You are on page 1of 14

JENIS-JENIS PIDATO

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah


Retorika Public Speaking
Dosen Pengampu : Kalsum Minangsih, M.A.

Disusun Oleh: Kelompok 4

Rita Hanifah 11190510000082

Namira Salsa Faradillah 11190510000028

Rizqi Muhammad Fadhil 11190510000160

Hemi Aulia Rahmah 11190510000246

Syarifah Aulia 11190510000248


Pahlevi Agung 11190510000274
Riza Nuril Amri 11190510000149

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 2


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................. 3

A. Pengertian Pidato ...................................................................................... 3


B. Jenis-Jenis Pidato Berdasarkan Sifatnya .................................................... 4
C. Jenis-Jenis Pidato Berdasarkan Tujuannya ................................................. 6
D. Jenis-Jenis Pidato Berdasarkan Cara Penyampaiannya ............................ 10
BAB III ............................................................................................................. 12

PENUTUP ........................................................................................................ 12

A. Kesimpulan ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan kebutuhan bagi semua makhluk, khususnya


manusia. Salah satu metode berkomunikasi secara lisan adalah menggunakan
lontaran kata-kata yang berasal dari mulut manusia. Seiring berkembangnya ilmu
pengetahuan, terdapat satu rumpun ilmu komunikasi yang membahas tata cara
berbicara di depan umum, yakni ilmu retorika. Salah satu teknik berbicara dalam
ilmu retorika ialah berpidato.

Dalam pidato, tentulah ada suatu situasi dan kondisi tertentu dalam
menghadapi audiens. Untuk mengatasi hal tersebut, tentu diperlukan persiapan
yang baik dan matang. Persiapan tersebut meliputi mental, fisik, maupun materi.
Treatment atau penyampaian yang akan diberikan kepada audiens tentu tidak sama
antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, pembicara hendaknya mengetahui
jenis-jenis pidato yang akan disampaikan. Jenis-jenis ini disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan pribadi. Pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan
membahas secara tuntas mengenai apa saja jenis-jenis pidato, pengelompokan jenis
pidato berdasarkan sifat, tujuan, dan cara penyampaiannya, serta bagaimana
pengimplementasiannya dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pidato?
2. Apa saja jenis-jenis pidato?
3. Bagaimana pembagian jenis pidato berdasarkan sifat, tujuan, dan cara
penyampaiannya?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PIDATO

Pidato ialah kegiatan berbahasa lisan1. Pidato adalah berucap di depan umum
untuk tujuan tertentu. Jadi, pidato adalah sebuah kegiatan berbicara atau berorasi
untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal yang
ditujukan untuk orang banyak. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang yang
memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal atau peristiwa yang
penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran
bahasa Indonesia. Pidato banyak jenisnya, di antaranya, pidato sambutan yang
disampaikan pada awal sebuah acara atau pidato kenegaraan yang disampaikan oleh
presiden. 2

Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang
mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh
pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato
pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya.
Dalam berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya
diperhatikan serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar
orang yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita
sampaikan.

Pengertian pidato menurut para ahli :

1. Emha Abdurrahman

Pengertian pidato menurut Emha Abdurrahman adalah sebuah kegiatan


berbicara di depan umum. Pidato dilakukan untuk menyampaikan sebuah pendapat

1
Zaenal Arifin, Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), h. 228.
2
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2005, h. 455.

3
atau uraian. Pidato dilakukan oleh seseorang secara lisan. Informasi di dalam pidato
menjelaskan mengenai suatu hal atau sebuah masalah. Pidato akan dilakukan
dengan menggunakan kalimat-kalimat yang jelas pada waktu tertentu di hadapan
banyak orang.

2. Syam

Syam menjelaskan bahwa pengertian pidato adalah teknik berbicara. Pidato


akan dilakukan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa yang efektif. Orang
yang berpidato akan menampilkan sebuah keterampilan orang tersebut. Umumnya,
tersebut akan menunjukan sebuah kemahiran dalam melakukan pemilihan kata. Hal
itu akan mempengaruhi para pendengar.

3. Arsjad

Pidato menurut Arsjad adalah sebuah kegiatan komunikasi. Kegiatan ini


dilakukan oleh seseorang dengan sebuah tujuan. Tujuan tersebut antara lain untuk
menyampaikan dan menanamkan beragam ide, gagasan dan konsep. Semua hal itu
akan diungkapkan di muka umum. Tujuannya adalah supaya pendengar yakin
terhadap ide, gagasan atau konsep yang dijelaskan. Dengan kata lain, hal itu
dilakukan supaya pendengar yakin terhadap orang yang sedang berpidato.

4. M. Djen Amar

Menurut M. Djen Amar, pidato adalah sebuah hal yang mengaitkan kepada
tiga hal. Pertama, pembicara atau komunikator yang menyampaikan sesuatu dengan
lisan. Kedua berkaitan dengan isi pembicaraan, isi pidato atau pesan yang termasuk
ke dalam pesan atau message lisan. Ketiga pendengar atau hadirin yang hadir dan
mendengarkan, mereka disebut komunikan di dalam komunikasi.

B. JENIS-JENIS PIDATO BERDASARKAN SIFATNYA

Jenis pidato berdasarkan sifatnya dibagi lagi menjadi enam, yaitu:

1. Pidato Sambutan

4
Jenis-jenis pidato pertama jika dilihat dari isinya adalah pidato sambutan. Pidato
sambutan adalah pidato yang membuka suatu acara dan biasanya berisi sambutan
atas acara tersebut. Umumnya pidato sambutan disampaikan oleh beberapa orang
penting dengan durasi yang terbilang singkat. Sehingga menjelaskan mengenai
tema acara, latar belakang acara, dan dukungan atas acara tersebut dari pembicara.

2. Pidato Pembukaan

Jenis yang kedua adalah pidato pembukaan yaitu jenis pidato yang disampaikan
untuk membuka suatu acara dan umum dilakukan oleh pembawa acara atau MC.
Biasanya oleh pembawa acara akan membuka acara dengan perkenalan lalu
menjelaskan susunan acara tersebut.

3. Pidato Pengarahan

Berikutnya adalah pidato pengarahan yang isinya berisi arahan kepada para
pendengar untuk melakukan sesuatu di dalam sebuah acara. Misalnya mengarahkan
para pendengar untuk menyimak video yang akan di putar di depan, mengarahkan
pembicara untuk memberikan tepuk tangan pada tamu tertentu, dan lain
sebagainya.

4. Pidato Peresmian

Berdasarkan isinya juga akan dijumpai jenis-jenis pidato peresmian. Pidato


peresmian adalah pidato yang disampaikan oleh orang penting yang meresmikan
suatu acara atau pembukaan suatu usaha atau tempat. Peresmian ini biasanya
menjadi acara penting yang dihadiri oleh banyak pihak. Salah satunya menjadi
pembicara yang akan meresmikan acara inti. Sehingga pidato tersebut isinya
meresmikan acara tersebut dan merupakan pidato peresmian tadi.

5. Pidato Pertanggungjawaban

Selanjutnya adalah pidato pertanggungjawaban dimana isi pidato tersebut


adalah bentuk pertanggungjawaban atas dilaksanakannya suatu acara. Misalnya
saja ada acara pembukaan hotel bintang lima. Dalam acara tersebut tentu ada pihak
yang menjadi penanggung jawab. Pihak inilah yang nantinya akan berpidato dan

5
menjelaskan bahwa dirinya bertanggung jawab atas acara yang tengah
berlangsung.

6. Pidato Laporan

Terakhir adalah pidato laporan yang isinya menyampaikan laporan atau hasil
dari suatu kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Misalnya saja dalam
pembukaan acara tertentu, ada yang bertanggung jawab menyampaikan laporan
kegiatan. Maka laporan kegiatan yang disampaikan adalah pidato laporan. Sebab
menjelaskan detail jalannya kegiatan dari awal sampai akhir kepada para
pendengar. Laporan ini disampaikan secara sistematis agar mudah dipahami oleh
pendengar.

C. JENIS-JENIS PIDATO BERDASARKAN TUJUANNYA

1. Pidato Informatif

Pidato ini bertujuan untuk menyampaikan informasi. Khalayak diharapkan


mengetahui, mengerti, dan menerima informasi itu. Ehninger, Monroe, dan
Grobeck (1978) dalam buku Principles and Types of Speech, menyebut tiga macam
pidato informatif, yakni 1) oral reports (laporan lisan) yang meliputi laporan
ilmiah, laporan panitia, laporan tahunan, laporan proyek, dan sebagainya. 2). Oral
instruction (pengajaran), misalnya guru yang menjelaskan pelajaran, atasan yang
menerangkan pekerjaan, atau pemimpin yang membagi tugas kepada bawahannya,
3) informative lectures (kuliah), seperti ceramah umum, presentasi di depan peserta
konferensi, penyajian makalah, pengajian. Apapun jenisnya, pidato informatif
merupakan upaya untuk menanamkan pengertian. Karena itu secara keseluruhan
pidato informatif harus jelas, logis, dan sistematis. Khalayak sulit memahami pesan
yang abstrak, meloncat-loncat, dan kacau.3

Isi Pesan Pidato Informatif

3
Dhanik Sulistyarini, S.Sos., dkk, Buku Ajar Retorika, (Banten: CV. AA RIZKY, 2020),
h. 116-128.

6
Supaya pesan yang disampaikan mudah dipahami, Ehninger dkk menyarankan:

 Gagasan utama tidak boleh terlalu banyak, karena jika terlalu banyak
khalayak akan kesulitan mencerna pesan yang disampaikan.
 Jelaskan istilah-istilah yang aneh dan kabur. Jika ada istilah-istilah yang
tidak jelas perlu dijelaskan, misalnya dengan: 1) menggunakan definisi
dalam kamus, 2) menjelaskan makna dengan menceritakan asal-usul kata,.
 menjelaskan makna konsep dengan menyebutkan apa yang tidak termasuk
4) menerangkan konsep dengan memberikan contoh-contoh.
 Atur kecepatan menyajikan informasi, jangan terlalu cepat atau terlalu
lambat.
 Jelaskan perpindahan pokok pembicaraan.
 Gunakan data konkret, yang kaya akan fakta, angka, penjelasan dan contoh.
Teori yang abstrak harus dijelaskan dengan contoh konkret.
 Hubungkan yang tidak diketahui dengan yang diketahui, supaya audiens
mudah memahami.
 Masukkan bahan-bahan yang menarik perhatian, misalnya anekdot-anekdot
yang segar, pengalaman aneh, kisah yang menyentuh, dan sebagainya.

2. Pidato Persuasif

Pidato persuasif adalah pidato yang bertujuan untuk memengaruhi


pendapat, sikap, sifat, dan tingkah laku audiens. Tidaklah mudah untuk
memengaruhi khalayak karena khalayak akan bersikap selektif menghadapi upaya
persuasi dari seorang komunikator/orator, penceramah, atau pembicara.
Predisposisi audiens akan selalu bekerja aktif sebelum dan selama mereka
dihadapkan pada proses komunikasi itu. Predisposisinya akan berpengaruh besar
terhadap penentuan pendapat dan sikap selanjutnya dalam menanggapi komunikasi
yang datang padanya. Dengan demikian, memengaruhi seseorang atau orang
banyak “dari luar” memerlukan teknik dan taktik yang khusus sera mampu
menembus hambatan-hambatan yang tersembunyi dalam diri manusia itu. Apabila

7
hal itu kurang diperhatikan, maka upaya kampanye persuasif yang hebat dengan
dana yang besar pun tidak akan berhasil.

Hambatan-Hambatan dalam Persuasi

 Noise-factor adalah hambatan berupa suara yang mengganggu sehingga


komunikasi tidak berjalan dengan baik.
 Semantic-factor, yaitu hambatan berupa pemakaian kata atau istilah
sehingga menimbulkan salah paham atau Pengertian.
 Interest (kepentingan) yang akan membuat seseorang atau orang banyak
selektif dalam hal penghayatan atau tanggapannya. Orang hanya akan
memperhatikan rangsangan (stimuli) yang ada hubungan dengan
kepentingannya. Kepentingan bukan hanya memengaruhi perhatian kita
saja, namun juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran, dan tingkah
laku kita yang pada hakikatnya merupakan sifat reaktif terhadap segala
rangsangan yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.
 Motivation (motivasi) akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang
sesuai benar dengan keinginan, kebutuhan, dan kekurangannya. Keinginan,
kebutuhan, dan kekurangan seseorang berbeda dengan orang lain dari waktu
ke waktu dan dari tempat ke tempat. Oleh karena itu motivasi berbeda dalam
intensitasnya, demikian pula intensitas tanggapan orang terhadap sesuatu
komunikasi. Semakin komunikasi bersesuaian dengan garis motivasi
seseorang, semakin besar kemungkinan komunikasi itu memperoleh
penerimaan baik dari orang tersebut (komunikan). Sebaliknya komunikan
akan mengabaikan komunikasi yang tidak bersesuaian dengan motivasinya.
 Prejudice (prasangka); merupakan hambatan berat suatu kegiatan
komunikasi, sebab orang yang mempunyai prasangka belum apa-apa sudah
bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak melancarkan
komunikasi. Dalam prejudice, emosi memaksa kita untuk menarik
kesimpulan atas dasar prasangka yang biasanya buruk, tanpa menggunakan
pemikiran rasional. Dalam melakukan pidato persuasif, pembicara mungkin

8
menghadapi beberapa tipe khala ofyak, yaitu khalayak tak sadar, khalayak
apatis, khalayak tertarik tapi ragu, dan khalayak yang bermusuhan.

Isi pesan persuasif hendaknya:

 Menarik perhatian
 Meyakinkan, dengan bukti-bukti: fakta, contoh, statistik, dan testimoni. Ada
empat teknik penyajian bukti: induksi, deduksi (termasuk di dalamnya
entimem dan silogisme), hubungan kausal, dan analogi (figuratif atau
literal).
 Menyentuh atau menggerakkan, dengan menggunakan bahan-bahan yang
mempunyai pengaruh psikologis, yang dapatdengan menggunakan daya
tarik motif

3. Pidato Rekreatif

Pidato rekreatif adalah suatu jenis pidato yang umumnya bersifat ringan,
tidak mempunyai tujuan tertentu seperti pidato informatif dan persuasif. Namun
pidato rekreatif adalah jenis pidato yang paling sukar dilakukan karena bukan hanya
memerlukan keterampilan berbicara, namun juga kecerdasan..

Karakteristik pidato rekreatif di antaranya:

 Tidak melulu lucu. Anda berbicara tidak untuk


menyampaikan informasi, tidak pula untuk mem-pengaruhi. Tujuan Anda
hanyalah menggembirakan, melepaskan ketegangan, menggairahkan
suasana, atau sekedar memberikan selingan setelah rangkaian acara
 yang melelahkan. Pidato rekreatif tidak melulu lucu, Anda dapat
menceritakan pengalaman yang luar biasa, eksotik, aneh tapi nyata, aneh
tapi tidak nyata. Hal yang penting adalah Anda menyampaikan hal-hal yang
menarik perhatian pendengar, mengendurkan syaraf mereka, atau membuat
mereka santai.
 Gembirakan diri Anda terlebih dahulu.
 Hindari rangkaian gagasan yang sulit

9
 Gunakan gaya bercerita (naratif)
 Berbicaralah singkat

Dalam pidato rekreatif dapat menggunakan humor, namun perlu diingat bahwa
tidak semua orang mampu melakukan humor dengan baik. Oleh karena itu perlu
berhati hati dalam menggunakan humor.

Organisasi Pesan Rekreatif

Teknik satu pokok

 Kisahkan cerita atau berikan ilustrasi


 Tunjukkan gagasan pokok atau pandangan yang menajdi pijakan untuk
mempersatukan rincian pembicaraan Anda
 Ikuti dengan serangkaian cerita dan ilustrasi tambahan.
 Tutup dengan mengulang kembali gagasan utama yang telah Anda jelaskan.

D. JENIS-JENIS PIDATO BERDASARKAN CARA PENYAMPAIANNYA

Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapannya dapat meliputi


pemilihan topik, penentuan tujuan yang jelas dan bahasa yang baik. Berikut
merupakan jenis pidato berdasarkan cara penyampaiannya 4 :

1. Pidato Improptu, merupakan metode spontanitas, dilakukan tanpa naskah


dan tanpa persiapan lebih dahulu. Pembicara hanya memikirkan masalah
apa yang akan dikemukakan. Misalkan, pembicara diminta berpidato di
pesta penghargaan
2. Pidato Manuskrip, yaitu pidato dengan naskah sesuai dengan apa yang
ingin disampaikan. Pada disampaikan persis dengan apa yang telah
disiapkan. Ini dilakukan agar menghindari kesalahan dalam penyampaian

4
Gentasri, A., Retorika Praktis Dan Seni Berpidato, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 34-
35

10
pesan atau materi pidato yang ingin disampaikan. Contoh, pidato resmi
mengenai persoalan politik, pengumuman atau ulasan teknik.
3. Pidato Memoriter, pidato yang ditulis kemudian diingat kata demi kata.
Dalam metode ini, naskah yang sudah disiapkan tidak dibaca namun
dihafalkan terlebih dahulu kemudian diucapkan dalam kesempatan
berpidato. Metode ini menuntut ingatan pembicara dalam menguasai bahan
yang akan disampaikan kepada pendengar.
4. Pidato Ekstemporer, yaitu jenis pidato yang paling baik. Pidato terlebih
dahulu disiapkan berupa garis besar dan pokok penunjang. Garis besar itu
menjadi pedoman saja dan tidak perlu mengingat kata demi kata. Juru pidato
mengembangkan sendiri pokok-pokok atau garis besar pidato, menurut
bahasa dan gayanya sendiri.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pidato terdiri dari beberapa jenis. Adapun jenis tersebut dapat dikategorikan
menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan sifatnya, tujuannya, dan cara
penyampaiannya.
Jenis pidato berdasarkan sifatnya yaitu pidato sambutan, pembukaan,
pengarahan, peresmian, pertanggungjawaban, serta laporan. Sedangkan
berdasarkan tujuannya, pidato terbagi menjadi pidato informatif untuk
menyampaikan suatu informasi, pidato persuasif yang berupa ajakan untuk
mempengaruhi audiens, dan pidato rekreatif yang sifatnya lebih ringan tanpa
adanya suatu tujuan spesifik. Sedangkan berdasarkan cara penyampaian atau
metodenya, pidato terdiri atas pidato impromtu atau spontanitas, pidato manuskrip
yang berupa naskah, pidato memoriter dengan cara mengingat-ingat, dan pidato
ekstemporer yang berupa pointer penting atau garis besar dari suatu topik.
Pada akhirnya, orientasi dari penyampaian sebuah pidato adalah
tersampaikannya maksud dan pesan yang dituju dari pembicara kepada audiens
dengan baik dan jelas. Jenis dan motode berpidato ini dapat disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan pembicara, juga disesuaikan dengan kondisi dan situasi
tertentu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2009). Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.


Gentasri, A. (2003). Retorika Praktis dan Seni Berpidato. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulistyarini, D. (2020). Buku Ajar Retorika. Banten: CV. AA RIZKY.

13

You might also like