You are on page 1of 1

Nama vidi putra anugrah

Npm 0120131001

Dalam hal pengungkapan hasil pemeriksaan prima facie terbukti tidak benar, Wajib Pajak dapat
menyampaikan pengungkapan pelanggaran tersebut secara tertulis, ditandatangani dan dilampirkan
pada dokumen, sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 239/PMK.03
/2014 Wajib Pajak dapat meloloskan Fasilitas Pasal 8(3) UU KUP digunakan dengan cara sebagai
berikut:

1. Menghitung kurang bayar pajak yang sebenarnya terutang berupa Surat Pemberitahuan
(SPT); SPT yang dibuat sesuai dengan SPT yang diperiksa untuk pembuktian prima facie. Ada
tiga jenis SPT yang dimaksud: •
2. Pemberitahuan tahunan sebagaimana dimaksud dalam UU KUP; • Surat pemberitahuan
berkala sebagaimana dimaksud dalam UU KUP; dan • Surat Pemberitahuan Objek Pajak
sebagaimana dimaksud dalam UU PBB.
3. . Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan itu
sebagai bukti pembayaran sanksi administrasi berupa denda. Namun perlu diingat bahwa
apabila pengungkapan tersebut salah, Wajib Pajak dapat memanfaatkan fasilitas
pengungkapan informasi palsu dalam Pasal 8(3) UU KUP No. 239/PMK.03/2014 Peraturan
Menteri Keuangan tersebut di atas kepada mengungkapkan informasi yang tidak benar
bukan karena kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan, tetapi termasuk tindak pidana jika
pengungkapan ketidakaslian itu dilakukan secara tidak sadar dan disengaja.

Contoh kasus
kasusnya seperti dalam rangka penerapan sistem self assessment secara konsisten, maka
Wajib Pajak melakukan secara sukarela menghitung, membayar dan melaporkan pajak
terutang berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Wajib Pajak tetap memiliki kesempatan untuk mengungkapkan sendiri
kesalahannya dan terhadap Wajib Pajak tidak akan dilakukan Penyidikan, jika memang
dalam pelaporan wajib pajak tersebut terdapat kesalahan yang tidak disengaja pada saat
menyapaikan pelaporan pajaknya.

You might also like