You are on page 1of 7

Jurnal Dedikasi Masyarakat, 3 (2) Maret 2020, hlmn. 113 – 119 ISSN.

2598-7984 (cetak)
ISSN. 2598-8018 (Online)

PENINGKATAN KAPASITAS KADER KESEHATAN DALAM UPAYA


PENCEGAHAN STUNTING DI DESA MANGKI KECAMATAN CEMPA
KABUPATEN PINRANG

Sitti Patimah1, Idhar Darlis2, Nukman3, Andi Nurlinda4


Email: 1)imhasudirman@gmail.com, 2)idhar17a1@gmail.com, 3)nukman31@gmail.com,
4)
andinurlinda58@yahoo.co.id
1,4)
Bagian Gizi Mayarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
2)
Bagian Epidemiologi Fakultas Keshatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
3)
Fakultas Agama Islam, Universitas Muslim Indonesia

ABSTRAK
Angka prevalensi stunting yang terjadi di Kabupaten Pinrang masih sangat tinggi,
yaitu sebesar 38.2%. Hal ini menunjukkan kader kesehatan belum memahami secara kom-
prehensif tentang stunting serta belum pernah dilatih mengenai cara pengukuran panjang
atau tinggi badan balita. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan kader kesehatan mengenai stunting secara komprehensif dan untuk
mendeteksi adanya balita berisiko stunting. Metode yang digunakan pada pengabdian ini
adalah penyuluhan dan pelatihan. Penyuluhan dilakukan dengan ceramah disertai dengan
buku pedoman deteksi anak balita berisiko stunting. Untuk pelatihan, maka kader diberikan
pengetahuan cara pengukuran panjang atau tinggi badan menggunakan video sebagai alat
demonstrasi. Dampak dari penyuluhan dan pelatihan deteksi anak balita berisko stunting
dinilai melalui pre test dan post test menggunakan kuesioner. Hasil kegiatan menunjukkan
bahwa pelatihan kader kesehatan memberikan dampak adanya peningkatan jumlah kader
yang telah mengetahui teknik pengukuran sebesar 87.5%, serta peningkatan persentase
kader yang telah mengetahui tentang stunting sebesar 81.3%. Adanya kegiatan penyulu-
han dan pelatihan yang diberikan kepada kader kesehatan dapat meningkatkan kapasitas
kader posyandu dalam memahami mengenai stunting dan cara mendeteksi balita berisiko
stunting.
Kata kunci: penyuluhan kesehatan; berisiko stunting; pelatihan kader; kader
posyandu.

ABSTRACT

The prevalence of stunting that occurred in Pinrang Regency was still very high,
amounting to 38.2%. This shows that the health cadres do not comprehensively understand
stunting and have never been trained in how to measure the length or height of a toddler.
The purpose of this community service activity is to increase the health cadres' knowledge
of stunting comprehensively and to detect toddlers at risk of stunting. The method used in
this service is counseling and training. Counseling is done with a lecture accompanied by a
guidebook for the detection of children under five years of age with stunting risk. For training,
cadres were given knowledge of how to measure length and height using video as a
demonstration tool. The impact of counseling and stunting detection training for toddlers
with stunting was assessed through a pre-test and post-test using a questionnaire. The
results of the activity showed that the health care cadres training resulted in an increase in
the number of cadres who had known measurement techniques by 87.5%, as well as an
increase in the percentage of cadres who knew about stunting by 81.3%. Counseling
activities and training provided to health cadres can increase the capacity of Posyandu
cadres in understanding stunting and how to detect toddlers at risk of stunting.
Keywords: health education; at risk of stunting; cadre training; Posyandu cadres.
Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Stunting | 114
di Desa Mangki Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang

PENDAHULUAN berpengetahuan rendah (59.5%) diban-


dingkan ibu yang memliki pengetahuan
Stunting merupakan bentuk ma- dan pendidikan yang tinggi. Selain ibu,
salah “kekurangan gizi kronik dan terman- kader juga berperan dalam menekan
ifestasi dalam bentuk gagal tumbuh yang kejadian stunting dimana kader menjadi
dapat dimulai sejak dalam kandungan garda terdepan dalam melakukan edukasi
hingga anak berusia dua tahun. Stunting di masyarakat.
di dua tahun pertama kehidupan men- Pengetahuan kader terhadap
imbulkan kerusakan yang irreversible, ter- fenomena gejala stunting menjadi hal
masuk tinggi badan yang pendek di usia yang utama. Berdasarkan hasil peman-
dewasa, hambatan perkembangan fungsi tauan status gizi pada tahun 2018 oleh
kognitif dan motorik, performans yang bu- puskesmas Cempa (Puskesmas Cempa,
ruk di sekolah, serta gangguan metabolik 2019), diperoleh jumlah balita stunting di
saat dewasa (Victora et al, 2008; wilayah kerja Puskesmas Cempa Keca-
Development Initiatives, 2018). Selain itu, matan Cempa Kabupaten Pinrang sebe-
menurut UNICEF Tahun 2018, stunting sar 6.8%, sedangkan di Desa Mangki
dapat menyebabkan penurunan daya ditemukan angka prevalensi stunting
saing SDM, serta secara ekonomi pada anak balita sebesar 5.6%. Nampak
menurut World Bank Tahun 2016 dapat adanya kejadian yang sedikit dibanding-
mengakibatkan potensi kerugian 2-3% kan angka prevalensi Kabupa-ten Pinrang
dari GDP per tahun (Bappenas, 2019). (38.2%), sedangkan prevalensi balita di
Stunting terjadi hampir di seluruh desa Mangki yang mengalami under-
wilayah di Indonesia dan kelompok sosial weight mencapai 6.2% (lebih tinggi)
ekonomi. Kabupaten Pinrang merupakan dibandingkan angka prevalensi stunting,
salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang mana bila anak tersebut tidak pulih
yang memiliki angka prevalensi stunting dari kondisi tersebut akan membuat anak
yang cukup tinggi mencapai 41% (DKP mengalami gangguan pertumbuhan linear
Sulawesi Selatan, 2017), walau berda- (tinggi badan).
sarkan hasil riset kesehatan dasar (risk- Rendahnya prevalensi stunting di
esdas) 2018 angkanya turun menjadi Desa Mangki Kecamatan Cempa
38,2% (Thamrin, 2019; Kemenkes RI, dibandingkan dengan kabupaten Pinrang
2018). Hal ini menunjukkan bahwa menunjukkan jika ada kemungkinan
Kabupaten Pinrang masih memiliki masa- cakupan anak balita yang dipantau per-
lah kesehatan yang dialami oleh tumbuhan tinggi badannya di Posyandu
masyarakat, dimana prevalensi masih di masih kurang. Berdasarkan dari 227
atas 20%. sasaran anak balita, hanya 195 orang
Masih banyak masyarakat yang anak balita yang terpantau tinggi ba-
belum memahami persoalan stunting, ter- dannya melalui pengukuran di posyandu
masuk ibu balita yang ada di Kabu-paten oleh petugas Puskesmas. Fenomena
Pinrang. Faktor yang mempe-ngaruhi inilah yang dikenal sebagai “fenomena
adalah tingkat pendidikan serta gunung es”. Salah satu penyebabnya
pengetahuan yang rendah. Hasil adalah pernikahan usia dini pada per-
penelitian Daming dkk. (2019), menunjuk- empuan yang masih dalam usia pertum-
kan jika ibu yang berpendidikan rendah buhan, dan apabila hamil dapat membuat
lebih banyak mempunyai balita stunting anaknya mengalami gagal tumbuh karena
(67.6%), demikian pula dengan ibu yang kompetisi asupan gizi antara ibu dan
115 | Patimah, dkk.

anak. Aspek lainnya adalah kompetensi METODE PELAKSANAAN


kader terhadap pengetahuan memantau
pertumbuhan balita, seperti mengukur Kegiatan pengabdian masyarakat
panjang atau tinggi badan anak balita. yang dilakukan oleh tim pengabdi dari
Berdasarkan pengakuan Staf Gizi Universitas Muslim Indonesia dalam ben-
(TPG) Puskesmas Cempa yang merupa- tuk penyuluhan dan pelatihan dilaksa-
kan puskesmas yang memiliki wilayah nakan di Balai Kantor Desa Mangki.
kerja Desa Mangki, bahwa pengukuran Beberapa tahapan dilakukan dalam
panjang atau tinggi badan jarang dil- pelaksanaan kegiatan, yaitu koordinasi,
aksanakan di posyandu karena kader penilaian, dan penyuluhan/pelatihan.
tidak memiliki kapasitas yang memadai Koordinasi dilakukan dengan tenaga
untuk melakukan pengukuran panjang pelaksana gizi Puskesmas Cempa
atau tinggi badan anak balita. Kader bersama Kepala Desa Mangki untuk
kesehatan belum memahami secara kom- menentukan nama peserta kegiatan.
prehensif tentang stunting dan belum Penilaian dilakukan dengan mengukur
pernah mendapatkan pelatihan penguku- kemampuan pengetahuan peserta
ran panjang/tinggi badan anak balita. mengenai stunting sebelum dan sesudah
Pengetahuan kader berimplikasi pada be- dilakukan penyuluhan.
lum maksimalnya pemantauan pertum- Jumlah kader kesehatan atau
buhan panjang/tinggi badan anak balita di kader Posyandu di Desa Mangki
posyandu. Dampaknya adalah rendahnya sebanyak 20 orang yang tersebar di 5
pelaporan kejadian stunting pada anak (lima) Posyandu, masing-masing Pos-
balita, sedangkan di lapangan banyak yandu sebanyak 5 orang kader Po-
ditemukan anak balita yang mengalami syandu. Rancangan evaluasi terhadap
underweight (berat badan kurang) dan kegiatan ini adalah melalui penilaiaian
wasting (kurus). pre-post test dengan memberikan daftar
Berdasarkan hal tersebut, diper- pertanyaan dalam bentuk kuesioner, un-
lukan suatu intervensi untuk mengatasi tuk menilai dampak dari penyuluhan dan
permasalahan yang dialami oleh kader pelatihan yang diberikan kepada kader.
kesehatan di Desa Mangki. Kegiatan Metode yang digunakan dalam
pengabdian ini bertujuan untuk mening- penyuluhan adalah metode ceramah dan
katkan kemampuan kader kesehatan da- tanya jawab. Media penyuluhan yang
lam mendeteksi balita berisiko stunting digunakan berupa power point dan buku
melalui antropometrik (panjang atau tinggi panduan/modul tentang deteksi anak
badan), serta pengetahuan mengenai balita berisiko stunting. Materi yang
stunting secara komprehensif. Manfaat disampaikan adalah pengertian stunting,
dari kegiatan ini adalah mengoptimalisasi faktor risiko, pencegahan, dampak yang
kemampuan dan wawasan kader ditimbulkan secara jangka mene-
mengenai konsep stunting, sehingga ngah/panjang, serta bentuk intervensi.
pemicu terjadinya stunting dapat dicegah Pelatihan pengukuran antropometri dil-
secara dini dan meminimalisir konse- akukan dengan cara pemutaran video
kuensi stunting, salah satunya adalah ke- cara pengukuran antropometrik dan
jadian penyakit tidak menular di masa da- demonstrasi pengukuran panjang atau
tang (hipertensi, diabetes mellitus, dan tinggi badan anak balita oleh tim
penyakit jantung coroner). pengabdi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Stunting | 116
di Desa Mangki Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang

Hasil pre-post test terhadap


Kader kesehatan yang mengikuti pengetahuan kader kesehatan tentang
kegiatan pelatihan dan penyuluhan cara mengukur panjang atau tinggi badan
sebanyak 16 orang dari 20 orang yang balita secara tepat mengalami pening-
terdaftar dan aktif sebagai kader po- katan mencapai 87,5% dibanding-kan
syandu, 4 orang lainnya tidak ikut ber- sebelum kegiatan (Gambar 2). Berdasar-
partisipasi karena sedang melaksana-kan kan kategori pengetahuan kader
kegiatan lain di luar Desa Mangki Keca- mengenai stunting, tampak bahwa
matan Cempa Kabupaten Pinrang. setelah pelatihan terjadi penurunan
Kegiatan dilakukan dimulai dengan jumlah kader yang memiliki pengetahuan
memberikan pre test kepada peserta, kurang (18.8%) sehingga kader dengan
dilanjutkan dengan melakukan penyulu- penetahuan cukup meningkat mencapai
han dan pelatihan. Akhir kegiatan peserta 81,3% (Gambar 3). Intervensi pelatihan
diberikan post test. Pre-post test pengukuran panjang atau tinggi badan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana memberikan hasil yang positif dalam
kemampuan peserta sebelum dan memperbaiki pengetahuan dan keteram-
sesudah kegiatan dilakukan. Proses pilan kepada kader kesehatan mende-
pelatihan dengan melibatkan kader untuk teksi anak balita berisiko mengalami
memperagakan langsung cara mengukur stunting.
panjang atau tinggi badan balita (Gambar Berdasarkan hasil test, terdapat
1) disertai penjelasan oleh tim berda- satu soal tentang penggunaan pita meter
sarkan video dan modul. Demonstrasi (meteran kain) dapat digunakan untuk
bertujuan agar kader sebagai sasaran mengukur tinggi badan yang perubahan-
kegiatan dapat mengetahui dan mema- nya sangat kecil dijawab “benar” oleh
hami tahapan serta cara melakukan
deteksi dini stunting (Adistie dkk., 2018).
117 | Patimah, dkk.

kader (hanya 12.5%), dan ada satu orang kuesioner. Namun hasil ini jauh lebih baik
kader (6.3%) yang belum dapat menja- dibandingkan dengan hasil kegiatan
wab soal dengan benar tentang papan pengabdian masyarakat yang dilakukan
ukur (Lengthboard) untuk mengukur pan- oleh Adistie dkk. (2018), bahwa kader
jang badan anak usia <2 tahun. Hal ini kesehatan masih berada pada kategori
mengindikasikan bahwa pengetahuan kurang baik dalam melakukan deteksi dini
kader belum memahami secara optimal stunting.
materi dan video pengukuran yang diberi- Tabel 1 menunjukkan bahwa ada
kan selama pelatihan, termasuk demon- satu butir soal yang sama sekali tidak ada
strasi, atau masih belum paham dengan yang menjawab benar (Soal no 15), pada
baik soal tersebut. Selain itu, kondisi yang hal sebelumnya ada 1 orang (6.3%) yang
riuh dari peserta yang sudah me- menjawab benar. Diduga bahwa kader
nyelesaikan pengisian jawaban dapat tersebut tidak mengetahui/memahami
menjadi faktor kurang cermat/fokus kader soal, jawaban benar sebelum intervensi
lain dalam membaca atau menjawab soal hanya kebetulan saja, bukan dijawab
Peningkatan Kapasitas Kader Kesehatan dalam Upaya Pencegahan Stunting | 118
di Desa Mangki Kecamatan Cempa Kabupaten Pinrang

karena memang dia tahu. Selain itu, dalam menjawab, atau faktor lain yang
masih ada 4 butir soal (Soal no. 7, 8, 9, menyebabkan kader sulit memahami
dan 12) yang masih kurang dari 50% dengan baik materi penyuluhan.
kader yang menjawab secara benar
setelah penyuluhan, sedangkan materi KESIMPULAN
sudah dijelaskan saat penyuluhan.
Kegiatan pengabdian masyarakat
Kemungkinan beberapa kader tidak
dalam bentuk penyuluhan tentang stunt-
mencermati materi yang diberikan oleh
ing dan pelatihan pengukuran antro-
tim pengabdi. Berdasarkan hasil analisis
pometrik dapat memberikan dampak
soal juga diperoleh bahwa setelah kader
yang cukup signifikan dalam upaya pen-
diberi penyuluhan mengenai stunting ter-
ingkatan kapasitas kader kesehatan men-
dapat 5 butir soal (40.9%) yang dijawab
gidentifikasi anak yang berisiko men-
benar oleh semua kader, dan juga 5 butir
galami stunting. Kader kesehatan di Desa
soal (40.9%) mayoritas kader menjawab
Mangki telah mengetahui dan dapat
benar, akan tetapi masih ada 4 butir soal
melakukan pengukuran antropometrik
(18.2%) yang mayoritas kader menjawab
untuk memantau pertumbuhan dan status
salah terhadap empat soal tersebut.
gizi balita. Terdapat kendala dalam
Hasil intervensi penyuluhan
pelaksanaan kegiatan dimana masih ada
mengenai stunting kepada kader cukup
soal yang belum dijawab dengan baik
mampu memberikan daya ungkit ter-
oleh kader. Kader belum sepenuhnya
hadap peningkatan pengetahuan ka-der
memahami materi yang diberikan,
kesehatan kategori cukup sekitar 25%, di-
dibutuhkan upaya agar kader dapat
mana pre test sebesar 56.3% dan post
memahami dan menguasai materi
test meningkat sebesar 81.3% (Gambar
tentang stunting dan upaya dalam mene-
3). Hal ini menunjukkan bahwa peru-
kan prevalensi stunting di Kabupaten
bahan ini sudah cukup memperbaiki
Pinrang.
pengetahuan kader posyandu mengenai
stunting untuk dijadikan sebagai modal
UCAPAN TERIMA KASIH
dalam melaksanakan kegiatan peman-
tauan pertumbuhan dan status gizi di Po- Ucapan terima kasih disampaikan
syandu, serta mampu memberikan kon- kepada Lembaga Pengabdian Kepada
seling kepada keluarga balita yang Masyarakat (LPkM) Universitas Muslim
berisiko atau mengalami stunting. Hasil Indonesia yang telah memberikan ban-
kajian ini lebih tinggi dibandingkan hasil tuan dana untuk pelaksanaan kegiatan
pengabdian Astuti dkk. (2018) yang mem- pengabdian ini. Demikian pula dengan
peroleh perubahan pengetahuan kader Kepala Desa Mangki Kecamatan Cempa
berkategori cukup hanya meningkat dan Tenaga pelaksana gizi Puskemas
sebanyak 16% setelah pelatihan Cempa yang mendukung penuh pelaksa-
mengenai stunting, namun lebih rendah naan kegiatan ini sehingga berjalan
dibandingkan hasil pengabdian diperoleh dengan baik.
Astuti (2018) dimana peningkatan penge-
tahuan “baik” setelah penyuluhan DAFTAR PUSTAKA
sebanyak 72.5%. Hal ini diduga adanya
berbagai faktor diantaranya kader kurang Adistie, F., Lumbantobing, V. B. M., &
fokus dalam menjawab soal di akhir sesi Maryam, N. N. A. (2018). Pem-
berdayaan Kader Kesehatan Da-
yang mempengaruhi konsentrasi kader
lam Deteksi Dini Stunting dan
119 | Patimah, dkk.

Stimulasi Tumbuh Kembang pada Manusia Dan Kesehatan, 2(1),


Balita. Media Karya 59–67.
Kesehatan, 1(2), 173-184.
Development Initiatives. (2018). Global
Astuti, A. (2018). Peningkatan Nutrition Report: Shining a light to
Pengetahuan Kader dan Ibu Balita spur action on nutrition. Bristol,
Tentang Pencegahan UK: Development Initiatives.
Stunting(Balita Pendek) di Desa
DKP Sulawesi Selatan. (2017). Rencana
Cipacing Kecamatan Jatinangor
Kerja tahun 2018. Dinas
Kabupaten Sumedang. Prosiding
Kesehatan Provinsi Sulawesi
Seminar Nasional Hasil
Selatan.
Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(1). Kemenkes RI. (2018). Hasil Utama
Riskesdas 2018. Badan Penelitian
Astuti, S., Megawati, G., & Samson CMS.
dan Pengembangan Kesehatan,
(2018). Gerakan Pencegahan
Kementerian Kesehatan RI. In
Stunting melalui Pemberdayaan
Badan Penelitian dan
Masyarakat Di Kecamatan
Pengembangan Kesehatan,
Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Kementerian Kesehatan RI.
Dharmakarya:Jurnal Aplikasi
Ipteks Untuk Masyarakat, 7(3), Puskesmas Cempa. (2019). Laporan
185–188. Hasil Pemantauan Status Gizi
tahun 2018.
Bappenas. (2019). Percepatan
Penurunan Stunting Langkah Thamrin, H. (2019). Kebijakan Intervensi
Strategis Dalam Pembangunan Stunting Provinsi Sulawesi
Manusia Berkualitas. Materi Selatan. Materi disampaikan pada
disampaikan oleh Direktur MUNAS XVI ISMKMI, Makassar,
Kesehatan dan Gizi Masyarakat 02 Maret 2019.
pada MUNAS XVI ISMKMI, Victora, CG., Adair, L., Fall, C., Hallal,
Makassar, 02 Maret 2019. PC., Martorell, R., & Richter L, H.
Daming, H., Hengky, HK., & Umar, F. S. S. (n.d.). For the Maternal and
(2019). Faktor-Faktor Yang Child Undernutrition Study Group.
Mempengaruhi Kejadian Stunting Maternal and child undernutrition:
Pada Balita Di Puskesmas Salo consequences for adult health and
Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah human capital. The 2008; 371:
340–357
.

You might also like