Professional Documents
Culture Documents
Bertemanlah Dengan Siapa Saja
Bertemanlah Dengan Siapa Saja
Pada suatu pagi yang cerah di SMAN 38 Jakarta, suasana di kelas 11 MIPA 4
sudah ramai dan ricuh seperti biasanya, selalu terjadi perdebatan antara anak
laki-laki dan perempuan. Hal ini, seperti sudah menjadi makanan sehari-hari
mereka tiada hari tanpa beradu mulut. Tetapi inilah yang membuat mereka
menjadi semakin akrab.
Alice : Yeh mending kalo dikasih ngasih balik, ini minta doang.
Guru: Selamat pagi semuanya. Sebelum memulai pembelajaran pada pagi hari ini,
ada yang ingin bapak sampaikan terlebih dahulu.
Murid baru itu pun masuk ke kelas dengan memakai baju yang lumayan norak,
dan terkesan kampungan sehingga para murid-murid dikelas menatapnya dengan
tatapan mengejek. Tetapi sayangnya, hal tersebut tidak diketahui oleh Neneng dia
malah merasa bahwa ia di terima dengan senang hati. Sehingga membuat dia
merasa lebih percaya diri.
Neneng : Halo semuanya, perkenalkan nama saya Neneng, kalian bisa panggil
saya Neng, salam kenal semuanya!
Neneng : Saya pindahan dari Kawungluwuk, Kota Subang, Jawa barat. Apakah ada
yang mau kalian tanyakan lagi teman-teman?
Neneng : Maaf bestie itu apa ya? Saya ga tau bahasa anak kota.
Miya : Ohh ANAK KAMPUNG ya? Keliatan si.
Guru : Sudah-sudah, dari kota maupun kampung semuanya sama saja, semoga
kalian bisa berteman baik dengan Neneng ya, Neng kamu duduk sebelah axel
yang kosong dibelakang itu.
(Neneng berjalan ke arah Axel dengan hati gembira karena ia merasa diterima
oleh teman teman barunya)
Alice : Cieee udah kenalan aja, kalo kata pepatah mah tak kenal maka tak sayang,
ini udah kenalan bentar lagi sayang-sayangan.
Guru : Axel kamu kenapa teriak-teriak! Sudah sekarang catat yang ada di papan
tulis ini!
Guru : Anak-anak sekarang sudah waktunya istirahat kalian jangan ada yang nakal
ya!
Mikel : Ihhhh iri deh sama Acengg, sebelahan sama cewe cantik.
miya : Neng geulis cardinya bagus bangett, beli dimanaa, mau juga dongg.
Neneng : Aku beli dikampung aku ada banyak disana, kalian mauu? Yang aku pake
ini yang paling mahal.
Julian : Wuaduhhh, berarti lo orang kaya ya Neng?
Alice : bisa kali bagi satu, kasian tu dari tadi si miya kayanya ingin banget cardigan
lu.
Neneng : Engga kok, aku mah orangnya sederhana. Kalo nanti aku pulang
kampung aku bawain deh.
Nana : Neng, kok pindah si ke kota? padahal kalo di desa jadi kembang desa ya!
Jake : Iihh beruntung banget aceng dapet cewe kayak neneng, udah cantik, kaya,
sederhana lagi, beh engga ada kurangnya.
(Neneng tersipu malu atas semua kata kata yang dilontarkan oleh teman-
temannya)
Axel : Ohh ternyata akhirnya lo sadar kalo daritadi gue malu sampingan sama
orang kaya lo?
Neneng : Saya merasa tidak diterima dikelas ini dan teman-teman seperti tidak
menyukai saya karena saya berasal dari kampung Pak.
Guru: Neneng.. Mungkin ini karena masih di hari pertama kamu disekolah nak,
jadi kamu merasa dijauhi dan terasingkan dari teman-teman mu. Coba saja
perlahan-lahan kamu mendekat ke mereka pasti mereka akan menerima kamu.
Neneng : Tapi walaupun ini baru sehari teman-teman dikelas sudah mencemooh
saya Pak.
Guru: Mungkin mereka hanya bercanda nak agar bisa dekat dengan kamu dan
lebih mengenal kamu.
Guru : Sudah, karena ini baru sehari kamu tidak bisa langsung menghakimi
mereka seperti itu nak, sekarang kamu kembali ke kelas ya bel masuk akan segera
berbunyi.
Neneng keluar dari ruang guru dengan perasaan yang sedih dan kecewa
karena iya merasa guru itu tidak menghiraukannya dan lebih berpihak kepada
teman temannya. Neneng pun Kembali berjalan dengan lesu menuju kelas dan
duduk di bangkunya tanpa berbicara sedikitpun.
Alice : Darimana neng, kok tiba tiba keluar?
Neneng: Kalian bisa ga sih ga kaya gitu sama saya, mau saya ngomong mau saya
diem masih aja kalian ngebully saya, saya salah apa sih sama kalian.
Guru: Halo anak anak sekarang kita akan membuat kelompok untuk praktek
bernyanyi, silahkan bisa langsung dimulai untuk pembentukan kelompoknya.
Melissa : engga kok kita udah cukup segini, kita kan pinter pinter. ; beda
Guru: Kalian tidak boleh begitu sama neneng, tidak baik membeda bedakan
teman. Sekarang biar neneng pilih saja ingin masuk kelompok siapa? Biar
semuanya adil.
Neneng sebenarnya merasa bingung dan gundah karena iya merasa tidak
dekat dengan siapa saja, tetapi neneng memilih Axel untuk menjadi teman
sekelompoknya karena ia sebangku dengannya. Hal ini membuat Neneng lebih
tidak di sukai oleh teman-teman sekelasnya karena mereka merasa bahwa
neneng merasa terlalu percaya diri, mereka jadi makin senang untuk
mencemoohnya.
Neneng : s-saya mau sekelompok sama axel aja pak. Axel mau kan sekelompok
sama saya?
Alice : cie ciee, aceng mah seneng banget sekelompok sama neneng.
Axel : Gak gak gak, saya gamau Pak sekelompok sama dia, suruh dia sama
kelompok sebelah saja.
Harley : Dih enak aja jelas-jelas dia milih lu ceng, sudah terima aja.
Guru : Sudah-sudah sana neneng bergabung dengan kelompok axel, untuk axel
bapak gamau dengar kamu kayak gitu lagi ya. Kalian ini kan semuanya sekelas,
kenapa kalian menjauhi teman kalian yang merupakan anak baru?
Mendengar perkataan Pak Waluyo seisi kelas pun hening. Tetapi setelah itu
mereka mulai mengutarakan perasaan yang telah mereka rasakan. Anak-anak
kelas 11 MIPA 4 itu mulai membela diri mereka satu persatu tanpa merasa
bersalah sedikit pun kepada Neneng.
Melissa : Ga ada yang ngejauhin neneng kok pak tapi kan dia memang maunya
sama Axel doang, ya ga guys ?
Harley : Bener pak tadi kita mau ajak ngobrol saja dia malah diem.
Axel : Ga ada Pak dia memang kayak gitu, gamau berbaur sama yang lain karena
saya sebangku sama dia jadi apa apa saya terus, saya sudah bilang ke dia untuk
berbaur sama teman teman lain tapi dia gamau.
Alice : Bener pak, dia saja tidak pernah mencoba untuk dekat dengan kita, kita
terus yang menghampiri dia ke meja nya.
Neneng: Tidak pak, saya juga tidak ada pilihan lain karena saya merasa semua
teman lain tidak suka kepada saya karena saya berasal dari kampung.
Guru : Apa betul kalian semua tidak suka kepada neneng karena dia berasal dari
kampung?
Jake : Kami semua tidak pernah seperti itu pak, malah Neneng ini sering pamer
contohnya tadi dia bilang kalo dia kaya dan juga dulu di kampung itu kembang
desa.
Neneng: Tidak pak itu tidak benar, tadi mereka bertanya apakah saya dulu
kembang desa dan saya menjawab tidak, kamu bisa ga si tidak berbohong ?
Mikel : Lah orang kita semua denger kok tadi pas lu pamer tentang cardi lu yang
paling mahal itu.
Julian : Iya bener kata Mikel, tadi jelas jelas lu yang bilang begitu.
Neneng : Ya Pak memang benar, tetapi itu karena mereka bertanya tentang cardi
saya dan saya tidak bermaksud untuk pamer pak.
Guru: Berarti benarkan apa yang dikatakan teman teman? Mereka tidak
berbohong kan?
Neneng: Tapi pak tidak begitu maksudnya, bapak tidak bisa menghakimi saya
hanya dengan perkataan yang mereka katakan kepada bapak, padahal bapak
sendiri tidak ada di waktu kejadian. Saya awalnya merasa senang karena mereka
ingin berteman dan menerima saya di kelas ini, tetapi lama kelamaan perkataan
demi perkataan yang mereka lontarkan berubah menjadi cemoohan. Baru sehari
saya bersekolah di sini, tetapi kalian semua sudah membeda-bedakan saya karena
saya berasal dari desa. Padahal, apa salahnya berasal dari desa? Bukan berarti
saya tidak bisa mendapat kesempatan untuk berbaur dengan kalian, kan?
Guru : Baik, saya sudah mendengar dari kedua sisi, dan bisa saya simpulkan
bahwa ini berawal dari ketidaksukaan kalian terhadap Neneng yang dianggap
tidak setara dengan kalian hanya karena neneng berasal dari kampung. Benar apa
yang dikatakan Neneng, semua berhak mendapat kesempatan yang sama untuk
beradaptsi dengan lingkungan barunya. Seperti yang dikatakan juga, baru sehari
Neneng berada disini, tapi kalian sudah mencemooh dia dengan kata-kata yang
tidak pantas. Sekarang kalian semua minta maaf kepada Neneng dan terima dia
sebagai teman sekelas kalian yang baru.
Nana : Neneng, maafin kita ya, kita semua udah keterlaluan banget hari ini sama
lo.
Axel : Iya Neng, gue sama temen-temen disini minta maaf ya sama lo, kedepannya
kita akan coba untuk bersikap lebih baik.
Alice : Neng maafin gua ya kalo gua tadi ngehina cardigan lu, tapi ini beneran
bagus kok!
Mikel : Neng maafin gua juga ya tadi ikut ikutan mengolok-ngolok lu.
Jake : Maaf ya neng gua tadi bilang ga mau sekelompok sama lu, sekarang gua
sudah sadar kok, yuk kita satu kelompok bareng.
Julian : Maafin gua ya neng udah bikin hari pertama sekolah lu ancur kaya gini.
Melissa : Iya maafin perbuatan kita semua ya neng, sekarang kita sadar kalo lu
sama kita engga ada bedanya. Maaf sudah nganggep lu kampungan dan
sebagainya. Mulai sekarang kita ga bakal bersikap kaya begitu lagi.
Neneng mulai merasa sedih dan tanpa sadar air matanya berlinang, dia
bersyukur akhirnya teman-temannya bisa menerimanya. Akhirnya seluruh murid
di kelas 11 MIPA 4 dapat kembali berteman dengan baik.
Neneng : Makasih yaa semua, sudah saya maafin kok, mulai sekarang Mari kita
berteman!
TERIMA KASIH