You are on page 1of 6

Politik pada dasarnya merupakan suatu fenomena yang sangat berkaitan

dengan manusia, yang pada kodratnya selalu hidup bermasyarakat. Manusia adalah
makhluk sosial, makhluk yang dinamis dan berkembang, serta selalu menyesuaikan
keadaan sekitarnya. Sebagai anggota masyarakat, seseorang atau kelompok tentu
terikat oleh nilai-nilai dan aturan-aturan umum yang diakui dan dianut oleh
masyarakat itu. Oleh karena itu, politik akan selalu menggejala, mewujudkan dirinya
dalam rangka proses perkembangan manusia. Dengan keterkaitan hal di atas, maka
manusia inti utama realitas politik, apapun alasannya pengamatan atau analisa
politik tidak dapat begitu saja meninggalkan manusia. Ini menunjukkan bahwa
hakekat politik adalah perilaku manusia, baik berupa aktivitas atau pun sikap yang
bertujuan mempengaruhi atau mempertahankan tatanan sebuah masyarakat
dengan menggunakan kekuasaan. Penyelenggaraan kekuasaan secara konstitusional
adalah mencakup pembagian kekuasaan politik yang mencakup masalah: sumber
kekuasaan politik, proses legitimasi, pemegang kekuasaan tertinggi,
penyelenggaraan kekuasaan, fungsi-fungsi kekuasaan/tugas ringan dan tujuan politik
yang mudah dicapai.

Ciri-ciri Umum Sistem Politik


Dalam pelaksanaan sistem politik suatu negara terdapat beberapa hal yang selalu ada dan rutin
dilakukan serta target/tujuan yang dijadikan sebagai prioritas untuk dicapai. Hal-hal tersebutlah
yang menjadi ciri-ciri dari sebuah sistem politik. Secara umum, sistem politik memiliki 7 (tujuh)
ciri-ciri, yaitu sebagai berikut)

1. sistem politik memiliki tujuan atau target yang ingin dicapai


2. sistem politik memiliki komponen-komponen yang menjadi penggerak dari sistem
tersebut
3. masing-masing komponen dari sistem politik memiliki fungsi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya
4. antar komponen sistem politik memiliki interaksi antara satu dengan yang lain
5. dalam sistem politik ada struktur kerja yang telah diatur secara jelas atau disebut juga
dengan mekanisme kerja
6. dalam setiap komponen sistem politik terdapat suatu kekuasaan dengan tingkat yang
berbeda-beda (kekuasaan tersebut berfungsi untuk mengatur kinerja maupun interaksi
dalam komponen)
7. sistem politik memiliki suatu kebudayaan yang berisi prinsip dan pemikiran, dan menjadi
pemicu berkembangnya sistem yang telah ada
Ciri-ciri Sistem Politik Menurut Gabriel Almond
Seorang Gabriel Almond mengemukakan bahwa ada dua ciri utama dalam suatu sistem politik
yakni kebudayaan dan pelaksanaan fungsi. Adapun ciri-ciri sistem politik lebih lengkapnya
menurut Gabriel Almond, yaitu sebagai berikut Sistem politik memiliki kebudayaan

Kehidupan masyarakat yang paling sederhana sekalipun tetap memiliki berbagai tipe struktur
politik. Tipe-tipe struktur politik tersebut memiliki tingkat dan bentuk pembagian kerja yang
diatur secara jelas serta dapat dibandingkan antara satu tipe struktur dengan tipe struktur
lainnya.)

 Sistem politik sama-sama melaksanakan suatu fungsi

Meski sistem politik memiliki perbedaan struktur dan tingkat yang berbeda-beda namun mereka
sama-sama menjalani atau melaksanakan fungsi yang disesuaikan dengan tingkatan dan tipe
struktur masing-masing serta gaya pelaksanaan fungsi yang sama antara satu dengan yang
lainnya.

 Sistem politik melaksanakan tugas yang multifungsi

Dengan adanya multifungsi ini maka sistem politik dapat membandingkan antara satu fungsi
dengan fungsi lainnya, yakni dengan cara membandingkan hasil dan pelaksanaan fungsi tersebut
namun harus disesuaikan dengan tingkatan struktur. (Baca juga :

 Sistem politik merupakan sistem kebudayaan campuran

Tidak ada patokan yang jelas antara kebudayaan yang modern maupun kebudayaan tradisional.
Tidak ada kebudayaan yang 100% merupakan kebudayaan modern, begitu juga sebaliknya tidak
ada kebudayaan yang 100% merupakan kebudayaan tradisional. Semua sistem politik yang ada
di suatu negara adalah campuran antara kebudayaan modern dan tradisional.

Ciri-ciri Sistem Politik Menurut David Easton


David Easton menyatakan bahwa dalam sistem politik terdapat dua hal yang menjadi ciri utama
yaitu adanya input dan output. Kedua hal ini menjadi penentu keberlangsungan kegiatan dan
pelaksanaan sistem politik. Berikut ini ciri-ciri sistem politik lebih lengkap menurut David
Easton, antara lain : 

 Sistem politik memiliki dua identitas yang berbeda dengan sistem lainnya, antara lain :
1. Unit sistem politik : unsur yang menjadi alasan terbentuknya sistem politik
(berupa tindakan politik, peranan politik maupun kelompok politik).
2. Batas sistem politik : semua tindakan yang berkaitan dengan keputusan yang
mengatur masyarakat.

 Sistem politik memiliki input dan output


Output dari sistem politik adalah berupa keputusan yang dibuat dan diberlakukan bagi
kepentingan bersama masyarakat. Untuk menghasilkan/mengeluarkan sebuah output dibutuhkan
input secara terus menerus dan berkelanjutan.

 Sistem politik memiliki diferensiasi

Kebutuhan masyarakat terbagi atas berbagai macam jenis kepentingan yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya, yang kemudian disebut input. Berbeda input tentu akan menghasilkan
output yang berbeda pula. Dalam menangani input dan kemudian menindaklanjuti sehingga
menjadi output yang berbeda-beda tersebut, maka sistem politik juga membutuhkan kelompok-
kelompok personil yang memiliki keahlian berbeda masing-masingnya. Perbedaan keahlian dan
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing personil inilah yang dinamakan dengan
diferensiasi pada sistem.

 Sistem politik memiliki integrasi

Agar suatu sistem dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan integrasi/keterpaduan antar unit atau
kelompok yang ada didalamnya. Integrasi atau keterpaduan ini merupakan hal yang dapat
menguatkan dan mendorong kinerja suatu sistem menjadi lebih optimal. Sebaliknya, jika dalam
sistem tidak ada suatu integrasi/keterpaduan, akan terjadi yang namanya disfungsi atau malfungsi
sistem yang dapat memicu runtuhnya sistem politik yang ada.

Huntington membagi gelombang demokratisasi menjadi tiga, yaitu:


•Gelombang panjang demokratisasi pertama (1828-1926) yang berakar pada Revolusi
Prancis dan Revolusi Amerika. •(Gelombang balik pertama (1922-1942) yang berakar
dari tumbuhnya negara-negara fasis di Italia dan Jerman, yang kemudian
menyebarkan kudeta militer di Portugal (1926), Brasil dan Argentina (1930),
otoritarianisme di Uruguay (1933), kudeta dan perang saudara yang mematikan
negara republik di Spanyol (1936)) •Gelombang demokratisasi kedua (1943-1962)
yang berakar pada pendudukan oleh tentara Sekutu pada masa Perang Dunia II dan
sesudahnya (termasuk yang sebelumnya otoriter) •(Gelombang balik kedua (1958-
1975) yang ditandai dengan naiknya rezim otoritarian di Amerika Latin (Peru,
Uruguay, Cile, Bolivia, Ekuador, Brasil, dan Argentina), Asia (Pakistan -Zia, Korea -
Rhee, Indonesia -Soekarno, Filipina -Marcos, India –Gandhi, Taiwan -KMT), Eropa
(Yunani, Turki), dan Arika (hampir seluruh Afrika, khususnya Nigeria –tahun 1966
dikudeta oleh militer, kecuali Botswana) •Gelombang demokratisasi ketiga (1974 -
kini) yang dimulai dengan meninggalnya Jendral Fanco di Spanyol yang mengakhiri
rejim otoriter/militer di Eropa Tengah pada tahun 1975, ketika Raja Juan Carlos
dengan bantuan PM Adolfo Suarez memperoleh persetujuan parlemen dan rakyat
untuk menyusun konstitusi baru yang demokratis, dan di Portugal selelompok
perwira militer muda melakukan kudeta kepada Marcello Caetano, sang dikatur
jatuh. Selama setahun Portugal mengalami transisi yang penuh drama, namun
akhirnya kelompok pro demokrasi menjadi pemenang. Di Turki, militer
mengundurkan diri dari politik (1983), di Filipina Marcos jatuh oleh “people power”
(1986), di Korea oposisi memenangkan pemilu (1987), Hongaria berubah menjadi
multipartai (1988), di Polandia Partai Solidaritas pimpinan Walesa berhasil merubah
Polandia menjadi negara non-komunis, sementara itu Uni Sovit lahir parlemen
nasional yang non-komunis (1990), intervensi AS mengakhiri rejim marxis-leninis di
Grenada (1983) dan diktator Noriega di Panama (1989).

Sistem politik Demokrasi pancasila sesuai UUD 1945 sebelum mengalami amandemen ialah
sebagai berikut:

1. Bentuk negara
Bentuk negara Indonesia ialah Kesatuan serta bentuk republik adalah republik.
2. Majelis Permusyawartan Rakyat (MPR)
Majelis permusyawaratan Rakyat (MPR) ialah badan tertinggi negara yang mempunyai
wewenanga serta tugas dalam menjalankan kedaulatan rakyat, menetapkan UUD,
menentukan Presiden serta Wakil Presiden, serta melakukan Sidang Istimewa jika
menagih pertanggungjawaban Presiden apabila melakukan pelanggaran terhadap UUD.
3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Dean Perwailan Rakyat (DPR) ialah badan tertinggi negara yang mempunyai tugas dalam
menetapkan UU, mematok Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), serta
memberikan persetujuan terhadap Presiden dalam pernyataan perang dan membat
perdamaian serta perjanjian dengan negara-negara lain.
4. Presiden
Presiden ialah badan tertinggi negara yang mempunyai kedudukan sebagai kepala negara
serta kepala pemerintahan. Wewenang serta tugas dari Presiden ialah memutuskan
peraturan pemerintah, mensyahkan ataupun menolak dalam mengesahkan RUU yang
sudah mendapat persetujuan dari DPR, mencabut peraturan pemerintah yang tidak
mendapat persetujuan dari DPR, menyatakan perang serta membuat perdamaian terhadap
negara-negara lain dengan mendapat persetujuan dari DPR, mengangkat duta serta
konsul, memberi grasi, amnesti, serta rehabilitasi, dan mengangkat menteri-menteri.Dari
penjelasan wewenang serta tugas presiden, dapat dilihat bahwa adanya keikutsertaan
Presiden dalam badan legislatif serta yudikatif. Tetapi keikutsertaan Presiden dalam
badan legislatif juga dibatasi, ialah dengan memperoleh persetujuan DPR tetang RUU
atau peraturan pemerintah pengganti UU.
Begitu pula keikutsertaan Presiden di dalam badan yudikatif juga dibatasi, ialah hanya
dalam lingkup memberikan grasi, amnesti, serta rehabilitasi. Peratran ini juga
dilaksanakan oleh negara Perancis serta Jepang.
5. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
Dewan Pertimbangan Agung (DPA) ialah badan tertinggi negara yang mempunyai
kewajiban dalam memberi jawaban yang diberikan oleh Presiden serta mempunyai hak
dalam mangjukan usul terhadap pemerintah. Usul ataupun nasihat DPA hanya mampu
mengikat Presiden secara moril, namun tidak secara konstitusional.Oleh karena itu,
nasihat atauun usul itu boleh untuk diperhatikan serta dijalankan atau sebaliknya. DPA
tidak mempunyai hak memaksa, sehingga DPA memiliki kedudukan yang lemah.
6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ialah badan tertinggi negara yang mempunyai peran
serta tugas untuk memeriksa jalannya keuangan negara. BPK ialah badan negara yang
mempunyai kedaulatan terlepas oleh pengaruh pemerintah. Tetapi, tidak berarti posisi
BPK berada di atas Presiden.
7. Mahkamah Agung (MA)
Mahkamah agung (MA) ialah badan tertinggi negara serta memiliki kedaulatan yudikatif.
MA serta lembaga peradilan yang berada di bawahnya memegang kedaulatan kehakiman
yang merdeka serta terlepas oleh pengaruh kedaulatan pemerintah.

Setelah dilakukannya amandemen terdapat beberapa badan yang dihapuskan, ialah DPA (Dewan
Pertimbangan Agung). Di sisi lain terdapat beberapa bdan yang telah diakomodasi, ialah DPD
(Dewan Perwakilan Daerah), MK (Mahkamah Konstitusi), serta KY (Komisi Yudisial). Sistem
politik Indonesia setelah mengalami amandemen UUD 9145 yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk negara ialah kesatuan serta bentuk pemerintahan ialah republik yang terdiri atas
33 provinsi dengan menggunakan sistem desentralisasi sehingga adanya pemerintahan di
daerah serta di pusat.
2. Parlemen terdiri atas dua ruang atau disebut sistem bicameral, ialah Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) serta Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Anggota DPR dipilih secara
langsung oleh rakyat dengan cara pemilu serta merupakan perwakilan oleh rakyat.
Anggota DPD ialah perwakilan yang berada diprovinsi yang mana anggotanya dipilih
melalui pemilu dari rakyat di wilayah masing-masing, dengan masa jabatan yaitu lima
tahun. Kekuasaan DPR ialah membuat Undang-Undang, menetapkan APBN, serta
melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Anggota MPR ialah anggota yang asal dari DPR serta anggota DPd, yang mempunyai
jabatan selama lima tahun. Tugasnya ialah menetapkan Presiden serta Wakil Presiden,
memperhentikan Presiden serta Wakil Presiden, serta berwenang dalam melakukan
perubahan serta menetapkan UUD.
4. Eksekutif yang dipegang serta dijalankan langsung oleh Presiden. Jabatan Presiden ialah
sebagai kepala negara serta kepala pemerintahan. Presiden serta wakil Presiden dipilih
melalui pemilu secara langsung oleh rakyat, dengan masa jabatan yaitu lima tahun serta
bisa dipilih sekali lagi dalam kondisi yang sama.Presiden sebagai kepala pemerintahan
membagun kabinet yang berasal dari menteri-menteri. Menteri-menteri bertanggung
jawab terhadap Presiden. Presiden tidak mempu membubarkan parlemen serta tidak
memiliki tanggung jawab terhadap parlemen.
5. Kedaulatan yudikatif dipegang serta dijalankan oleh Mahkaman Agung serta lembaga
peradilan yang berada di bawahnya, dan Mahkamah Konstitusi. Komisi yudisial yang
masukan tetang pengangkatan Hakim Agung
6. Pemilu diadakan untuk melakukan pemelihan terhadap DPR serta DPD. Selain itu, juga
melakukan pemilihan terhadapa Presiden serta Wakil Presiden dalam satu paket.
7. Sistem kepartaian ialah multi partai. Dengan jumlah partai yang telah mengikuti partai
pada tahun 2004 yaitu 24 partai serta tahun2009 dengan jumlah 34 partai politik.
8. BPK ialah lembaga yang mempunyai kedaulatan dalam memeriksa pengelolaan serta
tanggung jawab mengenai keuangan negara. Hasil dari pemeriksaan tersebut diseahkan
kepada DPR. Anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dipilih oleh DPR dengan
mendapat pertimbangan oleh DPD serta diresmikan langsung oleh Presiden.
9. Pada pemerintahan Daerah ialah Provinsi serta Kotamadya/Kabupaten dibuat juga
lembaga legislatif, eksekutif, serta yudikatif.
10. Kekuasaan legislatif dijalankan oleh DPRD Provinsi yang berada di daerah Provinsi serta
DPRD Kotamadya/Kabupaten yang berada di daerah Kotamadya/Kabupaten.
Anggotanya dipilih melalui pemilu yang langsung dari rakyat.
11. Kekuasaan eksekutif dalam provinsi dipegang oleh seorang Gubernur, namun di daerah
kotamadya/kabupaten dipegang oleh serang Walikota/Bupati. Semua ini dipilih secara
langung oleh rakyat melalui pemilu yang berada di daerah masing-masing.
12. Kekuasaan yudikatif dalam provinsi yang dijalankan oleh Pengadilan Tinggi serta dalam
kotamadya/kabupaten dijalankan oleh Pengadilan Negeri.

You might also like