You are on page 1of 8

MAKALAH

ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN DI PUSKESMAS

OLEH
JAZILAH NUR RAFIKA
235170109111052

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Kebakaran bisa terjadi kapan saja dan penyebabnya bisa karena hal yang sama sekali
tidak terduga. Kebakaran rumah dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa diduga, meski sudah
merasa sangat berhati-hati dalam menggunakan perangkat dan peralatan yang
menghasilkan api di dalam rumah, bukan berarti sudah aman dari kebakaran rumah.
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak
dikehendaki dan bersifat merugikan dan pada kondisi tersebut api yang timbul dari
kebakaran tidak dapat dikendalikan dan diluar keinginan manusia. Banyak faktor yang
dapat menjadi sumber penyebab kebakaran rumah, mulai dari konsleting listrik, kebocoran
selang pada kompor gas, membakar sampah, puntung rokok dan lilin saat mati lampu.
Bencana kebakaran merupakan hal yang paling tidak diinginkan karena dapat
menyebabkan kerugian bagi banyak pihak. Bencana kebakaran yang terjadi bukan hanya
menelan korban jiwa, tetapi juga menelan harta benda berharga hingga miliyaran rupiah.
Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi ditengah masyarakat khususnya di
daerah pemukiman, tempat kerja dan gedung- gedung perkantoran. Gedung bertingkat ini
semakin banyak bermunculan di berbagai kota besar di Indonesia dan di berbagai negara.
Laporan tahun 2012 menurut National Fire Protection Assosiaciation (NFPA) telah
terjadi 1.375.000 kasus kebakaran, Tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 9,8% yaitu
terdapat 1.240.000 kasus kebakaran, tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 4,7% yaitu
terdapat 1.298.000 kasus kebakaran. Kerugian akibat kebakaran selama tahun 2012
sampai tahun2014 sekitar 32,6 milyar dolar. Kebakaran di Kota Balikpapan sendiri telah
tercatat dari rekapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) data bencana
selama Januari 2017- Mei 2020 tercatat ada 159 kasus kebakaran yang terjadi di kota
Balikpapan.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama sekaligus ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat
maupun individu. Dalam penggolongan risiko kebakaran,Puskesmas termasuk klasifikasi
ringan namun tetap berpotensi terjadinya kebakaran mengingat aktivitas puskesmas
yang menggunakan daya listrik dan terdapat tabung-tabung gas bertekanan dan
menggunakan bahan bahan kimia yang mudah terbakar dan meledak.
Dampak yang ditimbullkan dari bahaya kebakaran disebabkan adanya nyala api yang
tidak terkendali atau peristiwa berkobarnya api yang tidak terkendali sehingga dapat
mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda. Untuk mengurangi besarnya
kerugian yang diakibatkan terjadinya kebakaran maka bangunan harus dilengkapi dengan
sistem proteksi kebakaran baik secara aktif maupun pasif dengan kelengkapan sarana
penyelamatan dalam rangka mewujudkan kondisi aman dari aman dari kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkungan. Kerugian dari terjadinya kebakaran selain harta benda,
rumah dan tempat usaha yang habis terbakar , juga dapat merenggut korban jiwa seperti
anggota keluarga.

2. Rumusan masalah

Berdasakan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut Bagaimana penyebab terjadinya kebakaran di puskesmas?

3. Tujuan

Untuk mengetahui bagaimana penyebab terjadinya kebakaran di puskesmas.

4. Manfaat

Sebagai media belajar untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan bagi peneliti
khususnya mengenai bagaimana penyebab terjadinya kebakaran di puskesmas.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Definisi
Kebakaran adalah suatu fenomena yang dapat terjadi ketika suatu bahan mencapai
temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen yang menghasilkan panas
dan efek lainnya.1Kebakaran di rumah sakit memiliki karakteristik berbeda dengan tempat
lainnya dikarenakan sifat penghuninya yang beragam, memiliki tingkat kepanikan tinggi,
adanya sifat pekerjaan yang beragam, terdapat bahan terbakar yang relatif tinggi, serta
ditempati 24 jam.2 Kebakaran merupakan bahaya yang mempunyai dampak sangat luas
meliputi dampak sosial dan ekonomi sehingga diperlukan kesiapan untuk menanggulangi
kebakaran. Dampak negatif dari resiko kebakaran menimbukan berbagai akibat yang tidak
diinginkan baik yang menyangkut kerugian secara materi maupun korban jiwa.3
Pusat kesehatan masyarakat meru- pakan layanan publik yang berorientasi lebih
kepada pada bidang preventif berbasis masyarakat. Dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sepatutnya ada standar operasional prosedur (SOP) untuk melindungi
pasien dan paramedik. Ling- kungan kerja puskesmas dan jenis peker- jaan yang
bervariasi serta segala fasilitas dan peralatannya, harus dipelihara sedemikian rupa untuk
menjaga kesela- matan dan keamanan serta mencegah keba- karan dan persiapan
menghadapi bahaya. Puskesmas merupakan garda terdepan dapalm pencegahan jika
terjadi kegawat daruratan maupun memberikan keterampi- lan pertolongan sesuai dengan
kemampuan (Ditjen Binkesmas Depkes, 2005).

2. Penyebab Terjadinya Kebakaran


Menurut Depnaker RI penyebab terjadinya kebakaran bersumber pada tiga faktor, yaitu
sebagai berikut:
a. Faktor manusia
Manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam mengakibatkan
sutau kejadian bencana kebakaran. Faktor manusia sebagaipenyebab kebakaran, antara
lain:
 Menempatkan barang yang mudah terbakar tanpa perlindungan khusus.
 Pemakaian tenaga listrik yang berlebihan.
 Sikap pekerja yang tidak memperhatikan keselamatan kerja.
 Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pekerja.
 Sistem penanggulangan bahaya kebakaran tidak diawasi dengan baik.
b. Unsur alam

Alam adalah semua yang ada di sekitar manusia, termasuk gudang dan tempat
dimana manusia berada. Adapun beberapa faktor lingkungan yang menjadi penyebab
bencana kebakaran, antara lain:
 Petir adalah salah satu penyebab adanya kebakaran.
 Letusan gunung berapi.

c. Faktor Teknis
 Melalui proses fisik atau mekanis sepertin timbulnya panas akibat kenaikan suhu
atau timbulnya bunga api
 Melalui proses kimia yaitu terjadinya suatu pengangkutan, penyimpanan,
penanganan barang atau bahan kimia berbahaya tanpa memperhatikan petunjuk
yang telah ada.

3. Penanggulangan Kebakaran
Menurut Departemen Tenaga Kerja, Training Material K3 Bidang Penanggulangan
Kebakaran, yang dimaksud dengan penanggulangan kebakaran adalah segala daya
upaya untuk mencegah dan memberantas kebakaran. Sedangkan menurut
Kepmenaker RI No.Kep.186/MEN/1999, penanggulangan kebakaran adalah suatu
segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya, seperti
pengadaan sarana proteksi kebakaran dan sarana penyelamat, serta pembentukan
organisasi tanggap darurat untuk menanggulangi kebakaran.
Pencegahan bahaya kebakaran adalah segala usaha yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Pencegahan di sini mengandung dua
pengertian, yaitu:
 Mengevakuasi pasien, dokumen, staff, dan alat medis sebelum api membesar
 Melaporkan kejadian kepada petugas
 Melakukan tindakan pengendalian api dengan APAR seadanya sampai petugas
damkar dating
 Memberikan pengarahan jalur evakuasi kepada staff dan pengunjung puskesmas
 Melakukan pengecekan kembali staff dan pasien untuk memastikan keselamatan
 Petugas damkar melakukan penyisiran terhadap sumber api
Menurut Dinas Kebakaran DKI Jakarta, Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada
bangunan rencana tindakan darurat kebakaran adalah dengan menetapkan metode
tindakan keselamatan yang sistematis dan perintah evakuasi bila terjadi kebakaran.
Rencana tindak darurat kebakaran antara lain :
 Pembentukan tim pemadam kebakaran.

 Pembentukan tim evakuasi.

 Pembentukan tim P3K.

 Penentuan satuan pengamanan.

 Penentuan tempat berhimpun.

 Penyelamat orang yang perlu dibantu (orang tua, orang sakit, orang cacat dan
anak-anak). Rencana tindak darurat ini berlaku pada saat kondisi darurat
kebakaran.
Ditinjau dari ukuran-ukuran struktural terdapat 3 cara untuk dapat mengurangi
kerugian dan atau kerusakan dikarenakan api :
 Mencegah menjalarnya api dari bagian yang satu ke bagian lainnya di dalam
bangunan.
 Membatasi penyimpanan sejumlah bahan yang memiliki sifat mudah terbakar
(combustible) di dalam bangunan.
 Mencegah menjalarnya api dari bangunan satu kebangunan lainnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Peristiwa kebakaran seperti halnya bencana lainnya, jelas tidak bisa dipredeksi,
bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Kebakaran sebenarnya bisa diantisipasi jika
dilakukan pencegahan dan penanganan kebakaran dengan benar untuk
mengurangi kerugian yang ditimbulkan baik harta benda dan nyawa melayang.
Langkah preventif yang dapat dilakukan sebenarnya sangat mudah dan relatif murah
yaitu sikap kesiapsiagaan dari masyarakat dalam menghadapi kebakaran terutama
untuk menjaga keselamatan nyawa sehingga menjadi hal yang penting bagi setiap orang
untuk memiliki keterampilan evakuasi secara mandiri.
2. Saran
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir beberapa faktor yang
menjadi sumber penyebab terjadinya kebakaran seperti pada Penggunaan material
bangunan dan menghindari penumpukan barang mudah terbakar di dalam ruangan,
sumber api seperti bahan bakar, zat kimia, tabung oksigen, harus diletakkan dalam jarak
yang berjauhan dari benda atau material yang mudah terbakar.
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen binkesmas Depkes. 2005. Pedoman Puskesmas dalam Penanggulangan Bencana.


Jakarta.
Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji
Masagung.
Anizar, 2012, Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta :Graha
Ilmu.
SNI 03-3985-2000. Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian Sistem
dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung. 2000
Ramli, Soehatman. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat, 2010.
.

You might also like