasan pelunakan yang ke dua islah penanasen 2b Canee {itik~ubeh. Baja dipanaskan sompai temperatur hampir menye™ fi elenbed Balas dt bdaniees, herads:padai tonpelstee 13 00s waktu yang lebih lama, misalnya 2 sampai 20 Jam. Kell re a DasHan pages peceaab/ ni (eke em siya ee earn rele tapi meskipun denikien pendinginan yang teratur tetap ares kan. Pembentukan struktur, kelunakan, dan keseragama’ yess inginkan sangat tergantung pada lamanya pemanasan. saat acre @iperoleh (yaitu: kelunakan dan keseragaman struktur a pelunakan ke dua ini sama dengan hasil dari cara pelunakan y pertama. Pemanasan normalisasi (Normalizing) Pomanasan normalisasi Baja setelah mengalami pengerjaan tempa atau pengerjaan rol memiliki struktur butiran kasar akibat dari pemanasan lebih. Sebelum menja- Jani proses pemanasan pelunekan, baja tersebut lebih dahulu harue penJaland proses pemanasan noraalisasi agar terbentuk struktur yang detul. meapuinya nyala api atau keluarnya karbon dapat dicegah dengan jalan fembungkus benda kerja dengan tatal (chip) dari bei, tuang atau da- 12 Proses modern dipakai gas pelindung. Pemanacas normalisasi ada— jah momanaskan baja di atas titik-ubah-atas, Benda kerja dipanaskan normalisasi yang terletak rasan, ditahan sebentar dan ‘Juan "membawa kembali" struk- {uF baja ke keadaan normal dan dengan perbaiki keuletan baja. Penyebab dari ketidak-seraganan = aS rol atau tempa > Pengerjaan las jan z Pemperatur pengerasan yang terlelu tings ee ~ Monahan terlalu lama di daerah Austenit Pada semua perlakuan panas, jika baja ber; dengan temperatur tinggi atau ditan berstruktur butiran les. ae struktur dapat berasal dari ada di daerah austenit ala, maka baja tersebut akan eee ee seragaman struktur adalah Pengerjaan- Remtnaiee eae Paebut, tos jeeeaaa atau Pelubances tur yang pla ‘ac akibat Pembentukan struk- Gejala ters Selain itu, : gon Pemanasan normalisasi. fa 68 dapat dipakai peman, -Austenit-an harus memperhatikan soni{ E52 Sederta diaasteraya. Pendinginan dapat/aunescin menuju arah tan hap Martensit, tahap antara (bainit) maupun Seay Ree ate Se juga terjadi, bahwa struktur yang keras terbentuk pa‘ puerta Mempersukar proses pengerjaan selanjutnya. Untuk gejala yang es akhir ini masih dilakukan pemanasan temper (tempering) atau pendi~ ngin yang disesuaikan. Dalam hal inilah TT?-Diagram dipergunalan. Pemanasan rekristalisasi (recrystallization) Pemanasan rekristalisasi adalah perlakuan panas di sekitar titik- ubah Ac 1 dengan tujuan menormalieasi bagian-bagian struktur yané mengalami deformasi plastis. Pemanasan untuk butiran kasar (full annealing) Femanasan untuk butiran kasar Pomanasan jenie ini bertujuan mendapatkan butiran yang kasar. Temperaturnya di atas titik-ubah-atas Pemanasan diffusi (homogenizing, diffusion annealing) Peuanasan diffuei adalah pemanasan pada temperatur yang amat tinggi (at atas titik-ubah ac 3) dan ditahan dalam Jangka Saltu yang lama ager, clomen-elonen paduan (termasuk atom-C) dapat terbagi secara merata, Taum Ke tiga jenis pemanasan tersebut sen, eun; hi eras epiete.! iaraneralcerseeee aja hanya disinggung secara Wewntnams + oe 45 1200 gran <7] p00, (Pemonason bet iran Kosar Agee | a3 |eio=seqe seal aS 20509 yop] —— oss Se 800 Pemarosan- PelunaKan g “Pemanasan reduksi t °C : —+ Temperatur np § ° oz 04 06 08 10 12 14 kadar -C dalamé—" 45 1200 a —- = == Pemanasan diffusi 1000 Sao (Pemandson but iran Resor Zz Anne a 08 Pemaresan Belunaxan| Pei 20807 yo, ———_ at 800 05) c+, 8 = —> Temperatur nN 8 ° o2 04 06 a8 10 12 14 — Kadar -C datam4—" 45 1200 === Pemonasan diffusi pee, Renanason bata Kater 7 SS 20809 | —— atis05; 800 ~ Pematjosan- Belunaan| ‘Pemanasaa reduksi £6g07ga.0. ¢ : = —+ Temperatur nN 8 ° 02 04 06 a8 10 12 14 7 Kadar -C dalam%4—> 2.9. Pengerasan (Hardening) i saat ini selalu ang dibicarakan sampa: uktur yore dinginan berlangeung sedemikisy len ari Fe-C-Diagram dapat dipertahenkan Unibet kenaikan kecepatan pendinginan maka year tae nr Langoung dalam keadaan "dt para dingin", artinya? ke temperatur yang lebih rendah~ i geeer nan etruktur Austenit kebika ee rene nex " di dasar ap a task. araieaearaae sue mbulta kemungkinan dipakai— Proses perubahan str’ disertai persyaratany bat sehingga keadaan coimbang 4: n baja inilah yang mel nya baja secara lebih luas. Martensit adalah suatu struktur yang harus dimiliki baja agar mem- peroleh kenaikan kekerasan yang sangat besar. Bagaimana membentuk struktur kristal wartensit dan apa syarat-syaratnya? r kristal martensit segera dapat dimengerti jika diamat-amati dengan baik. Besi- J yang Pembentukan struktw an secara mendadak (di- proses terjadinya martensit memiliki kadar karbon tertentu didingink quench). Atom karbén yang terletak pada pusat kubus-kubus elementar yang berstruktur-FCC (lihat gambar hal 38) tidak sempat ke luar dari) kubus-kubus elementar tersebut ketika didinginkan secara mendadalc. Dengan turunnya temperatur maka struktur-FCC (besi~j~) kembali ke struktur-BCc (besi-X). akibat tertinggalnya atom-atom C besi— yang terbentuk kembali memiliki struktur jaringan atom yang tidak normal, yaitu berbentuk tetragonal (bentuk kubus yang ditarik ke sa. tu arah. Adanya atom C yang berlebihan itu menyebabkan timbulnya tegangan pada jaringan atom. Tegangan dalam inilah yang menjadikan jenda padat bersifat lebih keras. Martensit sendiri berstruktur jarum karena jaringan atomnya berbentuk tetragonal. Besi sendiri harus memiliki kadar karbon tertentu agar terbentuk Campuran dengan jualah kristal- 4 dan atom C yang mencukupi. Baja harus didinginkan secara mendadak (di- quenching) dari daerah Auatenit, artinya: ferrit harus diubah dahulu menjadi Auetenit. Jika bahan tidak berstruktur FCC (struktur maka Austenit Bakes esaat akan terjadi atau tidak akan terjadl she Tal ban Baja yang @iaustenitkan secara betul harus di-que! aes Pendinginan yang cukup tingel. Toca pgeanipenelaennna jagpbaling tidak harus sama dengon kecopatan pendin keritd, gdenye elemen paduan terutama Cr, Ni dan Ma, k ngii weriatydapat diturunkan. Jadi, quenching dengan media ai tidak PerpmertSi Karena pendinginan di dalam bak oli maupun ai udara Jane boreudah nonghasilkan kekerasan yang cukup pada baja pad angkutan. Dalam hal ini, kemadian ada yang aieebut baja @ikeraskan dalam oli at. carakan pada bagian beldcange tera” tentang hal ini akan dibi- Sesuai dengan kebutuhan, b. '» bahwa untuk 5 nak }mava herus ciubah wonJadi Austenit Mint. qeaecnae celeneeal x mperatur pengerasan dari baja karbon capes gi cee hee 47 Temperatur dalam pee | + 1 i LECT ean TR a GES) PY Kadar karbon dalam % Temperatur pengerasan dari = Paja eutektoid-bawah terletak di atas titik-ubah Ac 3 ~ baja eutektoid-atas terletak di atas titik-ubah ac 1 Memanaskan baja-eutektoid-atas sampai di atas garis ac cm tidak akan monbawa keuntungan apapun juga, malahan sebaliknya, karena tidak dapat dihentikan sama sckali. Persediaan karbon yang berasal dari Perlit lebih dari cukup un- tuk menaikkan kekerasan pada baja dalem bentuk Martensit. 4a sekali tidak mungkin. Jika baja dengan kadar karbon lebih dard 0,9 % toh dapat menjadi lebih keras. Hel ini disebabkan hanya oleh kadar karbid (yang keras) yang ternyata lebih tinggi 3 — Boa s % s = Kekerasan HRC ON 09 Ore GAR aa an 08 09 “* Kadar - € dalam % —= Se

You might also like