You are on page 1of 7

PERJANJIAN SEWA KENDARAAN

ANTARA
……………………………………
DENGAN
PT………………………………….

Perjanjian Sewa Kendaraan ini dibuat dan ditandatangani pada hari …. tanggal ….. bulan…. tahun
….. , oleh :

1. …………………………………. yang beralamat di Kelurahan ………, RT … / RW …. Kecamatan …….., ,


Dalam hal ini diwakili oleh ……, lahir di ….. tanggal …..bulan….. tahun ……, Pemegang Nomor
Induk Kependudukan …………., selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
2. …………………………………. beralamat di JI….. No…... RT …… / RW ……, kelurahan…………….,
Kecamatan………, Kota……….. Dalam hal ini diwakili oleh …………… selaku Presiden Direktur ,
sehingga dengan demikian berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT.
…………… yang kemudian disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama disebut Para Pihak, dan masing-masing disebut
sebagai "Pihak"

- Bahwa Pihak Kedua bermaksud untuk menyewa kendaraan dari Pihak Pertama dengan
spesifikasi yang tercantum dalam Lampiran.
- Bahwa Pihak Pertama bersedia menyewakan kendaraan kepada Pihak Kedua.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak dengan ini sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI
- "Perjanjian" adalah Perjanjian Sewa Kendaraan ini berikut seluruh lampirannya.
- "Periode Sewa" adalah jangka waktu sewa kendaraan.
- "Biaya Sewa" adalah biaya yang harus dibayar oleh Pihak Kedua selama periode sewa
- "Kendaraan" adalah obyek sewa dari Perjanjian ini.
- "Lepas Kunci" adalah jenis sewa kendaraan yang disewakan Pihak Pertama hanya
kendaraan.

PASAL 2
RUANG LINGKUP
Pihak Kedua menyewa kendaraan milik Pihak Pertama dengan sistem Sewa Bulanan (Lepas Kunci)
untuk menunjang kegiatan operasional pengiriman barang dan Pihak Kedua menerima penyerahan
Kendaraan tersebut dari Pihak Pertama dengan ketentuan dan rincian sebagaimana tercantum
dalam Perjanjian dan lampirannya.
PASAL 3
JANGKA WAKTU
1. Para pihak sepakat bahwa jangka waktu perjanjian ini adalah 1 tahun. Berlaku efektif sejak
tanggal….bulan……. tahun ……. dan akan berakhir pada tanggal …… bulan…… tahun ……. dengan
data unit sebagaimana terlampir dan akan berakhir dengan sendirinya apabila seluruh periode
sewa kendaraan berakhir sebagaimana tercantum dalam lampiran perjanjian ini. Periode sewa
dihitung sejak tanggal Berita Acara Serah Terima Kendaraan dari Pihak Pertama kepada Pihak
Kedua.
2. Jika Pihak Kedua masih menggunakan kendaraan setelah periode sewa berakhir, maka
perjanjian dan periode Sewa dianggap diperpanjang otomatis dengan syarat dan ketentuan
yang sama.
3. Apabila perjanjian ini tidak diperpanjang, maka perlu adanya pemberitahuan 1 minggu sebelum
periode berakhir dengan memenuhi segala kewajiban Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.

PASAL 4
BIAYA SEWA
Biaya Sewa yang disepakati berlaku untuk jangka waktu kontrak 1 ( satu ) tahun dengan biaya sewa
terlampir pada perjanjian ini.

PASAL 5
TATA CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran Biaya Sewa dan biaya terkait lainnya sebagaimana diatur dalam perjanjian ini wajib
dibayarkan oleh Pihak Kedua selambat-lambatnya tanggal ……….. (…) pada setiap bulannya..
Apabila tanggal ……….. (…) yang dimaksud jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur nasional,
maka pembayarannya harus dilakukan oleh Pihak Kedua satu (1) hari sebelumnya.
2. Pembayaran akan dilakukan dengan cara cash.
3. Keterlambatan pembayaran dari jadwal tersebut diatas, Pihak Kedua diberikan waktu selambat -
lambatnya tiga hari kalender dari tanggal jatuh tempo untuk melakukan pembayaran.

PASAL 6
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama wajib menyerahkan kendaraan sesuai dengan lampiran perjanjian dan
dilengkapi dengan berita acara serah terima kendaraan kepada Pihak Kedua di Lokasi yang
telah disepakati
2. Pihak Pertama bertanggung jawab atas biaya perpanjangan surat - surat kendaraan berupa
STNK dan KEUR
3. Pihak Pertama bertanggung jawab terhadap service bulanan. Untuk penggantian oli dan
saringan oli ditanggung oleh Pihak Kedua
4. Pihak Pertama melakukan regular maintenance terhadap unit yang disewakan ke Pihak
Kedua minimal dua bulan sekali yang jadwalnya dinfokan H-7 kepada Pihak Kedua.
5. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab memberikan unit pengganti ( ganti sementara ) jika
terjadi kerusakan unit atau refrigerator.
PASAL 7
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. Pihak Kedua menjamin bahwa barang yang diangkut bukan barang terlarang menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pihak Kedua menjamin bahwa jumlah barang yang diangkut tidak melebihi kapasitas
kendaraan yang tercantum di dalam lampiran.
3. Pihak Kedua menandatangani berita cara serah terima kendaraan. Kendaraan yang diterima
adalah kendaraan pada kondisi diterima di tempat Pihak kedua di JI…….No…….., RT…… / RW
……, untuk itu Para Pihak berkewajiban untuk memastikan kondisi kendaraan
4. Pihak kedua wajib menjaga dan memelihara kendaraan menurut buku manual dan buku
perawatan kendaraan, termasuk namun tidak terbatas, untuk melakukan pencucian,
pembersihan, pemeliharaan normal rutin harian, pemeriksaan terhadap kecukupan rem
mobil, oli mesin, air radiator, air accu, air penghapus kaca, dan tekanan ban dan memastikan
dilakukannva pre dan post delivery inspection saat akan digunakan sehingga kendaraan
dapat dipergunakan dengan baik sesuai fungsi.
5. Pihak kedua waiib memberitahukan kepada Pihak Pertama setiap kecelakaan, kehilangan
atau force majeur, kasus penipuan serta tindak pidana dan kelalaian lainnya paling lambat
1x24 jam untuk proses pengurusan kepada pihak yang berwajib
6. Kendaraan hanya boleh dikemudikan oleh orang yang memiliki SIM yang sesuai dengan
ketentuan klasifikasi ijin mengemudi dari kepolisian Republik Indonesia dan patuh dan
mengetahui peraturan lalu lintas
7. Pihak Kedua wajib menjaga keamanan kendaraan dan memelihara sebaik baiknya STNK atas
kendaraan dan dokumen lainnya yang berada didalam kendaraan.
8. Pihak Kedua wajib menjaga seluruh aksesoris dan perlengkapan kendaraan sebagaimana
kondisi pada saat penyerahan.
9. Memberitahukan Pihak Pertama jika terjadi hal-hal berikut :
a. Pihak Kedua hendak mengganti nama atau alamat
b. Bila terjadi kehilangan, pencurian, penipuan, atau klaim dari PIHAK KETIGA berkenaan
dengan kendaraan
c. Bila ada suatu perubahan didalam tujuan utama penggunaan kendaraan
d. Keamanan kendaraan dilokasi Pihak Kedua dan atau dalam masa persewaan merupakan
tanggung jawab Pihak Kedua.

PASAL 8
LARANGAN
1. Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk merubah :
a. Perincian yang tercatat dalam STNK
b. Tujuan dan maksud penggunaan kendaraan
c. Merubah bentuk asal atau menambah dan menghilangkan bentuk asli kendaraan
d. Pihak kedua tidak berhak mengajukan klaim pemotongan biaya sewa atas unit yang tidak
beroperasional selama kendaraan masih berada di Pihak Kedua.
2. Pihak Kedua dilarang menyewakan lagi kendaraan yang disewa kepada pihak lain atau
memperkenankan pihak lain turut memakai kendaraan yang disewa tersebut.
3. Status kepemilikan kendaraan sepenuhnya ada di tangan Pihak Pertama sehingga Pihak
Kedua dilarang melakukan perbuatan-perbuatan yang bertujuan untuk memindahtangankan
kepemilikannya, seperti menjual, menggadaikan atau melakukan perbuatan-perbuatan lain
yang bertujuan untuk memindahtangankan kepemilikannya.
4. Pelanggaran Pihak Kedua atas ayat 3 di atas merupakan tindak pidana sesuai dengan
ketentuan Pasal 372 KUHP.

PASAL 9
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
2. Perjanjian ini berakhir apabila satu atau lebih dari hal-hal atau kejadian-kejadian berikut ini
terjadi:
a. Terdapat kesepakatan tertulis yang dibuat oleh Para Pihak untuk mengakhiri perjanjian;
b. Seluruh periode sewa telah berakhir dan Pihak Kedua telah melaksanakan seluruh
kewajiban termasuk kewajiban pembayaran berdasarkan Perjanjian;
c. Perjanjian diputuskan oleh Pihak Pertama sebelum jangka waktu perjanjian dan / atau
periode sewa berakhir, dikarenakan hal-hal berikut ini :

1) Pihak Kedua tidak membayar atau hanya membayar sebagian kewajiban kepada Pihak
Pertama berdasarkan perjanjian, termasuk namun tidak terbatas pada kewajiban
pembayaran sewa atau kewajiban-kewajiban lainnya pada waktu yang telah
ditentukan. Dengan berlalunya waktu tersebut dan pembayaran dan/atau kewajiban-
kewajiban tersebut tetap tidak dilakukan, maka tidak diperlukan lagi suatu
pemberitahuan atau peringatan khusus untuk pengakhiran perjanjian;
2) Pihak Kedua dalam keadaan lalai dan wanprestasi berdasarkan perjanjian;
3) Pihak Kedua menghentikan kegiatan usahanya karena sebab apapun;
4) Pihak Kedua tidak memanfaatkan kendaraan sesuai fungsi dan peruntukkannya
sehingga kendaraan mengalami kerusakan diluar kewajaran.
3. Perjanjian diputuskan oleh Pihak Kedua sebelum jangka waktu perjanian berakhir. Atas
pengakhiran tersebut Pihak Kedua akan dikenakan kewajiban pelunasan pembayaran sesuai
dengan periode sewa yang tidak terselesaikan
4. Dalam hal terjadi pengakhiran perjanjian, Para Pihak sepakat mengesampingkan berlakunya
ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, sehingga pemutusan Perjanjian
tidak perlu dilakukan oleh hakim.
5. Apabila terjadi peristiwa pengakhiran perjanjian, maka :
a. Pihak Kedua wajib melunasi biaya sewa dan biaya-biaya lain yang timbul berdasarkan
perjanjian;
b. Pihak Kedua harus dengan segera menyerahkan kembali Kendaraan kepada Pihak
Pertama dalam keadaan baik. Apabila Pihak Kedua masih lalai memenuhi kewajiban
tersebut, maka Pihak Pertama untuk kepentingannya berhak untuk mengambil
kendaraan yang dikuasai oleh Pihak Kedua.

PASAL 10
PEMBERITAHUAN
1. Apabila dalam perjanjian ini dibutuhkan pemberitahuan atau komunikasi lainnya, akan
dilakukan secara tertulis dan disampaikan pada alamat di bawah ini :
……………..
beralamat ……….., RT ……. / RW ……
Handphone: ………………………………..

PT. …………………………………………….
JI. …………….No ……, RT ….. / RW………, ……………
Telp : ……………………………….
Up : ……………………………….

Setiap pemberitahuan, permintaan atau komunikasi lain yang dialamatkan oleh pihak yang
satu kepada pihak yang lainnya dianggap telah diterima jika :
a. Diserahkan secara langsung dan disertai dengan tanda terima;
b. Melalui email dengan konfirmasi melalui telepon;
c. Melalui pos atau kurir 7 (tujuh) hari kalender setelah tanggal pengiriman dengan
melampirkan bukti pengiriman.
2. Apabila terjadi perubahan pada alamat sebagaimana diatur dalam ayat 1 di atas, maka pihak
yang mengalami perubahan alamat wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak
lainnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja sebelum alamat baru berlaku secara efektif.

PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEUR )
1. Keadaan memaksa (force majeure) adalah kejadian-kejadian yang terjadi diluar kemampuan /
kehendak Para Pihak, antara lain kebakaran, gempa bumi, sunami, banjir, huru-hara, yang
secara langsung mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan / atau tidak dapat
dilaksanakannya kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian, dan Pihak yang bersangkutan
telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengatasi keadaan memaksa (force majeure)
tersebut.
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan keterlambatan
dan / atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, maka
pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan secara tertulis adanya keadaan memaksa
(force majeure) tersebut. Segera setelah diterimanya pemberitahuan tertulis tentang adanya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut, Para Pihak akan mengadakan musyawarah untuk
menentukan keadaan memaksa (force majeure) tersebut serta cara penyelesaiannya.
3. Apabila Pihak yang terkena keadaan memaksa (force majeure) tidak memberikan
pemberitahuan adanya keadaan memaksa (force majeure), atau pemberitahuan tidak disertai
dengan alasan atau tidak dapat dibuktikan atau telah lewat batas waktu pemberitahuan, maka
keadaan memaksa (force majeure) dianggap tidak pernah terjadi.
4. Apabila terjadi keterlambatan dan / atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban yang
tercantum dalam perjanjian ini oleh salah satu pihak yang disebabkan kejadian diluar
kemampuan atau kehendak pihak yang bersangkutan, maka keterlambatan dan / atau
kegagalan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kelalaian atau kesalahan dari pihak yang
bersangkutan. Pihak yang bersangkutan akan dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan
dari pihak lainnya.
5. Apabila keadaan memaksa (force majeure) berlangsung secara terus-menerus melebihi 30
(tiga puluh) hari kalender dan hal tersebut mengakibatkan pihak yang bersangkutan tidak
dapat melaksanakan sebagian atau seluruh kewajibannya, maka pihak lainnya secara sepihak
dapat mengakhiri perjanjian ini dengan memberitahukan secara tertulis selambat-lambatnya 3
(tiga) hari kalender sebelum tanggal pengakhiran yang dikehendaki oleh pihak yang
memutuskan perjanjian.
PASAL 12
KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Lampiran. Lampiran-lampiran perjanjian ini merupakan satu kesatuan dokumen yang tidak
terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Hukum. Perjanjian ini ditafsirkan, diatur dan dilaksanakan berdasarkaan Hukum Negara
Republik Indonesia.
3. Penyelesaian Perselisihan. Dalam hal terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, dan / atau
pertentangan sehubungan dengan penafsiran dan / atau pelaksanaan Perjaniian ini, maka Para
Pihak sepakat untuk menyelesaikannya terlebih dahulu secara musyawarah. Jika perselisihan
diantara Para Pihak tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam 10 (sepuluh) hari
kalender sejak timbulnya perselishan, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya
melalui Pengadilan Negeri yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
4. Amandemen. Para Pihak sepakat bahwa hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan
diatur kemudian dalam suatu amandemen yang disetujui bersama secara tertulis oleh Para
Pihak dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Demikian perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) asli, yang masing-masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi Para Pihak.

Pihak Pertama Pihak Kedua


…………………….. PT. …………………………………………..

Nama : …………….. Nama : …………………….


Jabatan : …………………….
LAMPIRAN 1 PERJANJIAN SEWA KENDARAAN

Jenis Kendaraan No Polisi No Mesin No Rangka Periode Sewa Biaya Sewa Lepas Kunci
……………………….. ………………. ………………………… ………………………….. ……………………………… …………………………

Note :

You might also like