You are on page 1of 12

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 10, Nomor 2, Maret 2022


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

FAKTOR - FAKTOR YANG MENYEBABKAN HIPERTENSI


DI KELURAHAN MEDAN TENGGARA

Delfriana Ayu A1, Addina Fitri Sinaga2, Nabila Syahlan2*, Siti Maharani Siregar2, Shakila Sofi2, Rahmad
Siddiq Zega2, Adellia Rusdi2, Annisa2, Tengku Anisa Dila2
1
Dosen Ilmu Medik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
Jl. IAIN, Gaharu, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20232
2
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan
Jl. IAIN, Gaharu, Kec. Medan Tim., Kota Medan, Sumatera Utara 20232
*Corresponding author : nabilasyahlan@gmail.com

ABSTRACT
Lately, hypertension is still the biggest challenge in Indonesia. How not, hypertension is a condition that is often
found in primary health care. This is a health problem with a high prevalence of 25.8%. This study aims to
determine the factors that cause hypertension in the kelurahan of Medan Tenggara in 2021. This research
method uses quantitative research methods, with a cross sectional study approach. Samples were taken for
respondent data using the Slovin formula (1960), and the number of samples obtained was 98 families (family
cards). The process of collecting data by looking at medical records recorded in 2020 and 2021 and conducting
field observations to 11 neighborhoods in the Southeast Medan village by distributing questionnaires to the
public. In conclusion, the factors that cause hypertension in the Medan Tenggara sub-district are tobacco use
behavior (smoking), fruit and vegetable consumption behavior, risky foods, flour processed foods and a history
of other diseases. Based on the results of the data from the research conducted, it can be concluded that the
majority of the highest age affected by hypertension are from the 41-50 year age category occupying the highest
number in the Southeast Medan sub-district, namely 28 respondents (28.5%), with the distribution of tobacco
use (smoking) ) (23.5%), with the distribution of consuming salty foods (34.7%), sweet foods (67.3%), fatty
(39.8%), preservatives (17.3%) and seasonings. (49.0%) and consume instant noodles (29.6%).

Keywords: Hypertension;Risk factors; Health

PENDAHULUAN Beberapa faktor risiko yang tidak dapat


Hipertensi adalah kelainan sistem sirkulasi diubah yaitu: Usia, Jenis kelamin, Laki-laki
darah yang mengakibatkan peningkatan tekanan mempunyai risiko lebih tinggi mengalami
darah diatas nilai normal atau tekanan darah peningkatan tekanan darah dibanding perempuan,
≥140/90 mmHg. Hipertensi atau yang biasa disebut setelah memasuki menopause, prevalensi hipertensi
tekanan darah tinggi merupakan peningkatan pada perempuan naik, setelah usia 65 tahun, akibat
tekanan darah sistolik di atas batas normal yaitu faktor hormonal pada perempuan kejadian
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik hipertensi lebih tinggi daripada laki-laki; Riwayat
lebih dari 90 mmHg. Belakangan ini, hipertensi keluarga.
masih menjadi tantangan terbesar di Indonesia. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu:
Bagaimana tidak, hipertensi merupakan kondisi Merokok; Kurang makan buah dan sayur;
yang sering didapatkan pada pelayanan kesehatan Konsumsi garam berlebih; Berat badan
primer kesehatan. Hal itu dikarenakan masalah berlebih/kegemukan (obesitas); Kurang aktivitas
kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu fisik; Konsumsi alkohol berlebihan; Dislipidemia;
sebesar 25,8%. 1 Diet Tinggi Lemak; Stres.2
Peningkatan tekanan darah yang Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi
berlangsung dalam periode waktu lama (persistent) 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi
dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal primer adalah hipertensi yang belum diketahui
ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak penyebab pastinya. Pada hipertensi primer tidak
(menyebabkan stroke) bila tidak ditangani secara ditemukan penyakit renovaskuler maupun penyakit
dini dan mendapat pengobatan yang sesuai. Banyak lainya. Sedangkan hipertensi sekunder disebabkan
pasien hipertensi dengantekanan darah tidak karena kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
terkendali dan jumlahnya terus naik. Oleh karena kelenjar tiroid (hipertiroid) dan lain-lain.
itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari Penyakit hipertensi dapat menambah
berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Setiap
swasta maupun masyarakat diperlukan agar peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau
hipertensi dapat terkontrol faktor resiko terjadinya 10 mmHg tekanan darah diastolik dapat menambah
hipertensi. risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik

136
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

dan stroke. Terkontrolnya tekanan darah sistolik METODOLOGI PENELITIAN


dapat menurunkan risiko kematian, penyakit Metode penelitian ini menggunakan
kardiovaskular, strok, dan gagal jantung. metode penelitian Kuantitatif, dengan pendekatan
Melakukan pola hidup sehat terbukti dapat cross sectional study. Waktu dan tempat penelitian
menurunkan tekanan darah dan dapat menurunkan dilaksanakan pada tanggal 06 Oktober 2021 di
risiko permasalahan kardiovaskular. Adapun Kecamatan Medan Tenggara, Kota Sumatera Utara
pengaruh tidak signifikan antara BMI, tingkat pada tahun 2021. Sampel pada penelitian ini adalah
pendidikan, dan olahraga terhadap tekanan darah. masyarakat yang berada di wilayah Kelurahan
Akan tetapi, ada pengaruh signifikan antara Medan Tenggara, Sumatera Utara pada tahun 2021
merokok dan konsumsi makanan yang tinggi garam sebanyak 98 KK (Kartu keluarga). Pengumpulan
serta tinggi lemak terhadap tekanan darah. data primer dilakukan dengan observasi langsung
Hipertensi resisten ditandai dengan beberapa ke wilayah kelurahan Medan Tenggara, dengan
kekhasan klinis, seperti riwayat hipertensi, obesitas cara menyebarkan kuesioner dan melakukan
dan faktor-faktor lain yang menyertainya, seperti wawancara kepada masyarakat yang berada di
diabetes, hipertrofi ventrikel kiri, albuminuria dan Kecamatan Medan Tenggara. Variabel yang diteliti
disfungsi ginjal. Adapun pola hidup sehat yang pada penelitian ini yaitu usia, jenis kelamin,
disarankan di antaranya penurunan berat badan, pendidikan terahkir, pekerjaan, penghasilan,
mengurangi asupan garam, olahraga, mengurangi agama, suku, jumlah anak, aktivitas merokok,
konsumsi alkohol, dan berhenti merokok. konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan
Kejadian hipertensi termasuk masalah berisiko, konsumsi makanan olahan tepung, dan
kesehatan yang umum dihidap oleh masyarakat riwayat penyakit. Penelitian ini menggunakan
indonesia dan salah satu penyakit tidak menular Instrument berupa Kuesioner, yang bertujuan untuk
penyebab kematian nomor satu di dunia setiap mendapatkan data karateristik responden dan untuk
tahunnya. Seringkali peningkatan tekanan darah ini mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
tidak menunjukkan gejala atau dikenal dengan terjadinya hipertensi di wilayah Kelurahan Medan
istilah silent killer. Namun hipertensi banyak Tenggara pada Tahun 2021.
dialami pada penduduk usia lanjut tetap saja remaja Pada penelitian ini dalam menghitung
dapat mengalami hipertensi. Menurut hasil banyak sampel yang diambil untuk data responden
Riskesdas 2018, proporsi prevalensi hipertensi dengan menggunakan Rumus Slovin (1960), dan
berdasarkan pengukuran pada kelompok umur 18- didapatkan jumlah sampel sebanyak 98 KK
24 tahun mencapai 13,2%. Yang menunjukkan Responden. Rumus Slovin adalah salah satu rumus
terjadinya peningkatkan sebanyak 4,5% yang biasa digunakan untuk menghitung
dibandingkan data Riskesdas 2013. banyaknya populasi objek yang belum diketahui
Adanya pandemi Covid-19 berisiko untuk karakteristiknya secara spesifik. Dengan rumus ini
meningkatkan kejadian hipertensi pada remaja dapat menghitung banyaknya sampel yang akan di
dimana berpengaruh pada asupan gizi dari makanan ambil dari populasi tersebut. Maka Rumus Slovin
yang dikonsumsi yang menyebabkan obesitas, yang digunakan sebagai berikut :
berkurangnya aktivitas fisik, dan meningkatnya
stress. Akses untuk pelayanan kesehatan pada
remaja saat ini belum menjadi prioritas.
Variabel yang berhubungan dengan
kejadian hipertensi pada lansia di adalah jenis
Catatan :
kelamin, pendidikan, riwayat keluarga, obesitas,
n = Banyaknya Sampel
asupan lemak dan aktivitas fisik, dianjurkan N = Banyaknya Populasi
kepada lansia agar selalu menjaga kesehatan, pola e2 = Taraf nyata/batas kesalahan
makan dan selalu menjalankan pola hidup sehat
Pada penentuan banyaknya sampel yang
serta mengendalikan tekanan darah kepada petugas
akan di ambil pada saat observasi, dilakukan
kesehatan agar selalu memberikan penyuluhan dan
penghitungan sampel dengan rumus slovin, dimana
arahan terutama mengenai kejadian hipertensi.
taraf nyata/batas kesalahan yang dapat digunakan
Tujuan yang mendasari dilakukannya sebesar 5 % atau 10 %. Semakin tinggi taraf
penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor
nyata/batas kesalahan,
yang menyebabkan terjadinya hipertensi di wilayah
kelurahan Medan Tenggara. Masyarakat yang
HASIL PENELITIAN
terkena penyakit hipertensi, dengan jumlah yang
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
tinggi menjadikan hipertensi sebagai prioritas Medan Tenggara, Kota Medan. Pengumpulan data
masalah dalam penelitian ini. ini dimulai pada tanggal 6 – 15 Oktober melihat
Rekam medik “10 Penyakit Terbesar di Puskesmas

137
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

Medan Denai” yang tercatat pada tahun 2020 dan Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat untuk
2021. Kemudian dilakukan observasi lapangan ke karakteristik responden berdasarkan pendidikan
11 Lingkungan yang ada di kelurahan Medan terakhir, yang berpendidikan terakhir SMA
Tenggara dengan penyebaran kuesioner kepada memiliki jumlah terbanyak yaitu 48 responden
masyarakat. (48,9%). Dibandingkan responden yang
Tabel 1. Data Karakteristik Responden berpendidikan terakhir S2 jumlahnya lebih sedikit
menurut Usia yaitu 2 responden (2,04%).
Usia Frekuensi Persentase Tabel 4. Data Karakteristik Responden menurut
(%) Pekerjaan
20-30 Tahun 10 10,2 Pekerjaan Frekuensi Persen (%)
31-40 Tahun 20 24,4
41-50 Tahun 28 28,5 Kepala 5 5,10
51-60 Tahun 19 19,3 lingkungan
61-70 Tahun 14 14,2 PNS 2 2,04
71-80 Tahun 2 2,04 Pengajar 5 5,1
81-90 Tahun 0 0 Wiraswasta 29 29,5
91-100 Tahun 1 1,02 ART 4 4,08
Total 98 100 IRT 43 43,8
Advokat 1 1,02
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat untuk Buruh 1 1,02
karakteristik responden berdasarkan Usia, kategori Mahasiswa 1 1,02
41-50 tahun menduduki angka tertinggi di wilayah Pensiunan 4 4,08
kelurahan Medan Tenggara yaitu sebanyak 28 Tidak bekerja 3 3,06
responden (28,5 %), dan untuk jumlah kategori 81-
90 tahun yaitu tidak ada responden (0 %). TOTAL 98 100
Tabel 2. Data Karakteristik Responden menurut
Jenis Kelamin Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat untuk
Jenis kelamin Frekuensi Persen (%) karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,
diwilayah kelurahan Medan Tenggara para istri
Laki-laki 29 29,5 mayoritas sebagai IRT (Ibu rumah tangga) yaitu
sebanyak 43 responden (43,8%), dan yang
Perempuan 69 70,4 berprofesi sebagai wiraswasta memiliki urutan
kedua terbanyak setelah IRT yaitu sebanyak 29
TOTAL 98 100 responden (29,5%). Untuk jumlah terkecil yaitu 1
responden (1,02%) yang bekerja sebagai advokat,
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat untuk buruh dan mahasiswa.
karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin, Tabel 5. Data Karakteristik Responden menurut
didapat data jenis kelamin Perempuan memiliki Penghasilan
jumlah terbanyak yaitu 69 responden (70,4 %) Penghasilan Frekuensi Persen
dibandingkan yang berjenis kelamin Laki-laki (%)
jumlahnya lebih sedikit yaitu 29 responden (29,5
%). >UMR 28 28,5
Tabel 3. Data Karakteristik Responden menurut <UMR 66 67,3
Pendidikan Terakhir Tidak berpenghasilan 4 4,08
Pendidikan Frekuensi Persen (%)
Terakhir TOTAL 98 100
SD 21 21,4
SMP 10 10 Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat untuk
,2 karakteristik responden berdasarkan penghasilan,
SMA 48 48,9 dimana lebih banyak yang berpenghasilan dibawah
D3 3 3,06 UMR yaitu 66 responden (67,3%). Sedangkan yang
S1 14 14,2 berpenghasilan di atas UMR hanya berjumlah 28
S2 2 2,04 responden (28,5%). Ketentuan UMR di Sumatera
Utara sebesar Rp. 2.500.000.
TOTAL 98 100

138
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

dengan jumlah 67 responden (68 %), dan


Tabel 6. Data Karakteristik Responden menurut pertanyaan kuesioner yang dijawab oleh suami
Agama yaitu 26 responden (27 % ). Kemudian pertanyaan
Agama Frekuensi Persen (%) kuesioner yang dijawab oleh anak yaitu 5
responden (5 %).
Islam 85 87 Tabel 9. Data Karakteristik Responden menurut
Jumlah anak
Kristen 13 13 Jumlah Anak Frekuensi Persen (%)
1 10 10
TOTAL 98 100 3 28 29
4 17 17
Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat untuk
karakteristik responden berdasarkan agama, yang 5 4 4
beragama islam yaitu sebanyak 85 responden
6 5 6
(87%), dan untuk yang beragama kristen yaitu 13
responden (13%). 2 22 22
Tabel 7. Data Karakteristik Responden menurut
Suku
Suku Frekuensi Persen (%) TOTAL 98 100
Batak 29 30
Mandailing
Jawa 30 31 Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat untuk
Batak 17 17 karakteristik responden berdasarkan jumlah anak,
Aceh 2 2 rata-rata masyarakat di wilayah kelurahan Medan
Batak 3 3 Tenggara memiliki jumlah anak 3 (tiga), yang
Simalungun dapat dilihat dari tabel di atas bahwa frekuensi
Padang 7 7 memiliki jumlah anak 3 yaitu 28 responden (29 %),
Batak toba 4 5 dan yang memiliki frekuensi jumlah anak yang
Melayu 4 5 sedikit ada 4 responden (4 %) yaitu dengan jumlah
Karo 1 1 anak 5 (lima). Dari observasi dilapangan yang
Sunda 1 1 dilakukan masih ada beberapa pasangan yang
belum dikaruniai seorang anak.
TOTAL 98 100 Tabel 10. Penggunaan Tembakau (Merokok)

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat untuk Merokok Frekuensi Persen Mean


karakteristik responden berdasarkan suku, yang (%)
bersuku Jawa paling banyak daripada suku yang
lainnya dengan jumlah 30 responden (30%). Ya 23 23,5
Sedangkan jumlah terkecil 1 responden (1%) yaitu
suku karo dan sunda. 1,77
Tabel 8. Data Karakteristik Responden menurut Tidak 75 76,5
Yang menjawab pertanyaan
Yang menjawab Frekuensi Persen (%)
Pertanyaan TOTAL 98 100

Suami 26 27 Berdasarkan tabel 10, faktor penyebab


Istri 67 68 hipertensi berdasarkan penggunaan tembakau
Anak 5 5 (merokok) didapatkan bahwa kategori pengguna
TOTAL 98 100 tembakau (merokok) sebanyak 23 responden
(23,5%) dan yang termasuk kategori tidak
pengguna tembakau (tidak merokok) sebanyak 75
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat untuk responden (76,5%). Akan tetapi sebagian besar
karakteristik responden berdasarkan yang kategori tidak pengguna tembakau adalah perokok
menjawab pertanyaan, untuk yang menjawab pasif karena terkena paparan dari asap rokok
pertanyaan kuesioner yang terbanyak yaitu istri perokok aktif, dan dapat dilihat dari tabel diatas

139
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

rata-rata (mean) penggunaan tembakau (merokok) Pengawet Kadang- 81 82,7


yaitu 1,77. kadang
Tabel 11. Konsumsi Buah dan Sayur Bumbu Sering 48 49,0
Konsumsi Buah Frekuensi Persen Me Penyedap
dan Sayur (%) an
Kadang- 50 51,0
kadang
Sering 52,0 Kopi Sering 20 20,4
Buah 51
Kadang- 78 79,6
Kadang 47 48,0 1,3 kadang
– kadang Minuman Sering 17 17,3
Berkafein
Sering 86 87,8 Kadang- 81 82,7
Sayur kadang

Kadang 12 12,2
Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat faktor
– kadang
penyebab hipertensi berdasarkan konsumsi
makanan berisiko yaitu :
Berdasarkan tabel 11, faktor penyebab  Makanan manis, didapatkan bahwa responden
hipertensi berdasarkan konsumsi buah didapatkan yang mengkonsumsi makanan manis dalam
bahwa responden yang mengkonsumsi buah dalam kategori sering sebanyak 66 responden
kategori sering sebanyak 51 responden (52,0%) (67,3%) dan yang kategori kadang-kadang
dan yang termasuk dalam kategori kadang-kadang sebanyak 32 responden (32,7%).
sebanyak 47 responden (48,0%). Responden yang  Makanan asin, didapatkan bahwa responden
mengkonsumsi sayur dalam kategori sering yang mengkonsumsi makanan asin dalam
sebanyak 86 responden (87,8%) dan yang kategori kategori sering sebanyak 34 responden
kadang-kadang sebanyak 12 responden (12,2%), (34,7%) dan yang termasuk dalam kategori
dan dapat dilihat dari tabel diatas rata-rata (mean) kadang-kadang sebanyak 64 responden
faktor konsumsi buah dan sayur yaitu 1,3. (65,3%).
Tabel 12. Konsumsi Makanan Beresiko  Makanan berlemak, didapatkan bahwa
Makanan Berisiko Frekuensi Persen Mean responden yang mengkonsumsi makanan
(%) berlemak dalam kategori sering sebanyak 39
responden (39,8%) dan yang termasuk dalam
kategori kadang-kadang sebanyak 59
Sering 66 67,3
responden (39,8%).
Makanan
Manis  Makanan dibakar, didapatkan bahwa
Kadang- 32 32, 7 responden yang mengkonsumsi makanan yang
kadang dibakar dalam kategori sering sebanyak 16
Sering 34 34,7 1,67 responden (16,3%) dan yang termasuk dalam
Makanan kategori kadang-kadang sebanyak 82
Asin Kadang- 64 65,3 responden (83,7%).
kadang  Makanan olahan pengawet, didapatkan bahwa
responden yang mengkonsumsi makanan yang
Makanan Sering 39 39,8 olahan pengawet dalam kategori sering 17
Berlemak responden (17,3%) dan yang termasuk dalam
Kadang- 59 60,2 kategori kadang-kadang sebanyak 81 orang
kadang (82,7%).
Makanan Sering 16 16,3  Bumbu penyedap, didapatkan bahwa
Dibakar responden yang mengkonsumsi bumbu
Kadang- 82 83,7 penyebab dalam kategori sering sebanyak 48
kadang responden (49,0%) dan yang termasuk dalam
Makanan Sering 17 17,3 kategori kadang-kadang sebanyak 50
Olahan responden (51,0%).
 Kopi, didapatkan bahwa responden yang
mengkonsumsi kopi dalam kategori sering

140
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

sebanyak 20 responden (20,4%) dan yang Dari hasil data yang didapatkan dan hasil
termasuk dalam kategori kadang-kadang observasi langsung dilapangan ditemukan bahwa
sebanyak 78 responden ( 79,6%). nilai rata-rata (mean) responden yang
 Minuman berkafein, didapatkan bahwa mengkonsumsi makanan olahan tepung yaitu
responden yang mengkonsumsi minuman sebesar 1,51.
berkafein dalam kategori sering sebanyak 17 Tabel 14. Riwayat Penyakit Responden
responden (17,3%) dan yang termasuk dalam
kategori kadang-kadang sebanyak 81 Riwayat Penyakit Frekuen Perse Mean
responden (82,7%). si n (%)
Dari hasil data yang didapatkan dan hasil Ya 3 3,1
Diabetes
observasi langsung dilapangan ditemukan bahwa
nilai rata-rata (mean) responden yang
mengkonsumsi makanan berisiko yaitu sebesar Tidak 95 96,9
1,67.
Tabel 13. Konsumsi Makanan Olahan Tepung Jantung Ya 4 4,1
Makanan Olahan Frekuensi Persen Mean Koroner
1,98
Tepung (%) Tidak 94 95,9

Mie Sering 29 29,6 Gagal Ya 1 1,0


Instant Kadang- 69 72,4 Jantung
kadang Tidak 97 99,0
Sering 27 27,6
Mie Ginjal Ya 0 0
Basah Kadang- 71 72,4 1,51
kadang
Roti Sering 69 70,4 Tidak 98 100

Kadang- 29 29,6 Stroke Ya 2 2,0


kadang
Biskuit Sering 64 65,3 Tidak 96 98,0

Kadang- 34 34,7
kadang Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat faktor
penyebab hipertensi berdasarkan riwayat penyakit
Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat faktor yaitu :
penyebab hipertensi berdasarkan konsumsi  Diabetes, didapatkan bahwa responden yang
makanan olahan tepung yaitu : mempunyai riwayat penyakit diabetes
 Mie instan, didapatkan bahwa responden yang berjumlah 3 responden (3,1%) dan yang tidak
mengkonsumsi mie instan dalam kategori sering mempunyai riwayat penyakit diabetes sebanyak
sebanyak 29 responden (29,6%) dan yang 95 responden (96,9%).
termasuk dalam kategori kadang-kadang  Jantung koroner, didapatkan bahwa responden
sebanyak 69 responden (72,4%). yang mempunyai riwayat penyakit jantung
 Mie basah, didapatkan bahwa responden yang koroner sebanyak 4 responden (4,1%) dan yang
mengkonsumsi mie basah dalam kategori sering tidak mempunyai riwayat penyakit jantung
sebanyak 27 responden (27,6%) dan yang koroner sebanyak 94 responden (95,9%).
termasuk dalam kategori kadang-kadang  Gagal jantung, didapatkan bahwa responden
sebanyak 71 responden (72,4%). yang mempunyai riwayat penyakit gagal
 Roti, didapatkan bahwa responden yang jantung sebanyak 1 responden (1,0%) dan yang
mengkonsumsi roti dalam kategori sering tidak mempunyai riwayat penyakit gagal
sebanyak 69 responden (70,4%) dan yang jantung sebanyak 97 responden (99,0%).
termasuk dalam kategori kadang-kadang  Ginjal, didapatkan bahwa tidak ada responden
sebanyak 29 responden (29,6%). yang mempunyai riwayat penyakit ginjal,
 Biskuit, didapatkan bahwa responden yang dengan jumlah 98 responden (100%).
mengkonsumsi biskuit dalam kategori sering  Stroke, didapatkan bahwa responden yang
sebanyak 64 responden (65,3%) dan yang mempunyai riwayat penyakit stroke sebanyak 2
termasuk dalam kategori kadang-kadang responden (2,0%) dan yang tidak mempunyai
sebanyak 34 responden (34,7%).

141
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

riwayat penyakit stroke sebanyak 96 responden Pada penelitian ini diambil sampel
(98,0%). sebanyak 98 KK (Kepala keluarga) dengan
Dari hasil data yang didapatkan dan hasil menggunakan Rumus Slovin (1960), untuk
observasi langsung dilapangan ditemukan bahwa dilakukan wawancara secara langsung. Setelah
nilai rata-rata (mean) reponden yang memiliki dilakukan observasi ke 11 lingkungan yang ada di
riwayat penyakit yaitu sebesar 1,51. wilayah kelurahan Medan Tenggara, dari hasil
observasi yang dilakukan di lapangan dengan
PEMBAHASAN mengumpulkan data menggunakan kuesioner.
Data Rekam Medik “10 Penyakit Terbesar Kemudian di masukkan ke dalam Master Tabel
di Puskesmas Medan Denai” pada tahun 2020 dan untuk di olah datanya berbentuk tabel dan
2021 yang didapatkan dari Puskesmas Medan diinterpretasikan serta dianalisis sesuai dengan
Denai yaitu pada tabel dibawah ini. variabel yang diteliti. Oleh karena itu, deskripsi
Tabel a. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas variabel dilakukan sebagai berikut.
Medan Denai 2020 Berdasarkan Tabel 1, rasio usia tertinggi
NO Nama Penyakit Jumlah dari pasien hipertensi diketahui berada pada
kategori 41-50 tahun (28,5%). Hal ini tidak sesuai
1 ISPA 1409
dengan penelitian oleh Amanda dan Martini
2 Hipertensi 1298 (2018), dan kasus hipertensi pada kelompok usia
3 DM 882 >50 tahun banyak terjadi karena mereka memasuki
masa lansia. Hipertensi pada usia lanjut dapat
4 DYSPEPSIA 522 terjadi penambahan usia yang menyebabkan
5 FEBRIS 349 kekauan pada arteri sehingga tekanan darah pada
6 DKA 325 lansia meningkat.9 Faktor usia memiliki pengaruh
yang besar terhadap kejadian hipertensi arteri,
7 Kelainan Periodental 312 karena risiko hipertensi meningkat seiring
8 Kelainan Pulpa 215 bertambahnya usia seseorang, demikian juga
tekanan darah. Hal ini dapat disebabkan oleh
9 Katarak 185
berbagai faktor, antara lain perubahan alami pada
10 Diare 122 jantung dan pembuluh darah manusia, yang terjadi
secara alami sebagai proses penuaan (Sheps et al.
2020).
Tabel b. 10 Penyakit Terbesar Puskesmas
Gejala umum hipertensi tidak mempunyai
Medan Denai 2021
penyakit tertentu dan tidak mengetahui bahwa yang
NO Nama Penyakit Jumlah
lain menderita hipertensi. Untuk penderita darah
1 ISPA 736
tinggi, untuk pengobatan karena penyakit
2 Hipertensi 576
disebabkan oleh penyakit lain yang menyebabkan
3 Infeksi Penyakit Usus Lain 358
tekanan darah tinggi, seperti yang mencegah
4 Penyakit pada Sistem Otot 292
kenaikan tekanan darah, kelainan pembuluh darah,
5 Penyakit Kulit Alergi 239
atau sakit kepala terutama saat bangun, segera
6 Kelainan Refraksi 206
menghilang begitu saja. Setelah beberapa waktu
7 Penyakit pada Saluran 183
kemudian, wajah akan terlihat kemerahan, lelah,
Pernapasan Atas
lesu, lemah syahwat, gejala yang mungkin timbul
8 Gingvitis dan Penyakit 152
akibat gangguan pembuluh darah antara lain:
Periodental
mimisan, darah dalam urin (hematuria), gangguan
9 Katarak 119
penglihatan akibat gangguan retina, nyeri di dada
10 Penyakit Pulpa dan Jaringan 85
(angina pectoris), kelemahan dan kelemahan.
Periapikal
kelesuan yang sering disebabkan oleh gangguan
iskemik pada pembuluh darah otak.
Dari hasil data tabel a dan b yang di
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat untuk
dapatkan dari Rekam Medik Puskesmas Medan
karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin,
Denai, terdapat penyakit hipertensi menduduki didapat data jenis kelamin Perempuan memiliki
urutan kedua terbesar yang terjangkit penyakit jumlah terbanyak yaitu 69 responden (70,4 %)
hipertensi. Oleh karena itu kami tertarik untuk dibandingkan yang berjenis kelamin Laki-laki
melakukan penelitian di wilayah kelurahan Medan
jumlahnya lebih sedikit yaitu 29 responden (29,5
Tenggara yaitu meneliti apa yang menjadi faktor-
%). Jenis kelamin adalah faktor risiko yang tidak
faktor penyebab penyakit hipertensi pada
dapat diubah, dimana laki laki mempunyai risiko
masyarakat yang ada di wilayah kelurahan Medan lebih tinggi mengalami peningkatan tekanan darah
Tenggara.

142
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

dibanding perempuan, setelah memasuki berpenghasilan di atas UMR berjumlah 28


menopause, prevalensi hipertensi pada responden (28,5%).
perempuannaik, setelah usia 65 tahun, akibat faktor Dari tabel 4 dan 5, dapat disimpulkan
hormonal pada perempuan kejadian hipertensi lebih bahwa pekerjaan dan penghasilan masyarakat di
tinggi dari pada laki-laki. Hal ini juga berkaitan wilayah kelurahan Medan Tenggara masih kurang
dengan karateristik usia yang terkena hipertensi untuk mencukupi kehidupan keluarga dalam sehari-
yaitu kategori 41-50 tahun menduduki angka hari. Dimana kebutuhan kehidupan yang tidak ada
tertinggi di wilayah kelurahan Medan Tenggara. habisnya, apalagi dimasa pandemi seperti sekarang
Dari observasi yang dilakukan secara langsung, ini. Banyak dari mereka pada masa pandemi Covid-
dengan mewawancarai masyarakat di wilayah 19 mengalami penurunan dalam penghasilan,
kelurahan Medan Tenggara, perempuan yang sudah sebelum pandemi Covid-19. Hal ini berpengaruh
menoupose dan lanjut usia lebih banyak yang terhadap kesehatan masyarakat, dengan pendapatan
terkena hipertensi, yang umurnya berkisar diatas 40 yang kurang mereka tidak dapat membeli makanan
tahun. yang bergizi dan sehat, yang harga nya lebih mahal,
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat untuk dan lebih memilih mengkonsumsi makanan yang
karakteristik responden berdasarkan pendidikan banyak mengandung bumbu penyedap seperti mie
terakhir, yang berpendidikan terakhir SMA instant.
memiliki jumlah terbanyak yaitu 48 responden Berdasarkan Tabel 10, faktor penyebab
(48,9%). Dibandingkan responden yang hipertensi berdasarkan penggunaan tembakau
berpendidikan terakhir S2 jumlahnya lebih sedikit (merokok) didapatkan bahwa kategori pengguna
yaitu 2 responden (2,04%). Hal ini menunjukkan tembakau (merokok) sebanyak 23 responden
bahwa adanya pengaruh pendidikan dengan angka (23,5%), akan tetapi sebagian besar kategori tidak
hipertensi yang tinggi di Kelurahan Medan pengguna tembakau adalah perokok pasif karena
Tenggara. Kurangnya pengetahuan masyarakat terkena paparan dari asap rokok perokok aktif, dan
tentang pola hidup bersih dan sehat dapat dapat dilihat dari tabel diatas rata-rata (mean)
berpengaruh terhadap kesehatan mereka. penggunaan tembakau (merokok) yaitu 1,77.
Masyarakat di Medan Tenggara yang mayoritas Nikotin dalam tembakau bertanggung jawab atas
berpendidikan terakhir SMA, mereka tidak peningkatan tekanan darah segera setelah isapan
memiliki pengetahuan bagaimana perilaku, pola pertama. Nikotin diserap oleh pembuluh darah
hidup, pola makanan yang sehat untuk sehari-hari kecil di paru-paru dan beredar dalam aliran darah.
agar terhindar dari makanan-makanan yang Hormon kuat ini mempersempit pembuluh darah
berisiko terjadinya penyakit hipertensi, yang dapat dan membuat jantung bekerja lebih keras dengan
membahayakan kesehatan mereka. Kebanyakan meningkatkan tekanan. Setelah itu merokok dua
masyarakat yang berada di kelurahan tersebut batang, tekanan sistolik dan diastolik meningkat 10
berpendidikan terakhir SMA mempengaruhi mmHg. Tekanan darah pada tetap pada tingkat ini
pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan hingga 30 menit setelah berhenti.13 Mekanisme
penyakit apa saja yang dapat menjadi faktor-faktor yang mendasari hubungan antara merokok dan
hipertensi, semakin tinggi pendidikan seseorang tekanan darah adalah proses inflamasi.5
semakin besar pengetahuan tentang hipertensi dan Dari hasil data tersebut, perilaku
risiko yang terkait dengannya, serta semakin besar penggunaan tembakau (merokok) baik itu secara
pengendalian hipertensi.10 aktif dan pasif menjadi salah satu faktor penyebab
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat untuk masyarakat terkena hipertensi di wilayah Medan
karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, Tenggara, dimana asap rokok masuk ke dalam
diwilayah kelurahan Medan Tenggara, paru-paru dan beredar dalam aliran darah, yang
masyarakatnya bekerja sebagai Wiraswasta dengan dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat
jumlah 29 responden (29,5%), dan untuk para istri jantung bekerja lebih keras dengan meningkatkan
mayoritas tidak bekerja yaitu hanya sebagai IRT tekanan darah tinggi yang dapat menyebabkan
(Ibu rumah tangga) dengan 43 responden (43,8%), terjadinya penyakit hipertensi. Nikotin dalam
dan yang bekerja sebagai Kepling, PNS, ART, tembakau bertanggung jawab atas peningkatan
Guru, Buruh, Advocat hanya beberapa orang. tekanan darah segera setelah isapan pertama,
Bahkan ada yang tidak bekerja sama sekali dan ada nikotin yang terdapat dalam rokok yang dapat
yang mengharapkan hasil dari pensiunannya. membahayakan kesehatan.
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat untuk Berdasarkan Tabel 11, untuk perilaku
karakteristik responden berdasarkan penghasilan, mengkonsumsi buah didapatkan dalam kategori
dimana lebih banyak yang berpenghasilan dibawah sering 51 responden (52,0%) dan kategori kadang-
UMR yaitu 66 responden (67,3%) dan kadang 47 responden (48,0%). Sedangkan untuk
mengkonsumsi sayur didapatkan dalam kategori

143
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

sering sebanyak 86 responden (87,8%) dan yang Pada tabel 12, yang mengkonsumsi
kategori kadang-kadang sebanyak 12 responden makanan asin dalam kategori sering sebanyak 34
(12,2%), dan dapat dilihat dari tabel diatas rata-rata responden (34,7%) dan yang termasuk dalam
(mean) faktor konsumsi buah dan sayur yaitu 1,3. kategori kadang-kadang sebanyak 64 responden
Dari hasil data yang didapatkan dan hasil (65,3%). Dari wawancara yang dilakukan para
observasi langsung dilapangan masih ada penderita Hipertensi dulunya sering memakan
masyarakat di wilayah kelurahan Medan Tenggara makanan yang asin, apalagi ketika memasak
masih ada yang tidak mengkonsumsi buah dan makanan dirumah untuk penggunaan garam
sayur. Dapat dilihat dari tabel, ada juga yang melebihi 1 sendok teh dalam sehari. Menurut
mengkonsumsinya kadang-kadang yang menjadi WHO, batas maksimal dari makan garam dalam
salah satu faktor pemicu terjadinya atau rentan satu hari adalah 1 sendok teh atau setara dengan 6
terkena hipertensi. Perilaku mengkonsumsi buah gram. Setelah terkena hipertensi, baru mereka
dalam kategori sering dan kadang-kadang hanya mengetahui dan mengurangi mengkonsumsi garam
selisih 4 % saja, yang berarti masyarakat yang ada setiap hari nya, dan itu pun mereka lakukan setelah
di wilayah kelurahan Medan Tenggara masih dianjurkan oleh dokter atau tenaga medis tempat
banyak yang kurang mengkonsumsi buah, dimana mereka melakukan pengobatan. Tidak hanya
kita tau bahwa buah itu sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi, masyarakat yang tidak
tubuh dan banyak mengandung vitamin yang memiliki hipertensi juga mengkonsumsi garam
dibutuhkan oleh tubuh. Ini menjadi faktor yang dalam sehari melebihi 1 sendok teh. Hal inilah
akan menyebabkan terkena hipertensi, karena buah- yang menjadi faktor penyebab masyarakat terkena
buahan sangat bermanfaat bagi tubuh dan hipertensi.
kesehatan. Untuk perilaku mengkonsumsi sayur, Pola makan yang baik untuk penderita
dapat dilihat bahwa kategori sering jauh lebih hipertensi adalah dengan mengurangi konsumsi
banyak dari pada kategori kadang-kadang, hal ini garam dan lemak, pola makan dan sedikit garam
baik untuk masyarakat wilayah kelurahan Medan makan banyak sayur dan buah untuk menghindari
Tenggara, karena sayur adalah makanan yang organ, otak, kuah santan kental, kulit ayam dan
berguna untuk tubuh manusia, yang mengandung banyak minum air putih.12
banyak zat-zat dan vitamin yang diperlukan oleh Makanan asin atau mengandung tinggi
tubuh manusia. Dengan begitu, dapat mencegah natrium dapat mempengaruhi hipertensi. Subjek
penyakit di dalam tubuh salah satunya seperti dengan asupan natrium tinggi lebih beresiko 6 kali
hipertensi. untuk menderita hipertensi dibandingkan dengan
Buah dan sayuran segar merupakan orang yang mempunyai asupan natrium yang
sumber terbaik dan mengandung kalium dan cukup. Efek asupan natrium terjadi pada tahun
magnesium (Choirun dan Umdastus 2014). melalui peningkatan volume plasma, curah jantung,
Penelitian yang dilakukan (Wulandari 2020) juga dan tekanan darah. Mekanisme ini ditekankan pada
menyatakan hal yang sama tidak ada hubungan pasien dengan hipertensi, karena situasi ini diikuti
antara konsumsi sayur dan buah dengan tekanan oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam dan
darah sistolik dan diastolik. Hal yang sama juga normalisasi status hemodinamik. Overdosis
terjadi pada penelitian (Sakinah, et al 2019) yang natrium menyebabkan peningkatan komposisi
dilakukan, dan menemukan bahwa konsumsi sayur natrium dalam larutan ekstrakurikuler.1
dan buah tidak berhubungan dengan terjadinya Pada table 12, perilaku konsumsi makanan
hipertensi. yang manis (67,3%), makanan berlemak (39,8%),
Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat faktor makanan yang dibakar (16,3 %), makanan yang
penyebab hipertensi berdasarkan konsumsi berpengawet (17,3%) dan bumbu penyedap
makanan berisiko yaitu makanan manis, makanan (49,0%) responden. Perilaku konsumsi makanan
asin, makanan berlemak, makanan dibakar, yang manis beresiko juga dapat menyebabkan
makanan olahan pengawet, bumbu penyedap, kopi, masalah lain seperti halnya pada pangan yang
minuman berkafein. Dari hasil data yang memiliki rasa manis. Makanan manis mengandung
didapatkan dan hasil observasi langsung dilapangan karbohidrat sederhana dan tinggi kalori. Makanan
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean) responden berlebihan dengan kepadatan energi tinggi dan
yang mengkonsumsi makanan berisiko yaitu aktivitas fisik ringan juga merupakan faktor
sebesar 1,67. Makanan yang berisiko menjadi obesitas atau kegemukan. Disisi lain makanan yang
faktor terbesar yang menyebabkan hipertensi berlemak mengandung lemak jenuh dan
terhadap masyarakat yang ada di wilayah kelurahan mengandung kolestrol. Asupan lemak yang tinggi
Medan Tenggara. Kebiasaan pola makan yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah
tidak beraturan dan tidak memikirkan resiko-resiko karena banyaknya lemak yang menempel pada
makanan yang mereka makan. dinding pembuluh darah. Kondisi ini dapat

144
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

menyebabkan jantung memompa lebih banyak natrium dalam MSG merupakan salah satu faktor
tekanan darah dan meningkatkan tekanan darah.1 yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.
Masyarakat di wilayah kelurahan Medan Natrium dapat membangun cairan dalam tubuh,
Tenggara mayoritas beraktivitas fisik sedang dan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan
ringan, untuk aktivitas berat hanya beberapa adrenalin, membuat jantung berdetak lebih cepat
responden saja. Ini menjadi salah satu faktor dan lebih keras, dan menyebabkan tekanan darah
penyebab masyarakat terkena hipertensi, dan lebih cepat naik. Selain itu, MSG juga merangsang
masyarakat yang tidak menderita hipertensi dapat sistem saraf simpatis, menyebabkan tidak hanya
menjadi faktor resiko terkena hipertensi jika masih rangsangan vaskular, tetapi juga pelepasan
tidak megontrol diri dan memperbaiki pola makan noradrenalin dan adrenalin ke dalam darah melalui
yang baik serta masih memakan makanan yang medula adrenal. Hormon darah norepinefrin untuk
berisiko bagi kesehatan. vasokonstriksi. Faktor-faktor seperti ketakutan dan
Pada tabel 12, mengonsumsi minuman kecemasan dapat mempengaruhi responpembuluh
kopi terdapat sebanyak (20,4%) dan minuman darah terhadap rangsangan vasokonstriktor, yang
berkafein sebanyak (17,3%) responden. Penelitian dapat meningkatkan tekanan darah.2
lain mengungkapkan bahwa hanya konsumsi Pada tabel 13, perilaku mengkonsumsi
minuman berkafein yang berkontribusi terhadap mie basah terdapat (27,6 %), Roti (70,4%), dan
terjadinya hipertensi. Kebiasaan meminum kopi Biskuit (65,3%) responden. Mie basah juga di olah
dan minuman berkafein sering dikonsumsi oleh dengan tepung yang tidak baik jika dikonsumsi
laki-laki di wilayah kelurahan Medan Tenggara. sering. Mie basah yang banyak di jual, baik dalam
Meminum kopi setiap pagi yang disediakan oleh keadaan mentah maupun sudah dimasak. Mie basah
istrinya ataupun yang dibeli diwarung kopi ketika yang sudah dimasak seperti mie aceh, mie ayam,
sedang duduk santai diwarung kopi. Kebiasaan- dan lainnya menjadi makanan yang sering
kebiasaan ini yang menjadi faktor penyebab dikonsumsi masyarakat, selain enak dimakan juga
masyarakat terkena hipertensi. mudah didapatkan dimana pun. Sedangkan roti dan
Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat faktor biskuit banyak responden yang memakannya setiap
penyebab hipertensi berdasarkan konsumsi hari, dimakan memakan roti dan biskuit sudah
makanan olahan tepung yaitu mie instan, mie mejadi kebiasaan mereka.
basah, roti, dan biskuit. Dari hasil data yang Makanan yang diolah dengan tepung
didapatkan dan hasil observasi langsung dilapangan adalah makann yang kaya akan karbohidrat,
ditemukan bahwa nilai rata-rata (mean) responden dimana berdampak pada gangguan kesehatan.
yang mengkonsumsi makanan olahan tepung yaitu Indeks glikemik yang tinggi pada tepung dapat
sebesar 1,51. Makanan yang diolah dari tepung berpotensi berbagai penyakit seperti penyakit
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan jantung koroner, obesitas, dan tekanan darah tinggi.
masyarakat terkena hipertensi. Terjadinya tekanan darah tinggi, maka akan terkena
Pada tabel 13, Mie instan didapatkan penyakit hipertensi. Hal ini yang menjadikan
bahwa responden yang mengkonsumsi mie instan makanan olahan tepung menjadi salah satu faktor
dalam kategori sering sebanyak 29,6% responden. resiko penyebab hipertensi di wilayah kelurahan
Mie instan adalah makanan yang sudah biasa Medan Tenggara karena masyarakat yang sering
menjadi kaan cepat saji di masyarakat, dimana mie memakan makanan olahan tepung.14
instan menjadi menu favorit sehari-hari, akan tetapi Penyebab lain dari tekanan darah tinggi
bahaya mengkonsumsi mie instan bagi kesehatan adalah penyakit ginjal yang disebut hipertensi
tidak baik. ginjal (renal hipertensi) yaitu penyakit ginjal yang
Hasil penelitian Kim (2019) menyebutkan dapat mempengaruhi kelenjar adrenal, termasuk
bahwa konsumsi mi instan dikaitkan dengan glomerulonephritis pielonefritis, nekrorisis tubular
peningkatan laju tekanan darah tinggi. Hal ini akut, dan tumor ginjal. Penyakit pembuluh darah
dikarenakan mie instan merupakan salah satu akan menyebabkan arteriosclerosis, thrombosis,
makanan yang memiliki bahan pengawet dan emboli kolestetol aneurisma, hyperplasia, penyakit
kandungan yang tinggi. Kandungan natrium mi endokrin seperti diabetes, hipertiroidisme, dan
instan dari Super Marker Products Survey berkisar hipertensi sekunder.15
antara 1095 hingga 1308 mg per kemasan, atau Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat faktor
rata-rata keseluruhan 1256 mg natrium.10 penyebab Hipertensi berdasarkan riwayat penyakit
Kandungan natrium minimal mi instan yaitu diabetes, jantung koroner, gagal jantung,
adalah sekitar 600 mg/paket porsi.4 Selain natrium ginjal, dan stroke. Dari hasil data yang didapatkan
dan lemak, mi instan juga mengandung MSG dan hasil observasi langsung dilapangan ditemukan
(monosodium glutamat). Hal ini membuat rasa mie bahwa nilai rata-rata (mean) reponden yang
instan menjadi asin, manis dan asam. Kadar memiliki riwayat penyakit yaitu sebesar 1,51. Dari

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

hasil data yang didapatkan masyarakat di wilayah dan bumbu penyedap (49,0%) serta mengonsumsi
kelurahan Medan Tenggara sedikit yang memiliki mie instan (29,6%).
riwayat penyakit lain. Riwayat penyakit menjadi
salah satu faktor-faktor penyebab hipertensi, tetapi SARAN
di wilayah kelurahan Medan Tenggara tidak Dengan adanya jurnal ini, dapat berguna
dominan menyebabkan hipertensi pada masyarakat dan meningkatkan wawasan orang lain yang
karena dari data yang didapatkan hanya beberapa membacanya, khususnya para stakeholder setempat
responden yang memiliki riwayat penyakit tersebut. untuk lebih mengedukasi masyarakat kelurahan
Dari penelitian sebelumnya Prof. Dr. R. D. Medan tenggara agar dapat menghindari faktor-
Kandou Manado, seorang profesor di Rumah Sakit faktor resiko hipertensi dan disarankan untuk
Umum Daerah Semarang menemukan bahwa ada individu yang terkena hipertensi agar mengurangi
hubungan antara tekanan darah tinggi dan kejadian konsumsi makanan-makanan yang beresiko
PJK, dan responden yang menderita tekanan darah menyebabkan hipertensi.
tinggi berisiko lebih besar 2,6 kali terkena PJK dari
pada orang yang tidak memiliki tekanan darah UCAPAN TERIMA KASIH
tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan
penelitian Fadika (2015) faktor risiko yang baik berkat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
berhubungan dengan PJK pada orang dewasa di peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Rumah Sakit Umum Daerah Semarang dimana Pembimbing Lapangan, semua anggota kelompok
berhubungan dengan hipertensi dan PJK PBL 01 DR-Terukur UINSU, stakeholder
berhubungan dengan orang yang beresiko terkena kelurahan Medan Tenggara, pihak puskesmas
penyakit hipertensi ada 5,091 orang yang menderita Medan Denai, serta seluruh kepling lingkungan 1
hipertensi, PJK dibandingkan orang yang tidak s/d 11 wilayah medan tenggara yang telah
terkena penaykit hipertensi.6,11 memberikan kerja sama yang baik dalam penelitian
Penelitian lainnya dilakukan oleh ini.
Novriyanti, et al pada tahun 2014 di Poliklinik
kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesain DAFTAR PUSTAKA
Palembang, penderita penyakit jantung korener 1. Ekaningrum, A. Y. Hubungan Asupan Natrium,
menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dengan Lemak, Gangguan Mental Emosional, Dan
lama 11-15 tahun. Hal ini membuat pengidap Gaya Hidup Dengan Hipertensi Pada Dewasa
penyakit Jantung Koroner yang mengidap Di Dki Jakarta’. Journal Of Nutrition College.
hipertensi selama 11-15 tahun mempunyai resiko 2021; 10(2), Pp. 82–92. Doi:
sebesar 2,957 kali dibandingkan periode penyakit 10.14710/Jnc.V10i2.30435.
hipertensi 1-10 tahun.3 2. Ginting, F. L. Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Kejadian Hipertensi Pada Lansia
KESIMPULAN Di Wilayah Kerja Puskesmas Silinda
Penelitian yang dilakukan di kelurahan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013,
Medan Tenggara dan data dari puskesmas Medan Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara.
Denai, masyarakat di wilayah tersebut banyak yang Universitas Sumatera Utara. 2015. Available
menderita penyakit hipertensi. Tingkat penyakit At:
hipertensi yang tinggi ternyata disebabkan oleh Http://Repositori.Usu.Ac.Id/Handle/123456789/
beberapa faktor-faktor resiko. Faktor-faktor yang 41537.
menyebabkan terjadinya hipertensi di kelurahan 3. Monica, R. F., Dkk. Hubungan Hipertensi
Medan Tenggara yaitu perilaku penggunaan Dengan Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien
tembakau (merokok), perilaku mengkonsumsi buah Gagal Jantung Di Rsud Ulin Banjarmasin.
dan sayur, makanan berisiko, makanan olahan Homeostasis. 2019; 2(1), Pp. 121–124.
tepung dan adanya riwayat penyakit lainnya. Available At:
Berdasarkan hasil data dari penelitian Http://Ppjp.Ulm.Ac.Id/Journals/Index.Php/Hms
yang dilakukan dapat disimpulkan, mayoritas usia /Article/View/438.
yang paling tinggi terkena hipertensi ialah dari 4. Nastiti, W. N. Hubungan Aktivitas Fisik,
kategori Usia 41-50 tahun menduduki angka Merokok, Dan Riwayat Penyakit Dasar Dengan
tertinggi di wilayah kelurahan Medan Tenggara Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Usia 20-44
yaitu sebanyak 28 responden (28,5 %), dengan Tahun. Skripsi, Universitas Jember. 2017.
distribusi penggunaan tembakau (merokok) Available At:
(23,5%), dengan distribusi mengonsumsi makanan Http://Repository.Unej.Ac.Id/Handle/12345678
yang asin sebanyak (34,7%), makanan yang manis 9/
(67,3%), berlemak (39,8%), berpengawet (17,3%) 5. Nurhidayat, S. Hubungan Frekuensi Merokok

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 10, Nomor 2, Maret 2022
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
DOI: 10.14710/jkm.v10i2.32252

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat.


Jurnal Kesehatan Mesencephalon. 2018; 4(1).
Doi: 10.36053/Mesencephalon.V4i1.71.
6. Pada, K. Et Al. Hubungan Antara Hipertensi
Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner
Pada Pasien Yang Berobat Di Rumah Sakit
Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Kesmas. 2018; 7(4). Available at:
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8
5616
7. Pradono, J. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Terjadinya Hipertensi Di Daerah Perkotaan
(Analisis Data Riskesdas 2007). Gizi Indonesia.
2014; 33(1), pp. 59–66. doi:
10.36457/gizindo.v33i1.83.
8. Pratama, I. B. A., dkk. Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungmundu. Prosiding Seminar
Nasional Pascasarjana UNNES. 2020; 3(1), pp.
408–413.
9. Seke, P. A., dkk. Hubungan Kejadian Stres
Dengan Penyakit Hipertensi Pada Lansia Di
Balai Penyantunan Lanjut Usia Senjah Cerah
Kecamatan Mapanget Kota Manado. e-journal
Keperawatan(e-Kp). 2016; 4, pp. 1–69.
10. Sutrisno, S., dkk. Hubungan Tingkat
Pendidikan Dan Sikap Terhadap Perilaku
Pengendalian Hipertensi Pada Lansia Di Desa
Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten
Grobogan. The Shine Cahaya Dunia Ners.
2018; 3(2). doi: 10.35720/tscners.v3i2.121.
11. Arifa, S. I., dkk. Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Ginjal Kronik Pada
Penderita Hipertensi Di Indonesia. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2017; 13(4),
319. https://doi.org/10.30597/mkmi.v13i4.3155
12. Aristi, D. L. A., dkk. Hubungan Konsumsi
Makanan Tinggi Natrium dengan Kejadian
Hipertensi pada Buruh Tani di Wilayah Kerja
Puskesmas Panti Kabupaten Jember. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 2020; 23(1), 53–
60. https://doi.org/10.22435/hsr.v23i1.2741
13. Linda, L. The Risk Factors Of Hypertension
Disease. Jurnal Kesehatan Prima. 2018; 11(2),
150. https://doi.org/10.32807/jkp.v11i2.9
14. Nuraeni, E. Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin
Beresiko Dengan Kejadian Hipertensi Di Klinik
X Kota Tangerang. Jurnal JKFT. 2019; 4(1), 1.
https://doi.org/10.31000/jkft.v4i1.1996
15. Tamamilang, C. D., dkk. Hubungan Antara
Umur Dan Aktivitas Fisik Dengan Derajat
Hipertensi Di Kota Bitung Sulawesi Utara.
KESMAS. 2019; 7(5).

147

You might also like