Professional Documents
Culture Documents
Resume Buku Hukum Islam
Resume Buku Hukum Islam
HUKUM ISLAM
NAMA ANGGOTA
1. Muhammad Qodri Al Fahmi
2. Daffa Rizki Putra
3. M. Adhitya Nugraha
4. Ryo Dean Syah
5. Aditia Izzaturziyan
6. Amanda Putri Damayanti
7. Ayu Nabila
8. Gabriella J.E.P
9. Putri Vionalita
10. Meyrio Libello
01
PENDAHULUAN
A.Pengertian hukum islam
Hukum Islam adalah bagian dari agama Islam. Islam adalah agama hukum
dalam arti kata yang sebenarnya. Ini berarti bahwa selain dari agama Islam
mengandung norma-norma hukum baik kaidah-kaidah hukum yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang
sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh pemeluk agama Islam secara pribadi
maupun kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
manusia lain dan benda dalam kehidupan masyarakat yang memer lukan
bantuan penyelenggara negara untuk dapat dilaksanakan oleh pemeluk
agama Islam dengan sempurna, juga bermakna bahwa agama Islam dan
hukum Islam tidak dapat diceraipisahkan.
B. Hk.islam dalam kurikulum Fh
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam Kurikulum Inti Program Pendidikan
Sarjana Hukum (1983) mata kuliah ini merupakan mata kuliah keahlian hukum
yang menjadi mata kuliah wajib fakultas Setelah Indonesia merdeka,
kurikulum RH atau Rechts Hogeschool itu diambil oleh Pemerintah Indonesia.
Demikianlah, misalnya pada Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
Universitas Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia
Serikat pada tahun 1950, Hukum Islam dan Lembaga-lembaga Islam diajarkan
juga di Fakultas tersebut. Hukum Islam tetap menjadi bagian dan berada di
dalam Kurikulum Fakultas Hukum.
C.Ruang lingkup dan asas ajaran islam
Mengenal ruang lingkup ajarannya, Islam tidak hanya mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia dengan
masyarakat, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan
manusia dengan lingkungan hidupnya (dengan alam dan makhluk lainnya).
Tentang kerangka ajarannya. juga berbeda Sebagai agama wahyu terakhir,
Islam merupakan sata kesatuan yang sempurna mengenai sistem akidah,
syariah, dan akhlak yang mengatur berbagai tata kehidupan.
D.Ciri-ciri hukum islam
Ciri-ciri (utama) hukum Islam, yakni
(1) merupakan bagian bersumber dari agama Islam
(2) mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau akidah dan
kesusilaan atau akhlak Islam
(3) mempunyai dua istilah kunci yakni
(a) Syari'at Muhammad dan fikih adalah pemahaman dan hasil pemahaman manusia
(4) terdiri dari dua bidang utama yakni (a) ibadat dan (b) dalam arti yang luas.
Ibadat bersifat tertutup karena telah sempurna untuk dikembangkan oleh manusia yang
memenuhi dari masa ke masa
(5) strukturnya berlapis, terdiri dari
(a) nas atau teks Alquran,
(b) sunnah nabi Muhammad (untuk syari'at),
(c) hasil ijtihad manusia yang memenuhi syarat tentang Alquran dan as sunnah,
(d) pelaksanaan dalam praktik baik (1) berupa keputusan hakim, maupun (ii) berupa amalan-
amalan umat Islam dalam masyarakat (untuk fikih)
E. Tujuan Hukum Islam
Abu Ishaqal Shatibi (m.d.790/1388) merumuskan lima tujuan hukum Islam, yakni memelihara
(1) agama, (2) jiwa, (3) akal,(4) keturunan dan, (5) harta, yang (kemudian) disepakati oleh
ilmuwan hukum Islam lainnya. Kelima tujuan hukum Islam itu di dalam kepustakaan disebut al
maqasid al-magasid atau al-shari'ah (tujuan-tujuan hukum Islam).
Tujuan hukum Islam tersebut di atas dapat dilihat dari dua segi yakni
(1) dari segi pembuat hukum Islam itu sendiri yaitu Allah dan rasul-Nya
(2) dari segi manusia yang menjadi pelaku dan pelaksana hukum Islam itu.
Dilihat dari
(1) pembuat hukum Islam, tujuan hukum Islam itu adalah: pertama untuk memenuhi
keperluan hidup manusia yang bersifat primer, sekunder dan tertsier
(2) pelaku hukum yakni manusia sendiri, tujuan hukum Islam adalah untuk mencapai
kehidupan yang bahagia dan mempertahankan kehidupan yang bahagia dan
mempertahankan kehidupan itu
F.Kerangka Dasar
Tentang kerangka dasar ajaran Islam, beberapa penulis telah mengemukakan pendapatnya
(antara lain E.S. Anshari, 1983: 24) Dengan mengikuti sistematika iman, Islam, dan ihsan, yang
berasal dari Hadist Nabi Muhammad, dapat dikemukakan bahwa kerangka dasar agama Islam
terdiri dari:
(1) akidah
pengertian teknis makna akidah, adalah iman atau keyakinan. Akidah pula umumnya ditautkan
dengan rukun iman yang merupakan asas seluruh ajaran Islam.
(2) syari'ah
Secara etimologi, syari'ah adalah jalan yang harus ditempuh. (oleh setiap umat Islam). Dalam arti
teknis, syari'ah adalah seperangkat norma illahi yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
hubungan manusia dengan manusia lain dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan
benda dan alam lingkungan hidupnya,
(3) akhlak
ajaran Islam meliputi juga akhlak Akhlak berasal dari kata Khuluq yang berarti perangai, sikap,
tingkah laku, watak, budi pekerti. Perkataan itu mempunyai hubungan dengan sikap, perangai,
tingkah laku atau budi pekerti manusia terhadap Khalik (pencipta alam semesta) dan makhluk
(yang diciptakan),
G. Sistem ajaran islam
ajaran mempunyal sistem sendiri yang bagian-bagiannya saling bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan. Sumbernya adalah tauhid, yang berkembang
melalui akidah. Dari akidah itu mengalir syari'at dan akhlak Islam. Ketiga-
tiganya laksana bejana yang berhubungan. Melalui syari'ah serta akhlak,
dikembangkan sistem-sistem ajaran Islam dalam lembaga keluarga,
masyarakat, pendidikan, hukum, ekonomi, budaya, filsafat, dan sebagainya.
02
SUMBER HUKUM ISLAM METODE BERIJTIHAD
DAN PEMBAGIAN HUKUM ISLAM
A. Sumber Hukum Islam
Bahwa sumber hukum islam itu adalah (1) Al-Qur'an dan (2) As-Sunnah serta
(3) akal
pikiran manusia yang memenuhi syarat untuk berijitihad karena pengetahuan
dan pengalamannya, dengan menggunakan berbagai jalan (metode) atau
cara, di antaranya adalah (a) ijina, (b) qiyas , (c) istidal, (d) al mursalah, (e)
istihsan, (f) istishhab, (g)'urf
B. Metode-Metode Berijtihad
Ada beberapa metode atau cara untuk melakukan Ijtihad, baik ijtihad itu
dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama dengan orang lain. Di antara lain
metode atau cara berijtihad adalah (1) ijina,(2) qiyas ,(3) istidal,(4) al
mursalah,(5) istihsan,(6) istishhab,(7)'urf dan lain-lain.
Ada tiga faktor yang memengaruhi munculnya para ahli fatwa Sesudah meninggalnya Rasulullah saw.:
1) Semakin luasnya daerah Kekuasaan Islam mencakup wilayah-wilayah di Semenanjung Arab, Irak,
Syam, Persi, Mesir, dan lain-lain. 2) Pergaulan kaum Muslimin Dengan bangsa-bangsa yang
ditaklukkannya. Mereka terpengaruh Oleh budaya, adat istiadat Serta tradisi bangsa-bangsa tersebut.
3) Akibat jauhnya negara-negara yang ditaklukkan itu dengan ibu
Kota Khilafah (Pemerintahan) Islam, membuat para gubernur, para Hakim, dan para ulama harus
melakukan ijtihad guna memberikan Jawaban terhadap problema dan masalah-masalah baru yang
dihadapi.
B. Abu Hanifah, Imam Kaum Rasionalis
Latar belakang kecenderungan Abu Hanifah kepada ijtihad dan Pemakaian rasio adalah karena
beberapa faktor yang dapat diketahui Dengan menelusuri kehidupan ulama Semua faktor ini akan
kembali Kepada pengaruh kehidupan masyarakatnya yang pada akhirnya Membentuk fikiran dan
mazhabnya.
Masalah hubungan hukum adat dan hukum islam ini mungkin pula dapat dilihat dari sudut al-ahkam al-
khamsah yakni lima kategori kaidah islam,yang mengatur semua tingkah laku manusia. Kaidah-kaidah
haram (larangan),Fard(kewajiban), makruh ( celaan ), dan sunnat (anjuran).
06
HUKUM ISLAM DAN PEMBINAAN HUKUM
NASIONAL
Hukum Islam adalah hukum yang bersifat universal, Menjadi sumber bahan baku penyusunan
universal sifatnya Sebagaimana halnya dengan hukum nasional. dengan kedudukan sebagai salah
agama Islam yang itu, hukum Islam berlaku bagi satu sumber bahan baku dalam
orang Islam di manapun ia berada. Hukum nasional pembentukan hukum nasional, hukum islam sesuai
adalah hukum yang dengan kemauan darn kemampuan yang ada
berlaku bagi bangsa tertentu di suatu negara padanya, dapat berperan aktif dalam proses
nasional tertentu. pembinaan hukum nasional.
Wawasan yang dianut dalam pembinaan hukum Dengan beberapa masalah yang đapat
nasional dipecahkan, jelas prospek hukum Islam dalam
adalah wawasan nuSantara yang menginginkan pembinaan hukum nasional dan karena ia telah
adanya satu kesatuan diterima sebagai salah satu sumber bahan baku
hukum nasional, maka usaha unifikasi di bidang dalam pembangunan hukum nasional, maka jelas
hukum harus sejauh pula kedudukan dan peranannya dalam proses
mungkin dilaksanakan. pembangunan hukum nasional tersebut.
Upaya paksa melenyapkan peran tata hukum Islam; terakhir ditetapkan dalam Stb. 1937-
116. Aturan ini merupakan hasil usaha komisi Ter Haar. Antara lain memuat rekomendasi:
-Hukum warisan Islam belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat,
-Mencabut Wewenang Peradilan Agama (Raad Agama) untuk mengadili masalah
warisan, dan Wewenang itu dialihkan kepada Landraad.
-Pengadilan Agama ditempatkan di bawah pengawasan Landraad.
-Putusan Pengadilan Agama tidak bisa dilaksanakan tanpa executoir ver klaring dari
ketua Landraad.
B.Tujuan Kompilasi
Seperti yang sudah dikatakan, tema utama Kompilasi ialah “mempositifkan” hukum Islam
di Indonesia.
1. Melengkapi Pilar Peradilan Agama
a. Adanya Badan Peradilan yang Terorganisir Berdasarkan Kekuatan Undang-undang
b. Adanya Organ Pelaksana
c. Adanya Sarana Hukum sebagai Rujukan
2. Tetap Menempatkan Status Anak Angkat di Luar Ahli Waris dengan Modifikasi Melalui
"Wasiat Wajibah"
Meskipun hukum adat menyamakan hak dan kedudukan anak angkat sama dengan status
anak kandung, K.H.I tidak meng-adaptasi dan mengompromikannya menjadi nilai hukum
Islam. Hal itu dapat dibaca dalam Pasal 171 huruf h yang menegaskan:
- Status anak angkat terbatas pada peralihan:
a. Pemeliharaan hidup sehari-hari,
b. Tanggung jawab biaya pendidikan.
- Keabsahan statusnya pun harus berdasar putusan Pengadilan,
- Namun Pasal 209 memberi hak "wasiat wajibah" 1/3 kepada anak angkat.
H. Pokok-pokok Hukum Perwakafan
1. Pokok Materi secara Umum
a. Mensejajarkan dengan peraturan perwvakafand bidang pertanahan
b. Menertibkan administrasi perwakafan