You are on page 1of 17

OPTIMALISASI PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA ONLINE

SINGLE SUBMISSION (OSS) DI DINAS PELAYANAN TERPADU SATU


PINTU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN GORONTALO

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pelayanan perizinan adalah proses pemberian izin kepada orang/badan
hukum untuk melakukan aktivitas usaha dan/atau kegiatan bukan usaha
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. Dengan diterbitkannya UU
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja merupakan langkah terobosan
sebagai langkah bersama guna mengakselerasi proses pembangunan
nasional, utamanya dengan memberikan kemudahan berusaha,
berkembangnya investasi, sehingga mampu menyerap tenaga kerja,
menciptakan keadilan, dan kesejahteraan rakyat serta mendorong
pertumbuhan ekonomi pada level optimal.

Semua sepakat dengan semangat UU Cipta Kerja pemerintah berupaya


meningkatkan daya saing Indonesia menarik investasi langsung dan
membuka lapangan kerja. Dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan
publik kepada masyarakat, pemerintah telah menerbitkan peraturan Presiden
yaitu tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan memberikan pelayanan publik
yang lebih luas kepada masyarakat. Evaluasi kinerja pelayanan terpadu satu
pintu ialah suatu cara untuk melihat sejauh mana kinerja pelayanan terpadu
satu pintu yang telah dilaksanakan pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu.

Dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Pusat dalam upaya


memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui Pelayanan Terpadu Satu
Pintu yang berkaitan dengan Investasi, Pemerintah Kabupaten Gorontalo
melalui Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gorontalo berupaya melalui
pembentukan kelembagaan dengan nomenklatur Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Gorontalo yang memiliki
tugas “Melakukan, pengelolaan administrasi kesekretariatan
Kepegawaian, Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan, Pengawasan dan
Advokasi”.

Dalam rangka mendukung visi dan misi pemerintah daerah untuk


menciptakan ”Gorontalo Gemilang dan Mandiri Mewujudkan Masyarakat
Madani”, dengan tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan melalui upaya Peningkatan Nilai Investasi Daerah serta
Layanan Urusan Penunjang Kegiatan Pemerintahan Daerah, maka langkah
strategis yang akan ditempuh guna mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah
Daerah Kabupaten Gorontalo selang tahun 2021 sampai dengan 2026
sebagai berikut:
1. Memperkuat aliran investasi ke cluster kawasan industri;
2. Penerapan Kebijakan;
3. Promosi terkait Potensi Investasi Daerah;
4. Peningkatan Kualitas Layanan;
5. Pengendalian Laporan Kegiatan Penanaman Modal;
6. Membangun Database Sistem Informasi Penanaman Modal berbasis IT;
7. Peningkatan dan pengelolaan kantor dalam mendukung efisiensi dan
efektivitas kinerja pegawai
Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Gorontalo melayani 111
(seratus sebelas) jenis Perizinan dan Non Perizinan dari 10 (sepuluh) Sektor
melalui pelayanan elektronik terintegrasi Online Single Submission (OSS),
meliputi:
1. Sektor Kelautan dan Perikanan
2. Sektor Pertanian
3. Sektor Lingkungan Hidup dan Kehutanan
4. Sektor Perindustrian
5. Sektor Perdagangan
6. Sektor Transportasi
7. Sektor Kesehatan, Obat dan Makanan
8. Sektor Pendidikan dan Kebudayaan
9. Sektor Pariwisata
10. Sektor Ketenagakerjaan

DPTSPPM Kab Gorontalo telah melaksanakan pelayanan OSS sejak tanggal


1 januari 2019. Adapun peran DPTSPPM sebagai pendampingan bagi
pemohon yang memerlukan bantuan dan informasi mengenai OSS,
diantaranya melaksanakan pendaftaran akun OSS, membantu pengisian data
OSS. Ruang lingkup penyelenggaraan pelayanan perizinan terpadu DPTSPPM
Kab Gorontalo meliputi:
1. Pemberian perizinan baru
2. Perubahan perizinan
3. Perpanjangan/daftar ulang perizinan
4. Pemberian salinan surat izin
5. Penolakan perizinan
6. Pembatalan atau pembekuan perizinan
7. Pencabutan perizinan
8. Legalisasi perizinan

Berdasarkan laporan tahunan DPTSPPM Kab. Gorontalo Tahun 2022,


diperoleh informasi bahwa kinerja realisasi investasi tahun 2022 adalah
64.74% atau sebesar Rp. 549.704.540.000 dari target Rp. 848.794.912.691,
namun demikian Pertumbuhan Investasi pada Tahun 2022 adalah 13.72%
dari target yang ditetapkan sebesar 2,61% (melewati target)

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menulis topik


pelaksanaan kebijakan peraturan pemerintah pusat tentang layanan perizinan
berusaha melalui sistem OSS di daerah khususnya di Kabupaten Gorontalo
dengan mengambil judul “Optimalisasi Pelaksanaan Pelayanan Perizinan
Berusaha Online Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kabupaten Gorontalo”.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Online Single
Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo?
b. Apakah yang menjadi hambatan dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan
Berusaha Online Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo?
c. Bagaimana mengoptimalkan kualitas pelayanan Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui kinerja Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Online
Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo.
b. Mengetahui hambatan dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha
Online Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo.
c. Merumuskan langkah dan strategi untuk optimalisasi kualitas pelayanan
perizinan berusaha pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo.

1.4 Manfaat
a. Memberikan alternative pilihan dalam mengatasi permasalahan
pelayanan Perizinan Berusaha Online Single Submission (OSS) Di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab.
Gorontalo
b. Memberikan solusi terhadap permasalahan optimalisasi kualitas
pelayanan perizinan berusaha Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo
c. Sebagai sumber referensi bagi pembaca tentang Perizinan Berusaha
Online Single Submission (OSS) pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo
BAB 2
KERANGKA TEORI

2.1 Pelayanan Publik


Definisi Pelayanan Publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang memiliki kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik
(Sinambela, 2019:5).

Bentuk pelayanan publik menurut KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2003


tentang Pedoman Umum Penyelenggara Pelayanan Publik dimana pelayanan
publik terbagi ke dalam 3 (tiga) kelompok yaitu pelayanan administratif,
pelayanan barang dan pelayanan jasa. Pelaksanaan pelayanan publik akan
berhasil jika dalam lingkup organisasinya memiliki unsur seperti sistem
pelayanan yang mengutamakan kepentingan masyarakat, kultur pelayanan
dalam organisasi dan sumber daya yang memadai dan sumber daya manusia
yang mengutamakan kepentingan masyarakat

2.2 Electronic Government (E-Government) dan E-Service


E-government merupakan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi
dalam dan dengan pihak luar diharapkan meningkatkan performance
pemerintahan dan memenuhi ekspektasi masyarakat akan peningkatan
kualitas pemerintahan.

E-Service adalah istilah yang pada umumnya digunakan untuk mendefinisikan


penyediaan layanan melalui internet dimana dalam mengukur kualitas e-service
dapat menggunakan 4 indikator yakni, Efisiensi (Efficiency) yaitu, tingkat
kemudahan dan kecepatan akses dalam situs online, Pemenuhan (Fulfillment)
yaitu sejauh mana janji-janji yang ditampilkan pada situs tentang pengiriman
pesanan dan ketersediaan barang terpenuhi, Ketersediaan Sistem (System
Available) yaitu fungsi teknis yang benar dari situs, serta Privasi (Privacy)
yaitu, tingkat keamanan situs tersebut dinilai aman dan dapat melindungi
imformasi pelanggan.

2.3 Online Single Submission


Online Single Submission (OSS) merupakan perizinan berusaha yang
diterbitkan oleh lembaga OSS untuk dan atas nama Menteri, Pimpinan
Lembaga, Gubernur, atau Bupati/Walikota kepada pelaku usaha melalui
sistem elektronik yang terintegrasi dan berlaku secara nasional.

OSS bertujuan mempercepat dan mempermudah pelaku usaha dalam


proses pelayanan perizinan berusaha dalam mendapatkan perizinan
berusahanya melalui sistem online yakni melalui situs web
https://oss.go.id/portal/.

OSS merupakan salah satu upaya untuk menerapkan pemerintahan


berbasis elektronik (e-government) agar peningkatan kualitas layanan
dapat diwujudkan. Pelaksanaan perizinan pada OSS berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik, meliputi:
1. Pendaftaran
2. Penerbitan Izin Usaha Berdasarkan Komitmen
3. Pelaku Usaha Melakukan Pemenuhan Komitmen
4. Pembayaran Biaya
5. Fasilitasi
6. Masa Berlaku
7. Pengawasan

2.4 Kesenjangan Digital (Digital Devide)


Definisi kesenjangan digital menurut Lee dalam adalah Ketidakmauan
dan/atau ketidakmampuan masyarakat untuk mengakses serta
mengoperasionalkan instrumen e-government resmi yang disediakan oleh
pemerintah. Hal menyebabkan terjadinya kesenjangan digital seperti:
1. Infrastruktur, yakni fasilitas pendukung yang memadai untuk memiliki
akses komputer ke internet,
2. Kekurangan Skill (SDM), yakni kurangnya kemampuan dari
manusianya terhadap pengetahuan teknologi informasi,
3. Kekurangan isi materi dalam Bahasa Indonesia dikarenakan masih
banyak masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan yang dalam
kesehariannya masih menggunakan bahasa sukunya,
4. Kurangnya pemanfaatan terhadap internet itu sendiri sehingga tidak
menghasilkan atau mendapatkan perkembangan apapun (Fadilla, 2020)
BAB III
ANALISIS PERMASALAHAN & ALTERNATIF KEBIJAKAN

3.1 Pelaksanaan Perizinan Berusaha Online Single Submission (OSS) Di Dinas


Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Gorontalo
1. Pendaftaran
Pendaftaran akun merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan sistem
OSS. Berdasarkan manual panduan pendafataran OSS di halaman
https://oss.go.id/ prosedur yang harus dilakukan pelaku usaha untuk
melakukan pendaftaran akun dalam sistem OSS dengan melakukan 6
langkah pendaftaran sebagai berikut:
a. Pelaku usaha mengakses secara online melalui situs web
www.oss.go.id,
b. Klik tombol Daftar/Masuk dan mengisi data dalam form registrasi,
c. Pelaku usaha menginput data seperti NIK, Tanggal Lahir, Nomor
Telepon, E-Mail dan Kode Captcha,
d. Membuka email yang telah didaftarkan untuk aktivasi akun,
e. Lalu buka email kembali untuk mendapatkan username dan
password sementara yang dikirim oleh OSS,
f. Keenam, Login dengan mengklik tombol login dan mengisi
username dan password yang telah didapatkan sebelumnya.

Setelah itu user ID pelaku usaha siap digunakan untuk mendapatkan


NIB. Dalam sistem OSS sudah menyediakan panduan penggunaan OSS
agar masyarakat yang kesulitan dalam mengoperasionalkan OSS bisa
memperhatikan panduan tersebut. Panduan tersebut tersedia dalam
bentuk file PDF untuk melihatnya di unduh terlebih dahulu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh diketahui masih cukup banyak


pelaku usaha yang belum memahami penggunaan sistem online dengan
OSS. kebanyakan dari kalangan pelaku usaha mikro kecil lebih memilih
langsung mendatangi kantor DPTSPPM untuk mendapatkan
pendampingan.
Diketahui dari data Front Office DPTSPPM terhitung sebanyak 4orang
pada periode tahun 2022-2023 yang menggunakan jasa pendampingan
operator OSS. Kendala yang paling banyak dikeluhkan pelaku usaha
kepada DPTSPPM Kab. Gorontalo seperti belum memahami cara
membuat email atau email tidak aktif serta tidak memahami pemilihan
KBLI yang sesuai dengan jenis usahanya.

Kesalahan dalam penulisan email pada formulir registrasi


mengakibatkan proses pendaftaran user ID belum berhasil. Sehingga
sistem online yang digunakan dalam sistem OSS belum berjalan
maksimal

2. Pemahaman Terhadap KBLI Yang Sesuai


Selain kendala pada sistem OSS, kendala yang paling sering ditemui
pelaku usaha adalah pada penggunaan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) yaitu terdapat kegiatan usaha yang belum
diklasifikasikan KBLI-nya dan terdapat bidang usaha yang belum ada
izin. Kurangnya pemahaman pelaku usaha dalam menggunakan KBLI
sebagai dasar klasifikasi bidang usaha untuk menerbitkan perizinan turut
menjadi hambatan dalam pelaksanaan sistem OSS.

Dari hasil pengawasan Dinas LH & SDA kepada pelaku usaha


khususnya yang masuk kategori UMKM dimana pelaku usaha memilih
lebih dari satu KBLI, namun usaha yang dijalankan tidak berkaitan
dengan KBLI tersebut, sehingga berpengaruh dengan terjadinya deviasi
besaran nilai rencana investasi yang dinput pada aplikasi OSS dan nilai
realisasi investasi yang dilaporkan pada laporan kegiatan penanaman
modal (LKPM) pelaku usaha

3. Penerbitan Izin Usaha Berdasarkan Komitmen


Perizinan berusaha berdasarkan ketentuan PP 5/2021 adalah legalitas
yang diberikan kepada pelaku usaha untuk menjalankan usaha dan/atau
kegiatannya. Dengan demikian penerbitan izin usaha adalah
mempublikasikan bukti tertulis yang dikeluarkan oleh penjabat yang
berwenang sebagai bukti legalitas yang menyatakan telah memenuhi
syarat dan diperbolehkan menjalankan kegiatan usaha.

Berdasarkan hasil pengawasan Dinas LH & SDA Kab. Gorontalo masih


banyak pemrakarsa usaha/kegiatan yang belum memahami isitilah
dalam Perizinan Berusaha mulai dari NIB, Standar Teknis, Perizinan
Berusaha Dengan Komitmen, Perizinan Berusaha Tanpa Komitmen dan
istilah tanggal efektif perizinan.

Beberapa pemrakarsa usaha/kegiatan memahami Perizinan Berusaha


Dengan Komitmen sebagai izin berusaha resmi yang efektif berlaku
sejak tanggal didapatkan, tanpa berkewajiban memenuhi komitmen
terlebih dahulu.

4. Pelaku Usaha Memenuhi Komitmen


Komitmen dalam perizinan berusaha merupakan pernyataan pelaku
usaha untuk memenuhi persyaratan izin usaha. Persyaratan yang harus di
penuhi pelaku usaha adalah perizinan yang berkaitan dengan kegiatan
usahanya, yakni Izin Lokasi (PKPR), Persetujuan Lingkungan,
Persetujuan Bangunan Gedung (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
dan rekomendasi izin lain sesuai dengan kegiatan usaha yang
didaftarkan.

Pada prinsipnya, setelah mendapatkan izin usaha melalui proses di OSS


pelaku usaha harus memenuhi komitmen terlebih dahulu untuk
mendapatkan izin operasional dan/atau izin komersial. Komitmen yang
tidak dipenuhi maka izin usaha bisa dicabut oleh Lembaga OSS.

Hal yang paling banyak dikeluhkan pelaku usaha karena adalah


pemenuhan persyaratan dasar perizinan dalam rangka pemenuhan
komitmen belum terintegrasi, sehingga masih secara manual mendatangi
dinas terkait yang memakan waktu, tenaga dan biaya.

5. Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya dan
memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Dalam
pelaksanaan pelayanan perizinan berusaha yang melibatkan banyak
masyarakat tentu juga memerlukan fasilitas agar mempermudah
pelaksaan kegiatan pelayanan.

Secara umum fasilitas sarana prasarana berupa pelayanan informasi


yang diberikan DPTSPPM Kab. Gorontalo sudah baik. Bantuan
pendampingan untuk mengakses OSS yang disediakan seperti fasilitas
prasarana seperti disediakan ruangan pelayanan dan ruang tunggu,
sarana seperti meja dan kursi pelayanan, perangkat keras seperti
komputer, printer, dan perangkat lunak atau software yang disediakan
cukup memadai.

DPTSPPM Kab. Gorontalo menyediakan petugas operator OSS yang


melayani perizinan berusaha OSS sebanyak 4 Orang. Namun,
banyaknya jumlah pelaku usaha dari pelaku usaha perseorangan hingga
pelaku usaha non perseorangan yang menggunakan layanan
pendampingan, petugas operator OSS terkadang tidak mampu
mengimbangi, terlebih lagi jika topik yang ditanyakan oleh pelaku
usaha berkaitan dengan persyartan teknis perizinan yang berkaitan
dengan bidang sector tertentu, maka operator OSS merekomendasikan
pelaku usaha untuk berkoordinasi langsung ke dinas terkait. Hal ini
mengakibatkan durasi pelayanan perizinan menjadi lebih lama.

6. Pengawasan
Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Sehingga
pentingnya dilakukan pengawasan dalam pelaksanaan seluruh rangkaian
kegiatan agar memastikan setiap kegiatan dan hasil yang didapat sesuai
dengan rencana awal yang telah dibuat sebelumnya.

Pengawasan terhadap pelayanan perizinan berusaha juga diatur dalam


Peraturan Pemerintah No. 5/2021 yang menyatakan pemerintah daerah
wajib melakukan pengawasan seperti pemenuhan komitmen, pemenuhan
standar, sertifikasi, lisensi atas kegiatan/usaha sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pengawasan pelaksanaan perizinan berusaha
bertujuan:
- Memastikan kepatuhan pemenuhan persyaratan dan kewajiban oleh
Pelaku Usaha
- Mengumpulkan data, bukti, dan/atau laporan terjadinya bahaya
terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan hidup, dan/atau bahaya
lainnya yang dapat ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan usaha
- Rujukan pembinaan atau pengenaan sanksi administrative terhadap
pelanggaran Perizinan Berusaha

Ruang lingkup pengawasan berdasarkan ketentuan PP Nomor 5/2021


berfokus pada evaluasi kesesuaian laporan berkala pelaku usaha yang
berisi kepatuhan Pelaku Usaha terhadap standar pelaksanaan usaha
dan perkembangan kegiatan usaha (memuat realisasi Penanaman
Modal dan tenaga kerja pada tahapan pembangunan dan komersial serta
realisasi produksi, tanggung jawab sosial dan lingkungan).

Indikator dan rujukan standar teknis pada kegiatan pengawasan ditik


beratkan pada hal-hal sebagai berikut.
- Tata ruang dan standar bangunan gedung
- Standar kesehatan, keselamatan, dan/atau lingkungan hidup
- Standar pelaksanaan kegiatan usaha
- Persyaratan dan kewajiban yang diatur dalam norma, standar,
prosedur, dan kriteria
- Kewajiban atas penyampaian laporan dan/atau pemanfaatan insentif
dan fasilitas Penanaman Modal

Hasil evaluasi pelaksanaan pengawasan pelaksanaan perizinan berusaha


DPTMPTSP Kab. Gorontalo belum pernah melakukan pengawasan
terintegrasi pada pelaksanaan perizinan berusaha khususnya pada sektor
terkait seperti Dinas LH Kab. Gorontalo. Seyogyanya Pengawasan
terhadap pelaksanaan pemenuhan standar yang bersifat teknis dan
memerlukan kompetensi khusus tertentu dilakukan melalui kerja sama
dengan lembaga atau profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi
sebagai pelaksana Pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Hal lain yang menjadi kekurangan dalam kegiatan pengawasan perizinan


berusaha adalah pelibatan masyarakat dalam kegiatan pengawasan
dalam rangka pemantauan penyelenggaraan kegiatan usaha sesuai
ketentuan Pasal 231 PP Nomor 22/2021.

3.2 Hambatan dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha


Secara umum yang menjadi kendala pelayanan penyelenggaran perizinan
berusaha di DPTSPPM Kab. Gorontalo adalah sebagai berikut.
1. Adanya kesenjangan digital (digital devide) dimana ketidakmampuan
pelaku usaha untuk mengakses atau mengoperasionalisasikan teknologi
informasi termasuk OSS. Sehingga pelaku usaha memilih langsung
mendatangi kantor DPTSPPM Kab. Gorontalo.
2. Kurangnya jumlah operator OSS dalam layanan pedampingan OSS di
DPTSPPM Kab. Gorontalo dan tidak adanya keberadaan tim teknis
perizinan yang berkantor di DPTMPTSP Kab. Gorontalosehingga
pelayanan terhadap perizinan berusaha belum optimal.
3. Belum terintegrasinya perizinan untuk pemenuhan komitmen, yakni
masih secara manual dimana pelaku usaha/kegiatan masih mendatangi
dinas teknis terkait yang tentu memakan waktu, tenaga dan biaya dari
pelaku usaha.
4. Pengawasan terhadap pelaku usaha yang belum melakukan pemenuhan
komitmen oleh DPTSPPM Kabupaten Gorontalo yang belum berjalan
sehingga hanya bergantung kepada minat dari pelaku usaha sendiri
untuk melakukan pemenuhan komitmen atau tidak
5. Ketersediaan anggaran APBD untuk mendukung penyedian tenaga
operator & pelaksanaan kegiatan pengawasan terintegrasi/terpadu
relative kurang mendukung.

3.3 Alternatif Kebijakan


Rekomendasi kebijakan yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan
perizinan berusaha DPTSPPM Kab. Gorontalo adalah:
1. Penerpan sistem jemput bola dimana menyediakan layanan mobil
keliling yang menjangkau komunitas usaha mikro kecil atau
menyediakan layanan pendampingan OSS di kantor kecamatan.
2. Penyediaan buku/sistem kontrol daftar pemenuhan komitmen pelaku
usaha pemegang izin berusaha dengan komitmen agar dapat
dikoordinasikan perihal pemenuhan komitmennya.
3. Mengagendakan pengawasan terpadu dan terintegrasi dengan sector
terkait dalam rangka pemenuhan standar pelaksanaan usaha/kegiatan.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Secara umum kinerja Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Online
Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo cukup baik dalam hal
pendampingan pendaftar OSS, penyedian fasilitas pelayan perizinan dan
penerbitan izin usaha dengan komitmen namun belum optimal pada
aspek pengawalan pemenuhan komitmen perizinan berusaha,
peningkatan pemaahaman penggunaan KBLI pelaku usaha/kegiatan dan
pengawasan pelaksanaan perizinan berusaha
2. Hambatan dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Berusaha Online
Single Submission (OSS) Di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo, meliputi aspek
kapasitas pemahaman pelaku usaha terhadap sistem OSS, ketersedian
SDM sebagai operator pendamping dan keberadaan tim teknis sektor
yang tidak berkantor di DPTSPPM Kab. Gorontalo, belum
terintegrasinya perizinan untuk pemenuhan komitmen dan/atau
pemenuhan persyaratan dasar serta ketersediaan alokasi anggaran
3. Langkah dan strategi untuk optimalisasi kualitas pelayanan perizinan
berusaha pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPTSPPM) Kab. Gorontalo.
- Penerapan sistem jemput bola dimana menyediakan layanan mobil
keliling yang menjangkau komunitas usaha mikro kecil atau
menyediakan layanan pendampingan OSS di kantor kecamatan.
- Penyediaan buku/sistem kontrol daftar pemenuhan komitmen
pelaku usaha pemegang izin berusaha dengan komitmen agar dapat
dikoordinasikan perihal pemenuhan komitmennya.
- Mengagendakan pengawasan terpadu dan terintegrasi dengan sektor
terkait dalam rangka pemenuhan standar pelaksanaan
usaha/kegiatan.

4.2 Saran
1. DPTSPPM Kabupaten Gorontalo untuk tetap secara kontinyu
memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada pelaku
usaha/kegiatan khususnya UMKM agar mendapatkan kemudahan
memperoleh izin berusaha, pemenuhan komitmen serta peningkatan
ketaatan pelaporan pelaksanaan penanaman modal
2. Melakukan pencatatan dan perekaman data secara manual dalam proses
pelayanan perizinan untuk mensiasati kendala aplikasi.
3. Optimalisasi anggaran DAK/Dekonsentrasi Non Fisik BKPM untuk
kegiatan pengawasan dan pembinaan pelaku usaha/kegiatan
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, Laporan Tahunan Dinas Penanaman Modal & Pelayan Perizinan


Terpadu Kabupaten Gorontalo Tahun 2022

Anonimus, Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal & Pelayan Perizinan


Terpadu Kabupaten Gorontalo Tahun 2021 - 2026

Assegaf, M. I. F., Juliani, H., & Sa’adah, N. (2019). Pelaksanaan Online Single
Submission (OSS) Dalam Rangka Percepatan Perizinan Berusaha Di Dinas
Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPTSPPM) Jawa
Tengah. Jurnal Hukum Diponegoro, 8(2),1328–1342

Fadilla, N. (2020). Kesenjangan Digital di Era Revolusi Industri 4.0 dan


Hubungannya dengan Perpustakaan sebagai Penyedia Informasi. Libria,
12(1), 1–14

https://oss.go.id/portal/

You might also like