Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
MUTIA BIDRIAH
61608100818043
BATAM
2022
HALAMAN PERNYATAAN PENULIS
NIM : 61608100818043
Sumber Asam” Adalah “Benar” hasil penelitian penulis dan jika dikemudian
hari ternyata diketahui hasil jiplakan (Plagiat) dari skripsi orang lain maka penulis
Mutia Bidriah
Diketahui oleh :
ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Nim : 61608100818043
Sk Pembimbing :
Diketahui oleh :
iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Nim : 61608100818043
Sk Pembimbing :
Disetujui
Oleh penguji :
iv
FORMULASI SEDIAAN TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK HERBA
MENIRAN (Phyllantus niruri L) DENGAN VARIASI JUMLAH ASAM
SITRAT - ASAM TARTARAT SEBAGAI SUMBER ASAM
Mutia Bidriah
Program Studi Sarjana Farmasi
Institut Kesehatan Mitra Bunda
Dosen pembimbing
apt. Delladari Mayefis, M.Farm
apt. Nurliyasman, MPH
Kata Kunci :
ABSTRAK
Meniran merupakan obat tradisional yang telah digunakan secara turun temurun
mempunyai zat immunomodulator yang sangat dibutuhkan di masa pandemi ini
sebagai peningkat daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk
memformulasikan ekstrak herba meniran (Phyllantus niruri L) menjadi sediaan
tablet effervescent dan untuk mengetahui pengaruh kombinasi asam sitrat-asam
tartarat terhadap sifat fisik tablet effervescent dari ekstrak herba meniran
(Phyllantus niruri L). Herba meniran di ekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etanol 70% kemudian dibuat sediaan dalam bentuk tablet
effervescent dengan variasi konsentrasi sumber asam basa 50%, 55%, 60%.
Selanjutnya dilakukan evaluasi granul dan tablet meliputi uji organoleptis granul
dan tablet, kadar air, waktu alir, sudut diam, kompresibilitas grnaul, uji
keseragaman bobot dan ukuran, kerapuhan, kekerasan, waktu larut dan pH tablet.
Analisis data secara deskriptif menggunakan pendekatan teoritis dengan data yang
diperoleh dari pengujian dibandingkan terhadap persyaratan dalam Farmakope
Indonesia dan berbagai literatur lain. Hasil evaluasi granul effervescent meliputi
uji organoleptis, uji kadar air, uji waktu alir, uji sudut diam dan uji kompresibilitas
memenuhi persyaratan hanya evaluasi uji kadar air dari F1 yang melewati
persyaratan yaitu 5.08%. Hasil evaluasi mutu fisik tablet meliputi keseragaman
bobot F3 memenuhi persyaratan yaitu mendekati 15%, pada evaluasi keseragaman
ukuran, kerapuhan, kekerasan F1,F2,F3 sudah memenuhi persyaratan. Adapun
evaluasi waktu larut dan pH hanya F3 yang memenuhi persyaratan yaitu 1 menit
56,86 detik dan pH sebesar 6,68. Hasil analisis didapatkan F3 sebagai formula
yang paling optimal. Ekstrak herba meniran dapat diformulasikan menjadi tablet
effervescent dan kombinasi sumber asam basa terhadap sifat fisik tablet tidak
berpengaruh tetapi waktu larut dan pH berpengaruh.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala Rahmat
dan Hidayah-Nya, serta Salam dan Taslim kepada Nabi Muhammad SAW.,
Sumber Asam”.
Proposal ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat gelar sarjana farmasi di
1. Ibu apt. Delladari Mayefis, M.Farm selaku Dosen Pembimbing 1 saya yang
proposal ini.
2. Bapak apt. Nurliyasman, MPH selaku Dosen Pembimbing 2 saya yang tekkag
proposal ini.
3. Ibu apt. Sri Hainil, M.Farm selaku Ketua Program Studi Sarjana Farmasi
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Sarjana Farmasi Insitut Kesehatan Mitra
Bunda Batam atas segala ilmu, nasihat, arahan, waktu, dan dukungan yang
vi
5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang telah merawat, mendidik dan
tinggi. Dan juga kepada Kakak dan Abang saya yang telah mendukung secara
6. Kepada teman 1 tim saya Jessica Tiranda, Dian Aradziluna, dan Diana
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
Penulis menyadari sepenuhya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kata kesempurnaan. Akhir kata, semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
Mutia Bidriah
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
viii
2.2.1 Definisi Ekstrak dan Ekstraksi ........................................................ 7
2.7.4 Polivinilpirolidon........................................................................... 26
2.7.6 Aspartam........................................................................................ 26
ix
2.7.9 Laktosa .......................................................................................... 28
x
3.3.6 Skrinning Fitokimia ....................................................................... 36
LAMPIRAN ......................................................................................................... 50
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
tumbuhan yang dijumpai di bumi Nusantara ini, dan 940 jenis di antaranya
(Okoli et al., 2010), obat batuk mukolitik (Windriyati, Y. N., et al, 2019),
dibutuhkan di masa pandemi ini yaitu sebagai peningkat daya tahan tubuh
1
Meniran sebagai obat peningkat daya tahan tubuh telah banyak
kapsul yang telah kita kenal dengan nama Stimuno®, selain dalam bentuk
kapsul ada juga dalam bentuk Stimuno® sirup. Dari penelitian terdahulu
herba meniran telah diformulasikan dalam bentuk sediaan lain yaitu granul
tablet yang dapat larut dalam air dan diminum secara oral dalam bentuk
larutan, juga mudah dikonsumsi seperti pada pasien lansia dan anak-anak
Komponen utama dalam formula ini adalah pada sumber asam dan sumber
seperti soda buih jika bercampur dengan air (Kusumawati et al., 2017).
Sumber asam yang biasa digunakan adalah asam sitrat dan asam tartarat,
kecepatan alir dan juga berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik tablet
yang enak, serta aroma pada sediaan (Murdianto & Syahrumsyah, 2013).
2
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
Sehingga diharapkan tablet ini mempunyai sifat fisik tablet yang baik.
fisik tablet effervescent dari ekstrak herba meniran (Phyllantus niruri L)?
niruri L)
3
1.4.2 Bagi Institusi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Klasifikasi menurut (Oktavidiati et al., 2011) sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Family : Phyllanthaceae
Divisi : Spermatophta
Subdivisi : Angiosperma
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Genus : Phyllantus
tua. Setiap cabang atau ranting terdiri dari 8 – 25 helai daun. Daun
yang keluar di atas ketiak daun dan bunga jantan yang keluar di
2004).
6
2.1.4 Manfaat Tumbuhan Meniran
atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari
cocok, uapkan semua atau hampir semua dari pelarutnya, dan sisa
7
endapan atau serbuk diatur untuk ditetapkan standarnya (Ansel, H.,
1989).
sesuai, lalu semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
2000).
8
2.2.3 Macam – Macam Ekstraksi
1. Destilasi (penyulingan)
2. Sokletasi
3. Refluks
9
balik (kondensor). Dilakukan 3 sampai 5 kali
4. Digesti
5. Infus
10
cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia dengan
1. Maserasi
2. Perkolasi
11
Proses terdiri dari tahap pengembangan bahan, tahap
12
3. Kadar abu, bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral
terbentuknya ekstrak.
yang dapat digunakan sebagai bahan obat untuk kesehatan seperti alkaloid,
1. Uji Alkaloid
2. Uji Flavonoid
13
Sebanyak 40 mg sampel ditambahkan beberapa ml air
warna merah, kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol (J.B
Harbone, 1996).
3. Uji Saponin
yang terbentuk tetap stabil selama lebih kurang 7 menit, maka busa
4. Uji Tanin
Harbone, 1996).
berubah menjadi warna biru atau hijau untuk steroid serta merah atau
14
2.5 Tablet
dengan atau pun tanpa bahan pengisi. Sebagian besar tablet dibuat
2014):
1. Tablet Kempa
2. Tablet Cetak
3. Tablet Triturat
15
4. Tablet Hipodermik
Tablet cetak yang dibuat dari bahan yang mudah larut atau
5. Tablet Bukal
6. Tablet Sublingual
7. Tablet Effervescent
karbon dioksida.
8. Tablet Kunyah
residu dengan rasa enak dalam rongga mulut. Jenis tablet ini
16
9. Tablet Lepas – Lambat
lembab dan panas. Umumnya untuk bahan aktif yang sulit dicetak
2018).
17
Keuntungan dari metode ini adalah Meningkatkan
zat aktif dan eksipien yang tahan panas dan lembab. Kelemahan
massa padat. Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
18
3. Metode Kempa Langsung
zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan
lebih singkat, dapat dipakai untuk bahan yang tidak tahan air.
19
penyajiannya. Dan lagi memberikan sebuah rasa sedap yang
terjadi reaksi kimia antar sumber asam dan sumber karbonat tersebut
berjalan cukup cepat dan biasanya selesai dalam waktu kurang dari
yang memberikan rasa yang enak karena ada karbonat yang membantu
20
tablet konvensional, dapat diberikan kepada pasien yang susah
menelan tablet atau kapsul, pada saat dikonsumsi zat aktif dalam
2016).
effervescent, dam ini didapat dari tiga sumber asam yaitu, asam bebas
seperti asam sitrat, tartarat, malat, asam anhidrat seperti asam suksinat
dan asam anhidrat, lalu ada asam garam seperti natrium dehidrogen
21
mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air, mudah diperoleh dalam
kelarutan yang sangat baik dalam medium air (Ansel, H., 1989).
2010).
22
banyak tersedia secara komersial mulai bentuk bubuk sampai granul
(Mohrle, 1989).
sebagai serbuk. Hal yang sama juga terjadi pada metode granulasi
beberapa kriteria, yaitu tidak bereaksi dengan zat aktif dan eksipien
23
ditambahkan, tidak menyebabkan berkembang biaknya mikroba,
dan tidak berbau. Bahan pengisi harus inert yang larut dalam air
(Anief, 2003).
air hidrat. Mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari
atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau
24
praktis tidak berbau dengan rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar
dalam udara kering agak sukar larut dalam eter. Fungsinya dalam
selama 3 jam, mengandung tidak kurang dari 99,7% dan tidak lebih
serbuk hablur halus sampai granul, warna putih, tidak berbau, berasa
asam dan stabil di udara. Asam tartarat sangat mudah larut dalam air
atau hablur monoklim kecil, buram, tidak berbau, rasa asin sedangkan
25
2.7.4 Polivinil Pirolidon
serbuk halus, berwarna putih sampai krem, tidak atau hampir tidak
Stabil pada suhu 110-130oC, mudah terurai dengan adanya udara dari
10% dari bobot tablet (Elisa, 2018). Tujuan dalam formula sebagai
putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau. Natrium benzoat larut
dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanol (95%) P. WHO telah
(Dirjen, 1979).
2.7.6 Aspartam
26
minuman, makanan, dan dalam sediaan farmasi. Aspartam stabil
Sedikit larut dalam air. WHO telah menetapkan asupan harian yang
putih, bau manis yang samar atau sedikit. Kelarutannya larut dalam air
lainnya, larut dalam aseton, dikloro metana, etanol dan metanol, agak
sukar larut dalam hidrokarbon alifatik dan eter, tidak larut dalam
2-5% dari bobot tablet (Elisa, 2018). Stabilitas PEG secara kimia
2009).
dalam air, tidak bereaksi dengan komponen lain dan warnanya stabil
(Ansel, 1989). Citrus lemon memiliki kelarutan yang larut dalam air
27
2.7.9 Laktosa
anhidrat atau mengandung satu moleku air hidrat, dan rumus molekul
berbentuk serbuk atau massa hablur, keras, berwarna putih, atau putih
krem, tidak berbau dan rasa sedikit manis. Stabil di udara, tetapi
mudah menyerap bau. Memiliki kelarutan mudah larut dalam air dan
mendidih, sangat sukar larut dalam etanol tetapi laktosa tidak larut
1995).
pengamatan pada bentuk, warna, rasa dan bau sediaan granul (Dewi et
al., 2014).
apabila kadar air rendah maka kecepatan alir akan tinggi sehingga
baik pada saat pengempaan sedangkan apabila kadar air terlalu tinggi
pencetakan. Syarat kadar air yang baik ialah <5% (BPOM RI, 2019).
28
2.8.3 Uji Waktu Alir
lalu dialirkan melalui ujung corong dan dihitung waktu alirnya. Waktu
alir yang baik mempunyai kecepatan alir tidak kurang dari 10 detik
volume granul akibat hentakan dan getaran yang mungkin terjadi pada
et al., 2017).
Persyaratan uji sudut diam tidak lebih besar dari 40º (Lachman et al.,
2008).
29
10 tablet sediaan pertama tidak kurang atau sama dengan L1% = 15%.
dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih dari 3 kali tebal
tablet dan tidak boleh kurang dari satu sepertiga tebal tablet
tengah dan tegak harus pada hardness tester, mula-mula skala pada
Dibaca skala yang dicapai pada saat tablet pecah atau hancur
30
diambil dan dibersihkan dari partikel yang menempel pada tablet,
(Ansel, H., 1989). Tablet yang baik memiliki nilai kerapuhan kurang
waktu larut < dari 5 menit (BPOM RI, 2019). Waktu melarut tablet
dicatat dengan alat stopwatch sampai tablet hancur dan larut (Said,
2005). Tablet dikatakan baik apabila larut dalam waktu 1-2 menit
2.9.6 Uji pH
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Alat
(water bath), corong (Pyrex), alat uji kekerasan (hardness tester), alat
3.2.2 Bahan
HCl, amil alkohol, FeCl3 1%, kloroform, etanol 70%, asam sitrat,
aquadest.
32
3.3 Prosedur Penelitian
aliri dengan air mengalir agar terbebas dari tanah dan pasir. Kemudian
sampel ditiriskan dan ditimbang berat awal basah sampel. Setelah itu,
33
tertutup agar terhindar dari cahaya atau penerangan agar proses dapat
dengan cara yang sama dan menggunakan pelarut yang baru. Semua
berikut:
1. Organoleptis
34
2. Kadar Abu
herba meniran, yaitu tidak lebih dari 8,7% (Depkes RI, 2017).
C-A
Rumus : % Kadar Abu = 𝑥 100 %
B-A
Keterangan:
3. Kadar Air
35
yaitu tidak lebih dari 17,0% (Depkes RI, 2017). Rumus
B-C
Rumus : % Kadar Air = 𝑥 100 %
B-A
Keterangan:
36
HCl:Etanol (1:1) dan amil alkohol. Campuran dikocok kuat-
1996).
37
3.3.7 Pembuatan Ekstrak Kering Herba Meniran
Tabel 1. Formula Tablet Effervescent Ekstrak Herba Meniran (Yulianti et al., 2021).
38
massa-2 yang diproses secara granulasi basah. Pada massa-1 terdiri
39
ditimbang berat granul setelah dikeringkan, kemudian
hitung persen kadar air. Syarat kadar air yang baik ialah <
W1 = Berat akhir
40
et al., 2017). Rumus perhitungan nilai kompresibilitas
sebagai berikut:
rk- ro
Rumus: % Kompresibilitas = 𝑥 100%
rk
Besarnya: rk = M/Vk
ro = M/Vo
h
Rumus: Tan α = r
41
3.3.11 Evaluasi Fisik Tablet Effervescent
Keterangan
NP : Nilai keberterimaan
̅)
X: perkiraan masing-masing sediaan (%) (xi = wi x A/𝑤
42
tablet tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak
RI, 2020).
WO = Berat Awal
W1 = Berat Akhir
43
200 mL aquadest. Disiapkan stopwatch kemudian mulai
2008).
3.3.11.6 Uji pH
(BPOM, 2014).
literatur lain
44
BAB IV
dengan variasi jumlah asam sitrat - asam tartarat sebagai sumber asam,
(Lampiran ).
2. Kadar abu yang dihasilkan dari ekstrak kental herba meniran sebesar
3. Kadar air yang dihasilkan dari ekstrak kental herba meniran sebesar
4. Kadar abu tak larut asam yang dihasilkan ekstrak kental herba meniran
5. Hasil uji skrinning fitokimia untuk uji alkaloid positif dengan peraksi
45
uji flavonoid positif terdapat perubahan warna jingga, uji saponin
tidak adanya perubahan warna pada sampel uji sedangkan uji steroid
(Lampiran ).
hasil kelima formula memiliki kesamaan baik bentuk warna dan bau.
dan pappermint.
formula 2 sebesar 2,51 detik, dan formula 3 sebesar 3,70 detik. Ketiga
detik (Lampiran ).
46
10. Pada evaluasi granul sudut diam, setiap formula dilakukan 3 kali
(Lampiran)
11. Pada evaluasi granul uji kompresibilitas, setiap formula dilakukan 3 kali
12. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji keseragaman bobot
13. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji keseragaman ukuran
boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari satu
14. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji kerapuhan tablet
(Lampiran )
47
15. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji kekerasan tablet
formula 1 6 kg, formula 2 7,9 kg, dan formula 3 7,7 kg. Ketiga formula
16. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji waktu larut formula 1 4
menit 19,16 detik, formula 2 2:09,23 detik, dan formula 3 1 menit 56,86
17. Pada evaluasi fisik tablet effervescent, untuk uji pH tablet formula 1
kecoklatan (Lampiran )
4.2 PEMBAHASAN
memenuhi persyaratan.
48
tanaman obat. Hanya sebagai rumput liar yang dibiarkan tumbuh di
berbagai macam khasiat. Salah satunya sebagai peningkat daya tahan tubuh.
bentuk yang menarik karena menghasilkan gas saat dimasukkan kedalam air
Dari hasil uji kadar abu ekstrak kental herba meniran, didapatkan
hasil sebesar 0,0875%. Sejalan dengan hasil pada farmakope herbal dengan
syarat tidak lebih dari 8,7% (Depkes RI, 2017). Hasil uji kadar air ekstrak
kental herba meniran, didapatkan hasil sebesar 0,23%. Kadar air yang lebih
(Depkes RI, 2017). Untuk hasil kadar abu tidak larut asam adalah sebesar
49
0,01% yang sejalan dengan hasil pada farmakope herbal dengan syarat tidak
flavonoid, saponin, tanin dan uji steroid sedangkan uji terpenoid negatif. Hal
dikeringkan di dalam oven selama 1 jam dengan suhu 60°C (Yulianti et al.,
yang dibuat dapat menjadi masa yang kompak (Kara et al., 2017).
tablet. Tablet dibuat dalam 3 formulasi dengan konsentrasi sumber asam dan
dan formulasi 3 60%. Eksipien yang digunakan dalam formulasi ini yaitu
asam sitrat sebagai sumber asam, asam tartrat sebagai sumber asam, natrium
sebagai zat pengikat tablet, natrium benzoat sebagai pengawet yang dapat
50
menghambat pertumbuhan mikroba pada tablet, aspartam sebagai zat
pemanis pada tablet, PEG 6000 sebagai zat pelicin, pappermint sebagai
menjadi dua bagian yaitu massa-1 dan massa-2 yang diproses secara
polivinil pirolidon, granul ekstrak herba meniran, perisa lemon, dan PEG
mesh. Massa-1 dikeringkan dalam oven selama 15 menit dengan suhu 60oC.
Massa-2 terdiri dari campuran aspartam, asam tartarat, dan asam sitrat.
organoleptis, uji kadar air granul, uji waktu alir granul, uji sudut diam
51
untuk melihat kelayakan atau kualitas granul sebelum dilakukan pencetakan
tablet.
warna, dan bau pada granul yang telah dibuat. Pengujian organoleptis
warna, dan bau sesuai dengan ekstrak yang digunakan. Hasil pengamatan
halus butiran granul, berwarna kuning kecoklatan, dan memiliki bau khas
kadar air sebelum dan sesudah pengeringan (BPOM RI, 2019). Hasil rata-
rata kadar air untuk formula 1 sebesar 5,08%, formula 2 sebesar 3,33%,
persyaratan kadar air granul yang baik yaitu 1-5% (BPOM RI, 2019). Hal
ini sejalan dengan penelitian Dahlia, (2021) optimasi kombinasi asam sitrat
dan asam tartrat sebagai zat pengasam pada tablet effervescent ekstrak ubi
tablet, laju alir yang baik membuat serbuk mudah mengalir sehingga tablet
52
alir yang baik mempunyai kecepatan alir tidak kurang dari 10 detik
(Elisabeth et al., 2018). Dari hasil uji ketiga formula memiliki rata-rata
waktu alir tidak kurang dari 10 detik, formula 1 sebesar 3,93 detik, formula
2 sebesar 2,51 detik, dan formula 3 sebesar 3,70 detik. Hal ini sejalan
dengan penelitian Dahlia, (2021) optimasi kombinasi asam sitrat dan asam
tartrat sebagai zat pengasam pada tablet effervescent ekstrak ubi jalar ungu
granul yang jatuh dari corong yang mana granul akan membentuk kerucut.
Dari hasil uji ketiga formula menunjukkan uji sudut diam tidak lebih besar
dari 40º (Lachman et al., 2008) formula 1 sebesar 6,92°, formula 2 sebesar
stabil dan kompak saat diberi tekanan pada proses pencetakan tablet.
Rosyifa, 2021). Granul yang mempunyai sifat alir yang baik mempunyai
namun formula yang paling baik yaitu Formula 1 karena hasil uji formula 1
53
kemampuan serbuk untuk mengalir. Hal ini sejalan dengan penelitian
rentang 12-16%.
pada penelitian ini berpengaruh pada sifat fisik granul antara lain
tablet (Noval et al., 2020). Ketiga formula tablet effervescent ekstrak herba
pipih disebabkan oleh bentuk punch cetak tablet yang berbentuk bulat.
bahan tambahan, dan berbau khas ekstrak dan sedikit pappermint untuk
memperbaiki bau dari tablet. Hal ini sejalan dengan penelitian (Fauzan et
54
Uji keseragaman bobot bertujuan untuk mengetahui persen
tidak kurang atau sama dengan L1% = 15%. Jika nilai keberterimaan lebih
besar dari L1%, dilakukan pengujian ulang pada 20 tablet tambahan yang
(Kemenkes RI, 2020). Hasil yang diperoleh pada uji keseragaman bobot
55
Uji kerapuhan tablet bertujuan untuk mengetahui ketahanan tablet
kecepatan 25 rpm selama 4 menit dengan 100 kali putaran. Tablet yang baik
2010). Hasil yang didapatkan dari ketiga formula yaitu formula 1 0,049%,
persyaratan uji, namun formula yang paling baik yaitu Formula 1 karena
lain. Kerapuhan tablet dipengaruhi oleh kadar air granul, selaras dengan
hasil pengujian kadar air pada formula 3 sebesar 3,16% menghasilkan tablet
yang lebih rapuh dari formula yang lain, hal tersebut disebabkan karena
Hal ini sejalan dengan penelitian Dahlia, (2021) optimasi kombinasi asam
sitrat dan asam tartrat sebagai zat pengasam pada tablet effervescent ekstrak
ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) diperoleh kadar air pada f3 sebesar
ketahanan tablet dari benturan atau tekanan mekanin saat proses produksi
hingga distribusi obat (Fauzan H.A., 2019). Kekerasan tablet yang baik
56
formula menunjukkan nilai formula 1 sebesar 6 kg, formula 2 sebesar 7,9
kg, dan formula 3 sebesar 7,7 kg. Ketiga formula memenuhi persyaratan uji.
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh bahan pengikat yang digunakan, kadar air
yang tinggi, dan faktor lainnya yaitu pada tekanan saat proses pencetakan,
semakin besar tekanan yang diberikan maka kekerasan tablet juga akan
baik apabila larut dalam waktu 1-2 menit (Lachman et al., 2008). Hasil uji
waktu larut ketiga formula yaitu formula 1 sebesar 4 menit 19,16 detik,
formula 2 sebesar 2 menit 09,23 detik, dan formula 3 sebesar 1 menit 56,86
mendekati netral yaitu 6-7 (BPOM, 2014). Hasil dari ketiga formula hanya
pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap mutu fisik tablet meliputi
57
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
58
DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Y., Rasyadi, Y., & Handayani, D. (2015). Aktivitas Imunomodulator dari
Ekstrak Etanol Meniran (Phyllanthus niruri Linn.) terhadap Ayam Broiler.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 1(1).
https://doi.org/10.29208/jsfk.2014.1.1.21
Anam, C., Kawiji, & Setiawan, R. D. (2013). Kajian Karakteristik Fisik Dan
Sensori Serta Aktivitas Antioksidan Dari Granul Effervescent Buah Beet
(Beta Vulgaris) Dengan Perbedaan Metode Granulasi Dan Kombinasi
Sumber Asam. Jurnal Teknosains Pangan, 2(2).
Anief, M. (Universitas G. M. (2003). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Ilmu
Meracik Obat Teori Dan Praktik, 1(1).
Anova, I. T., Kamsina, K., & Hermianti, W. (2016). Formulasi Perbandingan
Asam Basa Serbuk Effervescent dari Coklat Bubuk. Jurnal Litbang Industri,
6(2). https://doi.org/10.24960/jli.v6i2.1593.99-106
Ansel, H., C. (1989). Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat,
Jakarta : UI Press. UI-Press, 979-456-043–X.
Ansel, H. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Edisi Keem). UI-Press.
Anwar, K. (2010). FORMULASI SEDIAAN TABLET EFFERVESCENT DARI
EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DENGAN VARIASI
JUMLAH ASAM SITRAT-ASAM TARTARAT SEBAGAI SUMBER
ASAM. Sains Dan Terapan Kimia, 4(2), 168–178.
Apriyanto, B. H., Rusli, R., & Rahmadani, A. (2017). EVALUASI PATI UMBI
TALAS (Colocasia esculenta Schott) SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA
SEDIAAN TABLET PARASETAMOL. https://doi.org/10.25026/mpc.v5i1.222
Aslani, A., & Daliri, A. (2016). Design, formulation and evaluation of its
physiochemical properties of acetaminophen, ibuprofen and caffeine as
effervescent tablet. Journal of Reports in Pharmaceutical Sciences, 5(2).
Banker, S.G., and Anderson, R. . (1986). Tablet In Lachman, L. Lieberman, The
Theory and Practice of Industrial Pharmacy (3 rd ed). Lea and Febiger.
BPOM. (2014). Peraturan Ka BPOM no. 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu
obat tradisional. Bpom.
BPOM RI. (2019). PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN NOMOR 32 TAHUN 2019 TENTANG PERSYARATAN
KEAMANAN DAN MUTU OBAT TRADISIONAL. In Bpom Ri (Vol. 11,
Issue 88).
45
Danladi, S., Idris, M., & Umar, I. (2018). Review on pharmacological activities
and phytochemical constituents of Phyllanthus niruri (Amarus). The Journal
of Phytopharmacology, 7(3), 341–348.
https://doi.org/10.31254/phyto.2018.7318
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. In Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Depkes RI. (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. In Direktorat Jendral
Kefarmasian dan Alat Kesehatan (kedua). https://doi.org/10.1201/b12934-13
Dewi, R., Iskandarsyah, I., & Octarina, D. (2014). Tablet Effervescent Ekstrak
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan variasi Kadar Pemanis
Aspartam. Pharmaceutical Sciences and Research, 1(2), 116–133.
https://doi.org/10.7454/psr.v1i2.3492
Dirjen, P. O. M. (1979). Farmakope Indonesia Edisi III. In Depkes RI.
Ditjen POM. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat Cetakan
Pertama. In Departemen kesehatan Republik Indonesia.
Elisa, G. M. dan Y. (2018). Teknologi Sediaan Solid : Bahan Ajar Farmasi.
Fultaz dan Nakasima. (2014). Kajian Proses Pembuatan Serbuk Kulit Jeruk
Lemon. Institut Pertanian Bogor.
Greene, S. C., Noonan, P. K., Sanabria, C., & Peacock, W. F. (2016). Effervescent
N-Acetylcysteine Tablets versus Oral Solution N-Acetylcysteine in Fasting
Healthy Adults: An Open-Label, Randomized, Single-Dose, Crossover,
Relative Bioavailability Study. Current Therapeutic Research - Clinical and
Experimental, 83, 1–7. https://doi.org/10.1016/j.curtheres.2016.06.001
Irawan, B. (2010). Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi Dan
Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut. Skripsi (Tidak Di Publikasikan).
Universitas Diponegoro. Semarang.
J.B Harbone. (1996). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro.
Penerbit ITB, Bandung, 2.
Jansen, I., Wuisan, J., & Awaloei, H. (2015). UJI EFEK ANTIPIRETIK
EKSTRAK MENIRAN (Phyllantus niruri L.) PADA TIKUS WISTAR
(Rattus norvegicus) JANTAN YANG DIINDUKSI VAKSIN DPT-HB.
Jurnal E-Biomedik, 3(1). https://doi.org/10.35790/ebm.3.1.2015.7427
Kara, D. D., Tippavajhala, V. K., & Kulyadi, G. P. (2017). A Review on
Manufacturing of Tablets by Using Various Granulation Techniques. Journal
of Global Pharma Technology, 10(9).
Kardinan, A. dan R. K. (2004). Meniran: Penambah Daya Tahan Tubuh Alami.
46
Pustaka Belajar.
Kemenkes RI. (2020). Farmakope Indonesia edisi VI. In Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Farmakope Indonesia Edisi
V 2014. In Farmakope Indonesia Edisi V 2014.
Khaled, S. A., Alexander, M. R., Irvine, D. J., Wildman, R. D., Wallace, M. J.,
Sharpe, S., Yoo, J., & Roberts, C. J. (2018). Extrusion 3D Printing of
Paracetamol Tablets from a Single Formulation with Tunable Release
Profiles Through Control of Tablet Geometry. AAPS PharmSciTech, 19(8),
3403–3413. https://doi.org/10.1208/s12249-018-1107-z
Kusumawati, Y., Rustiani, E., & Almasyuhuri, A. (2017). PENGEMBANGAN
TABLET EFERVESEN KOMBINASI BROKOLI DAN PEGAGAN
DENGAN KOMBINASI ASAM DAN BASA. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia, 4(2). https://doi.org/10.33096/jffi.v4i2.266
Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kaning, J. L. (2008). Teori dan Praktek
Farmasi Industri Edisi III (D. Marcel (ed.); Edisi III). Universitas Indonesia.
M.E.Aulton. (2001). THE SCIENCE OF DOSAGE FORM DESIGN second
edition. In Pharmaceutics: The science of dosage form design.
Madhavi, N., Kumar, D., Naman, S., Singh, M., Amol Singh, P., Bajwa, N., &
Baldi, A. (2019). Formulation and Evaluation of Novel Herbal Formulations
Incorporated with Amla Extract for Improved Stability. Journal of Drug
Delivery & Therapeutics, 9(4), 212–221. http://jddtonline.info
Marjoni, R. . (2016). Dasar-Dasar Fitokimia Untuk Diploma III Farmasi Cetakan
I. In Jakarta: CV. Trans Info Media (Vol. 1).
Marwoko, M. T. B. (2013). Isolasi, Identifikasi dan Uji Aktifitas Senyawa
Alkaloid Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis). Chem Info
Journal, 1(1).
Mohrle, R. (1989). Effervescent Tablets. In Pharmaceutical Dosage Forms:
Tablets.
Moreton, R. C. (2016). United States Pharmacopeia-National Formulary. In
Journal of Excipients and Food Chemicals (Vol. 6, Issue 3).
Murdianto, W., & Syahrumsyah, H. (2013). Pengaruh Natrium Bikarbonat
Terhadap Kadar Vitamin C, Total Padatan Terlarut Dan Nilai Sensoris Dari
Sari Buah Nanas Berkarbonasi. Jurnal Teknologi Pertanian, 8 No. 2(1).
Noval, N., & Rosyifa, R. (2021). Dispersi Padat untuk Peningkatan Laju Disolusi
Natrium Diklofenak dengan Variasi Konsentrasi Polivinil Pirolidon K30.
Jurnal Surya Medika, 6(2). https://doi.org/10.33084/jsm.v6i2.2125
47
Okoli, C. O., Ibiam, A. F., Ezike, A. C., Akah, P. A., & Okoye, T. C. (2010).
Evaluation of antidiabetic potentials of Phyllanthus niruri in alloxan diabetic
rats. African Journal of Biotechnology, 9(2), 248–259.
https://doi.org/10.4314/ajb.v9i2
Oktavidiati, E., Chozin, M. A., Wijayanto, N., Ghulamahdi, M., & Darusman, L.
K. (2011). Pertumbuhan Tanaman dan Kandungan Total Filantin dan
Hipofilantin Aksesi Meniran. Jurnal Littri, 1(17), 25–31.
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012 Tentang
Industri Dan Usaha Obat Tradisional, (2012).
Puslitbangtri. (1992). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri
1982-1992 (Sumbangan Penelitian Dalam Pembangunan Perkebunan Rakyat
(ed.)). Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Raymond C Rowe, Paul J Sheskey, M. E. Q. (2009). Handbook of Pharmaceutical
Excipients. Sixth Edition. Revue Des Nouvelles Technologies de
l’Information, E.28(London: Press and America Pharmacist Association).
Ritschel, W. A. (1970). Book Review: Pharmaceutical Technology —
Fundamental Pharmaceutics. Drug Intelligence & Clinical Pharmacy, 4(8).
https://doi.org/10.1177/106002807000400807
Rivai, H., Septika, R., & Boestari, A. (2013). Karakterisasi Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus niruri Linn) dengan Analisa Fluoresensi. Jurnal
Farmasi Higea, 5(2), 15–23.
Said, N. (2005). Pembuatan Tablet Effervescent Susu Kambing Dengan Metode
Granulasi Basah. Institut Pertanian Bogor.
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif (Edisi Pert). Graha Ilmu.
Siregar, Charles J ,P Wikarsa, S. (2010). Teknologi Farmasi Sediaan Tablet:
Dasar-Dasar Praktis. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sulaiman, T. N. . (2007). Teknologi & Formulasi Sediaan Tablet. Pustaka
Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah
Mada.
Tambunan, R. M., Swandiny, G. F., & Zaidan, S. (2019). Uji Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Etanol 70 % Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Terstandar. Jurnal Ilmu Kefarmasian, 12(2), 60–64.
Voight, B M, W. (2014). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi Kelima. In
Gadjah Mada University Press (Vol. 7, Issue 2).
Voigt. R. (1994). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (Edisi V. Penerjemah :
Soendari Noerono. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
48
Voigt, R. (1984). Buku Pelajaran Teknologi Farmasi (S. . Soewandhi (ed.); Edisi
5). Gadjah Mada University Press.
Windriyati, Y. N., Murrukmihadi, M., & Junita*, N. R. (2019). AKTIVITAS
MUKOLITIK IN VITRO EKSTRAK ETANOLIK HERBA MENIRAN
(Phyllanthus niruri L) TERHADAP MUKOSA USUS SAPI. 3, 94–100.
Wlodarski, K., Tajber, L., & Sawicki, W. (2016). Physicochemical properties of
direct compression tablets with spray dried and ball milled solid dispersions
of tadalafil in PVP-VA. European Journal of Pharmaceutics and
Biopharmaceutics, 109, 14–23. https://doi.org/10.1016/j.ejpb.2016.09.011
Yulianti, D. A., Sutoyo, S., Kimia, J., Matematika, F., Alam, P., Surabaya, U. N.,
& Surabaya, J. K. (2021). Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun
Katuk ( Sauropus androgynous L . Merr . ) dengan Variasi Konsentrasi Asam
dan Basa. Pharmacy Science and Practice, 8(1).
49
LAMPIRAN
Pengambilan Sampel
Determinasi Sampel
Standarisasi Ekstrak
Skrining Fitokimia
Evaluasi Tablet
Pembuatan Tablet Effervescent Ekstrak Effervescent Ekstrak Herba
Herba Meniran Meniran
Analisisis Data
50
Lampiran 2 Surat determinasi herba meniran (Phyllantus niruri L)
51
Lampiran 3 Skema Kerja Pembuatan Ekstrak Kering Herba Meniran
Pengambilan Sampel
Herba Meniran
52
Lampiran 4 Skema Pembuatan Granul Ekstrak Herba Meniran
Didapatkan hasil
granul ekstrak
kering herba
meniran
Evaluasi granul
Uji organoleptis Uji kadar air Uji waktu alir Uji sudut diam
Uji Kompresibilitas
Gambar 3. Skema Pembuatan Granul dan Evaluasi Granul Ekstrak Herba Meniran
53
Lampiran 5 Skema Pembuatan Tablet Effervescent Ekstrak Kering Herba
Meniran
Massa 1 Diayak
Dicampur natrium dengan ayakan
bikarbonat + laktosa mesh 16
+ polivinil pirolidon
+ peroisa lemon + Massa 1 Dikeringkan
PEG 6000 (massa 1) dalam oven selama 15
menit dengan suhu
60ºC
Massa 2 diaduk Dicampur granul
homogen dan ekstrak herba meniran +
diayak dengan aspartam + asam tartrat
ayakan mesh 16 + asam sitrat (massa 2)
Campuran
massa 1 dan 2
Massa 1 dan 2 diayak dengan
dicampur dan digerus ayakan mesh 16
homogen,
ditambahkan natrium
Dicetak campuran tadi
benzoat
menggunakan alat
pencetak tablet single
Evaluasi tablet punch
Gambar 4. Skema Pembuatan dan Evaluasi Tablet Effervescent Ekstrak Herba Meniran
54
Lampiran 6 Perhitungan Rendeman
345,8 g
% Rendemen = ×100%
3600 g
% Rendemen = 9,60%
C-A
% Kadar abu = ×100%
B-A
51,975-51,8
= ×100%
53,8-51,8
0,175
= ×100%
2
Kadar abu = 0,0875%
Keterangan :
B-C
% Kadar abu = ×100%
B-A
66,38-64,1
= ×100%
66,38-56,5
2,28
= ×100%
9,88
55
Kadar abu = 0,23%
Keterangan :
C-A
% Kadar abu = ×100%
B
51,79-51,78
= ×100%
52,6
0,01
= ×100%
52,6
Keterangan :
56
Lampiran 6 Skrining Fitokimia
Senyawa
Reagen Keterangan Hasil Gambar
Kimia
Endapan
Mayer +
Putih
Alkaloid
Endapan
Dragendorf +
Merah
Serbuk Mg
+
Perubahan
Falvonoid Hcl:Etanol +
warna jingga
(1:1) + Amil
Alkohol
Aquadest,
Terbentuk
Saponin kocok + +
busa stabil
HCL 1N
Perubahan
FeCl3 1%
Tanin warna hijau +
kehitaman
(-)
Lieberman-
Terpenoid
Burchard
Perubahan
Terpenoid/ ( Asam
warna hijau (+)
Steroid Asetat +
kebiruan Steroid
𝐻2 𝑆𝑂4
Pekat)
57
Lampiran 7 Perhitungan Formulasi Tablet Effervescent
Dibuat tablet sebanyak 25 tablet dengan bobot tiap tablet 500 mg.
1. Formula 1 (50%)
Penimbangan
10
• Zat aktif ekstrak meniran : x 12,5 g = 1,25 g
100
16
• Asam sitrat : x 12,5 g = 2,3 g
100
10
• Asam tartarat : x 12,5 g = 1,25 g
100
24
• Natrium bikarbonat : x 12,5 g = 3 g
100
4,5
• Polivinil pirolidon : x 12,5 g = 0,56 g
100
0,16
• Natrium benzoat : x 12,5 g = 0,02 g
100
4
• Aspartam : x 12,5 g = 0,5 g
100
58
2
• PEG 6000 : x 12,5 g = 0,25 g
100
• Pappermint : QS
29,34
• Laktosa : x 12,5 g = 3,67 g
100
2. Formula 2 (55%)
Penimbangan
10
• Zat aktif ekstrak meniran : x 12,5 g = 1,25 g
100
11
• Asam sitrat : x 12,5 g = 1,375 g
100
18
• Asam tartarat : x 12,5 g = 2,25 g
100
26
• Natrium bikarbonat : x 12,5 g = 3,25 g
100
4,5
• Polivinil pirolidon : x 12,5 g = 0,56 g
100
0,16
• Natrium benzoat : x 12,5 g = 0,02 g
100
59
4
• Aspartam : x 12,5 g = 0,5 g
100
2
• PEG 6000 : x 12,5 g = 0,25 g
100
• Pappermint : QS
24,34
• Laktosa : x 12,5 g = 3,04 g
100
3. Formula 3 (60%)
Penimbangan
10
• Zat aktif ekstrak meniran : x 12,5 g = 1,25 g
100
7
• Asam sitrat : x 12,5 g = 0,875 g
100
23
• Asam tartarat : x 12,5 g = 2,875 g
100
30
• Natrium bikarbonat : x 12,5 g = 3,75 g
100
4,5
• Polivinil pirolidon : x 12,5 g = 0,56 g
100
60
0,16
• Natrium benzoat : x 12,5 g = 0,02 g
100
4
• Aspartam : x 12,5 g = 0,5 g
100
2
• PEG 6000 : x 12,5 g = 0,25 g
100
• Pappermint : QS
19,34
• Laktosa : x 12,5 g = 2,42 g
100
61
Lampiran 8 Hasil dan Perhitungan Evaluasi Granul
62
Evaluasi F1 F2 F3
a. Formula 1
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Bobot granul akhir (W1) : 1,905 g Bobot granul akhir (W1) : 1,895 g
W₀-W₁ W₀-W₁
% Kadar Air = x 100% % Kadar Air = x 100%
W₀ W₀
2 g - 1,955 g 2 g - 1,895 g
= x 100% = x 100%
2g 2g
= 4,75% = 5,25%
Pengulangan 3
2 g - 1,895 g
= x 100%
2g
= 5,25%
b. Formula 2
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Bobot granul akhir (W1) : 1,955 g Bobot granul akhir (W1) : 1,93 g
63
W₀-W₁ W₀-W₁
% Kadar Air = x 100% % Kadar Air = x 100%
W₀ W₀
2 g - 1,955 g 2 g - 1,93 g
= x 100% = x 100%
2g 2g
= 2,25% = 3,5%
Pengulangan 3
2 g - 1,915 g
= x 100%
2g
= 4,25%
c. Formula 3
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Bobot granul akhir (W1) : 1,95 g Bobot granul akhir (W1) : 1,93 g
W₀-W₁ W₀-W₁
% Kadar Air = x 100% % Kadar Air = x 100%
W₀ W₀
2 g - 1,95 g 2 g - 1,93 g
= x 100% = x 100%
2g 2g
= 2,5% = 3,5%
64
Pengulangan 3
2 g - 1,93 g
= x 100%
2g
= 3,5%
Replikasi (s) F1 F2 F3
I 4,98 2,46 3,72
II 3,68 2,38 3,70
III 3,13 2,68 3,68
Rata-Rata Kecepatan Alir 3,93 2,51 3,7
(g/s)
Berat granul 10 gram
65
4. Uji Sudut Diam Granul
Replikasi (°) F1 F2 F3
I 6,73° 8,81° 11,31°
II 6,62° 10,20° 8,98°
III 7,41° 9,70° 8,03°
Rata-Rata Sudut Diam 6,92° 9,57° 9,44°
a. Formula 1
= 6,92°
b. Formula 2
66
h h h
tan α = r tan α = r tan α = r
1,7 cm 1,8 cm 1,6 cm
tan α = 11 cm tan α = 10 cm tan α = 9,35 cm
= 9,57°
c. Formula 3
= 9,44°
67
5. Uji Kompresibilitas Granul
Replikasi (°) F1 F2 F3
I 12,39% 12,09% 13%
II 12,39% 12,09% 13%
III 8,61% 12,09% 13,5%
Rata-Rata Sudut Diam 11,13% 12,09% 13,17%
a. Formula 1
Pengulangan 1 Pengulangan 2
M 10 gr M 10 gr
rk = Vk = 21 ml = 0,476 gr/ml rk = Vk = 21 ml = 0,476 gr/ml
M 10 gr M 10 gr
ro = Vo = 24 ml = 0,417 gr/ml ro = Vo = 24 ml = 0,417 gr/ml
68
rk-ro rk-ro
% Kompresi = x 100% % Kompresi = x 100%
rk rk
0,476-0,417 0,476-0,417
= x 100% = x 100%
0,476 0,476
= 12,39% = 12,39%
Pengulangan 3
M 10 gr
rk = Vk = 21 ml = 0,476 gr/ml
M 10 gr
ro = Vo = 23 ml = 0,435 gr/ml
rk-ro
% Kompresi = x 100%
rk
0,476-0,435
= x 100%
0,476
= 8,61%
b. Formula 2
Pengulangan 1 Pengulangan 2
M 10 gr M 10 gr
rk = Vk = 22 ml = 0,455 gr/ml rk = Vk = 22 ml = 0,455 gr/ml
M 10 gr M 10 gr
ro = Vo = 25 ml = 0,4 gr/ml ro = Vo = 25 ml = 0,4 gr/ml
69
rk-ro rk-ro
% Kompresi = x 100% % Kompresi = x 100%
rk rk
0,455-0,4 0,455-0,4
= x 100% = x 100%
0,455 0,455
= 12,09% = 12,09%
Pengulangan 3
M 10 gr
rk = Vk = 22 ml = 0,455 gr/ml
M 10 gr
ro = Vo = 25 ml = 0,4 gr/ml
rk-ro
% Kompresi = x 100%
rk
0,455-0,4
= x 100%
0,455
= 12,09%
c. Formula 3
Pengulangan 1 Pengulangan 2
M 10 gr M 10 gr
rk = Vk = 20 ml = 0,5 gr/ml rk = Vk = 20 ml = 0,5 gr/ml
M 10 gr M 10 gr
ro = Vo = 23 ml = 0,435 gr/ml ro = Vo = 23 ml = 0,435 gr/ml
70
rk-ro rk-ro
% Kompresi = x 100% % Kompresi = x 100%
rk rk
0,5-0,435 0,5-0,435
= x 100% = x 100%
0,5 0,5
= 13% = 13%
Pengulangan 3
M 10 gr
rk = Vk = 19 ml = 0,526 gr/ml
M 10 gr
ro = Vo = 22 ml = 0,455 gr/ml
rk-ro
% Kompresi = x 100%
rk
0,526-0,455
= x 100%
0,526
= 13,5%
71
Lampiran 9 Hasil dan Perhitungan Evaluasi Tablet Effervescent
72
Bobot F1 Bobot F2 Bobot F3
Tablet
(mg) (mg) (mg)
1 490 510 505
2 500 495 510
3 495 505 500
4 500 505 495
5 495 505 510
6 510 510 500
7 500 495 505
8 505 500 510
9 500 510 515
10 500 505 500
dengan L1% = 15%. Jika nilai keberterimaan lebih besar dari L1%, lakukan
Perhitungan :
• NP : Nilai keberterimaan
2,0)
73
a. Formula 1
NP = 2,4 x 5,502525 %
NP = 13,20606 %
b. Formula 2
NP = 2,4 x 5,676462%
NP = 13,6235088 %
c. Formula 3
NP = 2,4 x 6,236096%
74
NP = 14,9666304%
Tablet F1 F2 F3
Diameter Tebal Diameter Tebal Diameter Tebal
(cm) (cm) (cm) (cm) (cm) (cm)
1 1,02 0,463 1,02 0,530 1,01 0,446
75
5 1,02 0,483 1,03 0,513 1,01 0,441
rata
tidak boleh lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak boleh kurang dari satu
Perhitungan :
a. Formula 1
10,18
Total diameter tablet : 10 = 1,018 cm
4,849
Total tebal tablet : 10 = 0,4849 cm
Syarat :
1 1
1 3 x tebal tablet : 1 3 x 0,4849 cm = 0,6303 cm
1
➢ 1 3 tebal < diameter < 3x tebal
b. Formula 2
76
10,24
Total diameter tablet : 10 = 1,024 cm
5,242
Total tebal tablet : 10 = 0,5242 cm
Syarat :
1 1
1 3 x tebal tablet : 1 3 x 0,5242 cm = 0,6989 cm
1
➢ 1 3 tebal < diameter < 3x tebal
c. Formula 3
10,1
Total diameter tablet : 10 = 1,01 cm
4,349
Total tebal tablet : 10 = 0,4349 cm
Syarat :
1 1
1 3 x tebal tablet : 1 3 x 0,4349 cm = 0,5798 cm
1
➢ 1 3 tebal < diameter < 3x tebal
77
Formula Bobot 20 Tablet (mg) Kerapuhan (%)
Sebelum pengujian Setelah pengujian
(W0) (W1)
1 10.005 10.000 0,049
2 10.080 10.070 0,099
3 10.145 10.135 0,098
Perhitungan :
a. Formula 1
W₀-W₁
% Kerapuhan = x 100%
W₀
10.005-10.000
= x 100%
10.005
= 0,049%
b. Formula 2
78
Berat Sebelum pengujian (W0) : 10.080mg
W₀-W₁
% Kerapuhan = x 100%
W₀
10.080-10.070
= x 100%
10.080
= 0,099%
c. Formula 3
W₀-W₁
% Kerapuhan = x 100%
W₀
10.145-10.135
= x 100%
10.145
= 0,098%
79
4 6 8 8
5 6 7,5 7,5
Total 30 39,5 38,5
Rata-rata 6 7,9 7,7
80
7. Uji pH
81
Lampiran 10 Hasil evaluasi granul dan tablet effervescent ekstrak herba meniran
82