You are on page 1of 14

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2022/ 2023

MATA KULIAH EKONOMI LAYANAN KESEHATAN

FAKULTAS PASCASARJANA PRODI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT URINDO

HARI/ TANGGAL : Kamis Tanggal 04 Februari 2023

WAKTU : 2 (dua) jam

Kelas : 36 D

Dosen : 1. DR Dra. Eka Yoshida Sofyan Syukri Apt, MM, MARS

2. Dr Susy Himawati MARS

3. Nurhayati SE MARS

Nama Mahasiswa : Siti Jarofiyah

NPM : 226080160

SOAL 1 :

(a) Sebutkan dan jelaskan prinsip dasar analisis biaya rumah sakit,
(b) Jelaskan pengertian biaya (bagi konsumen dan produsen) dan tujuan umum analisis biaya.
(c) Sebutkan dan jelaskan secara terperinci langkah-langkah analisis biaya.
(d) Sebutkan dan jelaskan klasifikasi struktur biaya.

SOAL 2:
1. Kebutuhan pemeriksaan MRI di Rumah Sakit “Sejahtera” akhir-akhir ini meningkat
dengan rata-rata pemeriksaan 200 pasien per bulan. Selama ini Rumah sakit Sejahtera
merujuk tindakan MRI ke Rumah Sakit “ ABC” dan dikenakan tarif pelayanan MRI
sebesar Rp 4.000.000. Dengan melihat kondisi yang ada, Direksi Rumah Sakit
“Sejahtera” memutuskan akan melakukan KSO dengan pihak ke 3 dengan jangka
waktu 5 tahun. Setelah dilakukan pemberitahuan rencana KSO tersebut ke media
massa, maka telah ada 3 vendor yang berminat dengan penawaran sebagai berikut:
No Keterangan Perusahaan A Perusahaan B Perusahaan C

1. Mesin MRI 25.000.000.000 24.000.000.000 24.000.000.000


2. BiayaPemeliharaan 2.000.000/bulan 30.000.000/tahun 2.250.000/bulan
3. Biayahabispakai 95.000.000/bulan 1.440.000.000/tahun 110.000.000/bulan
(Film dan amplop)
4. Biayapelatihan Free 10.000.000 per Free
tahun
5. Renovasi ruangan 300.000.000 300.000.000 250.000.000

Sebagai Direktur Utama, tentukanlah metode pengambilan keputusan yang akan dilakukan.
Apa keputusan anda dan jelaskan.

SOAL 3 :
Sebutkan dan jelaskan :

a) pengertian cost of quality


b) mengapa cost quality sangat penting dalam pelayanan kesehatan
c) elemen apa saja yang termasuk dalam biaya mutu/ cost of quality
d) hubungan antara penerapan cost of quality dengan peningkatan efisiensi biaya
dan profit rumah sakit
e) Manfaat dan fungsi cost of quality dalam pelayanan kesehatan
f) Anda seorang drSp PatKlin, mendapat surat tugas sebagai Ka Instalasi
Laboratorium RS di RS XYZ. Anda diminta membuat RBA Instalasi Laboratorium
meliputi perencanaan program dan anggaran. Identifikasi program apa saja dan
biaya mutu untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta
peningkatkan efisiensi dan pendapatan RS, yang tercantum pada RBA.

SOAL 4 :
Saat ini rumah sakit sedang menghadapi era disrupsi 4.0, maka manajemen rumah
sakit akan menghadapi perubahan yang berlangsung sangat cepat dan tidak terduga
baik berupa VUCA maupun pandemi covid 19, yang mengakibatkan
keberlangsungan rumah sakit akan terganggu.

a) Sebutkan dan jelaskan strategi apa saja yang harus dilakukan rumah sakit dalam
menghadapi perubahan tersebut ?
b) Salah satu program kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan kesehatan
adalah dengan menerapkan Manajemen Lean di rumah sakit. Sebutkan dan
Jelaskan dengan rinci pengertian manajemen lean, 5 prinsip berpikir secara Lean
dan bagaimana konsep lean diterapkan dalam pelayanan kesehatan agar
efisiensi biaya dapat tercapai (minimal 8 contoh penerapan di RS)
c) Sebutkan dan jelaskan apa yang diinginkan oleh RS dan Pasien dalam menghadapi
perubahan tersebut
d) Sebutkan dan jelaskan pemborosan apa saja yang menyebabkan pelayanan kesehatan
yang disediakan oleh rumah sakit tidak memuaskan pasien serta berilah contoh kegiatan
apa saja di rumah sakit yang dapat menyebabkan adanya pemborosan

SOAL 5 :

Dalam pengelolaan alur perbekalan farmasi, alat kesehatan dan alat medis maka telah
diterapkan berbagai perbaikan sistem dengan melakukan penerapan manajemen rantai
suplai (supply chain management)

(a) Sebutkan dan jelaskan pengertian supply chain management serta apa saja
konsep dan fungsi supply chain management dalam pelayanan di RS

(b) Sebutkan dan jelaskan bagaimana penerapan supply chain management dalam
alur perbekalan farmasi yang diawali dengan tahapan proses-proses mulai dari
tahap perencanaan dan seleksi perbekalan farmasi, tahap persetujuan anggaran
untuk pembelian PF, tahap pengadaan PF , tahap distribusi perbekalan farmasi
dari distributor ke RS dan tahap penerimaan PF di IF dan distribusi PF ke pasien.
Buat rantai suplai pada setiap tahapan tsb.

SOAL 6 :

Untuk efisiensian pengelolaan gudang farmasi dilakukan pengklasifikasian Sistem Pareto.


Sebagai Manager logistik, tolong anda lakukan pengelompokan obat dengan sistem Pareto
ABC untuk obat- obat berikut ini.

No Nama Barang Harga (Rp) Total penggunaan


per tahun ( unit)
1. Nacl Infus 500 ml 15000 300
2 RL infus 500 ml 15000 300
3 Amoxicillin 500 mg generik 1000 100
4 Kasa 5 inchi 25000 100
5 Albumin 100ml 750000 2
6 Catarlent 80000 2
7 Cendoxytrol drop 85000 10
8 Lansoperazol 20 mg 4000 500
9 Atorvastatin 30 mg 5000 500
10 Infus set 20000 100
11 Spuit 10 cc 8000 350
12 Spuit 5 cc 5000 500
13 Betadin salep 10 mg 20000 5
14 Chloramfenicol 1% cream 10 mg 30000 5
15 Vaselin 50 mg 50000 3
16 Paracetamol 2000 500
17 Wind ring 50000 2
18 ETT no 7 100000 2
19 Gudel 50000 3
20 Amlodipin 10 mg 10000 150

TERIMA KASIH

JAWABAN

1. A. Prinsip Dasar Analisis Biaya Rumah Sakit


Mengutip UU No. 40 Tahun 2009 tentang Rumah sakit, disebutkan bahwa
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Analisis biaya rumah sakit adalah proses menata kembali data atau informasi
yang ada dalam laporan keuangan untuk memperoleh usulan biaya suatu pelayanan
kesehatan. Analisis biaya merupakan pendistribusian biaya dari unit operasional,
unit pemeliharaan dan unit pelayanan umum lainnya ke pusat pendapatan
pelayanan kesehatan. Dengan adanya informasi biaya tersebut maka dapat
digunakan sebagai dasar pengendalian biaya
Prinsip dari analisis biaya rumah sakit adalah menghitung biaya yang telah
dikeluarkan selama satu tahun pada setiap unit-unit fungsional yang ada di rumah
sakit, yang meliputi semua biaya investasi, biaya perasional, dan biaya
pemeliharaan. Jumlah biaya bertujuan untuk mengitung biaya satuan, maka
diperlukan langkah-langkah untuk memindahkan atau mendistribusikan semua
biaya yang dikeluarkan di unit penunjang ke unit-unit produksi, setelah itu
dilakukan distribusi biaya lalu dilakukan perhitungan biaya satuan (unit cost).
Berikut adalah beberapa prinsip dasar analisis biaya rumah sakit:

 Akuntabilitas : harus dapat dipertanggungjawabkan dan diukur


dengan akurat.
 Sumber Daya : harus memperhitungkan seluruh sumber daya yang
digunakan dalam suatu unit atau departemen rumah sakit, termasuk tenaga
kerja, peralatan, dan bahan baku.
 Aktivitas : harus memperhitungkan semua aktivitas yang terkait
seperti pemeriksaan pasien, tindakan medis, dan perawatan.
 Kualitas : harus memperhitungkan kualitas layanan yang
diberikan dan memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan membawa nilai
tambah bagi pasien.
 Efisiensi : harus memastikan bahwa sumber daya yang digunakan
digunakan secara efisien dan meminimalkan biaya yang tidak perlu.
 Standar : harus memenuhi standar biaya yang diterima secara
umum.
Dengan memperhatikan enam prinsip ini, analisis biaya rumah sakit akan
membantu rumah sakit menentukan biaya yang sebenarnya dari suatu unit dan
membuat keputusan yang optimal untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas
layanan.
B. Pengertian Biaya (bagi konsumen dan produsen) dan Tujuan Umum Analisis
Biaya.
Biaya (cost) adalah semua pengorbanan yg dikeluarkan (pemerintah) utk
memproduksi (menyelenggarakan program pelayanan) atau memperoleh input
(barang, jasa dan lain-lain) agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara
optimal. Bagi konsumen, biaya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk
mendapatkan apa saja yang diinginkan, seperti barang atau suatu bentuk aktivitas.
Sedangkan bagi produsen, biaya itu sendiri adalah nilai dari sejumlah input (faktor
produksi) yang dipakai untuk menghasilkan suatu produk (output). Tujuan umum
analisis biaya adalah perencanaan dan evaluasi. Analisis biaya dilakukan untuk
merencanakan penyusunan tarif dan anggaran. Tujuan evaluasi dilakukan adalah
untuk menilai tingkat efisiensi pelayanan, tingkat efektivitas biaya, dan evaluasi
terkait tarif rumah sakit.
C. Langkah-langkah Analisis Biaya.
1. Menentukan bagian yang akan di analisis,
2. Identifikasi semua biaya yang mungkin timbul,
3. Analisis kegiatan pada unit /bagian yang secara logika biayanya timbul akibat
peningkatan aktivitas di unit tersebut,
4. Telusuri dan hitung semua biaya langsung yang terjadi
5. Telusuri biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung untuk
setiap unit / bagian
6. Hitung unit cost per kegiatan dengan cara mengalokasikan total biaya (biaya
langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap kegiatan yang ada
D. Klasifikasi Struktur Biaya
Klasifikasi struktur biaya dibagi menjadi 3, yaitu berdasarkan skala produksi,
fungsi dan aktivitas sumber biaya, serta lama penggunaan objek. Berdasarkan skala
produksi dibagi lagi menjadi 2, biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable
cost). Fix cost merupakan biaya yang tetap harus dibayar meskipun tanpa ada
volume pelayanan, sedangkan variable cost merupakan biaya yang dibayar
tergantung pada volume pelayanan. Berdasarkan fungsi dan aktivitas dibagi
menjadi direct cost yaitu biaya langsung ke pelayanan pasien dan indirect cost
yaitu biaya tidak langsung ke pelayanan pasien. Berdasarkan lama penggunaan
objek dibagi menjadi 3 yaitu biaya investasi, biaya operasional, dan biaya
pemeliharaan. Biaya investasi merupakan biaya pembelian alat dengan umur lebih
dari 1 tahun dan harga lebih dari 1 juta, biaya operasional merupakan biaya yang
dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan, sedangkan biaya pemeliharaan
merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan fasilitas rumah sakit seperti
servis dan lain sebagainya.
2. Menggunakan metode Cost Benefit Analysis karena hanya ada 1 output yang
didapatkan dari beberapa input yang ditawarkan karena analisanya menyangkut
besarnya keuntungan/kerugian dari produk tersebut
- Perhitungan pasien: 200 pasien x 12 bulan x 5 tahun = 12.000 pemeriksaan
dalam 5 tahun
- 12.000 x 4.000.000 = 48.000.000.000 (48 milyar dalam 5 tahun)
 Vendor A : 25.000.000.000 + (2.000.000 x 60 bulan) + (95.000.000x60
bulan) + (0x5tahun) + 300.000.000 = 25.000.000.000 + 120.000.000 +
5.700.000.000 + 0 + 300.000.000 = 31.120.000.000 ( 31M dalam 5 tahun)
 VENDOR B : 24.000.000.000 + (30.000.000 x 5 TAHUN) + (1.400.000.000
x 5 TAHUN) + (10.000.000 x 5 tahun) + 300.000.000 = 31.500.000.000 (31,5
M dalam 5 tahun)
 VENDOR C : 24.000.000.000 + (2.250.000 X 60bulan ) +(110.000.000 x 60
bulan) + (0 x 5 tahun) + 250.000.000 = 30.985.000.000 (30,9 M dalam 5
tahun)
Maka yang dipilih merupakan vendor C.
3. A. Cost of quality menurut Blocher (2000) adalah biaya-biaya yang berkaitan
dengan pencegahan, pengidentifikasian, perbaikan dan pembetulan produk yang
berkualitas rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan
penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.
Menurut Hansen dan Mowen (2005) adalah biaya-biaya yang timbul karena
mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya.
B. Didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mencegah buruknya kualitas atau
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan customer atau biaya yang terjadi karena
buruknya kualitas produksi/jasa fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini tentu sangat
penting karena berhubungan dengan kepuasan pasien, ketika pasien merasa puas
dengan kualitas pelayanan yang kita berikan maka dia akan menjadi pasien tetap dan
akan mengajak orang-orang disekitarnya untuk berobat ke rumah sakit kita sehingga
benefit yang kita dapat menjadi meningkat.
Pentingnya Biaya Mutu : Biaya tersebut seringkali berjumlah sangat besar
(hasil penelitian NEDO 1985 di Inggris 10-20% dari pendapatan). Besarnya biaya dan
dimana biaya itu terjadi tidak diketahui oleh kebanyakn bisnis, hanya 40% perusahaan
yang pernah mengumpulkan data ini. Sebagian besar biaya (>80%) dikaitkan dengan
kegagalan dan penilaian. Penghematan biaya mutu akan mempunyai dampak penting
dan positif terhadap hasil penjualan. Besarnya beban kegagalan dan penilaian
menandakan bahwa bisnis memberi kelonggaran pada kerusakan dan kemudian
diperbaiki. Berkurangnya biaya kegagalan menjadi salah satu indikasi bahwa produk
berkualitas yang dihasilkan perusahaan mengalami peningkatan. Produk yang
berkualitas meupakan produk yang memiliki nilai (value) yang tinggi yang
berdampak pada kepuasan pelanggan.
C. 1) Biaya Pencegahan
Adalah pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya
cacat kualitas, terdiri dari:
- Biaya pelatihan kualitas
- Biaya perencanaan kualitas
- Biaya pemeliharaan peralatan
- Biaya penjaminan supplier
2) Biaya Penilaian
Adalah yang dikeluarkan dalam rangka pengukuran dan analisis data untuk
menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan spesifikasinya, biaya ini terjadi
setelah produksi tetapi sebelum penjualan, terdiri dari:
- Biaya pengujian dan inspeksi
- Peralatan pengujian
- Biaya informasi
3) Biaya kegagalan internal
Adalah biaya yang dikeluarkan karena rendahnya kualitas yang ditemukan
sejak penilaian awal sampai dengan pengiriman kepada pelanggan, terdiri dari:
- Biaya Tindakan koreksi
- Biaya pengerjaan Kembali dan biaya sisa produksi
- Biaya proses
- Biaya ekspedisi
- Biaya inspeksi dan pengujian ulang
4) Biaya kegagalan eksternal
Adalah biaya yang terjadi dalam rangka meralat cacat kualitas setelah produk
sampai pada pelanggan dan laba yang gagal diperoleh karena hilangnya peluang
sebagai akibat adanya produk atau jasa yang tidak dapat diterima oleh pelanggan.
Terdiri dari:
- Biaya untuk menangani keluhan dan pengembalian dari pelanggan
- Biaya penarikan Kembali dan pertanggungjawaban produk
- Penjualan yang hilang karena produk tidak memuaskan
D. Hubungan antara penerapan cost of quality dengan peningkatan efisiensi biaya dan
profit rumah sakit : Dengan penerapan cost quality yang tepat sehingga harapannya
biaya preventif dan penilaian yang akan dikeluarkan secara maximal sehingga biaya
kegagalan akan menurun, meningkatkannya kepuasan pasien dan meningkat pula
angka return sehingga profit yang didapatkan lebih menjanjikan.
E. Manfaat:
a. Mengurangi biaya kesalahan (error). Penghematan yang diharapkan tentunya harus
berdasarkan rencana peningkatan yang spesifik. Dalam mengestimasikan present
cost, jangan membesarkan atau menggelembungkan present cost dengan
memasukkan perdebatan atau batasan-batasan
b. Meningkatkan kemampuan proses. Penghematan diharapkan datang dari
pengurangan dalam variasi karakteristik produk atau karakteristik proses dan proses
yang hilang lainnya seperti pemilahan inspeksi, operasi berlebihan, mengambil
informasi yang terlewatkan, dan berbagai kegiatan lainnya yang tak bernilai tambah
c. Mengurangi ketidakpuasan konsumen. Indikator awal ketidaksukaan konsumen bisa
dilihat dari respon pasar dengan memberikan pertanyaan kepada pasar, “Apakah
anda mau membeli barang ini lagi?”
d. Peningkatan konsumen baru. Peningkatan barang atau jasa yang menarik konsumen
akan meningkatan penghasilan penjualan
Fungsi:
- Membantu manager dan staf manajemen lainnya untuk lebih focus pada cara
menjalankan bisnis dan cara merespon kebutuhan pelanggan.
- Merangsang minat manajemen puncak untuk menggali peluang peningkatan profit
dengan menjalankan program peningkatan kualitas (quality improvement).
- Menunjukan secara tepat proses bisnis dan area operasi yang paling memungkinkan
untuk dilakukan improvement.
- Merupakan langkah awal pada berbagai program perubahan budaya organisasi,
continues improvement, business process re-engineering, competitive benchmarking
dan total quality management.
- Menggambarkan permasalahan kualitas dalam bahasa bisnis/uang, yang merupakan
bahasa yang mudah dimengerti oleh manajemen puncak, untuk kemudian dijadikan
dasar pengambilan keputusan.
- Menunjukan overall index yang menggambarkan kemampuan dan efektivitas
organisasi dalam menjalankan proses bisnis dan menghasilkan produk atau jasa
secara “right first time”.
- Mengurangi waste, delay, dan kesalahan lainnya secara signifikan.
- Perbaikan dan peningkatan komunikasi pada semua level organisasi.
- Membantu para manajer untuk memahami apa-apa yang terjadi pada departemen
yang dipimpin secara detail.
- Meningkatkan kepuasan pelanggan.
- Membantu dalam memprioritaskan proyek peningkatan kualitas pada masa
mendatang.
- Meningkatkan kepuasan karyawan terhadap unit kerjanya.
- Meningkatkan daya saing organisasi/ RS, kemudahan inovasi, serta mengurangi
waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk atau jasa baru.
- Secara keseluruhan dapat meningkatkan marjin keuntungan yang diperoleh.
F. Penyusunan RBA merupakan implementasi perencanaan anggaran (RBA) tahunan
sebagai wujud telah di tetapkannya Instalasi Laboratorium RS di RS XYZ sebagai
Badan Layanan Rumah sakit. Tujuannya untuk merencanakan pendapatan, belanja
dan pembiayaan untuk Tahun Anggaran sesuai dengan Peraturan Pemerindah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri yang mengatur mengenai RBA. Penyusunan RBA
ini dimaksudkan pula untuk mengimplementasi anggaran tahunan. Isi RBA
mencakup, Kinerja tahun berjalan yang dihitung menggunakan prognosa atau
perkiraan realisasi anggaran, terdiri atas: pendapatan, belanja dan pembiayaan
dibandingkan dnegan anggran tahun selanjutnya. Kemudia Rencana pendapatan,
belanja dan pembiayaan tahun anggaran selanjutnya, dimana RBA Belanja disajikan
berdasarkan sumber dana (APBD dan BLUD) dan jenis anggaran (belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, dan belanja modal; kemudia ambang baras anggaran tahun
selanjutnya serta ringkasan anggaran sumber dananya dari BLUD terdiri dari
pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Program kerja yang dapat dilakukan meliputi:


a. Pelatihan staf - Dengan melakukan pelatihan bagi staf, kita dapat memastikan bahwa
mereka memahami proses dan standar pelayanan yang benar.
b. Pemeriksaan dan tes berkala - Ini melibatkan pemeriksaan dan tes berkala pada
produk dan pelayanan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar kualitas.
c. Pengembangan sistem - Ini melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan
bahwa prosedur pelayanan berjalan dengan efisien dan sesuai dengan standar.
d. Untuk alokasi anggaran, kita dapat memasukkan biaya untuk program pelatihan,
biaya tes dan pemeriksaan, dan biaya pengembangan sistem dalam anggaran untuk
Cost of Quality. Alokasi anggaran ini penting untuk memastikan bahwa kita
memiliki sumber daya yang cukup untuk melaksanakan program kerja dan mencapai
tujuan kita.
Dengan menerapkan Cost of Quality dalam RBA Instalasi Laboratorium, kita dapat
memastikan bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan memenuhi tingkat kualitas
yang sesuai dan menjamin keselamatan pasien. Selain itu, implementasi Cost of
Quality juga akan meningkatkan efisiensi dan profitabilitas Rumah Sakit, yang akan
sangat membantu kestabilan jangka panjang Rumah Sakit.
4. A. Beberapa strategi yang bisa dilakukan yaitu :
- Digitalisasi: memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan
efisiensi, seperti telemedis, sistem manajemen elektronik rekam medis, dan
analitik data pasien.
- Keamanan dan privasi data pasien: memastikan bahwa data pasien aman dan
terlindungi saat melakukan digitalisasi.
- Kepemimpinan dan adaptasi: memastikan bahwa kepemimpinan dan staf
mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan memimpin perubahan untuk
mengatasi tantangan baru.
- Kerjasama dan kolaborasi: bekerja dengan pihak lain, seperti pemerintah,
industri, dan komunitas, untuk memecahkan masalah dan memanfaatkan
sumber daya secara efektif.
- Investasi dalam sumber daya manusia: meningkatkan keterampilan dan
kompetensi staf untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dan memastikan
bahwa mereka memiliki akses yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas
mereka dengan efektif.
B. Manajemen Lean adalah filosofi dan metodologi peningkatan kualitas dan efisiensi
bisnis yang diterapkan di berbagai industri termasuk rumah sakit. Tujuannya
adalah menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki nilai tambah bagi pasien dan
memfokuskan pada proses yang memberikan nilai tambah.
5 Prinsip Berfikir Secara Lean yaitu :
1. Fokus pada pelanggan
2. Identifikasi alur dari proses bisnis
3. Menghilangkan hambatan yang mungkin terjadi pada alur perjalanan pasien
4. Mengidentifikasi dan menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki nilai bagi
pelanggan
5. Perbaikan berkelanjutan
8 Contoh Penerapan di RS, yaitu :
1. Lean Six Sigma: menggabungkan metodologi Lean dan Six Sigma untuk
mengatasi masalah-masalah proses di rumah sakit.
2. Visual Management: menggunakan visualisasi untuk menyajikan informasi yang
mudah dipahami dan diterima.
3. Just-in-Time (JIT) Inventory: mengoptimalkan stok obat dan alat medis sehingga
tidak terjadi kelebihan atau kekurangan stok.
4. Process Mapping: menentukan langkah-langkah dalam suatu proses dan
mengidentifikasi tahap-tahap yang tidak efisien.
5. Standard Operating Procedures (SOPs): membuat prosedur operasional standar
untuk memastikan bahwa semua tindakan medis dilakukan dengan cara yang
sama.
6. Kaizen Events: acara-acara yang mengajak tim untuk memecahkan masalah dan
meningkatkan proses di rumah sakit.
7. 5S: metode yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga
lingkungan kerja bersih dan teratur.
8. Value Stream Mapping: menentukan aliran nilai dalam suatu proses dan
mengidentifikasi cara untuk menghapus langkah-langkah yang tidak perlu.
C. Dalam menghadapi perubahan tersebut yang diinginkan oleh RS adalah:
1. Operasional berjalan lancar
2. Menjamin keselamatan pasien
3. Memberikan pelayanan yang berkualitas
4. Memberikan pelayanan yang efektif
5. Memanfaatkan sumber daya yang ada dengan efisien
Dengan terlaksananya hal-hal tersebut maka akan berdampak pada:
1. Tersedianya pelayanan yang efektif
2. Outcomes pasien yang baik
3. Meningkatnya kepuasan pasien
4. Meningkatkan cash-flow rumah sakit
5. Peningkatan pasien secara keseluruhan
6. Meningkatkan nama baik rumah sakit di mata masyarakat
7. Peningkatan keterlibatan dan kepuasan karyawan
8. Mengurangi masa ranap
Hal ini sejalan dengan yang dibutuhkan pasien, yaitu:
1. Outcomes yang menguntungkan pasien
2. Patient safety
3. Penerapan prosedur baru yang sesuai dengan era saat ini
4. Biaya perawatan yang cenderung stabil dan lama meningkat
D. Berikut adalah 8 jenis waste dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit:
1. Overproduction: memproduksi layanan atau obat yang tidak dibutuhkan oleh
pasien
2. Waiting: waktu tunggu yang lama bagi pasien dan staf untuk menyelesaikan
tugas mereka
3. Unnecessary motion: gerakan yang tidak perlu dalam melakukan tugas
sehari-hari
4. Processing errors: kesalahan dalam proses pengobatan, diagnostik, dan
pelayanan lain
5. Excess inventory: stok obat dan alat medis yang berlebihan
6. Unused talent: sumber daya manusia yang tidak dapat digunakan secara
optimal
7. Defects: produk atau layanan yang tidak memenuhi standar kualitas
8. Over-processing: melakukan tindakan medis atau pelayanan yang berlebihan
atau tidak perlu.
5. A. Secara sederhana, konsep SCM adalah strategi yang berhubungan dengan
kegiatan produksi, shipping, dan distribusi produk dari perusahaan kepada pelanggan .
biasanya berhubungan dengan bagaimana strategi seorang manager rantai pasok untuk
meningkatkan skala produktivitas, kualitas,dan effisiensi operasional perusahaan itu
sendiri.
Fungsi supply chain management adalah sebagai penekan biaya dan waktu
pengiriman produk ke pelanggan.
1. Fungsi fisik
Proses produksi merupakan salah satu bentuk dari fungsi fisik rantai
pasok.tahapan perubahan bahan mentah menjadi produk jadi dan biaya yang di
keluarkan selama proses nya juga masuk dalam fungsi fisik SCM.
2. Fungsi mediasi
Dalam menyediakan bahan mentah, perusahaan perlu berhubungan dengan
pemasok, selain itu, dalam pengiriman produknya kepada para pelanggan,
perusahaan juga membutuhkan seorang distributor, dua alasan tersebut adalah
gambaran dari fungsi SCM sebagai mediasi
3. Fungsi biaya
Jika sebuah perusahaan mengatur jalan nya rantai pasok, biaya yang
berhubungan dengan riset pasar, desain produk, biaya operasional lainnya juga
bisa dengan mudah dipantau dan di tinjau kembali.
- Fungsi Supply Chain Management di RS adalah
1. Direktur dapat menentukan obat-obatan, perbekalan medis, serta peralatan medis
yang paling berisiko dan membuat bagan alur rantai perbekalannya.
2. Direktur dapat menentukan titik paling berisiko dalam bagan alur rantai
perbekalan tersebut dan membuat keputusan berdasar riskio dalam rantai
perbekalan tersebut
3. Rumah Sakit memiliki proses untuk melakukan pelacakan retrospektif terhadap
perbekalan yang diduga tidak stabil, terkontaminasi, rusak, atau palsu.
4. Rumah Sakit dapat memberitahu produsen dan/atau distributor bila menemukan
perbekalan yang tidak sesuai standar atau tidak sesuai pemesanan.
- Sehingga Rumah Sakit mendapatkan manfaat:
1. Mengurangi inventory barang dengan berbagai cara
2. Menjamin kelancaran penyediaan barang
3. Menjamin mutu
B. Berikut adalah penerapan Supply Chain Management (SCM) dalam alur
perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis, mulai dari tahap perencanaan
hingga distribusi:
1. Tahap perencanaan dan seleksi perbekalan farmasi: Dalam tahap ini, unit
pelayanan membuat daftar perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis
yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan staf. Dalam hal ini, unit
pelayanan akan mengevaluasi pilihan perbekalan dan memilih perbekalan terbaik
yang memenuhi standar kualitas dan biaya.
2. Tahap persetujuan anggaran untuk pembelian perbekalan farmasi: Setelah seleksi
perbekalan selesai, unit pelayanan akan mengajukan anggaran untuk pembelian
perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis. Anggaran ini harus disetujui
oleh pihak yang berwenang sebelum pembelian dilakukan.
3. Tahap pengadaan perbekalan farmasi: Dalam tahap ini, unit pelayanan akan
melakukan pembelian perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis dari
vendor atau pemasok yang dipilih.
4. Tahap distribusi perbekalan farmasi dari distributor ke rumah sakit: Setelah
pembelian selesai, perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis akan
dikirim dari distributor ke rumah sakit.
5. Tahap penerimaan perbekalan farmasi di instalasi farmasi (IF) dan distribusi
perbekalan farmasi ke pasien: Dalam tahap ini, instalasi farmasi akan melakukan
pemeriksaan dan verifikasi perbekalan farmasi, alat kesehatan, dan alat medis.
Setelah verifikasi selesai, perbekalan farmasi alat kesehatan, dan alat medis akan
didistribusikan ke pasien melalui unit pelayanan.
Berikut adalah visualisasi dari rantai suplai dalam penerapan SCM dalam
perbekalan farmasi:
• Unit pelayanan → Perencanaan dan seleksi perbekalan farmasi
• Unit pelayanan → Persetujuan anggaran untuk pembelian PF
• Unit pelayanan → Vendor/pemasok → Pengadaan perbekalan farmasi
• Vendor/pemasok → Rumah sakit → Distribusi perbekalan farmasi dari distributor
ke rumah sakit
• Instalasi farmasi → Verifikasi dan penerimaan perbekalan farmasi
• Instalasi farmasi → Unit pelayanan → Distribusi perbekalan farmasi ke pasien

6. Pareto

Obat-obat yang terbagi menjadi tiga kelompok, berdasarkan nilai penggunaan


mereka. Kelompok A adalah kelompok yang memiliki nilai penggunaan terbesar,
sekitar 20-30% dari total obat, dan harus mendapat perhatian khusus karena
memberikan kontribusi besar terhadap penggunaan obat secara keseluruhan.
Kelompok B, sekitar 30-50% dari total obat, memiliki nilai penggunaan yang cukup
besar, meskipun tidak sebesar kelompok A, dan harus tetap diperhatikan. Kelompok C
adalah kelompok yang memiliki nilai penggunaan paling kecil, yaitu sisa obat, dan
boleh diabaikan dalam hal pengelolaan gudang farmasi.
Sehingga, manajer logistik harus mengatur serta memantau obat-obat pada
kelompok A dan B dengan lebih serius dan obat-obat pada kelompok C dapat
ditinggalkan.

You might also like