Professional Documents
Culture Documents
Analisis Pelanggaran Kesantunan Berbahasa Pada Tuturan
Analisis Pelanggaran Kesantunan Berbahasa Pada Tuturan
* Artikel ini merupakan artikel yang telah dipaparkan pada Seminar Nasional Daring "Membangun Literasi Sastra Anak dalam Dunia
Pendidikan" yang diselenggarakan oleh Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Mulawarman pada 10
November 2021.
Diglosia: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya is licensed under a Creative Commons
Attribution-Share Alike 4.0 International License.
M. A. Ramadhany, W. G. Mulawarman, & S. Rijal
A. Pendahuluan
B. Metode
C. Pembahasan
4. Maksim Kebijaksanaan
5. Maksim Kemurahan
6. Maksim Penerimaan
8. Maksim Kesepakatan
sama-sama tidak setuju dengan tawaran yang saling mereka ajukan karena
dianggap tidak menguntungkan kedua belah pihak.
9. Maksim Kesimpatian
D. Penutup
Berdasarkan data yang sudah didapatkan peneliti menyimpulkan, bahwa
tuturan yang biasa diucapkan oleh pedagang dan pembeli di lingkungan pasar
Tradisional Kehewanan Samarinda banyak yang melanggar prinsip kesopanan
Leech dan pelanggaran tersebut didominasi oleh pembeli. Tuturan yang
diucapkan tersebut sudah menjadi hal yang lumrah di lingkungan pasar
Tradisional Kehewanan Samarinda, sehingga baik pedagang maupun pembeli
merasa tidak tersinggung dengan tuturan yang kurang sopan yang diucapkan
oleh pedagang maupun pembeli.
Daftar Pustaka