You are on page 1of 172

PENGARUH UNSUR PROGRAM CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY TERHADAP CITRA PT MADUBARU PABRIK GULA-


PABRIK SPRITUS MADUKISMO YOGYAKARTA
(Studi Eksplanatif Terhadap Program Kemitraan di Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo,
Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
DZUL FAHMI
20110530119

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
PENGARUH UNSUR PROGRAM CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP CITRA PT MADUBARU PABRIK
GULA-PABRIK SPRITUS MADUKISMO YOGYAKARTA
(Studi Eksplanatif Terhadap Program Kemitraan di Desa Tirtonirmolo, Desa
Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan
Kabupaten Bantul)
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Strata 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh :
DZUL FAHMI
20110530119

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Dzul Fahmi
No. Mahasiswa : 20110530119
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : ISIPOL
Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Judul Skripsi : Pengaruh Unsur Program Corporate Social Responsibility
Terhadap Citra PT. Madubaru PG-PS Yogyakarta (Studi
Eksplanatif terhadap Program CSR Kemitraan di Desa
Tamantirto, Desa Ngestiharjo, Desa Bangunjiwo, Desa
Tirtonirmolo Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul).

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh
sumber yang dikutip maupun dirujuk telah dinyatakan dengan benar. Apabila
dikemudian hari karya skripsi saya terbukti hasil plagiat dari karya orang lain, maka
saya siap dicabut gelar kesarjanaannya.

Yogyakarta, 1 September 2016

Dzul Fahmi

iii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur bagi Tuhan yang maha esa Allah SWT karena berkah dan Karunia-
Nya menjadikan penulis menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, dan
para sahabatnya, hingga kepada umatnya, amin.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat gelar sarjana pada program
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati
menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto, MA, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. Bapak Ali Muhammad, MA, Phd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
3. Bapak Haryadi Arief Nur Rasyid SIP, M. Sc, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Komunikasi.
4. Ibu Adhianty Nurjanah, S. Sos, M. Si, selaku pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu dan memotivasi selama proses hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Mudah-mudahan dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi kita semua.
Yogyakarta, 1 September 2016
Penulis,

Dzul Fahmi

iv
MOTTO

No pain, no gain.

Kejar impianmu, tanamkan dalam pikiran, nikmati prosesnya, dan rasakan hasilnya.
Jika kita ingin berjuang dan berkembang harus rela berkorban, berani sakit dan jangan
lupa berdoa. Kerja keras berbuah emas – Fahmi Jung

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya dan atas segala kehendak-Nya
skripsi saya telah selesai dengan banyak keberuntungan.
2. Muhammad SAW sebagai Rasulullah dan sebagai orang nomer 1 paling
berpengaruh di dunia. Yang membuat perubahan kepada umat manusia hingga
akhir zaman, dan kita nantikan safa’atnya di hari kiamat nanti.
3. Bapak dan Ibu (Mughni Nur S, dan Siti Nasekhah) yang telah memberikan
dukungan dan doa selama saya berproses, kalian berdua selalu punya cara
tersendiri untuk mencintai dan mendidik anaknya yang nakal. Semoga saya
dapat membahagiakan kalian kelak. Aminn
4. Kakak Uswah Millati dan adik saya Lia Faizah, semoga menjadi kakak dan adik
yang selalu baik. Berkat doa dan dukungan kalian akhirnya skripsi saya selesai.
Teruntuk Lia semoga kamu kuliah tidak meniru saya dan bisa lebih cepat
lulusnya.
5. Bu Adhianty sebagai mamah kedua, motivator dan dosen terbaik yang
memberikan arahan dan dukungan kepada saya.
6. Della Nita sebagai orang yang selalu memotivasi, mespesialkan dan menemani
saya berjuang di kota ini, semoga Tuhan membalas kebaikanmu.
7. Temen-temen angkatan 2011 Ilkom UMY: Furqon, Royki, Oris, Basofi, Fani,
Gestanda udah lulus duluan. Evan Aksara semoga cepet nyusul, Gigih akhirnya
kita lulus bareng dab setelah perjuangan panjang dan kerja keras, Fitri thanks
dah bantuin, Azel keluar perhumas muda yogya bareng ya keluar kampus
memang seharusnya bareng juga, Qisti ndang rampungke ben iso cepet nyusul
pak.
8. Temen-temen Perhumas Muda Yogyakarta angkatan 4: Azel, Thya, Lala, Ayu
Seger, Aloy, dan Mei yang sudah menyelesaikan masa jabatan hingga akhir.
Jujur saya belajar banyak dari kalian dan dari Perhumas.
9. Tante Nita angkatan 4 yang selalu cantik, thanks dah kasih jalan dari awal
skripsi saya. Sukses untuk karirnya.

vi
10. Perhumas Muda Yogyakarta angkatan 5: Odik, Marsela, Aisha, Ina, Enda, Seva,
Hendra, Zulvian, Arif, Dias.
11. Temen-temen kos Arrohmah 2: buat Webi makasih udah jual komputernya
sampe meluluskan skripsi saya, Bang Tio, Robi, Bang Risko, Tegar, Ardi, Mas
Yunus, Har dan yang lainnya.
12. Semua rekan-rekan yang terlibat yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

MOTTO .............................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

ABSTRAK ........................................................................................................ xvi

ABSTRACT ...................................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

E. Kerangka Teori ................................................................................. 9

1. Corporate Social Responsibility (CSR) ........................ 9

viii
a. Pengertian CSR ......................................................... 9

b. Klasifikasi CSR ......................................................... 14

c. Konsep Triple Buttom Line ....................................... 20

d. Tujuan CSR ............................................................... 22

e. Manfaat CSR ............................................................. 22

2. Citra .............................................................................. 24

a. Definisi Citra ............................................................. 24

b. Klasifikasi Citra ........................................................ 26

c. Proses Terbentuknya Citra ........................................ 28

3. Pengaruh Unsur CSR Terhadap Citra Perusahaan ........ 32

F. Definisi Konseptual .......................................................................... 33

G. Hubungan Antar Variabel ................................................................ 35

H. Hipotesis ........................................................................................... 36

I. Definisi Operasional dan Pengukuran ............................................... 36

J. Metodelogi Penelitian ........................................................................ 46

1. Jenis Penelitian ............................................................. 46

2. Metode Penelitian ......................................................... 47

3. Lokasi Penelitian ....................................................... ... 47

4. Objek Penelitian ........................................................ ... 47

5. Populasi dan Sampel .................................................. 47

6. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 48

7. Uji Instrument Penelitian ........................................... 48

ix
8. Teknik Analisis Data ................................................. 50

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah dan perkembangan perusahaan .................................... 51

1. Lokasi dan Kondisi Geografis Perusahaan ................. 55

2. Visi dan Misi Perusahaan ......................................... .... 56

3. Struktur Organisasi ..................................................... 56

4. Aktifitas Perusahaan .................................................. 61

5. Community Relations ................................................. 65

B. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ............................. 69

1. Program Bina Lingkungan ........................................... 72

2. Program Kemitraan ..................................................... 75

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian Kuesioner ............................................................... 87

B. Gambaran Data Penelitian ...................................................... 90

C. Pengujian Hipotesis ................................................................ 112

D. Pembahasan ............................................................................ 114

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 129

B. Saran ...................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 133

LAMPIRAN ....................................................................................................... 135

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Model Pembentukan Citra ......................................... 29

Gambar 1.2 Pembentukan Corporate Image ........................................ 32

Gambar 1.3 Skema Hubungan Antar Variabel ..................................... 42

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan ........................................ 59

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bagian Program PKBL ...................... 74

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Definisi Operasional ..................................................... 50

Tabel 2.1 Tabel Jumlah Karyawan ...................................................... ...... 66

Tabel 2.2 Alokasi Dana untuk Pelaksanaan Kegiatan PKBL ................. 72

Tabel 3.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas ............................................. 90

Tabel 3.2 Rangkuman Hasil Uji Reabilitas ............................................ 91

Tabel 3.3 Distribusi Responden Dengan Dasar Jenis Kelamin .............. 92

Tabel 3.4 Distribusi Responden Dengan Dasar Usia ............................ ..... 93

Tabel 3.5 Distribusi Responden Dengan Dasar Pendidikan .................. 94

Tabel 3.6 Distribusi Responden Dengan Dasar Lama Periode .............. 94

Tabel 3.7 Jaminan pinjaman modal dengan bunga rendah ......................... 95

Tabel 3.8 Jaminan pinjaman dapat mengembangkan usaha ....................... 95

Tabel 3.9 Pinjaman modal sangat bermanfaat ............................................ 96

Tabel 3.10 PT. Madubaru membimbing untuk berwirausaha ...................... 96

Tabel 3.11 Bimbingan dari PT. Madubaru sangat bermanfaat .................... 97

Tabel 3.12 PT. Madubaru mengunjungi usaha mitra binaan ........................ 97

Tabel 3.13 PT. Madubaru berkunjung untuk melihat perkembangan usaha

Mitra binaan ................................................................................ 98

Tabel 3.14 Mitra binaan menjadi mandiri karena dapat mengelola usaha

melalui bimbingan PT. Madubaru .............................................. 98

Tabel 3.15 Program kemitraan memotivasi mitra binaan berwirausaha ...... 99

xii
Tabel 3.16 Program kemitraan dari PT. Madubaru meningkatkan kesadaran

mitra binaan untuk berwirausaha ............................................... 99

Tabel 3.17 Program kemitraan PT. Madubaru menjadikan mitra binaan

memiliki usaha sendiri ................................................................ 100

Tabel 3.18 PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk masyarakat sekitar ... 100

Tabel 3.19 Mitra binaan menerima informasi mengenai program kemitraan

dari PT. Madubaru ....................................................................... 101

Tabel 3.20 Mitra binaan memahami informasi program kemitraan yang

disampaikan oleh PT. Madubaru.................................................. 101

Tabel 3.21 Diskusi bersama PT. Madubaru berfungsi untuk menyampaikan

harapan masyarakat sekitar .......................................................... 102

Tabel 3.22 Diskusi yang diadakan oleh PT. Madubaru bermanfaat ......... 102

Tabel 3.23 Dengan diadakannya diskusi dapat membangun hubungan yang

lebih baik antara PT. Madubaru dengan mitra binaan ............. 103

Tabel 3.24 PT. Madubaru mengadakan diskusi bersama warga untuk

menyampaikan program Kemitraan ....................................... 103

Tabel 3.25 Pendapat masyarakat diterima dengan baik ........................... 104

Tabel 3.26 Program Kemitraan sesuai dengan harapan masyarakat ............ 104

Tabel 3.27 PT. Madubaru adalah perusahaan yang peduli dengan masyarakat

Sekitar .......................................................................................... 105

Tabel 3.28 PT. Madubaru adalah perusahaan yang memberikan kemandirian

xiii
pada masyarakat sekitar ............................................................. 105

Tabel 3.29 PT. Madubaru membaur dengan masyarakat ketika melaksanakan

program Kemitraan .................................................................... 106

Tabel 3.30 PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk masyarakat .............. 106

Tabel 3.31 PT. Madubaru menanggapi pendapat dari masyarakat dengan

Baik ............................................................................................ 107

Tabel 3.32 Program Kemitraan adalah jawaban dari PT. Madubaru terhadap

pendapat masyarakat .................................................................. 107

Tabel 3.33 PT. Madubaru memberikan program Kemitraan sebagai bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan ............................................. 108

Tabel 3.34 Program kemitraan bermanfaat meningkatkan jumlah produksi

Usaha mitra binaan ..................................................................... 108

Tabel 3.35 Program Kemitraan meningkatkan jumlah keuntungan usaha ... 109

Tabel 3.36 Mitra binaan merasa dilayani dengan baik oleh karyawan

PT. Madubaru saat menerima program Kemitraan .................... 109

Tabel 3.37 Karyawan PT. Madubaru bertindak cepat dalam menangani

keluhan masyarakat ................................................................... 110

Tabel 3.38 PT. Madubaru membangun hubungan yang harmonis dengan

Masyarakat ................................................................................. 110

Tabel 3.39 PT. Madubaru menjaga hubungan harmonis melalui komunikasi

xiv
yang baik dengan masyarakat ..................................................... 111

Tabel 3.40 PT. Madubaru menerima segala keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat ................................................................................... 111

Tabel 3.41 Program Kemitraan sesuai dengan kebutuhan masyarakat ......... 112
Tabel 3.42 PT. Madubaru memberikan program Kemitraan dengan tulus ... 112
Tabel 3.43 Program Kemitraan PT. Madubaru adalah bentuk tanggung jawab

sosial perusahaan kepada masyarakat ......................................... 113

Tabel 3.44 PT. Madubaru peduli terhadap kondisi kesejahteraan perekonomian

Masyarakat ................................................................................... 113

Tabel 3.45 Hasil uji deskriptif ........................................................................ 114

Tabel 3.46 Korelasi antar variabel .................................................................. 114

xv
ABSTRAK

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Public Relations
Dzul Fahmi
Pengaruh Unsur Program Corporate Social Responsibility Terhadap Citra PT. Madubaru Pabrik
Gula - Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta (Studi eksplanatif terhadap program kemitraan di
Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul)
Tahun Skripsi : 2016 Xvi + 132 Halaman + Lampiran
Daftar Pustaka : 18 buku, 4 Jurnal, 3 website

Program Corporate Social Responsibility adalah kewajiban perusahaan atas dampak dari
aktivitas perusahaan terhadap lingkungan sekitar. Dalam hal ini, PT. Madubaru Pabrik Gula -
Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta memberikan program kemitraan kepada perusahaan yang
akan berpengaruh terhadap citra perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan jenis
penelitian adalah eksplanatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan kuesioner. Sampel
dalam penelitian adalah masyarakat Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan
Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul yang menjadi bagian dari mitra binaan
PT. Madubaru Pabrik Gula - Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta sebanyak 131 responden.
(diambil dengan teknik total sampling).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur program corporate social responsibility
berpengaruh terhadap citra perusahaan. Besar pengaruh unsur program corporate social
responsibility terhadap citra PT. Madubaru Pabrik Gula - Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta
sebesar 62,3% dan sisanya yakni sebesar 37,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian. Temuan ini menunjukkan bahwa program kemitraan yang
dilakukan oleh PT. Madubaru Pabrik Gula - Pabrik Spritus Madukismo Yogyakarta telah
memenuhi unsur corporate social responsibility yaitu meliputi two ways, community
empowerment, continuity dan sustainability sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan di
masyarakat sekitar.

Kata Kunci: Pengaruh, Unsur Program Corporate Social Responsibility, Citra Perusahaan.

xvi
ABSTRACT

University of Muhammadiyah Yogyakarta


Faculty of Social and Politic Science
Department of Communications Science
Public Relations
Dzul Fahmi
The Impact of the Element of Corporate Social Responsibility Program towards the Images of
PT. Madubaru Sugar Factory – Spirit Factory of Madukismo Yogyakarta (Study explanative on
the Partnership Program in Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, and Desa
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul)
Batch: 2016 xvi + 132 pages + attachments
Bibliography: 18 Books, 4 Journals, 3 internet sources

Corporate Social Responsibility Program is the Corporate’s liability as the impact of


corporate’s activities for the environment. In this case, PT. Madubaru Sugar Factory - Spritus
Factory of Madukismo Yogyakarta create a company partnership program that is expected to
affect the corporate’s image
The method used in this research is quantitative method and the type of this study is an
explanatory research. Data was collected by questionnaires. The samples were 131 respondents
from community of Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, and Desa
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul that are part of established partners of PT.
Madubaru Sugar Factory - Spritus Factory of Madukismo Yogyakarta. (taken using total
sampling technique).
The research results indicate that the element of the corporate social responsibility
influence the image of the corporate. Level of influence the element of the corporate social
responsibility to the image of PT. Madubaru Sugar Factory - Sprit Factory of Madukismo
Yogyakarta is 62.3% and the remaining 37.7% is influenced by other variables not included in
the research model. These findings indicate that the partnership program conducted by PT.
Madubaru Sugar Factory - Spritus Factory of Madukismo Yogyakarta has fulfilled the element
of corporate social responsibility that includes two ways, community empowerment, continuity
and sustainability to enhance the corporate’s image in the local community.

Key words: The Impact, Element of Corporate Social Responsibility Program, Corporate
Image.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenyataan bahwa keberadaan perusahaan di lingkungan masyarakat hampir

pasti membawa dampak negatif, meskipun memiliki kemanfaatan untuk

kesejahteraan dan pembangunan. Mengamati sisi negatif industrialisasi tersebut,

tidak adil manakala masyarakat harus menanggung beban sosial. Padahal

masyarakat merupakan pihak yang tidak memperoleh kontra prestasi langsung dari

industrialisasi, sementara justru mereka yang harus menanggung dampak sosial dan

lingkungan.

Sama halnya dengan salah satu perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik

Negara) yaitu PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta.

sebagai salah satu pabrik gula tertua di Yogyakarta PT. Madubaru Pabrik Gula-

Pabrik Spiritus Madukismo sangat besar pengaruhnya bagi para publik sekitar,

begitu pula sebaliknya publik sekitar juga membutuhkan PT. Madubaru Pabrik

Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta sebagai perusahaan pengelola tebu

dari hasil panen petani sekitar pabrik menjadi gula pasir dan sebagai tempat bekerja

bagi publik sekitar pabrik. Ada hubungan timbal balik yang terjadi antara PT.

Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta dengan publik.

Perusahaan harus terus menjalin komunikasi dengan publik, agar perusahaan dapat

memberikan informasi mengenai perusahaan dan juga publik perusahaan tersebut

1
juga dapat memberikan informasi mengenai mereka. Hal tersebut diupayakan agar

meminimalisir konflik antara perusahaan dengan publik dan memberikan

pemahaman bersama antara kedua belah pihak.

Keberadaan suatu perusahaan, termasuk PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik

Spiritus Madukismo Yogyakarta, ditengah masyarakat sudah tentu akan

menimbulkan dampak, baik dampak positif maupun negatif bagi masyarakat

dan lingkungan sekitar. Dampak positif dari keberadaan PT. Madubaru

Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta antara lain adalah

pemenuhan pengadaan pangan nasional, khususnya gula pasir serta pemenuhan

kebutuhan akan alkohol dan spiritus. Di samping itu, dampak positif juga terlihat

pada adanya kesempatan kerja bagi masyarakat, khususnya masyarakat

sekitar, baik itu sebagai pekerja tetap, pekerja tidak tetap, maupun pekerja

borongan. Dampak negatif dari keberadaan PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik

Spiritus Madukismo Yogyakarta jumlah pekerja yang bekerja pada PT Madubaru

secara keseluruhan belum memenuhi jumlah seluruh masyarakat yang tidak

memiliki pekerjaan (Mohammad Ruslani, Kepala Bagian Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan, wawancara tanggal 8 September 2015).

Salah satu publik yang dekat secara geografis dengan PT. Madubaru Pabrik

Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta adalah masyarakat lokal. Sebelum

melaksanakan program CSR, sebaiknya perusahaan mengetahui sikap warga

setempat terhadap perusahaan dan masalah kemasyarakatan, sosial, politik dan

ekonomi dari komunitas tersebut.

2
Sebelum menjalankan program CSR, maka perusahaan akan melakukan

sosialisasi program kepada target program CSR tersebut. Sosialisasi ini adalah

sebuah bentuk untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat sekitar

perusahaan. Melalui penyebaran informasi program CSR tersebut diharapkan

semua masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pabrik PT. Madubaru Pabrik

Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta dapat merasakan dampak positif dari

program CSR tersebut.

Dengan melaksanakan program CSR, maka perusahaan bertanggung jawab

atas dampak dari aktivitas perusahaan yang berdampak pada lingkungan. Dalam

Butterik (2012), ia mengatakan bahwa pada praktiknya CSR mencakup berbagai

kegiatan, seperti mengurangi dampak lingkungan pada produk-produk perusahaan

dan menetapkan prinsip-prinsip pengembangan program yang berkelanjutan.

Dimasukkannya konsep tanggung jawab sosial perusahaan pada berbagai

peraturan perundang-undangan membuat konsep tanggung jawab sosial perusahaan

bukan lagi ”sekedar” kewajiban moral bagi perusahaan. Di Indonesia, kebijakan

mengenai tanggung jawab sosial perusahaan diatur dalam Undang-Undang Nomor

40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) pada pasal 74 ayat (1-4), pasal

15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU PM),

dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN yang ditindaklanjuti

dengan terbitnya Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang

Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Bina

Lingkungan. Melalui kebijakan tersebut pemerintah mewajibkan BUMN untuk

3
menyisihkan sebagian labanya untuk pemberdayaan masyarakat yang

implementasinya ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Edaran Menteri

BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan.

Kepemilikan saham PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI) pada PT

Madubaru turut menentukan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang

diterapkan. Komposisi kepemilikan saham PT Madubaru 65% (enam puluh lima

persen) milik Kraton dan 35% (tiga puluh lima persen) milik PT Rajawali

Nusantara Indonesia (PT RNI). Hal tersebut berlangsung sejak tanggal 24 Februari

2004 hingga sekarang. Keberadaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (PT RNI)

sebagai bagian dari PT Madubaru menyebabkan PT Madubaru melaksanakan

tanggung jawab sosial perusahaan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL). PT Madubaru mengikuti ketentuan dari PT RNI sebagai

BUMN.

Tanggung jawab sosial dan lingkungan akan semakin besar disandang jenis

perusahaan pengelola sumber daya alam (ekstraktif), perkebunan dan jenis

perusahaan yang memiliki resiko tinggi terhadap perubahan lingkungan alam dan

sosial. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. Madubaru Pabrik Gula - Pabrik

Spiritus Madukismo Yogyakarta yang memiliki resiko tinggi dalam pencemaran

lingkungan. Limbah yang dihasilkan sangat beresiko bagi lingkungan, misalnya air

sumur warga disekitar pabrik berwarna kuning, bau limbah yang mengalir ke sungai

dan asap yang dikeluarkan mengakibatkan pencemaran udara.

4
Masyarakat dari PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo

Yogyakarta menerima dampak yang cukup besar dari PT. Madubaru Pabrik Gula-

Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta, khusunya masyarakat yang berada di

sekitar pabrik. Pabrik yang berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat lokal

menimbulkan limbah pabrik dihasilkan sangat beresiko bagi lingkungan.

Masyarakat yang terkena dampak dari pencemaran air seperti air sumur berwarna

kuning, bau limbah yang mengalir ke sungai dan asap yang dikeluarkan

mengakibatkan pencemaran udara. Keberadaan limbah cair ini dilematis. Di satu

sisi dibutuhkan petani, karena kandungan zat-zat organik yang menyuburkan padi

di sawah. Tapi di sisi lain baunya menyesakkan. Sejauh ini belum ada teknologi

yang bisa menghilangkan bau tersebut.

(Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/278180/warga-keluhkan-limbah-

pg-madukismo, tanggal 13 September 2015).

Hal ini menjadi perhatian dari PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus

Madukismo Yogyakarta dengan memberikan tanggung jawab sosial dari

perusahaan kepada masyarakat lokal tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan

ini biasa disebut sebagai CSR (corporate social responsibility). CSR merupakan

suatu bentuk kepedulian sosial dari perusahaan terhadap masyarakatnya. Kegiatan

CSR yang diberikan PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo

Yogyakarta kepada masyarakat, diharapkan perusahaan dapat memberikan

kesejahteraan dan kemandirian bagi para masyarakatnya. Bantuan CSR yang

5
diberikan perusahaan kepada masyarakat sangat memberikan banyak dampak

positif kepada masyarakat.

Bentuk kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT. Madubaru PG-PS

Madukismo salah satunya adalah program kemitraan. Bentuk kegiatan program

kemitraan yaitu: pinjaman jangka panjang atau peminjaman modal kerja yang

ditujukan untuk mitra binaan dari PT. Madubaru. Sasaran program Kemitraan

adalah Usaha Kecil dan Menengah yang masuk kriteria persyaratan seperti yang

tercantum dalam Permen BUMN, usahanya terkait kegiatan perusahaan misalnya

petani tebu, pengusaha angkutan truck, Warung yang menjual Gula Pasir produk

kita dan pengusaha disekitar perusahaan. Monitoring dilaksanakan secara rutin

setiap satu bulan ke tempat usaha masing-masing mitra binaan untuk mengetahui

perkembangan mitra usaha setiap bulannya (Mohammad Ruslani, Kepala Bagian

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, wawancara tanggal 8 September 2015).

Program CSR dari PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo

Yogyakarta sangat berpengaruh besar terhadap citra perusahaan. Program CSR

adalah salah satu pedoman yang menjadikan citra perusahan baik atau buruknya

dimata masyarakat. Ketika program CSR tersebut memenuhi unsur-unsur CSR

seperti berkelanjutan dan berkesinambungan, seperti program CSR PT. Madubaru

Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta dibidang kemitraan selama 3

tahun masa periode 2011 hingga 2014 terutama untuk kawasan ring utama di Desa

Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul yang berada dikawasan operasional pabrik

6
PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta. Sedangkan

kegiatan CSR melalui Program Kemitraan di PT. Madubaru didasarkan SK

Menkeu RI No. 316/KMK.016/1994, dengan nama programnya Pegelkop

(Pembinaan Golongan Ekonomi Lemah dan Koperasi), dimulai sejak tahun 1991.

Pada program kemitraan, usaha kecil dan menengah merupakan mitra

binaan dari PT Madubaru. Mitra binaan adalah usaha kecil dan menengah yang

mendapatkan pinjaman dari program kemitraan. Sedangkan mitra perusahaan

adalah pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan, termasuk

para petani tebu yang memasok hasil panen tebu kepada PT Madubaru.

Sampai tahun 2014 usaha kecil dan atau koperasi yang pernah menjadi

mitra binaan PT Madubaru sebanyak 229 mitra binaan. Namun demikian, sampai

akhir periode 2011-2014 hanya tinggal 131 mitra binaan saja yang masih aktif

menjadi mitra binaan PT Madubaru dan 36 mitra binaan yang berada di desa

Tirtonirmolo. Mitra binaan tersebut memiliki jenis usaha yang bermacam-macam

meliputi usaha kerajinan, perdagangan, peternakan, perikanan, dan jasa. Namun

demikian, untuk pelaksanaan program kemitraan ini PT Madubaru tetap

mengutamakan pemilik usaha kecil yang memiliki Kartu Tanda Penduduk DIY.

Tahapan program kemitraan yang dilakukan oleh PT Madubaru meliputi: (1)

Survey uji kelayakan kepada calon mitra binaan, yaitu pinjaman modal kepada

usaha kecil dan menengah dan lokasi disekitar pabrik. (2) Setelah calon mitra

binaan dinyatakan layak untuk diberikan pinjaman modal, maka mendapatkan

bantuan yang berupa pinjaman modal usaha. (3) Setelah memberikan bantuan,

7
perusahaan melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan hingga mitra binaan

dinyatakan mandiri untuk berwirausaha. (4) Setelah mitra binaan mandiri

berwirausaha, perusahaan melakukan pengawasan perkembangan usaha selama

masa periode tiga tahun hingga pengembalian modal pinjaman pada akhir periode.

Atas dasar latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan di atas maka

dalam penelitian ini akan mengukur bagaimana pengaruh kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) melalui Program Kemitraan. Sehingga penelitian ini

mengambil judul: Pengaruh Unsur Program Corporate Social Responsibility (CSR)

Melalui Terhadap Citra PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo

Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh unsur program Corporate Social Responsibility

(CSR) kemitraan terhadap citra PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus

Madukismo Yogyakarta di Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto,

dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah pengaruh unsur program Corporate Social

Responsibility (CSR) kemitraan terhadap citra PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik

Spiritus Madukismo Yogyakarta di Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa

Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan?

8
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik

Diharapkan melalui penulisan ini dapat memberikan pengetahuan mengenai

CSR. Dan juga melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi

penelitian CSR selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui

reputasi perusahaan dari masyarakat melalui program CSR yang dilaksanakan

oleh perusahaan.

E. Kerangka Teori

1. Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility)

a. Definisi CSR (Corporate Social Responsibility)

Definisi mengenai corporate social reponsibility sangatlah beragam,

bergantung pada visi dan misi korporat yang disesuaikan dengan needs, desire,

wants dan interest komunitas. Berikut definisi mengenai corporate social

responsibility:

Corporate social responsibility adalah

“Melakukan tindakan sosial (termasuk kepedulian terhadap lingkungan


hidup, lebih dari batas-batas yang dituntut peraturan perundang-undangan”
(Chambers dalam Iriantara 2004:49).
Dari definisi diatas corporate social responsibility adalah sebuah tindakan atau

sebuah program yang dilakukan perusahaan untuk memberikan kontribusi

9
kepada lingkungan sekitar perusahaan dan membangun kehidupan komunitas

lokal.

Dalam prakteknya dilapangan, suatu kegiatan disebut corporate social

responsibility ketika memiliki sejumlah unsur berikut (Rahman, 2009:13-14) :

a. Continuity and Sustainability

Continuity dan sustainability atau berkesinambungan dan berkelanjutan

merupakan unsur yang paling penting dari corporate social responsibility.

Corporate social responsibility ini merupakan hal yang bercirikan pada long

term persepective atau perspektif jangka panjang bukan instant, happening

maupun booming.

b. Community Empowerment

Community empowerment atau pemberdayaan komunitas. Membedakan

corporate social responsibility dengan kegiatan yang bersifat charity ataupun

philantrophy semata. Salah satu indikasi dari suksesnya sebuah program

corporate social responsibility adalah adanya kemandirian yang lebih pada

komunitas, dibandingkan dengan sebelum program corporate social

responsibility itu dibuat.

10
c. Two Ways.

Program corporate social responsibility bersifat dua arah dan terbuka.

Korporat bukan lagi berperan sebagai komunikator semata, tetapi juga harus

mendengarkan aspirasi dari komunitas.

Menurut Achie Carrol (dalam Rahman, 2009:37-38), corporate social

responsibility dapat dipilah dalam empat kategori tanggung jawab sosial

perusahaan, yaitu:

a. Tanggung Jawab Ekonomi/ Bisnis (Economic Responsibility)

Tanggung jawab ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan di kaitkan

dengan mekanisme pricing dan profit. Pricing yang menghasilkan profit

sebagai aktivitas ekonomi, akan berkaitan dengan tanggung jawab sosial jika

didasari dengan memberikan harga yang sesuai dengan keinginan konsumen.

Artinya, harga yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen merupakan

representasi dari kualitas dan nilai dari barang atau jasa yang ditawarkan.

b. Tanggung Jawab Hukum (Legal Responsibility)

Saat perusahaan sudah memutuskan untuk menjalankan operasi

perusahaannya di wilayah tertentu, maka perusahaan sudah sepakat untuk

melakukan kontrak sosial dengan segala norma dan hukum yang telah ada

maupun hukum yang muncul setelah perusahaan berdiri di wilayah tersebut.

Tanggung jawab hukum oleh perusahaan merupakan kodifikasi sejumlah nilai

11
dan etika yang dicanangkan korporat terhadap seluruh pembuat dan pemilik

hukum terkait. Maka ketika perusahaan melanggar hukum tersebut, komunitas

telah menyediakan segala proses yang berkaitan dengan sanksi dari

pelanggaran hukum tersebut.

c. Tanggung Jawab Etis (Ethical Responsibility)

Tanggung jawab etis adalah kepekaan dan kepedulian perusahaan dalam

menjunjung kearifan dan adat lokal. Kebiasaan komunitas, tempat sakral,

opinion leader, kebudayaan, bahasa daerah, kepercayaan dan tradisi menjadi

sebuah kemutlakan guna menjalankan tanggung jawab etis perusahaan.

Tanggung jawab etis berimplikasi pada kewajiban perusahaan untuk

menyesuaikan segala aktivitasnya sesuai dengan norma sosial dan etika yang

berlaku meskipun tidak tertulis. Tanggung jawab etis ini bertujuan untuk

memenuhi standar, norma dan pengharapan dari stakeholders terhadap

perusahaan. Saat terjadi perubahan nilai lokal akibat keberadaan perusahaan,

baik itu berupa asimilasi maupun akulturasi, di satu sisi merupakan sebuah

berkah dari keberhasilan perusahaan dalam melakukan adaptasi. Tetapi di sisi

lain, hal tersebut dapat menjadi sebuah ancaman laten bagi mereka yang tidak

dapat menerima masuknya budaya baru. Proses negoisasi, konsolidasi, dan

kompromi dari setiap standar dan harapan komunitas lokal, merupakan

tantangan bagi setiap korporat.

12
d. Tanggung Jawab Philantropic

Tanggung jawab filantropis ini tidak hanya memberikan sejumlah

fasilitas dan sokongan dana, tetapi perusahaan juga disarankan untuk dapat

memupuk kemandirian komunitasnya. Tanggung jawab ini didasari dari

keinginan perusahaan untuk berkontribusi pada perbaikan komunitas secara

luas. Tanggung jawab filantropis merupakan wujud konkret berupa

pembangunan fisik yang dilakukan perusahaan terhadap komunitas. Perusahaan

mengalokasikan sepuluh persen dari profit mereka untuk pembangunan

komunitas lokal, yang dimaksud komunitas dalam hal ini adalah karyawan

perusahaan, pemasok, distributor, organisasi-organisasi nirlaba yang menjadi

mitra perusahaan serta masyarakat umum, sedangkan yang dimaksud

kesejahteraan mencakup didalamnya aspek-aspek kesehatan, keselamatan,

kebutuhan psikologis dan emosional.

Ada dua cara untuk melihat pertumbuhan program CSR (Butterick,

2012:96) yaitu:

a. CSR merupakan sebuah perkembangan positif dimana perusahaan benar-benar

terlibat dalam hubungan yang aktif dan juga perusahaan terlibat dalam hubungan

yang mampu mengubah tindakan mereka sebagai hasil dari interaksi yang

terjadi.

13
b. CSR bukan hanya kegiatan dari program PR, tetapi CSR dapat memberikan

manfaat kepada perusahaan dan komunitasnya berupa manfaat sosial dan

lingkungan.

Program CSR dari perusahaan dilaksanakan perusahaan untuk komunitas

perusahaan tersebut. Komunitas yang tinggal dekat perusahaan lebih rentan

terkena dampak negatif dari limbah hasil produksi perusahaan. Melalui program

CSR, perusahaan memberikan tanggung jawab sosial sebagai bentuk kepedulian

kepada komunitas sekitar perusahaan tersebut.

b. Klasifikasi CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut Jenis Program

Menurut Kotler dalam Solihin (2009), terdapat enam alternatif program

CSR yang dapat dipilih perusahaan dengan mempertimbangkan tujuan

perusahaan, tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh, serta

tahap-tahap kegiatan. Kotler dalam Solihin (2009) menyebutkan enam kategori

program, diantaranya:

1. Cause Promotions

Perusahaan yang menggunakan jenis program Cause Promotions

menyediakan sejumlah dana sebagai bentuk kontribusi CSR atau sumber daya

lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (awareness) terhadap suatu

masalah sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana, partisipasi dari

masyarakat, atau dalam rangka merekrut relawan (volunteer) untuk mendukung

masalah sosial tersebut.

14
Perusahaan dapat menginisiasi dan mengelola kegiatan Cause

Promotion ini seperti yang dikemukakan Kotler dalam Solihin (2009): “The

corporation may initiate and manage the promotion on its own”

Perusahaan menjadikan program CSR Cause Promotions sebagai fokus

utama dalam mewujudkan tujuan komunikasi perusahaan berikut ini :

a) Building awareness and concern, perusahaan berusaha membangun

kesadaran dan kepedulian masyarakat dengan menampilkan data statistik

dan fakta seperti mempublikasikan angka gizi buruk di Indonesia

b) Persuading people to find out more, perusahaan berusaha menarik minat

masyarakat untuk mengetahui masalah sosial yang diangkat lebih dalam

dengan web terkait, brosur atau tool kitlainnya.

Berbagai keuntungan potensial dapat diperoleh perusahaan dengan

melaksanakan kegiatan Cause Promotions, adalah memperkuat brand

positioning perusahaan, memberikan peluang kepada para karyawan perusahaan

untuk terlibat dalam suatu kegiatan sosial yang menjadi kepedulian mereka,

menciptakan kerjasama antara perusahaan dengan pihak-pihak lain serta

meningkatkan citra perusahaan (corporate image).

Tahapan kegiatan Cause Promotions adalah sebagai berikut :

a) Memilih isu masalah sosial yang memiliki keterkaitan dengan industri

dan produk yang dihasilkan perusahaan.

b) Memilih kegiatan yang memiliki keterkaitan dengan misi dan tujuan

perusahaan.

15
c) Mengembangkan kampanye yang bersifat jangka panjang atau

berkelanjutan.

d) Memastikan keterlibatan stakeholders dalam kampanye masalah sosial

yang sedang diangkat oleh perusahaan.

2. Cause Related Marketing (CRM)

Perusahaan yang mengimplementasikan CSR dengan Jenis program

Cause Related Marketing (CRM), berkomitmen untuk menyumbangkan

presentase tertentu dari penghasilannya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan

besarnya penjualan produk. Keuntungan potensial dari progam CRM adalah

bergabungnya pelanggan baru melalui pelaksanaan CRM, terjangkaunya ceruk

pasar (market niche) tertentu, dapat meningkatkan penjualan produk perusahaan

serta membangun identitas merek yang positif di mata pelanggan.

Tahapan dalam mengimplementasikan program CRM sebagaimana

menurut Kotler dalam Solihin (2009):

“beginning with a situation assessment, setting objectives and goals,


selecting target audiences, determining the marketing mix and
developing budget, implementation, and evaluation plans”.
yang berarti diawali dengan melakukan assessment atau penilaian terhadap

situasi, kemudian menetapkan tujuan, memilih target audiens, dan pada akhirnya

melakukan perhitungan terhadap rencana pemasaran, rencana anggaran, serta

rencana implementasi dan evaluasi.

16
3. Corporate Social Marketing (CSM)

Dalam program Corporate Social Marketing (CSM), perusahaan

mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk merubah perilaku

masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik,

menjaga kelestarian lingkungan hidup, serta meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Kampanye CSM lebih banyak terfokus untuk mendorong

perubahan perilaku yang berkaitan dengan beberapa isu yakni isu kesehatan,

perlindungan terhadap kecelakaan/ kerugian, lingkungan serta keterlibatan

masyarakat (Kotler dalam Solihin: 2009)

Keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui program CSM tersebut

yaitu meningkatnya brand positioning atau penguatan merek perusahaan di mata

konsumen, mendorong peningkatan penjualan, mendorong antusiasme partner

perusahaan untuk mendukung program ini, serta memberikan dampak nyata

pada perubahan sosial. Adapun tahapan perusahaan dalam melaksanakan

kegiatan CSM secara garis besar serupa dengan tahapan CRM yang telah

dijelaskan sebelumnya.

4. Corporate Philanthropy

Perusahaan dengan program Corporate Philanthropy memberikan

kontribusi langsung secara cuma-cuma (charity dalam bentuk hibah tunai,

sumbangan dan sejenisnya Kotler dalam Solihin (2009).

Keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan dari pelaksanaan

program Corporate Philanthropy adalah meningkatkan reputasi perusahaan,

17
memperkuat masa depan perusahaan melalui penciptaan citra yang baik di mata

publik serta memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam

komunitas lokal.

Langkah-langkah yang harus ditempuh perusahaan pada saat

menjalankan aktivitasCorporate Philanthropy menurut Kotler dalam Solihin

(2009) adalah sebagai berikut :

1) Memilih kegiatan amal yang akan didukung oleh perusahaan.

Pemilahan ini didasarkan kepada kesesuaian antara kegiatan yang akan

didukung dengan tujuan perusahaan, kepedulian para karyawan

terhadap kegiatan yang akan didukung, serta perhatian pelanggan

perusahaan.

2) Memilih mitra yang akan menjalankan kegiatan amal beserta pihak atau

komunitas yang akan menjadi sasaran kegiatan corporate philanthropy.

3) Menetapkan besarnya sumbangan yang akan diberikan kepada suatu

pihak atau masyarakat yang akan menjadi sasaran kegiatan corporate

philanthropy.

4) Mengembangkan rencana komunikasi untuk mengkomunikasikan

kegiatan amal yang sedang dilakukan oleh perusahaan kepada para

karyawan maupun pihak-pihak yang berkepentingan.

5) Mengembangkan rencana evaluasi untuk menilai berhasil tidaknya

pelaksanaan program corporate philanthropy.

18
5. Community Volunteering

Melalui program Community Volunteering, perusahaan mendukung

serta mendorong para karyawan, para pemegang franchise atau rekan pedagang

eceran untuk menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu

organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi

sasaran program.

Keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan melalui kegiatan

Community Volunteering, adalah terciptanya hubungan yang tulus antara

perusahaan dengan komunitas, memberikan kontribusi terhadap pencapaian

tujuan perusahaan serta meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan.

6. Social Responsible Business Practice (Community Development)

Socially Responsible Business Practice (SRBP), menurut Kotler dalam

Solihin (2009) adalah: praktek bisnis dimana perusahaan melakukan investasi

yang mendukung pemecahan suatu masalah sosial untuk meningkatkan

kesejahteraan komunitas dan melindungi lingkungan).

Perusahaan telah melakukan praktek bisnis melampaui standar etika

yang telah ditetapkanberdasarkan regulasi. Komunitas yang dimaksud diatas

diantaranya adalah karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi

nirlaba dan sektor publik yang menjadi mitra perusahaan, serta masyarakat

secara umum. kesejahteraan yang dimaksud adalah kesehatan, keselamatan,

serta pemenuhan akan kebutuhan psikologis dan emosional.

Socially Responsible Business Practice, mencakup hal-hal berikut:

19
1) Designing facilities, membuat fasilitas yang sesuai dengan standar

keamanan yang direkomendasikan.

2) Developing Process Improvements, Mengembangkan kegiatan

pengurangan sampah dengan mengolahnya kembali 3-R (Reuse, Reduce,

dan Recycle) di seluruh wilayah operasional perusahaan.

3) Discontinuing product offerings, dengan menghentikan penawaran

produk yang membahayakan kesehatan manusia.

4) Choosing manufacturing and packaging materials, memilih pemasok

yang menggunakan material ramah lingkungan.

5) Developing programs to support employee well being, yaitu

mengembangkan berbagai program untuk menunjang terciptanya

kesejahteraan karyawan.

c. Konsep Triple Buttom Line

Istilah Triple Buttom Line pertama kali dipopulerkan oleh John

Elkingston (1997) dalam Nudianti (2013) menyatakan bahwa keberlangsungan

dan pertumbuhan perusahaan tidak semata-mata bergantung pada laba usaha

(profit), melainkan juga tindakan nyata yang dilakukan perusahaan terhadap

lingkungan (planet), dan keadilan (people). Dan semua dilakukan demi

terciptanya sustainable development (pembangunan berkelanjutan). keadaan

masyarakat tergantung pada ekonomi, dan ekonomi tergantung pada masyarakat

dan lingkungan, bahkan ekosistem global. Ketiga komponen triple buttom line

20
ini tidaklah stabil, melainkan dinamis tergantung kondisi dan tekanan sosial,

politik, ekonomi dan lingkungan, serta kemungkinan konflik kepentingan.

berikut penjabaran dari konsep Triple Buttom Line :

1) Profit

Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomis

yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2) Planet

Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan

keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini

biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan air bersih,

perbaikan pemukiman, pengembangan pariwisata dan lain sebagainya.

3) People

Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.

Beberapa program CSR yang sering dikembangkan oleh perusahaan

diantaranya: pemberian beasiswa bagi pelajar dilingkungan sekitar

perusahaan, pendirian sarana oendidikan dan kesehatan, penguatan

kapasitas ekonomi lokal dan lain sebagainya.

Keseimbangan Triple Buttom Line merupakan suatu upaya yang

bersungguh-sungguh untuk bersinergi dengan tujuan pembangunan

berkelanjutan yang secara konsisten mendorong keseimbangan ekonomi,

sosial dan lingkungan. Idealnya, tentu saja perusahaan melakukan

seluruh kegiatan Triple Buttom Line bagi para Stakeholders-nya. Namun,

21
hal yang terpenting sebenarnya, perusahaan melakukan CSR dengan

menekankan pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan

(sustainable development).

d. Tujuan CSR (Corporate social responsibility)

Menurut Satyo dalam Dhita (2009) ada beberapa tahap yang memotivasi

perusahaan melaksanakan CSR bagi masyarakat dan sekitarnya. Beberapa

motivasi perusahaan melaksanakan CSR, penjelasan menggambarkan tiga tahap

atau paradigma yang berbeda.

1. Corporate charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi

keagamaan.

2. Corporate philanthropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya

bersumber dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan

memperjuangkan pemerataan sosial.

3. Corporate citizensip, yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan

keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.

Berdasarkan ketiga motivasi tersebut dalam melaksanakan CSR perlu

menyatukan perusahaan dengan tanggung jawab yang ingin dilakukan

dan perlakuan tiap motivasi bukan terpisah melainkan suatu kesatuan.

e. Manfaat CSR (Corporate social responsibility)

Empat manfaat yang diperoleh perubahan jika mengimplementasikan

CSR menurut Arief (2009:113) adalah sebagai berikut:

22
1. Keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan, selain itu

perusahaan juga mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat

luas.

2. Perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap capital (modal).

3. Perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human

resource) yang berkualitas.

4. Perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal

kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan

menejemen resiko (risk management).

Menurut Dhita (2009:22) CSR dapat memberikan manfaat bagi

kelangsungan perusahaan:

1. Peningkatan Probabilitas bagi perusahaan dan kinerja finansial yang

lebih baik. banyak perusahaan-perusahaan besar yang

mengimplementasikan program CSR menunjukan kejadian nyata

terhadap investasi yang terjadi di perusahaan.

2. Menurunkan resiko benturan dengan komunitas masyarakat sekitar.

substansi keberadaan CSR sebenarnya adalah dalam rangka memperkuat

keberlanjutan perusahaan itu sendiri disebuah kawasan, dengan

membangun kerjasama antar stakeholder yang difasilitasi perusahaan

tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat

sekitar atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat

23
berpartisipasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang

terkait.

3. Mampu meningkatkan reputasi perusahaan. Social marketing dapat

dipandang sebagai pembangunan citra perusahaan (corporate Image

Building). Social marketing dapat memberikan manfaat dalam

membentuk brand image suatu perusahaan dalam kaitannya dengan

kemampuan perusahaan terhadap komitmen yang tinggi terhadap

lingkungan selain memiliki produk yang berkualitas tinggi.

2. Citra

Dalam perkembangannya, setiap perusahaan memiliki citra dari

masyarakat. Citra merupakan salah satu aset penting untuk organisasi atau

perusahaan. Berbagai citra perusahaan datang dari persepsi stakeholders

perusahaan yaitu investor, pelanggan, distributor, LSM, pemerintah, karyawan

dan komunitas.

a. Definisi Citra

Definisi citra menurut Frank Jefkins (Soemirat dan Ardianto, 2008:114)

adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalaman

seseorang mengenai fakta-fakta. Menurut Rhenald Kasali citra ialah kesan yang

timbuk karena pemahaman suatu kenyataan (2003:28).

Dari definisi citra diatas dapat disimpulkan bahwa citra itu adalah kesan

yang diciptakan oleh suatu organisasi melalui kegiatan-kegiatan agar publik

24
dari suatu organisasi itu mendapatkan pemahaman dan pengetahuan mengenai

organisasi tersebut. Citra perusahaan menunjukan kesan obyek terhadap

perusahaan yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari

berbagai sumber informasi yang terpercaya. Pentingnya citra perusahaan

dikemukakan oleh Gronroos (Sutisna, 2001:332) sebagai berikut:

1) Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal. Citra

positif memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi dan

mencapai tujuan secara efektif sedangkan citra negatif sebaliknya.

2) Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan

perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil,

kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat

memperbesar kesalahan tersebut.

3) Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas

pelayanan perusahaan.

4) Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak

internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi

sikap karyawan terhadap perusahaan.

25
b. Klasifikasi Citra

Adapun beberapa jenis citra yaitu (Jefkins, 2004:20):

a. Citra Bayangan

Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai

pandangan orang luar terhadap organisasi. Citra bayangan ini seringkali tidak

tepat bahkan hanya sekedar ilusi. Hal tersebut terjadi karena kurang

memadainya informasi atau pemahaman yang dimiliki oleh anggota organisasi

terhadap pendapat atau pandangan pihak luar. Dalam citra bayangan sering

sekali muncul ilusi dari anggota organisasi bahwa pihak luar meyukai

organisasi, padahal tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.

b. Citra yang Berlaku

Kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku adalah suatu citra atau

pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai organisasi. Citra yang

belaku juga tidak selamanya bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena

semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan pihak-pihak luar

yang pengetahuannya tentang organisasi terbatas.

c. Citra yang Diharapkan

Citra yang diharapkan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak

manajemen perusahaan. Citra yang diharapkan ini biasanya lebih baik dari citra

yang ada diperusahaan. Citra yang diharapkan biasanya dirumuskan dan

26
diterapkan untuk perusahaan yang relatif baru, karena publik masih belum

memiliki informasi mengenai perusahaan tersebut.

d. Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan,

bukan hanya sekedar dari citra produk atau pelayanannya. Citra perusahaan ini

terbentuk dri banyak hal, seperti sejarah perusahaan yang gemilang,

keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk keberhasilan

ekspor, hubungan indudtri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja,

kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen mengadakan

riset.

e. Citra Majemuk

Citra majemuk adalah citra yang melekat pada para karyawan

perusahaan dan nantinya bisa mempengaruhi citra perusahaan. Citra para

karyawan belum tentu sama baiknya dengan citra perusahaan, sehingga

biasanya perusahaan melakukan keseragaman seperti memakai seragam

perusahaan, menyamakan jenis dan warna mobil dinas dan lainnya. Semua hal

tersebut dilakukan agar menunjang dan mempromosikan identitas perusahaan

f. Citra yang Baik dan Buruk

Seorang publik figur dapat menyandang citra yang baik dan citra buruk,

semua itu berasal dari pihak luar. Sama halnya dengan perusahaan, perusahaan

27
juga dapat menyandang kedua citra yaitu citra baik dan citra buruk tergantung

bagaimana pihak luar menilai dan mendapatkan informasi mengenai

perusahaan. Citra yang baik dan buruk (the current image) yaitu citra yang

terdapat di publik eksternal yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut

miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal mengenai organisasi.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui

dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Solomon menyatakan semua sikap

bersumber pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki mengenai

organisasi tersebut (Soemirat dan Ardianto, 2008:114). Efek kognitif

(pengetahuan) sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra

terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima

seseorang.

c. Proses Terbentuknya Citra

Adapun model pembetukan citra ialah (Soemirat dan Ardianto,

2008:115) sebagai berikut:

Gambar 1.1: Bagan Model Pembentukan Citra

Sumber: Soemirat dan Ardianto (2008:115)

Kognisi

Stimulus Respon
Rangsang Persepsi Sikap
Perilaku

Motivasi

28
Model pembentukan citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang

berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi respons. Stimulus yang

diberikan pada individu dapat diterima ataupun ditolak. Jika stimulus ditolak

berarti proses selanjutnya tidak akan berjalan, dan bila diterima berarti ada

komunikasi dan perhatian dari individu dan prosesnya tetap berjalan (Soemirat

dan Ardianto, 2008:115).

Empat komponen yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap adalah

komponen yang dapat membentuk citra (Soemirat dan Ardianto,2008:115)

sebagai berikut :

a. Stimulus (rangsangan) diberikan maka masyarakat akan melakukan langkah-

langkah yang dianggapnya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.

b. Persepsi ialah hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan

dengan suatu proses pemaknaan. Artinya individu akan memberikan makna

terhadap stimulus berdasarkan pengalaman individu tersebut. Persepsi atau

pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh

rangsangan dapat memenuhi pengetahuan individu.

c. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus, sehingga

individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat

mempengaruhi perkembangan kognisi individu tersebut.

29
d. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang untuk mendorong keinginan

individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu

tujuan.

e. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dalam menghadapi

objek, ide, situasi atau nilai. Sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi.

Sikap juga menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan.

f. Respon perilaku adalah hasil dari proses-proses yang telah terjadi, bisa berbentuk

opini, persepsi dan pandangan dan dari semua itu akan menghasilkan citra, baik

citra positif maupun negatif.

Menurut Shirley Harrison (1995:71) informasi yang lengkap mengenai

citra perusahaan meliputi empat elemen sebagai berikut:

a. Corporate Identity

Komponen-komponen perusahaan yang mempermudah pengenalan

publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, slogan, gaya bangunan

atau tata ruang (Van Riel dalam Yamada 2014).

Birkigt and Stadler dalam Yamada (2014) mengemukakan terdapat

empat elemen penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur upaya

memperkenalkan perusahaan yaitu sebagai berikut

1. Behavior (tingkah laku), merupakan peranan yang sangat penting dalam

menciptakan corporate identity karena publik akan menilai perusahaan sesuai

dengan tingkah laku yang ditunjukkan oleh perusahaan tersebut. Sikap-sikap

30
dari perusahaan akan memberikan nilai lebih bagi perusahaan dimata

publiknya.

2. Communications (komunikasi), merupakan kegiatan komunikasi yang paling

fleksibel dimana adanya komunikasi timbal balik dan diharapkan adanya

feedback untuk mengetahui tingkat pengaruh dalam komunikasi tersebut.

3. Symbolism (simbol dan logo), dimana simbol melambangkan sifat implisit yang

diwakili oleh perusahaan. Simbol meliputi warna, bentuk bangunan, logo,

atribut, seragam perusahaan dan sebagainya.

4. Personalitiy (kepribadian), merupakan manifestasi dari persepsi diri

perusahaan

Pembentukan citra perusahaan dapat dilihat melalui identitas perusahaan yang

kemudian dipersepsikan pleh publik menjadi citra perusahaan. Citra perusahaan

merupakan keseluruhan kesan (keyakinan dan perasaan) terhadap suatu

organisasi, negara atau merek yang ada dibenak publik. Relasi antara identitas

perusahaan dan citra perusahaan adalah seperti gambar berikut:

Gambar 1.2

Behavior

Corporate
Personality Perception

Corporate Image
Corporate Identity
Sumber: Van Riel dalam Yamada (2014)

31
b. Reputasi

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran

berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan

transaksi sebuah bank.

c. Value

Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya

perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan

yang cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.

d. Personality

Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran

seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai

tanggung jawab sosial.

Setiap perusahaan pasti memiliki citra, baik itu citra positif ataupun

negatif. Perusahaan melakukan berbagai jenis aktivitas untuk memperoleh citra

perusahaan. Salah satu aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan adalah

program corporate social responsibility (CSR). Program CSR ini adalah

sebagai bentuk tanggung jawab dan kepedulian dari perusahaan terhadap

publiknya untuk memberikan kesejahteraan dan kemandirian kepada publiknya.

3. Pengaruh Unsur Corporate Social Responsibility Terhadap Citra

Perusahaan

Melalui program CSR, perusahaan memang tidak akan mendapatkan

profit atau keuntungan, harapan dari kegiatan tersebut yaitu berupa benefit citra

32
perusahaan (Untung, 2008). CSR yang berkelanjutan atau sustainability akan

berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan. Program CSR yang

dilakukan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan citra, maka perusahaan

harus memilih isu-isu CSR yang menarik dan mampu memperkuat reputasinya.

Isu yang menarik tersebut dapat diperoleh dari komunikasi yang memang

didesain secara terencana oleh perusahaan, dan dikemas secara menarik serta

sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Hal tersebut untuk meningkatkan citra

perusahaan. Salah satu kegiatan CSR yang menarik, misalnya berawal dari

aktivitas community development dan dapat dikomunikasikan kepada

stakeholders (Kusniadji, 2011).

F. Defenisi Konseptual

1. Unsur Program CSR

Unsur program CSR adalah program-program yang dapat memberikan

kemandirian dan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar yang menjadi target

sasaran program CSR tersebut. Pengaruh ini dapat terlihat setelah program CSR

dijalankan di lingkungan masyarakat, apakah membawa dampak positif atau

sebaliknya. Program CSR dapat dilihat dari unsur-unsur CSR yaitu continuity

and sustainability (berkesinambungan dan berkelanjutan), community

empowerment (pemberdayaan komunitas) dan two ways (dua arah). Artinya,

program CSR tersebut dapat memberikan kemandirian kepada masyarakat,

membuka komunikasi dua arah untuk menentukan program CSR apa yang tepat

33
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan yang paling penting adalah program

CSR tersebut berkelanjutan dan dapat memberikan kesejahteraan pada

masyarakat secara berkesinambungan. Program CSR yang efektif adalah yang

dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Hal tersebut salah satu

unsur yang amat penting untuk mencapai program. Selain itu, komunikasi dua

arah (Two ways) juga menjadi salah satu acuan untuk mencapai pengaruh

program CSR. Dimana komunikasi digunakan untuk membuat pemahaman

bersama antara perusahaan dan juga masyarakat. Komunikasi dua ara yang

dimaksud adalah dengan membuat forum komunikasi untuk masyarakat, adanya

feedback yang diterima dari setiap proses komunikasi. Komunikasi dua arah

sangat penting untuk mengetahui respon dari masyarakat terhadap program CSR

yang akan dilaksanakan, untuk mencari tahu kebutuhan masyarakat sekitar dan

juga untuk tetap membina hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat

sekitar.

2. Citra Perusahaan

Citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan

pengalaman seseorang mengenai fakta-fakta. Pengetahuan dan pengalaman

tersebut diperoleh oleh masyarakat melalui program-program CSR yang

dijalankan oleh PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo

Yogyakarta. Pengetahuan dan pengalaman tersebut yang membuat masyarakat

menilai apakah perusahaan tersebut baik dan mendukung kemandirian dan

34
kesejahteraan masyarakat atau bahkan tidak peduli terhadap keberadaan

masyarakat di sekitar pabrik.

Citra PT. Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta

yang ingin digapai adalah sebagai perusahaan yang peduli terhadap lingkungan,

dekat dengan masyarakat, cepat tanggap dalam penanganan keluhan masyarakat,

dan ingin memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat. Hal tersebut

dilakukan melalui pemberian program CSR untuk masyarakat dan para staff PT.

Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta dengan

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Menurut Shirley Harrison

(1995) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan meliputi empat

elemen sebagai berikut corporate identity, reputasi value dan personality.

G. Hubungan Antar Variabel

Hubungan variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah

(Kriyantono, 2006:21-23):

1. Variabel pengaruh (variabel bebas) adalah variabel yang diduga sebagai

penyebab dari variabel lain.

2. Variabel terpengaruh (variabel tergantung) adalah variabel yang diduga

sebagai akibat dari variabel lain yang mendahuluinnya.

Gambar 1.3 Skema Hubungan Antar Variabel

Variabel Independent (X): Variabel Dependent


(Y):
Unsur Program CSR
Citra Perusahaan 35
H. Hipotesis

Hipotesis ialah pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan

penelitian yang dikemukakan (Usman dan Akbar, 2008:38). Hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Terdapat pengaruh unsur program CSR terhadap citra PT. Madubaru

Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta.

2. Hipotesis Nol (H0)

a. Tidak terdapat pengaruh unsur program CSR terhadap citra PT.

Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta.

I. Definisi Operasional dan Pengukuran

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi operasional adalah

petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel

(Singarimbun, 1989:46).

1. Variabel Independen (X) : Pengaruh Unsur Program CSR

Pengaruh Program CSR merupakan tolak ukur dalam pencapaian tujuan

organisasi. Pengaruh program CSR dapat diukur melalui definisi operasional

sebagai berikut:

36
a. Continuity (Berkesinambungan)

Continuity merupakan salah satu unsur CSR yang penting. unsur

continuity ini berdasarkan pada long term perspective dan bukan program yang

dilakukan berdasarkan trend saja. Program CSR yang continuity dapat

memberikan kesejahteraan dan kemandirian pada masyarakat. Adapun

indikatornya ialah:

1. Program CSR dalam bentuk Kemitraan memberikan jaminan pinjaman

modal usaha kepada masyarakat.

2. Perusahaan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat untuk

mengembangkan usaha mitra binaan.

b. Sustainability (Berkelanjutan)

Sama halnya seperti continuity, sustainability ini juga merupakan salah

satu unsur CSR yang cukup penting. Program CSR yang berkelanjutan dapat

memberikan dampak postif kepada masyarakat. Melalui program CSR yang

berkelanjutan, kesejahteraan hidup masyarakat meningkat. Adapun indikatornya

adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan melakukan kegiatan binaan atau pendidikan kepada mitra

binaan.

2. Perusahaan melakukan monitoring setiap bulan kepada mitra binaan.

37
3. Perusahaan melakukan monitoring untuk melihat perkembangan usaha mitra

binaan.

4. Program Kemitraan menjadikan masyarakat sekitar mandiri dalam

mengembangkan usaha hingga pengembalian modal dengan tepat waktu.

c. Community Empowerment (Pemberdayaan Komunitas)

Dalam unsur ini, program CSR dibedakan dengan kegiatan yang bersifat

charity ataupun phylantrophy semata. Salah satu indikasi suksesnya program

CSR adalah adanya kemandirian yang lebih pada komunitas, sebelum program

CSR tersebut dilaksanakan untuk masyarakat (Rahman, 2009:14). Adapun

indikatornya adalah:

1. Program kemitraan memotivasi masyarakat untuk berwirausaha.

2. Program kemitraan mampu memberikan kesadaran berwirausaha untuk

masyarakat sekitar.

3. Program kemitraan menjadikan masyarakat memiliki kemandirian

berwirausaha.

d. Two Ways (dua arah)

Program CSR dapat berjalan dengan baik jika komunikasi yang

digunakan adalah komunikasi dua arah. Dalam komunikasi dua arah perusahaan

tidak lagi berperan sebagai komunikator saja, tetapi juga harus mendengarkan

aspirasi dari masyarakat tersebut. Komunikasi dua arah ini dapat mengetahui

apa saja kebutuhan dari masyarakat sehingga perusahaan dapat membuat

38
program CSR yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar (Rahman,

2009:14). Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan membuat forum komunikasi untuk menyebarkan informasi

mengenai program kemitraan untuk komunitas lokal.

2. Informasi mengenai program kemitraan yang disampaikan oleh pihak

perusahaan dapat diterima oleh masyarakat.

3. Informasi mengenai program kemitraan yang disampaikan oleh pihak dari

perusahaan dapat dipahami oleh masyarakat.

4. Aspirasi dari masyarakat Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa

Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan diterima oleh

perusahaan.

5. Program Kemitraan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan aspirasi

dari masyarakat.

2. Variabel Y: Citra Perusahaan

Citra perusahaan adalah salah satu tujuan yang diharapkan oleh

perusahaan. Citra perusahaan dapat diketahui melalui tanggapan dan kesan dari

masyarakat yang sudah merasakan hasil dari program CSR PT. Madubaru Pabrik

Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta. Adapun indikator citra (Shirley

Harrison, 1995:71) adalah sebagai berikut:

39
2.1.Corporate Identity

Komponen-komponen perusahaan yang mempermudah pengenalan

publik sasaran terhadap perusahaan seperti logo, warna, slogan, gaya bangunan

atau tata ruang (Van Riel dalam Yamada, 2014).

a. Behavior (tingkah laku), merupakan peranan yang sangat penting dalam

menciptakan corporate identity karena publik akan menilai perusahaan sesuai

dengan tingkah laku yang ditunjukkan oleh perusahaan tersebut. Sikap-sikap dari

perusahaan akan memberikan nilai lebih bagi perusahaan dimata publiknya.

b. Communications (komunikasi), merupakan kegiatan komunikasi yang paling

fleksibel dimana adanya komunikasi timbal balik dan diharapkan adanya

feedback untuk mengetahui tingkat pengaruh dalam komunikasi tersebut.

c. Symbolism (simbol dan logo), dimana simbol melambangkan sifat implisit yang

diwakili oleh perusahaan. Simbol meliputi warna, bentuk bangunan, logo, atribut,

seragam perusahaan dan sebagainya.

d. Personalitiy (kepribadian), merupakan manifestasi dari persepsi diri perusahaan.

Pembentukan citra perusahaan dapat dilihat melalui identitas perusahaan yang

kemudian dipersepsikan oleh publik menjadi citra perusahaan. Citra perusahaan

merupakan keseluruhan kesan (keyakinan dan perasaan) terhadap suatu

organisasi, negara atau merek yang ada dibenak publik. Adapun indikatornya

adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang peduli terhadap masyarakat sekitar.

40
b. Perusahaan yang ingin menjadikan Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa

Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan sebagai Desa yang

mandiri.

c. Membaur dengan masyarakat melalui program sosial yang dilaksanakan.

d. Perusahaan membuat forum komunikasi untuk masyarakat lokal.

e. Perusahaan memberikan program kemitraan untuk masyarakat sebagai bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan.

2.2.Reputasi

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran

berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti program CSR yang

sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kinerja para karyawan perusahaan dalam

memberikan pelayanan program CSR kepada masyarakat, dan program CSR

bermanfaat bagi masyarakat lokal.

a. Program kemitraan memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat.

b. Melalui adanya program kemitraan, masyarakat bisa menambah produksi usaha

mereka.

c. Penambahan produksi tersebut dapat meningkatkan jumlah pendapatan yang

diterima masyarakat.

d. Kinerja para karyawan memberikan pelayanan program kemitraan kepada

masyarakat adalah baik.

41
2.3.Value

Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya

perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap masyarakat, staff

perusahaan cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan dari masyarakat.

a. Membentuk hubungan yang harmonis dengan komunitas lokal.

b. Hubungan harmonis dibentuk melalui forum komunikasi dari perusahaan kepada

warga.

c. Perusahaan yang terbuka terhadap setiap keluhan warga mengenai perusahaan.

2.4.Personality

Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran

seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung

jawab sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial dengan tulus.

a. Program kemitraan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b. Perusahaan memberikan program kemitraan untuk masyarakat dengan tulus.

c. Program kemitraan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan

kepada masyarakat sekitar.

d. Program kemitraan perusahaan sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan

kepada masyarakat sekitar.

42
Tabel 1.1

Definisi Operasional

Variabel Dimensi Indikator Tingkat


Skala/Peng
ukuran

Variabel 1. Continuity 1. Program CSR dalam Ordinal/Skal


Pengaruh bentuk Kemitraan a Likert
(X): Unsur memberikan jaminan
Program pinjaman modal usaha
CSR kepada masyarakat
sekitar.
2. Perusahaan memberikan
kesejahteraan bagi
komunitas lokal untuk
mengembangkan usaha
mitra binaan.

2. Sustainability 1. Perusahaan melakukan


kegiatan binaan atau
pendidikan kepada mitra
binaan.
2. Perusahaan melakukan
monitoring setiap bulan
kepada mitra binaan.
3. Perusahaan melakukan
monitoring untuk melihat
perkembangan usaha
mitra binaan.
4. Program Kemitraan
menjadikan komunitas
lokal mandiri dalam
mengembangkan usaha
hingga pengembalian
modal dengan tepat
waktu.

3. Community 1. Program kemitraan Ordinal/Skal


Empowerment memotivasi komunitas a Likert
lokal untuk

43
berwirausaha.
2. Program Kemitraan
mampu memberikan
kesadaran berwirausaha
untuk komunitas lokal..
3. Program kemitraan
menjadikan komunitas
lokal memiliki
kemandirian
berwirausaha.
4. Two ways 1. Perusahaan membuat Ordinal/Skal
forum komunikasi untuk a Likert
menyebarkan informasi
mengenai program
Kemitraan untuk
komunitas lokal.
2. Informasi mengenai
Program Kemitraan yang
disampaikan oleh pihak
perusahaan dapat
diterima oleh komunitas
lokal.
3. Informasi mengenai
Program Kemitraan yang
disampaikan oleh pihak
dari perusahaan dapat
dipahami oleh komunitas
lokal.
4. Aspirasi dari komunitas
lokal Desa Tirtonirmolo,
Desa Ngestiharjo, Desa
Tamantirto, dan Desa
Bangunjiwo Kecamatan
Kasihan diterima oleh
perusahaan.
5. Program Kemitraan yang
diberikan oleh
perusahaan sesuai
dengan aspirasi dari
komunitas lokal.
Variabel 1. Corporate 1. Perusahaan yang peduli Ordinal/
tergantung identity terhadap komunitas skala likert
(Y): Citra lokal.
Perusahaan 2. Perusahaan yang ingin

44
menjadikan Desa
Tirtonirmolo, Desa
Ngestiharjo, Desa
Tamantirto, dan Desa
Bangunjiwo Kecamatan
Kasihan sebagai Desa
yang mandiri.
3. Membaur dengan
masyarakat melalui
program sosial yang
dilaksanakan.
4. Perusahaan membuat
forum komunikasi untuk
masyarakat lokal.
5. Perusahaan memberikan
program Kemitraan
untuk komunitas lokal
sebagai bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan.

2. Reputasi 1. Program Kemitraan Ordinal/


memberikan manfaat skala likert
yang baik untuk
komunitas lokal.
2. Melalui adanya program
Kemitraan, komunitas
lokal bisa menambah
produksi usaha mereka.
3. Penambahan produksi
tersebut dapat
meningkatkan jumlah
pendapatan yang
diterima komunitas
lokal.
4. Kinerja para karyawan
memberikan pelayanan
program Kemitraan
kepada komunitas lokal
adalah baik.
3. Value 1. Membentuk hubungan Ordinal/skal
yang harmonis dengan a likert
komunitas lokal.

45
2. Hubungan harmonis
dibentuk melalui forum
komunikasi dari
perusahaan kepada
warga.
3. Perusahaan yang terbuka
terhadap setiap keluhan
warga mengenai
perusahaan.
4. Personality 1. Program Kemitraan Ordinal/skal
perusahaan sesuai dengan a likert
kebutuhan komunitas
lokal.
2. Perusahaan memberikan
program Kemitraan untuk
komunitas lokal dengan
tulus.
3. Program Kemitraan
perusahaan sebagai
bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan kepada
komunitas lokal.
4. Program Kemitraan
perusahaan sebagai
bentuk kepedulian sosial
perusahaan kepada
komunitas lokal.

J. Metodelogi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif, karena dalam

penelitian ini peneliti ingin menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih

dalam penelitian ini. Penelitian ini juga digunakan untuk mengetahui mengapa

situasi terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Kriyantono,

2006:31).

46
2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, karena informasi

dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Penelitian

kuantitatif (Singarimbun, 1989:3) adalah penelitian yang mengambil sampel dari

satu populasi dan menggunakan kuseioner sebagai alat pengambilan data.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 4 Desa yaitu meliputi Desa Tirtonirmolo, Desa

Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul.

4. Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah penerima program CSR yaitu komunitas lokal atau mitra

binaan yang tinggal di Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto,

dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga

(Singarimbun, 1995:152). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga

yang menjadi mitra binaan di Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa

Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul.

Karena dalam penelitian ini jumlah populasinya tidak terlalu besar, maka peneliti

menggunakan teknik total sampling. Jumlah sampel yang akan menjadi subjek

penelitian sebesar 131 responden.

47
6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data (Kriyantono, 2006:91) adalah teknik atau cara-

cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang akan diteliti. Data yang

dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

a. Data primer merupakan data yang didapat langsung dari sumbernya dengan

melakukan penelitian langsung dilapangan. Dalam teknik penelitian ini,

peneliti akan memberikan kuesioner (daftar pertanyaan yang harus diisi)

kepada responden. Data dari penelitian ini didapat dari kuesioner yang telah

diisi oleh responden (komunitas lokal). Kuesioner diberikan secara langsung

kepada komunitas lokal yang tinggal di Desa Tirtonirmolo, Desa

Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan

Kabupaten Bantul.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan mengenai

struktur organisasi, program CSR yang dilakukan perusahaan, buku-buku

dan literatur mengenai pengaruh program CSR, citra dan komunitas lokal.

7. Uji Instrument Penelitian

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang

diinginkan (Singarimbun,1989:122). Uji validitas dilakukan terhadap

kuesioner yang digunakan sebagai alat pengumpul data kepada 30 responden

yang memiliki karakter dan ciri yang sama dari responden sebenarnya.

48
n XY  ( X )( Y )
rxy 
{n X 2  ( X ) 2 }{n Y 2  ( Y ) 2 }

Keterangan:
rxy = koefisien korelasi Product Moment

N = banyaknya item

X = angka mentah untuk variabel X

Y= angka mentah untuk variabel Y

Uji validitas pada penelitian ini akan menggunakan rumus korelasi product

moment. suatu instrument dinyatakan valid jika r hitung > r tabel.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan” (Singarimbun, 1989:140).

Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam

mengukur gejala yang sama.

 k    b 
r11   1  
 k  1 
2

Vt 2 

keterangan: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

 2
b = jumlah varian butir/item

Vt 2 = varian total

49
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan

teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

8. Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat eksplanatif sehingga teknik analisis data yang

digunakan adalah analisis data infrensial. Berikut adalah penjabaran teknik

analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jenis data

masing-masing variabel, antara lain:

a. Regresi Linear Sederhana

Teknik uji regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun

kausal variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan

umum regresi linear sederhana adalah (Sugiyono, 2008: 270) :

Keterangan: Y’ = a +bX

Y’ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = Harga Y bila X= 0

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik

tetapi bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

50
BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah dan perkembangan PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta di tahun 1941 mempunyai banyak sekali pabrik gula, di

wilayah yang kurang lebih luasnya 3.1850.80 km2 terdapat 17 pabrik gula, yaitu

: PG Randu Gunting, PG Tanjungtirto, PG Kedaton Pleret, PG Wonocatur, PG

Padokan, PG Bantul, PG Barongan, PG Sewu Galur, PG Gondonglipuro, PG

Pundong, PG Gesikan, PG Rewulu, PG Demakijo, PG Cebongan, PG Beran, PG

Medari, dan PG Sendangpitu.

Seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya banyak pabrik gula yang

mengalami gulung tikar, hal ini disebabkan karena harga gula yang jeblok.

Selain itu, pada tahun 1931 terjadi kesepakatan perdagangan gula yang

kemudian dikenal sebagai Charbourne Agreement, dimana dalam perjanjian itu

disebutkan bahwa pemerintah Belanda diharuskan mengurangi jum lah produksi.

Pulau Jawa hanya mendapatkan jatah 1,4 ton per tahun jumlah produksinya yang

tadinya sekitar 3 ton. Inilah kemudian, yang menyebabkan tumbangnya pabrik –

pabrik gula, tak terkecuali di Yogyakarta. Sekitar sembilan pabrik gula saja yang

masih mampu bertahan akibat perjanjian ini, yakni: PG Tanjungtirto, PG

Kedaton Pleret, PG Padokan, PG Gondang Lipuro, PG Gesikan, PG Cebongan,

PG Beran serta PG Medari.

Sangat disayangkan pada masa setelah kemerdekaan, pabrik–pabrik gula

yang masih tersisa itu dibumi hanguskan oleh Belanda. Tepatnya, pada tanggal

51
19 Desember 1948, Belanda menerjunkan tentara pasukannya di lapangan

terbang Maguwo (Adisutjipto), mereka hendak menguasai kota Yogyakarta

sebagai satu–satunya daerah pertahanan Republik Indonesia. Peperangan pun

tidak dapat dihindari pada saat itu, Belanda melakukan agresi militernya untuk

menjalankan misinya menguasai Yogyakarta. Bangunan–bangunan yang ada,

seperti: jembatan, jalan, sisa–sisa pabrik gula dibumi hanguskan.

Pembumi hangusan ini juga dialami oleh PG Padokan, PG ini menjadi

PG terakhir yang dibumi hanguskan. Hal ini terjadi karena tempat ini adalah

tempat yang digunakan Belanda untuk menghubungkan pasukannya yang berada

di Bantul. Entah apa penyebabnya, pabrik ini pada saat itu dapat dijarah oleh

rakyat. Seiring dengan berjalannya waktu dan nasib baik yang ada, PG ini

kemudian dapat didirikan kembali dengan diberi nama PG Madukismo.

Dengan berbagai pertimbangan, PG Madukismo akhirnya didirikan di

bekas PG Padokan, karena semua memang ada dua alternatif dalam mendirikan

pabrik ini yakni di bekas PG Padokan atau PG Gesikan. Sri Sultan Hamengku

Buwono IX mempunyai peran yang sangat besar atas berdirinya PG Madukismo

ini. Maka dari itulah kemudian pemerintah pusat memberikan penghargaan

kepada Sultan HB IX dengan didirikannya satu pabrik gula baru di daerah

Yogyakarta atas jasa–jasa beliau yang dengan semangat dan peran aktifnya

untuk melawan Belanda saat itu.

Pendirian PG Madukismo ini dimaksudkan untuk ikut serta memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat, yang saat itu tidak mempunyai pekerjaan.

52
Pendirian pabrik ini tentunya akan dapat menampung banyak tenaga kerja,

karena banyak pihak yang nantinya akan terlibat di dalam proses produksi gula.

Petani akan terlibat dalam proses penanaman tebu sebagai bahan dasar

pembuatan gula, juga orang–orang Yogyakarta sendiri akan dapat bekerja disini.

Pada tahun 1955, akhirnya PG Madukismo telah berhasil didrikan.

Selain memproduksi gula, PG Madukismo juga memproduksi spritus. Antara

Pabrik Gula dan Pabrik Spritus sebenarnya sama–sama berdiri di tahun 1955

atas kerjasama pemerintah RI dengan Republik Demokrasi Jerman, namun baru

di tahun 1959 Pabrik Spritus baru selesai dikerjakan dan kemudian berproduksi.

Tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955, PG dan PS Madukismo dibentuk

menjadi badan usaha, dengan kepemilikan saham 75 % milik keluarga Kraton

Sri Sultan HB IX dan 25 % dari pemerintah Republik Indonesia. Setelah resmi

menjadi Badan Usaha, kemudian diresmikan oleh presiden Soekarno, pada 29

Mei 1958.

Berikut adalah susunan staf Direksi Pertama PG/PS Madukismo :

1. Dewan Komisaris terdiri dari wakil–wakil Departemen yang terkait

diantaranya Departemen Pertanian, Departemen Keuangan,

Departemen Perdagangan, Departemen Perekonomian, Departemen

Perindustrian dan lainnya.

2. Presiden Direktur : Sri Sultan Hamengku Buwono IX

3. Wakil Presiden Direktur : Sri Paduka Paku Alam VIII

4. Direktur Umum : Prof. Ir. Soegiman

53
5. Direktur Teknik : Ir.Soehartojo

6. Sekretaris : Soejono

7. Kepala Bagian Tata Usaha dan Keuangan : Soeharsono

8. Kepala Bagian Perburuhan dan Sosial : Syarif Dharjono.

Setelah berhasil didirikan, kemudian langkah–langkah selanjutnya

adalah dengan mendatangkan alat–alat untuk proses produksi. Berbagai alat itu

pun di datangkan dari Jerman Timur, termasuk juga teknisinya yang pada saat

itu berjumlah 250 dengan berdatangan secara bergiliran ke Yogyakarta.

Pada awal berdirinya, pabrik gula ini adalah P2G Madubaru PT yang

membawahi Pabrik Gula dan Pabrik Spritus. Namun, pada tahun 1961

pemerintah memberlakukan politik Nasionalisasi perusahaan swasta, akhirnya

PT. Madubaru dirubah menjadi Perusahaan Negara dan berada di bawah

pengawasan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara

(BPUPPN) yang menjadi induk dari perusahaan – perusahaan di Indonesia yang

kurang lebih berjumlah 50 buah.

Lima tahun berlalu dari tahun 1961, yakni pada tahun 1966 BPUPPN

pun dibubarkan, kemudian PT. Madubaru memilih untuk membentuk perseroan

terbatas sampai sekarang, yakni PT. Madubaru yang membawahi PG dan PS

Madukismo, dengan kepemilikan saham terbesar dari keluarga Sultan. Atas

persetujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX juga lah, pada tanggal 4 Mei

1984, PT. Madubaru dikelola oleh pemerintah untuk dikelola PT Rajawali

54
Nusantara Indonesia (RNI), ditunjuk untuk mengelolanya. Berdasarkan kontrak

manajemen selama 10 tahun pertama (1 April 1984 sampai 31 Maret 1994)

ditanda tangani kesepakatan tersebut.

1. Lokasi dan Kondisi Geografis Perusahaan

PG/PS Madukismo terletak di Pedukuhan Padokan, Desa Tirtonirmolo,

Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari

Kota Yogyakarta, hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit saja untuk sampai

di PG/PS Madukismo ini. Berada pada ketinggian 84 meter dari permukaan

laut, secara geografis PG/PS Madukismo ini pun terletak pada wilayah yang

sangat strategis, yakni berada dekat sungai besar (Winongo dan Bedok),

sehingga sangat memudahkan untuk proses irigasi. Dengan luas sekitar 30 ha

PG/PS Madukismo memang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi

wisatawan. Hal ini dikarenakan sejak awal berdirinya PT. Madubaru memang

mempunyai tekad untuk menjadikan PG Madukismo sebagai Agrowista yang

nantinya menjadi salah satu bagian dari bisnis untuk dapar mendukung provitasi

perusahaan. Untuk itulah, berbagai fasilitas ataupun sarana – prasaranya

dibangun untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya :

1. Membangun lintasan rel lokomotif

2. Melakukan perbaikan – perbaikan fasilitas gedung Madu Candhya

3. Perbaikan terhadap tata kelola perusahaan, seperti : penghijauan.

55
2. Visi dan Misi PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

2.1. Visi

PT. Madubaru menjadi perusahaan Agro Industri yang unggul di Indonesia

dengan petani sebagai mitra sejati.

2.2. Misi

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang

ramah lingkungan, dikelola secara profesional dan inovatif,

memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan serta

mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis ini.

d. Menempatkan karyawan dan Stakeholders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan

pencapaian Shareholder Values.

3. Struktur Organisasi

Suatu perusahaan tentunya membutuhkan pembagian kerja antar

karyawan, agar nantinya saling berkesinambungan dan mampu mengelola

perusahaan sebagaimana mestinya. Begitu pula, PG/PS Madukismo yang juga

56
membutuhkan pembagian kerja karyawan untuk dapat melaksanakan proses

produksinya. Pembagian kerja tersebut tentunya didasarkan pada kemampuan

ataupun jabatan yang dimiliki karyawan. Adapun pembagian kerja di PG/PS

Madukismo tersebut, dapat dilihat dari struktur organisasi perusahaan sebagai

berikut.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Madubaru

DEWAN PENASEHAT
KOMISARIS

SEK.DEKOM

DIREKTUR

SPI

GENERAL
MARKETING

PEMA INSTA PABR SPRIT TANA AKT & SDM &


SARA LASI IKASI US MAN
NA KEU UMUM

KEPALA BAGIAN

57
1. Direksi

Mempunyai fungsi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan

untuk melaksanakan kebijakan umum perusahaan. Sedangkan untuk

tugasnya, diantaranya : menetapkan strategi – strategi untuk mencapai

tujuan perusahaan, menyusun jangka panjang perusahaan, serta

menetapkan kebijakan dan pedoman penyusunan anggaran tahunan.

2. General Manager

Mempunyai fungsi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan

sesuai dengan kebijakan yanhg telah ditetapkan oleh direksi. Sedangkan

untuk tugasnya, antara lain: menetapkan strategi untuk mencapai tujuan

perusahaan, menetapkan ketentuan pelaksanaan kebijakan direksi,

membantu direksi dalam menyusun rencana jangka panjang perusahaan,

serta melaksanakan kebijakan dan pedoman penyusunan anggaran

tahunan.

3. Kepala Departemen Akutansi dan Keuangan

Mempunyai fungsi untuk melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan

General Manager dalam bidang keuangan, anggaran, personalia, serta

nantinya mampu memimpin divisi akutansi dan keuangan untuk

mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Sedangkan untuk tugasnya

adalah untuk menjalankan kebijakan Direksi dan ketentuan General

58
Manager dalam bidang keuangan, personalia, pengolahan dan data

akuntansi perusahaan.

4. Kepala Bagian Instalasi

Mempunyai fungsi untuk membantu Kepala Bagian Pabrik Gula dan

Pabrik Spritus dalam melaksanakan kebijakan Direksi dan ketentuan

administrator dalam pengoperasian, pemeliharaan (reparasi) mesin dan

alat – alat pabrik, serta nantinya memimpin seksi–seksi lain untuk

menjalankan fungsinya dengan baik. Sedangkan untuk tugas – tugasnya,

antara lain : melakukan kerjasama dengan Kepala Bagian Tanaman

untuk melakukan pengelolaan dan pemeliharaan alat–alat pabrik, sebagai

penentu kebijakan dalam pengadaan alat–alat, menjaga seluruh operasi

instalasi guna kontinuitas penyediaan jasa, dan termasuk juga

melaksanakan rencana penggunaan instalasi.

5. Kepala Bagian Tanaman

Mempunyai fungsi dalam membantu General Manager untuk

melaksanakan berbagai hal yang menyangkut kebijakan Direksi dalam

bidang penanaman yang merupakan bahan baku pabrik gula. Sedangkan

untuk tugas–tugasnya, antara lain: melaksanakan pencapaian target

penanaman tebu bibit unggul, serta melakukan pemilihan terhadap

komposisi jenis tebu, jadwal penanaman dan penebangan serta termasuk

alat pengangkut tebu.

59
6. Kepala Bagian Pabrikasi

Mempunyai fungsi untuk membantu Kepala Bagian Pabrik Gula dan

Spritus dalam melaksanakan kebijakan Direksi dan ketentuan General

Manager. Sedangkan untuk tugas– ugasnya, antara lain: melakukan

pengawasan terhadap baku mutu, penimbangan serta pembungkusan

gula, melakukan pengendalian terhadap proses produksi gula dan spritus,

serta tugas utamanya adalah melakukan perencanaan terhadap produksi

gula.

7. Kepala Bagian Pabrik Alkohol dan Spiritus

Mempunyai fungsi untuk melakukan pengolahan alcohol dan spritus,

serta memimpin seksinya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan. Sedangkan untuk diantara tugas–tugasnya, adalah:

melakukan perencanaan produksi alkohol dan spritus, pengendalian

terhadap proses produksi alcohol dan spritus untuk memenuhi targer

produksi, serta melaksanakan pengawasan mutu alkohol dan spiritus.

8. Kepala Bagian Pemasaran

Mempunyai fungsi untuk melakukan pemasaran terhadap gula, alkohol,

dan juga spritus. Mulai tahun 1998 sampai sekarang PG/PS Maduksimo

menjual sendiri gula hasil produksinya, sedangkan untuk alcohol dan

spritus pemasarannya diatur sendiri oleh Perusahaan melalalui

60
distributor–distributor yang berasal, dari daerah: Jakarta, Tegal,

Semarang, Solo, Surabaya, dan Yogyakarta.

9. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum

Mempunyai fungsi terhadap pengawasan keseluruhan sumber daya

manusia dalam hal ini adalah karyawan PG/PS Madukismo, baik

terhadap kinerjanya, keselamatan kerjanya, dan juga jaminan kerja atau

fasilitas – fasilitas yang harus diberikan kepada karyawan untuk

menunjang kinerja mereka.

4. Aktifitas Perusahaan

4.1. Perkembangan Perusahaan

Sejak awal berdiri, yakni di tahun 1955 PG/PS Madukismo telah

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Adapun kronologi

perkembangan PT. Madubaru ini adalah sebagai berikut :

Tahun 1955 – 1962 :

Perusahaan Swasta ( PT )

Tahun 1962 – 1966 :

Berdasarkan kebijakan yang diambil pemerintah RI yang mengambil ahli

fungsi perusahaan, maka PG/PS Madukismo bergabung dengan perusahaan

negara dibawah BPU–PPN (Badan Pimpinan Umum – Perusahaan Negara).

61
Tahun 1966 :

BPU Bubar, semua perusahaan – perusahaan gula yang ada di Indonesia,

boleh memilih, tetap sebagai perusahaan negara ataupun swasta. PT.

Madubaru memilih perusahaan swasta.

Tahun 1966 – 1984 :

PT Madu baru kembali menjadi perusahaan swasta dengan susunan direksi,

dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Presiden Direktur.

Tahun 1984 – 2004 :

Pada tanggal 4 Maret 1984–24 Februari 2004, diadakan kontrak

management dengan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang

merupakan salah satu BUMN milik Departemen Keuangan republik

Indonesia.

Tahun 24 Februari 2004 – sekarang :

PT Madu Baru menjadi perusahaan mandiri yang dikelola secara profesional

dan independent.

4.2. Sumber Daya Manusia

Suatu perusahaan tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang

terampil dan berkompeten untuk dapat melakukan proses produksi. Tidak

terkecuali PG/PS Madukismo yang dalam membuatan gula maupun spritus

62
juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten. Di PG/PS

Madukismo sendiri, penggolongan karyawannya dapat dibedakan sebagai

berikut :

1. Penggolongan Karyawan berdasarkan sistem pengupahannya

a. Karyawan tetap

- Karyawan pimpinan

- Karyawan pelaksana

Sistem pengupahan untuk karyawan tetap ini diatur

tersendiri dalam PKB antara Serikat Pekerja dengan Direksi.

b. Karyawan tidak tetap

- Karyawan Kerja Waktu Tertentu/KKWT (hanya bekerja pada

masa produksi)

- Karyawan Borong (hanya bekerja bila ada pekerjaan borong)

Sistem pengupahannya mengacu pada upah minimum

Propinsi yang berlaku.

63
Jumlah Karyawan :

Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Madubaru

Tahun 2015

Karyawan Pimpinan 60 orang

Karyawan Pelaksana 432 orang

KKWT 844 orang

Borongan 3.000 orang

Jumlah 4.336 orang

Sumber: Arsip PT. Madubaru

2. Organisasi Karyawan Tetap :

PT Madubaru mulai tahun 2000 telah membentuk Serikat Pekerja

PT MaduBaru/SPPT MaduBaru, dan mulai tahun 2001 telah disyahkan

melalui Perjanjian Kerja Bersama (PKB), dimana di dalamnya diatur

mengenai hak dan kewajiban karyawan dan perusahaan.

3. Jaminan Sosial

- Program JAMSOSTEK (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk semua

karyawan

- Hak pensiun untuk karyawan tetap (Pimpinan dan Pelaksana)

64
- Program TASKAT (Tabungan Asuransi Kesejahteraan Hari Tua)

untuk karyawan dan kampanye

- Koperasi karyawan dan pensiunan PT Madu Baru

- Perumahan dinas untuk karyawan tetap

- Poliklinik dan klinik KB perusahaan untuk semua karyawan

- Taman kanak – kanak perusahaan, untuk karyawan dan umum

- Sarana olah raga untuk karyawan tetap dan kesenian

- Pakaian dinas untuk karyawan tetap, kampanye musiman

- Biaya pengobatan

- Rekreasi karyawan dan sekeluarga.

5. Community Relations PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

PT. Madubaru PG-PS Madukismo senantiasa memelihara hubungan

yang baik dengan masyarakat sekitar, hal ini mereka lakukan dengan penuh

kesadaran bahwa memang antara perusahaan dan masyarakat adalah satu

kesatuan yang saling berinteraksi. Untuk itulah PT. Madubaru PG-PS

Madukismo senantiasa berupaya untuk dapat ikut serta memberikan

kesejahteraan bagi masyarakat sekitar.

65
Disamping sebagai salah satu tanggung jawab sosial yang memang harus

diberikan oleh perusahaan, ini juga merupakan salah satu bagian integral dari

strategi perusahaan. Sejak awal berdirinya PG/PS Madukismo memang telah

menyadari bahwa kesuksesan perusahaan tidak hanya ditentukan oleh faktor

keuntungan (profit) semata, namun kemampuan untuk memberikan

kesejahteraan kepada masyarakat sekitarnya juga berada di dalamnya.

Dalam membuat suatu program untuk memberikan kesejahteraan kepada

masyarakat itu, PG/PS Madukismo tidak bekerja sendiri, melainkan juga

melakukan kerjasama dengan petani, pemasok, industri berbagai lembaga

pemerintah, pemerintah daerah serta non pemerintah untuk nantinya bersama –

sama berumuskan dan membuat program yang efektif dan tepat guna dalam

program sosial tersebut.

Hubungan baik antara perusahaan dan masyarakat sekitar (Community

Relations) memang terus dibina. Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan

dalam membina hubungan kemasyarakatan dengan masyarakat sekitar ini pun,

perusahaan dapat berpikiran lebih maju, uyakni tidak hanya sebatas mencari

keuntungan (Profit Oriented) semata, namun juga mampu memberikan hal–hal

yang berguna bagi msayarakat. Dengan ketelatenan tersebut, memang telah

memberikan hasil yang maksimal, yakni hubungan dengan lingkungan sosial

dan juga tokoh masyarakat mampu berjalan dengan sangat baik. Untuk lebih

mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar, PT. Madubaru pun berupaya untuk

melibatkan masyarakat di setiap tahunnya, yakni sebelum musim giling tiba

66
pada acara cembengan dan wayang kulit semalam suntuk di dua tempat di pantai

Parangkusumo.

Saat bulan puasa tiba, PG/PS Madukismo juga selalu mengadakan acara

buka puasa yang diperuntukan bagi masyarakat sekitar. Tidak berhenti disitu

saja, hampir setiap tahunnya juga mengadakan sunatan massal dan donor darah

untuk masyarakat sekitar. Berbagai program – program yang telah berhasil

diadakan tersebut, memang senantiasa dipertahankan dan ditingkatkan. Bahkan,

pada tahun 2007, berhasil melakukan Program Bina Lingkungan, yang dikemas

dalam bentuk pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar dengan bekerja sama

dengan Puskesma Kecamatan Kasihan , program ini memang mampu menarik

perhatian masyarakat, terbukti tak kurang dari 500 masyarakat yang ikut

berpartisipasi.

Kedekatan dengan seluruh stakeholders memang senantiasa dipelihara,

salah satunya adanya dengan masyarakat sekitar (komunitas) tersebut. Dalam

program – program yang telah dibuat PG/PS Madukismo itu, juga terdapat

Program Kemitraan yakni memberikan pinjaman kepada para pengusaha kecil

seperti bengkel motor, usaha meubel, kelontong, usaha gorengan, dan

sebagainya.

PG/PS Madukismo juga berupaya untuk tidak mencemari lingkungan

sekitar, dengan berupaya memperbaiki proses yang ada di dalam pabrik, seperti

mengadakan Dust Collector, Mahkota Cerobong, Water Treatment Plant yang

67
nantinya berfungsi untuk mengurangi polusi akibat sisa pembakaran ketel.

Selain itu juga melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap limbah

cairnya. Kesemuanya ini, memang dilakukan PG/PS Madukismo sebagai wujud

kepeduliannya kepada masyarakat sekitar dalam membina hubungan baik serta

untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Kepedulian PG Madukismo itupun telah teruji di tahun 2007 lalu, yakni

pada awal bulan Desember ada tuntutan dari kelompok tani Mina Mitra Usaha

Dusun Miri, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Dimana saat itu, mereka mengira

bahwa kematian ikan di kolam–kolam mereka akibat limbah cair dari PG

Madukismo. Menerima tuntutan masyarakat tersebut, PG Madukismo kemudian

mengambil langkah dengan meneliti kandungan limbahnya dengan meminta

bantuan Bapedal. Dari hasil penelitian yang dilakukan Bapedal membuktikan

bahwa kematian ikan–ikan tersebut bukan berasal dari limbah gula. Namun

demikian, setalah melakukan musyawarah dengan dihadiri Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan dan juga masyarakat sekitar, PG Madukismo akhirnya

memberikan dana kepedulian sebesar 20 juta kepada setiap kelompok tani. Ini

merupakan santunan yang diberikan sebagai bentuk kepedulian atas apa yang

dialami oleh masyarakat, karena dalam hal ini PG Madukismo tidak bersalah.

Inilah program–program Community Relations dalam bentuk Program

Bina Lingkungan dan Kemitraan, yang selama ini telah dijalankan oleh PG

Madukismo, sebagai salah satu cara untuk membina hubungan yang baik

dengan masyarakat sekitar. Dalam hal ini, juga mereka anggap sebagai wujud

68
tanggung jawab sosial serta merupakan bagian integral dari perusahaan itu

sendiri untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakt sekitar.

B. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

Pada pelaksanaan PKBL, BUMN membentuk unit tersendiri yang

khusus melaksanakan PKBL. Unit tersebut disebut dengan Unit PKBL. Unit ini

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi perusahaan secara

keseluruhan. Unit PKBL PT. Madubaru berada dibawah koordinasi PKBL PT.

RNI meskipun sumber

dana untuk PKBL yang dilaksanakan berasal dari PT. Madubaru. Pada struktur

organisasi PT. Madubaru, Unit PKBL merupakan bagian dari Bagian

Akuntansi dan Keuangan. Pada Unit PKBL tersebut terdapat seorang staf

PKBL dan seorang asisten PKBL. Staf dan asisten PKBL tersebut bertanggung

jawab kepada Kepala Bagian Akuntansi dan Keuangan yang bertanggung jawab

secara langsung kepada Direktur.

Unit PKBL PT Madubaru adalah lembaga pembinaan usaha kecil dan

koperasi di lingkungan PT. Madubaru yang keberadaan dan kegiatannya

merupakan penugasan dari pemerintah untuk ikut memberdayakan usaha

kecil dan koperasi terutama yang berada di sekitar wilayah PT. Madubaru guna

mendukung kelancaran dan keharmonisan dalam kegiatan operasional

perusahaan. Selain itu, juga untuk memberdayakan kondisi sosial masyarakat di

sekitar perusahaan melalui kegiatan bina lingkungan.

Sumber dana untuk kegiatan PKBL ini berasal dari alokasi laba setelah

69
dikurangi pajak sebesar 1%-3% untuk program kemitraan dan jasa administrasi

pinjaman/marjin, bunga deposito atau jasa giro dari dana program kemitraan

setelah dikurangi beban operasional, sedangkan untuk program bina lingkungan

sebesar maksimal 1% dari penyisihan laba setelah dikurangi pajak dan

hasil bunga deposito atau jasa giro dana program bina lingkungan. Selama

3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2011, 2012, dan 2013, jumlah dana secara

keseluruhan yang telah dimanfaatkan untuk kegiatan PKBL dapat

dilihat pada tabel. Sedangkan dana PKBL yang dimanfaatkan pada tahun

2014 sedang dalam proses dan belum ada laporan akhirnya, sehingga belum

dapat dipublikasikan.

Tabel 2.2 Alokasi Dana untuk Pelaksanaan Kegiatan PKBL PT.

Madubaru Periode 2011-2013

Bentuk Kegiatan Tahun

2011 2012 2013

Pinjaman 822.000.000,- 734.000.000,- 868.000.000,-

Hibah 12.617.350,- 17.647.640,- 24.587.618,-

Bina Lingkungan 60.115.000,- 48.065.500,- 13.734.200,-

Sumber: Laporan Tahunan PKBL Tahun 2011-2013.

Terhadap kegiatan PKBL ini, berdasarkan Keputusan Menteri BUMN

Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik

Negara dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan, selain memiliki kewajiban

70
membentuk Unit PKBL, PT. Madubaru memiliki beberapa kewajiban sebagai

berikut:

1. Menyusun Standard Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan

PKBL.

2. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PKBL

3. Melakukan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan

menetapkan calon mitra binaan secara langsung.

4. Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada

mitra binaan dan dana program bina lingkungan kepada masyarakat.

5. Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap mitra binaan.

6. Mengadministrasikan kegiatan pembinaan.

7. Melakukan pembukuan atas kegiatan PKBL.

8. Menyampaikan laporan pelaksanaan PKBL yang meliputi laporan

berkala, baik laporan triwulan maupun tahunan.

Pembukuan atas program kemitraan dan bina lingkungan yang

dilakukan oleh PT. Madubaru dibuat secara terpisah dari pembukuan

perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan terwujudnya transparansi

dalam pembukuan.

71
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Bagian Program Kemitraan dan Bina

Lingkungan (PKBL) PT. Madubaru

Direktur/Penanggung Jawab

Rahmat Edi Cahyono

Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian PKBL (Pembina)

Irwan Revianto Rares Muhammad Ruslani

Assistant PKBL

Hanafi

1. Program Bina Lingkungan

Program bina lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi

sosial masyarakat oleh BUMN di wilayah usaha BUMN tersebut melalui

pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Masyarakat sasaran program bina

lingkungan meliputi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar perusahaan

atau masyarakat yang berada di wilayah kerja pabrik (tidak di sekitar

perusahaan namun dekat dengan perkebunan tebu yang dikelola perusahaan).

Program bina lingkungan PT. Madubaru diwujudkan dalam bentuk:

a. Pendidikan Masyarakat.

72
b. Kesehatan masyarakat.

c. Pengembangan sarana umum.

d. Penyediaan sarana ibadah.

e. Bencana alam.

f. Pelestarian alam.

Realisasi program bina lingkungan ini dapat berasal dari inisiatif

perusahaan maupun inisiatif dari masyarakat. Apabila inisiatif pelaksanaan

program bina lingkungan datang dari perusahaan, maka terlebih dahulu akan

dilakukan survey untuk mendapatkan masukan dari masyarakat sasaran.

Setelah itu dimintakan persetujuan Direktur dan kemudian kegiatan dapat

langsung direalisasikan. Apabila inisiatif berasal dari masyarakat, maka

realisasinya didasarkan pada rekomendasi dari Direktur setelah sebelumnya

masyarakat mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan dari PT.

Madubaru.

Pengembangan saran umum yang pernah dilakukan antara lain

pengaspalan jalan, pengecoran jalan, pembuatan saluran air,

pembangunan pos ronda, pembuatan jembatan, dan sebagainya. Pelayanan

kesehatan baru dilakukan 1 (satu) kali tepatnya pada tahun 2007 yaitu di

Kecamatan Kasihan, Bantul. Kegiatan tersebut terealisir karena ada kerja

sama dengan Puskesmas setempat yaitu dengan mengadakan pengobatan

gratis untuk warga setempat.

selama 3 (tiga) hari. Bantuan bencana alam pernah diberikan beberapa

73
kali termasuk pada saat terjadi bencana Merapi beberapa waktu yang

lalu. Program bina lingkungan yang dilakukan dalam bentuk pelestarian alam

juga baru 1 (satu) kali dilakukan yaitu dengan mengadakan kegiatan One

Billion Indonesian Trees (OBIT) yang dilaksanakan di kebun Sambiroto,

Sleman. Pada lahan seluas 1,3 Ha tersebut dilakukan penanaman pohon jarak.

Sedangkan untuk pemenuhan sarana ibadah dilakukan dengan

melengkapi sarana rumah-rumah ibadah (masjid dan gereja) di lingkungan

sekitar PT. Madubaru, seperti misalnya bantuan pembelian bahan bangunan,

pengadaah sajadah, pengadaan tikar, pengadaan microphone, dan pengadaan

mebel untuk gereja. Pemenuhan untuk peningkatan pendidikan direalisasikan

dengan memberikan beasiswa dan perlengkapan sekolah bagi siswa yang

berprestasi. Hal tersebut dilakukan bersamaan dengan kegiatan Family Day.

Family Day adalah acara rutin rekreasi perusahaan (tahunan) untuk seluruh

keluarga besar PT. Madubaru. Oleh karena itu, penerima program bina

lingkungan dalam bentuk peningkatan pendidikan ini tidak selalu sama setiap

tahunnya dan dapat saja penerimanya bukan masyarakat sekitar perusahaan.

Program bina lingkungan yang dilakukan PT. Madubaru ternyata

tidak hanya menjadi tugas Unit PKBL saja, tetapi dalam beberapa hal Unit

PKBL juga melakukan koordinasi dengan Unit Pengelolaan Limbah dan

Lingkungan (PLL) dalam melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan. Koordinasi tersebut dilakukan untuk menilai kelayakan

masyarakat sasaran yang akan diberikan program bina lingkungan.

74
Unit PLL merupakan unit yang salah satu tugasnya adalah menerima

pengaduan masyarakat terkait dengan dugaan pencemaran di sekitar

masyarakat yang dilakukan oleh PT. Madubaru. Oleh karena itu, Unit PLL

menjadi unit yang mengetahui wilayah mana saja yang terkena dampak dari

limbah yang dihasilkan PT. Madubaru. Pada saat melakukan uji kelayakan

terhadap program bina lingkungan Unit PLL akan ke lapangan untuk melihat

lokasi dari masyarakat sasaran bina lingkungan. Masyarakat yang nyata-nyata

terkena dampak dari limbah PT. Madubaru, baik yang berada di sekitar pabrik

maupun yang berada di daerah aliran limbah PT. Madubaru, akan

mendapatkan prioritas untuk menjadi sasaran bagi program bina lingkungan.

Program bina lingkungan yang dijalankan setiap tahun selanjutnya

harus dilaporkan kepada Direktur PT. Madubaru. Laporan program bina

lingkungan tersebut dilakukan bersamaan dengan laporan program kemitraan.

Apabila merujuk pada Pasal 10 ayat (3) Keputusan Mentri BUMN

Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik

Negara dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan, bentuk program bina

lingkungan yang dijalankan oleh PT. Madubaru telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

2. Program Kemitraan

Program kemitraan adalah program yang dilaksanakan untuk

meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri

melalui pemanfaatan dana bagian dari laba BUMN. Pada pasal 3 Keputusan

75
Menteri BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan

Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan disebutkan

bahwa usaha kecil yang dikatakan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang

berskala kecil harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,-

(satu milyar rupiah).

c. Milik Warga Negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, maupun berafiliasi baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau

usaha besar.

e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk

koperasi.

f. Memiliki potensi dan prospek usaha yang bisa dikembangkan.

g. Usaha kecil tersebut tidak sedang dibina oleh BUMN lain.

h. Memiliki kedudukan yang tetap.

Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Mentri BUMN Nomor SE-

433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha

76
Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Bina Lingkungan , bahwa yang menjadi

prioritas pada program kemitraan ini adalah:

a. Ditujukan terutama bagi usaha kecil yang belum memiliki

kemampuan akses perbankan.

b. Dapat dilakukan kepada usaha kecil yang tidak memiliki kaitan

usaha dengan BUMN pembina, namun diupayakan ke arah

terwujudnya keterkaitan usaha.

Pada program kemitraan, usaha kecil merupakan mitra binaan dari

PT. Madubaru. Perlu dibedakan antara mitra binaan dan mitra perusahaan.

Mitra binaan adalah usaha kecil yang mendapatkan pinjaman atau

hibah dari program kemitraan. Sedangkan mitra perusahaan adalah

pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan,

termasuk para petani tebu yang memasok hasil panen tebu kepada PT.

Madubaru.

PT. Madubaru memiliki visi dalam program kemitraan yang

dilakukan, yaitu menjadi lembaga pembina bagi usaha kecil dan

koperasi yang handal dan mampu memberdayakan Usaha Kecil dan

Menengah (UKM) sebagai penopang perekonomian nasional dan

mengangkat citra PT. Madubaru. Sedangkan misinya adalah sebagai

berikut:

a. Menjadikan usaha kecil dan koperasi produktif, efisien, dan

profesional.

77
b. Menjadikan usaha kecil dan koperasi yang mampu mendukung

usaha dan mengangkat citra PT Madubaru.

Selain memiliki visi dan misi, PT. Madubaru juga telah menetapkan

beberapa strategi yang digunakan dalam melaksanakan PKBL. Strategi

tersebut yaitu:

a. Mengikutsertakan mitra binaan ke dalam pameran secara bertahap

dan berkelanjutan.

b. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembinaan usaha kecil dan koperasi /

calon mitra binaan.

Sosialisasi kepada masyarakat luas terhadap adanya program

PKBL dari PT. Madubaru dilakukan dengan cara menyebarkan brosur

PKBL pada event pameran, melalui kerja sama dengan Pemerintah

Kabupaten Bantul, dan melalui para pegawai PT. Madubaru yang

menyampaikan informasi PKBL secara langsung kepada usaha kecil di

lingkungan tempat tinggal mereka.

Sampai tahun 2015 usaha kecil dan atau koperasi yang pernah

menjadi mitra binaan PT. Madubaru sebanyak 176 mitra binaan. Namun

demikian, saat ini hanya tinggal 130 mitra binaan saja yang masih aktif

menjadi mitra binaan PT. Madubaru. Mitra binaan tersebut memiliki jenis

usaha yang bermacam-macam meliputi usaha kerajinan, perdagangan,

peternakan, perikanan, dan jasa. Usaha kecil yang menjadi mitra binaan

78
PT. Madubaru tidak hanya berkedudukan di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) saja, tetapi ada pula yang berkedudukan di

Wonosobo dan Magelang. Namun demikian, untuk pelaksanaan program

kemitraan ini PT. Madubaru tetap mengutamakan pemilik usaha kecil

yang memiliki Kartu Tanda Penduduk DIY.

Pada mulanya penentuan sasaran usaha kecil yang nantinya akan

menjadi mitra binaan dilakukan PT. Madubaru secara global yang

dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) PT.

Madubaru. Alokasi dana untuk program kemitraan, baik bagi mitra

binaan yang lama maupun mitra binaan yang baru, ditentukan nilainya

sesuai dengan perhitungan dana yang tersedia dengan prosentase

mengacu pada ketentuan yang ada. Sasaran secara detail dapat berubah

sesuai dengan kebijakan manajemen PT. Madubaru. Usaha kecil yang

menjadi calon mitra binaan diperoleh PT. Madubaru dari hasil survey

nya terhadap beberapa usaha kecil yang dinilai memenuhi kriteria untuk

menjadi mitra binaan atau dapat juga berasal dari pengajuan diri untuk

menjadi mitra binaan dari masyarakat. Jadi, PT. Madubaru mendapatkan

beberapa usaha kecil sebagai calon mitra binaan dari 2 (dua) arah, yaitu

dari PT. Madubaru sendiri dan masyarakat.

Bentuk program kemitraan yang dilakukan oleh PT.

Madubaru meliputi:

a. Pinjaman Jangka Panjang, yaitu pinjaman untuk membiayai

79
modal kerja dan atau pembelian aktiva tetap dalam rangka

meningkatkan produksi dan penjualan.

b. Pinjaman Jangka Pendek (Khusus), yaitu pinjaman yang

digunakan untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan kegiatan

usaha mitra binaan yang bersifat jangka pendek dalam rangka

memenuhi pesanan dari rekanan usaha mitra binaan.

c. Hibah, yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang terkait

dengan manajerial yaitu seperti pelatihan dan yang terkait

dnegan pemasaran, yaitu seperti pameran dan promosi produk

unggulan mitra binaan.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh usaha kecil yang akan

menjadi mitra binaan PT. Madubaru adalah sebagai berikut:

a. Membuat surat pengajuan pinjaman dana program kemitraan

(proposal).

b. Mengisi formulir yang telah disediakan.

c. Melampirkan foto copy KTP suami dan istri (jika sudah

menikah).

d. Melampirkan foto copy kartu keluarga (C1).

e. Melampirkan surat izin usaha (jika ada).

Surat pengajuan pinjaman yang dibuat oleh calon mitra tersebut

ditujukan kepada Direktur PT. Madubaru dan sekurang-kurangnya harus

memuat:

80
a. Nama dan alamat unit usaha.

b. Nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha.

c. Bukti identitas pemilik/pengurus unit usaha.

d. Bidang usaha.

e. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang.

f. Perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan

pendapatan/beban, neraca atau data yang menunjukkan keadaan

keuangan serta hasil usaha).

g. Rencana usaha dan kebutuhan dana.

Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi oleh usaha kecil yang akan

menjadi mitra binaan, baik yang ditentukan oleh PT. Madubaru maupun

yang mengajukan diri dari masyarakat. Biasanya bagi usaha kecil yang

ditentukan oleh PT. Madubaru ada kebijakan manajemen terkait dengan

kepentingan perusahaan atau kegiatan operasional PT. Madubaru.

Misalnya, usaha kecil tersebut merupakan usaha kecil yang memasok

bahan bakar (kayu) untuk kegiatan operasional PT. Madubaru atau

usaha kecil tersebut berlokasi di wilayah yang terkena dampak negatif

secara langsung dari keberadaan PT Madubaru.

Setelah syarat-syarat tersebut dipenuhi, maka selanjutnya PT.

Madubaru akan melakukan evaluasi dan seleksi terhadap surat

pengajuan yang masuk ke PT Madubaru. Tim dari unit PKBL akan

melakukan survey ke lapangan untuk melihat kondisi tempat usaha,

81
kondisi usaha, dan kemudian akan dinilai kelayakan usahanya. Proses

tersebut berlangsung sekitar 15 hari. Calon mitra binaan yang dinilai

layak untuk dibina selanjutnya akan menyelesaikan proses pemenuhan

syarat administrasi. Syarat adminsitrasi yang dimaksudkan adalah

penandatanganan surat pernyataan tidak sedang menjadi mitra binaan dari

BUMN lain, membayar materai, menitipkan agunan serta membayar

premi asuransi sesuai dengan jangka waktu pinjaman. Ada mitra binaan

yang mengakui menyerahkan agunan dibawah nilai pinjaman. Hal

tersebut disebabkan adanya faktor kepercayaan antara pemilik usaha kecil

dan tim dari unit PKBL PT. Madubaru.

Syarat administrasi berupa pembayaran premi asuransi

dimaksudkan untuk membayar premi asuransi kematian. PT. Madubaru

bekerja sama dengan Bumiputera sejak tahun 2007. Selama ini baru ada 1

(satu) perjanjian asuransi yang ditutup dikarenakan pemilik usaha kecil

perseorangan meninggal dunia sebelum seluruh kewajibannya kepada PT.

Madubaru terpenuhi.

Proses selanjutnya adalah diterbitkannya Surat Persetujuan

Realisasi Pinjaman Dana PKBL oleh Direktur PT. Madubaru dan

ditindak lanjuti dengan Perjanjian Kemitraan. Jangka waktu untuk

tahapan tersebut sangat tergantung pada jadwal kegiatan Direktur sebab

pada saat penandatanganan Direktur harus hadir. Namun biasanya, jangka

waktu yang diperlukan dari penilaian layak dan penyelesaian administrasi

82
ke tahapan diterbitkannya Surat Persetujuan Realisasi Pinjaman Dana

PKBL dan Perjanjian Kemitraan adalah sekitar 2-5 hari.

Pinjaman yang diberikan oleh PT. Madubaru kepada mitra binaan

dikenakan bunga sebesar 6% (enam persen) per tahun. Bagi mitra binaan,

bunga yang ditentukan tersebut tidak terlalu tinggi, sebab sebanding

dengan kemudahan syarat, proses dan agunan yang diserahkan. Mitra

binaan menilai pinjaman yang diperoleh melalui program kemitraan PT.

Madubaru jauh lebih mudah apabila dibandingkan dengan pinjaman dari

bank yang syaratnya lebih komplek, proses lebih lama, dan agunan

yang diserahkan tidak semudah agunan pada PT. Madubaru.

Beberapa mitra binaan pernah sampai pada titik tidak mampu

untuk memenuhi kewajibannya. Angsuran pinjaman tidak dibayarkan

selama beberapa bulan. PT. Madubaru menangani masalah tersebut secara

kekeluargaan dengan melakukan musyawarah dengan mitra binaan. Bagi

PT. Madubaru hal tersebut merupakan bagian dari kepatuhannya terhadap

ketentuan penggolongan kualitas pinjaman seperti yang diatur

pada Keputusan Mentri BUMN Nomor 236/MBU/2003, yaitu:

a. Lancar, adalah pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat

waktu.

b. Kurang Lancar, apabila terjadi keterlambatan pembayaran

angsuran pokok atau bunga melampaui 1 (satu) hari dan belum

melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh

83
tempo pembayaran angsuran , sesuai dengan perjanjian yang telah

disetujui bersama.

c. Diragukan, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran

pokok dan atu bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan

puluh) hari dan belum melampaui 360 (tiga ratus enam puluh)

hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai

dengan perjanjian yang telah disetujui bersama.

d. Macet, apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok

dan atau bunga yang telah melampaui 360 (tiga ratus enam puluh)

hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran sesuai dengan

perjanjian yang telah disetujui.

Permasalahan tersebut diatasi dengan melakukan pembicaraan

untuk mencari solusi yang terbaik. Dalam pembicaraan yang dilakukan

akan dicari penyebab terhentinya pembayaran angsuran dari mitra binaan.

Selanjutnya PT. Madubaru menawarkan pemecahan masalah kepada

mitra binaan. Selanjutnya akan dilakukan penjadwalan ulang

(rescheduling) terhadap pinjaman tersebut dengan syarat :

a. Mitra binaan beritikad baik dan kooperatif terhadap upaya

penyelamatan yang akan dilakukan.

b. Usaha mitra binaan masih berjalan dan mempunyai prospek usaha.

c. Mitra binaan masih memiliki kemampuan untuk membayar

angsuran. Namun demikian, PT. Madubaru pernah mengalami

84
”kerugian” akibat mitra binaan menutup usahanya dan pindah

tempat tinggal yang tidak diketahui oleh PT. Madubaru. Hal

tersebut menunjukkan bahwa ada peluang terjadi kesalahan

dalam analisis kelayakan usaha bagi calon mitra binaan.

Selain direalisasikan dalam bentuk pinjaman, program kemitraan

juga dapat direalisasikan dalam bentuk hibah. Hibah hanya diperuntukkan

bagi mitra binaan saja. Dana hibah yang dikeluarkan maksimal 20% (dua

puluh persen) dari jumlah alokasi pinjaman.

Hibah dapat dilakukan baik atas inisiatif Unit PKBL maupun atas

inisiatif mitra binaan. Dana hibah dimanfaatkan untuk pelaksanaan

kegiatan pelatihan, pameran dan promosi produk. Kegiatan yang pernah

dilaksanakan tersebut diantaranya merupakan hasil kerja sama dengan

Pemerintah Kabupaten Bantul. Pemerintah Kabupaten Bantul sebagai

penyelenggara mengundang PT. Madubaru untuk mengikutsertakan mitra

binaannya dalam pameran.

Promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut produktivitas mitra

binaan serta untuk membiayai pengkajian atau penelitian. Jadi, tujuan

hibah juga mengarah pada peningkatan produktivitas usaha kecil yang

menjadi mitra binaan.

Setiap program kemitraan yang dilakukan, baik berupa pinjaman

maupun hibah, harus mendapatkan persetujuan dari Direktur. Selain itu,

dilakukan pula monitoring secara periodik minimal 1 (satu) kali dalam

85
satu bulan (terhadap pinjaman) sebagai bentuk dari pengawasan yang

dilakukan oleh PT. Madubaru atas penggunaan dana PKBL. Pada tahap

monitoring itu lah PT. Madubaru dapat mengetahui perkembangan yang

telah dicapai oleh mitra binaan.

Selanjutnya tim dari Unit PKBL menyampaikan laporan secara

periodik. Hal-hal yang dilaporkan terkait dengan pelaksanaan seluruh

kegiatan PKBL, termasuk laporan penggunaan dana PKBL. Secara

periodik artinya, laporan tersebut dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali

kepada Direktur PT. Madubaru, setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada

Direktur PT. RNI dan Komisaris, serta setiap 1 (satu) tahun sekali kepada

Direktur PT. RNI dan RUPS.

86
BAB III

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti akan memaparkan data-data dari hasil penyebaran

kuesioner kepada warga Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan

Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan yang menerima program CSR dari PT.

Madubaru Pabrik Gula-Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta. Peneliti

menyebarkan 131 kuesioner ke warga yang menjadi responden penelitian.

A. Pengujian Kuesioner

Langkah awal dalam penelitian setelah data terkumpul adalah pengujian

kuesoner. Pengujian kuesioner dalam penelitian ini menggunakan teknik uji-coba

terpisah dan try out terpisah. Pengujian kuesioner ini dilakukan kepada 30 orang

responden. Hasil uji validitas dan uji reliabilitas yang telah dilakukan dijabarkan

sebagai berikut:

1. Uji Validitas Data

Pada uji validitas ini akan dilihat valid atau tidaknya data diperoleh

peneliti, akan merujuk pada ketepatan alat ukur/skala/instrumen yang digunakan

oleh peneliti yaitu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila tiap

pertanyaan mampu mengukur atau mengungkap apa yang diukur oleh kuesioner

tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada variabel-variabel yang

digunakan. Kriteria penilaian valid atau tidaknya pertanyaan pada kuesiner yang

berbentuk skala didasarkan pada perbandingan nilai r hitung dengan r tabel.

87
Berdasarkan perhitungan dengan proses SPSS 15.0 for Windows, diperoleh hasil

data berikut.

Tabel 3.1
Rangkuman Hasil Uji Validitas Variabel Unsur Program CSR dan
Variabel Citra Perusahaan
n= 30-2
Variabel Butir rhitung rtabel keterangan

Unsur KPS 1 0,554 0,361 Valid


Program KPS 2 0,503 0,361 Valid
CSR KPS 3 0,785 0,361 Valid
KPS 4 0,645 0,361 Valid
KPS 5 0,636 0,361 Valid
KPS 6 0,406 0,361 Valid
KPS 7 0,452 0,361 Valid
KPS 8 0,640 0,361 Valid
KPS 9 0,590 0,361 Valid
KPS 10 0,637 0,361 Valid
KPS 11 0,393 0,361 Valid
KPS 12 0,443 0,361 Valid
KPS 13 0,409 0,361 Valid
KPS 14 0,469 0,361 Valid
KPS 15 0,482 0,361 Valid
KPS 16 0,557 0,361 Valid
KPS 17 0,408 0,361 Valid
KPS 18 0,498 0,361 Valid
KPS 19 0,366 0,361 Valid
KPS 20 0,501 0,361 Valid

Citra CP 1 0,436 0,361 Valid


Perusahaan CP 2 0,518 0,361 Valid
CP 3 0,625 0,361 Valid
CP 4 0,757 0,361 Valid
CP 5 0,543 0,361 Valid
CP 6 0,577 0,361 Valid
CP 7 0,519 0,361 Valid
CP 8 0,640 0,361 Valid
CP 9 0,545 0,361 Valid
CP 10 0,036 0,361 Gugur
CP 11 0,398 0,361 Valid
CP 12 0,602 0,361 Valid

88
CP 13 0,607 0,361 Valid
CP 14 0,627 0,361 Valid
CP 15 0,426 0,361 Valid
CP 16 0,413 0,361 Valid
CP 17 0,504 0,361 Valid
CP 18 0,599 0,361 Valid
CP 19 0,376 0,361 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2016

Setelah dilakukan uji validitas maka diketahui bahwa semua butir pada variabel

kulitas program CSR valid dan butir nomer 10 dari variabel citra perusahaan

dinyatakan gugur.

2. Uji Reliabilitas

Pada uji reliabilitas ini, akan dilihat apakah suatu kuesioner sudah tepat

atau consistance atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul

data. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien alpha (α) dari

Cronbach. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki

koefisien alpha (α) lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hasil uji reliabilitas,

didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2
Ringkasan Hasil Uji Reabilitas
n=30
Variabel Alpha Limit Alpha Keterangan
Cronbach
Unsur 0,6 Reliabel
0,853
Program CSR
Citra 0,6
0,852 Reliabel
Perusahaan
Sumber: Data primer diolah, 2016

89
Berdasarkan hasil uji reliabilitas seperti terdapat pada tabel diatas,

diperoleh hasil koefisien reliabilitas alpha lebih besar dari 0,6 sehingga dapat

dikatakan bahwa kuesioner tentang Unsur program CSR dan citra perusahaan

dalam penelitian ini dapat dipercaya sebagai instrumen penelitian atau alat

pengumpul data.

Kesimpulan dari try out pada kuesioner menunjukkan bahwa unsur

program CSR diukur melalui 20 butir pernyataan dan pada citra perusahaan

diukur melalui 18 butir pernyataan.

B. Gambaran Data Penelitian

1. Gambaran Responden Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini terbagi menjadi empat bagian,

yakni berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, dan lama periode mitra

binaan. Adapun gambar dari masing-masing karakteristik tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil jawaban tentang jenis kelamin dapat ditunjukkan

pada tabel berikut :

Tabel 3.3
Distribusi Responden dengan dasar Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Pria 83 63.4

Wanita 48 36.6

90
Total 131 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Dapat diketahui bahwa responden sebagian besar adalah Pria yaitu

sebesar 83 responden atau 63,4%.

b. Usia

Berdasarkan hasil jawaban tentang usia dapat ditunjukkan pada tabel

berikut :

Tabel 3.4
Distribusi Responden dengan dasar Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

< 20 Tahun 0 0

20 - 30 Tahun 7 5.4

31 - 40 Tahun 34 25.9

41 - 50 Tahun 46 35.1

> 50 Tahun 44 33.6

Total 131 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa responden sebagian besar

adalah berumur 41 – 50 tahun yaitu sebesar 46 responden atau 35,6%.

c. Pendidikan

Berdasarkan hasil jawaban tentang pendidikan dapat ditunjukkan pada

tabel berikut :

91
Tabel 3.5
Distribusi Responden dengan dasar Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 12 9.2

SLTP 15 11.4

SLTA 75 57.3

SMK 17 12.9

D3 7 5.4

S1 5 3.8

Total 131 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Tabel di atas menjelaskan bahwa sebagian besar pendidikan terakhir

responden adalah SLTA sebesar 75 responden atau 57,3%.

d. Periode

Berdasarkan hasil jawaban tentang periode sebagai mitra binaan dapat

ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 3.7
Distribusi Responden dengan dasar lama periode sebagai mitra
binaan

Periode Frekuensi Persentase (%)

< 3 Tahun 2 1.5

3 - 5 Tahun 40 30.5

6 - 8 Tahun 42 31.3

9 - 11 Tahun 36 27.5

> 11 Tahun 12 9.2

92
Total 131 100.0

Sumber: Data primer yang diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar lama

periode mitra binaan 6-8 tahun yaitu sebesar 42 responden atau 31,3%.

2. Gambaran Variabel Penelitian

A. Gambaran Unsur Program CSR

Tabel 3.7
Jaminan pinjaman modal dengan bunga rendah
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 51 38.9
Setuju 77 58.8
Netral 3 2.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasi tabel di atas menjelaskan bahwa sebanyak 58,9% responden

setuju dengan pernyataan bahwa jaminan pinjaman modal dari PT.

Madubaru dengan bunga rendah.

Tabel 3.8
Jaminan pinjaman dapat mengembangkan usaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 61 46.6
Setuju 70 53.4
Netral 0 0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

93
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 53,4% responden

setuju dengan pernyataan bahwa jaminan pinjaman modal dari PT.

Madubaru dapat mengembangkan usaha.

Tabel 3.9
Pinjaman modal dari PT. Madubaru Yogyakarta sangat bermanfaat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 52 39.7
Setuju 79 60.3
Netral 0 0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menunjukkan sebanyak 60,3% responden setuju dengan

pernyataan bahwa Pinjaman modal dari PT. Madubaru Yogyakarta sangat

bermanfaat.

Tabel 3.10
PT. Madubaru membimbing untuk berwirausaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 38 29.0
Setuju 61 46.6
Netral 30 22.9
Tidak setuju 2 1.5
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 46,6% responden setuju dengan pernyataan bahwa PT.

Madubaru membimbing mitra binaan untuk berwirausaha.

94
Tabel 3.11
Bimbingan dari PT. Madubaru sangat bermanfaat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 31 23.7
Setuju 71 54.2
Netral 27 20.6
Tidak setuju 2 1.5
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 54,2% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Bimbingan dari PT. Madubaru sangat

bermanfaat.

Tabel 3.12
PT. Madubaru mengunjungi usaha saya setidaknya sebulan sekali
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 7 5.3
Setuju 63 48.1
Netral 50 38.2
Tidak setuju 11 8.4
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas menjelaskan sebanyak 48,1% responden setuju

dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru mengunjungi usaha saya

setidaknya sebulan sekali.

95
Tabel 3.13
PT. Madubaru berkunjung untuk melihat perkembangan usaha saya
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 11 8.4
Setuju 71 54.2
Netral 43 32.8
Tidak setuju 6 4.6
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 54,2% responden setuju dengan pernyataan bahwa PT.

Madubaru berkunjung untuk melihat perkembangan usaha saya.

Tabel 3.14
Mitra binaan menjadi mandiri karena dapat mengelola usaha melalui
bimbingan PT. Madubaru
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 8 6.1
Setuju 94 71.8
Netral 24 18.3
Tidak setuju 5 3.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 71,8% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Mitra binaan menjadi mandiri karena dapat

mengelola usaha melalui bimbingan PT. Madubaru.

96
Tabel 3.15
Program kemitraan dari PT. Madubaru memotivasi mitra binaan dalam
berwirausaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 20 15.3
Setuju 100 76.3
Netral 11 8.4
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas menjelaskan sebanyak 76,3% responden setuju

dengan pernyataan bahwa Program kemitraan dari PT. Madubaru

memotivasi mitra binaan dalam berwirausaha.

Tabel 3.16
Program kemitraan dari PT. Madubaru meningkatkan kesadaran
berwirausaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 22 16.8
Setuju 106 80.9
Netral 3 2.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 80,9% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Program kemitraan dari PT. Madubaru

meningkatkan kesadaran berwirausaha.

97
Tabel 3.17
Program kemitraan PT. Madubaru menjadikan mitra binaan memiliki
usaha sendiri
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 17 13.0
Setuju 98 74.8
Netral 16 12.2
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 74,8% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Program kemitraan PT. Madubaru

menjadikan mitra binaan memiliki usaha sendiri.

Tabel 3.18
PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk masyarakat sekitar
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 10 7.6
Setuju 60 45.8
Netral 53 40.5
Tidak setuju 8 6.1
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat sebanyak 45,8% responden setuju

dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk

masyarakat sekitar.

98
Tabel 3.19
Mitra binaan menerima informasi mengenai program kemitraan dari PT.
Madubaru
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 8 6.1
Setuju 83 63.4
Netral 36 27.5
Tidak setuju 4 3.1
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 63,4% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Mitra binaan menerima informasi mengenai

program kemitraan dari PT. Madubaru.

Tabel 3.20
Mitra binaan memahami informasi program kemitraan yang disampaikan
oleh PT. Madubaru
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 5 3.8
Setuju 92 70.2
Netral 30 22.9
Tidak setuju 4 3.1
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 70,2% responden setuju dengan pernyataan bahwa Mitra

binaan memahami informasi program kemitraan yang disampaikan oleh PT.

Madubaru.

99
Tabel 3.21
Diskusi bersama PT. Madubaru berfungsi untuk menyampaikan harapan
masyarakat sekitar
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 6 4.6
Setuju 72 55.0
Netral 52 39.7
Tidak setuju 1 0.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menjelaskan sebanyak 55% responden setuju dengan

pernyataan bahwa diskusi bersama PT. Madubaru berfungsi untuk

menyampaikan harapan masyarakat sekitar.

Tabel 3.22
Diskusi yang diadakan oleh PT. Madubaru bermanfaat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 7 5.3
Setuju 78 59.5
Netral 41 31.3
Tidak setuju 5 3.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 59,5% responden

setuju dengan pernyataan bahwa diskusi yang diadakan oleh PT. Madubaru

bermanfaat.

100
Tabel 3.23
Dengan diadakannya diskusi dapat membangun hubungan yang lebih
baik antara PT. Madubaru dengan mitra binaan
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 11 8.4
Setuju 80 61.1
Netral 35 26.7
Tidak setuju 5 3.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat sebanyak 61,1% responden setuju

dengan pernyataan bahwa dengan diadakannya diskusi dapat membangun

hubungan yang lebih baik antara PT. Madubaru dengan mitra binaan.

Tabel 3.24
PT. Madubaru mengadakan diskusi bersama warga untuk menyampaikan
program Kemitraan
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 18 13.7
Setuju 55 42.0
Netral 58 44.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 42% responden setuju dengan pernyataan bahwa PT.

Madubaru mengadakan diskusi bersama warga untuk menyampaikan

program Kemitraan.

101
Tabel 3.25
Pendapat masyarakat diterima dengan baik oleh PT. Madubaru
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 7 5.3
Setuju 78 59.5
Netral 44 33.6
Tidak setuju 2 1.5
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat sebanyak 59,5% responden setuju

dengan pernyataan bahwa pendapat masyarakat diterima dengan baik oleh

PT. Madubaru.

Tabel 3.26
Program Kemitraan PT. Madubaru sesuai dengan harapan masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 13 9.9
Setuju 86 65.6
Netral 31 23.7
Tidak setuju 1 0.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 65.6% responden

setuju dengan pernyataan bahwa program Kemitraan PT. Madubaru sesuai

dengan harapan masyarakat.

102
B. Gambaran Citra Perusahaan

Tabel 3.27
PT. Madubaru adalah perusahaan yang peduli dengan masyarakat
sekitar
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 31 23.7
Setuju 82 62.6
Netral 18 13.7
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 62,6% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru adalah perusahaan yang

peduli dengan masyarakat sekitar.

Tabel 3.28
PT. Madubaru adalah perusahaan yang memberikan kemandirian pada
masyarakat sekitar
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 16 12.2
Setuju 95 72.5
Netral 20 15.3
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menjelaskan bahwa sebanyak 72,5% responden setuju

dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru adalah perusahaan yang

memberikan kemandirian pada masyarakat sekitar.

103
Tabel 3.29
PT. Madubaru membaur dengan masyarakat ketika melaksanakan
program Kemitraan
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 18 13.7
Setuju 96 73.3
Netral 17 13.0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 73,3% responden setuju dengan pernyataan bahwa PT.

Madubaru membaur dengan masyarakat ketika melaksanakan program

Kemitraan.

Tabel 3.30
PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 15 11.5
Setuju 55 42.0
Netral 61 46.6
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 42% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru mengadakan diskusi untuk

masyarakat.

104
Tabel 3.31
PT. Madubaru menanggapi pendapat dari masyarakat dengan baik
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 15 11.5
Setuju 82 62.6
Netral 34 26.0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 62,6% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru menanggapi pendapat dari

masyarakat dengan baik.

Tabel 3.32
Program Kemitraan adalah jawaban dari PT. Madubaru terhadap
pendapat masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 12 9.2
Setuju 67 51.1
Netral 51 38.9
Tidak setuju 1 0.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menjelaskan bahwa sebanyak 51,1% responden setuju

dengan pernyataan bahwa program kemitraan adalah jawaban dari PT.

Madubaru terhadap pendapat masyarakat.

105
Tabel 3.33
PT. Madubaru memberikan program Kemitraan sebagai bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 16 12.2
Setuju 82 62.6
Netral 33 25.2
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 62,6% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru memberikan program

Kemitraan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.

Tabel 3.34
Program kemitraan bermanfaat meningkatkan jumlah produksi usaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 26 19.8
Setuju 89 67.9
Netral 16 12.2
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 67,9% responden setuju dengan pernyataan bahwa program

kemitraan bermanfaat meningkatkan jumlah produksi usaha.

106
Tabel 3.35
Program Kemitraan meningkatkan jumlah keuntungan usaha
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 23 17.6
Setuju 104 79.4
Netral 4 3.1
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 79,4% responden

setuju dengan pernyataan bahwa Program Kemitraan meningkatkan jumlah

keuntungan usaha.

Tabel 3.36
Mitra binaan merasa dilayani dengan baik oleh karyawan PT. Madubaru
saat menerima program Kemitraan
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 30 22.9
Setuju 85 64.9
Netral 16 12.2
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menjelaskan sebanyak 64,9% responden setuju dengan

pernyataan bahwa mitra binaan merasa dilayani dengan baik oleh karyawan

PT. Madubaru saat menerima program Kemitraan.

107
Tabel 3.37
Karyawan PT. Madubaru bertindak cepat dalam menangani keluhan
masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 6 4.6
Setuju 96 73.3
Netral 28 21.4
Tidak setuju 1 0.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 73,3% responden

setuju dengan pernyataan bahwa karyawan PT. Madubaru bertindak cepat

dalam menangani keluhan masyarakat.

Tabel 3.38
PT. Madubaru membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 17 13.0
Setuju 93 71.0
Netral 21 16.0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 71% responden setuju

dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru membangun hubungan yang

harmonis dengan masyarakat.

108
Tabel 3.39
PT. Madubaru menjaga hubungan harmonis melalui komunikasi yang
baik dengan masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 7 5.3
Setuju 97 74.0
Netral 23 17.6
Tidak setuju 4 3.1
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 74% responden setuju dengan pernyataan bahwa PT.

Madubaru menjaga hubungan hormonis melalui komunikasi yang baik

dengan masyarakat.

Tabel 3.40
PT. Madubaru menerima segala keluhan yang disampaikan oleh
masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 7 5.3
Setuju 84 64.1
Netral 35 26.7
Tidak setuju 5 3.8
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 64,1% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru menerima segala keluhan

yang disampaikan oleh masyarakat.

109
Tabel 3.41
Program Kemitraan PT. Madubaru sesuai dengan kebutuhan masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 15 11.5
Setuju 93 71.0
Netral 23 17.6
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Sebanyak 71% responden setuju dengan pernyataan bahwa program

kemitraan PT. Madubaru sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Tabel 3.42
PT. Madubaru memberikan program Kemitraan dengan tulus
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 21 16.0
Setuju 93 71.0
Netral 17 13.0
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Data di atas menunjukkan sebanyak 71% responden setuju dengan

pernyataan bahwa PT. Madubaru memberikan program kemitraan dengan

tulus.

110
Tabel 3.43
Program Kemitraan PT. Madubaru adalah bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan kepada masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 12 9.2
Setuju 109 83.2
Netral 10 7.6
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebanyak 83,2% responden

setuju dengan pernyataan bahwa program kemitraan PT. Madubaru adalah

bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat.

Tabel 3.44
PT. Madubaru peduli terhadap kondisi kesejahteraan perekonomian
masyarakat
n = 131
Jawaban Frekuensi Persentase (%)
Sangat setuju 6 4.6
Setuju 102 77.9
Netral 23 17.6
Tidak setuju 0 0
Sangat tidak setuju 0 0
Total 131 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2016

Hasil tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 77,9% responden

setuju dengan pernyataan bahwa PT. Madubaru peduli terhadap kondisi

kesejahteraan perekonomian masyarakat.

111
C. Pengujian Hipotesis

Pada bagian selanjutntya, dalam menganalisis korelasi menggunakan seri

program statistik SPSS. Seperti ditunjukkan pada Tabel berikut ini :

Tabel 3.45
Hasil uji deskriptif
n = 131
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Unsur 131 59 100 77.74 8.469
Program CSR
Citra 131 53 90 70.63 6.994
Perusahaan
Valid N 131
(listwise)
Sumber: Data primer diolah, 2016

Tabel 3.46
Korelasi antar variabel
n = 131
Variabel B beta T hitung Sig t Keterangan
(Constant) 19.959
Unsur program
0.652 0.789 14.605 0.000 Signifikan
CSR
F hitung 213.312
Sig F 0.000 T table 1,978
R 0.789
R Square 0.623
Sumber : Data Primer di olah 2016

1. Hasil probabilitas sebesar 0,000. Karena sig <1% (0,000<0,01), atau t hitung

14,605 > t table (1,978). Maka Ha diterima, atau dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh unsur program CSR terhadap citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta.

112
2. Untuk memudahkan melakukan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara

dua variabel penulis memberikan kriteria sebagai berikut (Sarwono:2006):

a. 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel

b. >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah

c. >0,25 – 0,5: Korelasi cukup

d. >0,5 – 0,75: Korelasi kuat

e. >0,75 – 0,99: Korelasi sangat kuat

f. 1: Korelasi sempurna.

Nilai R sebesar 0,789, hal ini menunjukan kekuatan hubungan variable tersebut

adalah masuk kategori sangat kuat.

3. Besarnya koefisien determinasi (r2square) = 0,623, artinya variabel bebas secara

mempengaruhi variabel tidak bebas sebesar 62,3% sisanya sebesar 37,7%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

4. Persamaan Regresi Sederhana

Y = 19,959 + 0,652 X

Konstanta = 19,959

Artinya jika tidak ada variabel unsur program CSR (X) yang mempengaruhi citra

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, maka citra PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta sebesar 19,959 satuan.

b = 0.652

113
Artinya jika variabel unsur program CSR (X) meningkat sebesar satu satuan

maka citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta (Y) akan meningkat

sebesar 0.652. Hal ini menunjukkan semakin tinggi unsur program CSR (X)

maka citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta (Y) juga semakin

meningkat, demikian juga sebaliknya.

D. Pembahasan

Hasil probabilitas sebesar 0,000. Karena sig <1% (0,000<0,01) atau t hitung

14,605 > t table (1,978), maka Ha diterima atau dapat disimpulkan bahwa ada

pengaruh unsur program CSR terhadap citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta. Hal ini menunjukan bahwa penyelenggaraan program kemitraan yang

dilakukan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta kepada masyarakat yang

memenuhi unsur CSR seperti continuity (keberlanjutan) dan sustainability

(berkesinambungan), community empowerment (pemberdayaan masyarakat) dan

two ways (dua arah) telah memberikan efek peningkatan citra dimata masyarakat

Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan.

Citra perusahaan menjadi salah satu hal yang penting bagi sebuah

perusahaan, begitu juga dengan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta.

Perusahaan ini merupakan pabrik gula pertama di Yogyakarta dan telah beroperasi

sejak 1955, tetapi tetap saja perusahaan tersebut juga membutuhkan citra yang baik

dimata masyarakat. Menurut Soemirat dan Ardianto (2008: 114) “citra adalah kesan

yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalaman seseorang mengenai

114
fakta-fakta”. Kesan-kesan yang baik tersebut salah satunya bisa didapatkan ketika

perusahaan memberikan program CSR kepada warga Desa Tirtonirmolo, Desa

Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan. Program

CSR tersebut bukan berarti sebagai pelengkap atau kosmetik perusahaan saja, tetapi

memang benar-benar adalah sebuah program keperdulian dan tanggung jawab sosial

perusahaan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta kepada warga Desa

Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan

Kasihan. Seperti yang disebutkan juga oleh Kotler dalam Solihin (2009), social

responsibility ialah

“a commitment to improve community well being through-discretionary business


practices and contribution of corporate resources”.

Perusahaan memberikan program CSR merupakan komitmen perusahaan

secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas dan bukan hanya

sebagai aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum dan perundang-undangan.

Sama halnya dengan program kemitraan PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta, dimana program yang diberikan kepada masyarakat Desa

Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo

Kecamatan Kasihan adalah program yang diberikan perusahaan secara sukarela

untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Program tersebut adalah program

Kemitraan yaitu memberikan pinjaman sebagai modal usaha dan pelatihan usaha

kecil dan menengah (UKM). Program Kemitraan PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta tersebut juga sudah memenuhi unsur-unsur CSR dalam

Rahman (2009:13-14), yaitu continuity (keberlanjutan) dan sustainability

115
(berkesinambungan), community empowerment (pemberdayaan masyarakat) dan

two ways (dua arah).

Unsur –unsur program CSR seperti continuity dan sustainability, menurut

Keith Butterick (2012:97):

“Bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memastikan suatu


masyrakat yang adil dan juga bertindak ramah terhadap lingkungan. Kemudian
memliki manfaat dapat mengurangi bahaya kesehatan yang disebabkan oleh polusi
lingkungan, pengangguran dan lingkungan yang aman dan bersih.”

Berdasarkan pendapat Butterick tersebut, PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta sudah memenuhi unsur continuity dan sustainability tersebut. Hal

tersebut dapat dilihat bahwa jaminan pinjaman modal bunga rendah yaitu senilai 3%

per periode peminjaman sangat bermanfaat bagi mitra binaan karena dapat

mengembangkan usaha para mitra binaan tanpa harus mengkhawatirkan

pengembalian modal yang lebih mahal karena jangka waktu maksimal selama 3

tahun peminjaman, hal ini berdasarkan hasil tabel 3.7, tabel 3.8, dan tabel 3.9.

Program kemitraan berkelanjutan berdasarkan adanya pelatihan atau binaan kepada

seluruh mitra binaan secara merata, akan tetapi dari hasil tabel 3.10 terdapat 32

mitra binaan dari 131 total mitra binaan yang tidak mendapatkan pelatihan dan

binaan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, hasil ini menunjukan

ketidakmerataan pelatihan dan binaan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta.

Program Kemitraan memenuhi unsur CSR sustainability karena PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta memantau dan mengawasi

116
perkembangan usaha mitra binaan setiap satu bulan sekali dengan tujuan untuk

melihat perkembangan usaha mitra binaan. Hasil survey kepada mitra binaan

bervariasi karena sebanyak 46,6% menyatakan tidak dikunjungi setiap 1 bulan

sekali. Artinya PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta belum melakukan

pengawasan secara rutin kepada semua mitra binaan. Mitra binaan dapat mengelola

usaha melalui pelatihan dan pembinaan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta yaitu pelatihan manajerial seperti pembukuan, pemasaran, produksi,

neraca laba, dan penyusutan barang.

Community empowerment, dalam Rahman (2009:13) dikatakan bahwa salah

satu indikasi dari suksesnya sebuah program CSR adalah adanya kemandirian yang

lebih pada komunitas, dibandingkan dengan sebelum adanya program CSR.

Program kemitraan dapat memotivasi dan meningkatkan kesadaran warga untuk

berwirausaha, hal ini dapat dilihat pada tabel 3.15, dan tabel 3.16 bahwa mitra

binaan termotivasi oleh PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta dan memiliki

kesadaran untuk berwirausaha, berdasarkan survey dinyatakan 11 mitra binaan

belum termotivasi karena kurang memahami program kemitraan dan kurangnya

pengawasan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, hal ini juga

berakibat pada mitra binaan sehingga belum memiliki kesadaran berwirausaha.

Program kemitraan dapat tercapai salah satunya dengan hasil kemandirian dari mitra

binaan, mitra binaan dapat dinyatakan mandiri karena dapat telah melanjutkan usaha

minimal selama satu periode peminjaman yaitu hingga 3 tahun dan dilanjutkan pada

117
periode berikutnya. Dilihat dari tabel 3.5 bahwa hanya 2 mitra binaan yang masih

dibawah 3 tahun menjadi mitra binaan.

Unsur CSR two ways (dua arah), dalam Rahman (2009:14) menyatakan

bahwa program CSR dari perusahaan harus bersifat dua arah dan terbuka.

Perusahaan tidak lagi berperan sebagai komunikator semata tetapi juga harus

mendengarkan aspirasi dari komunitas. Hal inilah yang dilakukan oleh PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, sebelum dan saat menjalankan program

CSR, PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta membuat forum komunikasi

dari perusahaan untuk warga. Forum komunikasi berfungsi sebagai tempat

penyaluran aspirasi dari warga kepada PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta. Selain itu juga, melalui forum komunikasi tersebutlah perusahaan dapat

mengetahui segala kebutuhan dari warga, sehingga perusahaan dapat merumuskan

program CSR yang tepat untuk warga Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa

Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan. Berdasarkan hasil

penelitian, 70 mitra binaan yang pernah hadir pada forum komunikasi dari PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, artinya PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta tidak mewajibkan seluruh mitra binaan untuk menghadiri

forum komunikasi, hal ini menjadikan 61 mitra binaan yang belum pernah memiliki

kesempatan untuk menghadiri forum komunikasi.

Forum komunikasi yang diselenggarakan oleh PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta bermanfaat membangun hubungan lebih baik dengan

masyarakat sekitar dan berfungsi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat sekitar,

118
hal ini dapat dilihat dari tabel 3.21 dan tabel 3.22 yaitu 59,6 - 64,8% mitra binaan

merasakan manfaat dan tersampaikan aspirasinya. 35,2 - 40,4% mitra binaan tidak

mendapatkan manfaat dan tidak menyampaikan aspirasi karena disebabkan

beberapa faktor yaitu ketidakhadiran dan tidak memahami informasi mengenai

forum komunikasi.

Program kemitraan disosialisasikan oleh PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta kepada warga Desa Tirtonirmolo, Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto,

dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan agar warga menerima informasi program

kemitraan dengan jelas, berdasarkan tabel 3.19 sebanyak 91 mitra binaan

menyatakan menerima informasi secara langsung mengenai program kemitraan dari

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, dan terdapat 40 mitra binaan tidak

secara langsung menerima informasi dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta. Pada tabel 3.20 sebanyak 97 mitra binaan memahami informasi

program kemitraan yang disampaikan oleh PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta, artinya informasi mengenai program kemitraan hanya dapat dipahami

oleh 74% mitra binaan dan 26% memahami informasi setelah menjadi mitra binaan.

Dari hasil tersebut, diketahui bahwa PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta membuat program CSR untuk warga sesuai dengan unsur – unsur CSR.

Program CSR yang diterapkan oleh PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

adalah tanggung jawab philantropic atau filantropis. Menurut Achie Carrol

(Rahman, 2009: 38), “tanggung jawab filantropis merupakan wujud konkret berupa

pembangunan fisik yang dilakukan perusahaan terhadap komunitas”. Tanggung

119
jawab ini tidak hanya memberikan sejumlah fasilitas saja, tetapi juga perusahaan

memupuk kemandirian komunitasnya. Tanggung jawab ini didasari dari keinginan

perusahaan untuk berkontribusi pada perbaikan komunitas secara luas. Sama halnya

dengan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, perusahaan ini tidak hanya

memberikan sejumlah dana dan fasilitas saja untuk membuat program CSR pada

masyarakat sekitar, tetapi program CSR tersebut dapat membuat warga menjadi

lebih mandiri.

Program CSR yang memiliki unsur-unsur CSR dapat memberikan citra baik

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta dimata warga Desa Tirtonirmolo,

Desa Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan.

Jenis citra yang ada dalam PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta adalah

citra perusahaan. Citra perusahaan (Jefkins, 2004:20) adalah

“citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya sekedar dari citra
produk atau pelayanannya saja, tetapi juga dari sejarah perusahaan yang
gemilang, kesediaan turut memikul tanggung jawab sosial dan komitmen
mengadakan riset”.

Berdasarkan hasil penelitian, PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta telah menjalankan empat elemen yang dikemukakan oleh Shirley

Harrison (1995), yaitu corporate identity, reputasi, value dan personality.

1. Corporate identity

Corporate identity merupakan komponen-komponen perusahaan yang

mempermudah pengenalan publik sasaran terhadap perusahaan seperti

Behavior (tingkah laku), Communications (komunikasi), Symbolism (simbol

dan logo), Personalitiy (kepribadian).

120
PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta merupakan perusahaan

yang peduli terhadap masyarakat sekitar, hal ini berdasarkan tabel 3.27

sebanyak 113 mitra binaan menyatakan hal tersebut. Tabel 3.28 yang dimana

sebanyak 111 responden menyatakan bahwa PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta adalah perusahaan yang memberikan kemandirian

pada masyarakat sekitar. Pada tabel 3.28 dan 3.29 yaitu perusahaan membaur

dengan masyarakat saat sedang melaksanakan program kemitraan, hal ini

dapat dilihat berdasarkan tabel 3.29 sebanyak 114 mitra binaan menyatakan

hal tersebut, artinya behavior (tingkah laku) yang baik dipraktekkan oleh PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta kepada mitra binaan.

Selain itu untuk menjalankan elemen corporate identity PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta mempraktekkan communication

(komunikasi) dengan cara mengadakan forum komunikasi bersama warga

sekitar, dengan bertujuan sebagai sarana komunikasi dua arah yaitu

menanggapi aspirasi masyarakat dan memberikan jawaban mengenai harapan

masyarakat, salah satunya dengan melaksanaan program kemitraan.

Berdasarkan tabel 3.30 yaitu 51,5% atau sebanyak 70 mitra binaan atau

berpartisipasi pada forum komunikasi yang diselenggarakan oleh PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, sedangkan 61 mitra binaan

menyatakan netral karena tidak mengetahui penyelenggaraan forum

komunikasi oleh PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta. Melalui

hasil tersebut menyatakan bahwa kurangnya penyampaian informasi kepada

121
masyarakat mengenai forum komunikasi yang merupakan bagian dari

pembentukan citra perusahaan pada tahap corporate identity, informasi yang

diterima oleh mitra binaan hanya sebesar 51,5%. Disamping itu tabel 3.31

menunjukkan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta menanggapi

pendapat dari masyarakat berdasarkan pernyataan 97 mitra binaan atau

sebesar 73,1%.

Berdasarkan penjelasan diatas, pendapat mitra binaan tidak

disampaikan melalui forum komunikasi tetapi melalui setiap kunjungan

bulanan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta kepada mitra binaan,

sedangkan 26% mitra binaan menyatakan netral karena tidak menyampaikan

pendapat atau pasif kepada PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta.

Dalam pernyataan ini PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta telah

melakukan komunikasi dua arah kepada mitra binaan untuk meningkatkan

citra perusahaan.

Program kemitraan merupakan jawaban dari PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta terhadap sebagian besar pendapat masyarakat, hal ini

berdasarkan tabel 3.22 bahwa 79 mitra binaan atau sebesar 60,3% setuju

karena masyarakat menginginkan kesejahteraan dan kemandirian untuk

meningkatkan perekonomian, sedangkan 51 mitra binaan menyatakan netral

karena harapan yang disampaikan bukan kesejahteraan melainkan kepedulian

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta terhadap pencemaran

lingkungan sekitar oleh limbah pabrik dan 1 mitra binaan menyatakan tidak

122
setuju karena harapan yang disampaikan tidak sebanding dengan kerugian

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah pabrik.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan corporate identity

sebagai komponen pembentukan citra. Berdasarkan tabel 3.33 sebanyak 98

mitra binaan atau sebesar 74,8% menyatakan bahwa PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta memberikan program kemitraan sebagai bentuk

tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar, masyarakat

memahami tujuan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

mengadakan program kemitraan adalah bentuk bentuk tanggung jawab

perusahaan karena mendirikan pabrik di daerah pemukiman masyarakat.

Sedangkan 33 mitra binaan atau sebanyak 25,2% menyatakan netral karena

tidak memahami tujuan perusahaan mengadakan program kemitraan.

2. Reputasi

Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran

berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti program CSR

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kinerja para karyawan perusahaan

dalam memberikan pelayanan program CSR kepada komunitas, dan program

CSR bermanfaat bagi komunitas lokal.

Reputasi dilakukan melalui program kemitraan yang bermanfaat

untuk meningkatkan jumlah produksi usaha mitra binaan. Berdasarkan tabel

3.34 dapat dilihat sebanyak 115 mitra binaan atau sebesar 87,7% merasakan

manfaat program kemitraan karena menambah jumlah produksi dari modal

123
pinjaman, sedangkan 16 mitra binaan tidak memanfaatkan modal pinjaman

untuk menambah jumlah produksi usaha melainkan sebagai pengganti

produksi usaha sebelumnya dengan jumlah yang tidak lebih banyak. Selain

itu, tabel 3.35 menyatakan program kemitraan meningkatkan jumlah

keuntungan usaha yaitu sebanyak 127 mitra binaan atau sebesar 97% setuju

karena usaha manajemen berjalan lancar, dan 4 mitra binaan memilih netral

karena tidak menerima pinjaman modal yang sesuai dengan usaha sehingga

keuntungan diperoleh berdasarkan modal awal yang bukan merupakan modal

dari program kemitraan. Untuk meningkatkan reputasi perusahaan PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta belum memberikan modal usaha

yang sesuai dengan kebutuhan usaha seluruh mitra binaan, sehingga sebesar

3% mitra binaan tidak merasakan manfaat secara keseluruhan dari program

kemitraan.

Pelayanan yang baik merupakan bagian dari peningkatan reputasi

sebagai salah satu komponen citra perusahaan, hal ini berdasarkan tabel 3.36

yaitu sebesar 87,8% merasa dilayani dengan baik oleh karyawan PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, sebesar 12,2% menganggap

karyawan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta melayani dengan

biasa-biasa saja karena terdapat karyawan yang kurang mengetahui informasi

program kemitraan. Berdasarkan penjabaran hasil serta interpretasi hasil

diatas, menunjukkan bahwa PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

124
memberikan pelayanan terbaik kepada 87,8% mitra binaan. Hasil ini adalah

pencapaian reputasi yang merupakan komponen dari citra perusahaan.

3. Value

Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya

perusahaan seperti sikap manajemen yang peduli terhadap masyarakat, staff

perusahaan cepat tanggap terhadap permintaan maupun keluhan dari

masyarakat.

Berdasarkan tabel 3.37 yaitu sebesar 77,9% mitra binaan menganggap

karyawan bertindak cepat dalam menangani keluhan masyarakat, sebesar

21,4% memilih netral karena tidak menyampaikan keluhan kepada PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, dan 1 mitra binaan atau sebesar

0,8% memilih tidak setuju karena pelayanan tidak cepat tanggap saat

masyarakat kurang memahami informasi. Berdasarkan penjabaran hasil serta

interpretasi hasil diatas, menunjukkan bahwa PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta memberikan pelayanan cepat tanggap dalam

menangani keluhan 77,9% mitra binaan. Hasil ini adalah pencapaian value

yang merupakan komponen dari citra perusahaan.

Kepedulian merupakan dasar value perusahaan kepada masyarakat,

hal ini ditunjukkan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta kepada

masyarakat karena menerima segala keluhan yang disampaikan masyarakat,

hasil pernyataan ini dari tabel 3.40 yaitu 69,4% mitra binaan memilih setuju

karena semua keluhan ditanggapi dan dipertimbangkan oleh PT. Madubaru

125
PG-PS Madukismo Yogyakarta, 26,7% mitra binaan tidak menyampaikan

keluhan secara langsung mapun tidak langsung, dan 5 mitra binaan tidak

setuju dengan pernyataan ini karena segala keluhan tidak ditanggapi lebih

lanjut sehingga tidak dipertimbangkan untuk dijadikan program CSR.

Meningkatkan hubungan harmonis dengan masyarakat merupakan

bagian dari value citra perusahaan, masyarakat mengetahui adanya

pendekatan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta untuk membangun

hubungan harmonis dengan masyarakat, hal ini berdasarkan tabel 3.38 yaitu

sebesar 84% mitra binaan menyatakan setuju karena masyarakat mengetahui

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta memiliki hubungan yang baik

dengan seluruh masyarakat seperti mitra binaan maupun diluar mitra binaan,

sedangkan 16% mitra binaan memilih netral karena tidak mengetahui hal

tersebut. Menjaga hubungan harmonis PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta ditunjukkan melalui komunikasi yang baik dengan masyarakat,

berdasarkan tabel 3.39 yaitu sebesar 79,3% menyatakan setuju, sebesar

17,6% netral karena tidak mengetahui hal tersebut, dan sebesar 3,1%

menyatakan tidak setuju karena menjaga hubungan harmonis tidak hanya

melalui komunikasi tetapi berdasarkan tingkat kepedulian perusahaan

terhadap masyarakat sekitar.

126
4. Personality

Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik sasaran

seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai

tanggung jawab sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial dengan tulus.

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta dapat dipercaya oleh

masyarakat untuk membinaan dan menjadikan masyarakat mandiri dengan

berwirausaha sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

sekitar. Berdasarkan tabel 3.41 yaitu sebesar 82,5% mitra binaan menyatakan

program kemitraan sesuai kebutuhan masyarakat karena kebutuhan mitra

binaan untuk mendapatkan penghasilan dari berwirausaha, sedangkan 17,6%

mitra binaan menyatakan netral atau tidak mengetahui apakah program

kemitraan sesuai kebutuhan masyarakat pada umumnya, tetapi ada kebutuhan

lain dari mitra binaan yang menyatakan netral. PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta memberikan program kemitraan dengan tulus, hal ini

dapat disimpulkan melalui tabel 3.42 yaitu sebesar 87% mitra binaan setuju

bahwa PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta tulus untuk membantu

masyarakat ditunjukkan melalui bunga peminjaman yang rendah untuk

meringankan beban mitra binaan dan tidak adanya keharusan membayar

setiap bulan, sedangkan 13% mitra binaan menyatakan netral karena tidak

mengetahui nilai ketulusan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta.

127
Karakteristik lain yang dapat dipahami publik sasaran adalah

tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Program kemitraan

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta adalah bentuk tanggung jawab

sosial perusahaan kepada masyarakat, hal ini berdasarkan tabel 3.43 yaitu

92,4% mitra binaan menyatakan setuju karena PT. Madubaru PG-PS

Madukismo Yogyakarta adalah perusahaan yang bertanggung jawab terhadap

kondisi sosial masyarakat, dan 7,6% mitra binaan memilih netral karena

menganggap program kemitraan sebagai bukan sebagai bentuk tanggung

jawab sosial melainkan program untuk memperoleh keuntungan melalui

bunga pinjaman modal kepada masyarakat.

Kepedulian PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta terhadap

kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah bagian dari personality

yang merupakan komponen pembentukan citra perusahaan. Berdasarkan tabel

3.44 yaitu sebesar 82,5% mitra binaan menyatakan setuju karena PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta melihat kondisi perekonomian

masyarakat sekitar pabrik yang membutuhkan bantuan terutama pinjaman

modal untuk berwirausaha, sedangkan 17,6% mitra binaan memilih netral

karena menganggap kondisi masyarakat sekitar pabrik tidak hanya

permasalahan dibidang ekonomi melainkan permasalahan dibidang lain

seperti kesehatan, pendidikan, pencemaran lingkungan akibat limbah pabrik.

Hasil ini adalah pencapaian personality yang merupakan komponen dari citra

perusahaan.

128
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Program CSR dalam bentuk kemitraan sangat dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat sekitar dengan hasil 100% responden menyatakan setuju, yang

artinya menunjukkan hasil positif. Program kemitraan sangat membantu

karena dapat meningkatkan kesadaran berwirausaha bagi 128 mitra binaan

yang telah menyatakan setuju dan 3 mitra binaan menyatakan netral karena

kurang memahami pertanyaan. Pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

sekitar pabrik lebih meningkat setelah adanya program kemitraan melalui

pembinaan dan peminjaman modal dengan bunga rendah. Berdasarkan data

115 responden menyatakan setuju sedangkan 16 responden menyatakan

netral karena keuntungan usahanya belum meningkat yang dipengaruhi oleh

faktor lain.

2. Hasil penelitian menyatakan 84% responden setuju bahwa untuk menjaga

hubungan harmonis ditunjukkan melalui komunikasi yang baik PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta dengan masyarakat sekitar.

Mengadakan forum komunikasi dengan mitra binaan adalah bentuk

komunikasi dua arah untuk menjaga hubungan harmonis antara perusahaan

dengan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil penelitian 53,4% responden

menyatakan setuju bahwa dengan adanya upaya PT. Madubaru untuk

129
menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar melalui forum

komunikasi dua arah.

3. Berdasarkan hasil distribusi frekuensi, 86,3% responden menyatakan bahwa

PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta adalah perusahaan yang

perduli terhadap warga, dan 84,7% responden menyatakan setuju bahwa PT.

Madubaru adalah perusahaan yang memberikan kemandirian kepada

masyarakat sekitar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 87% responden

menyatakan bahwa PT. Madubaru adalah perusahaan yang memberikan

program CSR dengan tulus dan 92,4% responden menyatakan bahwa

perusahaan yang memberikan program CSR adalah sebagai bentuk tanggung

jawab sosial perusahaan.

4. Nilai R square (R2) menunjukkan bahwa unsur program CSR mampu

mempengaruhi citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta sebesar

0,623 atau 62,3% dan sisanya sebesar 37,7% dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Adapun asumsi mengenai

hal lain yang berpengaruh dalam citra yaitu lingkungan sosial, budaya , dan

media massa.

5. Hasil uji F diketahui memiliki nilai F hitung sebesar 213,312 dan nilai

signifikansi sebesar 0,000, karena nilai signifikansi uji F sebesar 0,000 <

0,01 berarti bahwa model yang menjelaskan pengaruh unsur program CSR

terhadap citra perusahaan ini diterima (fit). Dengan demikian dapat diartikan

bahwa unsur program CSR yang meliputi two ways, community

130
empowerment, continuity dan sustainability berpengaruh terhadap citra PT.

Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta.

6. Variabel unsur program CSR diketahui memiliki nilai t hitung sebesar

14,605 dan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai signifikansi untuk

uji t sebesar 0,000 < 0,01 berarti bahwa unsur program CSR berpengaruh

terhadap citra PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta.

7. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai R sebesar 0,789, hal

ini menunjukan kekuatan hubungan variabel tersebut adalah masuk kategori

sangat kuat. Dapat disimpulkan bahwa warga Desa Tirtonirmolo, Desa

Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan

menilai bahwa citra perusahaan PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta adalah baik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti

memberikan beberapa saran yaitu:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, hasil analisis

membuktikan bahwa unsur program CSR berpengaruh terhadap citra

perusahaan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, untuk itu peneliti

memberikan saran kepada perusahaan agar perusahaan menambah program-

program CSR yang memberikan kemandirian dan kesejahteraan pada

masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil analisis, PT. Madubaru PG-PS

131
Madukismo Yogyakarta harus tetap menjadi perusahaan yang peduli kepada

masyarakat sekitar tidak hanya melalui program kemitraan tetapi juga

melaksanakan program CSR lain seperti yang berkaitan dengan masalah

limbah pabrik yang meresahkan masyarakat sekitar, dan juga kepedulian

terhadap pendidikan masyarakat sekitar, sehingga kesan yang ditimbulkan

masyarakat sekitar terhadap PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta

semakin baik.

2. Peneliti menyarankan agar kunjungan dan pelatihan kepada mitra binaan

secara merata dan adil sesuai dengan rencana program, karena berdasarkan

hasil penelitan ini, tidak semua mitra binaan dikunjungi secara rutin dan

kurang mendapatkan binaan dari PT. Madubaru PG-PS Madukismo

Yogyakarta.

3. Peneliti menyarankan agar program CSR di Desa Tirtonirmolo, Desa

Ngestiharjo, Desa Tamantirto, dan Desa Bangunjiwo Kecamatan Kasihan

harus merata pembagiaannya, setiap masyarakat yang mengajukan untuk

menjadi mitra binaan PT. Madubaru PG-PS Madukismo Yogyakarta, maka

pengajuan tersebut diterima dan direalisasikan sesuai dengan jangkauan

wilayah CSR perusahaan.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian

selanjutnya dengan metode dan model penelitian yang sama yaitu citra

perusahaan yang dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

didalam penelitian ini.

132
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arief E, Muhammad. 2009. The Power of Good Coorporate Governance. Jakarta:


Salemba Empat.
Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public Relations: Teori dan Praktis.
Jakarta:Rajawali Pers.
Harrison, Shirley. 1995. Public Relations: An Introduction. Thomson Learning.
Iriantara, Yosial. 2004. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Jefkins, Frank (Ed.). 2003. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Kasali, Rhenald. 2003. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: PT. Pusaka Utama Grafiti.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility: Antara Teori dan
Kenyataan. Yogyakarta: Media Pressindo.
Rahmatullah, Trianita Kurniati. 2011. Panduan Praktis Pengelolaan CSR.
Yogyakarta. Samudra Biru
Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistik Untuk Penelitian:
Pendidikan,Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Singarimbun, Masri dan Sofian, Effendi (Ed.). 1989. Metode Penelitian Survei.
Jakarta: LP3ES.
Soemirat,S. Ardianto,E. 2008. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Solihin, Ismail. 2009. Corporate Social Responsibility: From Charity to
Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen dan Konsumen Pemasaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
133
Untung, Hendirk Budi. 2008. Corporate Social Responsibility, Jakarta : Sinar
Grafika.
Usman, H. Akbar, P. 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jurnal:

Dhita. 2009. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap


Tingkat Harga Saham Perusahaan”. Skripsi. Universitas Widyatama.
Kusniadji, Suherman. 2011. Mengkomunikasikan Program Corporate Social
Responsibility untuk Meningkatkan Citra Perusahaan. Jurnal Komunikasi.
Universitas Tarumanegara.
Nudianti, Anty. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage
Terhadap Tingkat Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Yamada, Shella Aprillina. 2014. “Pengaruh Kualitas Program Corporate
Philanthrophy Terhadap Citra Perusahaan”. Skripsi. Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.

Internet:

http://www.antaranews.com/berita/278180/warga-keluhkan-limbah-pg-madukismo
diakses tanggal 13 September 2015.

http://madubaru.comyr.com/PKBL/pkbl.html diakses tanggal 13 september 2015.

http://www.perumnas.co.id/download/prodhukum/undang/UU-40-
2007%20PERSEROAN%20TERBATAS.pdf diakses tanggal 13 september 2015

134
KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH UNSUR PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP


CITRA PT MADUBARU PABRIK GULA-PABRIK SPRITUS MADUKISMO
YOGYAKARTA

I. Biodata Responden
1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
2. Usia : ....................................
3. Pendidikan : ....................................

II. Kuesioner

Petunjuk pengisian kuesioner

1. Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling benar menurut pendapat Anda.
2. Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan jawaban yang sudah tersedia.
3. Bila Anda keliru memberi tanda silang (X), coretlah tanda silang tersebut, kemudian beri
tanda silang (X) pada jawaban yang sebenarnya Anda pilih.
4. Tidak ada jawaban Anda yang salah selama hal tersebut benar-benar sesuai dengan
keadaan diri ataupun perasaan Anda.

1. Unsur Program CSR

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Netral tidak
setuju setuju
setuju
Saya merasa program kemitraan
memberikan jaminan pinjaman
1
modal dengan bunga rendah kepada
saya.

Dengan adanya pinjaman modal


2 membuat saya dapat mengembangan
usaha.

Menurut saya dengan adanya


3 pinjaman dari PT. Madubaru
Yogyakarta sangat bermanfaat.

PT. Madubaru membimbing saya


4
untuk berwirausaha.
Saya merasa bimbingan dari PT.
5
Madubaru sangat bermanfaat.

PT. Madubaru mengunjungi usaha


6
saya setidaknya sebulan sekali.

PT. Madubaru berkunjung untuk


7
melihat perkembangan usaha saya.

Saya menjadi mandiri karena dapat


8 mengelola usaha melalui bimbingan
PT. Madubaru.

Program kemitraan dari PT.


9 Madubaru memotivasi saya dalam
berwirausaha.

Program kemitraan dari PT.


10 Madubaru meningkatkan kesadaran
saya dalam berwirausaha.

Program kemitraan PT. Madubaru


11 menjadikan saya memiliki usaha
sendiri.

PT. Madubaru mengadakan diskusi


12
untuk masyarakat sekitar.

Saya menerima informasi mengenai


13 program kemitraan dari PT.
Madubaru.

Saya dapat memahami informasi


14 program Kemitraan yang
disampaikan oleh PT. Madubaru.

Saya merasa diskusi bersama PT.


Madubaru berfungsi untuk
15
menyampaikan harapan saya sebagai
masyarakat sekitar.

Saya merasa diskusi yang diadakan


16
oleh PT. Madubaru bermanfaat.

Saya merasa dengan diadakannya


diskusi dapat membangun hubungan
17
yang lebih baik antara PT.
Madubaru dengan saya.
Saya merasa PT. Madubaru
mengadakan diskusi bersama warga
18
untuk menyampaikan program
Kemitraan.

Menurut saya, pendapat masyarakat


19 diterima dengan baik oleh PT.
Madubaru.

Menurut saya, program Kemitraan


20 PT. Madubaru sesuai dengan
harapan masyarakat.

2. Citra Perusahaan

Sangat
Sangat Tidak
No Pernyataan Setuju Netral tidak
setuju setuju
setuju

PT. Madubaru adalah perusahaan


1 yang peduli dengan masyarakat
sekitar.

PT. Madubaru adalah perusahaan


2 yang memberikan kemandirian pada
masyarakat sekitar.

PT. Madubaru menyatu dengan


3 masyarakat ketika melaksanakan
program Kemitraan.

PT. Madubaru mengadakan diskusi


4
untuk masyarakat.

PT. Madubaru menanggapi pendapat


5
dari masyarakat dengan baik.

Program Kemitraan adalah jawaban


6 dari PT. Madubaru terhadap pendapat
masyarakat.

PT. Madubaru memberikan program


7 Kemitraan sebagai bentuk tanggung
jawab sosial perusahaan.
Program Kemitraan bermanfaat
8 meningkatkan jumlah produksi usaha
saya.

Program Kemitraan meningkatkan


9
jumlah pendapatan saya.

Saya merasa dilayani dengan baik


10 oleh karyawan PT. Madubaru saat
menerima program Kemitraan.

Menurut saya, karyawan PT.


11 Madubaru bertindak cepat dalam
menangani keluhan masyarakat.

PT. Madubaru membangun hubungan


12
yang harmonis dengan masyarakat.

PT. Madubaru menjaga hubungan


13 hormonis melalui komunikasi yang
baik dengan masyarakat.

Menurut saya, PT. Madubaru


14 menerima segala keluhan yang
disampaikan oleh masyarakat.

Menurut saya, Program Kemitraan


15 PT. Madubaru sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

Menurut saya, PT. Madubaru


16 memberikan program Kemitraan
dengan tulus.

Program Kemitraan PT. Madubaru


17 adalah bentuk tanggung jawab sosial
perusahaan kepada masyarakat.

PT. Madubaru peduli terhadap


18 kondisi kesejahteraan perekonomian
masyarakat.
LAMPIRAN. KORELASI

Unsur Citra
Program Perusahaan
CSR
Pearson 1 .789**
Correlation
Unsur Program CSR
Sig. (2-tailed) .000
N 131 131
Pearson .789** 1
Correlation
Citra Perusahaan
Sig. (2-tailed) .000
N 131 131
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN. ANALISIS REGRESI LINEAR SEDERHANA

Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of
l Square the Estimate
a
1 .789 .623 .620 4.310
a. Predictors: (Constant), Unsur Program CSR

ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 3962.250 1 3962.250 213.312 .000b
1 Residual 2396.163 129 18.575
Total 6358.412 130
a. Dependent Variable: Citra Perusahaan
b. Predictors: (Constant), Unsur Program CSR

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 19.959 3.490 5.719 .000
1
Unsur Program CSR .652 .045 .789 14.605 .000
a. Dependent Variable: Citra Perusahaan
Lampiran Skor Responden pada Variabel X: Unsur Program CSR

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 78
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 69
4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 90
6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 89
7 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 82
8 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 80
9 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 78
10 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 79
11 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 81
12 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68
13 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
14 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
16 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 77
17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
18 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 87
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
20 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 73
21 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 74
22 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 77
23 4 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 73
24 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
25 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
26 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 76
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 81
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
29 5 5 4 3 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 77
30 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 78
31 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 87
32 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 5 5 4 4 78
33 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
34 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 80
35 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
36 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
38 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
39 5 5 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 68
40 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 86
41 5 5 4 3 3 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 76
42 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
43 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
44 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4 3 3 62
45 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 82
46 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 83
47 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 70
48 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 81
49 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2 60
50 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 77
51 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4 3 3 62
52 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 76
53 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 68
54 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 76
55 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 77
56 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 78
57 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 77
58 4 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 91
59 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 70
60 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 77
61 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 5 5 4 5 79
62 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 76
63 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
64 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
65 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 68
66 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 5 5 4 5 79
67 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 77
68 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 76
69 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 87
70 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
71 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 75
73 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 68
74 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 65
75 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 66
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 75
77 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
78 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
79 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 69
80 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 82
81 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 68
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
83 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
84 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
85 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 70
86 4 4 4 2 3 2 3 2 3 4 4 2 4 4 2 2 2 3 2 3 59
87 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 78
88 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
89 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
90 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
91 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 69
92 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
93 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
94 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 90
95 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 81
96 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
97 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68
98 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
100 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 87
101 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 73
102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100
103 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 87
104 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 81
106 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
107 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 82
108 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 73
109 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 70
110 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2 2 4 3 3 62
111 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 78
112 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 92
113 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
114 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 73
115 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
116 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 78
117 5 5 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 77
118 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 67
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 81
120 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 87
121 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
122 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 4 3 5 4 4 3 5 5 4 5 79
123 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 92
124 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
125 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66
126 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
127 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 76
128 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 87
129 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 82
130 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
131 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85

Lampiran Skor Responden pada Variabel Y: Citra PT. Madubaru

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jumlah
1 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 70
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 79
5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
7 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 67
8 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 74
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
10 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 80
11 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 70
12 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 67
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 73
14 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 78
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 71
16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
17 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
18 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
19 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
21 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 79
22 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 74
24 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 73
26 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 67
27 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 70
28 5 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 66
29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 88
30 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 79
31 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
32 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 73
34 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 69
35 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
36 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 79
37 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 81
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
39 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
40 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 66
41 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 65
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
43 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 74
44 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 68
45 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 74
46 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 68
47 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 78
48 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 79
49 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
50 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
51 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 78
52 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
53 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 70
54 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
55 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
56 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
57 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
58 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
59 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 66
60 3 4 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 3 70
61 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 4 4 4 4 79
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 71
63 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 4 3 67
64 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 81
65 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
67 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 78
68 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 74
69 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
70 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
71 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 81
72 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 68
73 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
74 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 79
75 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 75
76 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
77 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
78 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 59
79 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 67
80 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 59
81 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 67
82 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
83 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
84 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 69
85 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 68
86 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
88 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
89 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 62
90 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 53
91 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 79
92 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
93 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 74
94 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 64
95 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
96 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 67
97 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75
98 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
99 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
100 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
101 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 71
102 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 73
103 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 79
104 5 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 67
105 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
106 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 59
107 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
108 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 78
109 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
110 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
111 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
112 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 74
113 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 66
114 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
115 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
116 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 78
117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 74
118 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 69
119 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
120 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 5 5 4 81
121 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 66
122 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
123 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 69
124 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 54
125 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 79
126 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
127 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66
128 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 59
129 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 79
130 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
131 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 74
Dokumentasi Kegiatan Program Kemitraan PT. Madubaru

You might also like